Bangun bangun Usaha Ekonomi Indonesia (1)
                                                                                Makalah Perekonomian Indonesia
“Bangun-bangun Ekonomi Indonesia”
Disusun oleh:
1. Adelia Meitriana
2. Rahmawati Kafara
3. Tri Munjani
112 5111 239
112 5111 263
112 5111 290
PRODI S1 JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2015
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tugas ini kami susun dengan maksud bukti tertulis dari presentasi yang akan
dilaksanakan di kelas nantinya sewaktu mengkuti kuliah Perekonomian Indonesia.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan memberi pengarahan untuk menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia biasa ,kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna oleh karena keterbatasan serta pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dimasa
yang akan datang.
Akhirnya melalui sebuah doa dan harapan semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi para pembaca semua.
Yogyakarta, 13 Maret 2015
Penyusun
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Isi
Pelaku Perekonomian Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Swasta
Koperasi
Kesimpulan
Pelaku Perekonomian Indonesia
Sejak awal kemerdekaan, pelaku perekonomian Indonesia ada tiga (3), yaitu:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
3. Koperasi
Ketiga pelaku ekonomi nasional masing-masing mempunyai landasan etika dalam
melaksanakan tugasnya dalam perekonokmian nasional.
Secara ringkas landasan etika pelaku ekonomi nasional dapat dikatakan:
1. Sektor koperasi merupakan sektor swadaya dan merupakan perkumpulan
orang untuk meningkatkan pemerataan dan mewujudkan keadilan sosial;
2. Sektor usaha swasta merupakan sektor usaha pemupukan modal
masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
3. Sektor usaha negara merupakan sektor perlindungan dan pelayanan
kebutuhan masyarakat banyak.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pengertian BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN (badan usaha milik Negara) adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh negara republik indonesia. Bumn dapat pula
berupa perusahaan nirlaba. Berdasarkan undang- undang no. 19 tahun 2003 pasal
1 dijelaskan bahwa pengertian dari badan usaha milik negara, yang selanjutnya
disebut bumn, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola
cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya
untuk kemakmuran rakyat.
Bentuk- bentuk BUMN itu sendiri ada 3 yaitu:
1. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah bumn
yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh negara republik indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.
Yang termasuk dalam perusahaan perseroan adalah PT. Bank Mandiri , PT.
Pertamina , PT. Pos Indonesia , PT. Garuda Indonesia , Pengadaian.
2. Perusahaan perseroan terbuka, yang selanjutnya disebut persero
terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Yang termasuk dalam perusahaan perseroan terbuka adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk (BRI) , PT Telkom Indonesia Tbk , PT Perusahaan Gas
Negara Tbk , PT Bank Negara Indonesia Tbk , PT Semen Gresik Tbk , PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
3. Perusahaan umum, yang selanjutnya disebut perum, adalah bumn yang
seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan.
Yang termasuk dalam perusahaan umum ini sendiri adalah Perumahan
Nasional , Badan Usaha Logistik (BULOG)
Tujuan BUMN
Tujuan BUMN berdasarkan uu no. 19 tahun 2003 pasal 2, lain adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah,koperasi dan masyarakat.
Kinerja BUMN
Pengukuran kinerja perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran
kinerja non keuangan (non financial performance measurement) dan pengukuran
kinerja keuangan (financial performance measurement).Pengertian kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu
dipertanggungjawabkan. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi
laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak
terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
Tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah penilaian perusahaan khususnya
kinerja sering dilakukan untuk tujuan :
1. untuk memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan
atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di
dalam neraca.
2. untuk keperluan merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui berapa nilai
perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan.
3. untuk kepentingan usaha, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai
usaha lebih besar dari pada nilai likuiditasnya
BUMN dibagi 2 yaitu :
1. Badan Usaha Milik Negara Non Jasa Keuangan
Pasal 4 :
a. Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa
keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang
infrastruktur selanjutnya disebut BUMN INFRASTRUKTUR dan BUMN
yang bergerak dalam bidang non infrastruktur yang selanjutnya disebut
BUMN NON INFRASTRUKTUR dengan pengelompokan sebagaimana
pada lampiran I.
b. Perubahan
pengelompokan
BUMN
dalam
kategori
BUMN
INFRASTRUKTUR dan BUMN NON INFRASTRUKTUR sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan
BUMN.
Pasal 5
a. BUMN INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang kegiatannya
menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang
bidang usahanya meliputi:
i. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.
ii. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan
angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api.
iii. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan, laut atau sungai atau
danau, lapangan terbang dan bandara.
iv. Bendungan dan irigasi.
b. Penambahan atau pengurangan bidang-bidang atau jenis-jenis kegiatan
untuk menentukan kriteria BUMN INFRASTRUKTUR sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan BUMN.
c. BUMN NON INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang bidang usahanya
diluar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (I).
Pasal 6
Indikator penilaian Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi
BUMN yang bergerak dibidang usaha non jasa keuangan sebagaimana terdapat
dalam Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN non jasa keuangan
(Lampiran II).A.infrastruktur bumn.
B.noninfrastruktur BUMN aspek yang dinilai adalah aspek keuangan, aspek
oprasionaldan aspek administrasi.
2. BUMN Keuangan
a.
Usaha perbankan.
Bank pelat merah tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BNI
Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Beberapa di antara
mereka akan meminta persetujuan pemegang saham pada rapat umum pemegang
saham (RUPS) sekitar April-Mei 2012 mendatang.
b.
Asuransi
Empat BUMN Asuransi Bukukan Aset Rp 69 T
1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan aset pada tahun 2007 sebesar
Rp. 1,72 triliun,
2. PT asuransi Ekspor Indonesia (Reindo) sebesar Rp. 565 miliar
3. PT Asuransi Jiwasraya senilai Rp. 5,14 triliun
4. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) memiliki total aset hingga
Rp. 61,38 triliun. Nilai aset Jamsostek ini memberi kontribusi terbesar
terhadap total aset perusahaan BUMN asuransi dibanding empat
perusahaan lainnya, yakni sekitar 88,44%.
Pada 2007, empat perusahaan tersebut juga membukukan total premi bruto
mencapai Rp. 6,95 triliun. Tahun lalu, Jasindo membukukan perolehan premi
sebesar Rp. 1,93 triliun, premi bruto Jiwasraya mencapai Rp. 2,26 triliun, dan
premi Asei senilai Rp. 193 miliar. Sedangkan Jamsostek membukukan
perolehan iuran Rp. 1,81 triliun dan premi bruto Reindo senilai Rp. 759 miliar.
Tahun ini, Jasindo menargetkan premi bruto mencapai Rp. 2,4 triliun,
melampaui perolehan pada 2007 senilai Rp. 1,92 triliun. ” Kami mengubah
pola dari peningkatan premi menjadi bottom line (laba). Departemen
Keuangan menyatakan, aset industri asuransi pada 2007 sebesar Rp 227
triliun. Sementara premi bruto industri asuransi mencapai Rp. 78,5 triliun, dan
klaim terbayarkan senilai Rp. 36,9 triliun. Selain keempat perusahaan asuransi
tersebut, BUMN juga memiliki empat perusahaan lain yang bergerak di
bidang yang sama. Perusahaan itu, yakni PT Asabri, PT Asuransi Jasa Raharja,
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes), dan PT Taspen.
c. Usaha Pembiayaan.
Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, perusahaan
pembiayaan sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan nonbank makin
dikenal luas oleh masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan nonbank ini
amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas, antara lain sewa
guna usaha(leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen
(consumer finance), dan usaha kartu kredit (credit card). Munculnya lembaga
pembiayaan sebagai sarana dan sumber pembiayaan diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam bentuk penyaluran dana untuk menumbuhkan
serta mewujudkan aspirasi dan cita-cita masyarakat, khususnya para pelaku
usaha agar dapat mengatasi masalah keterbatasan modal.
Lahirnya lembaga pembiayaan nonbank ini diatur dalam Keppress No.61
Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, bahwa dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi, maka sarana penyediaan dana yang dibutuhkan
masyarakat perlu diperluas sehingga peranannya sebagai sumber dana
pembangunan makin meningkat. Lembaga pembiayaan dalam pelaksanaannya
diatur di dalam KepMenKeu Republik Indonesia No. 1251/KMK.013/1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dengan
bidang usaha pembiayaan antara lain sewa guna usaha (leasing), anjak piutang
(factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance), modal ventura (venture
capital), dan usaha kartu kredit (credit card). Pada tanggal 3 Oktober 1995,
Menteri Keuangan mengeluarkan KepMenKeu No. 468/KMK.017/1995
tentang Lembaga Pembiayaan. Di dalam KepMenKeu No. 468/KMK.017/1995
tentang Lembaga Pembiayaan diatur bahwa modal ventura (venture capital)
tidak termasuk ke dalam lembaga pembiayaan. Dengan demikian, perusahaan
pembiayaan diberikan dua opsi, yaitu sebagai perusahaan pembiayaan atau
perusahaan modal ventura (venture capital). Peraturan tentang lembaga
pembiayaan terakhir diubah dengan KepMenKeu No. 448/KMK.017/2000
tentang Lembaga Pembiayaan.Lembaga pembiayaan terbentuk sebagai salah
satu alternatif bagi pelaku usaha untuk mendapatkan tambahan modal tanpa
harus memberikan jaminan dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, setelah beberapa kali mengalami perubahan pada
tanggal 29 September 2006, Menteri Keuangan mengeluarkan PMK No.
84/PMK.012/2006 tentang Lembaga Pembiayaan (selanjutnya disebut PMK
No. 84/2006) yang di dalamnya mengatur tentang pendirian perusahaan
pembiayaan serta untuk meningkatkan peran perusahaan pembiayaan dalam
pembangunan nasional. Peraturan Menteri Keuangan ini dibuat untuk
menyempurnakan Peraturan Menteri Keuangan terdahulu yang juga mengatur
tentang perusahaan pembiayaan.Pasal 7 ayat (1) PMK No. 84/2006
menjelaskan bahwa perusahaan pembiayaan dalam kegiatan usahanya
merupakan suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas dan koperasi.
Oleh karena itu, pendirian perusahaan pembiayaan berbentuk perseroan
terbatas tidak hanya harus mengacu pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas sebagai peraturan umum yang mengatur tentang
perusahaan berbentuk perseroan terbatas, Undang-Undang No. 19 tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
1988 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), serta Peraturan Pemerintah No.
45 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
1998 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero) jika perusahaan tersebut
berbentuk PT (Persero), tetapi juga harus mengacu pada PMK No. 84/2006
sebagai peraturan khusus yang mengatur tentang perusahaan pembiayaan.
Peraturan khusus bagi perusahaan pembiayaan ini dipandang perlu oleh
pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Pengertian BUMS
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan odan
dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS dapat
dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti
perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap (CV),
perseroan Terbatas (PT).
Berdasarkan paal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33 UUD
1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai
hajat hidup orang banyak yang boleh ada ditangan seseorang yang kemudian
dikenal dengan usaha swasta.
Ciri-ciri BUMS
1. Dimiliki oleh perseorangan atau persekutuan badan-badan usaha
2. Pemilik dapat bertindak sebagai pengelola, dapat juga hanya sebagai
pemilik tetapi pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang lebih
profesional
3. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggungjawab pemilik dan atau
pimpinan
4. Keberhasilan atau kegagalan badan usaha sangat tergantung pada
kecakapan pemilik atau pimpinan
5. Modal berasal sepenuhnya dari pihak swasta
6. Modal dapat dihimpun dari laba yang tidak dibagi, dari cadangan, dan dari
penyusutan
7. Modal dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik bank maupun
nonbank.
Prinsip BUMS
a.
b.
c.
Fungsi perencanaan, yaitu tiap-tiap direktur dalam jenjang vertikal
membuat rencana untuk departemen atau bagian masing-masing
Fungsi pengorganisasian, yaitu pengorganisasian harus mencerminkan
wewenang penuh dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan dan harus
dapat menentukan arah serta tujuan pekerjaan antar bagian dalam
perusahaan
Fungsi pengenalan, yaitu fungsi yang memfokuskan pada terciptanya suatu
keadaan yang memungkinkan karyawan dan seluruh anggota organisasi
sadar akan pekerjaannya dan termotivasi untuk mencapai suatu prestasi
d.
e.
f.
yang baik bagi mereka sendiri dan pada akhirnya akan membawa
kemajuan bagi perusahaan.
Fungsi Pengawasan, yaitu seorang manajer harus mengawasi apakah tugas
yang sudah diberikan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan serta untuk mengambil suatu tindakan
perbaikan.
Fungsi sosial , yaitu perusahaan membuka kesempatan kerja yang luas
kepada masyarakat serta menjaga lingkungan hidup.
Fungsi ekonomi, yaitu perusahaan berperan serta dalam peningkatan
produksi barang dan jasa, membantu peningkatan pendapatan negara, dan
membantu memperlancar jalannya perekonomian nasional
Kelebihan dan kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Kelebihan
1.
2.
3.
Meningkatkan pendapatan negara
Meningkatkan export dan import
Memperluas lapangan kerja
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
Menimbulkan persaingan pasar tidak sehat atau monopoli
Penyalahgunaan potensi sumber daya atau eksploitasi sumber daya alam
sebesar-besarnya
Berkurangnya pendapatan negara karena keringanan pajak
Berkuirangnya devisa karena keringanan bea masuk
Peranan BUMS dalam perekonomian nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sebagai mitra pemerintahan dalam kegiatan perekonomian
Membantu pemerintahan dalam pengelolaan kegiatan ekonomi yang tidak
ditangani pemerintah
Meningkatkan penerimaan dan devisa negara
Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran
Membantu meningkatkan produksi nasional
Membantu pemerintahan dalam usaha pemerataan pendapatan
Meningkatkan pendapatan negara dari pajak
Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
1. Perusahaan Perseorangan (Po)
Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang
dimiliki satu individu. Akan tetapi dalam praktiknya badan
usaha ini kerap kali merupakan perusahaan keluarga, yaitu
perusahaan yang menggunakan seluruh atau sebagian
anggota keluarga untuk menjalankannya.
Ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain sebagai
berikut :
1.
Dimiliki oleh perseorangan
2.
Pengelolaan terbatas atau sederhana
3.
Modal tidak terlalu besar
4.
Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik
perusahaan
Kelebihan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai
berikut :
a. Mudah didirkan
b. Organisasinya sederhana sehingga biaya organisasinya
pun rendah
c. Pengelolaannya fleksibel dan bebas
d. Kerahasiaan usaha terjamin
Kelemahan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut :
a. Pertanggungjawaban pemilik tidak terbatas
b. Modal Terbatas
c. Kualitas Manajerial dan kualitas Pekerja Terbatas
d. Kelangsungan operasi perusahaan terbatas
Contoh : Perusahaan industri kecil bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit
Puhun,Kota Bukittinggi dan perusahaan industri kecil saka di Kecamatan
Canduang Kab.Agam.
2. Firma
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang
menjalankan perusahaan menggunakan nama bersama
dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya. Dalam
menjalankan usaha, ada dua macam anggota firma, yaitu :
1.
Anggota yang mendapat kuasa untuk bertindak atas
nama perusahaan
2.
Anggota yang tidak menerima kuasa untuk bertindak
atas nama perusahaan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tindakan
yang merugikan bagi perusahaan.
Kelebihan firma adalah sebagai berikut :
1. Modal lebih besar
2. Tanggungjawab bersama
3. Status badan usaha jelas karena memiliki akta dari
notaris dan terdaptar di pengadilan negeri
4. Didirikan dan pengelolaan secara bersama,
Beberapa kelemahan dari Firma antara lain :
1.
tanggungjawab pemilik tidak terbatas
2.
sulit memperoleh laba
3.
gampang bubar
4.
modal sulit ditarik walaupun sekutu mengundurkan diri
Contoh : Firma Talago Surya,Firma 3 Saudara,dan Firma Rental
Komputer.
3.
Commanditaire Vennootschap (CV)
CV atau biasa disebut Persekutuan Komanditer adalah
persekutuan
atas
dasar
kepercayaan.
sekutu
Komplementer dapat menggunakan modal dari para sekutu
hanya dengan dasar kepercayaan. Perusahaan dijalankan
oleh sekutu komplementer yang bertanggungjawab
sepenuhnya atas utang-utang perusahaan.
Dalam pengelolaan persekutuan komanditer, ada 2 macam
yaitu :
a. Sekutu
komanditer
adalah
anggota
yang
memercayakan modalnya kepada sekutu komplementer
dengan menanggung kerugian yang terbatas pada
modal yang disetor.
b. Sekutu
komplementer
adalah
anggota
yang
menjalankan dan memimpin perusahaan dengan
menanggung kerugian secara tidak terbatas.
Kebaikan Persekutuan Komanditer antara lain :
a. Kebutuhan akan modal lebih mudah untuk terpenuhi,
karena pemilik atau penanam modal lebih banyak dan
bisa lebih mudah memperoleh pinjaman
b. Pimpinan perusahaan dapat terdiri dari satu orng atau
lebih
c. Tanggungjawab
sekutu
komanditer
terbatas,
tanggungjawabnya hanya terbatas hanya pada modal
yang disetor karena ia tidak ikut campur dalam
pengelolaan perusahaan
d. Menggunakan akta otentik maksudnya secara lisan dan
tertulis
e. Peraturan tentang pembagian untung dan rugi
berdasarkan besarnya modal yang ditanam
f. Kekayaan pribadi dipisahkan dari kekayaan perusahaan
Keburukan Persekutuan Komanditer antara lain :
a. Dapat terjadi selisih paham antar pemilik
b. Sekutu komanditer
perusahaan
tidak
ikut
menjalankan
usaha
Contoh : CV.Hayati dan CV.Laris Motor.
4.
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah merupakan suatu kumpulan
modal yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk
mencapai tujuan tertentu, biasanya mencari keuntungan.
PT merupakan bentuk perusahaan dimanaperolehan
modalnya berskala dari penjualan saham.
Beberapa karakteristik utama dari PT adalah sebagai
berikut:
a. Pemiliknya adalah para pemegang saham.
b. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat
pemegang saham.
c. Merupakan suatu perkumpulan modal.
d. Dalam rapat pemegang saham setiap satu lembar
saham yang dimiliki berarti satu suara.
e. Bertujuan mencari laba yang sebesar-besarnya.
f. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi
yang memiliki saham terbanyak akan memperoleh
bagian yang besar.
g.
Pemilik dan pengelolah dipisahkan.
h.
Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen
(pasar).
i.
Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi
persero).
Contoh : PT.Bank Central Asia,Tbk, PT.Bank Danamon Tbk dan
PT.Bakrie Telkom,Tbk.
Koperasi
Pengertian Koperasi
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan
ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi
adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun
tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan
hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
Landasan – landasan Koperasi
Koperasi adalah bangun usaha atau tata ekonomi usaha bersama berdasarkan atas
azas kekeluargaan, tercantum dalam pasal 33 UUD 1945. Koperasi mempunyai
landasan-landasan yang disebut dalam pasal 2 UU No. 12 Tahun 1967 tentang
perkoperasian:
a. Landasan idiil Koperassi Indonesia adalah Pancasila
b. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah Undang-undang Dasar 1945
beserta penjelasannya
c. Landasan mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi.
Asas Koperasi
Berdasarkan pasal 2 UU No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas koperasi ialah
kekeluargaan.
Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992 yang berbunyi “
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 “ berdasarkan pasal tersebut, tujuan
koperasi pada garis besarnya meliputi 3 hal yaitu :
1.
2.
3.
Memajukan kesejahteraan anggotanya
Memajukan kesejahteraan masyarakat
Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional
Fungsi Koperasi
Pasal 4 UU No. 12 tahun 1967 memperinci fungsi koperasi Indonesia sebagai
berikut:
Fungsi Koperasi Indonesia adalah:
a. alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat,
b. alat pendemokrasian ekonomi nasional
c. sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia
d. alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana erekonomian
rakyat.
Badan Hukum Koperasi
Seperti halnya perusahaan lain yang berbadan hokum,
maksudnya adalh adanya pemisahan antara harta koperasi
dengan pemiliknya (anggota koperasi), atau jika terjadi kepalitan
dimana koperasi harus melunasi hutang-hutangnya maka
anggota koperasi hanya dituntut sebesar modal yang diserahkan.
Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
a. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing.
d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
Kelebihan dan Kelemahan Koperasi
Kelebihan
1.
2.
3.
4.
Bersifat terbuka dan sukarela
Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajibtidak memberatkan anggota
Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya
modal
Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata
mencari keuntungan
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
koperasi sangat sulit berkembang karena modal terbatas
kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi
pengurus kadang-kadang tidak jujur
kurangnya kerjasama antara pengurus, pengawas, dan anggotanya
Jenis-jenis Koperasi
Koperasi Berdasarkan Jenisnya ada 4, yaitu :
a. Koperasi Produksi (Koperasi Produksi melakukan usaha produksi atau
menghasilkan barang)
b. Koperasi konsumsi (Koperasi Konsumsi menyediakan semua kebutuhan
para anggota dalam bentuk barang)
c. Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam melayani para
anggotanya untuk menabung dengan mendapatkan imbalan)
d. Koperasi Serba Usaha (Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai
jenis usaha)
Berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi Pegawai Negeri (Koperasi ini beranggotakan para pegawai
negeri baik pegawai pusat maupun daerah)
b. Koperasi Pasar (Koppas) (Koperasi pasar beranggotakan para pedagang
pasar)
c. Koperasi Unit Desa (KUD) (Koperasi Unit Desa beranggotakan
masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi
terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan)
d. Koperasi Sekolah (Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu
guru, karyawan, dan siswa)
Berdasarkan Tingkatannya
a. Koperasi Primer (Koperasi primer merupakan koperasi
beranggotakan orang-orang)
b. Koperasi sekunder (Koperasi sekunder merupakan koperasi
beranggotakan beberapa koperasi)
yang
yang
Jenis koperasi berdasarkan fungsinya
a. Koperasi Konsumsi (didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum seharihari para anggotanya)
b. Koperasi Jasa (adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk
pinjaman kepada para anggotanya)
c. Koperasi Produksi (Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan
baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis
barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkannya hasil
produksi tersebut)
Modal Koperasi
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal koperasi terdiri
atas modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal Sendiri Koperasi
a. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan
wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama dan wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi.
Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
c. Dana cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha. Dana cadangan digunakan untuk
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.
d. Hibah, yaitu sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada
koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi.
Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi
belum dibubarkan.
2. Modal pinjaman koperasi
Modal pinjaman dapat berasal dari simpanan sukarela, pinjaman dari
koperasi lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya, dan
sumber pinjaman lainnya yang sah.
Kesimpulan
Jadi, pelaku perekonomian Indonesia ada tiga (3), yaitu: Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Koperasi.
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh
kepemilikannya dimiliki oleh negara republik indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba.
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan
odan dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS
dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta,
seperti perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap
(CV), perseroan Terbatas (PT).
Koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para
pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional.
                                            
                “Bangun-bangun Ekonomi Indonesia”
Disusun oleh:
1. Adelia Meitriana
2. Rahmawati Kafara
3. Tri Munjani
112 5111 239
112 5111 263
112 5111 290
PRODI S1 JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2015
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tugas ini kami susun dengan maksud bukti tertulis dari presentasi yang akan
dilaksanakan di kelas nantinya sewaktu mengkuti kuliah Perekonomian Indonesia.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan memberi pengarahan untuk menyelesaikan makalah ini.
Sebagai manusia biasa ,kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna oleh karena keterbatasan serta pengetahuan yang kami miliki. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dimasa
yang akan datang.
Akhirnya melalui sebuah doa dan harapan semoga makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi para pembaca semua.
Yogyakarta, 13 Maret 2015
Penyusun
Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Isi
Pelaku Perekonomian Indonesia
Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Swasta
Koperasi
Kesimpulan
Pelaku Perekonomian Indonesia
Sejak awal kemerdekaan, pelaku perekonomian Indonesia ada tiga (3), yaitu:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
3. Koperasi
Ketiga pelaku ekonomi nasional masing-masing mempunyai landasan etika dalam
melaksanakan tugasnya dalam perekonokmian nasional.
Secara ringkas landasan etika pelaku ekonomi nasional dapat dikatakan:
1. Sektor koperasi merupakan sektor swadaya dan merupakan perkumpulan
orang untuk meningkatkan pemerataan dan mewujudkan keadilan sosial;
2. Sektor usaha swasta merupakan sektor usaha pemupukan modal
masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
3. Sektor usaha negara merupakan sektor perlindungan dan pelayanan
kebutuhan masyarakat banyak.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pengertian BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN (badan usaha milik Negara) adalah badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh negara republik indonesia. Bumn dapat pula
berupa perusahaan nirlaba. Berdasarkan undang- undang no. 19 tahun 2003 pasal
1 dijelaskan bahwa pengertian dari badan usaha milik negara, yang selanjutnya
disebut bumn, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan, dan kegiatan utamanya adalah untuk mengelola
cabang- cabang produksi yang penting bagi negara dan digunakan sepenuhnya
untuk kemakmuran rakyat.
Bentuk- bentuk BUMN itu sendiri ada 3 yaitu:
1. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah bumn
yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham
yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh negara republik indonesia yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.
Yang termasuk dalam perusahaan perseroan adalah PT. Bank Mandiri , PT.
Pertamina , PT. Pos Indonesia , PT. Garuda Indonesia , Pengadaian.
2. Perusahaan perseroan terbuka, yang selanjutnya disebut persero
terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Yang termasuk dalam perusahaan perseroan terbuka adalah PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk (BRI) , PT Telkom Indonesia Tbk , PT Perusahaan Gas
Negara Tbk , PT Bank Negara Indonesia Tbk , PT Semen Gresik Tbk , PT
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
3. Perusahaan umum, yang selanjutnya disebut perum, adalah bumn yang
seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan
prinsip pengelolaan perusahaan.
Yang termasuk dalam perusahaan umum ini sendiri adalah Perumahan
Nasional , Badan Usaha Logistik (BULOG)
Tujuan BUMN
Tujuan BUMN berdasarkan uu no. 19 tahun 2003 pasal 2, lain adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2. Mengejar keuntungan.
3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat
hidup orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
oleh sektor swasta dan koperasi.
5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah,koperasi dan masyarakat.
Kinerja BUMN
Pengukuran kinerja perusahaan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengukuran
kinerja non keuangan (non financial performance measurement) dan pengukuran
kinerja keuangan (financial performance measurement).Pengertian kinerja adalah
gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Pelaporan kinerja merupakan refleksi kewajiban untuk mempresentasikan dan
melaporkan kinerja semua aktivitas dan sumber daya yang perlu
dipertanggungjawabkan. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain terkonsentrasi atau tidaknya terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi
laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak
terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan.
Tujuan penilaian kinerja perusahaan adalah penilaian perusahaan khususnya
kinerja sering dilakukan untuk tujuan :
1. untuk memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan
atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di
dalam neraca.
2. untuk keperluan merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui berapa nilai
perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan.
3. untuk kepentingan usaha, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai
usaha lebih besar dari pada nilai likuiditasnya
BUMN dibagi 2 yaitu :
1. Badan Usaha Milik Negara Non Jasa Keuangan
Pasal 4 :
a. Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa
keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang
infrastruktur selanjutnya disebut BUMN INFRASTRUKTUR dan BUMN
yang bergerak dalam bidang non infrastruktur yang selanjutnya disebut
BUMN NON INFRASTRUKTUR dengan pengelompokan sebagaimana
pada lampiran I.
b. Perubahan
pengelompokan
BUMN
dalam
kategori
BUMN
INFRASTRUKTUR dan BUMN NON INFRASTRUKTUR sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan
BUMN.
Pasal 5
a. BUMN INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang kegiatannya
menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang
bidang usahanya meliputi:
i. Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.
ii. Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan
angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api.
iii. Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan, laut atau sungai atau
danau, lapangan terbang dan bandara.
iv. Bendungan dan irigasi.
b. Penambahan atau pengurangan bidang-bidang atau jenis-jenis kegiatan
untuk menentukan kriteria BUMN INFRASTRUKTUR sebagaimana
dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan BUMN.
c. BUMN NON INFRASTRUKTUR adalah BUMN yang bidang usahanya
diluar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (I).
Pasal 6
Indikator penilaian Aspek Keuangan, Aspek Operasional dan Aspek Administrasi
BUMN yang bergerak dibidang usaha non jasa keuangan sebagaimana terdapat
dalam Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN non jasa keuangan
(Lampiran II).A.infrastruktur bumn.
B.noninfrastruktur BUMN aspek yang dinilai adalah aspek keuangan, aspek
oprasionaldan aspek administrasi.
2. BUMN Keuangan
a.
Usaha perbankan.
Bank pelat merah tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BNI
Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Beberapa di antara
mereka akan meminta persetujuan pemegang saham pada rapat umum pemegang
saham (RUPS) sekitar April-Mei 2012 mendatang.
b.
Asuransi
Empat BUMN Asuransi Bukukan Aset Rp 69 T
1. PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan aset pada tahun 2007 sebesar
Rp. 1,72 triliun,
2. PT asuransi Ekspor Indonesia (Reindo) sebesar Rp. 565 miliar
3. PT Asuransi Jiwasraya senilai Rp. 5,14 triliun
4. PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) memiliki total aset hingga
Rp. 61,38 triliun. Nilai aset Jamsostek ini memberi kontribusi terbesar
terhadap total aset perusahaan BUMN asuransi dibanding empat
perusahaan lainnya, yakni sekitar 88,44%.
Pada 2007, empat perusahaan tersebut juga membukukan total premi bruto
mencapai Rp. 6,95 triliun. Tahun lalu, Jasindo membukukan perolehan premi
sebesar Rp. 1,93 triliun, premi bruto Jiwasraya mencapai Rp. 2,26 triliun, dan
premi Asei senilai Rp. 193 miliar. Sedangkan Jamsostek membukukan
perolehan iuran Rp. 1,81 triliun dan premi bruto Reindo senilai Rp. 759 miliar.
Tahun ini, Jasindo menargetkan premi bruto mencapai Rp. 2,4 triliun,
melampaui perolehan pada 2007 senilai Rp. 1,92 triliun. ” Kami mengubah
pola dari peningkatan premi menjadi bottom line (laba). Departemen
Keuangan menyatakan, aset industri asuransi pada 2007 sebesar Rp 227
triliun. Sementara premi bruto industri asuransi mencapai Rp. 78,5 triliun, dan
klaim terbayarkan senilai Rp. 36,9 triliun. Selain keempat perusahaan asuransi
tersebut, BUMN juga memiliki empat perusahaan lain yang bergerak di
bidang yang sama. Perusahaan itu, yakni PT Asabri, PT Asuransi Jasa Raharja,
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Askes), dan PT Taspen.
c. Usaha Pembiayaan.
Seiring dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia, perusahaan
pembiayaan sebagai salah satu alternatif lembaga keuangan nonbank makin
dikenal luas oleh masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan nonbank ini
amat beragam dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat luas, antara lain sewa
guna usaha(leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan konsumen
(consumer finance), dan usaha kartu kredit (credit card). Munculnya lembaga
pembiayaan sebagai sarana dan sumber pembiayaan diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam bentuk penyaluran dana untuk menumbuhkan
serta mewujudkan aspirasi dan cita-cita masyarakat, khususnya para pelaku
usaha agar dapat mengatasi masalah keterbatasan modal.
Lahirnya lembaga pembiayaan nonbank ini diatur dalam Keppress No.61
Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, bahwa dalam rangka menunjang
pertumbuhan ekonomi, maka sarana penyediaan dana yang dibutuhkan
masyarakat perlu diperluas sehingga peranannya sebagai sumber dana
pembangunan makin meningkat. Lembaga pembiayaan dalam pelaksanaannya
diatur di dalam KepMenKeu Republik Indonesia No. 1251/KMK.013/1988
tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan dengan
bidang usaha pembiayaan antara lain sewa guna usaha (leasing), anjak piutang
(factoring), pembiayaan konsumen (consumer finance), modal ventura (venture
capital), dan usaha kartu kredit (credit card). Pada tanggal 3 Oktober 1995,
Menteri Keuangan mengeluarkan KepMenKeu No. 468/KMK.017/1995
tentang Lembaga Pembiayaan. Di dalam KepMenKeu No. 468/KMK.017/1995
tentang Lembaga Pembiayaan diatur bahwa modal ventura (venture capital)
tidak termasuk ke dalam lembaga pembiayaan. Dengan demikian, perusahaan
pembiayaan diberikan dua opsi, yaitu sebagai perusahaan pembiayaan atau
perusahaan modal ventura (venture capital). Peraturan tentang lembaga
pembiayaan terakhir diubah dengan KepMenKeu No. 448/KMK.017/2000
tentang Lembaga Pembiayaan.Lembaga pembiayaan terbentuk sebagai salah
satu alternatif bagi pelaku usaha untuk mendapatkan tambahan modal tanpa
harus memberikan jaminan dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
Terkait dengan hal tersebut, setelah beberapa kali mengalami perubahan pada
tanggal 29 September 2006, Menteri Keuangan mengeluarkan PMK No.
84/PMK.012/2006 tentang Lembaga Pembiayaan (selanjutnya disebut PMK
No. 84/2006) yang di dalamnya mengatur tentang pendirian perusahaan
pembiayaan serta untuk meningkatkan peran perusahaan pembiayaan dalam
pembangunan nasional. Peraturan Menteri Keuangan ini dibuat untuk
menyempurnakan Peraturan Menteri Keuangan terdahulu yang juga mengatur
tentang perusahaan pembiayaan.Pasal 7 ayat (1) PMK No. 84/2006
menjelaskan bahwa perusahaan pembiayaan dalam kegiatan usahanya
merupakan suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas dan koperasi.
Oleh karena itu, pendirian perusahaan pembiayaan berbentuk perseroan
terbatas tidak hanya harus mengacu pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas sebagai peraturan umum yang mengatur tentang
perusahaan berbentuk perseroan terbatas, Undang-Undang No. 19 tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
1988 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), serta Peraturan Pemerintah No.
45 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
1998 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero) jika perusahaan tersebut
berbentuk PT (Persero), tetapi juga harus mengacu pada PMK No. 84/2006
sebagai peraturan khusus yang mengatur tentang perusahaan pembiayaan.
Peraturan khusus bagi perusahaan pembiayaan ini dipandang perlu oleh
pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Pengertian BUMS
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan odan
dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS dapat
dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta, seperti
perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap (CV),
perseroan Terbatas (PT).
Berdasarkan paal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga penjelasan pasal 33 UUD
1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai
hajat hidup orang banyak yang boleh ada ditangan seseorang yang kemudian
dikenal dengan usaha swasta.
Ciri-ciri BUMS
1. Dimiliki oleh perseorangan atau persekutuan badan-badan usaha
2. Pemilik dapat bertindak sebagai pengelola, dapat juga hanya sebagai
pemilik tetapi pengelolaannya diserahkan kepada pihak lain yang lebih
profesional
3. Keuntungan dan kerugian menjadi tanggungjawab pemilik dan atau
pimpinan
4. Keberhasilan atau kegagalan badan usaha sangat tergantung pada
kecakapan pemilik atau pimpinan
5. Modal berasal sepenuhnya dari pihak swasta
6. Modal dapat dihimpun dari laba yang tidak dibagi, dari cadangan, dan dari
penyusutan
7. Modal dapat diperoleh dari lembaga keuangan, baik bank maupun
nonbank.
Prinsip BUMS
a.
b.
c.
Fungsi perencanaan, yaitu tiap-tiap direktur dalam jenjang vertikal
membuat rencana untuk departemen atau bagian masing-masing
Fungsi pengorganisasian, yaitu pengorganisasian harus mencerminkan
wewenang penuh dalam memimpin pelaksanaan pekerjaan dan harus
dapat menentukan arah serta tujuan pekerjaan antar bagian dalam
perusahaan
Fungsi pengenalan, yaitu fungsi yang memfokuskan pada terciptanya suatu
keadaan yang memungkinkan karyawan dan seluruh anggota organisasi
sadar akan pekerjaannya dan termotivasi untuk mencapai suatu prestasi
d.
e.
f.
yang baik bagi mereka sendiri dan pada akhirnya akan membawa
kemajuan bagi perusahaan.
Fungsi Pengawasan, yaitu seorang manajer harus mengawasi apakah tugas
yang sudah diberikan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan serta untuk mengambil suatu tindakan
perbaikan.
Fungsi sosial , yaitu perusahaan membuka kesempatan kerja yang luas
kepada masyarakat serta menjaga lingkungan hidup.
Fungsi ekonomi, yaitu perusahaan berperan serta dalam peningkatan
produksi barang dan jasa, membantu peningkatan pendapatan negara, dan
membantu memperlancar jalannya perekonomian nasional
Kelebihan dan kelemahan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Kelebihan
1.
2.
3.
Meningkatkan pendapatan negara
Meningkatkan export dan import
Memperluas lapangan kerja
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
Menimbulkan persaingan pasar tidak sehat atau monopoli
Penyalahgunaan potensi sumber daya atau eksploitasi sumber daya alam
sebesar-besarnya
Berkurangnya pendapatan negara karena keringanan pajak
Berkuirangnya devisa karena keringanan bea masuk
Peranan BUMS dalam perekonomian nasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sebagai mitra pemerintahan dalam kegiatan perekonomian
Membantu pemerintahan dalam pengelolaan kegiatan ekonomi yang tidak
ditangani pemerintah
Meningkatkan penerimaan dan devisa negara
Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran
Membantu meningkatkan produksi nasional
Membantu pemerintahan dalam usaha pemerataan pendapatan
Meningkatkan pendapatan negara dari pajak
Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
1. Perusahaan Perseorangan (Po)
Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang
dimiliki satu individu. Akan tetapi dalam praktiknya badan
usaha ini kerap kali merupakan perusahaan keluarga, yaitu
perusahaan yang menggunakan seluruh atau sebagian
anggota keluarga untuk menjalankannya.
Ciri-ciri perusahaan perseorangan antara lain sebagai
berikut :
1.
Dimiliki oleh perseorangan
2.
Pengelolaan terbatas atau sederhana
3.
Modal tidak terlalu besar
4.
Kelangsungan hidup usaha bergantung pada pemilik
perusahaan
Kelebihan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai
berikut :
a. Mudah didirkan
b. Organisasinya sederhana sehingga biaya organisasinya
pun rendah
c. Pengelolaannya fleksibel dan bebas
d. Kerahasiaan usaha terjamin
Kelemahan dari perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut :
a. Pertanggungjawaban pemilik tidak terbatas
b. Modal Terbatas
c. Kualitas Manajerial dan kualitas Pekerja Terbatas
d. Kelangsungan operasi perusahaan terbatas
Contoh : Perusahaan industri kecil bubuk kopi di Kelurahan Bukit Apit
Puhun,Kota Bukittinggi dan perusahaan industri kecil saka di Kecamatan
Canduang Kab.Agam.
2. Firma
Firma adalah persekutuan dua orang atau lebih yang
menjalankan perusahaan menggunakan nama bersama
dan membagi hasil yang didapatkan dari usahanya. Dalam
menjalankan usaha, ada dua macam anggota firma, yaitu :
1.
Anggota yang mendapat kuasa untuk bertindak atas
nama perusahaan
2.
Anggota yang tidak menerima kuasa untuk bertindak
atas nama perusahaan.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya tindakan
yang merugikan bagi perusahaan.
Kelebihan firma adalah sebagai berikut :
1. Modal lebih besar
2. Tanggungjawab bersama
3. Status badan usaha jelas karena memiliki akta dari
notaris dan terdaptar di pengadilan negeri
4. Didirikan dan pengelolaan secara bersama,
Beberapa kelemahan dari Firma antara lain :
1.
tanggungjawab pemilik tidak terbatas
2.
sulit memperoleh laba
3.
gampang bubar
4.
modal sulit ditarik walaupun sekutu mengundurkan diri
Contoh : Firma Talago Surya,Firma 3 Saudara,dan Firma Rental
Komputer.
3.
Commanditaire Vennootschap (CV)
CV atau biasa disebut Persekutuan Komanditer adalah
persekutuan
atas
dasar
kepercayaan.
sekutu
Komplementer dapat menggunakan modal dari para sekutu
hanya dengan dasar kepercayaan. Perusahaan dijalankan
oleh sekutu komplementer yang bertanggungjawab
sepenuhnya atas utang-utang perusahaan.
Dalam pengelolaan persekutuan komanditer, ada 2 macam
yaitu :
a. Sekutu
komanditer
adalah
anggota
yang
memercayakan modalnya kepada sekutu komplementer
dengan menanggung kerugian yang terbatas pada
modal yang disetor.
b. Sekutu
komplementer
adalah
anggota
yang
menjalankan dan memimpin perusahaan dengan
menanggung kerugian secara tidak terbatas.
Kebaikan Persekutuan Komanditer antara lain :
a. Kebutuhan akan modal lebih mudah untuk terpenuhi,
karena pemilik atau penanam modal lebih banyak dan
bisa lebih mudah memperoleh pinjaman
b. Pimpinan perusahaan dapat terdiri dari satu orng atau
lebih
c. Tanggungjawab
sekutu
komanditer
terbatas,
tanggungjawabnya hanya terbatas hanya pada modal
yang disetor karena ia tidak ikut campur dalam
pengelolaan perusahaan
d. Menggunakan akta otentik maksudnya secara lisan dan
tertulis
e. Peraturan tentang pembagian untung dan rugi
berdasarkan besarnya modal yang ditanam
f. Kekayaan pribadi dipisahkan dari kekayaan perusahaan
Keburukan Persekutuan Komanditer antara lain :
a. Dapat terjadi selisih paham antar pemilik
b. Sekutu komanditer
perusahaan
tidak
ikut
menjalankan
usaha
Contoh : CV.Hayati dan CV.Laris Motor.
4.
Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah merupakan suatu kumpulan
modal yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk
mencapai tujuan tertentu, biasanya mencari keuntungan.
PT merupakan bentuk perusahaan dimanaperolehan
modalnya berskala dari penjualan saham.
Beberapa karakteristik utama dari PT adalah sebagai
berikut:
a. Pemiliknya adalah para pemegang saham.
b. Kekuasaan tertinggi berada pada keputusan rapat
pemegang saham.
c. Merupakan suatu perkumpulan modal.
d. Dalam rapat pemegang saham setiap satu lembar
saham yang dimiliki berarti satu suara.
e. Bertujuan mencari laba yang sebesar-besarnya.
f. Keuntungan dibagi atas dasar modal yang disetor. Jadi
yang memiliki saham terbanyak akan memperoleh
bagian yang besar.
g.
Pemilik dan pengelolah dipisahkan.
h.
Unit usahanya didasarkan pada kebutuhan konsumen
(pasar).
i.
Tatalaksananya bersifat tertutup (hanya terbuka bagi
persero).
Contoh : PT.Bank Central Asia,Tbk, PT.Bank Danamon Tbk dan
PT.Bakrie Telkom,Tbk.
Koperasi
Pengertian Koperasi
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan
ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi
adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun
tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan
hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
Landasan – landasan Koperasi
Koperasi adalah bangun usaha atau tata ekonomi usaha bersama berdasarkan atas
azas kekeluargaan, tercantum dalam pasal 33 UUD 1945. Koperasi mempunyai
landasan-landasan yang disebut dalam pasal 2 UU No. 12 Tahun 1967 tentang
perkoperasian:
a. Landasan idiil Koperassi Indonesia adalah Pancasila
b. Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah Undang-undang Dasar 1945
beserta penjelasannya
c. Landasan mental Koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi.
Asas Koperasi
Berdasarkan pasal 2 UU No. 25/1992, ditetapkan sebagai asas koperasi ialah
kekeluargaan.
Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal 3 UU No. 25/1992 yang berbunyi “
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 “ berdasarkan pasal tersebut, tujuan
koperasi pada garis besarnya meliputi 3 hal yaitu :
1.
2.
3.
Memajukan kesejahteraan anggotanya
Memajukan kesejahteraan masyarakat
Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional
Fungsi Koperasi
Pasal 4 UU No. 12 tahun 1967 memperinci fungsi koperasi Indonesia sebagai
berikut:
Fungsi Koperasi Indonesia adalah:
a. alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat,
b. alat pendemokrasian ekonomi nasional
c. sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia
d. alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana erekonomian
rakyat.
Badan Hukum Koperasi
Seperti halnya perusahaan lain yang berbadan hokum,
maksudnya adalh adanya pemisahan antara harta koperasi
dengan pemiliknya (anggota koperasi), atau jika terjadi kepalitan
dimana koperasi harus melunasi hutang-hutangnya maka
anggota koperasi hanya dituntut sebesar modal yang diserahkan.
Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
a. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing.
d. Pemberian balas jasa terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
Kelebihan dan Kelemahan Koperasi
Kelebihan
1.
2.
3.
4.
Bersifat terbuka dan sukarela
Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajibtidak memberatkan anggota
Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya
modal
Bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata
mencari keuntungan
Kelemahan
1.
2.
3.
4.
koperasi sangat sulit berkembang karena modal terbatas
kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi
pengurus kadang-kadang tidak jujur
kurangnya kerjasama antara pengurus, pengawas, dan anggotanya
Jenis-jenis Koperasi
Koperasi Berdasarkan Jenisnya ada 4, yaitu :
a. Koperasi Produksi (Koperasi Produksi melakukan usaha produksi atau
menghasilkan barang)
b. Koperasi konsumsi (Koperasi Konsumsi menyediakan semua kebutuhan
para anggota dalam bentuk barang)
c. Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Simpan Pinjam melayani para
anggotanya untuk menabung dengan mendapatkan imbalan)
d. Koperasi Serba Usaha (Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai
jenis usaha)
Berdasarkan keanggotaannya
a. Koperasi Pegawai Negeri (Koperasi ini beranggotakan para pegawai
negeri baik pegawai pusat maupun daerah)
b. Koperasi Pasar (Koppas) (Koperasi pasar beranggotakan para pedagang
pasar)
c. Koperasi Unit Desa (KUD) (Koperasi Unit Desa beranggotakan
masyarakat pedesaan. KUD melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi
terutama berkaitan dengan pertanian atau perikanan (nelayan)
d. Koperasi Sekolah (Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu
guru, karyawan, dan siswa)
Berdasarkan Tingkatannya
a. Koperasi Primer (Koperasi primer merupakan koperasi
beranggotakan orang-orang)
b. Koperasi sekunder (Koperasi sekunder merupakan koperasi
beranggotakan beberapa koperasi)
yang
yang
Jenis koperasi berdasarkan fungsinya
a. Koperasi Konsumsi (didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum seharihari para anggotanya)
b. Koperasi Jasa (adalah untuk memberikan jasa keuangan dalam bentuk
pinjaman kepada para anggotanya)
c. Koperasi Produksi (Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan
baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis
barang tertentu serta membantu menjual dan memasarkannya hasil
produksi tersebut)
Modal Koperasi
Berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, modal koperasi terdiri
atas modal sendiri dan modal pinjaman.
1. Modal Sendiri Koperasi
a. Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan
wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk
menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib, adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama dan wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi.
Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan
masih menjadi anggota.
c. Dana cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari
penyisihan sisa hasil usaha. Dana cadangan digunakan untuk
memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.
d. Hibah, yaitu sumbangan pihak tertentu yang diserahkan kepada
koperasi dalam upayanya turut serta mengembangkan koperasi.
Hibah tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi
belum dibubarkan.
2. Modal pinjaman koperasi
Modal pinjaman dapat berasal dari simpanan sukarela, pinjaman dari
koperasi lainnya, pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya, dan
sumber pinjaman lainnya yang sah.
Kesimpulan
Jadi, pelaku perekonomian Indonesia ada tiga (3), yaitu: Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Koperasi.
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh
kepemilikannya dimiliki oleh negara republik indonesia. BUMN dapat pula
berupa perusahaan nirlaba.
Badan usaha milik swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan
odan dimiliki oleh pihak swasta yang berorientasi pada laba. Jenis-jenis BUMS
dapat dibedakan atas beberapa bentuk badan usaha yang dimiliki oleh swasta,
seperti perusahaan perorangan (PO), firma (Fa), Commanditaire Vennootsschap
(CV), perseroan Terbatas (PT).
Koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan para
pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional.