PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KONSEP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM
PERNAPASAN PADA MANUSIA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) BAGI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 MAKASSAR.
Nurhikma Ramadhana
Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIIIa
SMP Negeri 1 Makassar, sebanyak 32 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam
dua siklus yang dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Data yang diperoleh
dianalisis secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa setelah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) pada siklus I mencapai skor rata-rata 62,5% meningkat pada
siklus II menjadi 72,7%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 59,3%
dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 19 orang meningkat pada siklus II
menjadi 87,5% dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 orang.
Selain itu, melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) presentase terlihat keaktifan belajar siswa dapat meningkat.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar
biologi khususnya pada konsep sistem pernapasan, siswa kelas VIIIa SMP Negeri
1 Makassar.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Hasil Belajar.

1

Improving the result of student’ biology learning in respiration concept
through cooperative learning Numbered head together (NHT) type to the
student of class VIIIa SMP Negeri 1 Makassar}
Nurhikma Ramadhana
Departement of Biology, FMIPA State University of Makassar

Abstract
This research is a Class-Action Research (Classroom Action Research)
that aims to improve student learning outcomes through cooperative learning
NHT type. The subject of this research is class VIIIa SMP Negeri 1 Makassar, a
total of 32 students. This research carried out in two cyclus carried out during four
sessions. The data of students learning and the data of student learning activities
result analized of quantitative. The results showed that the outcomes of students

learning after implementation cooperative learning NHT type on 1 st cyclus with
ration 62,5% average increase and 2 nd cyclus to be 72,7 %. Exhaustiveness
learning students on 1st cyclus 59,3% the are 13 students passed, increase on 2nd
cyclus 87,5% with 28 students passed. Another that through cooperative learning
NHT type, the percentage of students active increased. From this research results
of this study can be concluded that the implementation of cooperative learning
NHT type to Improve learning Results graders Biology specially in respiration
system concept to the student of class VIIIa SMP Negeri 1 Makassar.

Keywords: Cooperative NHT Type, Result of learning

2

A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan menjadi salah satu program pokok
pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional. Hal ini tampak pada
mutu pendidikan di Indonesia yang jauh tertinggal ditingkat Asia, lebih-lebih
ditingkat dunia. Meskipun ada beberapa siswa telah berhasil mendapatkan juara
olimpiade Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi ditingkat ASEAN, Asia bahkan
dunia. Kesadaran akan pentingnya pendidikan sebagai proses peningkatan sumber

daya manusia mendorong pemerintah untuk melakukan upaya perbaikan mutu
pendidikan dengan berbagai kebijakan terus-menerus mulai dari pembangunan
dan perbaikan kurikulum, perbaikan sarana pendidikan, penataran-penataran,
pelatihan-pelatihan bagi guru yang berimplikasi pada hasil belajar. Rendahnya
mutu pendidikan disebabkan oleh 4 faktor yaitu : jumlah guru yang belum
memadai serta penyebarannya yang belum merata, kondisi sarana dan prasarana
yang belum memadai, anggaran pendidikan yang jumlahnya sangat terbatas, serta
proses pembelajaran yang belum efektif. Peningkatan hasil belajar siswa atau
prestasi yang dicapai anak didik tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
guru terhadap materi pelajaran, tetapi yang juga ikut menentukan adalah
penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar diharapkan dapat memudahkan siswa menerima dan
memahami materi yang disampaikan.
Salah satu model pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan permintaan
kurikulum adalah model pembelajaran kooperatif. Beberapa ahli menyatakan
bahwa model pembelajaran ini sangat berguna untuk menumbuhkan kerja sama
antar siswa karena dalam proses pembelajaran bukan hanya terjadi antara siswa
dengan guru tetapi juga antara siswa dengan siswa. Semua metode pembelajaran
kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar
dan bertanggungjawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka

belajar sama baiknya (Robert S, 2008). Sistem pengajaran ini memberikan
kesempatan antara siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas
terstruktur yang disebut sistem “pembelajaran gotong royong” dimana guru
bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP
negeri 1 Burau, informasi yang diperoleh dari guru bidang studi biologi bahwa
nilai hasil belajar biologi siswa kelas VIIIE masih rendah dibandingkan dengan
empat kelas yang lain. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata ujian tengah
semesternya tahun lalu hanya sekitar 60. Proses belajar menunjukkan bahwa guru
biologi cenderung menerapkan metode ceramah dengan bantuan papan tulis dan
buku ajar saja, sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif
menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan
mencatat saja. Siswa kelas ini cenderung belajar secara individual, kurang
membantu temannya yang memiliki kemampuan kurang dalam menerima materi
dan mengerjakan tugas kelompok. Akhirnya berdampak pada siswa yang
kemampuannya kurang. Timbulnya rasa malu di dalam diri siswa yang
kemampuannya kurang untuk bertanya kepada siswa yang kemampuannya tinggi.
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guna mengatasi masalah
tersebut adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran kooperatif tipe

3


NHT adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa
untuk lebih aktif dan bertanggungjawab penuh untuk memahami materi pelajaran
baik secara berkelompok maupun individual. Peneliti berasumsi bahwa
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mampu mengatasi masalah di atas karena
pembelajaran ini dalam penerapannya melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
siswa terhadap isi pelajaran. Dalam pembelajaran ini terjadi pula ketergantungan
sosial, dimana yang mampu dapat membantu yang kurang mampu, dan yang
kurang mampu diharapkan antusias belajar untuk mempertanggungjawabkan
nomornya atau dengan kata lain dapat melatih siswa untuk bersosialisasi dengan
baik, sehingga berpengaruh positif pada hubungan dan sikap terhadap siswa yang
terlambat secara akademik. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang diberikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa itu diterapkan pada
konsep materi sistem pernapasan pada manusia. Salah satu hal yang menjadi
bahan pertimbangan mengapa konsep materi sistem pernapasan pada manusia
dijadikan sebagai objek kajian dalam penelitian ini adalah dengan melihat nilainilai rata-rata kelas siswa tahun lalu pada konsep materi yang sama dimana nilai
rata-rata kelas yang diperoleh siswa sebagaimana yang telah disebutkan di atas
adalah 60 khususnya kelas VIIIa yang jika disesuaikan kriteria ketuntasan minimal
di sekolah tersebut yaitu 65, maka nilai hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut

berada dalam kategori tidak tuntas. Materi tersebut memiliki cakupan materi yang
luas dan rumit dimana hal tersebut menuntut siswa untuk lebih banyak membaca,
menghafal dan memahami konsep-konsep yang termuat pada pokok bahasan
tersebut. Hal itu tentunya menuntut konsentrasi siswa dalam belajar untuk dapat
memahami betul isi dari pelajaran tersebut. Model pembelajaran kooperatif tipe
NHT, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibrahim, dkk (2009), adalah suatu
pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kangen untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Teknik ini
memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu banyaknya istilah-istilah
penting pada konsep sistem pernapasan ini, dapat dijadikan bahan pertanyaan
pada langkah mengajukan pertanyaan(Questioning) pada pembelajaran kooperatif
tipe NHT ini. Dengan teknik ini siswa belajar melaksanakan tanggung jawab
pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan sekelompoknya, serta
meningkatkan semangat kerja mereka. Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ada di kelas
VIIIE SMP Negeri 1 Burau.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“ Apakah hasil belajar biologi pada konsep sistem pernapasan dapat ditingkatkan
melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) bagi siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 1 Makassar? ”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada konsep sistem

4

pernapasan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 1 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah memberikan
sumbangan dalam meningkatkan hasil belajar dan perbaikan pembelajaran biologi
pada khususnya sistem pernapasan.
E. Kerangka pikir
Proses pembelajaran dengan sistem persekolahan saat ini belum menunjukkan
hasil yang maksimal. Rendahnya hasil belajar selama ini didasarkan oleh banyak
faktor diantaranya karena suasana belajar yang terkesan monoton, guru cenderung
memonopoli kegiatan belajar mengajar sementara siswa hanya menjadi pendengar

saja. Selain itu penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses
belajar mengajar. Akibatnya pelajaran IPA khususnya biologi akan semakin terasa
membosankan. Oleh karena itu seorang guru harus jeli melihat keadaan belajar
siswanya di dalam kelas. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pemilihan
model pembelajaran yang tepat pada saat mengajar. Pembelajaran kooperatif
dapat menjadi salah alternatif dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan
tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu siswa dalam pelajaran
akademisnya. Pada kenyataannya, setiap anak akan lebih mudah untuk memahami
dan mengingat pelajaran atau apa saja yang diterimanya jika dapat melakukan
sendiri, menyelesaikan sendiri bukan hanya mendengar dan melihat saja. Ada
banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif. Setiap
pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Khususnya model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered heads together (NHT) adalah pendekatan yang dikembangkan
untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini selalu diawali dengan membagi kelas
menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota mendapat nomor
berbeda. Penomoran ini sebagai ciri khas dari pembelajaran kooperatif tipe NHT

menjadi kelebihan tersendiri dalam penerapannya. Penomoran bagi setiap siswa
dapat menimbulkan rasa tanggung jawab terhadap nomor anggota masing-masing
dalam kelompoknya, sehingga siswa termotivasi dan aktif dalam proses
pembelajaran. Teknik ini juga memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk saling memberikan ide-ide jawaban yang paling tepat dari pengetahuan dan
pengalaman masing-masing dalam kehidupannya.
Karena sesungguhnya,
pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan dengan
pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, berbuat, berfikir bersama
dan saling memberikan semangat. Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif
tipe NHT ini diharapkan penguasaan konsep dan hasil belajar siswa memuaskan
dan meningkat
F. Hipotesis Penelitian
“Jika pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
diterapkan, maka hasil belajar biologi pada konsep sistem pernapasan siswa kelas
VIIIa SMP Negeri 1 Makassar dapat meningkat”.

5

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang dilakukan berupa proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
2. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Makassar dengan subyek
penelitian siswa kelas VIIIa dengan jumlah siswa 32 orang.
3. Faktor Yang Diselidiki
Faktor-faktor yang menjadi perhatian untuk diselidiki adalah:
1.Hasil belajar adalah nilai yang didapatkan oleh siswa melalui tes hasil belajar
untuk setiap siklus pada konsep sistem pernapasan dalam bentuk pilihan ganda,
yang diberikan setelah mengikuti proses belajar mengajar.
2.Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah jenis
pembelajaran kooperatif dimana siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang dan setiap anggota kelompok tersebut diberi nomor masingmasing sesuai jumlah anggota kelompok, lalu berfikir bersama dalam
kelompok dan meyakinkan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban tim,
selanjutnya memanggil salah satu siswa dengan nomor yang dipanggil untuk
melaporkan hasil kerja sama mereka. Dalam hal ini aktivitas belajar siswa
dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran tersebut.
H. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan 2 siklus yaitu
siklus I dan siklus II. Antara sisklus I dan siklus II merupakan rangkaian kegiatan
yang saling berkaitan dalam arti pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari
perbaikan siklus I.
Perencanaan
Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan
Perencanaan
Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

?

Gambar 1. Skema Penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2007))

I. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda

6

2. Lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
J. Teknik Pengumpulan Data
a. Data tentang peningkatan hasil belajar diambil dari nilai tes hasil belajar
siswa tiap akhir siklus.
b. Data tentang aktivitas pembelajaran selama tindakan dilakukan, diambil
dengan menggunakan lembar observasi. Pada proses pengisian lembar
observasi, semua indikator dari aktivitas yang diamati tercantum
didalamnya. Jika siswa melakukan setiap aktivitas yamg menjadi tolak
ukur, maka ia akan memperoleh tanda checklist () pada lembar
observasi. Keadaan yang diobservasi adalah kegiatan siswa dalam peroses
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT).
K. Teknik Analisis Data
Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data,
selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Untuk analisis secara kuantitatif
digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata yang diperoleh dari hasil tes tiap
siklus yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengguasaan materi melalui
penggambaran karakteristik distribusi nilai pencapaian hasil belajar biologi siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT). Kemudian nilai tersebut dikelompokkan dengan melihat
pedoman pengkategorian menurut Arikunto (2005), sebagai berikut.
Tabel 1. Pengkategorian tingkat penguasaan hasil belajar biologi
L.
Interval Nilai
Kualifikasi
80-100
Baik Sekali
66-79
Baik
56-65
Cukup
40-55
Kurang
≤ 39
Gagal
Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Tabel 2. Kategori Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Daya Serap Siswa
Kategori Ketuntasan Belajar
0 – 64
Tidak tuntas
65 -100
Tuntas
Analisis aktivitas siswa dideskripsikan berdasarkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa di dalam kelas selama proses belajar mengajar
berlangsung dari tiap siklus dengan menggunakan lembar observasi.
L. Indikator Keberhasilan
Hasil Belajar siswa mengalami peningkatan 70% atau lebih, telah mencapai
ketuntasan minimal 65 dan terjadi perubahan sikap siswa dalam proses belajar
mengajar yaitu peningkatan aktivitas belajar siswa.

7

M. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.1 Nilai frekuansi dan persentase Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIIE
SMP Negeri 1 Burau pada Siklus I dengan Siklus II.
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
Persentase
Frekuensi
Persentas
Kategori
(%)
e (%)
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Jumlah

2
10
9
11
0
32

6,2
31,3
28,1
34,4
0
100

5
20
7
0
0
32

15,6
62,5
21,8
0
0
100

Tabel 3.2 Distribusi hasil belajar biologi siswa kelas VIIIa SMP Negeri 1
Makassar pada siklus I dan siklus II.
Skor
Uraian
Siklus I
Siklus II
Jumlah siswa
32
32
Skor terendah
46
60
Skor tertinggi
Rata-rata

86
62.5

90
72.7

Tabel 3.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Biologi Siklus I dan Siklus II Siswa
Kelas VIIIa SMP Negeri 1 Makassar.
Siklus I
Siklus II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Skor
Kategori
(%)
(%)
65 - 100
0 - 64

Tuntas
Tidak tuntas
Jumlah

19
13

59,3
40,6

28
4

87,5
12,5

32

100

32

100

8

Tabel 5. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Siklus I dan Siklus
II Siswa Kelas VIIIa SMP Negeri 1 Makassar.
N
o
1.

2.
3.
4.

5.

6.
7.

Siklus
I

Komponen Aktivitas yang diamati

II

F

%

F

%

Siswa yang menyimak penjelasan guru (bila
siswa terlihat memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh guru)

22

68.7

29

90.6

Siswa yang mengajukan pertanyaan pada
saat pemberian materi

5

16.6

8

25

23

71.9

30

93.8

8

25

9

28.1

4

12,5

7

21.8

3

9,3

5

15,6

3

9,3

5

15,6

28,1

6

18,7

241,4
30,1

99
12,3

309,2
38,6

Kerjasama siswa dalam kelompok pada saat
mengerjakan LKS
Siswa yang meminta bimbingan kepada
pengajar pada saat mengerjakan LKS
Siswa yang menjawab pertanyaan dengan
benar (Nomor anggota dari setiap kelompok
yang bertanggungjawab memberi jawaban
atas pertanyaan yang diajukan oleh guru).
Siswa yang mengajukan pertanyaan pada
saat persentase kelompok
Siswa yang mengajukan tanggapan (bila
siswa menyangkal dan memberi jawaban
lain dengan alasan sendiri)

Siswa yang melakukan kegiatan lain baik
dalam proses pemberian materi pelajaran
maupuin disaat mengerjakan tugas (main8.
9
main,
keluar
masuk
kelas,
ribut,
mengerjakan
pekerjaan
lain,
dan
sebagainya)
Jumlah
77
Rata-rata
9,6

N. Refleksi
a. Analisis Refleksi pada Siklus I
Siklus I yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan diperoleh beberapa hal
yang menjadi bahan refleksi pada pelaksanaan siklus berikutnya.
1. Kurangnya kerjasama (diskusi / interaksi) di dalam kelompok seperti
menyamakan persepsi dan saling menanyakan dalam kelompok. Hal ini terjadi
karena siswa yang tidak bisa menerima siswa lain sebagai teman kelompok,

9

karena biasanya siswa membentuk kelompok cenderung hanya memilih teman
akrab atau teman dekat saja.
2. Masih adanya siswa dalam satu kelompok yang tidak aktif bekerjasama
menyelesaikan LKS, masih mengharapkan jawaban dari dari teman
sekelompoknya yang lain, hal ini terjadi karena siswa masih kurang percaya
diri akan jawabannya. Nampak pula dalam satu kelompok masih ada siswa
yang mendominasi teman-teman yang lain dalam menjawab LKS sehingga
siswa yang lainnya kurang mengusai jawaban dari LKS yang diberikan.
3. Pada kegiatan mempresentasekan hasil diskusi kelompok, masih ada siswa
yang kurang percaya diri (sesuai dengan nomor kepala) tampil di depan kelas,
karena takut diejek / ditertawakan teman atau kelompok yang lain. Begitu pula
dalam memberi memberikan tanggapan.
4. Siswa belum disiplin dalam belajar, keluar masuk kelas, ribut, bahkan ada yang
menyalin PR untuk pelajaran lain.
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka peneliti melakukan tindakan baru
untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh
peneliti adalah:
1. Mengarahkan kepada setiap siswa tentang pentingnya kerjasama dalam
kelompok, dimana penilaian yang diberikan tidak terlepas dari kerjasama
kelompok. Menjalin keakraban diantara sesama anggota kelompok.
2. Mengarahkan siswa agar masing-masing memiliki jawaban sebelum
didiskusikan bersama, Mencegah siswa tertentu mendominasi jalannya diskusi
dan mendorong semua anggota kelompok untuk aktif mencari jawan bersama,
bertanggung jawab atas nomor masing-masing, bekerja sama, dan penuh
kepedulian dengan anggota kelompoknya.
3. Menanamkan rasa percaya diri siswa untuk untuk bertanya, menjawab dan
menanggapi hasil diskusi bahwa mereka memiliki kemampuan masing-masing
yang dapat dikembangkan khususnya dalam pembelajaran menyampaikan
dimana tujuan utama dari diskusi adalah untuk menyelesaikan masalah secara
bersama-sama.
4. Memberikan sanksi yang tegas kepada siswa yang tidak disiplin pada saat
proses pembelajaran berlangsung apalagi melakukan kegiatan lain yang tidak
berhubungan dengan pelajaran biologi.
5. Meningkatkan pemberian penghargaan kepada setiap individu maupun pada
kelompok, baik berupa tepukan tangan, sanjungan, pujian maupun berupa
bingkisan sederhana.
b. Hasil Refleksi Pada Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II sebagai perbaikan dari pelaksanaan siklus I
memberikan dampak positif terhadap siswa, kerjasama dalam mencari jawaban
LKS semakin meningkat, berfikir bersama / saling berinteraksi, tidak ada lagi
yang mendominasi tetap sudah bisa mengkomunikasikan persepsi sendiri untuk
disamakan sebagai jawaban yang paling baik. Selain itu siswa saling memberikan
penguatan dan saling menyakinkan satu dengan yang lain untuk tampil di depan
kelas dengan memakai nomor kepala mewakili kelompoknya sesuai dengan
jawaban hasil diskusi bersama. Hal ini terlihat dari kesungguhan mereka atas
tanggung jawab nomor kepala yang nantinya mewakili jawaban kelompok mereka

10

dan keinginan mereka untuk membawa kelompok mereka sebagai
pemenang.suasana kelaspun menjadi lebih tertib.
Menyikapi hasil refleksi siklus II dan setelah mengamati berbagai kekurangan
dan kemajuan siswa selama siklus II, terlihat bahwa sebagian besar hambatan
yang ditemukan pada siklus II dapat teratasi. Dengan demikian penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dikatakan berhasil. Selain itu,
berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini telah tercapai, yaitu terjadi peningkatan hasil belajar
biologi siswa dari siklus I ke siklus II, peningkatan persentase siswa yang tuntas
hasil belajarnya dari 59,3% menjadi 87,5%,. Nilai ketuntasan tersebut telah
memenuhi indikator keberhasilan yang harus dicapai yakni 70% siswa yang
mencapai KKM dalam kelas yaitu nilai 65. Tercapainya indikator keberhasilan
penelitian menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini dapat diakhiri dengan
dua siklus (penelitian tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya).
O. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa kelas VIIIe yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Pernyataan ini didukung oleh hasil analisis data secara
deskriptif yang dapat dilihat pada tabel 4 dimana kelas VIIIE nilai rata-rata pada
siklus I diperoleh sebesar 62,5 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
siklus II diperoleh sebesar 72,7. Terjadi peningkatan nilai rata-rata skor sebesar
10,3 dari siklus I ke siklus II. Ini juga dapat dilihat dari hasil pengkategorian
berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari 32 siswa yang
mengikuti tes siklus I, sebanyak 13 siswa yang termasuk kategori tidak tuntas
dengan rentang skor 46 hingga 60 dengan persentase 40,6%. Siswa yang termasuk
dalam kategori tuntas dengan rentang skor 65 hingga 100 sebanyak 19 siswa atau
59,3%. Sedangkan pada siklus II dari 32 siswa yang mengikuti tes siklus II
sebanyak 4 siswa yang termasuk kategori tidak tuntas atau sebesar 12,5%. Siswa
yang termasuk dalam kategori tuntas sebanyak 28 siswa atau sebesar 87,5%.
Kembali melihat indikator keberhasilan dapat dikatakan penelitian ini berhasil
dimana dari jumlah keseluruhan siswa yang ada di kelas VIIIE terdapat 87,5 %
siswa berada dalam kategori tuntas (dikatakan tuntas apabila apabila 70% dari
jumlah siswa memperoleh nilai minimal 65). Ini sesuai yang dikatakan
Wiraatmadja (2006), bahwa siklus dapat diakhiri apabila apa yang direncanakan
sudah berjalan sebagaimana diharapkan dan data yang ditampilkan dapat diamati,
serta kondisi kelas dalam pembelajaran sudah stabil, sehingga peneliti tidak lagi
melanjutkan ke siklus III. Selain itu terjadi peningkatan hasil belajar dari Siklus I
ke siklus II ini terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I dari hasil
refleksi siklus I sedapat mungkin diperbaiki di siklus II.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIa SMP Negeri 1
Makassar. Hal ini terlihat pada nilai yang berada pada kategori sangat baik pada
siklus I sebanyak 2 orang dengan persentase 6,2% menjadi 5 orang dengan
persentase 15,6% pada siklus II. Hasil belajar pada siklus I siswa kategori baik
sebanyak 0 orang dengan persentase 31,3% menjadi 20 orang dengan persentase
62,5% pada siklus II, kategori cukup sebanyak 9 orang dengan persentase 28,1%

11

pada siklus I berkurang menjadi 7 orang dengan persentase 21,8% pada siklus II,
kategori kurang sebanyak 11 orang dengan persentase 34,4% pada siklus I dan
tidak ada lagi yang berada pada posisi kategori kurang pada siklus II. Tidak ada
siswa yang berada pada kategori gagal baik pada siklus I maupun siklus II. Secara
umum peningkatan ini terjadi karena siswa lebih bekerja sama dalam kelompok
dan memiliki rasa tanggungjawab atas nomor kepala masing-masing sesuai
dengan penerapan model pembelajaran tipe NHT.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif
tipe NHT, menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa mengalami
peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun peningkatan yang
dimaksud adalah meningkatnya semangat belajar siswa dalam proses belajar
mengajar. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang memperhatikan
dan menyimak pengarahan guru maupun siswa yang mempersentasekan hasil
diskusi kelompoknya. Peningkatan aktivitas belajar siswa kategori menyimak
pengarahan guru pada siklus I sebanyak 68,7% dan pada siklus II sebanyak
90,6%. Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pemberian materi
sebanyak 16,6% pada siklus I meningkat menjadi 25 % pada siklus II, kerjasama
dalam kelompokpun ketika mengerjakan LKS pada siklus I sebanyak 23% dan
meningkat pada siklus II sebanyak 93,8%. Begitu pula dengan siswa yang
menjawab pertanyaan (mempresentasekan hasil diskusi kelompok sesuai nomor
kepala)meningkat dari siklus I hanya sebesar 12,5 % menjadi 28,1%.
Timbulnya kesadaran pada diri siswa yang ditandai dengan berkurangnya
perilaku yang tidak relevan dengan Proses Belajar Mengajar siswa seperti
membicarakan hal yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran mengalami
perubahan, yaitu pada siklus I sebanyak 28,1% menurun menjadi 18,7% pada
siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan pada
pembelajaran kooperatif tipe NHT membentuk siswa belajar keterampilan sosial
untuk saling mengenal, saling memahami dan kerjasama dalam meningkatkan
prestasi kelompok. Juga usaha siswa untuk mengungkapkan gagasannya ataupun
informasi antar mereka. Hal ini sejalan dengan pendapat Kauchak dan Eggen
dalam Khaeruddin (2005), bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja
sama dalam suatu kelompok, mereka saling membantu untuk mempelajari suatu
materi akademik dan keterampilan antar pribadi anggota-anggota kelompok
bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari
materi itu sendiri.
Hasil belajar yang meningkat, karena aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT juga meningkat.
Dalam arti bahwa adanya peningkatan aktivitas yang bersifat positif serta
berkurangnya aktivitas negatif menunjukkan bahwa adanya keseriusan siswa
untuk berubah atau belajar. Tujuan dari belajar adalah mengubah tingkah laku ke
arah yang lebih berkualitas. Hamalik dalam Haling (2004) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar ditandai dengan
adanya perubahan tingkah laku. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, dapat menciptakan keberhasilan individu
yang dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Karena dalam metode ini

12

setiap individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran dengan cara berbagai pengetahuan antara anggota kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT ini, memberi kesempatan bagi
siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban-jawaban
yang paling tepat, dan mendorong untuk meningkatkan semangat kerjasama setiap
anggota kelompok (Lie, 2002)
Hasil analisis yang ada, maka terlihat bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas VIIIe SMP Negeri
1 Burau. Selain hasil belajar yang meningkat, juga aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar juga meningkat. Ini sesuai yang dikatakan (Aunurrrahman, 2009)
bahwa “belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa
suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya
berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, minat, dan penyesuaian diri. Hasil penelitian yang sama juga
dikemukakan oleh Mirawati (2009) yang mampu meningkatkan hasil belajar
biologi siswa kelas VIII SMP 26 makassar dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT.
P. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran tipe Numbered Head Together
dapat meningkatkan hasil belajar biologi khususnya pada konsep sistem
pernapasan siswa kelas VIIIa SMP Negeri 1 Makassar.
Q. Saran
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat
menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan
pada pembelajaran materi sistem pernapasan manusia untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Diharapkan pada peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan dan
memperkuat hasil penelitian ini dengan mengadakan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S.,Suhardjono & Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
Aksara. Jakarta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Haling, Abdul. 2006. Belajar dan Pembelajaran. University Press. Makassar.
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum
Pengembangannya). Mandar Maju. Bandung.

(Dasar-dasar

Dan

Ibrahim, Fida Rachmadiarti, Mohammad Nur dan Ismono. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. University Press. Surabaya.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning “Mempraktekkan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas”. PT. Gramedia. Jakarta.
13

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

KADAR TOTAL NITROGEN TERLARUT HASIL HIDROLISIS DAGING UDANG MENGGUNAKAN CRUDE EKSTRAK ENZIM PROTEASE DARI LAMBUNG IKAN TUNA YELLOWFIN (Thunnus albacares)

5 114 11

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

KARAKTERISASI DAN PENENTUAN KOMPOSISI ASAM LEMAK DARI HASIL PEMURNIAN LIMBAH PENGALENGAN IKAN DENGAN VARIASI ALKALI PADA ROSES NETRALISASI

9 139 85

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62