PENGARUH LOKASI DAN PENETAPAN HARGA TERHADAP MINAT BELI ULANG PADA ROCK N ROLL HAIRCUTING

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1

Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan

untuk mencapai tujuannya. Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran
hanyalah menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah
puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam
pemahaman kuno membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu
memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan,
mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi pelanggan,
menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan jasa secara
efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual.Seiring berjalannya
waktu konsep pemasaran mengalami perkembangan atau evolusi pemikiran.

Namun demikian, bukan berarti konsep pemasaran yang terakhir adalah yang
terbaik. Berikut ini akan dikemukakan pengertian pemasaran menurut para ahli.
Menurut Kotler dan Keller (2012 : 27) pengertian pemasaran adalah
sebagai berikut :
marketing management as the art and science of closing target, keeping
and growing costumer throught creating, delivering and communicating
superior cutomer value.
Pemasaran adalah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan
orang lain.
Menurut Kotler dan Keller (2012:5) pengertian pemasaran adalah sebagai
berikut:

9

10

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada

pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya .
Dari definisi pemasaran diatas, pada dasarnya memiliki persepsi dan
tujuan yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
serangkaian proses untuk menciptakan dan mengkomunikasikan nilai melalui
proses pertukaran produk dan jasa dengan tujuan unuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia serta mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dan individu.
Menurut Sinambow dan Trang (2015:301) menyatakan bahwa
manajemen pemasaran sebagai berikut :
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian produk atau jasa, penetapan
hargaa, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi
dalam mencapai sasarannya.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran merupakan suatu kegiatan perusahaan/organisasi yang dimulai dari
perencanaan, pengarahan, pengendalian produk atau jasa, penetapan harga,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan sehingga dapat membantu
organisasi dalam mencapai sasarannya.

2.1.2


Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut marketing mix

(bauran pemasaran), Marketing mix mempunyai peranan yang cukup penting
dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan
dan bagi keberhasilan suatu pemasaran. Elemen-elemen bauran pemasaran terdiri
dari semua variabel yang dapat dikontrol perusahaan untuk dapat memuaskan
pelanggan.

11

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:51)
Marketing mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends
toproduce the response it wants in the target market .
Definisi bauran pemasaran (Marketing mix) menurut Alma (2013:205)
sebagai berikut :
Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing,agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil
paling memuaskan

Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat alat pemasaran yang
terkenal dalam istilah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempatatau
saluran distribusi), dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa
memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical
evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P
maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place,
promotion, people, physical evidence, and process, adapun pengertian 7P menurut
Kotler dan Amstrong (2012:62)
1. Produk
Produk (Product), adalah mengelola unsure produk termasuk perencanaan
dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan
mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil
tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau
jasa.
2. Harga
Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan
menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa yang harus
menenukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran
ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan.
3. Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan

yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga melayani pasar
sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengirim dan
perniagaan produk secara fisik.

12

4. Promosi (promotion), adalah suatu untuk yang digunakan untuk
memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru
pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi,promosi penjualan,
maupun publikasi.
5. Sarana Fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan, unsure yang termasuk dalam sarana
fisik antara lain lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan,
logo, warna barang-barang lainnya.
6. Orang (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting
dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen
lain. Semua sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaiankaryawan dan
penampilan


karyawan

memiliki

pengaruh

terhadap

keberhasilan

penyampaian jasa.
7. Proses (process), adalah semua proswdur actual, mekanisme, dan aliran
aktivitas yang digunakan untuk penyampaian jasa. Elemen proses ini
memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa
merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti konsumen
jasa akan senang merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu
sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen


elemen yang sangat

berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

13

2.1.3

Lokasi

2.1.3.1 Pengertian Lokasi
Lokasi termasuk faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
penentuan lokasi yang tepat akan menjadi kunci kesuksesan suatu bisnis, karena
lokasi akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk berkunjung atau bahkan
berbelanja.
Menurut Levy (2013:190) adalah sebagai berikut :
Lokasi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran
produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang sama.

Selanjutnya menurut Dunne Lusch (2011:53) mendefinisikan sebagai
berikut :
Lokasi toko adalah suatu tempat dimana toko itu melakukan kegiatan
fisik.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi adalah struktur
fisik yang digunakan produsen untuk melayani konsumen dalam menyalurkan
produk atau jasa.

2.1.3.2 Pentingnya Lokasi
Dalam bisnis, pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting karena
pemilihan lokasi akan berdampak pada kesuksesan suatu bisnis. Levy (2013:195)
mengatakan pemilihan lokasi sangat penting dalam industri bisnis dikarenakan :
1. Lokasi merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen
dalam pemilihan toko atau penyedia jasa yang mereka inginkan.
2. Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting karena faktor ini bisa
digunakan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang mapan.
3. Pemilihan lokasi sangat beresiko.

14


2.1.3.3 Tahap Memilih Lokasi
Ada beberapa tahap sebelum memilih lokasi yang tepat bagi perusahaan.
Menurut Sunyoto (2015:185) tahap terebut adalah :
1. Pemilihan pasar
Dalam pemilihan pasar, ada beberapa aspek penting yang harus didalami,
yaitu :
a. Tingkat perekonomian masyarakat.
b. Tingkat persaingan.
c. Ukuran populasi dan karakteristiknya.
d. Industri / bisnis di lingkungan sekitar.
e. Pajak.
2. Analisis area
Mengenai analisis area perdagangan, terbagi menjadi dua area yaitu :
a. Primary Tranding Area, meliputi sebagian besar pelanggan dalam area
yang kita pilih dan merupakan orang-orang yang tingkat pembelian
potesial tinggi. Dapat dilihat dari segi jumlah orang yang paling mudah
mencapai toko.
b. Secondary tranding area, dapat dilihat orang yang akan menjadi
pelanggan potensial yang berbeda di luar primary tranding area. Pada
umumnya jarak dan waktu tempuh mereka ke lokasi kita jauh lebih

tinggi dibandingkan yang telat kita lakukan pada saat menganalisis
pasar.
Sedangkan

menurut

Utami

(2012:146)

menyatakan

bahwa

area

perdagangan terbagi menjadi tiga zona yaitu :
a. Zona primer
Zona primer adalah area geografis yang mana toko atau pusat
perbelanjaan tersebut terdapat 60 persen dari para pelanggan.

b. Zona sekunder
Zona sekunder adalah area geografis dari kepentingan seekunder
dalam tingkat penjualan pelanggan, yang menghasilkan sekitar 20
persen dari penjualan sebuah toko.

15

c. Zona tersier
Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja di toko
atau pusat perbelanjaan tersebut. Ada beberapa alas an untuk zona
tersier yaitu :
Para pelanggan kekurangan fasilitas-fasilitas ritel yang memadai
yang berlokasi lebih dekat dengan rumah.
Tersedianya akses jalan raya yang strategis menuju toko atau pusat
perbelanjaan tersebut sehingga para pelanggan dapat pergi kesana
dengan mudah.
Para pelanggan tertarik pergi ke toko atau pusat perbelanjaan
karena toko atau pusat perbelanjaan tersebut dekat atau ada di
dalam area pariwisata.
3. Analisis tempat
Pada tahap analisis tempat, sekaligus melakukan evaluasi terhadap
pemilihan lokasi. Secara garis besar terdapat tiga pilihan yang dimiliki
yaitu :
a. Di pusat perbelanjaan (mall,komplek pertokoan, dan sebagainya)
b. Di tengah kota (keramaian)
c. Berdiri sendiri terpisah
Tabel 2.1
Pilihan Lokasi Beserta Kelebihan dan Kelemahan
Lokasi
Pusat kota

Kelebihan
a. Banyak pelaku bisnis
b. Pasar sudah mapan
c. Fokus pasar lebih
bebas

Kelemahan
a. Ada kemungkinan
berkurang
b. Masalah parkiran
c. Harga sewa relative
mahal
d. Intensitas persaingan
tinggi

16

Lokasi

Kelebihan

Regional Mall (umumnya

a. Lalu lintas ramai

menjadi tujuan

b. Parkir luas

Kelemahan
-

masyarakat dari beberapa
lingkungan perumahan)
Community mall

a. Area sasaran jelas

a. Pasar yang terbatas

(umumnya dekat dengan

b. Parkir cukup luas

b. Lalu lalang orang

sebuah pemukiman

c. Pasar berbasiskan

terbatas

komunitas
Tempat bebas (free

a. Sewa lebih murah

location trading)

b. Tempat biasa
diperluas
c. Fleksibilitas tinggi

a. Lalu lalang orang
kurang
b. Harus dilakukan
promosi
c. Sulit membuat
pelanggan tertarik

Sumber : Sunyoto (2015:187)

2.1.3.4 Dimensi Lokasi
Masalah masalah yang membuat lokasi tertentu memiliki daya tarik secara
spesifik, akan mengamati keuntungan aksebilitas lokasi dan keuntungan secara
lokasi sebagai pusatnya. Utami (2012:145) mengungkapkan masalah tersebut
adalah :
1. Aksebilitas
Aksebilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk
dating atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki
dua tahap yaitu :
a. Analisis makro
Mempertimbangkan area perdagangan primer, seperti area hingga tiga
mil di sekitar lokasi tersebut dalam kasus sebuah supermarket atau
toko obat. Untuk menaksir aksebilitas lokasi pada tingkat makro ritel

17

secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti kondisi jalan
dan halangan.
b. Analisis mikro
Berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi, seperti visibilitas,
arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.
2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat
Setelah aksebilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi
lokasi di dalamnya. Hal ini disebabkan lokasi lebih baik memerlukan biaya
yang lebih, ritel harus mempertimbangkannya. Pertimbangan lainnya
adalanh untuk melokasikan toko-toko yang menarik terhadap target pangsa
pasar yang saling berdekatan. Pada intinya, konsumen ingin berbelanja
dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang
lengkap.
Menurut Levy (2013:190) perlu menyadari pentingnya 3 faktor yaitu,
karakteristik dari sudut lokasi, karakteristik lokasi perdagangan dari sudut toko,
dan estimasi penjualan yang bisa didapatkan dari lokasi toko.
1. Site characteristic
Karakteristik yang ada memberikan pengaruh terhadap penjualan toko, hal
hal yang dipertimbangkan adalah :
a. Accebility / kemudahan untuk mengakses toko juga sama pentingnya
denga traffic.
b. Traffic yang melalui toko. Dalam hal ini adalah mengenai arus lalu
lintas di sekitar lokasi.
2. Location characteristic
a. Lapangan parkir yang ada juga merupakan salah satu bagian evaluasi
kritis dari sebuah toko.
b. Kemudahan lokasi toko sehingga mudah dilihat oleh orang-orang dari
jalan.
c. Keamanan lokasi di sekitar toko
3. Restriction and cost
Biaya yang terkait dengan keberadaan lokasi toko.

18

Ketiga karakteristik tersebut mempunyai indikator-indikator tertentu yang
bisa menggambarkan kondisi-kondisi yang mempengaruhi penjualan dari suatu
toko. Indikator-indikator dari karakteristik lokasi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.2
Karakteristik Lokasi
Alus lalu lintas dan aksebilitas

Larangan atau peraturan

Lalu lintas jalan

Zona (zoning)

Easy of vehicular access

Tanda/promosi (signage)

Akses menuju jalan utama

Restrictions on tenant mix

Street congestion

Safety code restrictions

Alur perjalan kaki
Ketersediaan dari angkutan umum
Karakteristik Lokasi

Biaya-Biaya

Area parkir

Biaya sewa

Akses untuk masuk dan keluar

Biaya perawatan

toko/café

Pajak

Visibilitas toko/café dari jalan

Biaya iklan dan promosi

Akses untuk penghantara

Length Of Lease

Ukuran dan bentuk dari toko
Adjacent Tenants

2.1.4

Penetapan Harga

2.1.4.1 Pengertian Penetapan Harga
Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor penentu bagi
konsumen dalam menentukan produk atau jasa yang akan digunakannya. Harga
memiliki peranan penentu dalam pilihan membeli yang merupakan unsur yang
paling penting yang menentukan pangsa pasar dan probabilitas diperusahaan.
Harga memiliki pengaruh yang mengenai posisi kompetitif perusahaan dan pangsa
pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih.

19

Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas
produk atau jasa, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian
dengan informasi yang tidak cukup.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga adalah :
Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah
dari nilai yang ditukar atas manfaat

manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.
Dari pendapat para pakar ekonomi tentang definisi harga tersebut di atas
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah elemen dalam bauran
pemasaran tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk
mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk yang diberikan kepada pelanggan
untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran
perusahaan. Oleh sebab itu setiap perusahaan dalam menetapkan harga harus
mempertimbangkan secara matang sehingga menguntungkan bagi perusahaan
yatu mendapatkan lada dan bagi konsumen dapat membeli produk sehingga dapat
memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumenya.

2.1.4.2 Tujuan Penetapan Harga
Setiap perusahaan bisa memutuskan dimana saja perusahaan tersebut ingin
menyisikan tawaran pasarnya, semakin jelas tujuan perusahaan semakin mudah
menetapkan harga. Dengan demikian setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dimaksudkan untuk memperlancar jalanya pencapaian tujuan
perusahaan tersebut. Demikian pula dengan pelaksanaan penetapan harga yang di
laksanakan oleh perusahaan, walau demikian penetapan harga yang dilaksanakan
oleh perusahaan merupakan tujuan perusahaan yang sebenarnya akan menjadi
penetapan harga ini merupakan salah satu sarana dalam pencapain tujuan
perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2012:76), ada lima tujuan utama dalam
menetapkan harga :

20

1. Kemampuan bertahan
Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan utama mereka
jika mereka mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau
keinginan konsumen yang berubah. Selama harga menutup biaya variabel
dan biaya tetap maka perusahaan tetap berada dalam bisnis.
2. Laba saat ini maksimum
Banyak

perusahaan

berusaha

menetapkan

harga

yang

akan

memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan permintaan dan
biaya yang akan berasosiasi dengan harga alternatif dan memilih harga
yang menghasilkan laba saat ini. Arus kas, atau tingkat pengembalian atas
investasi maksimum.
3. Pangsa pasar maksimum
Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya unit
akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. Perusahaan
menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar sensitif terhadap harga.
Strategi penetapan harga penetrasi pasar dapat diterapkan dalam kondisi :
a. Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang rendah merangsang
pertumbuhan pasar.
b. Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman produksi.
c. Harga rendah mendorong pesaing aktual dan potensial.
4. Market skiming pricing
Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga tinggi
untuk memaksimalkan memerah pasar dimana pada mulanya harga
ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring waktu. Skiming pricing
digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
a. Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaanya saat ini tinggi
b. Biaya satuan memproduksi volume keciltidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum yang
mampu diserap pasar
c. Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing ke pasar

21

d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra merek yang unggul.
5. Kepemimpinan kualitas produk
Banyak merek berusaha menjadi kemewahan terjangkau produk atau
jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera
dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar bisa berasa di
luar jangkauan konsumen

2.1.4.3 Metode Penetapan Harga
Perusahaan memiliki metode penetapan harga yang mencakup satu atau
lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut Kotler dan Keller (2012:83) ada enam
metode penetapan harga, berikut penjelasannya :
1. Penetapan Harga markup
Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar
ke biaya produk. Sampai saat ini penetapan harga markup masih popular
karena penjualan dapat menentukan biaya jauh lebih mudah dari pada
memperkirakan permintaan, kemudian harga cenderung sama dan persaingan
harga terminimalisasi ketika perusahaan dalam industry menggunakan metode
ini, dan terakhir banyak orang merasa bahwa penetapan harga biaya plus lebih
adil bagi pembeli dan penjual.
2. Penetapan harga tingkat pembelian sasaran
Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian
atas investasi sasarannya.
3. Penetapan harga nilai anggapan
Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli akan kinerja
produk, kemampuan penghantaran dari saluran, kualitas jaminan, dukungan
pelanggan, dan atribut yang kurang dominan seperti reputasi pemasok,
ketepercayaan dan harga diri.
4. Penetapan harga nilai
Metode yang menciptakan harga murah kepada konsumen untuk menarik
perhatian konsumen dengan tidak mengabaikan kualitas produk konsumen.

22

5. Penetapan harga going-rate
Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing,
mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah dibandingkan
harga pesaing utama.
6. Penetapan harga jenis lelang
Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang persediaan lebih atau
barang bekas.
Suatu perusahaan harus penetapkan harga untuk pertama kali ketika
perusahaan

mengambangkan

atau

memperoleh

suatu

memperkenalkan produk ke saluran distribusi atau daerah

produk

baru,

baru, dan ketika

perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru, hal ini tersebut
dilakukan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.1.4.4 Strategi Penetapan Harga
Strategi penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2012:85) bahwa
harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan menggolongkan
produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan produk baru yang belum
memiliki konsumen loyal/tetap atau produk yang telah beredar yang telah
memiliki pangsa pasar tersendiri.
Strategi penetapan harga ini juga berhubungan dengan siklus kehidupan
produk (Product Life Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama
yakni, perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan secara khusus
strategi penetapan harga ini terdiri dari :
1. Produk Baru
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk
baru atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternative strategi harga,
yaitu :
a) Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan laba
maksimum

(perusahaan

dapat

meyakinkan

konsumen

bahwa

produknya berbeda dengan produk sejenis lainnya). Pendekatan

23

skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen
tertentu

dan

pesaing

relative

sedikit.

Skimming

juga

dapat

dimanfaatkan untuk membatasi permintaan sampai perusahaan merasa
siap untuk melakukan produksi masal. Apalagi skimming dapat
meningkatan milai produk menjadi sangat prestisius.
b) Harga Penetrasi
Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa psar dan
permintaan, strategi ini dapat diterapkan pada situasi pasar tidak
terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda serta produk tersebut
tidak mempunyai nilai simbolis nyang tinggi. Pendekatan ini juga
efektif terhadap sasaran pasar yang sensitive harga.
2. Produk Yang Telah Berbeda
Strategi penetapan harga utnuk produk yang telah beredar ini tentunya
tidak terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan
produk, dalam hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan
berikutnya setelah perkenalan yakni :
a) Tahapan Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat serta
munculnya pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat,
strategi yang diterapkan adalah tetap mempertahankan harga
produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi harga
agresif : menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus
menghadapi persaingan yang semakin ketat.
b) Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci
efektivitas strategi penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus
benar-benar responsive terhadap situasi pasar, konsumen maupun
pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan psikologis
konsumen maupun pemotongan harga (diskon), sehingga perusahaan
dapar menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan
jumlah permintaan dan keuntngan yang diperoleh.

24

c) Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasaditandai dengan menurunya jumlah
permintaan secara terus menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup
produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat dipilih.
Pertama,

strategi

mempertahankan

diskonting
harga

tetapi

(pemotongan

harga).

memotong

biaya-biaya

Kedua,
yang

berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promise.

2.1.4.5 Memilih Harga Akhir
Didalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan
faktor-faktor tambahan yang meliputi:
1. Penetapan harga psikologis
Bila konsumen menghadapi banyak pilihan yang membingungkan, akan
membantu bila pemasar menyesuaikan harga dan penyajiannya agar
benar-benar

menarik

dan

jelas

(penetapan

harga

dengan

mempertimbangkan perilaku konsumen).
2. Penetapan harga berbagai laba dan resiko
Produsen memberikan pilihan tawaran untuk menanggung sebagian atau
semua resiko tersebut apabila ia tidak memberikan nilai yang dijanjikan
sepenuhnya.
3. Pengaruh unsur bauran pemasaran lainya
Harga akhir harus mempertimbangkan mutu merek dan iklan dalam
kaitanya dengan pesaing.
4. Kebijakan penetapan harga perusahaan
Harga harus selaras dengan kebijakan-kebijakan penetapan harga
perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk
menetapkan penetapan harga akhir dalam keadaan tertentu.
5. Dampak harga terhadap pihak lain
Dengan mempertimbangkan reaksi pihak-pihak lain terhadap harga yang
direncanakan, seperti distributor, tenaga penjual, reaksi para pesaing,
reaksi pemasok, reaksi pemerintah, dan sebagainya

25

2.1.4.6 Indikator Harga
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:52), didalam variabel harga
beberapa unsur kegiatan utama harga yang dapat meliputi daftar harga, diskon,
potongan harga dan periode pembayaran. Dalam penelitian ini, pengukuran harga
diukur dengan dimensi sebagai berikut :
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat
5. Potongan harga
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen
dalam memutuskan pembelianya. Konsumen akan membandingkan harga dari
produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai
atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus di keluarkan.

2.1.5

Minat Beli Ulang

2.1.5.1 Pengertian Minat Beli Ulang

Menurut Kotler dan Keller (2012:172) minat beli ulang adalah dimana
seseorang atau konsumen merasa puas akan suatu produk yang sesuai antara
ekspektasi dengan performa yang ia harapkan, akan menciptakan suatu kepuasan
yang mendorong terciptanya pembelian ulang atas produk atau merek yang sama
di kemudian hari dan akan menceritakan mengenai hal yang baik atas produk
tersebut.
Sedangkan Menurut Nurhayati dalam Ika Pratama (2013:32) Minat
pembelian ulang adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang
suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari
suatu produk
Menurut

Ferdinand

(2005:129)

dalam

Ika

Pratama

(2013:34)

mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi untuk mengukur minat beli ulang,
yaitu :
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

26

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat
digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut dan berbagai
variannya.
Kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian apabila disertai
dengan perasaan suka atau sering disebut dengan minat menurut Rustan dalam
Gersom dan Sugiono (2013:3). Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri
seseorang maka cenderung menetap sepanjang obyek minat tersebut efektif
baginya, sehingga apabila obyek minat tersebut tidak efektif lagi maka minatnya
pun cenderung berubah. Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat
membuat seseorang merasa senang terhadap obyek situasi ataupun ide-ide tertentu
yang biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari
obyek yang disenangi tersebut. Minat seeorang baik yang bersifat menetap atau
yang bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan
faktor penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi
perhatiannya Marx dalam Suntara (2008:4).
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat
beli ulang yang akan mempengaruhi frekuensi dan volume pembelian adalah
minat eksploratori yang dilakukan secara berulang.

2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
menyusun skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang akan
mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu :

27

Tabel 2.3
Penetlitian Terdahulu
No
1

2

Penulis dan Judul
Peneliti
Denny Eka Syahputra
(2015).
Pengaruh
Store
Atmosphere,
Harga dan Lokasi
Terhadap Keputusan
Pembelian
Ore
Premium Store .

Popo Suryana, dkk
Analisis
(2013).
Faktor
yang
Mempengaruhi
Keputusan Pembelian
dan Implikasi Pada
Minat Beli Ulang .

Variabel Peneliti

Hasil Penelitian

Variabel
Hasil
penelitian
ini
Independen : Store menunjukan bahwa (1)
Atmosphere, harga Store
Atmosphere
dan lokasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan
Variabel Dependen pembelian Ore Premium
:
Keputusan Store
(2)
Harga
Pembelian
berpengaruh
signifikan
Terhadap
Keputusan
Pembelian Ore Premium
Store
(3)
Lokasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
Keputusan
Pembelian Ore Premium
Store
(4)
Harga
berpengaruh
paling
dominan
terhadap
Keputusan Pembelian Ore
Premium Store.
Variabel
Hasil
penelitian
Independen
: menunjukan bahwa kualitas
Mempengaruhi
pelayanan, citra toko dinilai
Keputusan
oleh
sebagian
besar
Pembelian
dan konsumen sudah baik,
Implikasi
begitu
juga
mengenai
keputusan
pembelian
Variabel Dependen konsumen dan minat beli
: Minat Beli Ulang ulang. Kualitas pelayanan
dan
citra
toko
mempengaruhi keputusan
pembelian
baik secara
simultan maupun parsial,
seta keputusan pembelian
mempengaruhi ,minat beli
ulang konsumen pada JG
Motor Group Wilayah
Bandung.

28

No
3

4

5

Penulis dan Judul
Peneliti
Rahadian Ali Oetomo
Analisis
(2012).
Pengaruh Keragaman
Menu,
Preperensi
Harga dan Lokasi
Terhadap Minat Beli
Ulang (Studi pada
Restoran
Waroeng
Taman
Sangosari
Semarang) .
Dedy Yuzwar (2009).
Pengaruh Lokasi dan
Promosi
Terhadap
Minat
pembelian
Ulang
Pada
Supermarket Madinah
Syariah
Plaza
Millennium Medan.

Surono
(2010).
Analisis
Pengaruh
Penetapan
Harga,
Lokasi dan Promosi
Terhadap Keputusan
Pembelian (Studi Pada
Alfa Mart Rempoa
Sandratex.

Variabel Peneliti

Hasil Penelitian

Variabel
Independen
:
Keragaman Menu,
Persepsi Harga dan
Lokasi

Hasil
penelitiajn
ini
menunjukan bahwa ketiga
variabel independen yaitu
keragaman menu, persepsi
harga
dan
lokasi
berpengaruh
signifikan
Variabel Dependen terhadap variabel minat beli
: Minat Beli Ulang ulang.

Variabel
Independen
Lokasi
Promosi

Hasil
penelitian
ini
: membuktikan
bahwan
dan faktor lokasi dan promosi
berpengaruh
positif
signifikan terhadap minat
Variabel Dependen pembelian
ulang
pada
Madinah
: Minat Pembelian Supermarket
Syariah Millennium medan.
Ulang
Faktor lokasi merupakan
variabel
yang
paling
dominan
dalam
mempengaruhi
minat
pembelian
ulang
pada
Supermarket
Madinah
Syariah Plaza Millennium
Medan.
Hasil penelitian ini dapat
Variabel
Independen
: diketahui bahwa variabel
Penetapan Harga. penetapan harga. Lokasi
Lokasi
dan dan promosi berpengaruh
terhadap
keputusan
Promosi
pembelian.
Sedangkan
Variabel Dependen secara simultan variabel
:
Keputusan penetapan harga, lokasi dan
Pembelian
promosi
berpengaruh
signifikan terhadap variabel
pebelian.

29

2.3

Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah suatu model yang menerapkan bagaimana

hubungan situasi teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertetu (Kuncoro 2009:45). Faktor diteliti dalam penelitian ini
terdiri atas 3 variabel penelitian yang menggambarkan ruang lingkung dan pola
hubungan serta sasaran yang akan dicapai oleh peneliti ini, yaitu lokasi, penetapan
harga dan minat beli ulang.
Dalam menghadapi persaingan bisnis, perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang jasa dalam menjalankan kegiatannya perlu memiliki strategi
pemasaran yang tepat. Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Bila pemasar memahami kebutuhan
pelanggan, mengembangkan produk dan jasa menyediakan nilai yang unggul bagi
pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produk dan
jasa secara efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Menurut
Sinambow dan Trang (2015:301) menyatakan bahwa :
Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses
perencanaan, pengarahan, dan pengendalian produk atau jasa, penetapan
hargaa, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi
dalam mencapai sasarannya.
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut marketing mix
(bauran pemasaran), Marketing mix mempunyai peranan yang cukup penting
dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan
dan bagi keberhasilan suatu pemasaran. Definisi bauran pemasaran (Marketing
mix) menurut Alma (2013:205) sebagai berikut :
Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing,agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil
paling memuaskan
Bauran pemasaran memiliki elemen

elemen yang sangat berpengaruh

dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen
dalam melakukan pembelian.

30

Dalam usaha untuk

memenangkan

persaingan

perusahaan

harus

mempunyai strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaannya. Salah satu
strategi tersebut adalah lokasi yang strategis agar konsumen dapat menjangkau
lokasi dengan mudah. Menurut Levy (2013:190) adalah sebagai berikut :
Lokasi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran
produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang sama.
Lokasi yang strategis adalah salah satu faktor yang menyebabkan
perusahaan itu dapat berkembang, oleh karena itu sebelum membangun suatu
perusahaan maka perusahaan tersebut harus memikirkan secara matang agar salah
satu perusahaan bisa berkembang dengan baik.
Menurut Levy (2013:190) perlu menyadari pentingnya 3 faktor yaitu,
karakteristik dari sudut lokasi, karakteristik lokasi perdagangan dari sudut toko,
dan estimasi penjualan yang bisa didapatkan dari lokasi toko.
1. Site characteristic
Karakteristik yang ada memberikan pengaruh terhadap penjualan toko, hal
hal yang dipertimbangkan adalah :
c. Accebility / kemudahan untuk mengakses toko juga sama pentingnya
denga traffic.
d. Traffic yang melalui toko. Dalam hal ini adalah mengenai arus lalu
lintas di sekitar lokasi.
2. Location characteristic
d. Lapangan parkir yang ada juga merupakan salah satu bagian evaluasi
kritis dari sebuah toko.
e. Kemudahan lokasi toko sehingga mudah dilihat oleh orang-orang dari
jalan.
f. Keamanan lokasi di sekitar toko
3. Restriction and cost
Biaya yang terkait dengan keberadaan lokasi toko.
Ketiga karakteristik tersebut mempunyai indikator-indikator tertentu yang
bisa menggambarkan kondisi-kondisi yang mempengaruhi penjualan dari suatu
toko.

31

Selain lokasi, penetapan harga menjadi pengaruh besar bagi konsumen dalam
menentukan minat beli ulang suatu produk ataupun jasa, khususnya di jaman
sekarang dimana konsumen semakin peka dalam membeli produk. Harga juga
menciptakan pesaingan diantara perusahaan. Harga suatu barang atau jasa
merupakan salah satu faktor penentu bagi konsumen dalam menentukan produk
atau jasa yang akan digunakannya. Harga memiliki peranan penentu dalam pilihan
membeli yang merupakan unsur yang paling penting yang menentukan pangsa
pasar dan probabilitas diperusahaan. Harga memiliki pengaruh mengenai posisi
kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan
pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai
persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk atau jasa, terutama jika
konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak
cukup. Menurut Kotler dan Amstrong (2012:345) harga adalah :
Sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah
dari nilai yang ditukar atas manfaat

manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk atau jasa tersebut.
Setiap perusahaan dalam menetapkan harga harus mempertimbangkan
secara matang sehingga menguntungkan bagi perusahaan yatu mendapatkan lada
dan bagi konsumen dapat membeli produk sehingga dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhan konsumennya. Penetapan harga menurut Kotler dan
Keller (2012:84) adalah kebijakan penetapan harga sangat menentukan dalam
pemasaran sebuah produk atau jasa, karena harga adalah satu satunya unsur
bauran pemasaran yang memberikan pendapatan bagi organisasi atau perusahaan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:52), didalam variabel harga
beberapa unsur kegiatan utama harga yang dapat meliputi daftar harga, diskon,
potongan harga dan periode pembayaran. Dalam penelitian ini, pengukuran harga
diukur dengan dimensi sebagai berikut :
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
3. Daya saing harga
4. Kesesuaian harga dengan manfaat

32

5. Potongan Harga
Harga akan menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi konsumen
dalam memutuskan pembelianya. Konsumen akan membandingkan harga dari
produk pilihan mereka dan kemudian mengevaluasi apakah harga tersebut sesuai
atau tidak dengan nilai produk serta jumlah uang yang harus di keluarkan.
Konsumen yang merasa puas dan yang memutuskan menjadi pelanggan,
secara naluriah akan berkomitmen merekomendasikan positif produk atau jasa
tersebut terhadap calon konsumen yang lain. Sehingga pelanggan yang
berkomitmen tersebut akan berperan dalam perkembangan tertentu. Dengan
demikian proses evaluasi konsumen terkait performa terkait kualitas produk atau
jasa tersebut sangat menentukan tingkat motivasi pembelian ulang.
Menurut Kotler dan Keller (2012:172) minat beli ulang adalah dimana
seseorang atau konsumen merasa puas akan suatu produk yang sesuai antara
ekspektasi dengan performa yang ia harapkan, akan menciptakan suatu kepuasan
yang mendorong terciptanya pembelian ulang atas produk atau merek yang sama
di kemudian hari dan akan menceritakan mengenai hal yang baik atas produk
tersebut.
Pada dasarnya minat merupakan suatu sikap yang dapat membuat
seseorang merasa senang terhadap obyek situasi ataupun ide-ide tertentu yang
biasanya diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari obyek
yang disenangi tersebut. Minat seeorang baik yang bersifat menetap atau yang
bersifat sementara, dan berbagai sistem motivasi yang dominan merupakan faktor
penentu internal yang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya.
Menurut

Ferdinand

(2005:129)

dalam

Ika

Pratama

(2013:34)

mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi untuk mengukur minat beli ulang,
yaitu :
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk
kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang
memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat

33

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut dan berbagai
variannya.
Dari penjelasan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
maka penulis menyumpulkan dalam bentuk kerangka konseptual yang disebut
kerangka penelitian.

Pada kerangka penelitian ini akan diketahui bagimana

hubungan antar variabel penelitian yang dikemukakan. Untuk lebih jelasnya,
berikut bentuk penelitian :
Lokasi (X1)
Site charateristic
Location characteristic
Restriction and cost

Levy (2013:190)

Minat Beli Ulang (Y)
Minat transaksional
Minat Referensial
Minat preferensial
Minat Eksploratif
Ferdinanad (2005:129)
Penetapan Harga (X2)
Keterjangkauan harga
Kesesuaian harga dengan kualitas
produk
Daya saing harga
Kesesuaian harga dengan manfaat
Kemudahan carapembayaran
Kotler dan Armstrong (2012:52)

Gambar 2.1
Metode Kerangka Pemikiran

34

2.4

Hipotesis Penelitian
H1 : Lokasi, penetapan harga dan minat beli ulang sudah baik pada Rock
N Roll Haircuting
H2 : Lokasi berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang pada Rock N Roll
Haircuting
H3 : Penetapan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang pada Rock
N Roll Haircuting
H4: Lokasi dan Penetapan Harga berpengaruh terhadap Minat Beli Ulang
pada Rock N Roll Haircuting

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25