ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MENURUT POLYA | Nur Jiwanto | PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika 3769 8337 1 SM

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN
MASALAH FISIKA MENURUT POLYA
Ikhbar Nur Jiwanto , Joko Purwanto , Murtono
Program Studi Pendidikan Fisika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
email: Jiwanto_nur@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam
memecahkan soal fisika berdasarkan tahapan Polya kemudian memberikan solusi untuk
mengatasi dan mencegah kesulitan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan
menggunakan teknik analisa data secara induktif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
63 siswa dari seluruh siswa kelas X SMA UII Banguntapan Bantul. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Data pada penelitian ini diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan tes tertulis yang sering disebut teknik triangulasi. Data
dari tes tertulis dianalisis berdasarkan pedoman penilaian dengan memperhatikan batas
lulus ideal kemudian di persentase dari setiap tahapan-tahapan Polya sehingga dapat
diketahui sejauhmana tingkat kesulitan siswa dari setiap tahapan Polya, dengan melihat
kesulitan siswa ini bisa ditindak lanjuti untuk mencari upaya mengatasi dan mencegah
kesulitan siswa tersebut.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kesulitan siswa dalam memecahkan masalah
soal fisika dari masing-masing tahapan Polya adalah pemahaman soal (understanding)

sebanyak 50,1% , sedangkan pada tahap rencana penyelesaian (planning) sebanyak
51,0%. Tahapan berikutnya yaitu tahap pelaksanaan rencana (solving) sebanyak 68,7%
dan tahap terakhir peninjauan kembali (checking) sebanyak 85,7%. Data ini kemudian
diperkuat dari hasil observasi dan wawancara. Dengan memahami kondisi yang
demikian, maka perlu adanya sebuah solusi untuk mengatasi dan mencegah kesulitan
siswa tersebut, salah satunya yaitu dengan remedial teaching.
Kata kunci : kesulitan siswa, tahapan Polya, triangulasi.

A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, sebab dengan pendidikan inilah manusia dapat hidup sesuai dengan

414

tujuan dan fungsinya. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang serius dari
berbagai pihak untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Keberhasilan
siswa merupakan tujuan utama dalam proses pendidikan. Siswa yang tidak
mencapai keberhasilan diduga disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya
adalah cara belajar siswa yang belum tepat, pemilihan metode dan pendekatan
mengajar guru yang belum sesuai dengan situasi siswa, kurangnya fasilitas

penunjang, atau yang lainnya. Sehingga perlu adanya kegiatan evaluasi untuk
mengukur keberhasilan tersebut. Kegiatan evaluasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pendidikan, begitu pula dalam proses pembelajaran
karena dengan evaluasi dapat diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, dan dari hasil tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang
akan dilakukan (Eko Putro, 2010).
Pada proses pembelajaran yang dilakukan, ada hambatan yang dialami
oleh guru dan siswa. Salah satu diantaranya adalah kendala yang di hadapi
oleh para siswa, yaitu mereka cenderung sulit untuk memecahkan masalah
khususnya pada pelajaran fisika. Mata pelajaran ini selalu menyuguhkan
masalah yang menuntut siswa berpikir kritis dan sistematis untuk
menyelesaikannya.
Dalam pemecahan masalah, metode yang dilakukan masing-masing
siswa berbeda dalam memecahkan masalah, walaupun masalah yang
dihadapi sama, tergantung kepada individu masing-masing. Sejalan dengan
hal ini, hendak dikaji salah satu teori pemecahan masalah yang dilakukan
oleh

George


Polya,

dimana

Polya

menerapkan

langkah-langkah

penyelesaikan suatu masalah dengan lebih sistematis. George Polya
menyajikan teknik pemecahan masalah yang tidak hanya menarik, tetapi
juga dimaksudkan untuk meyakinkan konsep-konsep yang dipelajari selama
belajar.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Kesulitan Belajar
Jika kesulitan belajar seorang siswa terus menerus muncul, maka
perlu diadakan pengkajian mendalam mengenai hal itu. Salah satu

415


diantaranya dengan melakukan diagnosis terhadap hasil tes, sehingga
sumber penyebab kegagalan belajar tertentu dapat di identifikasi. Guru
bertanggung jawab terhadap proses belajar mengajar, oleh karena itu guru
seharusnya

memahami manifestasi

gejala-gejala

kesulitan belajar.

Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan yang dihadapi
siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam
memecahkan soal fisika bentuk uraian pada pokok bahasan gerak lurus
pada setiap tahap pemecahan masalah menurut metode Polya.
2. Evaluasi
Evaluasi dalam bahasa inggris dikenal dengan “evaluation”.

Menurut Wand and Brown yang dikutip oleh Zainal Arifin (2009:5),
evaluasi didefinisikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk
menentukkan nilai dari sesuatu. Menurut Suharsimi Arikunto (2004:1)
evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukkan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi
mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian. Untuk dapat
menentukkan nilai dari sesuatu yang dinilai itu, dilakukan pengukuran dan
wujud dari pengukuran adalah pengujian. Pengujian inilah dalam dunia
kependidikan dikenal dengan istilah tes. Tes merupakan alat (instrumen)
yang digunakan dalam kegiatan evaluasi.
3. Pemecahan masalah menurut Polya
Sebuah kerangka kerja untuk memecahkan masalah telah di
jelaskan Polya dalam sebuah buku “How to Solve IT!” (Edisi ke 2,
Princeton University Press, 1957). Walaupun Polya berfokus pada teknik
pemecahan masalah dalam bidang matematika , tetapi prinsip-prinsip
yang dikemukakannya dapat digunakan pada masalah-masalah umum.
Secara garis besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya dapat


416

digambarkan sebagai berikut
Pemahaman Soal (Understanding)

Pemikiran Suatu Rencana (Planning)

Pelaksanaan Suatu Rencana (Solving)
Peninjauan Kembali (Checking)
Gambar tahapan pemecahan masalah menurut Polya berdasarkan buku
How to Solve IT

C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan
cara menafsirkan data yang ada dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam memecahkan masalah pada

pokok bahasan gerak lurus menurut heuristik Polya. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna dan tidak menekankan pada generalisasi (Ghony, 2012).
Teknik analisis data bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang
ditemukan dilapangan kemudian di konstruksikan menjadi hipotesis atau
teori. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan tes tertulis yang sering disebut teknik triangulasi.
Data dari tes tertulis dianalisis berdasarkan pedoman penilaian dengan
memperhatikan batas lulus ideal lalu di persentase dari setiap tahapantahapan Polya sehingga dapat diketahui sejauhmana tingkat kesulitan siswa
tersebut dari setiap tahapn Polya. Data ini kemudian diperkuat dari hasil
observasi dan wawancara.

417

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penilaian terhadap instrumen evaluasi, pada tahap pengujian
pertama, dimana peneliti itu bertindak sebagai human instrumen, maka
peneliti juga harus divalidasi. Proses validasi terhadap human instrumen ini
sering dikenal dengan istilah uji kredibilitas, yang diantaranya pengujian
terhadap


penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan

peneliti untuk masuk kedalam obyek penelitian, ketercukupan referensi, dan
sebagainya (Sugiyono, 2011:305). Setelah pengujian kredibilitas oleh tenaga
ahli telah dilakukan, maka peneliti sebagai human instrumen dinyatakan
kredibel untuk melaksanakan penelitian.
Untuk tahap selanjutnya adalah pengujian validitas terhadap
instrumen soal , yaitu validitas isi dan validitas konstrak. Secara teknis
pengujian validitas konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, dimana didalam kisi-kisi itu terdapat
variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item)
pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Setelah
dikonsultasikan kepada validator, penilaian dari segi lain juga tidak kalah
pentingnya diantaranya yaitu segi kebenaran konsep, bahasa, maupun
keterlaksanaan terkait waktu. Begitu pula dengan pedoman wawancara juga
di konsultasikan untuk dimintai pendapatnya oleh ahli (judgment expert)
sehingga akan diketahui apakah instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,
ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.
Setelah instrumen sudah teruji keabsahannya maka selanjutnya bisa

digunakan untuk mendapatkan data dari sampel penelitian yang telah
ditentukan. Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
terhadap data tersebut. Hal ini bertujuan agar data tersebut lebih bermakna,
sehingga memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti. Dari
setiap soal yang di ujikan, jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada tiap
tahapan pemecahan masalah menurut heuristik Polya adalah sebagai berikut

418

Tabel persentase rata-rata kesulitan siswa dari semua soal

Nomor soal
1

2

3

4


5

6

7

Ratarata

1. Pemahaman Soal

42,8%

55,5%

53,9%

38,1%

61,9%


44,4%

53,9%

50,1%

2. Rencana Penyelesaian

23,8%

55,5%

53,9%

33,3%

61,9%

58,7%

69,8%

51,0%

3. Pelaksanaan Rencana

39,6%

71,4%

68,2%

80,9%

80,9%

63,4%

73,1%

68,2%

4. Peninjauan Kembali

79,3%

82,5%

90,4%

95,2%

92,4%

76,1%

84,1%

85,7%

Tahapan Polya

Data di atas dapat dinyatakan dalam bentuk diagram batang sebagai
berikut

DIAGRAM BATANG PERSENTASE SISWA YANG
MENGALAMI KESULITAN MENURUT POLYA
SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN

85,7%
90

68,2%

80

50,1%

51,0%

70
60
50
40
30
20
10
0

pemahaman
soal

rencana
penyelesaian pelaksanaan
rencana

peninjauan
kembali

TAHAP PEMECAHAN MASALAH
Gambar diagram batang persentase kesulitan siswa berdasarkan tahapan Polya.

419

Dari data diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Pada tahap pemahaman soal (tahap pertama) setengahnya siswa
mengalami kesulitan yaitu sebesar 50,1%.
b) Pada tahap rencana penyelesaian (tahap kedua) sebagian besar siswa
mengalami kesulitan yaitu sebesar 51,0%.
c) Pada tahap pelaksanaan rencana (tahap ketiga) sebagian besar siswa
mengalami kesulitan yaitu sebesar 68,2%.
d) Pada tahap peninjauan kembali (tahap keempat) pada umumnya siswa
mengalami kesulitan yaitu sebesar 85,7%.
Dengan melihat faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan yang
dialami siswa pada setiap tahap pemecahan masalah di atas, maka untuk
mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan soal cerita menurut heuristik
Polya salah satunya yaitu dengan mengadakan remedial teaching. Sejalan
dengan hal ini, Zainal Arifin (2009:116) menyatakan bahwa salah satu
penggunaan dari hasil evaluasi adalah untuk keperluan diagnostik, dimana
guru harus mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang
mampu dalam menguasai kompetensi tertentu, sehingga perlu diberikan
bimbingan atau remedial teaching.
Ada beberapa pendekatan-pendekatan dalam remedial teaching ,
antara lain
a) Pendekatan kuratif
Upaya yang bisa dilakukan guru dalam pendekatan ini, yaitu
dengan langkah-langkah sebagai berikut
1) Memperkenalkan lebih jauh lagi apa yang dimaksud dengan soal cerita
dan bagaimana langkah yang benar untuk memperoleh informasi dari
soal cerita tersebut, sehingga siswa dapat mengetahui data yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal.
2) Melatih siswa untuk menentukan rumus atau aturan yang akan
dipergunakan serta langkah-langkah yang akan ditempuh dalam
menyelesaikan soal terlebih dahulu, kemudian menyelesaikan soal

420

secara keseluruhan dengan mengikuti langkah yang sudah direncanakan
sebelumnya.
3) Melatih kemampuan siswa dalam memeriksa kebenaran jawaban yang
diperolehnya.
b) Pendekatan preventif
Upaya yang bisa dilakukan guru dalam pendekatan ini, yaitu
dengan langkah-langkah sebagai berikut
1) Dalam memberikan soal-soal latihan, sebaiknya guru memeberikan
contoh penyelesaian soal yang benar, tepat dan sistematis sehingga
siswa menjadi terbiasa. Salah satunya dengan memberikan penyelesaian
soal sesuai dengan tahap pemecahan masalah menurut metode Polya.
2) Bahasa yang dipergunakan dalam soal cerita harus jelas dan mudah
dimengerti oleh siswa, sehingga tidak membingungkan siswa.
3) Dalam memberikan materi pelajaran harus lugas dan jelas agar siswa
dapat memahami konsep yang telah dipelajarinya sehingga dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
E. SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
a. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesulitan siswa dalam memecahkan
masalah soal fisika dari masing-masing tahapan Polya adalah
pemahaman soal (understanding) sebanyak 50,1% dengan kategori
setengahnya mengalami kesulitan , sedangkan pada tahap rencana
penyelesaian (planning) sebanyak 51,0% dengan kategori sebagian
besar

mengalami

kesulitan.

Tahapan

berikutnya

yaitu

pelaksanaan rencana (solving) sebanyak 68,7% dengan

tahap

kategori

sebagian besar mengalami kesulitan dan tahap terakhir peninjauan
kembali (checking) sebanyak 85,7% dengan kategori pada umumnya
siswa mengalami kesulitan.
b. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah soal
fisika berbentuk essay,

salah satunya dengan mengadakan remidial

teaching yang didasarkan pada hasil diagnosis yang dilakukan, dengan

421

langkah-langkah sesuai dengan pendekatan kuratif maupun pendekatan
preventif.
2. Saran
a. Saran untuk dilapangan
Dengan memperhatikan kesimpulan yang diperoleh, guru hendaknya
dalam proses belajar mengajar memperkenalkan dan menjelaskan
kepada siswa tentang pemecahan masalah menurut heuristik Polya
untuk diterapkan dalam berbagai latihan penyelesaian soal.
b. Saran untuk penelitian selanjutnya
Keberhasilan siswa dalam belajar tidak semata-mata hanya ditentukan
oleh faktor siswa saja, tetapi juga oleh faktor di luar siswa, salah
satunya yaitu guru. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya
disarankan agar dilakukan penelitian terhadap kemampuan guru mata
pelajaran fisika di sekolah yang dijadikan tempat penelitian dalam
menerapkan pemecahan masalah menurut heuristik Polya dalam
menyelesaikan soal cerita. Sebab, mungkin saja yang menyebabkan
kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita menurut heuristik
Polya karena rendahnya kemampuan guru dalam menerapkan teori
tersebut sehingga siswa tidak terbiasa menggunakan tahap pemecahan
masalah menurut heuristik Polya dalam penyelesaian soal-soalnya.
F. DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offsett.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.
Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansyur. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Jogjakarta : Ar ruzz Media.
Eko Putro. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran. Jogjakarta : Pustaka
Pelajar.
G. Polya. 1957. How to Solve IT. USA : Stanford University.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitas, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

422