PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN . doc

PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN
INFORMAL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
2014
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL

1

Kurikulum dipandang sebagai jantungnya sebuah program pendidikan. Kurikulum
dapat dipandang sebagai strategi dan cara yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan
yang ditetapkan secara nasional. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyadari betapa pentingnya kedudukan dan peran kurikulum sebagai suatu
elemen yang memberi arah dalam program pendidikan. Seyogyanya kurikulum mengarah
kepada pemebentukan kompetensi output pendidikan yang bagaimana yang diharapkan.
Kompetensi tersebut diharapkan selaras dengan kompetensi yang dituntut sesuai dengan era

atau zaman dimana anak menjalani kehidupannya.
Kurikulum 2013 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pada dasarnya penguatan terhadap kurikulum sebelumnya dan pengembangan
pada aspek struktur kurikulum, proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan
penilaian yang bersifat otentik. Kurikulum 2013 mengusung pada pengembangan kurikulum
konstruktivisme yang lebih bersifat fleksibel dalam pelaksanaan tetapi lebih member ruang
pada anak untuk mengembangkan potensi dan talentanya. Model pendekatan kurikulum
tersebut berlaku dan ditetapkan di seluruh tingkat serta jenjang pendidikan sejak Pendidikan
Anak Usia Dini hingga pendidikan menengah. Keajegan model pendekatan disemua jenjang
ditujukan untuk membentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang lebih
konsisten sejak awal, sehingga diharapkan peserta didik mampu berkembang menjadi sumber
daya manusia yang memiliki kompetensi yang keatif, inovatif, dan berdaya saing dalam
lingkup yang lebih luas.
Sebagai jenjang paling dasar, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini diharapkan
menjadi fundamental penyiapan peserta didik menjadi lebih siap dalam memasuki jenjang
pendidikan lebih tinggi. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka perlu diberikan pedoman,
pelatihan, dan acuan-acuan yang dapat dijadikan sebagai rujukan para pendidik menerapkan
kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di satuan pendidikannya.
Kami berkeyakinan dengan tekad untuk memajukan negara Indonesia yang lebih maju

melalui layanan pendidikan yang lebih baik, maka penerapan Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan suatu keniscayaan. Terima kasih
Jakarta, Agustus 2014
Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini
Nonformal, dan Informal,
2

Hamid Muhammad, P.Hd

3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberkahi kita semua
sehingga Penyusun Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
terselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan. Pedoman Implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai jembatan penghubung dari kajian yuridis, filosofis,
sosiologis, teoretis, dan pedagogis yang menjadi landasan pengembangan kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini menjadi langkah praktis dalam menerapkan kurikulum 2013
kepada peserta didik di satuan PAUD masing-masing.
Pedoman-pedoman disusun sesederhana mungkin agar mampu dipahami oleh seluruh

pendidik Pendidikan Anak Usia Dini yang sangat beragam dan tersebar dengan tetap merujuk
pada teori-teori yang melandasinya. Pedoman-pedoman implementasi Kurikulum 2013
Pendidikan Anak Usia Dini ini bersifat terbuka dan fleksibel. Artinya sangat memungkinkan
pada penerapannya disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan budaya setempat. hal yang
paling diusung dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah keterbukaan kita
menerima perubahan cara berpikir, perubahan kebiasaan, perubahan sikap. Perubahan
tersebut akan berimbas pada perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
Untuk semua usaha yang telah dilakukan, kami mengucapkan terima kasih kepada
Tim Penyusun, Tim Penelaah, Tim Reviewer yang telah bekerja keras memfinalkan pedoman
implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini.
Terima kasih.

Jakarta, Agustus 2014
Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini,

DR. Erman Syamsuddin

DAFTAR ISI
4


Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal

2

Kata Pengantar

3

Daftar Isi

4

Bab I. Pendahuluan

5

A. Latar Belakang

5


B. Tujuan

6

C. Dasar

6

D. Sasaran

6

E. Ruang Lingkup

6

Bab II. Pendahuluan
A. Definisi Penilaian

8


B. Tipe Penilaian

9

C. Aspek Penilaian

9

D. Tahap Penilaian

10

E. Penggabungan Data Hasil Belajar Anak

17

F. Pengolahan Data Hasil Belajar Anak

18


G. Pengarsipan Data Hasil Belajar Anak

21

H. Pelaporan

23

Bab III. Penutup

32

Daftar Pustaka

33

5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian dan pelaporan perkembangan anak usia dini merupakan bagian
penting dalam rangkaian program pendidikan anak usia dini. Penilaian dan
pelaporan memiliki banyak makna dan tujuan yang utamanyanya berpusat
pada bagaimana memahami anak dan member program yang lebih sesuai
dengan perkembangan anak. Hal yang perlu ditegaskan dalam tujuan
penilaian,

proses

penilaian,

pelaporan

penilaian,

dan

bagaimana


menindaklanjuti hasil penilaian untuk perbaikan layanan atau peningkatan
layanan yang paling sesuai dengan anak.
Penilaian dan pelaporan pada pendidikan anak usia dini harusnya tidak
difokuskan pada hasil yang ingin dicapai oleh sehingga guru kurang member
perhatian yang cukup pada bagaimana anak belajar, atau yang anak perlukan
yang terkait dengan konteks lingkungan anak. Penilaian pada program
pendidikan anak usia dini. memang bukan hal yang sederhana karena banyak
factor

yang

diperhatikan,

dan

memerlukan

keseriusan


pada

saat

pengumpulan fakta, pemahaman terhadap perkembangan dan indicator yang
dimunculkan anak melalui perilakunya saat bermain, ketelitian mengamati
tanpa

dicampuri

dengan

asumsi-asumsi,

dan

obyektivitas

di


dalam

pencgelolaan fakta sehingga menjadi data yang menggambarkan siapa dan
abagaimana

anak

sesungguhnya.

Data-data

inilah

yang

kemudian

dikomunikasikan kepada orang tua untuk ditindaklanjuti bersama baik di
satuan PAUD maupun pengasuhan di rumah.
Menyadari kerumitan tersebut, maka dipandang perlu untuk disusun pedoman
pelaksanaan penilaian dan pelaporan pada program pendidikan anak usia
dini.

B. Tujuan
6

1. Membantu pendidik PAUD untuk memahami konsep penilaian pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013
2. Meningkatkan kemampuan pendidik PAUD dalam melaksanakan penilaian
Pembelajaran berdasarkan kurikulum PAUD 2013

C. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan

Penyelenggaraan Pendidikan
5. Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. …… Tahun 2014 tentang
Implementasi Kurikulum PAUD 2013
D. Sasaran
Sasaran pengguna pedoman ini adalah:
1.
2.
3.
4.

Pendidik PAUD
Pengelola PAUD
Orangtua
Pihak lain yang terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini

BAB II
UMUM
Kemampuan pendidik untuk mengkaitkan atau menghubungkan hasil pengamatan
dengan standar penilaian yang dipersiapkan dan diterapkan dengan baik untuk memantau
kegiatan aktif anak dalam membangun pengalaman bermain yang bermakna sesuai dengan
7

usianya harusnya menjadi kemampuan yang dipersyaratkan bagi pendidik PAUD. Melalui
kegiatan penilaian, banyak hal yang dapat dikembangkan. .

A. Definisi Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses pengum[ulan informasi tentang anak untuk
memahami dan mendukung kegiatan pembelajaran serta perkembangan anak yamg lebih
baik. Penilaian mencakup perilaku, keterampilan, kemampuan, kesukaan, dan interaksi
anak dengan anak, anak dengan guru, dan anak dengan bahan/alat main. Hasil penilaian
dapat menjabarkan beberapa informasi yang lebih rinci tentang apa saja yang anak
ketahui dan yang dapat dilakukan anak. Penilaian juga merupakan proses
menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, dan
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah
dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran dan menginterpretasikan
informasi tersebut untuk membuat keputusan.

B. Manfaat
Penilaian memiliki manfaat bagi semua unsure, termasuk bagi anak itu sendiri. Di bawah
ini beberapa manfaat melakukan penilaian:
1. Anak-anak
• Lebih memahami kebutuhan dan perkembangan anak-anak
• Memberikan dukungan untuk anak yang lebih sesuai dengan kebuuhan
perkembangan anak.

2. Keluarga


Membangun komunikasi dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang
kemajuan perkembangan dan belajar anak-anak mereka



Menghubungkan kegiatan sekolah dengan kegiatan rumah



Membuat keputusan bersama mengenai apa yang sesuai dan tidak sesuai untuk
anak-anak.
8

3. Guru Anak Usia Dini


Memahami kemampuan keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan kebutuhan anakanak.



Memudahkan dalam pembuatan rencana
pembelajaran yang tepat



Pengaturan ruang kelas dan pemilihan kegiatan yang tepat



Memberikan dukungan yang tepat selama anak berkegiatan.

D. Prinsip
Prinsip-prinsip umum berikut ini harus memandu kebijakan dan praktik untuk penilaian:
1. Penilaian dilakukan melalui observasi atas perilaku dan kinerja yang anak tunjukkan
pada saat mereka melakukan kegiatan.
2.

Fokus pada apa yang dapat dilakukan anak, kekuatan, minat, hal yang perlu
diperkuatkan, dan potensi-potensi anak.

3.

Penilaian didasarkan pada hasil observasi yang berulang dengan kegiatan anak yang
beragam.

4.

Mengakomodasi seluruh anak yang memilki keragaman budaya, bahasa, sosial
ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.

5.

Penilaian harus memiliki manfaat baik jelas dalam pelayanan langsung kepada anak
atau peningkatan kualitas program pendidikan.

6.

Penilaian harus disesuaikan dengan tujuan secara tepat dan adil.

7.

Penilaian harus sesuai dengan anak usia baik isi dan metode pengumpulan data.

8.

Orang tua harus menjadi sumber informasi penilaian yang sangat berharga.

E. Aspek Penilaian
Penilaian

mencakup

seluruh

aspek

perkembangan anak. Aspek yang dinilai oleh
pendidik mencakup semua program pengembangan
9

yang ada dalam Kompetensi Dasar (KD) terdiri dari
4 ranah yakni: kompetensi sikap religius, sikap
sosial, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
usia dan tahap perkembangan anak.
Rumusan KD ini dapat dilihat pada “Pemetaan
Kesiapan

Belajar

Anak,

Kompetensi

Inti,

Kompetensi Dasar dan Indikator Perkembangan
Pendidikan Anak Usia Dini; 0 – 6 tahun”
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator-indikator
inilah yang membantu pendidik untuk mengetahui apakah sebuah KD telah dimiliki oleh
peserta didik.
Indikator akan muncul bilamana guru memberikan kesempatan berupa kegiatan-kegiatan
main yang dapat mendorong anak menampilkan indikator tersebut. Misalnya anak dapat
menunjukkan kemampuan membuat pola yang lebih kompleks/bervariasi (indikator 4)
jika guru seringkali menata alat ronce dengan berbagai warna, bentuk, ukuran, bahan
baku (bahan alam atau bahan pabrikan seperti balok) yang membolehkan anak bermain
dengan benda-benda tersebut.
Kemampuan guru dalam memahami perkembangan anak sangat membantu mengenal
indicator yang muncul saat ia mengamati anak bermain.

F. Tipe Penilaian
Penilaian pada anak usia dini berupa penilaian otentik. Penilaian otentik adalah
jenis penilaian yang berhubungan dengan kondisi nyata dan dalam

konteks yang

bermakna. Penilaian otentik dilakukan pada saat anak terlibat dalam kegiatan bermain
(tugas) secara mandiri atau bersama anak lain. Dengan demikian penilaian anak usia dini
harus dilakukan secara alami, pada saat anak terlibat dalam kegiatan (tugas) selama
bermain sehari-hari.
Contoh: Guru ingin mengetahui kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri,
maka guru menyiapkan kegiatan bermain dengan alat main berbagai bentuk di semua
area/sentra/sudut. Guru melakukan pengamatan, pencatatan, dan pertanyaan “bisa
10

memesan kue berbentuk segi tiga?” saat anak tengah bermain mencetak pasir dengan
menggunakan cetakan berbagai bentuk.

11

BAB III
PROSES PENILAIAN

A. TAHAP PENILAIAN
Tantangan setiap pendidik dalam melaksanakan penilaian adalah menentukan
seberapa banyak data yang harus dikumpulkan dan bagaimana menggunakan data yang sudah
terkumpul tersebut agar menjadi informasi yang penuh makna. Sebelum kita membahas
bagaimana menggunakan data, ada baiknya kita sepaham tentang bagaimana
penilaian yang dilakukan.
1. Informasi untuk penilaian dikumpulkan secara periodic dan berkelanjutan.
Asnak usia dini belajar sangat cepat. Guru dan juga orang tua harus lebih
teliti dalam mengumpulkan, menterjemahkan, dan menerapkan penilaian
dalam kegiatan harian anak.
2. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka seharusnya menggunakan
berbagai metode pengumpulan data, karena banyak informasi ditunjukkan
anak saat anak berada di luar kelas
3. Setiap data yang terkumpul dari hasil observasi hendaknya diarsipkan untuk
menjaga keajegan data.
4. Instrumen penilaian maupun hasil penilaian

seharusnya sejalan dengan

budaya dan bahasa yang biasa digunakan anak

Penilaian pada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dilakukan melalui penilaian
otentik dilakukan melalui tahap:
B. Perencanaan:
1. Pemilihan Kompetensi Dasar
a. Sebelum penilaian dilakukan langkah pertama adalah menetapkan dahulu aspek apa yang
akan dinilai. Tahap ini seharusnya sudah masuk saat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Dalam RPPH ada bagian yang disebut dengan Rencana
penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dilihat pada
anak.

b. Pada tahap awal, sebagai latihan jumlah unsure yang dinilai cukup satu satu
indicator dari setiap domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Seiring dengan
12

terbiasa dengan proses penilaian otentik tersebut, maka jumlah indicator yang
dinilai mulai bertambah. Misalnya 1 unsur dari sikap, 1 indikator dari
keterampilan, dan 2 indikator pengetahuan.
2. Menentukan waktu dan tempat yang terbaik.
Seringkali pertanyaan guru adalah bagaimana mungkin dapat mengobservasi dan
mencatat banyak informasi saat anak main, sebab banyak yang harus dikerjakan
dengan member dukungan saat anak bermain. Untuk mengatasi kondisi tersebut
maka:
a. Tentukan waktu yang paling cocok untuk melihat indicator tertentu, misalnya
untuk melihat anak dapat bekerja sama, maka waktu observasi yang lebih tepat
disaat membereskan mainan. Saat ingin melihat seberapa sabarnya anak mengantri
maka pilih waktu saat anak menunggu waktu mengantri ke kamar kecil atau saat
mau mencuci tangan.
b. Ketika guru sudah menentukan apa yang akan dilihat, maka ia hanya perlu
beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia akan dapat informasi yang lebih
banyak disbanding bila guru tidak menyiapkan tentang apa yang akan diobservasi.
c. Apabila guru sudah menetapkan indicator apa yang diobservasi maka
memudahkan ia melakukannya karena diberbagai tempat dia dapat mengobservasi
anak dengan waktu yang lebih singkat, sehingga lebih banyak anak yang dapat
diobservasi.
C. Pelaksanaan
1. Observasi/Pengamatan
Hal yang paling penting dalam melakukan penilaian terhadap anak adalah melakukan
pengamatan (observasi). Observasi adalah cara pengumpulan data/informasi melalui
pengamatan langsung terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan anak.
Observasi dilakukan guru saat anak bermain atau melakukan suatu kegiatan sekalipun
tidak sedang bermanin di dalam ruangan.
1. Pencatatan
Teknik yang dapat dilakukan pendidik dalam pencatatan atau mendokumentasikan
perkembangan dan hasil belajar anak dengan menggunakan:
a. Catatan harian
13

b. Catatan anekdot (anecdotal records)
c. Daftar periksa (checklist)
d. Karya anak
1.

Catatan harian
Catatan harian dilakukan guru selama melakukan observasi disaat anak
bermain. Jika anak cukup banyak sebaiknya guru memfokuskan pada beberapa
anak di setiap harinya secara bergilir, sehingga dalam satu minggu (sub tema)
semua anak sudah teramati dan tercatat perkembangannya dalam catatan
harian.

Catatan harian dibuat dengan memperhatikan:
1) Catatan tidak berdasarkan asumsi (menurut sudut pandang pengamat),
misalnya menuliskan: Yasmin agresif, bosan, marah, dll.
2) Tidak menggunakan kata-kata yang subjektif dan ambigu (memiliki lebih
dari satu makna), misalnya: Yasmin bermain berantakan. Ia terlalu banyak
menggunakan mainan.
3) Catat kejadian segera pada saat peristiwa berlangsung, oleh karena itu
sebaiknya guru selalu membawa buku kecil di dalam saku dan mencatat
kata-kata kunci terkait dengan hal yang diamati. Bila tidak memungkinkan
segera lakukan pencatatan saat anak pulang.
4) Tulis nama dan usia anak, tanggal/waktu, tempat kejadian, serta peristiwa
yang diamati.
5) Telaah KD dan indikator perkembangan, tentukan KD dan indikator
perkembangan mana yang relevan dengan peristiwa pada catatan.

14

CONTOH: CATATAN HARIAN.

Pendidik mengamati Yasmin (usia 5,5 tahun) yang sedang bermain peran
Pendidik mengamati Yasmin (usia 5,5 tahun) yang sedang bermain peran
sebagai penjual sayuran. Yasmin menata jualannyanya: tomat di piring besar,
sebagai penjual sayuran. Yasmin menata jualannyanya: tomat di piring besar,
cabe di piring lainnya, sayuran di baskom kecil. Saat ada pembeli terjadi
cabe di piring lainnya, sayuran di baskom kecil. Saat ada pembeli terjadi
percakapan:
percakapan:
Yasmin : “mau membeli apa?
Yasmin : “mau membeli apa?
Alysha: “tomat”
Alysha: “tomat”
Yasmin : “tomat yang besar atau kecil?”
Yasmin : “tomat yang besar atau kecil?”
Alysha : “besar”
Alysha : “besar”
Dari kejadian di atas guru mencatat, Yasmin sudah dapat:
Dari kejadian di atas guru mencatat, Yasmin sudah dapat:
Membereskan dagangan sambil menunggu pembeli (sikap sabar dan
Membereskan dagangan sambil menunggu pembeli (sikap sabar dan
teliti)
teliti)
Menyebutkan nama benda
Menyebutkan nama benda
Mengelompokan benda sesuai bentuk
Mengelompokan benda sesuai bentuk
Membedakan ukuran besar dan kecil
Membedakan ukuran besar dan kecil
Memahami bahasa reseptif (mengerti pembicaraan temannya)
Memahami bahasa reseptif (mengerti pembicaraan temannya)
Berkomunikasi (menggunakan bahasa ekspresif)
Berkomunikasi (menggunakan bahasa ekspresif)

(KD
(KD2.7
2.7Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu 
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu 
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih 
giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih 
kedisiplinan, 
kedisiplinan, 
KD
3.6

4.6
KD 3.6 – 4.6Mengenal benda ­benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, 
Mengenal benda ­benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, 
ukuran, 
ukuran, 
KD 3.10 – 4.10 Memahami bahasa reseptif  menyimak dan membaca awal 
KD 3.10 – 4.10 Memahami bahasa reseptif  menyimak dan membaca awal 
KD 3.11 – 4.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara 
KD 3.11 – 4.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara 
verbal dan non verbal) 
verbal dan non verbal) 
Dst.
Dst.

15

Catatan harian dapat juga dilakukan dengan cara seperti berikut:
CONTOH 2 : CATATAN HARIAN
CATATAN HARIAN
Nama Anak

: Yasmin

Usia : 5 tahun

Pengamat

: Ibu Yuni

Kelompok : B1

Tanggal/
Waktu /

PERISTIWA

KEMAMPUAN

KD

ANAK

Yang dicapai

Tempat
Yasmin (usia 5,5
15 Mei
2014
Jam:
09.15
Halaman
belakang

tahun)

yang1.

Bersikap

2.7 Memiliki

sedang

bermain

sabar

perilaku yang

peran

sebagai

menunggu

mencerminkan

penjual sayuran.

pembeli
Menyebutk

sikap sabar (mau

menata 2.

Yasmin

an nama

jualannyanya:
tomat

di

besar,

cabe

piring

piring
di

3.

benda
Mengelomp
okan benda

lainnya,

sesuai

sayuran

di

baskom

kecil. 4.

bentuk
Membedak

menunggu
giliran, mau
mendengar
ketika orang lain
berbicara) untuk
melatih
kedisiplinan,

Saat

Alisya

an ukuran

3.6 – 4.6 Mengenal

datang

terjadi

besar dan

benda -benda

kecil
Memahami

disekitarnya

percakapan:
5.
Yasmin

:

“mau

bahasa

membeli apa?

reseptif

Alisya: “tomat”

(mengerti
pembicaraa

Yasmin : “tomat

n

yang besar atau
kecil?”

6.

temannya)
Berkomunik
a si

Alisya : “besar”

(menggunakan

(nama, warna,
bentuk, ukuran
3.10 – 4.10
Memahami
bahasa reseptif
menyimak dan
membaca awal
3.11 – 4.11
Memahami
bahasa ekspresif
(mengungkapkan

16

Apabila menggunakan ceklis sederhana untuk membuat catatan harian juga sangat
dimungkinkan.
CONTOH CEKLIST CATATAN HARIAN:
Tanggal: 15 Mei 2014
Kegiatan :Bermin peran / main di area drama.
CATATAN HARIAN
Tanggal: …………….
Kelompok: ………….

KI

KD

BB (Belum

BSH

Berkembang)

(Berkembang

Keterangan

Sesuai Harapan)
Sikap
Spiritual
Sikap Sosial

2.7

7

Memiliki Hanin, syarif

perilaku

yang

Alysha, firdaus, - Alysha mau
Yasmin

menunggu saat

mencerminkan

Yasmin

sikap sabar (mau

mendahulukan

menunggu giliran,
mau

mendengar

ketika orang lain
berbicara)
melatih
kedisiplinan

untuk

Yohan
- Firdaus tertib
mengantri saat
mau mencuci
tangan
- Yasmin
menunggu
pembeli sambil
membereskan

Pengetahuan

dagangannya
dst

dan
Keterampilan
Berdasarkan hasil pengamatan di beberapa kegiatan, guru dapat memasukkan nama anak ke
dalam kolom yang tersedia dengan merujuk pada pencapaian Kompetensi dasar.
Cara Pengisian:
17

1.

Kolom KI diisi dengan komponen pengembangan yang diharapkan yaitu Sikap Religius,
Sikap Sosial, Pengetahuan dan Keterampilan.

2.

Kolom KD diisi dengan Kompetensi dasar apa yang ingin dikembangkan pada anak.
Pemilihan kompetensi dasar ini sesuai dengan yang tercantum pada RPPH.

3.

Kolom BB (belum berkembang) diisi dengan nama-nama anak yang belum menunjukkan
perilaku/ sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan sesuai dengan KD. Untuk
menentukan apakah anak tersebut sudah memiliki kemampuan yang diharapkan, guru
dapat merujuk pada indicator yang sesuai dengan KD.

4.

Kolom BSH (Berkembang sesuai dengan harapan) diisi dengan nama-nama anak yang
sudah menunjukkan kemampuan sikap, pengetahuan/keterampilan yang diharapkan
sesuai dengan KD seperti yang tercantum dalam indicator.

5.

Kolom keterangan diisi dengan penjelasan yang menunjukkan kemampuan setiap anak
yang tercantum pada kolom BSH.

2.

Catatan anekdot
Merupakan catatan sikap dan perilaku anak secara khusus terhadap suatu peristiwa yang
terjadi pada saat tertentu dan dalam situasi tertentu.
Karakteristik catatan anekdot adalah:
1) Catatan simpel (tidak bertele-tele); hanya mencatat apa yang diucapkan anak, sikap
yang dieskpresikan anak baik melalui kata maupun bahasa tubuh, serta perilaku yang
ditampilkan anak.
2) Mencatat perilaku yang tidak biasa pada anak baik positif (kemajuan yang diperoleh)
maupun negatif (misalnya Ahmad yang biasanya tenang, namun hari ini menangis
terus).
3) Akurat (tepat), objektif (apa adanya) dan spesifik (khusus/tertentu).
Tujuan catatan Anekdot:
1) Memperkuat pemahaman guru terhadap setiap anak sebagai suatu pola atau
munculnya profil anak.
2) Memunculkan situasi belajar yang lebih tepat untuk memunculkan kembali perilaku
yang diharapkan dan mencegah munculnya kembali perilaku yang kurang tepat.

18

Rambu-rambu mencatat catatan anekdot sama dengan rambu-rambu membuat catatan
anekdot, yakni:
1) Catatan sederhana tentang perilaku tertentu atau tidak biasa
2) Sebagai hasil dari pengamatan secara langsung
3) Akurat dan spesifik
4) Dalam banyak kasus, menggambarkan interaksi antar anak, anak dengan orang
dewasa, dan anak dengan material
5) Memberikan konteks dari munculnya perilaku tersebut
Catatan anekdot dapat ditulis dalam format tabel seperti contoh di bawah, namun dapat
juga berupa narasi (tidak menggunakan tabel). Pendidik dapat memilih teknik pencatatan
yang paling mudah dan sederhana untuk dilakukan.
Contoh:
Hari Senin tanggal 21 Juli 2014, Yasmin bermain di area membaca, dia memegang
buku dan hanya menatapnya. Yasmin bahkan tidak menjawab ketika Alisha menanyakan
tentang buku yang dipegangnya.
Melihat catatan di atas sepertinya Yasmin sedang tidak berminat untuk melakukan
kegiatan bermain. Guru harus mengetahui lebih lanjut apa yang menyebabkan perilaku
Yasmin berubah untuk hari ini sebelum memberikan kesimpulan, apalagi mencap anak
sebagai anak”pemalas”. Informasi yang dikumpulkan dapat bersumber dari anak dan
orang tua. Kesimpulan pendidik disampaikan kepada orang tua dan dijadikan sebagai
catatan untuk dijadikan bahan dalam memberi dukungan pembelajaran selanjutnya untuk
Yasmin.
3.

Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa
pekerjaan tangan, karya seni atau tampilan anak. Misalnya: gambar, lukisan, melipat,
kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan balok, tari, dll.
Rambu-rambu membuat Catatan Hasil Karya Anak.
1) Tuliskan nama, tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk
19

melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
2) Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak (looking) dengan teliti. Semakin guru
melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari
hasil karya anak tersebut.
3) Tanyakan kepada anak apa yang terlihat oleh guru, tidak menggunakan pikiran atau
kesimpulan guru (naming). Misalnya Yasmin membuat gambar banyak kepala
dengan berbagai warna. Maka yang dikatakan guru adalah: ”ada banyak gambar
yang sudah kamu buat, bisa diceritakan gambar apa saja?, warna apa saja yang
kamu pakai?” dst.
4) Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak untuk mengkonfirmasi hasil karya yang
dibuatnya agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.
5) Dari hasil catatan guru akan nampak Kompetensi Dasar apa saja yang muncul dari
hasil karya anak tersebut.
CONTOH HASIL KARYA ANAK:
KUMPULAN HASIL KARYA
BULAN APRIL 2014
Nama Anak : Yasmin
Hasil Karya Anak

14 Juli 2014
Hasil Pengamatan
- Huruf-huruf

Indikator- KD
belum 3.12

menuliskan

huruf-huruf

terangkai

- Gambar kepala, tangan 3.3 Mengenal anggota
tubuh dan koor-

dan kaki tanpa badan

dinasi

- Warna biru, hijau, dan

mata

merah
Tanggal: 14 Juli 2014

- Gambar mama, papa,
anak,

dan

(berdasarkan

adik
cerita

3.6

Mengenal

dan

membedakan
warna
3.7 Mengenal ling-

anak)
- Beberapa

tangan

bentuk

kungan

sosial
20

lingkaran dan garis
- Menjawab pertanyaan

keluarga)
3.10-4.10

dengan tepat.
- Aku mau main yang
lainnya

(anggota

(ketika

kan

menunjuk
kemampuan

berbahasa reseptif

mau 2.5 perilaku percaya

ditanyakan
bermain apa lagi)

diri
2.8 perilaku mandiri.

Hasil Pengamatan
- Bentuk

segi

empat, 3.6 – 4.6 mengenal

dan persegi panjang
- Layar dan antene tv
- Huruf-huruf

belum

: 24 2014

- Cerita

bentuk benda
3.9 – 4.9 mengenal
teknologi
3.12 – 4.12 Menulis

terangkai
Tanggal

Indikator – KD

menunjukkan

huruf nama sendiri

karyanya sambil cerita 3.11- 4.11 kemam-

Hasil Karya seni

“TV di rumahku”

puan ekspresif
3.15 – 4.15 menghargai karya seni

-

Dst

D. PENGOLAHAN DATA HASIL BELAJAR ANAK
1. Semua data yang terkumpul melalui pengamatan yang ditulis dalam catatan
anecdotal maupun hasil karya anak diolah untuk melihat perkembangan hasil
belajar anak.
21

2. Apabila yang menangani anak berupa tim guru, maka yang menentukan hasil
belajar anak adalah semua guru yang menangani anak.
3. Penggabungan data yang terkumpul untuk melihat perkembangan termatang yang
dicapai anak.
4. Penggabungan data dapat dimasukkan ke dalam format berikut
Hasil penggabungan data hasil belajar dapat dimasukkan ke dalam cheklist.
Checklist merupakan alat perekam hasil observasi terhadap aspek perkembangan anak
usia dini. Checklist tersebut memuat indikator perkembangan untuk setiap
Kompetensi Dasar (KD) anak usia dini. Melalui checklist dapat diketahui tingkat
perkembangan anak sehingga dapat menjadi pedoman dalam mengembangkan
berbagai rencana dan kegiatan pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Hasil checklist juga menjadi materi komunikasi dengan orangtua perihal segala
sesuatu yang telah dipelajari anak dan bagaimana anak berproses dalam belajar.
Rambu-rambu menggunakan checklist:
a. Checklist dilaksanakan setiap bulan sekali
b. Indikator perkembangan diambil dari indikator yang terdapat pada pemetaan.
Sesuaikan dengan usia anak yang diamati.
c. Indikator perkembangan untuk KD 3 dan KD 4 digandeng menjadi satu untuk
memberikan pemahaman bahwa pengetahuan dan keterampilan merupakan dua
hal yang menyatu.
d. Cara mengisi tabel checklist dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom yang
sesuai dengan hasil pengamatan pada anak. Kolom (BB), maksudnya kemampuan
anak pada indikator tersebut belum berkembang, kolom (MB) maksudnya
kemampuan anak pada indikator tersebut sudah mulai terlihat walau hanya sekali
atau sekali-kali, kolom (BSH) maksudnya berkembang sesuai harapan, dimana
anak telah cakap melakukan atau menunjukkan kemampuan tersebut sesuai
dengan indicator yang diharapkan sesuai usianya. Kolom BSB artinya
berkembang sangat baik bitandai dengan kemampuan anak yang ditunjukkan
secara konsisten dan melebihi dari cirri-ciri yang tercantum dalam indicator
seusianya.
22

Berikut adalah contoh penilaian berupa Checklist untuk anak usia 5-6 tahun:
Nama Anak

: Yasmin

Kelompok

: B1

Usia

: 5 tahun

Bulan

: Juli – September 2014

NO INDIKATOR PERKEMBANGAN

BB MB BSH BSB

KOMPETENSI DASAR:

1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
1
Menyadari semua benda ada penciptanya
2
Menyadari dirinya sebagai ciptaan Tuhan berbeda dengan
benda yang dibuat manusia
KOMPETENSI DASAR:
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur
1
2

kepada Tuhan
Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan
Menghargai binatang dan alam sekitar sebagai ciptaan

Tuhan
Menghargai teman sebagai ciptaan Tuhan
KOMPETENSI DASAR:
3

2.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
1
Senang membuang sampah di tempatnya
Senang mencuci tangan sesudah melakukan kegiatan
2
Senang mengganti baju bila sudah terasa berkeringat
3
Menyadari bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh
4
disentuh orang lain
KOMPETENSI DASAR:
3.1 Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
1
Mengucapkan doa-doa pendek
2
Melakukan ibadah sesuai dengan agamanya.
3
Menerapkan ajaran agama sehari-hari dalam perilakunya
(contoh: suka memaafkan, tidak bohong, tidak berkelahi)
dst
3.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
Berkata sopan
Bersikap sopan
3.3 Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik
kasar dan motorik halus
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus
23

1
2
3

Menyebutkan anggota tubuh dan fungsinya

v

Menunjukkan gerakan koordinasi (mengkap dan melempar
bola, berjalan dengan berbagai variasi, berlari dengan

4
5

variasi, dll)
Menyebutkan fungsi gerakan-gerkan motorik kasar dan
halus

6

Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi lentur
seimbang dan lincah
Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan, kepala dalam
menirukan gerakan
Melakukan permainan fisik menggunakan tangan kanan

dan kiri
KOMPETENSI DASAR
3.4 Mengetahui cara hidup sehat
4.5

Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Mulai terbiasa melakukan hidup bersih dan sehat
Mengenali bagian tubuh yang harus dilindungi dan cara
melindungi dari kekerasan seksual
Mulai terbiasa mengkonsumsi makanan yang bersih, sehat

dan bergizi
Menggunakan toilet tanpa bantuan
KOMPETENSI DASAR
3.6

Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat,
suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)

4.6 Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang
dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan
ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
1
2

Menyebutkan nama-nama benda di sekitar atau sesuai tema
Menyebutkan dan menunjukkan warna benda disekitar atau

V
V

3

sesuai tema
Menyebutkan dan membedakan bentu-bentuk benda di

V

4
5

sekitarnya atau sesuai tema
Menyebutkan/membedakan benda berdasarkan ukurannya
Membuat pola sederhana dengan menggunakan benda

6

disekitarnya
Membedakan benda berdasarkan sifat-sifatnya (cair, padat,

V

24

7

membeku, mencair, terapung, tenggelam, dst)
Membedakan suara yang didengarnya (keras-lembut, cepat-

8

lambat, tinggi-rendah, dan sumber-sumber bunyi)
Mengenal benda berdasarkan tekstur (halus-kasar, licin-

bergerigi/bergelombang)
9
Menggunakan alat main dengan tepat
10 Menggunakan alat makan dengan tepat
3.11 Memahami bahasa ekspresif(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non
verbal)
4.11. Menunjukkan kemampuan ber bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara
verbal dan non verbal
Mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang

V

sesuai ketika berkomunikasi
Mengajukan dan menjawab pertanyaan secara tepat sesuai

V

dengan kondisi.
Dst

Keterangan:
BB : Belum Berkembang.

Bila sampai akhir bulan penilaian kemampuan itu belum

nampak pada anak
MB

: Mulai Berkembang. Bila kemampuan tersebut sekali-kali nampak pada anak,

misalnya membuang sampah pada tempatnya muncul bila diingatkan tetapi seringkali
membuang dimana saja.
BSH

: Berkembang Sesuai Harapan. Bila kemampuan tersebut sudah dimiliki anak

secara terus menerus sesuai indicator di usianya.
BSB

: Berkembang Sangat Baik, bila kemampuan yang dimiliki anak secara terus menerus

melebihi kemampuan yang tercantum dalam indicator di usianya

E. PELAPORAN

Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian
25

pendidik/guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Pengertian
Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian
pendidik/guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Teknik Pelaporan
Laporan Perkembangan Anak Didik dilaporkan oleh kepala lembaga /pendidik/ secara lisan
dan tertulis. Cara yang ditempuh dapat dilaksanakan dengan bertatap muka serta
dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang
tua. Hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya menjaga kerahasiaan data
atau informasi, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan
dibicarakan dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka
bimbingan selanjutnya.
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan tentang:
 Keadaan anak waktu belajar di sekolah secara fisik, akademik, sosial dan
emosional.
 Partisipasi anak dalam kegiatan di lembaga PAUD.

 Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak.
 Yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan anak lebih
lanjut.

Tatacara dalam penulisan laporan:

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai
anak.
Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan
perkembangan hasil belajar anak secara bijaksana.
Memberikan masukan tentang tingkat pencapaian anak
pada seluruh kompetensi dasar untuk membantu
mengembangkan kemampuan anak lebih lanjut.
3.

Waktu pelaporan

26

Pelaporan hasil perkembangan anak diberikan oleh pendidik kepada orangtua
murid melalui tatap muka langsung untuk menyampaikan laporan secara lisan,
sekaligus diikuti penyerahan laporan tertulis. Pemberian laporan dapat dilakukan
dalam jangka waktu tertentu seperti triwulan atau enam bulan (satu semester).
4.

Bentuk Pelaporan Smester
Laporan smester disampaikan dalam bentuk naratis, hasil rangkuman perkembangan
anak didik dalam proses belajar melalui bermain dan hasil belajar selama satu
smester.
Dalam menyusun uralan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang efektif/ tidak terlalu
rumit dan dibuat secara obyektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah
bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan dalam bentuk Laporan Perkembangan
Anak Didik.
Laporan yang ditulis pendidik hendaklah dalam kalimat positif, jelas, mudah
dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar.
Adapun rambu-rambu penulisan laporan perkembangan
anak yang perlu diperhatikan guru adalah:
Informasi isi laporan sudah menggambarkan hasil belajar
yang mendukung tingkat pencapaian perkembangan anak
(TPPA)
Menggambarkan perilaku khusus anak di kelas
Menyajikan informasi secara komunikatif, autentik, dan
bermakna
Tidak menyalahkan anak ataupun orangtua
Pengaruh laporan terhadap perasaan anak dan orangtua
Pengaruh laporan terhadap hubungan anak dan guru juga
hubungan anak dan orangtua.
Laporan harus mendidik orang tua tentang perkembangan
anak.

5. Isi Pelaporan

27

Laporan berisi Kekuatan dan Rekomendasi. Kekuatan diambil dari kolom BSH dan
BSB pada rekapitulasi penilaian bulanan yang terakhir.
Rekomendasi berisi saran yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak pada saat
pengasuhan, yang diambil dari kolom BB dan MB pada rekap penilaian bulanan
yang terakhir dan yang sebelumnya.
Berikut adalah contoh laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:

CONTOH PELAPORAN
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2013/2014
PAUD BUNGA MEKAR
------------------------------------------------------------------------------------------------------------CONTOH PENGISIAN LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK
Tahun Pelajaran : …………
Nama Anak Didik
tahun
Nomor Induk
(Satu)

: Yasmin

Usia

: ……..

: 5-6
Semester

:I

Perkembangan Nilai Agama dan Moral
Yasmin anak yang membanggakan. Di usianya yang menginjak 5 tahun, Yasmin telah
memiliki kemampuan seperti:


Mengenal

Tuhan

sesuai

dengan

agamanya. Ia dapat melakukan gerakan
salat, senang mendengarkan cerita kitab
suci (3.1; 4.1).


Mampu mengenal perilaku baik yang
ditunjukkan dengan suka menolong dan
berbagi

makanan

serta

mainan.

Perilakunya menunjukkan sikap santun.
28

Setiap

pagi

datang

ke

mengucapkan

salam

dan

mengucapkan

terimakasih

sekolah
selalu

jika

telah

menerima bantuan, serta minta ijin jika
akan meminjam suatu barang dari teman
(3.2 – 4.2).


Sebaiknya Yasmin lebih sering diajak

sholat berjamaah……
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik Yasmin cukup baik, terlihat Yasmin telah mampu:


Menggunakan

anggota

tubuhnya

untukpengembangan motorik kasar dan halus.
Ia dapat bergerak dengan lincah dan luwes
dalam

setiap

kegiatan

seperti

melompat,

memanjat, berlari, dsb.(3.3 – 4.3)


Melakukan

gerakan-gerakan

jari-jari tangannya seperti

menggunakan
menggunting,

meronce, menggambar dan menulis.


Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri seperti memakai sepatu, minum dan
makan sendiri, ke toilet sendiri, dengan meminta bantuan ibu guru ketika mengalami
kesulitan(3.3 -4.3).



Menjaga keamanan dirinya agar tidak disentuh oleh orang yang tidak dikenal baik
pada saat menggunakan kamar kecil ataupun saat menunggu jemputan (3.4 - 4.4).

 Sebaiknya …………………………….
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif Yasmin berada pada perkembangan yang sesuai dengan usianya. Hal
ini ditunjukkan oleh kemampuan Yasmin dapat:


Menyelesaikan

masalah

secara

kreatif

di

kegiatan mainnya (3,5; 4,5).


Mengenal teknologi sederhana dan fungsi alat
tersebut. Yasmin mengerti apa fungsi alat pompa
dan cara menggunakannya (3.9 - 4.9).



Yasmin mengenal benda-benda di sekitarnya
29

dari warna, bentuk, ukuran, fungsi, sifat dan
berbagai ciri-ciri yang ada pada benda itu.
Ketika

bermain

peran

“Berbelanja

di

Supermarket”, Yasmin memilih benda-benda
yang akan dibeli berdasarkan kelompoknya (3.6
– 4.6).


Yasmin dapat mengenali lingkungan
sosialnya.

Ia

mengetahui

bahwa

rumahnya berdekatan dengan rumah
Dio, tetangganya. Yasmin juga bisa
menceritakan

bahwa

Dio

adalah

saudaranya, anak dari adik ayah
Yasmin.

Kata

Yasmin

suatu

hari,”Bunda, ayahnya Dio itu adiknya
ayahku.” (3.7 – 4.7)

Perkembangan Sosial-Emosional


Yasmin mengenal emosi diri sendiri dan orang lain. Ia dapat mengekspresikannya
secara wajar. (2.11)



Yasmin juga mampu mengenali perasaan orang lain dan merespon secara tepat. Ia
menghibur temannya yang sedih karena ibunya ke luar kota karena sekolah lagi. (3.13
– 4.13)

Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa Yasmin melebihi usianya. Ia terlihat cakap dalam:


Mengekspresikan perasaan dan keinginannya melalui bahasa lisan. (3.11-4.11)



Mengenal keaksaraan dengan menuliskan nama dirinya secara lancar, walaupun
kadang ia menuliskan huruf “d” pada namanya terbalik dengan huruf “b”, Beberapa
kata sederhana mulai dapat ditunjukkannya melalui merangkai kartu-kartu huruf atau
huruf-huruf plastik, atau Membentuk huruf menggunakan playdough yang dipilin dan

digulung menjadi kata-kata (3.12 – 4.12)
Perkembangan Seni


Yasmin mampu menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai
30

media. Ia senang menggambar dan melukis menggunakan kuas dan cat.


Yasmin juga sering secara ekspresif menunjukkan kekaguman pada karya seni teman
dengan berkata,”Ih... bagus....”, begitu seru Yasmin pada saat melihat gambar
temannya yang berwarna-warni (3.15 - 4.15).
Keterangan
Sakit :………………..(hari)
Ijin :………………. (hari)
Alpa :………………..(hari)

Mengetahui,

Jakarta, 27 Maret 2014

Diana Safira, S.Pd
Kepala Sekolah

Surya Anita, S.Pd
Guru Kelas

Komentar Orang Tua
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
Jakarta,………………
(Orang Tua/ Wali)

31

F. Pengarsipan Hasil Belajar Anak
Hasil belajar anak baik dari hasil pengamatan catatan anekdot, checklist, dan
hasil karya anak kemudian dikumpulkan dalam bentuk portofolio.
Portofolio pada hakikatnya merupakan kumpulan atau rekam jejak
berbagai hasil kegiatan secara berkesinambungan serta catatan
pendidik tentang berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak dalam kurun waktu tertentu.

Kumpulan data tersebut pada awalnya hanya sedikit namun seiring dengan waktu akan
menjadi sangat banyak. Oleh karena itu pendidik harus memiliki wadah penyimpan dan
sistem yang teratur untuk mengelolanya. Bila tidak memungkinkan untuk membeli wadah
khusus (folder), maka pendidik dapat memanfaatkan kotak atau kardus bekas atau dapat
membuat kantong, amplop, map atau wadah dari kertas poster dan bahan bekas lain.
CARA MENATA PORTOFOLIO
Susun hasil karya anak, foto-foto dan catatan-catatan berdasarkan urutan tanggal.
Cantumkan nama anak pada setiap folder/wadah yang digunakan untuk menyimpan.
Susun secara alfabet sesuai nama anak untuk memudahkan pemanfaatannya..
Libatkan anak untuk memilih hasil karya yang disukainya untuk dimasukkan dalam
portfolio.
Tambahkan/perbaharui karya anak setiap 2 minggu, sehingga portofolio dapat
memberikan gambaran lengkap tentang kemampuan anak dan menceritakan kemajuan
yang diraih anak.
Tunjukkan kepada orangtua setiap triwulan atau semester dan simpan di tempat yang
mudah dibaca oleh orangtua bila mereka ingin membacanya.

Rambu-rambu mengelola hasil karya:
32



Setiap hasil karya selesai dibuat anak, pendidik harus memberi nama, tanggal serta
analisa, dan KD yang muncul. Catatan pendidik dapat dituliskan pada hasil karya
anak atau menggunakan kertas lain yang disertakan di setiap hasil karya anak.
Berikut contoh karya dan catatan pendidik.



Tidak semua hasil karya anak dikumpulkan untuk dijadikan portofolio. Hasil karya
anak yang dikumpulkan cukup diambil 1 bulan sekali untuk setiap jenis karya anak.
Misalnya gambar, foto balok, lukisan anak diambil setiap bulan.
Portofolio juga disusun berdasarkan program perkembangan, yakni perkembangan

nilai moral dan agama, sosio-emosional, motorik, kognitif, bahasa, dan seni, misalnya:


Perkembangan

nilai

moral

dan

agama,

berupa

hasil

pengamatan guru terhadap kemampuan anak dalam beribadah dan mendengarkan
cerita-cerita keagamaan.


Perkembangan sosio-emosional, berupa catatan guru dan
catatan anekdot

mengenai interaksi anak dengan kelompoknya (kemampuan

memilih, memecahkan masalah dan kerja sama dengan orang lain).


Perkembangan kognitif, berupa foto-foto tentang aktivitas anak
ketika menghitung dan mengukur bahan-bahan untuk kegiatan memasak, sampel
kerja anak yang menunjukkan anak memahami konsep angka, foto dan data yang
diperoleh dari checklist dan rekaman percakapan mengenai pemahaman konsep,
eksplorasi, hipotesis, dan pemecahan masalah



Perkembangan bahasa, berupa rekaman anak ketika membaca
cerita yang ditulis, rekaman percakapan tentang penguasaan perbendaharaan kata
dan keterampilan menggunakan bahasa.



Perkembangan seni, berupa kumpulan karya seni yang
menunjukkan kreativitas anak ketika bekerja menggunakan berbagai media.
Aktivitas:
Susunlah contoh portofolio seorang anak di kelas Anda. Hasil karya apa
saja yang dapat anda masukkan? Anda dapat pergunakan bekas kotak
lebar pipih atau kantong map, atau folder sebagai tempat menyimpan.

BAB IV
PENUTUP
33

Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan khususnya lembaga PAUD perlu
dilakukan dengan seksama melalui program penilaian yang efektif. Penilaian yang efektif
adalah penilaian yang terus menerus berlangsung. Hal ini sesuai dengan perkembangan anak
yang bersifat dinamis dan terus mengalami proses. Untuk selanjutnya hasil dari penilaian ini
akan menjadi rujukan bagi pendidikan untuk melakukan perencanaan pada program-program
pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu siklus antara
penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara terus menerus.
Pendidik yang memahami perkembangan anak menjadi syarat mutlak agar pendidik
dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama dengan guru yang lainnya serta orangtua
akan memberikan gambaran yang utuh terhadap anak dalam pengumpulan berbagai bukti
tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang berpotensi untuk
menjadi anak yang matang dalam setiap program perkembangannya. Dengan demikian
diharapkan bahwa anak dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya sesuai dengan
kematangan usia dan kemampuannya, menjadi anak yang kompeten dan berkepribadian.

34

DAFTAR PUSTAKA

http://www.educate.ece.govt.nz/learning/curriculumAndLearning/Assessmentforlearning/Kei
TuaotePae/Book1/WhatAreTheEarlyChildhoodExemplars.aspx
PAUD Bukit Aksara Semarang, dokumentasi foto.

Puskurbuk, Pedoman Kurikulum 2013.
Wortham, Sue. Assessment in Early Childhood Education, Ohio: Pearson Merrill
Prentice Hall, New Jersey, Columbus, 2005.

National Alliance, Provocations on Assesment in Early Childhood Education,
Children’s Services Central, New South Wales, 2012.

Huffman, Priscilla D. “Look What I Did!” Why Portfolio-Based Assesment Works,
EarlychildhoodNews, University of Wisconsin, 2007.

35