Gambaran Fungsi Penciuman pada Lansia di Panti Jompo Binjai Tahun 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menetapkan 60 tahun keatas sebagai
usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia. Proses menua merupakan proses yang terusmenerus secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan
jaringan lain, hingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit (Nugroho, 2008).
Pada tahun 2012 Indonesia termasuk negara Asia ketiga dengan jumlah
absolut populasi di atas 60 tahun terbesar yakni setelah Cina (200 juta), India (100
juta) dan menyusul Indonesia (25 juta). Bahkan diperkirakan Indonesia akan
mencapai 100 juta lanjut usia (lansia) dalam tahun 2050. Penduduk dianggap
berstruktur tua di negara berkembang apabila penduduk usia 60 tahun ke atas
sudah mencapai 7% dari total penduduk. Pada tahun 2010 proporsi penduduk
lansia di Indonesia telah mencapai sekitar 10% (Abikusno, 2013).
Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan dialami
oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Di dalam struktur anatomis proses
menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung

secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh dan
akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes
RI, 2003).
Masalah penciuman merupakan salah satu kemunduran fisik dari proses
penuaan. Namun, data mengenai jumlah lansia yang mengalami gangguan fungsi
penciuman masih belum diketahui secara pasti khususnya di Indonesia. Pada hal
bisa saja terdapat lansia yang mengalami gangguan fungsi penciuman yang
nantinya akan berdampak terhadap lansia tersebut salah satunya adalah
menurunnya selera makan karena gangguan penciuman juga mempengaruhi indra

Universitas Sumatera Utara

2

pengecapan dan tentunya ini akan mempengaruhi jumlah gizi yang masuk ke
dalam tubuh dan mempengaruhi status gizi dan kesehatan lansia tersebut
(Darmojo, 2009).
Disfungsi penciuman dapat timbul dari berbagai penyebab dan dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien. Sekitar 2 juta orang Amerika mengalami

beberapa jenis disfungsi penciuman. Penelitian telah menunjukkan bahwa
disfungsi penciuman mempengaruhi setidaknya 1% dari populasi di bawah usia
65 tahun, dan lebih dari 50% dari populasi yang lebih tua dari 65 tahun. Rasa bau
menentukan rasa makanan dan minuman dan juga berfungsi sebagai sistem
peringatan dini untuk mendeteksi bahaya lingkungan, seperti makanan basi,
kebocoran gas, asap atau populasi udara. Sensasi bau dapat mempengaruhi asupan
makanan dan nafsu makan (Shen, 2003).
Data mengenai disfungsi penciuman pada lansia yang ada di Indonesia
belum diketahui secara pasti. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui jumlah
lansia yang mengalami gangguan penciuman di Kota Binjai, Panti jompo
Binjaidipilih karena merupakan salah satu panti jompo yang berada dekat dengan
tempat peneliti tinggal.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahn dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran fungsi penciuman pada lansia di Panti
Jompo Binjai Tahun 2014?”.

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran fungsi penciuman pada lansia di
Panti Jompo Binjai Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

3

1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui gambaran lansia dipanti jompo tersebut seperti umur,
jenis kelamin dan riwayat penyakit sebelumya.
b. Untuk mengetahui rata-rata usia lansia yang mengalami gangguan
penciuman seandainya didapati pada saat penelitian.
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh terhadap selera makan seandainya
didapati gangguan penciuman.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti tentang gambaran fungsi penciuman pada lansia.


1.4.2. Bagi Panti Jompo
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi
pengelola panti jompo tentang bagaimana gambaran fungsi penciuman pada lansia
yang ada di panti jompo tersebut.

1.4.3. Bagi Profesi Kedokteran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sumber
referensi tentang gambaran fungsi penciuman pada lansia untuk mahasiswa
kedokteran sebagai daftar pustaka pembelajaran.

1.4.4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar untuk
membuat penelitian lanjutan mengenai gambaran fungsi penciuman pada lansia.

Universitas Sumatera Utara