Membangun Kemandirian Ekonomi Desa Melal

SOEDIRMAN OPEN CHALLANGE
“SHOW YOUR WRITING AND DEBATING SKILL”

PREPARE YOUR SELF TO ACCEPT ASEAN Economy COMMUNITY 2015

MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DESA MELALUI
PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
SEBAGAI UPAYA MENGHADAPI ASEAN ECONOMY COMUNITY (AEC)

Diusulkan oleh:

Rida Firmansyah

A1L012007

Angkatan 2012

Ahmad Syarif H

A1L012055


Angkatan 2012

Aditya Abdul Azies A

A1C012059

Angkatan 2012

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

A. Membangun Kemandirian Ekonomi Desa Melalui Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagai Upaya Menghadapi ASEAN
Economy Comunity (AEC)

B. Pendahuluan
Desa harus jadi kekuatan ekonomi, agar warganya tak hijrah ke kota. Sepinya
desa adalah modal utama untuk bekerja dan mengembangkan diri.


Lirik lagu yang tak asing bagi pecinta iwan fals mengilhami penulis untuk
mengungkapkan idenya. Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam
menyambut pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau ASEAN Economy Comunity
(AEC) yang akan dimulai tahun 2015. Polemik pun muncul terhadap kemandirian
ekonomi di pedesaan, potensi besarnya rawan terbengkalai. Faktor penyebabnya yaitu
tak tertahannya arus urbanisasi.
Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di desa. Itu cerita lalu. Kini
kondisinya berbeda. Menurut Sudjatmiko (2014), tahun 2013 penduduk kota dan desa
nyaris berimbang, 50,15 persen penduduk Indonesia berada di desa dan 49,85 persen di
kota. Diperkirakan awal tahun 2015 akan tercipta rekor baru. Jumlah penduduk kota
akan melewati penduduk desa. Jika tren ini berlanjut, diperkirakan tahun 2045 sekitar
86 persen penduduk tinggal di kota.
Ditilik lebih dalam, urbanisasi tercipta akibat lemahnya ekonomi di desa. Desa
sudah tidak mampu lagi memberi secuat harapan bagi penduduknya. Kesenjangan
ekonomi penduduk desa dan kota sangat terasa, infrastruktur di desa dan kota berbeda
jauh. Hampir semua sektor ekonomi tersentralisasi di kota.
Ekonomi yang mandiri, dipahami sebagai ketidaktergantungan kepada pihak lain
(dependency). Ketidaktergantungan tidak berarti keterisolasian dan tidak berarti tak
mengenal adanya saling ketergantungan (interdependency). Maka tidak semua negara
memiliki potensi yang sama, maka ada kebutuhan untuk saling mengisi dan kebutuhan

ini menciptakan perdagangan, dan dengan demikian mengakibatkan adanya lembaga
yang disebut pasar. (Kartasasmita, 1996).
Desa memegang peranan sentral dalam meningkatkan ekonomi Nasional. Namun,
rendahnya daya saing menjadi tantangan besar yang harus segera diselesaikan
pemerintah. UMKM harus menjadi prioritas pemberdayaan guna mencapai desa mandiri

ekonomi. Tujuan pembuatan essay ini untuk memberi solusi kepada pemerintah dalam
rangka persiapan menuju AEC tahun 2015.
C. Pembahasan
Total luas wilayah kota sekitar tiga setengah persen dari luas wilayah Indonesia.
Jika urbanisasi tidak ditahan, pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia, tiga setengah
persen luas wilayah itu harus menampung 86 persen penduduk. Permasalahan di kota,
seperti permukiman kumuh, kriminalitas, kemacetan, dan polusi, dapat menjadi semakin
buruk jika desa tidak mandiri (Sudjatmiko, 2014). Sementara itu, desa memiliki banyak
potensi yang terpendam. Sudah selayaknya desa mandiri, sudah selayaknya desa
menjadi kekuatan ekonomi penopang negeri. Lantas bagaimana caranya agar desa dapat
bertahan ditengah gempuran arus pasar bebas yang semakin meningkat?
Pemberdayaan UMKM
UMKM diartikan sebagai usaha-usaha padat karya dan hampir terdapat di semua
lokasi terutama di perdesaan, lebih tergantung pada bahan-bahan baku lokal serta

penyedia utama barang-barang dan jasa kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan
rendah atau miskin (Tambunan, 2009). Menurut penelitian APEC (Gambar 1)
menunjukkan bahwa daya saing UMKM Indonesia paling rendah dibandingkan UMKM
di sejumlah ekonomi APEC lainnya yang diteliti. Ini menimbulkan keraguan mengenai
kemampuan UMKM Indonesia untuk mampu bersaing di pasar regional (misalnya
ASEAN atau APEC).
Konsep pemberdayaan yaitu mengupgrade kemampuan, memotivasi dan
mendorong potensi yang ada untuk dikembangkan ditawarkan sebagai solusi.
Potensi ekonomi desa diarahkan untuk meningkatkan produktivitas. Sehingga,
baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam di sekitar desa dapat ditingkatkan
produktivitasnya. Maka, desa dan lingkungannya mampu secara partisipatif
menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah ekonomis.
Pemberdayaan yang dimaksud yaitu:
1. Pasar internet.
Diupayakan semua UMKM lebih diarahkan untuk mendapatkan akses bukan
askes. Internet dijadikan jembatan arus informasi mengenai pasar, teknologi,

fasilitas perdagangan, perbankan dan lainnya. Pemasaran produk-produk desa
harus sudah mulai merambah ranah internet. Pengadaan pasar internet bagi
pelaku UMKM dirasa penting. Sejalan dengan itu maka perlu diadakan

pengadaan infrastruktur komplementer. Pemasaran via internet lebih mudah
dilakukan dan hemat biaya. Potensi pasar ASEAN yang mencapai delapan
persen dari populasi dunia tentu sangat menggiurkan. Bagi indonesia ini
merupakan potensi karena 40% penduduk ASEAN berada di Indonesia jika
Indonesia menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis, ditambah ratarata usia produktif penduduk indonesia yang diindikasikan akan mendapat bonus
demografi.
2. Pengadaan laboratorium uji produk di desa
Guna meningkatkan kualitas produk UMKM perlu diadakan program secara
merata dalam rangka mengolah produk yang siap di ekspor. Dengan adanya
laboratorium diharapkan pengusaha UMKM dapat menguji kualitas agar
mendapatkan label SNI. Pemberian fasilitas dan peralatan yang mendukung
iklim usaha yang baik perlu diberikan.
3. Sekolah Lapang Pengusaha
Pendidikan menjadi kunci utama meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
sehingga terlahir pengusaha yang berwawasan luas, kreatif dan inovatif. Sekolah
lapang dimaksudkan untuk melatih mental pengusaha untuk pantang menyerah
dan terus berinovasi.
4. Bank UMKM
Bank UMKM sebagai solusi untuk mengatasi permodalan yang kerap menjadi
titik buntu pengembangan UMKM. Bank ini dapat menyalurakn berbagai kredit

usaha dengan bunga rendah bagi pengusaha UMKM.

D. Simpulan
Demikianlah alternatif solusi pikiran kami, sebagai persiapan dalam rangka
menghadapi AEC. Kami berharap apa yang kami tuliskan dalam essay ini ada gunanya
untuk dijadikan awal pembahasan yang lebih mendalam mengenai strategi penguatan
kemandirian ekonomi desa. Kami berharap pihak-pihak yang berkaitan dengan essay ini
dapat merealisasikan gagasan dalam program-program aksi yang nyata dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa. Semuanya itu merupakan tantangan yang
perlu dijawab termasuk oleh para akademisi, pemerintah dan utamanya mahasiswa.
Daftar Pustaka
Sudjatmiko, Budiman. Desa Hebat, Indonesia Hebat . Kompas. Selasa, 21 oktober
2014.
Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan
Guna

Mewujudkan Ekonomi Nasional Yang Tangguh Dan Mandiri.

Seminar Nasional Lembaga Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah dan
Koperasi (LP2KMK-GOLKAR), Jakarta, 7 Nopember 1996


Tambunan, Tulus T.H. .2009. SME in Asian Developing Countries. Palgrave Macmillan
Publisher. London
APEC. 2006. A Research on the Innovation Promoting Policy for SMEs in APEC
Survey and Case Studies, December. APEC SME Innovation Center . Korea
Technology and Information Promotion Agency forSMEs, Seoul.

Lampiran
Gambar 1

Sumber: APEC (2006)