Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia Di Panti Jompo Dharma Asih-Binjai

(1)

GAMBARAN KADAR PROTEIN DALAM URIN PADA LANSIA DI PANTI

JOMPO DHARMA ASIH-BINJAI

Oleh :

EKA SRIWAHYUNI

060100011

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

GAMBARAN KADAR PROTEIN DALAM URIN PADA LANSIA DI PANTI

JOMPO DHARMA ASIH-BINJAI

KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT

UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

EKA SRIWAHYUNI

060100011

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Daerah Pasar V Lingkungan X Kelurahan Tanjung Sari Setiabudi Medan Tentang Tanda-Tanda Mati

Nama : Elisyah Gunawan NIM : 070100350

Pembimbing Penguji I

(dr. Mistar Ritonga, Sp.F) (dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes) NIP: 19520408 198903 1 001 NIP: 19731015 200112 2 002

Penguji II

(dr. Nurfida Khairani A, M.Kes) NIP: 197000819 199903 2 001

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini yang berjudul “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin pada lansia di Yayasan Drama Arsih- Binjai”. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedoteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp. PD. KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. yahwardiah,PhD selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan KTI ini.

3. H.Syafii dan Hj. Azizah selaku orang tua penulis, yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan KTI.

4. M.Ridwan, suami saya yang membantu mulai dari awal pembuatan proposal hingga dalam menyelesaikan penulisan KTI ini.

5. Seluruh dosen-dosen Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran USU.

6. Seluruh dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran USU yang telah membantu selama perkuliahan.

7. Kepada seluruh pengurus panti jompo yang bersedia menyempatkan tempat untuk melakukan penelitian ini.

8. Sahabat-sahabat dan teman-teman saya Hilda,Mega,Dini, Intan yang telah memberikan banyak motivasi dan meluangkan waktu untuk membantu saya dala penelitian dan berdiskusi tentang KTI.

Demikian ucapan terima kasih ini disampaikan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.

Medan, 13 Desember 2010 Penuls


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSRAK ... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Protein ... 4

2.1.1. Definisi protein ... 4

2.1.2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein ... 4

2.1.3. Status kadar protein yang dibutuhkan ... 5

2.2. Lansia ... 6

2.2.1. Definisi lansia ... 6

2.2.2. Pembagian lansia ... 7

2.3. Kebutuhan protein bagi lansia ... 7

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 9

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 9

3.2. Definisi Operasional ... 9


(6)

4.1. Rancangan Penelitian ... 11

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

4.3. Populasi dan sampel Penelitian ... 11

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 12

4.5. Metode Analisis Data ... 13

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 14

5.1. Hasil Penelitian ... 14

5.1.1 deskripsi Lokasi Penelitian ... 14

5.1.2.Deskripsi Karakeristik Responden... 14

5.2. Pembahasan ... 16

5.2.1. Protein ... 16

5.2.2.Protein Dalam Urin ... 16

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 18

6.1. Kesimpulan ... 18

6.2. Saran... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19 LAMPIRAN


(7)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Protein adalah komponen terbesar dalam tubuh manusia setelah air. Jumlahnya 1/6 dari berat tubuh manusia, dan tersebar di dalam otot, tulang, kulit, serta berbagai cairan tubuh. Fungsi bagi tubuh antara lain :protein diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun, pengatur dan bahan bakar. Sebagai zat pembangun, protein adalah bahan pembentuk jaringan baru di dalam tubuh,sedangkan sebagai zat pengatur, protein berperan mengatur berbagai sistem di dalam tubuh. Selain itu, sebagai bahan bakar, protein akan dibakar ketika kebutuhan energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak ( Muchtadi, 2009).

Kecukupan protein setiap orang berbeda tergantung pada beberapa faktor, yaitu; berat badan, umur, jenis kelamin, serta jumlah jaringan tubuh yang masih aktif. Makin besar dan berat bobot tubuh seseorang, semakin banyak jaringan aktifnya, sehingga makin banyak protein yang diperlukan untuk mempertahankan atau memelihara jaringan-jaringan tersebut (Muchtadi,2009). Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1994).

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh

Bagi orang usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat


(8)

memperpanjang usia. Terutama bagi orang lanjut usia, protein sangat dibutuhkan untuk tubuh mereka. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut.

Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, kemungkinan glomerulus tersebut telah rusak. Sebagai catatan, jika telah dijumpai protein dalam tubulus, protein tersebut tidak akan direabsorpsi sehingga akan keluar melalui urine dan ini berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa direabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa proteinuria dapat juga digunakan untuk menduga adanya kerusakan pada ginjal.

Berdasarkan hal tersebut diatas, penting untuk diteliti tentang apakah dijumpai protein dalam urine dan kalau ada berapa kadar protein dalam urin pada orang lanjut usia.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana kadar protein dalam urin orang yang lanjut usia, yaitu yang berumur lebih dari 60 tahun?.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui seberapa banyak kadar protein yang terdapat dalam urin pada orang lanjut usia (>60 tahun)

1.3.2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin wanita lanjut usia. 2. Untuk mengetahui kadar protein dalam urin pria lanjut usia.

3. Untuk mengetahui berapa banyak lansia yang proteinuria dan yang normal.


(9)

1. Memberikan tambahan informasi/data tentang bagaimana protein pada urin orang usia lanjut.

2. Sebagai gambaran tak langsung fungsi ginjal pada lansia tersebut.


(10)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Protein

2.1.1 Definisi protein

Protein merupakan senyawa yang terdapat dalam setiap sel hidup. Setengah dari berat kering dan 20% dari berat total seorang manusia dewasa merupakan protein. Hampir setengahnya terdapat dalam otot, seperlimanya didalam tulang dan kartilago, sepersepuluhnya dalam kulit dan sisanya dalam jaringan jaringan lain serta cairan tubuh.

Pengertian lain, protein adalah suatu zat yang dalam susunan kimianya terdiri dari unsur Oksigen, Karbon, Hidrogen, Nitrogen dan kadang-kadang juga mengandung unsur fosfor dan sulfur. Peran protein bagi tubuh sangatlah penting karena “ Complete proteins are necessary for

sustenance of life. They provide the structure for all livingthings and participate in the chemical

process enabling life to go on (Balch, 1990). Masukan protein baik hewani maupun nabati

sehari-hari dapat digunakan untuk menyusun jaringan baru guna mengganti jaringan yang telah rusak dan mati serta untuk menyusun enzim dan hormon yang dibutuhkan. Dalam gambaran komposisi tubuh, seperlima dari berat badan seseorang adalah terdiri dari protein (Kartasapoetra, 2002). Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempertahankan pemberian makanan dengan kandungan protein yang cukup. Konsumsi protein yang seimbang dengan kebutuhan protein akan dapat menunjang status gizi, atau dengan kata lain tubuh akan mengalami pertumbuhan yang optimal.

2.1.2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein 1. Perkembangan jaringan

Periode dimana perkembangan terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.

2. Kualitas protein

Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan, yaitu pola asam aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengkonsumsi protein hewani bersama


(11)

protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengkonsumsi protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.

3.Digestibilitas protein

Ketersediaan asam amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan asam amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibilitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan.

4. Kandungan energi dari makanan

Jumlah yang mencukupi dari karbohidart harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembangunan jaringan. Karbohidarat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.

5. Status kesehatan

Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi.

2.1.3 Status kadar protein yang dibutuhkan

Kecukupan konsumsi protein per kg berat badan yang dianjurkan

Tabel 1

Grup populasi Umur Kecukupan protein (g/kg BB)

Bayi 0-6 bl 2,2

6-12 bl 2,0

Anak-anak 1-3 th 1,8


(12)

4-6 th 1,5

7-10th 1,2

Remaja 11-14 th 1,0

15-18 th 0,9

Dewasa >18 th 0,8

2.2.Lansia

2.2.1.Definisi Lansia

Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4)

Pengertian lain, lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.

2.2.2. Pembagian lansia

Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :

a) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).


(13)

2.3. Kebutuhan protein bagi lansia

Protein diperlukan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak dan untuk mempertahankan tubuh dari serangan infeksi. Karena pada orang dewasa dan manula tidak terjadi lagi pertumbuhan, maka kebutuhan tubuhnya akan protein lebih sedikit dibandingkan dengan bayi dan anak-anak maupun remaja ((Muchtadi, 2009).

Meskipun massa otot pada orang lansia telah jauh berkurang dibandingkan dengan orang dewasa muda, hal ini tidak berarti bahwa konsumsi proteinnya juga harus dikurangi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuhnya para orang lanjut usia memerlukan konsumsi protein yang lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa muda. Hal ini dapat dijelaskan antara lain karena efisiensi penyerapan dan penggunaan senyawa nitrogen oleh tubuh yang berkurang. Selain itu, adanya stress( tekanan batin), penyakit infeksi, patah tulang dan adanya penyakit lainnya, meningkatkan kebutuhan tubuh akan protein. .(Muchtadi,2009)

Beberapa ahli gizi dan kesehatan merekomendasikan, untuk orang lanjut usia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa muda. Namun, harus diingat bahwa fungsi ginjal para orang lanjut usia telah menurun, oleh karena itu jumlah konsumsi protein harus optimum tidak boleh berlebihan, agar kerja ginjal untuk membuang urea (sebagai sisa metabolisme protein) tetap minimal ( Muchtadi, 2009).

Kelebihan konsumsi protein tidak baik untuk kesehatan ginjal,karena apabila protein ( asam amino ) digunakan sebagai sumber energi, maka grup NH3- nya harus dilepaskan melalui proses deaminasi, dan kemudian disintesis menjadi urea. Urea yang berlebihan dalam darah akan membahayakan kesehatan, sehingga harus dibuang melalui ginjal (dalam urin). Makin banyak protein yang dikonsumsi, makin banyak urea yang terbentuk, dan makin keras kerja ginjal untuk membuang urea tersebut (Muchtadi, 2009).


(14)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang hubungan antara kadar protein, yang akan diuraikan berdasarkan variabel-variabel kadar protein dalam urin dan orang lanjut usia.

Gambar 3. Kerangka konsep penelitian hubungan kadar protein dalam urin pada orang lanjut usia.

3.2. Definisi Operasional 3.2.1 Protein

• Definisi

Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan elemen yang sangat penting dari setiap mahluk hidup. Protein dijumpai jenis fungsional (hemoglobin, enzim,

reseptor,immunoglobulin,dll) maupun sebagai protein structural (collagen, elastin, fibronectin,dll).

Factor yang mempengaruhi: -Aktivitas -nutrisi

Protein urin lansia

Post renal Pre renal -oedema -malnut risi -hipoprotenemia,dll renal


(15)

• Cara ukur

Dngan cara mengukur menggunakan reagensia dan dibaca hasilnya di spektrofotometer • Alat ukur

Dengan menggunakan spektrofotometer • Hasil

mendapatkan nilai kadar protein pada spektrofotometer • Skala Pengukuran

Numerik

3.2.2 Lanjut usia • Definisi

Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai masa dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Dalam penelitian ini ditetapkan sebagai orang yang berumur lebih dari 60 tahun.

• Cara ukur

Dengan menanyakan langsung umur para lansia • Alat ukur

Mencatat nama, jenis kelamin dan umur lansia kedalam catatan. • Hasil

Dapat mengetahui nama, jenis kelamin dan ummur lansia yang akan Diteliti.

• Skala pengukuran Nominal

3.3.3 Urin • Definisi


(16)

Urin adalah bahan ekskresi yang mengandung zat-zat sisa metabolisme tubuh yang larut dalam air. Pada orang lanjut usia, fungsi ginjalnya telah menurun, oleh karena itu urine sebagai

output dari kerja ginjal dapat dianalisa untuk gambaran fungsi ginjalnya.

• Cara ukur

Dengan meminta lansia untuk menampung urinnya kedalam tabung yang telah disediakan.

• Alat ukur

Tabung untuk menampung urin • Hasil

Urin yang telah diambil akan dilakukan pengukuran kadar proteinnya. • Skala pengukuran

Nominal.


(17)

BAB 4

METODE PENGUMPULAN DATA

4.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui gambaran kadar protein dalam urin pada lansia. Adapun yang digunakan pada desain penelitian ini adalah crosssectionalstudy.

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Jompo Dharma Yarsih di Binjai. Adapun pertimbangan memilih lokasi tersebut adalah bahwa jumlah lansia di Yayasan Darma Yarsih relatif memadai untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 168 orang

Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan juni s/d oktober 2010, dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data.

4.3.Populasi dan Sampel

4.3.1. Para orang lanjut usia yang berada di Panti Jompo Dharma Yarsih di Binjai.

4.3.2. Sampel penelitian adalah semua lansia yang ada di Yayasan Dharma Yarsih selama bulan Juni-Juli 2010 yang bersedia untuk diambil urinnya (informed consent) Sampel didapat secara systemic sampling.

4.3.3 Kriteria inklusi:

1. Lansia yang bersedia

2. Lansia yang masih bisa berkomunikasi.

3. Lansia yang ginjal nya dalam keadaan sehat (menurut informasi dari Panti Jompo tersebut

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra


(18)

Utara, kemudian permohonan izin yang diperoleh akan dikirim ke Panti Jompo Dharma Yarsih di Binjai. Setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meminta lansia yang bersedia untuk menampung urinnya kedalam tabung yang telah disediakan. Setelah tertampung urin yang akan diteliti, segera dibawa ke laboratorium Biokimi dan dilakukan cara pengukuran kadar urin.

Prinsip dan cara pengukuran kadar protein pada urin bahan-bahan yang diperlukan:

Reagensia 1: Sodium hydroxite

Pottasium sodium tartrate Reagensia 2 : Sodium hydroxite

Pottasium sodium tartrate Copper sulphate

Prinsip: protein bersama copper ion membentuk warna blue violet . Untuk monoreagent: 20 mL R1 + 5 mL R2)= monoreagent

Dengan 2 metode : 1. substrate start 2. sample start

Metode pengukuran kadar protein pada urin:

1. Untuk substrate start nya.Campurkan sampel urin 20 mikro µL dengan reagen 1 sebanyak 1000µL ke dalam kit dan setelah itu di sentrifugal.. Dan setelah tercampur, dibaca A1 setelah 1 sampai 5 menit pada suhu 20-25ºc./ suhu 37ºc.

2. Kemudian dicampurkan dengan reagen 2 selama 5 menit dengan suhu 20-25ºc./ suhu 37ºc dan baca absorbance A2 selama 60 menit. Kemudian larutan itu dihitung dengan patokan nilai blank yang terdapat pada alat.

3. Masukkan ke dalam rumus:


(19)

4. Untuk sampel start nya dengan mencampurkan sampel dengan monoreagent.kemudian Disentrifugal. Setelah tercampur, di inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25ºc atau pada suhu 37ºc kemudian dibaca hasilnya. Setelah itu masukkan kedalam rumus total protein:

Menghitung kadar protein total dengan rumus:

Total protein [g/dL] = ∆A sampel x conc. Std / Cal [ g/dL] ∆A Std /Cal

4.5.Pengolahan dan Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka data yang diperoleh akan ditabulasi dan ditampilkan secara deskriptif.


(20)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Jompo Dharma Asih yang berlokasi di Binjai . Panti jompo ini merupakan Panti Jompo yang berada dibawah pengawasan pemerintah.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 lansia, lansia yang berjenis kelamin perempuan ada 20 orang dan lansia yang berjenis kelamin laki-laki ada 20 orang.

Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin (N=40) Jenis kelamin Jumlah Respoden Persentase (%)

Laki-laki perempuan 20 20 50 50

Total 40 100

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 lansia rata-rata umur lansia adalah 68 tahun, umur lansia terendah adalah 60 tahun dan umur lansia tertinggi adalah 86 tahun.

Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat karakteristik subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia (N=40) Usia Jumlah Respoden Persentase (%)

60-65 66-70 71-75 16 14 4 40 35 10


(21)

76-80 81-85 86-90 4 1 1 10 2.5 2.5

Total 40 100

Hasil penelitian menunjukkan kadar protein dalam urin pada lansia yan dijadikan sample dalam penelitian ini, rata-rata memiliki kadar protein kadar protein sebesar 7,08 gr/dl. Untuk kadar protein terendah adalah 5 gr/dl, sedangkan yang tertinggi adalah 12 gr/dl

Lansia yang kadar protein nya adalah , <10 gr/dl dikategorikan normal sejumlah 37 orang atau 92,5 % . sedangkan lansia yang memiliki kadar protein > 10gr/dl dan dikategorikan tidak normal, berjumlah 3 orang atau 7,5 %. Dan ini dapat dilihat pada table 5.2 berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Kadar Protein Dalam Urin ( N=40)

Kadar Protein Frekuensi (n) Persentase (%) ≤10 gr/dl (normal)

>10 gr/dl (Tidak normal) 37 3

92.5 7.5

Total 40 100

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 40 lansia, lansia yang berjenis kelamin perempuan terdapat 1 orang yang tidak normal dan lansia berjenis kelamin laki-laki terdapat 2 orang yang tidak normal.

Tabel 5.4. Distribusi Kadar Protein Dalam Urin Berdasarkan Jumlah (N=40)

Jenis Kelamin Normal Tidak Normal perempuan laki-laki 19 18 1 2


(22)

5.2. Pembahasan 5.2.1. protein

Protein merupakan sumber nutrisi utama bagi tubuh manusia. Bagi anak yang masih dalam pertumbuhan, protein merupakan bahan baku bagi tumbuh kembang badan, sedang bagi orang dewasa, protein berguna untuk mempertahankan kerja organ dalam tubuh. Bahkan pada lansia, protein tetap menjadi kebutuhan dasar yang utama bagi metabolisme dalam badan.

Penelitian yang dilakukan menurut Budianto (2002) mengatakan bahwa protein yang ada dalam urin disebabkan oleh adanya kerusakan pada ginjal.

Pada studi kasus dari McLachlan dan Wasserman mengatakan bahwa akan terjadi perubahan pada ukuran ginjal setelah usia 40 tahun dan terjadi pengurangan total glomerulus dengan persentase 30-40% yang mengakibatkan kerja dari ginjal berkurang.

5.2.2. protein dalam urin

Pada keadaan normal, protein tidak ditemukan dalam urin. Ginjal sehat mampu menyaring protein agar tidak keluar ke dalam urin, tetapi bila ginjal sudah terganggu, protein dapat bocor ke dalam urin dan ini bisa dijadikan sebagai indikator adanya gangguan fungsi ginjal.

Walaupun orang sehat melakukan melewati sejumlah kecil protein dalam urin biasanya, di atas tingkat tertentu menunjukkan bahwa mungkin ada kerusakan pada mekanisme saringan (glomerulus) atau peradangan.

Sumber kedua protein dalam urin adalah darah yang mungkin berasal dari salah satu bagian dari ginjal atau jalur kemih. Tingginya kadar protein dalam urin sehingga mungkin karena penyakit pada ginjal, seperti glomerulonefritis Ini juga bisa disebabkan oleh penyakit umum yang juga mempengaruhi ginjal seperti pada


(23)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Panti Jompo Dharma Asih yang berada di Binjai diperoleh kesimpulan:

• Dari 40 orang lansia yang diperiksa urinnya terdapat 3 orang lansia yang proteinuria. • Jenis kelamin pada lansia tersebut, 20 orang (50%) berjenis kelamin perempuan dan 20

orang (50%) yang berjenis kelamin laki-laki.

• Usia lansia pada penelitian ini rata-ratanya adalah 68 orang.

6.2. Saran

• Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah ada protein dalam urin pada lansia pada 1 Panti Jompo saja dan hanya mendapat 40 orang lansia yang bersedia untuk diambil urinnya karena kurang melakukan pendekatan kepada lansia. Untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian pada beberapa Panti Jompo untuk mendapat lansia lebih banyak yang akan diteliti dan melakukan pendektan yang baik agar lansia dapat bersedia melakukan penelitian.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Paustian T. 2001. Protein Structure. University of Wisconsin-Madison Available from:.

Ahmadi. 2007. Available from :

Nanik S. 2007. Skripsi: Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energy dan Protein Pada Lansia dengan status Gizi pada Lansia di Panti Wreda Puncang Semarang. Available from: [ maret 2007]

Evietrah.2007. available from: [ accesed 7 desember 2007].

Rgilfans Yarsih.2007. available from: accesed 27 mei 2008].

Mastegar.2010. artikel protein. Available from:

Arie Sudarmanto.2008. artikel Pengendapan Protein. Available from:

Dr. David L. Gee.2009. Central Washington University available from:


(25)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eka Sriwahyuni

Tempat / Tanggal Lahir : Airtiris,19 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jamin Ginting N0. 221 Medan

Riwayat Pendidikan : 1.Taman Kanak-kanak Aisyah,Airtiris(1994-1995)

2. Sekolah Dasar Negeri 033 Kampar ( 1995-2001)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Kampar ( 2001-2004 )

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bangkinang( 2004-2007 )

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-Sekarang )


(26)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN GAMBARAN KADAR PROTEIN DALAM URIN PADA LANSIA

Ibu /saudari yth:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eka Sriwahyuni

Nim : 070100177 Telp : 081268091894

Alamat : Jalan Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no. 43

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul: “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia.

Bagi orang usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Terutama bagi orang lanjut usia, protein sangat dibutuhkan untuk tubuh mereka. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut.

Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, kemungkinan glomerulus tersebut telah rusak. Sebagai catatan, jika telah dijumpai protein dalam tubulus, protein tersebut tidak akan direabsorpsi sehingga akan keluar melalui urine dan ini berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa direabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa proteinuria dapat juga digunakan untuk menduga adanya kerusakan pada ginjal. Partisipasi yang diharapkan adalah kesediaan peserta untuk diambil urinnya ke dalam tabung yang telah disiapkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan


(27)

terutama pada peneliti berikutnya maupun kepada pihak panti jompo tersebut dan untuk menambah pegetahuan bagi senua pembaca. Saya selaku peneliti tentunya sudah mendapat pelatihan terlebih dahulu pada skills lab dalam pengambilan urin tersebut. Pengambilan urin untuk pemeriksaan kadar urin ini dilakukan dalam rentang waktu juli sampai November. Lajimnya, pengambilan urin ini tidak berakibat berbahaya terhadap Bapak/Ibu/Sdr. sekalian, namun bila ada hal-hal yang tidak diinginkan akibat pengambilan urin tersebut dapat segera dilaporkan kepada saya selaku peneliti ( Eka Driwahyuni telp: 081268091894). Mengingat hasil penelitian ini sangat diperlukan, maka saya sebagai peneliti, sangat mengharapkan dan menghargai partisipasi anda dalam penelitian ini. Namun demikian, tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk keikutsertaan anda pada penelitian ini. Semua data informasi yang akan didapatkan tidak akan diberitahukan kepada pihak manapun, dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Setelah memahami penjelasan yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini, diharapkan anda untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan yang telah disediakan peneliti.

Tanda Tangan :


(28)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eka Sriwahyuni Umur : 21 tahun

Alamat : Jln. Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no.43


(29)

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 4 November 2010


(30)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN GAMBARAN KADAR PROTEIN DALAM URIN PADA LANSIA

Ibu /saudari yth:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eka Sriwahyuni

Nim : 070100177 Telp : 081268091894

Alamat : Jalan Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no. 43

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul: “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia.

Bagi orang usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Terutama bagi orang lanjut usia, protein sangat dibutuhkan untuk tubuh mereka. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut.

Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, kemungkinan glomerulus tersebut telah rusak. Sebagai catatan, jika telah dijumpai protein dalam tubulus, protein tersebut tidak akan direabsorpsi sehingga akan keluar melalui urine dan ini berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa direabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa proteinuria dapat juga digunakan untuk menduga adanya kerusakan pada ginjal. Partisipasi yang diharapkan adalah kesediaan peserta untuk diambil urinnya ke dalam tabung yang telah disiapkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan


(31)

terutama pada peneliti berikutnya maupun kepada pihak panti jompo tersebut dan untuk menambah pegetahuan bagi senua pembaca. Saya selaku peneliti tentunya sudah mendapat pelatihan terlebih dahulu pada skills lab dalam pengambilan urin tersebut. Pengambilan urin untuk pemeriksaan kadar urin ini dilakukan dalam rentang waktu juli sampai November. Lajimnya, pengambilan urin ini tidak berakibat berbahaya terhadap Bapak/Ibu/Sdr. sekalian, namun bila ada hal-hal yang tidak diinginkan akibat pengambilan urin tersebut dapat segera dilaporkan kepada saya selaku peneliti ( Eka Driwahyuni telp: 081268091894). Mengingat hasil penelitian ini sangat diperlukan, maka saya sebagai peneliti, sangat mengharapkan dan menghargai partisipasi anda dalam penelitian ini. Namun demikian, tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk keikutsertaan anda pada penelitian ini. Semua data informasi yang akan didapatkan tidak akan diberitahukan kepada pihak manapun, dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Setelah memahami penjelasan yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini, diharapkan anda untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan yang telah disediakan peneliti.

Tanda Tangan :


(32)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eka Sriwahyuni Umur : 21 tahun

Alamat : Jln. Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no.43


(33)

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 4 November 2010


(1)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Eka Sriwahyuni

Umur : 21 tahun

Alamat : Jln. Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no.43 Telp/HP : 081268091894


(2)

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 4 November 2010


(3)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN GAMBARAN KADAR PROTEIN DALAM URIN PADA LANSIA

Ibu /saudari yth:

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Eka Sriwahyuni

Nim : 070100177 Telp : 081268091894

Alamat : Jalan Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no. 43

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul: “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia.

Bagi orang usia lanjut pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Terutama bagi orang lanjut usia, protein sangat dibutuhkan untuk tubuh mereka. Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8 gram/kg berat badan atau 15-25% dari kebutuhan energi. Konsumsi protein berlebih dapat membebani faal ginjal sehingga tidak dianjurkan untuk usia lanjut.

Dalam keadaan normal, protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal, tidak akan bisa menembus glomerulus. Jika ditemukan protein di dalam urine, kemungkinan glomerulus tersebut telah rusak. Sebagai catatan, jika telah dijumpai protein dalam tubulus, protein tersebut tidak akan direabsorpsi sehingga akan keluar melalui urine dan ini berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih kecil, seperti glukosa, yang masih bisa direabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah sebabnya mengapa proteinuria dapat juga digunakan untuk menduga adanya kerusakan pada ginjal. Partisipasi yang diharapkan adalah kesediaan peserta untuk diambil urinnya ke dalam tabung yang telah disiapkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan


(4)

terutama pada peneliti berikutnya maupun kepada pihak panti jompo tersebut dan untuk menambah pegetahuan bagi senua pembaca. Saya selaku peneliti tentunya sudah mendapat pelatihan terlebih dahulu pada skills lab dalam pengambilan urin tersebut. Pengambilan urin untuk pemeriksaan kadar urin ini dilakukan dalam rentang waktu juli sampai November. Lajimnya, pengambilan urin ini tidak berakibat berbahaya terhadap Bapak/Ibu/Sdr. sekalian, namun bila ada hal-hal yang tidak diinginkan akibat pengambilan urin tersebut dapat segera dilaporkan kepada saya selaku peneliti ( Eka Driwahyuni telp: 081268091894). Mengingat hasil penelitian ini sangat diperlukan, maka saya sebagai peneliti, sangat mengharapkan dan menghargai partisipasi anda dalam penelitian ini. Namun demikian, tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk keikutsertaan anda pada penelitian ini. Semua data informasi yang akan didapatkan tidak akan diberitahukan kepada pihak manapun, dan hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Setelah memahami penjelasan yang diberikan untuk mengisi kuesioner ini, diharapkan anda untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan yang telah disediakan peneliti.

Tanda Tangan :


(5)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Eka Sriwahyuni

Umur : 21 tahun

Alamat : Jln. Karya Wisata, Johor Indah Permai Blok XI no.43 Telp/HP : 081268091894


(6)

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran Kadar Protein Dalam Urin Pada Lansia” maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 4 November 2010