Konflik Internal Partai (Studi Kasus: Pemilihan Ketua Partai Golkar Kabupaten Karo 2017)

BAB II
PROFIL PARTAI GOLKAR
2.1 Sejarah Partai Golkar
Sejarah Partai Golkar bermula saat dibentuknya Sekretariat Bersama
Golongan Karya (Sekber Golkar) pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar
didirikan oleh golongan militer khusunya Perwira Angkatan Darat yang
menghimpun puluhan organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani serta
nelayan. Pada awal mula pembentukannya, Sekber Golkar diketuai oleh Brigadir
Jenderal (Brigjen) Djuhartono. Pada bulan desember 1965 dilakukan Musyawarah
Kerja Nasional (Muskernas) I, dan kemudian posisi Brigjen Djuhartono sebagai
ketua digantikan oleh Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati. Jumlah
anggota Sekber Golkar saat pertama kali dibentuk berjumlah 61 organisasi
fungsional, yang kemudian bertambah menjadi 291 organisasi fungsional.
Organisasi – organisasi yang ada di dalam Sekber Golkar tadi dikelompokkan
menjadi 7 Kelompok Induk Organisasi atau yang disingkat menjadi KINO, yaitu 32
a. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
b. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
c. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
d. Organisasi Profesi
e. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
f. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)

32

Sejarah Partai Golkar https://partaigolkar.or.id/sejarah diakses pada tanggal 25-06-2017 ; 18.30 WIB

28

Universitas Sumatera Utara

g. Gerakan Pembangunan Untuk Menghadapi Pemilu 1971
Pada tanggal 4 Februari 1970 KINO memutuskan untuk ikut serta dalam pemilu
melalui satu nama dan satu gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Setelah
pemilu selesai, hasilnya menunjukkan bahwa Golkar mendapatkan suara yang
banyak dengan 34.348.673 jumlah suara atau 62,79% dari total perolehan suara.
Pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber Golkar mengubah namanya menjadi Golkar.
Akan tetapi Golkar menyatakan bahwa dirinya bukan termasuk ke dalam sebuah
partai politik. Kemudian pada September 1973, Golkar menyelenggarakan
Musyawarah Nasional (Munas) pertama di Surabaya. Dalam Munas ini Mayor
Jenderal Amir Murtono terpilih menjadi Ketua Umum Golkar.
Setelah terjadinya peristiwa G30S PKI, Golkar yang saat itu didukung oleh
militer yakni Soeharto sebagai pimpinannya berusaha untuk melumpuhkan

kekuatan PKI yang kemudian dilanjutkan dengan melumpuhkan Soekarno yang
saat itu menjabat sebagai presiden. Setelah Soekarno turun dari jabatannya,
Soeharto berhasil duduk sebagai presiden untuk menggantikannya. Mulai dari
tahun 1971 - 1997 Soeharto berhasil menguasai rezim orde baru, dimana semua
jabatan dalam struktur eksekutif, yudikatif dan legislatif hampir semuanya diisi
oleh kader Golkar. Pada tahun 1998 tuntutan agar Presiden Soeharto untuk turun
dari kursi kepresidenan mulai disuarakan di seluruh negri. Akhirnya gerakan
mahasiswa berhasil membuat Soeharto untuk turun dari jabatannya. Jatuhnya
rezim orde baru dan dimulainya era reformasi, membuat banyak kalangan
memperkirakan bahwa Golkar juga akan runtuh bersama dengan rezim yang
menjadi patron politiknya.

29

Universitas Sumatera Utara

Sebagai tulang punggung kekuasaan orde baru, Golkar menjadi sasaran
kemarahan dari kelompok masyarakat yang merasa dirugikan oleh sistem yang
dikembangkan selama Orde Baru. Oleh karena itu Golkar segera melakukan
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk merespon perubahan politik

yang terjadi dan melakukan pemilihan ketua umum Golkar. Setelah itu pemilihan
ketua umum Golkar pada 1998 dilaksanakan dan dimenangkan oleh Akbar
Tandjung yang berasal dari kelompok politikus sipil pro – reformasi dengan
mengalahkan Edi Sudrajat yang berasal dari kalangan militer. Setelah terpilih
menjadi ketua umum, Akbar Tandjung dengan segala cara berusaha
mempertahankan eksistensi dan melakukan perubahan terhadap wajah Golkar.
Pertama, dengan menghapuskan peran dewan pembina yang memiliki kekuasaan
penuh atas keputusan Golkar. Kedua, mengubah Golkar menjadi Partai Golkar.
Dan ketiga, menetapkan mekanisme pemilihan ketua umum Partai Golkar dengan
cara Musyawarah Nasional (Munas). Dukungan yang dilakukan Partai Golkar di
bawah kepemimpinan Akbar Tandjung terhadap reformasi menimbulkan
perbedaan pandangan di dalam tubuh Golkar itu sendiri dan mengakibatkan
keluarnya beberapa kader dan pemisahan diri organisasi yang dikenal sebagai
pendukung Golkar. Salah satu kader senior yang keluar dari Partai Golkar adalah
Edi Sudrajat. Edi Sudrajat memutuskan keluar dan membentuk partai baru yakni
Partai Keadilan dan Persatuan (PKP).
Pada tahun 1999 Partai Golkar ikut dalam pemilu pertama era reformasi dan
bersaing ‘secara adil’ dengan partai politik lainnya. Partai Golkar mendapatkan
suara terbesar kedua dengan jumlah 120 kursi di DPR setelah suara Partai


30

Universitas Sumatera Utara

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Demikian halnya pada pemilu tahun
2004, Golkar berhasil meraih suara terbesar dibanding partai politik lainnya
dengan kenaikan jumlah kursi di DPR dari 120 menjadi 128. Pada tahun yang
sama Partai Golkar juga menyelenggarakan Musyawarah Nasional untuk memilih
ketua umum. Pada periode ini Jusuf Kalla terpilih sebegai ketua umum tahun
2004-2009. Karena merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jusuf Kalla
beberapa tokoh keluar dari Partai Golkar yakni Wiranto dan Prabowo. Dimana
setelah itu Wiranto kemudian memutuskan untuk mendirikan Partai Hati Nurani
Rakyat (Hanura) sedangkan Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra).
Pada pemilu selanjutnya tahun 2009 jumlah suara Partai Golkar turun ke
posisi kedua setelah suara Partai Demokrat dengan perolehan 107 kursi di DPR.
Pada tahun ini juga Musyawarah Nasional kembali dilaksanakan. Pemilihan
dimenangkan oleh Aburizal Bakrie. Oleh karena itu Surya Paloh yang sebelumnya
menjadi rivalnya dalam perebutan kursi Ketua Umum memutuskan untuk keluar
dari Partai Golkar dan mendirikan Partai Nasional Demokrasi (Nasdem). Pada

tahun 2014 Partai Golkar tetap berada di posisi ke dua dengan perolehan jumlah
kursi di DPR menurun dari 107 menjadi 91. Pada tahun 2014 Musyawarah
Nasional untuk pemilihan ketua umum Partai Golkar tidak dilaksanakan.
Penyebab Munas tidak terlaksana karena hasil rekomendasi Munas sebelumnya
yakni Munas Riau menyatakan bahwa masa kepengurusan akan diperpanjang
sampai tahun 2015.

31

Universitas Sumatera Utara

Banyak kader senior yang menganggap terdapat perbedaan antara AD/ART
Partai Golkar dengan rekomendasi Munas di Riau. Padahal sesuai dengan
AD/ART yang ada Partai Golkar harus melaksanakan Munas 5 tahun sekali yakni
selambat – lambatnya tanggal 8 Oktober 2014 mengingat Munas di Riau
dilaksanakan pada 8 Oktober 2009. Sehingga tidak ada yang namanya
perpanjangan kepengurusan sampai tahun 2015. Hal inilah akhirnya menimbulkan
konflik di tubuh Partai Golkar. Akibatnya Partai Golkar terpecah menjadi dua
kubu yakni kubu Aburizal Bakrie yang mendukung perpanjangan kepengurusan
dan kubu Agung Laksono yang menginginkan Munas untuk segera dilaksanakan.

Oleh karena itu terjadi dualisme dalam kepengurusan Partai Golkar. Kemudian
konflik ini semakin memanas ketika kubu Aburizal Bakrie mengadakan munas di
Bali dengan hasil bahwa ARB kembali terpilih secara aklamasi sebagai ketua
umum Golkar. Tidak sepakat dengan Munas yang dilaksanakan di Bali, kubu
Agung Laksono mengadakan Munas Tandingan di Ancol. Menurut kubu Agung
Laksono, Munas yang diselenggarakan di Bali adalah Musyawarah Nasional Luar
Biasa karena diusulkan oleh DPD tingkat I, sehingga ARB tidak bisa maju
kembali mencalonkan sebagai ketua umum. Setelah mengalami dinamika yang
cukup panjang, akhirnya dualisme tersebut berakhir dengan keluarnya SK
Menkumham yang “menghidupkan” kembali kepengurusan Partai Golkar hasil
Munas Riau yang diselenggarakan pada 2009 lalu. Pemberlakuan kembali
kepengurusan Riau ditegaskan dalam Surat Keputusan Menkumham dengan
Nomor M.HH-02.AH.11.01/2016, yang menyatakan Menkumham mengesahkan

32

Universitas Sumatera Utara

kembali surat Menkumham Nomor M.HH-21.AH.11.01/2012, tentang Komposisi
DPP Partai Golkar.

Partai Golkar memiliki paradigma yang berisi pokok - pokok doktrin, visi,
misi dan paltform politik. Doktrin yang diterapkan dalam Partai Golkar adalah
doktrin karya kekaryaan, yaitu Karya Siaga Gatra Praja. Hal ini dimaknai bahwa
Partai Gokar melihat masyarakat dalam perspektif fungsi, bukan dalam perspektif
ideologi, apalagi aliran. Doktrin ini berorientasi pada program (program oriented)
atau pemecahan masalah (problem solving), bukan berorientasi pada aliran atau
ideologi (ideology oriented). Partai Golkar juga memiliki visi dan misi. Visinya
adalah untuk terwujudnya masyarakat Indonesia yang bersatu, berdaulat, maju,
modern, damai, adil, makmur, beriman dan berakhlak mulia, berkesadaran
hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
bermartabat dalam pergaulan dunia. 33
Sedangkan misi Partai Golkar :
a. Menegaskan, mengamankan, dan mempertahankan Pancasila sebagai
dasar negara dan ideologi bangsa demi memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Mewujudkan cita-cita proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan
nasional di segala bidang untuk merealisasikan masyarakat yang
demokratis dan berdaulat, sejahtera dan makmur, menegakkan supremasi

33


Ibid

33

Universitas Sumatera Utara

hukum dan menghormati hak asasi manusia, serta terwujudnya ketertiban
dan perdamaian dunia.
c. Mewujudkan pemerintahan yang efektif dengan tata pemerintahan yang
baik, bersih, berwibawa dan demokratis. 34
Partai Golkar memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapainya, yakni :
a. Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila serta menegakkan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Menciptakan masyarakat adil dan makmur, merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Mewujudkan


kedaulatan

rakyat

dalam

rangka

mengembangkan

kehidupan demokrasi, yang menghormati dan menjunjung tinggi
kebenaran, keadilan hukum dan hak asasi manusia. 35
Untuk mencapai tujuan yang telah dipaparkan di atas, maka Partai Golkar
memiliki tugas pokok yakni memperjuangkan terwujudnya cita-cita bangsa dan
tujuan nasional melalui peningkatan segala aspek kehidupan yang meliputi
ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan
nasional.

34

35

Ibid
Ibid

34

Universitas Sumatera Utara

Di sebuah organiasi pasti ada yang namanya landasan ataupun platform
yang digunakan sebagai dasar dalam menjalankan organisasi. Partai Golkar juga
memiliki platform, adapun yang menjadi landasan Partai Golkar sebagai berikut :
a. Senantiasa berwawasan kekaryaan dalam mewujudkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
b. Mengembangkan wawasan kebangsaan sebagai satu-satunya cara
pandang mengatasi perbedaan faham, golongan, dan kelompok atas dasar
suku, etnis, agama, aliran, dan budaya sehingga seluruh bangsa Indonesia
terhimpun dalam kekuatan besar.
c. Mengembangkan ciri pluralisme dalam persatuan dengan menampung

kemajemukan bangsa Indonesia yang terpatri dalam semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
d. Mempertahankan komitmen terhadap kemajuan demokrasi dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai dasar yang tertuang dalam pembukaan UUD
1945.
e. Berjuang secara konsisten mewujudkan kesejahteraan, keadilan, dan
kecerdasan rakyat secara menyeluruh, menurunkan kemiskinan dan
pengangguran, meningkatkan pendapatan, meningkatkan kualitas dan
pemerataan pendidikan, meningkatkan kesehatan.
f. Mempertahankan komitmen dalam penegakan supremasi hukum dan hak
azasi manusia serta mewujudkan pemerintahan yang bersih dalam tata
kehidupan yang demokratis dan konstitusional.

35

Universitas Sumatera Utara

g. Mengembangkan penghayatan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber
dari ajaran agama untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
sekaligus sebagai sumber motivasi dan inspirasi dalam pembangunan.
h. Mewujudkan pengelolaan kekayaan alam scara efisien, berdaya guna dan
berkesinambungan serta peduli terhadap kelestarian lingkungan.
i. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan sosial untuk mewujudkan
ketahanan nasional. 36
2.2 Struktur DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kabupaten Karo berada di Jalan Jamin
Ginting No. 13 Kabanjahe Kabupaten Karo. Di bawah ini merupakan susunan
komposisi dan personalia DPD Partai Golkar Kabupaten Karo masa bakti 2015 –
2020 : 37
NO.

NAMA

JABATAN

1.

Ferianta Purba, SE.

Ketua

2.

Bahagia Tarigan

Ketua Harian

3.

Amry Kesuma, SP.

Wakil

Ketua

Bagian

Organisasi,

Keanggotaan, dan Kaderisasi
4.

Sedarmin Perangin-angin

Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu

5.

Jun Adi Arief Bangun

Wakil

Ketua

Bagian

Pengabdian

Masyarakat

36

Ibid
Lampiran Keputusan DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara No 1/KEP-25/GK-KARO/XI/2016. 6
April 2017

37

36

Universitas Sumatera Utara

6.

Ir. Indra Bangun

Wakil Ketua Bagian Koperasi, Wiraswasta
dan UMKM

7.

Ir. Amri Tarigan, Dipl.SE

Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan
Cendikiawan

8.

Sri Rahmat Tarigan, SH.

Wakil Ketua Bagian Pemuda dan Olahraga

9.

Maya Ginting, SH.

Wakil

Ketua

Bagian

Pemberdayaan

Perempuan
10.

Petra Jaya Purba

11.

Dra.

Gloria

Wakil Ketua Bagian Seni dan Budaya
Magdalena Wakil Ketua Bagian Kerohanian

Sembiring
12.

Harya PB. Purba, SE.

Wakil Ketua Bagian Tani, Nelayan

13.

Marta Bangun

Wakil Ketua Bagian Pedesaan dan Daerah
Tertinggal

14.

Hendrik Roy Ginting

Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM

15.

Jusuf Noviandy Tarigan

Wakil Ketua Bagian Komunikasi, Media,
dan Penggalang Opini

16.

Firman

Firdaus

Sitepu, Sekretaris

SH.
17.

18.

Roy

Belanta

Syahputra, Wakil

Sekretaris

Bagian

SH.,MH.

Keanggotaan, dan Kaderisasi

Josep Aprianta Tarigan, ST.

Wakil

Sekretaris

Bagian

Organisasi,

Pemenangan

Pemilu
19.

Masdan br. Ginting

37

Universitas Sumatera Utara

20.

Jaya Perangin - angin

Wakil

Sekretaris

Bagian

Koperasi,

Wiraswasta dan UMKM
21.

Amelia Kosasi

Wakil Sekretaris Bagian Pendidikan dan
Cendikiawan

22.

Edward Nala Bangun

Wakil Sekretaris Bagian Pemuda dan
Olahraga

23.

Siska Meliala

Wakil Sekretaris Bagian Pemberdayaan
Perempuan

24.

Aidi Halilintar Depari, SH.

Wakil Sekretaris Bagian Seni dan Budaya

25.

Rosmini

Wakil Sekretaris Bagian Kerohanian

26.

Holmes Ginting

Wakil Sekretaris Bagian Tani, Nelayan

27.

Victory Purba, SH.

Wakil Sekretaris Bagian Pedesaan dan
Daerah Tertinggal

28.

Rheinhard Manurung, SH.

Wakil Sekretaris Bagian Hukum dan HAM

29.

Jack Ricardo Perangin - Wakil

Sekretaris

Bagian

angin

Media, dan Penggalang Opini

30.

Satria Paulus Kaban

Bendahara

31.

Edhie Surbakti

Wakil

Bendahara

Bagian

Komunikasi,

Organisasi,

Keanggotaan, dan Kaderisasi
32.

Andhy Gray Sinuhaji, SE.

Wakil Bendahara Bagian Pemenangan
Pemilu

33.

Wahid Atang Perangin – Wakil
angin

Bendahara

Bagian

Pengabdian

Masyarakat

38

Universitas Sumatera Utara

34.

Hendra PIN

Wakil

Bendahara

Bagian

Koperasi,

Wiraswasta dan UMKM
35.

Ramona Sitepu

Wakil Bendahara Bagian Pendidikan dan
Cendikiawan

36.

Ases Ginting

Wakil Bendahara Bagian Pemuda dan
Olahraga

37.

Lusida Sembiring, SH.

Wakil Bendahara Bagian Pemberdayaan
Perempuan

38.

Anita Chrsity br. Ginting

Wakil Bendahara Bagian Seni dan Budaya

39.

Nilawaty

Wakil Bendahara Bagian Kerohanian

40.

Imam

Syahputra

Jaya Wakil Bendahara Bagian Tani, Nelayan

Ginting
41.

Randy M. Idris Sembiring

Wakil Bendahara Bagian Pedesaan dan
Daerah Tertinggal

42.

Jeprianto Sembiring, SH.

Wakil Bendahara Bagian Hukum dan
HAM

43.

44.

Jimmy

Hendrawan Wakil Bendahara Bagian Komunikasi,

Sinulingga

Media, dan Penggalang Opini

Jamin Reinhard Silalahi

Anggota Bagian Organisasi, Keanggotaan,
dan Kaderisasi

45.

Anes Munthe

Anggota Bagian Organisasi, Keanggotaan,
dan Kaderisasi

46.

Alfino Sitepu

Anggota Bagian Organisasi, Keanggotaan,
dan Kaderisasi

39

Universitas Sumatera Utara

47.

M. Karbena Tarigan

Anggota Bagian Pemenangan Pemilu

48.

Magdalena Simbolon

Anggota Bagian Pemenangan Pemilu

49.

Arizona Purba

Anggota Bagian Pemenangan Pemilu

50.

Terulin Ginting

Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat

51.

Desma

Kartini

Tarigan, Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat

52.

Perwira Sebayang

Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat

53.

Harris Sembiring

Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan

S.Pd.

UMKM
54.

Andreas L. Tarigan

Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan
UMKM

55.

Zainul Manik

Anggota Bagian Koperasi, Wiraswasta dan
UMKM

56.

Benyamin Ginting

Anggota

Bagian

Pendidikan

dan

Pendidikan

dan

Pendidikan

dan

Cendikiawan
57.

Oktavianus Ginting Munthe

Anggota

Bagian

Cendikiawan
58.

Sofyan Effendy

Anggota

Bagian

Cendikiawan
59.

Jean Hendry Ginting

Anggota Bagian Pemuda dan Olahraga

60.

Negro Ginting

Anggota Bagian Pemuda dan Olahraga

61.

Rukun Sembiring

Anggota Bagian Pemuda dan Olahraga

40

Universitas Sumatera Utara

62.

Susan Ginting

Anggota

Bagian

Pemberdayaan

Bagian

Pemberdayaan

Bagian

Pemberdayaan

Perempuan
63.

Andriana Sitepu

Anggota
Perempuan

64.

Inez Cyntia Sembiring

Anggota
Perempuan

65.

Parulian Naibaho

Anggota Bagian Seni dan Budaya

66.

Pino Nasution

Anggota Bagian Seni dan Budaya

67.

Simon Simbolon

Anggota Bagian Seni dan Budaya

68.

Ust. Suherman Hutapea

Anggota Bagian Kerohanian

69.

Dina Sinaga

Anggota Bagian Kerohanian

70.

Susi Fransisca Peranginangin Anggota Bagian Kerohanian

71.

Melda Wati Ginting

Anggota Bagian Tani, Nelayan

72.

Sastra Purba

Anggota Bagian Tani, Nelayan

73.

Disman Maranata

Anggota Bagian Tani, Nelayan

74.

Fitrianingsih

Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah
Tertinggal

75.

Josua Ginting

Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah
Tertinggal

76.

Dwi Elpride Barus

Anggota Bagian Pedesaan dan Daerah
Tertinggal

77.

Lasrohanida Malau

Anggota Bagian Hukum dan HAM

41

Universitas Sumatera Utara

78.

Lidoi Sembiring

Anggota Bagian Hukum dan HAM

79.

Alvin

Anggota Bagian Hukum dan HAM

80.

Sopian Sibero

Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan
Penggalang Opini

81.

Rinaldy Tarigan

Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan
Penggalang Opini

82.

Gerhard Wicaksana, SP.

Anggota Bagian Komunikasi, Media, dan
Penggalang Opini

Berdasarkan susunan struktur kepengurusan DPD Partai Golkar Kabupaten
Karo periode 2015 – 2020 di atas, bahwa ada 82 orang yang masuk dalam
kepengurusan. Dalam kepengurusan ini terdapat 2 posisi Ketua, yakni Ketua DPD
dan Ketua Harian. Ketua mempunyai tugas menyampaikan pertanggungjawaban
pengurus pada akhir masa kepengurusan, menetapkan susunan kepengurusan satu
periode, menetapkan kebijakan operasional kepengurusan, menetapkan program
kerja tahunan. Sedangkan tugas dari Ketua Harian yakni, melaksankan tugas rutin
harian partai, menyelenggarakan rapat – rapat teknis pengurus yang berkaitan
dengan kepengurusan partai, melaporkan aktifitas sehari – hari pada Ketua DPD,
dan bertanggung jawab kepada Ketua DPD. Poissi Ketua Harian ini pun baru
ditetapkan

dalam rapat paripurna Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai

Golkar di Nusa Dua Bali kemarin. Dalam Munas Bali kemarin ditetapkan bahwa
adanya posisi Ketua Harian tidak hanya di pusat melainkan di DPD tingkat I
maupun tingkat II. Menurut Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar

42

Universitas Sumatera Utara

Tandjung “Ketua umum bisa menunjuk Ketua Harian, karena tidak sedikit Ketua
Golkar khususnya yang berada di daerah merangkap jabatan sebagai Gubernur,
Bupati, dan Walikota”. 38 Oleh sebab itulah pada pemilihan kepengurusan DPD
Partai Golkar di Kabupaten Karo kali ini diadakan posisi Ketua Harian.
Ferianta Purba menjabat sebagai Ketua saat ini, pada periode sebelumnya
juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo periode 2010 –
2015. Posisi Ketua Harian diisi oleh Bahagia Tarigan. Selanjutnya dalam
kepengurusan ini terdapat 13 wakil ketua sesuai dengan bagian masing – masing.
Dimana ke – 13 wakil ketua ini terdiri dari posisi : Wakil Ketua Bagian
Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Ketua Bagian Pemenangan
Pemilu, Wakil Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat, Wakil Ketua Bagian
Koperasi Wiraswasta dan UMKM, Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan
Cendikiawan, Wakil Ketua Bagian Pemuda dan Olahraga, Wakil Ketua Bagian
Pemberdayaan Perempuan, Wakil Ketua Bagian Seni dan Budaya, Wakil Ketua
Bagian Kerohanian, Wakil Ketua Bagian Tani, Nelayan, Wakil Ketua Bagian
Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM serta
yang terakhir Wakil Ketua Bagian Komunikasi Media dan Penggalang Opini.
Pada jabatan Sekretaris diisi oleh Firdaus Sitepu. Selanjutnya posisi wakil
sekretaris ada sebanyak 13 orang juga yang mengisi, yakni Wakil Sekretaris
Bagian Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Sekretaris Bagian
Pemenangan Pemilu, Wakil Sekretaris Bagian Koperasi Wiraswasta dan UMKM,

38

Partai Golkar Angkat Ketua Harian https://sindonews.com/read/932961/149/partai-golkar-angkat-ketuaharian1417675606 diakses tanggal 14 Agustus 2017 pukul 16.25

43

Universitas Sumatera Utara

Wakil Sekretaris Bagian Pendidikan dan Cendikiawan, Wakil Sekretaris Bagian
Pemuda dan Olahraga, Wakil Sekretaris Bagian Pemberdayaan Perempuan, Wakil
Sekretaris Bagian Seni dan Budaya, Wakil Sekretaris Bagian Kerohanian, Wakil
Sekretaris Bagian Tani dan Nelayan, Wakil Sekretaris Bagian Pedesaan dan
Daerah Tertinggal, Wakil Sekretaris Bagian Hukum dan HAM serta Wakil
Sekretaris Bagian Komunikasi, Media, dan Penggalang Opini.
Pada jabatan Bendahara diisi oleh Satria Paulus Kaban. Kemudian posisi
wakil bendahara terdapat sebanyak 13 juga, yakni Wakil Bendahara Bagian
Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi, Wakil Bendahara Bagian Pemenangan
Pemilu, Wakil Bendahara Bagian Pengabdian Masyarakat, Wakil Bendahara
Bagian Koperasi Wiraswasta dan UMKM, Wakil Bendahara Bagian Pendidikan
dan Cendikiawan, Wakil Bendahara Bagian Pemuda dan Olahraga, Wakil
Bendahara Bagian Pemberdayaan Perempuan, Wakil Bendahara Bagian Seni dan
Budaya, Wakil Bendahara Bagian Kerohanian, Wakil Bendahara Bagian Tani,
Nelayan, Wakil Bendahara Bagian Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Wakil
Bendahara Bagian Hukum dan HAM serta Wakil Bendahara Bagian Komunikasi,
Media, dan Penggalang Opini.
Pada strukur kepengurusan ini terdapat 38 orang yang duduk menjadi
anggota bagian. Setiap 1 anggota bagian akan diisi dengan 3 orang yang duduk di
dalamnya. Misalnya dalam jabatan anggota bagian organisasi, keanggotaan dan
kaderisasi terdapat 3 orang duduk yakni Jamin Reinhanrd Silalahi, Anes Munthe,
dan Alfino Sitepu. Dalam anggota bagian pemenangan dan pemilu terdiri dari M.

44

Universitas Sumatera Utara

Karbena Tarigan, Magdalena Simbolon, Arizona Purba. Dalam anggota bagian
pengabdian masyarakat terdiri dari Terulin Ginting, Desma Kartini Tarigan, dan
Perwira Sebayang. Dalam anggota bagian koperasi, wiraswasta dan UMKM
terdiri dari Harris Sembiring, Andreas L. Tarigan dan Zainul Manik. Anggota
bagian pendidikan dan cendikiawan terdiri dari Benyamin Ginting, Oktavianus
Ginting, dan Sofyan Effendy. Anggota bagian pemuda dan olahraga terdiri dari
Jean Hendry, Negro Ginting, dan Rukun Sembiring. Anggota bagian
pemberdayaan perempuan terdiri dari Susan Ginting, Andriana Sitepu, dan Inez
Cyntia Sembiring. Anggota bagian seni dan budaya terdiri dari Parulian Naibaho,
Oino Nasution, dan Simon Simbolon. Anggota bagian kerohanian terdiri dari Ust
Suherman Hutapea, Dina Sinaga, dan Susi Fransisca. Anggota bagian tani dan
nelayan terdiri dari Melda Wati Ginting, Sastra Purba, dan Disman Maranata.
Anggota bagian pedesaan dan daerah tertinggal terdiri dari Fitrianingsih, Josua
Ginting, dan Dwi Elpride Barus. Anggota bagian hukum dan HAM terdiri dari
Lasrohanida Malau, Lidoi Sembiring dan Alvin. Yang terakhir adalah anggota
bagian organisasi, keanggotaan dan kaderisasi terdiri dari Sopian Sibero, Rinaldy
Tarigan, dan Gerhard Wicaksana.
2.3 Proses Pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo

Proses

pemilihan

Ketua

Dewan

Pimpinan

Daerah

Partai

Golkar

sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Partai Golkar pasal 33, dilakukan yang
namanya Musyawarah Daerah. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi yang menjabat
membentuk susunan kepanitiaan penyelenggara dan menentukan tanggal

45

Universitas Sumatera Utara

Musyawarah Daerah Partai Golkar Kabupaten dilaksanakan. Selanjutnya panitia
mulai mempersiapkan tempat diselenggarakannya Musda serta membuat tema.
Setelah semua persiapan selesai, tibalah pelaksanaan Musda berlangsung.

Berikut merupakan jadwal acara Musyawarah Daerah IX Partai Golkar
Kabupaten Karo 2017 :

No

WAKTU

39

AGENDA ACARA

(WIB)
1.

07.00-09.00

Pendaftaran Peserta

2.

09.00-10.00

1. Pembukaan

PENANGGUNG

KETERAN-

JAWAB

GAN

Panitia Pelaksana

2. Doa
3. Lagu Indonesia Raya

Panitia Pelaksana

4. Mengheningkan Cipta

(OC)

5.

Pembacaan

Teks

Pancasila
6. Pembacaa Ikrar Panca
Bakti Partai Golkar
7. Hymne Partai Golkar
8. Laporan Ketua Panitia
Penyelenggara Musda ke
IX Kabupaten Karo
9. Kata Sambutan Ketua

39

Buku Panduan Materi Musyawarah Daerah IX Partai Golkar Kabupaten Karo 2017. hal 1-3.

46

Universitas Sumatera Utara

DPD Golkar Kabupaten
Karo
10. Kata Sambutan Bupati
Karo

Panitia Pelaksana
(OC)

11. Arahan dan Bimbingan
Ketua DPD Partai Golkar
Prov.

Sumut

sekaligus

membuka acara Musda
12. Mars Partai Golkar
13. Penutup
3.

10.00-11.00

Rapat Paripurna I
a.

Pengesahan

Jadwal

SC / OC

Acara
b. Pengesahan Tata Tertib
c.

Pemilihan

Pimpinan

Sidang / Pimpinan Musda
4.

11.00-12.30

Rapat Paripurna II
1. Laporan Pertanggung
Jawaban

DPD

Partai

Golkar Kab Karo
2. Tanggapan para peserta
3. Jawaban atas tanggapan
para peserta

47

Universitas Sumatera Utara

5.

12.30-13.30

Ishoma

Semua Peserta

6.

13.30-15.00

Rapat Paripurna III
a. Pembentukan Komisi –
komisi

Pimpinan Musda
IX Kab. Karo

b. Sidang – sidang Komisi
c.

Laporan

Komisi



komisi
7.

15.00-16.00

Rapat Paripurna IV
a.

Pendaftaran

Bakal

Calon Ketua DPD Partai
Golkar Kab. Karo
b. Verifikasi Bakal Calon
Ketua
c.

Tahapan

Pencalonan

(Pemilihan Bakal Calon)

Pimpinan Musda
IX Kab. Karo

d. Tahapan Pemilihan
1.

Penyampaian

Visi

dan Misi Calon Ketua
2.

Pemilihan

Ketua

DPD Partai Golkar Kab.
Karo
8.

16.00-17.30

1.

Pemilihan

Anggota

Formatur

48

Universitas Sumatera Utara

2.

Sidang

Formatur

(sidang tentang susunan
komposisi dan personalia
DPD Partai Golkar Kab.
Karo dan tentang Ketua
Dewan Penasihat Partai
Golkar Kab. Karo masa

IX Kab. Karo

bakti 2015 – 2020
3.

Penyampaian

Pimpinan Musda

hasil

sidang formatur
9.

17.30-18.30

Semua Peserta

Penutupan
a.

Laporan

Panitia

Penyelenggara Musda IX
Kab. Karo
b.

Sambutan

Ketua

Terpilih
c.

Musda IX

Sambutan

Bimbingan

Panitia Pelaksana

DPD

dan
Partai

Golkar Provinsi Sumut
d. Doa / Penutup

Proses pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar yang diatur
dalam Anggaran Dasar Partai Golkar pasal 33, dilakukan yang namanya
Musyawarah Daerah (Musda). Dimana yang dibahas adalah pemilihan Ketua
DPD Partai Golkar Kabupaten Karo. Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera
Utara yang menjabat akan membentuk susunan kepanitiaan penyelenggara dan
49

Universitas Sumatera Utara

menentukan tanggal Musyawarah Daerah ke IX Partai Golkar Kabupaten Karo
dilaksanakan. Selanjutnya panitia yang sudah dibentuk mulai mempersiapkan
tempat diselenggarakannya Musda, waktu serta membuat tema. Tema yang
diambil untuk Musyawarah Daerah ke IX ini yakni “Solid Terkonsolidasi, Efektif
Mengemban Misi, dan Berjaya di Kala Pemilu”. Dan sudah ditetapkan oleh
panitia bahwa Musda akan dilaksanakan di Azalea Reastaurant Mikie Holiday
Berastagi pada tanggal 20 januari 2017, dan dimulai pada pukul 07.00. Setelah
semua persiapan selesai, tibalah tanggal 20 januari pelaksanaan Musda
berlangsung.
Dalam jadwal acara Musyawarah Daerah pemilihan Ketua Dewan Pimpinan
Daerah Kabupaten Karo dimulai dengan pendaftaran peserta yang hadir. Yang
akan hadir dalam Musda ini terdiri dari peserta, peninjau dan para undangan.
Peserta terdiri dari unsur DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara, unsur
Dewan Pimpinan Partai Golkar Kabupaten Karo, unsur Dewan Penasehat Partai
Golkar Kabupaten Karo, unsur Pimpinan Kecamatan se- Kabupaten Karo, unsur
Organisasi Sayap Partai Golkar Kabupaten Karo, unsur Ormas Pendiri Partai
Golkar Kabupaten Karo, dan unsur yang didirikan Partai Golkar Kabupaten Karo.
Peninjau juga terdiri dari anggota Fraksi Partai Golkar Kabupaten Karo dan unsur
Pimpinan Daerah Ormas yang menyalurkan aspirasi politiknya kepada Partai
Golkar Kabupaten Karo.

Saat pendaftaran para peserta yang hadir dalam Musyawarah Daerah ini
akan diberi materi dan perlengkapan. Dalam perlengkapan yang diberikan akan
berisi rancangan materi dan panduan Musda, alat tulis, serta tanda pengenal.

50

Universitas Sumatera Utara

Setelah itu peserta akan mengisi dan menandatangani daftar hadir yang sudah
disiapkan oleh panitia. Setelah peserta sudah hadir pada pukul 09.00 Musyawarah
Daerah ke IX Partai Golkar Kabupaten Karo ini dibuka oleh panitia pelaksana.
Dilanjutkan dengan pembacaan doa. Setelah itu seluruh peserta akan
menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan lagu Mengheningkan
Cipta. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila yang juga diikuti
oleh seluruh peserta. Selanjutnya pembacaan Ikrar Panca Bakti Partai Golkar dan
diteruskan dengan bernyanyi Hymne Partai Golkar. Setelah selesai peserta akan
mendengarkan laporan dari Ketua Panitia penyelenggara Musda ke IX partai
Golkar Kabupaten Karo. Kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ketua
DPD Partai Golkar Kabupaten Karo. Dalam hal ini posisi Ketua masih dijabat
oleh Plt Ketua yakni AS. Suruhenta Sembiring. Setelah itu dilanjutkan dengan
kata sambutan oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana. Acara selanjutnya yakni
arahan dan bimbingan oleh Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara
yakni Ngogesa Sitepu yang sekaligus membuka acara Musda ke IX ini. Panitia
akan memimpin untuk menyanyikan Mars Partai Golkar.

Pada pukul 10.00 dilaksanakan yang namanya Rapat Paripurna I. Dalam
Rapat Paripurna I diisi dengan pengesahan jadwal acara yang berlangsung pada
Musyawarah Daerah ke IX ini. Kemudian dilanjutkan dengan pengesahan tata
tertib, dan pemilihan pimpinan sidang / pimpinan Musda IX. Tata tertib dalam
pelaksanaan Musda ini sudah dilampirkan dalam buku materi panduan Musda,
sehingga seluruh peserta bisa membaca dan menaatinya. Pimpinan sidang /
pimpinan Musda dipilih dari dan oleh peserta. Sebelum pimpinan Musda ke IX

51

Universitas Sumatera Utara

dipilih, Musda ke IX dipimpin oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Karo sebagai
pimpinan sementara. Pimpinan Musda biasanya terdiri dari 5 orang, yakni 1 orang
dari unsur Dewan Pimpinan Provinsi, 1 orang dari Dewan Pimpinan Daerah
Kabupaten Karo, 2 orang yang mewakili unsur Pimpinan Kecamatan, 1 orang
yang mewakili unsur organisasi sayap serta ormas mendirikan dan didirikan Partai
Golkar.

Pukul 11.00 dilakukan Rapat Paripurna II. Dalam Rapat Paripurna ini diisi
dengan laporan pertanggung jawaban dari DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
sebelumnya. Setelah mereka selesai memaparkan laporannya, dilanjutkan dengan
tanggapan para peserta. Apabila ada peserta yang menanggapi laporan
pertanggung jawaban tadi maka DPD Partai Golkar Kabupaten Karo memberikan
jawaban atas tanggapan peserta. Selanjutnya pukul 12.30 semua peserta diberi
waktu untuk istirahat, sholat dan makan siang. Pukul 13.30 acara Musda dimulai
kembali, dan dilanjutkan dengan Rapat Paripurna III. Dalam Rapat Paripurna III
diisi dengan pembentukan komisi – komisi, sidang – sidang komisi, dan laporan
dari setiap komisi.

Selanjutnya pada pukul 15.00 dilaksanakan Rapat Paripurna yang ke IV.
Dalam Rapat Paripurna IV dilakukan pendaftaran bakal calon Ketua DPD Partai
Golkar Kabupaten Karo. Sesuai dengan bab VIII pasal 29 tentang tata cara
pemilihan ketua dan persyaratan pengurus Dewan Pimpinan Daerah, Calon Ketua
harus memenuhi beberapa syarat. Pertama, telah aktif sebagai Pengurus Partai
Golkar tingkat Kabupaten/Kota sekurang – kurangnya selama 1 periode. Kedua,

52

Universitas Sumatera Utara

tidak pernah dijatuhi hukuman pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang diancam pidana 5 (lima) tahun atau lebih. Ketiga, didukung sekurang –
kurangnya oleh 30% dari pemegang hak suara. Keempat, berpendidikan minimal
D3 (Diploma tiga) atau setara/sederajat. Kelima, aktif menjadi anggota Partai
Golkar sekurang – kurangnya 5 tahun. Keenam, pernah mengikuti pendidikan dan
latihan kader Partai Golkar. Ke-tujuh, memiliki prestasi, dedikasi, disiplin,
loyalitas, dan tidak pernah terlibat G 30 S PKI, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, ada 2 calon Ketua yang dianggap memenuhi syarat – syarat
di atas yakni Ferianta Purba dan Firman Firdaus Sitepu. Akan tetapi terjadi
perselisihan sehingga musda tidak bisa dilanjutkan dan berujung deadlock. Selang
beberapa hari DPD Golkar Provinsi memanggil kedua calon Ketua untuk
berdiskusi terkait pecalonan mereka pada pemilihan Ketua DPD Golkar
Kabupaten Karo, dan pertemuan itu menghasilkan keputusan bahwa salah 1 dari
mereka mundur dari pencalonan ketua. Firdaus Sitepu akhirnya mundur dan
meninggalkan Ferianta Purba yang tinggal sebagai calon ketua. Tanggal 2 februari
Musyawarah Daerah ke IX dilaksanakan kembali dengan prosedur yang sama
seperti Musda pertama. Yang membedakannya hanya bakal calon yang maju
untuk menjadi Ketua tinggal 1 orang. Kemudian masuk ke tahap pemilihan ketua.
Sesuai dengan AD/ART bab VIII pasal 20, apabila hanya terdapat 1 calon ketua
maka yang bersangkutan dinyatakan sebagai Ketua terpilih secara aklamasi. Oleh
karena itu akhirnya Ferianta Purba, SE terpilih sebagai Ketua DPD Partai Golkar
Kabupaten Karo.

53

Universitas Sumatera Utara

2.4 Konflik Pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo
Konflik yang terjadi antara Ferianta Purba dengan Firdaus Sitepu karena
memperebutkan posisi untuk menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Karo.
Ada beberapa hal yang menyebabkan konflik, dan salah satunya adalah sumber
daya yang terbatas. Sumber daya ini meliputi uang, persediaan, kekuasaan, atau
informasi. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas ini
menciptakan situasi dimana konflik tidak bisa dihindari.
Konflik Partai Golkar Kabupaten Karo ini bermula dari konflik antara Aburizal
Bakrie dengan Agung Laksono di pusat, dimana kedua kubu ini menganggap
bahwa masing – masing dari mereka yang sah dan diakui keberadaannya. Hal ini
mengakibatkan konflik turunan juga di Partai Golkar yang berada di daerah, salah
satu yang terkena dampaknya ialah Kabupaten Karo. Partai Golkar Kabupaten
Karo yang saat itu dipimpin oleh Ferianta Purba terpecah juga menjadi 2 yakni
Ferianta Purba sendiri mendukung kubu Agung Laksono dan Suruhenta
Sembiring mendukung kubu Aburizal Bakrie. Setelah menjelang beberapa waktu,
Kementrian Hukum dan HAM mengeluarkan SK yang menyatakan bahwa kubu
Aburizal Bakrie yang diakui keberadaannya. Setelah dikeluarkannya keputusan
itu DPD Provinsi Sumatera Utara melakukan perombakan kepengurusan dan
mulai membentuk kepengurusan yang baru. Kemudian dilanjutkan dengan
kepengurusan yang ada di Kabupaten/Kota. DPD Provinsi akhirnya menunjuk
Suruhenta Sembiring yang sebelumnya berada di kubu Aburizal Bakrie untuk
menjadi Plt Ketua Partai Golkar Kabupaten Karo sebelum diadakannya
Musyawarah Daerah.

54

Universitas Sumatera Utara

Kemudian DPD Provinsi menyuruh Plt Ketua Partai Golkar Kabupaten
Karo untuk membentuk susunan panitia penyelenggara Musyawarah Daerah ke
IX Kabupaten Karo. Sesuai dengan surat Keputusan DPD Partai Golkar
Kabupaten Karo No. KEP-35/GK-KARO/XI/2016 Tanggal 15 November 2016,
Plt Ketua Suruhenta Sembiring membentuk kepanitian yang diketuai oleh Firman
Frdaus Sitepu. 40 Kepanitian yang terbentuk ini mulai melakukan berbagai macam
persiapan untuk penyelenggaraan musda, antara lain tempat, konsumsi, rancangan
materi dan panduan musda, dan sebagainya. Penyelenggaraan musda juga sudah
ditentukan oleh panitia yakni di PPWG Epicentrum Kabanjahe di tanggal 20
januari 2017.
Di tengah perjalanan terbentuk lagi kepanitiaan yang baru untuk
penyelenggaraan musda ke IX ini di hari dan tanggal yang sama. Hal inilah yang
memicu konflik antara kepanitiaan yang sudah dibentuk sebelumnya dengan
kepanitian yang baru dibentuk ini. Kepanitiaan yang baru ini juga sudah
menentukan Musyawarah Daerah akan diselenggarakan di Azalea Restaurant
Mikie Holiday Berastagi. Jadi kedua kepanitiaan ini sama – sama melakukan
persiapan di tempatnya masing – masing. Pada tanggal 20 januari kedua
kepanitiaan sudah siap untuk menyelenggarakan musda di tempatnya masing –
masing, dimana yang satu berada di Kabanjahe dan yang satunya lagi berada di
Berastagi. Akan tetapi, Ketua Umum DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Utara
Ngogesa Sitepu datang ke Musyawarah Daerah yang diselenggarakan di
Berastagi. Begitu pula dengan Suruhenta Sembiring yang menjabat sebagai Plt
40

Lampiran keputusan DPD Partai Golkar Kabupaten Karo No 1/KEP-35/GK-KARO/XI/2016. 15 Nopember
2016

55

Universitas Sumatera Utara

Ketua Golkar Kabupaten Karo hadir di musda yang dilangsungkan di Berastagi
dan membuka penyelenggaraan musda yang ada disana.
Menjelang siang hari kepanitiaan yang telah menyiapkan penyelenggaraan
musda di Kabanjahe akhirnya memutuskan untuk datang ke musda yang
diselenggarakan di Berastagi, karena musda yang di Berastagi lah yang akhirnya
dibuka oleh Plt Ketua Golkar Kabupaten Karo. Setelah kedua kelompok ini
bersatu di Mikie Holiday Berastagi, musda tidak berjalan dengan baik karena
terjadi konflik diantara kedua kelompok. Akhirnya musda dihentikan karena tidak
ditemukan kesepakatan untuk melanjutkan musyawarah daerah tersebut. Suasana
di Azalea Reastaurant Berastagi saat itu pun bisa dikatakan cukup mencekam. Hal
ini dipertegas oleh Sekretaris terpilih dan juga yang sebelumnya menjadi calon
Ketua DPD Golkar Kabupaten Karo, Firdaus Sitepu : “jadi waktu menentukan
siapa yang mundur, tidak ada yang mau mundur, sama-sama mempunyai
dukungan dan sama-sama mau maju jadi Ketua. Suasana saat itu pun mencekam
juga.” 41
Setelah tidak didapatkannya kesepakatan bersama di tanggal 20 januari tersebut,
Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Partai Golkar memutuskan untuk menunda
musyawarah daerah atau dengan istilah lain deadlock dengan batas waktu yang
tidak ditentukan.
Beberapa waktu kemudian, Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Provinsi
Sumatera Utara memanggil kedua calon ketua DPD Partai Golkar Kabupaten
Karo untuk bertemu dan berdiskusi terkait pemilihan ketua ini. Di dalam
41
Hasil wawancara dengan Firdaus Sitepu Sekretaris terpilih DPD Partai Golkar Kabupaten Karo Tanggal
12/7/2017 Pukul 13.30 WIB.

56

Universitas Sumatera Utara

pertemuan itu Dewan Pimpinan Provinsi meminta salah satu dari kedua calon itu
untuk mundur dari pencalonan menjadi Ketua DPD Golkar Kabupaten Karo. Dan
setelah berdiskusi panjang Firman Firdaus Sitepu mundur dari pencalonan Ketua
tersebut. Selanjutnya DPD Partai Golkar Provinsi Sumut menentukan kembali
tanggal diadakannya Musda untuk Kabupaten Karo pada 2 Februari 2017 di
tempat yang sama dengan sebelumnya yakni di Mikie Holiday Berastagi. Proses
pemilihan Ketua DPD Golkar Kabupaten Karo yang dilaksanakan lebih lancar
daripada yang sebelumnya karena bakal calon Ketua hanya tingal 1. Sesuai
dengan aturan tata cara pemilihan ketua dan persyaratan pengurus dewan
pimpinan daerah Bab VIII pasal 30, apabila hanya terdapat 1 calon Ketua maka
yang bersangkutan dinyatakan sebagai Ketua terpilih secara aklamasi. Dan
Firdaus Sitepu yang awalnya jadi bakal calon Ketua DPD Golkar Kabupaten yang
selanjutnya mengundurkan diri dari pencalonan, dipilih menjadi Sekretaris dari
Ferianta Purba.

57

Universitas Sumatera Utara