Macam macam Metode Pembelajaran (4)

METODE CERAMAH

A. Pengertian

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.

Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramahmaupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain. Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.

B. Prinsip-Prinsip Metode Ceramah

a. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran Ceramah melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.

Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran Ceramah tidak mungkin dapat mengejar tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis, mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi Ceramah (Suprihadi Saputro, 2004: 89).

b. Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh. Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi (Suprihadi Saputro, 2004: 90).

c. Prinsip Kesiapan

Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu, kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya (Suprihadi Saputro, 2004: 90).

Dalam hal ini, ada beberapa cara dan strategi guru sehingga siswa siap menerima pelajaran. Pertama kita ciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga siswa tidak merasa tertekan dan merasa diwajibkan untuk menghadapi pelajaran; kedua, dalam memberikan apersepsi, guru menyiapkan materi apersipsi yang menarik dan kontekstual sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar siswa; ketiga, guru meminta siswa untuk terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam bentuk tugas mandiri yang dapat dikerjakan siswa di rumah dengan mencari informasi dari lingkungan sekitar.

d. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran Ceramah harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ceramah yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi Ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran (Suprihadi Saputro, 2004: 90).

C. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah

Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah :

  1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

  2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.

  3. Mempersiapkan alat bantu.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

1. Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukanoleh langkah ini.

2. Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarahpada materi pembelajaran yang sedan g disampaikan.

3. Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswatetap mengingat materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramahakan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab,tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila : (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan. Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.

  1. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatanyang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atauperagaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suaraguru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.

  2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknyaoleh guru dalam waktu yang singkat.

  3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perluditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

  4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnyakelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.

  5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebihsederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam,atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapatmenempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudahdapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

  1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbataspada apa yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.

  2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.

  3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.

  4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberikesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya,semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

METODE DISKUSI

A. Pengertian

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskus lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.

Secara umum, ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.

Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.

B. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi

Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam pemecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan diskusi antara lain :

  1. Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.

  2. Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator.

  3. Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak.

  4. Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya.

  5. Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang pendapat.

  6. Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang masih belum mengenal tatacara berdiskusi agar mereka dapat secara lancer mengikutinya.

Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua persoalan dapat didiskusikan, persoalan yang layak didiskusikan ialah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Menarik minat sisa yang sesuai dengan tarafnya.

  2. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya.

  3. Pada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan.

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Langkah Persiapan

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.

b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujua yang ingin dicapai.

c. Menetapkan masalah yag akan dibahas.

d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.

2. Pelaksanaan Diskusi

a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.

b. memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.

c. melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.

d. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalaan yang sedang dibahas.

3. Menutup Diskusi

a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

b. me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi yang diterapakn dalam kegiatan belajar mengajar :

  1. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.

  2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

  3. Dapat melatih siswa untuik dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.

Kelemahan metode diskusi diantaranya :

  1. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

  2. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi kabur.

  3. Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.

  4. Dalam kondisi sering terjadi kondisi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol, akibatnya kadang-kadang ada piahak yang merasa tersinggung sehingga dapat mengganggu iklim pemblajaran.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode METODE DEMONSTRASI

A. Pengertian

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didik itu sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 152.) Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna.

B. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi

  1. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan.

  2. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena keterbatasan daya ingat.

  3. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk mengatasinya.

Aspek penting dalam metode demonstrasi :

  1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

  2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga;

  3. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar.

  4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.

  5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan.

  6. Persiapan dan perencanaan yang matang.

  7. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapatlepas dari filosofi yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas manusia sebagai pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik. Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya, aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil Allah di muka bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam kehidupan dunia di muka bumi ini. Untuk dapat memerankannya manusia harus mengembangkan potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun profesionalnya. Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan.

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi

1. Tahap Persiapan

  1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

  2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

  3. Lakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan

  1. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya :

  1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

  2. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

  3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2). Langkah pelaksanaan demonstrasi :

  1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.

  2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.

  3. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

  4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3). Langkah mengakhiri demonstrasi :

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Kelebihan-kelebihan metode demontrasi adalah :

  1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.

  2. Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

  3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.

  4. Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.

  5. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.

  6. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

Kekurangan-kekurangan metode demontrasi adalah :

  1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

  2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

  3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 91.)

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode METODE TANYA JAWAB

A. Pengertian

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaa. Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik, bisa dalam bentuk pendidik bertanya dan peserta didik menjawab atau dengan sebaliknya.

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam metode tanya jawab, pertanyaanpertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.

Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa mungkin hanya “tidak tahu”, “tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Hal ini dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau bertanya.

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.

  1. Prinsip-Prinsip Metode Tanya Jawab

  1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab

1. Persiapan

  1. Menentukan topik

  2. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)

  3. menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu

  4. mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa

2. Pelaksanaan

  1. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK).

  2. Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain).

  3. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.

  4. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.

  5. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis

  6. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa.

  7. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain.

  8. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja.

  9. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkap kan fakta-fakta saja.

Beberapa cara mengajukan pertanyaan :

  1. Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup.

  2. Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat.

  3. Dengarkan baik-baik jawaban anak-anak.

  4. Sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak dan mengarahkannya kembali.

  5. Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana.

  6. Mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid.

  7. Akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan jawabannya.

  8. Angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban.

  9. Berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu tertentu.

  10. Waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang ”tidak tepat” dan usahakan untuk meredamnya.

  11. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.

  12. Jagalah agar pertanyaan itu singkat.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

Kelebihan dari metode tanya jawab adalah :

  1. Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.

  2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.

  3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Adapun kekurangan dari metode tanya jawab ini adalah :

  1. Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.

  2. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

  3. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.

  4. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode METODE SIMULASI

A. Pengertian

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Metode simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya atau proses. Metode ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan fenomena sosial untuk menguji reaksi mereka, serta memperoleh konsep keterampilan membuat keputusan. Pembelajaran simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan sebenarnya, melainkan kegiatan bersifat pura-pura. Dalam pembelajaran, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Selain itu, dalam simulasi siswa diajak bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Metode simulasi bertujuan untuk: (1) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (2) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (6) menumbuhkan daya kreatif siswa, (7) memberikan motivasi belajar kepada siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

B. Prinsip-Prinsip Metode Simulasi

Proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang harus dipegang oleh fasilitator/guru, yakni sebagai berikut:

    1. Penjelasan : Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut konsekuensi-konsekuensinya.

    2. Mengawasi (refereeing) : Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu guru/fasilitator harus mengawasi jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.

    3. Melatih (coaching) : Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan. Oleh karena itu guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang, sama.

    4. Diskusi : Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain: kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki kekurangan simulasi dan sebagainya. (Hamzah B Uno,2007:29)

C. Langkah-Langkah Metode Simulasi

1. Persiapan Simulasi

  1. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.

  2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.

  3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.

  4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

2. Pelaksanaan Simulasi

  1. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

  2. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

  3. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.

  4. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.

3. Penutup

  1. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

  2. Merumuskan kesimpulan

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah:

  1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

  2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang disimulasikan.

  3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

  4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

  5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di antaranya :

  1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

  2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

  3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode METODE KARYA WISATA

A. Pengertian

Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata = pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.

Metode ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas untuk bersenang-senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan tahunan. Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan. Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Tetapi pelaksanaan karya wisata yang dilakukan sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata yang efektif. Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai pelaku perjalanan wisata (turis).

Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan karya wisata sebagai media pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi selama karya wisata. Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.

Contoh dari penggunaan metode karya wisata : Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karya wisata di atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.

  1. Prinsip-Prinsip Metode Karya Wisata

  1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Karya Wisata

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Persiapan

Dalam merencanakan tujuan karya wisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.

b. Perencanaan

Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.

  1. Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.

  2. Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.

  3. Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah
    direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.

  4. Mengurus perizinan.

  5. Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.

c. Pelaksanaan

Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.

d. Pembuatan Laporan

Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

Menurut Mulyasa Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:

    1. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.

    2. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.

    3. Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.

    4. Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan.

    5. Membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis.

    6. Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.

    7. Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan- kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

Adapun kelebihan dari metode karya wisata adalah:

      1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.

      2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

      3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

      4. Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.

      5. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.

      6. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.

      7. Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Sedangkan Kekurangan dari metode karya wisata adalah sebagai berikut :

        1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

        2. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

        3. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

        4. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.

        5. Biayanya cukup mahal.

        6. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

        7. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.

        8. Terkadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi.

E. Materi-Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA Yang Relevan Dengan Metode METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)

A. Pengertian

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

Pada dasarnya, bermain memiliki dua pengertian yang harus dibedakan. Bermain menurut pengertian yang pertama dapat bermakna sebagai sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari “menangkalah”(play). Sedangkan yang kedua disebut sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenanga dan kepuasan, namun ditandai dengan adanya pencarian”menang-kalah” (game). Dengan demikian, pada dasarnya setiap aktifitas bermain selalu didasarkan pada perolehan kesenangan dan kepuasan. Sebab, fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan (refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada di ambang ketegangan.

Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu. Dalam ilmu manajerial, ketidaksesuaian dalam pengenalan peran ditunjukkan sebagai "role conflict" (konflik peran) saran yang tidak konsisten, yang diberikan kepada seseorang oleh dirinya sendiri atau orang lain. Role playing sebagai suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga murid-murid bisa mengenali tokohnya.

Bermain peran memiliki empat macam arti, yaitu: (1) sesuatu yang besifat sandiwara, dimana pemain memainkan peranan tertentu, sesuai dengan lakon yang sudah ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan; (2) sesuatu yang bersifat sosiologis, atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial; (3) suatu perilaku tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan jalan berperilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya diharapkan, dirasakan dan diinginkan; (4) sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dimana individu memerankan situasi yang imajinatif.

B. Prinsip-Prinsip Metode Bermain Peran

Prinsip dasar metode pembelajaran bermain peran. Menurut Nur (200), prinsip dasar dalam pembelajaran bermain sebagai berikut :

  1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

  2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota adalah tim.

  3. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.

  4. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

  5. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

  6. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  7. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok bermai

Sedangkan ciri-ciri metode pembelajaran bermain peran adalah sebagai berikut :

          1. Siswa dalam kelompok secara bermain menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

          2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

          3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.

C. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran

  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM.

  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5-7 orang.

  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

  6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

  7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.

  10. Evaluasi.

  11. Penutup.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

Kelebihannya :

  1. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.

  2. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia.

  3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.

  4. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.

  5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.

  6. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah dipahami orang lain.

Kekurangannya :

      1. Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.

      2. Banyak memakan waktu.

      3. Memerlukan tempat yang cukup luas.

      4. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan penonton/pengamat.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING METHOD)

A. Pengertian

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa :

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk metode pemecahan masalah yaitu :

  1. Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lain.

  2. Bersifat familiar dengan siswa.

  3. Berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

  4. Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku.

  5. Sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajari.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.

Suatu soal dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.

Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

        1. Prinsip-Prinsip Metode Problem Solving

        1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Project

1. Merumuskan masalah

Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.

2. Menelaah masalah

Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.