Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut

Undang-Undang

RI

Nomor

13

Tahun

2003

tentang


Ketenagakerjaan dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur, yang merata
baik materil maupun spritual berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelaksanaan pembangunan
nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku maupun sebagai tujuan dari pembangunan masyarakat Indonesia.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan mengenai tanggung jawab pemerintah yaitu pasal 46 yang
menyebutkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggitingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat dan dalam pasal 47 yang menyebutkan bahwa upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang dapat dilaksanakan dengan pelayanan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Sebagai pelaksanaanya sesuai yang telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 48 maka dilakukan

1

Universitas Sumatera Utara

2

penyelenggaraan upaya kesehatan kerja berupa penyesuaian antara asupan gizi,
kapasitas kerja, waktu kerja, dan lingkungan kerja agar pekerja dapat bekerja
secara baik tanpa membahayakan diri sendiri ataupun orang lain di sekitarnya.
Menurut Depkes RI (2002) dalam tesis Yusriwan Tjuanda, upaya-upaya
penyerasian antara pekerja dengan pekerjaanya dan lingkungan kerja meliputi
baik fisik maupun psikis dalam hal cara atau metode kerja, proses kerja, dan
kondisi kerja yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik
fisik, mental, maupun kesejahteraan sosialnya, mencegah timbulnya gangguan
kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan
kerjanya, memberikan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatannya, menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap penanggulan kekurangan
gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM)

pada seluruh kelompok umur sesuai siklus kehidupan. Investasi di sektor sosial
menjadi sangat penting dalam peningkatan SDM, karena akan berdampak pada
pertumbuhan ekonomi negara. Investasi gizi juga berperan penting untuk
memutuskan lingkaran setan kemiskinan dan kurang gizi sebagai upaya
peningkatan SDM. Beberapa dampak buruk kurang gizi yaitu rendahnya
produktivitas kerja, kehilangan kesempatan sekolah dan kehilangan sumber daya
karena biaya kesehatan yang tinggi (Adriani & Wirjatmadi, 2012).

Universitas Sumatera Utara

3

Menurut Kartasaepotra dan Marsetyo (2010), zat-zat makanan atau zat
gizi perlu diperhatikan agar dapat dipenuhi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
tubuh. Memperhatikan pemenuhannya tidak perlu dengan mengkonsumsi bahan
pangan nabati secara hewani serta hewani yang tidak bisa diperoleh dengan
kemampuan pendapatan/penghasilan, karena bahan pangan nabati dan hewani
yang murah yang banyak berkandungan zat-zat makanan (gizi) ternyata banyak
macamnya yang dapat dipilih dipasar. Apabila pemenuhan kebutuhan tubuh akan
zat-zat makanan tidak diperhatikan maka tubuh akan menunjukkan gejala yaitu

berupa kurangnya dalam tubuh akan karbohidrat, protein, dan zat lemak dapat
menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi,
akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai
kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan
kerugian yaitu seperti penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas
kerja sangat lemah dan lain-lain.
Menurut Alan berg (1986), mengasumsikan bahwa manusia adalah kunci
pembangunan, bahwa kualitas eksistensi manusia adalah
sesungguhnya bagi pembangunan

ukuran

yang

dan bahwa diantara faktor-faktor yang

mempengaruhi keadaan manusia, kecukupan gizi dalam makanan barangkali
merupakan faktor penentu utama. Namun adalah penting bahwa pemusatan pada
masalah gizi dalam halaman-halaman ini dihubungkan dengan konteks yang
dimaksudkan.


Sungguhpun

kesejahteraan

manusia

dan

pada

akhirnya

kesejahteraan bangsa mungkin dapat ditinggikan dengan gizi yang lebih baik,
kesejahteraan itu sebagian besar juga tergantung pada kesempatan dalam

Universitas Sumatera Utara

4


ekonomi, pendidikan, lingkungan dan lainnya yang tidak diuraikan disini.
Pengkajian ini oleh karenanya harus dianggap sebagai suatau pembahasan tentang
segi proses pembangunan, tetapi ia merupakan inti pembangunan, tetapi ia
merupakan bagian dan memerlukan perhatian yang lebih banyak daripada yang
sudah-sudah.
Menurut Suma’mur (2009) kondisi gizi yang tidak kondusif terhadap
kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dalam masyarakat dimana pun adalah
kombinasi kekurangan atau tidak memadainya protein, kalori dan vitamin.
Rendahnya konsumsi protein dan kalori dalam makanan sehari-hari menjadi sebab
rendahnya produktivitas dan buruknya keadaan kesehatan serta menjadi penyebab
timbulnya penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Azziza (2008), hasil uji
korelasi pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara
status gizi dengan produktivitas kerja. Hasil analisis tersebut mengindikasi bahwa
semakin baik status gizi seseorang,maka semakin baik produktivitas kerjanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Elviana dan Sembiring (2005) menyatakan
bahwa sebanyak 47,1 % pekerja wanita memiliki kekurangan sumbangan asupan
dari sarapan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa ada hubungan bermakna
antara asupan kalori sarapan pagi dengan produktivitas tenaga kerja di unit
pengolahan candy PT. Union Confectionery LTD Medan.

Berbagai penelitian diatas telah menerangkan adanya hubungan antara gizi
dengan produktivitas secara keseluruhan akan menunjukkan potensi hasil dalam
jumlah yang lebih besar besar untuk setiap pekerja, sehingga kebutuhan dasar

Universitas Sumatera Utara

5

hidup dapat terpenuhi secara tidak langsung hal ini berarti tingkat kesejahteraan
bertambah tinggi oleh karena pentingnya gizi terhadap produktivitas tenaga kerja
terutama gizi yang terkandung pada menu sarapan, oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian sarapan terhadap
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
PTPN II Tanjung Morawa adalah salah satu Usaha Perkebunan dan
Pengolahan Kelapa Sawit PTPN II yang berlokasi di Kabupaten Deli serdang
pada 5 kecamatan. Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau memiliki 7
Afdeling tanaman Kelapa Sawit. Tanaman Menghasilkan (TM) Produktif seluas
3.666,78 ha dan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 499,20 ha.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Perkebunan
Tanjung Garbus PTPN II diperoleh informasi dari asisten afdeling I bahwa tenaga

kerja penyemprot pestisida belum mencapai target yang ditetapkan oleh
perusahaan. Target yang harus dicapai adalah satu orang tenaga kerja dapat
menyemprotkan pestisida ke tanaman kelapa sawit seluas 0,8 ha dengan diameter
tanaman kelapa sawit adalah 3 m dalam waktu 4 jam kerja yaitu jam kerja dimulai
dari pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB dengan waktu istirahat 30 menit.
Hasil wawancara awal dengan tenaga kerja penyemprot pestisida diperoleh
informasi bahwa tenaga kerja tidak sarapan sebelum bekerja dikarenakan jarak
rumah dengan perkebunan sangat jauh dan tidak adanya kantin diperkebunan
tersebut sehingga tenaga kerja kekurangan energi dalam melakukan pekerjaan
dan tidak dapat memenuhi target yang diberikan oleh perusahaan. Sebagian besar
tenaga kerja hanya sarapan dengan roti, teh manis atau kopi yang tidak memenuhi

Universitas Sumatera Utara

6

kebutuhan kalori 25% dari kebutuhan kalori total per hari yaitu 800 kalori yang
mengandung zat gizi yaitu karbohidrat sejumlah 400 kalori (100 g), protein
sejumlah 150 kalori (40 g) dan lemak sejumlah 250 kalori (60 g).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perlu dilakukan

penelitian pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga
kerja di perkebunan tanjung garbus pagar merbau PTPN II 2017.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan penelitian

adalah apakah terdapat pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan
produktivitas tenaga kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II?
1.3

Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan
produktivitas tenaga kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II?
1.3.2 Tujuan Khusus
a)

Untuk mengetahui karakteristik pekerja.


b)

Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja sebelum dan sesudah diberi
sarapan.

c)

Untuk mengetahui perbedaan produktivitas tenaga kerja penyemprot
pestisida.

1.4

Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas

tenaga kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II.

Universitas Sumatera Utara


7

1.5
1.

Manfaat Penelitian
Bagi tenaga kerja, diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan tenaga kerja khususnya yang ada di Perkebunan Tanjung
Garbus Pagar Merbau PTPN II mengenai status gizi para pekerja sendiri dan
pengaruh pemberian sarapan terhadap peningkatan produktivitas tenaga
kerja.

2.

Sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan keadaan
gizi tenaga kerja dengan memberikan penyuluhan tentang gizi kerja
khususnya akan pentingnya kebutuhan asupan sarapan.

3.

Bagi Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka
penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama masa perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 29

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017 Chapter III VI

0 0 22

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Pengaruh Pemberian Sarapan Terhadap Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja di Perkebunan Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 25

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

1 4 3

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

2 8 50

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 8