Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan pendekatan One
Group Pretest-Posttest.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus
Pagar Merbau PTPN II kota Lubuk Pakam Provinsi Sumatera Utara pada afdeling
I.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan desember 2016 sampai selesai.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja pada bagian penyemprot

pestisida di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II sejumlah 30
orang.
3.3.2 Sampel
Teknik penentuan sampel ini menggunakan cara total sampling yaitu
sejumlah 30 orang.

37
Universitas Sumatera Utara

38

3.4

Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer
Data primer pada penelitan ini didapatkan dari responden secara langsung
dengan metode wawancara mengenai karakteristik subjek, kebutuhan kalori dan
data produktivitas kerja.
3.4.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh berupa data gambaran umum perusahaan dari kantor
Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II.
3.5

Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian
1.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah sarapan.

2.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah produktivitas tenaga kerja.

3.5.2

Defenisi Operasional

1.


Sarapan adalah makanan yang mengandung 25% dari kebutuhan kalori
perhari yaitu sejumlah 800 kalori dan mengandung zat gizi yaitu
karbohidrat sejumlah 400 kalori (100 g), protein sejumlah 150 kalori (40
g) dan lemak sejumlah 250 kalori (60 g). Makanan diberikan pada pagi
hari sebelum jam 10.00 WIB.

2.

Produktivitas tenaga kerja adalah jumlah luas tanaman kelapa sawit yang
disemprot oleh tenaga kerja mencapai target yang ditetapkan oleh
perusahaan yaitu 1 orang tenaga kerja dapat menyemprotkan pestisida
ketanaman kelapa sawit seluas 0,8 ha dengan diameter tanaman kelapa
sawit seluas 3 meter dalam waktu 4 jam kerja.

Universitas Sumatera Utara

39

3.6


Metode Pengukuran

a)

Asupan kalori dari sarapan dikategorikan sebagai berikut:

1.

Baik (bila jumlah asupan kalori sarapan adalah 800 kalori kebutuhan

kalori sarapan).
2.

Tidak baik (bila jumlah asupan kalori sarapan adalah < 800 kalori

kebutuhan kalori sarapan).
b)

Produktivitas tenaga kerja diukur dengan menggunakan lembar observasi


yaitu peneliti mengamati proses kerja sampai selesai sehingga dapat diketahui
luasnya tanaman kelapa sawit yang dapat disemprot dan waktu yang digunakan
pekerja dalam menyemprot pestisida.
Hasil ukur:
1.

Ya (bila tenaga kerja penyemprot pestisida mencapai target yang

ditetapkan oleh perusahaan yaitu 1 orang tenaga kerja dapat menyemprotkan
pestisida seluas 0,8 ha dengan diameter tanaman kelapa sawit adalah 3 meter
dalam waktu 4 jam kerja).
2.

Tidak (bila tenaga kerja penyemprot pestisida tidak mencapai target yang

diberikan oleh perusahaan yaitu 1 orang tenaga kerja tidak dapat menyemprotkan
pestisida seluas 0,8 ha dengan diameter tanaman kelapa sawit adalah 3 meter
dalam waktu 4 jam kerja).
3.7


Metode Analisa Data

3.7.1 Analisis Univariat
Analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel independen
(sarapan) dan dependen (produktivitas tenaga kerja)

dalam bentuk distribusi

Universitas Sumatera Utara

40

frekuensi. Analisis ini menghasilkan distribusi data dari tiap variabel yang
meliputi distribusi frekuensi yaitu : umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, berat
badan, tinggi badan, masa kerja dan sarapan.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis lanjutan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas (sarapan)
dengan variabel terikat (produktivitas tenaga kerja). Dari hasil analisis akan
diketahui apakah ada hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Jenis data

adalah kategorik maka teknik analisis yang digunakan uji wilcoxon. Dari hasil
perhitungan statistic variabel yang diteliti yakni dengan melihat nilai p. Bila dari
hasil perhitungan statistic nilai p < 0,05 berarti terdapat pengaruh yang bermakna
antara kedua variabel.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1

Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1

Sejarah Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II) termasuk salah satu perusahaan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada awalnya perusahaan ini dikuasai oleh
satu maskapai milik negara Belanda yang ruang lingkup usahanya terbatas pada

sektor perkebunan, yaitu perusahaan Veringe Deli My (VDM). VDM ini terkenal
dalam mengusahakan Belanda kepada bangsa Indonesia, perusahaan ini berganti
nama menjadi NV Deli maskapai (MOAT CHAPPY) yang berkantor pusat di
Medan. Lalu, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia sesuai
dengan Peraturan Pemerintah dan diganti namanya menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara Tembakau Deli (PPN TD-I).
Pada tahun 1968 nama perusahaan ini diubah menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara (PPN-II) berdasarkan instruksi Presiden. PPN–II merupakan
gabungan dari PPN TD-I dengan beberapa kebun TD-II dan TD-III. Pada tanggal
1 April 1974 terjadi peralihan dari PPN-II kepada PTP IX sekaligus diadakan
keorganisasian berdasarkan dari tingkat direktur, staf dan karyawan. Karena
produksi tembakaunya sangat rendah akibat tingginya derajat penyakit layu yang
dapat menimbulakan kerugian yang besar, maka untuk Pagar Merbau dan Kwala
Namu

dialihkan

menjadi

tanaman


kelapa

sawit

berdasarkan

SK

No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 agustus 1970.

41
Universitas Sumatera Utara

42

Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau memiliki 7 Afdeling tanaman
Kelapa Sawit. Tanaman Menghasilkan (TM) Produktif seluas 3.666,78 ha dan
Tanaman Belum Menghasilkan seluas 499,20 ha. Kebun TGP memberikan
kontribusi 45% TBS ke PKS TGP dari kebun-kebun seinduk PTPN II dan trend

produksi mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 40.925,560 kg, tahun
2014 sebesar 42.054.870 kg, tahun 2015 sebesar 44.535.890 kg dan RKAP tahun
2016 sebesar 50.500.000 kg.
Manajemen perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau membawahi
Tanaman dan juga PKS yang memiliki kapasitas terpasang (olah) 30 ton/jam,
melaksanakan operasional olah dengan bahan baku bersumber dari Kebun
Seinduk PTPN II dan pasokan TBS pembelian mitra Pihak-III/petani. Rencana
TBS dipersiapkan RKAP tahun 2016 sebanyak : 200.117.000 kg dengan
rendaman Minyak CPO : 21,52 % dan Inti : 4,54% akan diperoleh sasaran CPO :
43.006.304 kg dan inti : 9.08.947 kg.
PKS Pagar Merbau pada awalnya dikelola oleh PTP IX yang kemudian
menjadi PTP Nusantara II (Persero) yang dipimpin oleh seorang Administratur.
Pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan pabrik.
Sesuai SKPTS Direksi PTP Nusantara II No.II/KPTS/R.3/1999, kebun dipimpin
oleh Administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang Manager pabrik. Meskipun
antara pabrik dengan kebun telah terjadi pemisahan, namun keduanya saling
mendukung karena pengadaan persediaan bahan baku untuk diolah setiap harinya
sebagian besar berasal dari kebun sendiri.

Universitas Sumatera Utara


43

4.1.2

Letak Geografis
Lokasi Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau terletak diantara di

Kabupaten Deli Serdang dengan Ibu kota di kota Lubuk Pakam, disebelah Timur
kota Medan, jarak Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau ke kota Medan ± 27 km.
Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau meliputi 5 (lima) Wilayah Kecamatan :
1.

Kecamatan Tanjung Morawa

2.

Kecamatan Lubuk Pakam

3.

Kecamatan Beringin

4.

Kecamatan Galang

4.1.3 Jumlah Kekuatan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanaan membantu Direksi mengelola Kebun Tanjung Garbus
Pagar Merbau yang meliputi pengelolaan asset yang bergerak maupun yang tidak
bergerak dan asset lainnya, sehingga memberikan kontribusi keuntungan yang
maksimal kepada perusahaan dibentuk Struktur Organisasi yang efektif sesuai
tugas, wewenang dan tanggung jawab berdasarkan susunan sesuai hirarki yang
ada. Adapun susunan organisasi di Kebun TGP s/d bulan Juni 2016 sebagai
berikut :
1.

Karyawan Pimpinan ( 1 orang)

2.

Kadistan (2 orang)

3.

Kadis Tekhnik Pengolahan (1 orang)

4.

KDTU/Ass.Admie (1 orang)

5.

Ass. Tehnik/Transport (1 orang)

6.

Ass. Tanaman (7 orang)

Universitas Sumatera Utara

44

7.

Ass. Umum (1 orang)

8.

Ass. Maintenence (1 orang)

9.

Ass. Pengolahan (2 orang)

10. Ass. Laboratorium (1 orang)
11. Ass. Terbarukan Bio Gas (1 orang)
12. Papam (1 orang)
13. Karyawan Pelaksana (460 orang)
14. PKWT (294 orang)
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan
kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Dengan adanya struktur organisasi dan uraian
tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja yang baik karena
akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.
Organisasi ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha dan
besarnya usaha dan sistem produksi perusahaan.
Setiap perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu akan berusaha
semaksimal mungkin membuat suatu hubungan kerjasama yang baik dan harmoni.
Demikian juga halnya dengan Perkebunan Pagar Merbau ini. Untuk menciptakan
hubungan kerjasama yang baik dan harmonis dalam operasionalnya, maka
perusahaan ini memiliki struktur organisasi

Universitas Sumatera Utara

45

Berikut struktur organisasi pada Afdeling I :
STRUKTUR ORGANISASI
ASISTEN
H ARIFIN DAULAY S.P

PPENYEBARAN
PANE

M.

M. PANEN
Abd. Manan

M.

KARYAWA

KARYAWAN

KRANI AFDELING
Irwansyah

MANDOR I
Kuisa Purba

KRANI

PEMBANTU
K
R

PENERIMAAN
BUA

OPAS
K

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Universitas Sumatera Utara

46

4.2

Karakteristik Pekerja

4.2.1

Umur

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Umur di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau
PTPN II Tahun 2017
Umur
Frekuensi
%
(Tahun)
(Orang)
< 50
19
63,3
˃ 50
11
36,7
Total
30
100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi kelompok
umur < 50 tahun yaitu berjumlah 19 orang (63,3%) dan frekuensi kelompok umur
> 50 tahun yaitu berjumlah 11 orang (36,7%). Dari tabel diatas maka umur
pekerja yag lebih banyak adalah dibawah 50 tahun.
4.2.2

Jenis Kelamin
Berdasarkan lembar pertanyaan yang telah dikumpulkan peneliti, dapat

diketahui bahwa

keseluruhan pekerja penyemprot pestisida di Perkebunan

Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II berjenis kelamin laki-laki (100%).
4.2.3

Alamat

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Alamat di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar
Merbau PTPN II Tahun 2017
Alamat
Frekuensi
%
(orang)
Patumbak 1
13
43,3
Patumbak 2
11
36,7
Marindal
6
20,0
Total
30
100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa pekerja penyemprot
pestisida yang beralamat dipatumbak 1 berjumlah 13 orang (43,3%), beralamat
dipatumbak 2 berjumlah 11 orang (36,7%) dan yang beralamat dimarindal
berjumlah 6 orang (20,0%).

Universitas Sumatera Utara

47

4.2.4

Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Pendidikan di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar
Merbau PTPN II Tahun 2017
Pendidikan
Frekuensi
%
(orang)
SD
1
3,3
SMP
11
36,7
SMA
18
60,0
Total
30
100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa pekerja penyemprot
pestisida yang berpendidikan SD berjumlah 1 orang (3,3%), pekerja yang
berpendidikan SMP berjumlah 11 orang (36,7%) dan pekerja yang berpendidikan
SMA berjumlah 18 orang (60,0%).
4.2.5

Berat Badan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Berat Badan di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar
Merbau PTPN II Tahun 2017
Berat Badan
Frekuensi
%
(orang)
≤ 62 Kg
13
43,3
˃ 62 Kg
17
56,7
Total
30
100,0
Menurut Angka kecukupan Gizi Indonesia dengan jenis kelamin laki-laki
berumur 30-60 tahun maka berat badan idealnya adalah 62 kg. Berdasarkan tabel
4.4 diatas, dapat diketahui bahwa pekerja yang mempunyai berat badan kurang
atau sama dengan 62 kg berjumlah 13 orang (43,3%) dan pekerja yang
mempunyai berat badan diatas 62 kg berjumlah 17 orang (56,7%)

Universitas Sumatera Utara

48

.
4.2.6

Tinggi Badan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Tinggi Badan di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar
Merbau PTPN II Tahun 2017
Tinggi Badan
Frekuensi
%
(cm)
(orang)
≤ 168 cm
14
46,7
˃ 168 cm
16
53,3
Total
30
100,0
Menurut Angka kecukupan Gizi Indonesia dengan jenis kelamin laki-laki
berumur 30-60 tahun maka tinggi badan idealnya adalah 162 cm Berdasarkan
tabel 4.5 diatas, dapat diketahui bahwa pekerja yang memiliki tinggi badan kurang
atau sama dengan 168 cm berjumlah 14 orang (46,7%) dan pekerja yang memiliki
tinggi badan lebih dari 168 cm berjumlah 16 orang (53,3%).
4.2.7

Status Perkawinan
Berdasarkan dari lembar pertanyaan yang telah dikumpulkan peneliti,

dapat diketahui bahwa keseluruhan pekerja penyemprot pestisida di Perkebunan
Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II sudah kawin (100,0%).
4.2.8

Masa Kerja

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Masa Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar
Merbau PTPN II Tahun 2017
Masa Kerja
Frekuensi
%
(orang)
< 5 tahun
5
16,7
≥ 5 tahun
25
83,3
Total
30
100,0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui masa kerja pekerja kurang
dari 5 tahun berjumlah 5 orang (16,7%) dan masa kerja pekerja lebih atau sama
dengan 5 tahun berjumlah 25 orang (83,3%).

Universitas Sumatera Utara

49

4.2.9

Sarapan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian, tenaga kerja

penyemprot pestisida tidak sarapan selama ia bekerja. Hal itu terjadi karena jarak
rumah dengan perkebunan sangat jauh dan tidak adanya kantin diperkebunan
tersebut sehingga pekerja sulit mendapatkan makanan ketika memulai pekerjaan.
4.2.10 Produktivitas Tenaga Kerja
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Produktivitas Sebelum Diberi Sarapan di Perkebunan Tanjung
Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017
Produktivitas
Frekuensi
%
(ha)
(orang)
< 0,8
30
100,0
Total
30
100,0
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa 30 pekerja (100,0%) hanya
dapat menyemprot tanaman kelapa sawit kurang dari 0,8 ha.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pekerja Penyemprot Pestisida Berdasarkan
Kelompok Produktivitas Sesudah Diberi Sarapan di Perkebunan Tanjung
Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017
Produktivitas
Frekuensi
%
(ha)
(orang)
0,8
30
100,0
Total
30
100,0
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang dapat
menyemprot tanaman kelapa sawit seluas 0,8 ha adalah 30 orang (100,0%).

Universitas Sumatera Utara

50

4.3

Hasil Uji Bivariat

4.3.1 Perbandingan Produktivitas Pekerja Yang Sebelum Diberi Sarapan
Dan Sesudah Diberi Sarapan
4.3.1.1

Sebelum diberi sarapan

Tabel 4.9 Produktivitas Sebelum Diberi Sarapan
Hari
Sarapan
Waktu bekerja Produktivitas
(ha)
Ya
Tidak
1
X
07.30 – 12.11 0,7
2
X
07.30 – 12.14 0,7
3
X
07.30 – 12.11 0,7
4
X
07.30 – 12.13 0,7
5
X
07.30 – 12.08 0,7
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang tidak sarapan belum
memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan,sebab pada saat bekerja
pekerja hanya dapat menyemprot 101-113 jumlah tanaman kelapa sawit dari 120
tanaman sebab 0,8 ha adalah 120 tanaman, maka hasilnya adalah pekerja
menyemprotkan pestisida seluas 0,7 ha dan dengan rata-rata waktu yang
digunakan adalah 4 jam 25 menit
4.3.1.2 Sesudah diberi sarapan
Tabel 4.10 Produktivitas Sesudah Diberi Sarapan
Hari
Sarapan
Waktu bekerja
Produktivitas
Ya
Tidak
(ha)
1
X
07.30 – 11.37
0,8
2
X
07.30 – 11.32
0,8
3
X
07.30 – 11. 39
0,8
4
X
07.30 – 11.29
0,8
5
X
07.30 – 11. 16
0,8
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pekerja yang diberi sarapan
selama penelitian mengalami peningkatan jumlah luas tanaman yang dapat
disemprot dari sebelum diberi sarapan, karena pada saat bekerja pekerja dapat
menyemprot 120 tanaman kelapa sawit sebab 0,8 ha adalah 120 tanaman, maka

Universitas Sumatera Utara

51

hasilnya adalah pekerja menyemprotkan pestisida seluas 0,8 ha dengan rata-rata
waktu yang digunakan kurang dari 3 jam 43 menit.
4.3.2 Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas
Tenaga Kerja Di Perkebunan Tanjung Garbus PTPN II
4.3.2.1 Hasil Uji statistik
Tabel 4.11 Perbandingan Produktivitas Sebelum Sarapan Dan Sesudah
Sarapan
N
Mean Rank
Sum
of
Ranks
TOTB-TOTA Negative
0 (a)
,00
,00
Ranks
Postive Ranks 30 (b)
15,50
465,00
Ties
0 (c)
Total
30
Dari tabel diatas, pengertian TOTA adalah jumlah total produktivitas
sebelum diberi sarapan dari hari pertama sampai dengan hari kelima dan TOTB
adalah jumlah total produktivitas sesudah diberi sarapan hari kelima sampai
dengan hari kelima.
Dari hasil uji wilcoxon diatas, dapat diketahui bahwa nilai Negative Ranks
adalah 0 yang berarti bahwa nilai 0 menunjukkan nilai penurunan atau
pengurangan dari nilai pretest ke posttest, nilai Positive Ranks yaitu selisih positif
antara hasil produktivitas pada pretest-posttest terdapat 30 yang artinya 30
responden mengalami peningkatan hasil produktivitas dari pretest ke posttets dan
mean rank atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 15,50 sedangkan
jumlah ranking positif atau sum of ranks adalah sebesar 465,00 kemudian ties
adalah kesamaan nilai pretest-postest, hasil ties adalah nol sehingga dapat
dikatakan bahwa data pretest-posttest tidak ada yang sama.

Universitas Sumatera Utara

52

Tabel 4.12 Hasil Test Statistik Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap
Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja
TOTB-TOTA
Z
-4,868 (a)
Asymp.Sig. (2-tailed)
,000
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa berdasarkan output test statistic
Asymp.Sig (2-tailled) bernilai 0,000 sebab nilai 0,000 < 0,005 menunjukkan
bahwa Ha diterima yang artinya ada perbedaan hasil produktivitas hasil responden
yang tidak sarapan sebelum kerja (Pretest) dengan responden yang sudah sarapan
sebelum kerja (Postest) sehingga dapat disimpulkan pula ada pengaruh pemberian
sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja karena dengan nilai OR =
5 maka dapat diketahui peningkatan produktivitas tenaga kerja sebelum sarapan
dan sesudah sarapan adalah 5.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Sarapan
Sarapan adalah makanan yang dimakan setiap hari atau suatu kegiatan
yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan
dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan
bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan
fisik (Martianto, 2006).
Melewatkan makan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa,
sehingga dapat menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak
tersedia suplai energi. Suplai energi yang tidak tersedia dapat menyebabkan tubuh
akan membongkar persediaan tenaga yang terdapat di jaringan lemak tubuh dan
apabila terjadi secara terus menerus akan mempengaruhi status gizi. Tidak sarapan
akan menyebabkan lambung menjadi kosong selama 10 sampai 11 jam karena
makanan yang terakhir masuk kedalam tubuh adalah makan malam pukul 19.00.
Berpuasa selama 10 sampai 11 jam akan menyebabkan kadar gula (glukosa)
menurun, kadang-kadang sampai dibawah normal sehingga menyebabkan
terjadinya hipoglikemia (Khomsan 2004).
Sarapan penting bagi setiap orang untuk mengawali aktivitas sepanjang
hari. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun
pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian (15-30%) kebutuhan gizi harian
dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif dan cerdas (Hardinsyah 2012).

53
Universitas Sumatera Utara

54

Waktu sarapan merupakan hal penting yang menentukan ketersediaan
sarapan. Waktu sarapan dibedakan menjadi tiga kategori waktu meliputi pukul
05.00-06.00; pukul 06.00-07.00; dan pukul 07.00-08.00 . Sarapan yang diberikan
mengandung Karbohidrat, lemak, protein dan zat lainnya untuk menambah energi
pada pekerja penyemprot pestisida di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau
PTPN II yaitu 25% dari 3400 kal yaitu sejumlah 800 kalori dan jumlah
karbohidratnya yaitu 400 (100 g), jumlah proteinnya adalah 150 kalori ( 40 g) dan
lemak adalah 250 kalori (60 g). Sarapan diberikan selama 5 hari berturut-turut
dengan waktu pemberian sarapan pada pukul 07.30 WIB. Kalori dari sarapan
yang diberikan selama 5 hari kepada pekerja adalah sama dan jenis makanan yang
diberikan beragam atau bervariasi selama pemberian sarapan.
5.2 Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan
Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu seperti daya
produksi, atau keproduktifan sedangkan kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
atau yang dilakukan (diperbuat) baik yang dilakukan untuk mencari nafkah atau
mata pencaharian dengan menggunakan tenaga fisik. Produktivitas pada dasarnya
merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu
kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari ini dikerjakan
untuk kebaikan hari esok (Sodomo, 1991 dikutip dari DPNI).
Pengukuran produktivitas pada penelitian ini dilakukan dengan observasi
yaitu mengamati proses dari mulai bekerja sampai dengan selesai sehingga
didapat hasil produktivitas tenaga kerjanya, produktivitas meningkat apabila

Universitas Sumatera Utara

55

jumlah luas tanaman yang dapat disemprot pekerja yang sudah diberi sarapan
lebih luas dari jumlah luas tanaman yang dapat disemprot pada saat sebelum
diberikan sarapan dengan waktu ≤ 4 jam. Target yang diberikan kepada pekerja
adalah satu orang pekerja dapat menyemprotkan pestisida seluas 0,8 ha dalam
waktu ≤4 jam. Luas 0,8 ha tanaman kelapa sawit sama dengan 120 jumlah
tanaman kelapa sawit yang berarti jika pekerja dapat menyemprot 120 tanaman
maka ia sudah menyemprot pestisida seluas 0,8 ha.
Terdapat peningkatan produktivitas pekerja dari sebelum diberi sarapan ke
sesudah diberikan sarapan karena pada pekerja yang tidak diberikan sarapan
mereka hanya dapat menyemprot 101-113 jumlah tanaman kelapa sawit dari 120
tanaman sebab 0,8 ha adalah 120 tanaman, maka hasilnya adalah pekerja
menyemprotkan pestisida seluas 0,7 ha dan dengan rata-rata waktu yang
digunakan ialah 282 menit atau 4 jam 25 menit, oleh karena itu pekerja belum
dapat memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan.
Untuk produktivitas pada pekerja sesudah diberikan sarapan adalah pekerja dapat
menyemprot 120 jumlah tanaman kelapa sawit sebab 0,8 ha adalah 120 tanaman,
maka hasilnya adalah pekerja menyemprotkan pestisida seluas 0,8 ha dan dengan
rata-rata waktu yang digunakan adalah 3 jam 43 menit, artinya adalah pekerja
yang sudah diberi sarapan dapat mencapai target yang diberikan perusahaan.
5.3 Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas
Tenaga Kerja Diperkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II
Dari hasil uji wilcoxon dengan jumlah rangking yaitu pada selisih TOTA
dengan TOTB pada negative ranksnya menunjukkan hasil produktivitas untuk

Universitas Sumatera Utara

56

pretest-postest adalah 0, nilai 0 ini menununjukkan nilai penurunan atau
pengurangan dari pretest ke posttest maka nilai penurunan dan pengurangnnya
adalah 0, kemudian untuk positive ranksnya yaitu selisih positif antara hasil
produktivitas untuk pretest-postest disini terdapat 30 data positif yang artinya 30
responden mengalami peningkatan hasil produktivitas dari pretest-postest. Mean
rank atau rata-rata peningkatan tersebut adalah sebesar 15,50 sedangkan jumlah
ranking positif atau sum of ranks adalah sebesar 465 dan Ties yaitu kesamaan
nilai Pretest-Posttest adalah nol sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada yang
sama data pretest dan potstest.
Berdasarkan output test statistic Asymp.Sig (2-tailed) bernilai 0.000 yang
berarti jika nilai 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang
artinya ada perbedaan hasil produktivitas responden yang tidak sarapan sebelum
bekerja (Pretest) dengan responden yang sudah sarapan sebelum bekerja (Postest)
sehingga dapat disimpulkan pula ada pengaruh pemberian sarapan terhadap
peningkatan produktivitas kerja diperkebunan tanjung garbus pagar merbau PTPN
II dengan nilai OR = 5.
Dari hasil observasi peneliti diperkebunan tanjung garbus pagar merbau
PTPN II, pekerja yang tidak sarapan menghabiskan waktu lebih dari 4 jam yaitu 4
jam 25 menit untuk menyemprot 0,7 ha sedangkan pekerja yang sudah sarapan
menyemprotkan pestisida 0,8 ha dalam waktu kurang dari 4 jam yaitu 3 jam 43
menit, maka jelas terlihat peningkatan produktivitas yang sebelum dan sesudah
diberi sarapan.

Universitas Sumatera Utara

57

Menurut hasil penelitian Beta (2013), hasil analisis dengan chi square
diketahui bahwa kebiasaan sarapan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
kerja di CV Unggul Farm (OR = 5.40, p value = 0.03). Terdapat pengaruh
kebiasaan sarapan terhadap produktivitas kerja CV Unggul Farm Sukoharjo.
Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap kebiasaan sarapan dan produktivitas kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Elviana dan Sembiring (2005) menyatakan
bahwa sebanyak 47,1 % pekerja wanita memiliki kekurangan sumbangan asupan
dari sarapan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan bermakna
antara asupan kalori sarapan pagi dengan produktivitas tenaga kerja di unit
pengolahan candy PT. Union Confectionery LTD Medan.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pekerja
penyemprot pestisida di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II
Tahun 2017 disimpulkan sebagai berikut:
1. Keseluruhan pekerja berjenis kelamin laki-laki 30 orang (100%)
2. Berpendidikan terbesar adalah SMA 18 orang (60,0%), berpendidikan SMP
11 orang (36,7%) dan berpendidikan SD (3,3%)
3. Pada

produktivitas

sebelum

diberi

sarapan,

keseluruhan

pekerja

produktivitasnya 0,7 ha (100,0%) dengan waktu yang digunakan untuk
menyemprot adalah 4 jam 25 menit.
4. Pada

produktivitas

sesudah

diberi

sarapan,

keseluruhan

pekerja

produktivitasnya 0,8 ha (100,0%) dengan waktu yang digunakan untuk
menyemprot adalah 3 jam 43 menit.
5. Adanya pengaruh yang bermakna antara pemberian sarapan dengan
produktivitas tenaga kerja.
6.2 Saran
1.

Disarankan agar pekerja sarapan setiap pagi sebelum bekerja.

2.

Memperhatikan segi kualitas asupan zat gizi yang dikonsumsi dan memenuhi
kebutuhan kalori perhari.

58
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Bagian Pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit Pagar Merbau PTPN II Tanjung Morawa Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 40

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 7

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 29

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 25

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Karyawan Di Bagian Pengolahan PTPN 2 Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 57

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

1 4 3