Modal Sosial Pedagang Asongan Dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup Subsisten ( Studi Deskriptif Di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat )
ABSTRAK
Pedagang asongan merupakan salah satu pekerjaan di sektor informal yang
cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pedagang asongan menjadi suatu
pekerjaan alternatif ditengah sulitnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
sehingga mereka dapat melangsungkan hidupnya. Modal sosial yang dimiliki setiap
individu seperti adanya nilai kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial
membantu terciptanya kerjasama yang efektif melalui interaksi sosial yang baik, dan
ini tercermin pada pedagang asongan di Pulo Brayan.
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan dengan menggunakan
konsep modal sosial. Modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial seperti
jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama
secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field, 2011: 51). Konsep
modal sosial tersebut didukung dengan teori interaksi sosial yang mana merupakan
awal terbentuknya modal sosial dalam suatu masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian brada di Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan
Medan Barat. Tenik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara
mendalam, teknik penghayatan dan studi kepustakaan.. Dalam penelitian ini yang
menjadi unit analisis adalah pedagang asongan, pedagang lain disekitar missal
pedagang kaki lima, dan pedagang grosir. Interpretasi data yang dilakukan dengan
mengunakan data-data yang diperleh dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan dan diinterpretasikan dengan dukungan teori yang mendukung penelitian
ini. Penelitan ini berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial terbangun dari adanya rasa
saling percaya diantara pedagang asongan dan menjalin relasi kerjasama yang baik
bukan hanya kepada sesama pedagang asongan tetapi juga relasi dengan pedagang
kaki lima disekitar dan pedagang grosir. Walaupuun pada awalnya antar pedagang
tidak saling mengenal namun dengan menjalin interaksi social yang baik, antar
pedagang asongan mauppun dengan pedagang lain menjadi hubungan yang harmonis.
Norma social yang terbentuk antar pedagang merupakan norma-norma yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari dan diantara pedagang asongan juga terdapat nilai-nilai
resiprositas yang mengikat hubungan antar pedagang asongan. Dengan
menginternalisasikan nilai-nilai modal social tersebut diatas pedagang asongan
senantiasa mampu memenuhi kebutuhan hidup yang subsisten.
Kata Kunci : Modal Sosial, Pedagang Asongan, Kebutuhan Hidup
i
Universitas Sumatera Utara
Pedagang asongan merupakan salah satu pekerjaan di sektor informal yang
cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia. Pedagang asongan menjadi suatu
pekerjaan alternatif ditengah sulitnya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
sehingga mereka dapat melangsungkan hidupnya. Modal sosial yang dimiliki setiap
individu seperti adanya nilai kepercayaan, jaringan sosial, dan norma sosial
membantu terciptanya kerjasama yang efektif melalui interaksi sosial yang baik, dan
ini tercermin pada pedagang asongan di Pulo Brayan.
Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan dengan menggunakan
konsep modal sosial. Modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial seperti
jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama
secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field, 2011: 51). Konsep
modal sosial tersebut didukung dengan teori interaksi sosial yang mana merupakan
awal terbentuknya modal sosial dalam suatu masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian brada di Kelurahan Pulo Brayan, Kecamatan
Medan Barat. Tenik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara
mendalam, teknik penghayatan dan studi kepustakaan.. Dalam penelitian ini yang
menjadi unit analisis adalah pedagang asongan, pedagang lain disekitar missal
pedagang kaki lima, dan pedagang grosir. Interpretasi data yang dilakukan dengan
mengunakan data-data yang diperleh dari hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan dan diinterpretasikan dengan dukungan teori yang mendukung penelitian
ini. Penelitan ini berlangsung sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial terbangun dari adanya rasa
saling percaya diantara pedagang asongan dan menjalin relasi kerjasama yang baik
bukan hanya kepada sesama pedagang asongan tetapi juga relasi dengan pedagang
kaki lima disekitar dan pedagang grosir. Walaupuun pada awalnya antar pedagang
tidak saling mengenal namun dengan menjalin interaksi social yang baik, antar
pedagang asongan mauppun dengan pedagang lain menjadi hubungan yang harmonis.
Norma social yang terbentuk antar pedagang merupakan norma-norma yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari dan diantara pedagang asongan juga terdapat nilai-nilai
resiprositas yang mengikat hubungan antar pedagang asongan. Dengan
menginternalisasikan nilai-nilai modal social tersebut diatas pedagang asongan
senantiasa mampu memenuhi kebutuhan hidup yang subsisten.
Kata Kunci : Modal Sosial, Pedagang Asongan, Kebutuhan Hidup
i
Universitas Sumatera Utara