Hubungan Tekanan Darah pada Kelompok Vegetarian dan Non-Vegetarian Berusia 18–35 Tahun

5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Vegetarian
Mengubah gaya hidup merupakan salah satu hal yang dapat kita lakukan
untuk meningkatkan kesehatan. Gaya hidup yang dapat dirubah seperti intensitas
olah raga, mengurangi minuman beralkohol dan mengubah diet mereka. Sekarang
ini banyak orang yang telah mengubah diet mereka untuk meningkatkan
kesehatannya. Salah satunya adalah diet vegetarian (Williams, 2009).

2.1.1. Tipe Vegetarian
Menurut Fernandez dan Adams (2008), diet vegetarian terdiri dari
berbagai jenis tipe. Vegan adalah orang yang hanya mengkonsumsi kacangkacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Tidak
mengkonsumsi produk dari hewan seperti telur,susu,produk susu seperti
keju,daging merah,daging unggas, dan makanan laut. Lacto-vegetarian yaitu
orang yang mengkonsumsi susu, produk susu, kacang-kacangan, buah-buahan,
sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi telur,
daging merah, daging unggas, ataupun makanan laut. Ovo-vegetarian yaitu orang
yang mengkonsumsi telur, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-mayur, padipadian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi susu, produk susu, daging

merah, daging unggas, ataupun makanan laut. Lacto-ovo vegetarian yaitu orang
yang mengkonsumsi susu, produk susu, telur, kacang-kacangan, buah-buahan,
sayur-mayur, padi-padian, dan biji-bijian. Mereka tidak mengkonsumsi daging
merah, daging unggas ataupun makanan laut.
Pollo –vegetarian ,secara teknis diet ini tidak termasuk kedalam diet
vegetarian, tetapi pada budaya populer disebut sebagai “vegetarian”. Mereka
mengkonsumsi susu, produk susu, telur,kacang-kacangan, buah-buahan, padipadian, sayur-mayur, biji-bijian, dan daging unggas. Makanan laut dan daging
merah tidak termasuk dalam diet ini. Pesco-vegetarian, secara teknis diet ini juga
tidak termasuk kedalam diet vegetarian. Mereka mengkonsumsi susu, produk

Universitas Sumatera Utara

6

susu, telur, kacang-kacangan, buah-buahan, padi-padian, sayur mayur, biji-bijian,
dan makanan laut. Daging merah dan daging unggas tidak dikonsumsi oleh
penganut diet pesco-vegetarian (Fernandez & Adams, 2008).

2.1.2. Kelebihan Diet Vegetarian
Menurut Williams (2009) diet vegetarian menurunkan resiko untuk

menderita berbagai penyakit kronik seperti hipertensi, obesitas, penyakit jantung,
stroke, dan beberapa tipe kanker. Hal ini disebabkan oleh karena diet vegetarian
mempunyai kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, kandungan
magnesium, kalium, serat dan phytochemical yang lebih tinggi dibanding dengan
omnivora (American Dietic Association/ADA, 2009)
Diet vegetarian menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular
dikarenakan mereka mempunyai kadar kolesterol total dan kolesterol LDL ( Low
density Lipoprotein) 32% dan 44% lebih rendah dibandingkan dengan omnivora.
Obesitas merupakan resiko utama untuk menderita penyakit kardiovaskular,
sehingga indeks massa tubuh(IMT) yang lebih rendah pada vegetarian juga salah
satu faktor untuk menurunkan terjadinya penyakit kardiovaskular. Selain itu,
konsumsi gandum, kacang kedelai, dan kacang-kacangan lainnya yang lebih
sering dikonsumsi para vegetarian juga mempunyai efek kardioprotektif. (Craig,
2009)
Antioksidan dan phytochemical seperti phenol, isoflavon, merupakan
kandungan zat yang tidak mempunyai nilai nutrisi tetapi berperan penting pada
proses metabolisme tubuh. Phytochemical sering disebut sebagai nutraceuticals
yaitu kandungan makanan yang memberikan keuntungan pada kesehatan.
Beberapa peran phytochemical pada metabolisme tubuh adalah mendektosifikasi
zat karsinogenik, menekan sintesis DNA (Deoxyribosa Nucleic Acid) dan protein,

mencegah terbentuknya radikal bebas yang terlalu banyak. Oleh karena alasan
inilah diet vegetarian dapat menurunkan resiko terjadinya kanker (Williams,
2009).

Universitas Sumatera Utara

7

Untuk mendapatkan variasi phytochemical pada diet dianjurkan untuk
mengkonsumsi lima atau lebih makanan yang berbeda warna pada sayur dan
buah. Sayuran berwarna merah seperti tomat mengandung likopen yang mencegah
terjadinya kanker prostat. Warna biru atau ungu seperti terong mengandung
antosianin yang menurunkan tekanan darah dan resiko penyakit jantung. Warna
kuning atau orange seperti wortel mengandung karotenoid yang juga menurunkan
resiko penyakit jantung. Warna hijau seperti brokoli mengandung sulforaphane
yang mencegah terjadinya kanker. Warna putih atau coklat seperti bawang putih
mengandung allicin yang dapat menurunkan kadar kolesterol (Williams, 2009).
Menurut Craig (2009), orang yang memakan daging merah dalam jumlah
banyak meningkatkan kejadian kanker hingga 60% dibanding dengan orang yang
memakan dalam jumlah sedikit. Anak-anak dan remaja yang mengkonsumsi

produk kacang kedelai seperti susu kedelai yang mengandung isoflavon
mengurangi kejadian kanker payudara dan kanker kolorektal dikemudian hari.

2.1.3. KekuranganDiet Vegetarian
Diet vegetarian merupakan diet yang sehat dan dapat menurunkan resiko
berbagai penyakit, tetapi diet vegetarian juga dapat menyebabkan defisiensi
kalori, lemak, mineral, vitamin, dan protein. (Williams,2009)
Defisiensi kalori dapat terjadi karena diet vegetarian mempunyai kalori
yang lebih rendah, tetapi hal ini dapat ditanggulangi dengan memakan makanan
yang tinggi kalori seperti jagung, kentang, ubi, produk pasta, apulkat, kacangkacangan. Disisi lain, karena kandungan kalori yang rendah maka kadang kala
diet vegetarian juga di pakai untuk orang yang ingin menurunkan berat badan atau
untuk menjaga berat badan mereka. (Williams, 2009)
Diet vegetarian kaya akan asam lemak omega-6, tetapi tidak kaya akan
asam lemak omega-3. Pada diet vegetarian kadar Eicosapentaenoic acid (EPA)
dan docosahexaenoic acid (DHA) lebih rendah dibandingkan dengan yang nonvegetarian. EPA dan DHA merupakan asam lemak yang penting untuk kesehatan
kardiovaskular, selain itu juga untuk perkembangan mata dan otak. Walaupun
EPA dan DHA dapat dikonversi oleh tubuh melalui asam linolenat, asam lemak

Universitas Sumatera Utara


8

omega-3 yang terdapat pada sayuran, tetapi hasilnya tidak signifikan. Konversi
dari asam linolenat akan meningkat apabila kadar asam lemak omega-6 tidak
terlalu tinggi. Sumber diet yang mengandung kadar asam linolenat adalah kacang
walnut dan minyak canola (ADA, 2009).
Kadar mineral seperti kadar zat besi, zinc, iodin, dan kalsium dapat
mengalami defisiensi. Hal ini dikarenakan kandungan fitat dan oksalat yang
terkandung pada sayuran dapat mengikat mineral tersebut sehingga tidak dapat
diabsopsi oleh tubuh (Williams, 2009). Defisiensi mineral dapat dicegah dengan
beberapa teknik pengolahan makanan seperti perendaman kacang-kacangan, dan
roti yang beragi, hal ini dapat mengurangi kandungan fitat. Selain dengan teknik
pengolahan makanan, mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C juga
dapat meningkatkan absopsi dari zat besi dan zinc. (ADA, 2009)
Makanan yang mengandung zat besi dalam kadar tinggi adalah sayuran
berdaun hijau, kacang-kacangan, kismis dan produk makanan yang telah di
fortifikasi. Sedangkan zinc yang berperan untuk penyembuhan luka dapat
diperoleh melalui produk kacang kedelai, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Pada
individual yang tidak mengkonsumsi sumber iodin seperti garam ber-iodin dan
sayuran dari laut dapat menyebabkan defisiensi iodin karena kandungan iodin

pada sayur-mayur hanya sedikit (ADA, 2009). Kalsium yang berperan penting
untuk tulang dan gigi dapat diperoleh dari produk susu, brokoli, dan juga susu
kedelai yang telah di fortifikasi kalsium (Fernandez& Adams, 2008).
Defisiensi vitamin yang dapat terjadi pada vegetarian adalah defisiensi
vitamin B12, karena vitamin ini tidak terdapat pada sayur-mayur. Vitamin B12
hanya terdapat pada produk hewani seperti daging, susu, produk susu dan ikan.
Pada diet vegetarian tipe lacto-ovo vegetarian mungkin tidak akan mengalami
defisiensi, tetapi pada vegetarian tipe vegan maka diperlukan vitamin B12.
Vegetarian tipe vegan dapat memperoleh vitamin B12 dari susu kedelai yang
difortifikasi atau dari suplemen. Jika seseorang tidak terpapar oleh sinar matahari,
maka para vegetarian perlu mengkonsumsi suplemen vitamin D dan makanan
yang difortifikasi, karena vitamin D tidak ditemukan di sayur-mayur (Williams,
2009).

Universitas Sumatera Utara

9

Untuk mencukupi kebutuhan asam amino essensial pada diet vegetarian,
maka individual tersebut harus mengkombinasikan dietnya. Contohnya, kacang

merah dan kacang kedelai mempunyai kadar metionin yang sedikit oleh karena itu
harus dikombinasikan padi-padian seperti jagung, beras yang mempunyai kadar
metionin tinggi. Tetapi pada padi-padian kadar lisin hanya sedikit sehingga perlu
dikombinasi kan dengan kacang merah yang mempunyai kadar lisin tinggi
sehingga dapat diperoleh kadar asam amino essensial yang cukup bagi tubuh
(Fernandez& Adams, 2008)

2.2 Tekanan Darah
2.2.1. Definisi
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah (Guyton, 2006). Tekanan darah yang meningkat di atas batas
normal (hipertensi) merupakan faktor resiko utama terjadinya penyakit jantung
koroner, stroke , gagal jantung , gagal ginjal,pendarahan pada retina yang dapat
menyebabkan gangguan penglihatan (Lilly, 2011).

2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Menurut Lilly (2011) tekanan darah di pengaruhi oleh cardiac ouput (CO)
dan total peripheral resistance (TPR), sehingga dapat dirumuskan sebagai
tekanan darah = CO x TPR. Cardiac ouput adalah jumlah darah yang di
pompakan oleh jantung per menit. Cardiac output ditentukan oleh stroke volume

(SV) dan heart rate (HR) .
Stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan jantung per kuncup.
heart rate adalah kecepatan denyut jantung permenit. Stroke volume dipengaruhi
oleh tiga hal yaitu preload, kontraktilitas, dan afterload. Preload dikaitkan dengan
jumlah darah yang kembali ke jantung dan menyebabkan regangan pada otot
jantung. Semakin regang otot jantung, maka semakin kuat pula otot jantung
memompa darah. Hal ini dikenal dengan hukum Frank-Starling. Kontraktilitas
adalah kekuatan jantung untuk memompa dan ini dipengaruhi oleh preload dan
aflterload. Afterload adalah tekanan yang diperlukan untuk membuka katup

Universitas Sumatera Utara

10

semilunar. Semakin tinggi afterload maka stroke volume yang dihasilkan juga
semakin sedikit (Tortora, 2012).
Heart rate adalah kecepatan denyut jantung permenit. Heart rate
dikendalikan melalui beberapa cara yaitu melalui sistem saraf dan sistem kimia.
Pada sistem saraf, heart rate di kendalikan oleh cardiovascular center yang akan
membuat heart rate menurun melalui saraf parasimpatis ataupun meningkat

melalui saraf simpatis sesuai dengan kebutuhan. Cardiovascular center
mendapatkan impulsnya melalui sistem limbik, hypotalamus, baroreseptor yang
terdapat pada arkus aorta dan sinus karotis, dan melalui kemoreseptor(Tortora,
2012) .
Hormon dan kation yang merupakan bagian dari sistem kimia juga
berperan penting mengatur heart rate. Hormon epinefrin, norepinefrin, dan tiroid
berperan untuk meningkatkan heart rate dan kontraktilitas dari jantung. Kation
yang berperan untuk aksi potensial di saraf dan serat otot adalah kalium,kalsium,
dan natrium. Apabila kadar kalium tinggi pada darah maka dapat menurunkan
heart rate dan kontraktilistas, sedangkan kalsium yang tinggi pada interstitial
dapat meningkatkan heart rate dan kontraktilitas. Selain faktor kimia dan faktor
saraf ada beberapa faktor lagi yang dapat mengatur heart rate seperti usia,
temperatur tubuh. Heart rate terlihat lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan
dengan orang dewasa, sedangkan apabila seseorang yang sedang mempunyai suhu
tubuh yang meningkat maka akan menyebabkan peningkatan heart rate juga.
(Tortora, 2012) .
Total peripheral resistance adalah tahanan pada aliran darah yang terjadi
dikarenakan pergesekan antara darah dan dinding pembuluh darah. TPR
dipengaruhi oleh diameter lumen pembuluh darah dan kekentalan darah. Diameter
lumen pembuluh darah dipengaruhi langsung oleh sistem saraf, apabila reseptor

alfa(α) di aktivasi maka diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga
meningkatkan TPR, jika reseptor beta (β) yang diaktivasi maka diameter
pembuluh darah akan membesar sehingga menurunkan TPR. Apabila pembuluh
darah vena yang mengecil maka jumlah darah yang kembali ke jantung akan

Universitas Sumatera Utara

11

meningkat dan meningkatkan tekanan darah oleh karena preload yang
meningkat.(Tortora, 2012).
Selain melalui sistem saraf, diameter pembuluh darah juga dapat di
kendalikan oleh regulator lokal dan hormon yang bersirkulasi. Regulator lokal
adalah zat yang terdapat di sekitar pembuluh darah. Regulator lokal yang dapat
membuat vasokonstriksi adalah endotelin, thromboxan A2, serotonin yang
dikeluarkan oleh platelet. Regulator lokal yang dapat membuat vasodilatasi adalah
nitrit oksida (NO), kinin, penurunan kadar pH, laktat, peningkatan kadar kalium,
peningkatan kadar CO2 dan penurunan kadar O2. Hormon yang berperan dalam
perubahan diameter pembuluh darah adalah histamin yang menyebabkan
vasodilatasi


dan

epinefrin,

norepinefrin,

vasopresin

yang

menyebabkan

vasokonstriksi. (Ganong, 2010 ).
Kekentalan darah adalah perbandingan antara sel darah merah dan plasma
darah, apabila sel darah merah lebih banyak dibandingkan dengan plasma darah
seperti pada keadaan polycythemia maka dapat meningkatkan tekanan darah.
Volume plasma darah diatur oleh beberapa hormon yaitu anti diuretik hormon
(ADH), Atrial natriuretic peptide (ANP), dan sistem renin-angiotensin-aldosteron
(RAA). Hormon ADH akan disekresikan apabila terjadi dehidrasi atau penurunan
volume darah. Hormon ADH akan meningkatkan absorpsi air di tubulus ginjal
sehingga terjadi peningkatan volume darah. ANP adalah peptida yang disekresi
oleh sel jantung yang berada di atrium. Sel ini akan mensekresikan ANP apabila
atrium jantung terlalu regang. ANP akan menurunkan volume darah dengan cara
meningkatkan ekskresi natrium dan air. RAA merupakan satu kesatuan yang
berkerja sama untuk meningkatkan volume darah. Renin yang di sekresi oleh sel
juxtaglomerular berkerja sama dengan angiotensin converting enzym (ACE)
menjadi angiotensin II yang berperan sebagai vasokonstriktor dan menstimulasi
sekresi aldosteron. Aldosteron berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi natrium
dan air oleh ginjal sehingga meningkatkan volume intravaskular. (Tortora, 2012)

Universitas Sumatera Utara

12

2.2.3. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah dapat diukur dengan menggunakan beberapa cara yaitu
dengan secara manual menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop ataupun
dengan secara otomatis menggunakan sphygmomanometer elektronik. Untuk
mendapatkan tekanan darah yang akurat maka sphygmomanometer perlu di cek
dan di validasi, tenaga kerja yang telah terlatih dan posisi pasien yang tepat.
Seseorang yang akan di cek tekanan darahnya, idealnya harus duduk dulu selama
5 menit dengan kaki dilantai dan lengan berada sejajar dengan jantung. Kafein,
olah raga, dan merokok harus dihindari 30 menit sebelum dilakukan pengukuran.
Pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri dianjurkan dilakukan berkala
terutama pada orang yang mempunyai hipotensi postural. Ukuran mansetyang pas
(setidaknya mengelilingi 80 persen dari lengan) harus diperhatikan untuk
mendapatkan tekanan darah yang akurat. Pengukuran tekanan darah setidaknya
dilakukan dua kali dan diambil nilai tengahnya (JNC VII, 2003).
Untuk melakukan pengukuran, pertama kita melakukan palpasi pada arteri
radialis dan kita pompa manset hingga arteri radialis tidak teraba. Kemudian kita
pompa mansetlebih 20-30mmHg dari saat arteri radialis tidak teraba. Manset di
buka dengan kecepatan 2 mmHg per detik pada saat dilakukan auskultasi di arteri
brakialis. Suara korotkoff yang terdengar pertama kali adalah tekanan darah sistol
dan suara korotkoff yang terakhir adalah tekanan darah diastol (JNC VII, 2003).
Sistol adalah tekanan kontraksi dan pengosongan darah dari ruang jantung
sedangkan diastol adalah relaksasi dan tekanan pengisian pada ruang jantung.
(Sherwood, 2007)

2.2.4 Klasifikasi Tekanan Darah
Menurut The Seventh Report of the Joint National Commitee ( JNC VII,
2003) tekanan darah dibagi atas beberapa bagian seperti yang tertampil pada tabel
berikut.

Universitas Sumatera Utara

13

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan darah
Klasifikasi tekanan darah
Tekanan darah

Tekanan darah diastolik

sistolik(mmHG)

(mmHG)