Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: Aida Dwi Rahmawati NIM: 111 13 042 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
MOTTO
Ing Ngarso Sung Tulodho
(Di depan memberi contoh)
Ing Madya Mangun Karsa
(Di tengah membangun prakarsa dan bekerja sama)
Tut Wuri Handayani.
(Di belakang memberi daya semangat dan dorongan)
- Ki Hajar Dewantara-
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt., atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahan untuk:1. Orang tua tercinta, Ayahanda Kadar dan Ibunda Rahayu Sriwati S.Pd.I. yang selalu membimbing, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupan.
2. Kakak tersayang, Muhammad Syamsul Huda, atas motivasi yang tak ada hentinya.
3. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Mufiq, M.Phil.
4. Ketua jurusan PAI, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
5. Dosen pembimbing akademik, Muh. Saerozi, M.Ag.
6. Sahabat dan teman dekat, Mbak Shol, Nastiti, Beluk, Askin, Ela, Tamara, Anisa AU, Mbak Shin, Ipeh, Tiyus, Vivi, Fiska, Pak Munif, Pak Sutrisno, Pak Khamid dan lainnya yang memberikan motivasi kepada dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar LPM DinamikA dan LDK Fathir Ar Rasyid.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI 2013.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Konsep Pendidik dan
Peserta Didik Menurut Abuddin Nata dan Relevansinya dalam Praktek
Pendidikan Islam”. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah
Saw., keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Skripsi ini disadari oleh Penulis masih jauh dari harapan dan masih banyak kekurangannya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam penulisan skripsi ini, antara lain: 1.
Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd.
2. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Siti Rukhayati, M.Ag.
3. Mufiq M.Phil selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh anggota Tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka menyelesaikan studi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
5. Semua Dosen-dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga dan seluruh staf Program studi yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan administrasi-administrasi selama perkuliahan. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritk dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Salatiga, 11 Agustus 2017 Penulis
Aida Dwi Rahmawati
NIM: 11113042
ABSTRAK
Rahmawati, Aida Dwi. 2017. Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam. Skripsi. Salatiga: Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Dosen Pembimbing: Mufiq, M.Phil.
Kata Kunci: Konsep, Abuddin Nata, Relevansi.
Penelitian ini untuk mengetahui konsep pemikiran pendidikan Islam menurut Abuddin Nata, pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidikan Islam?, 2) Bagaimana konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam?, 3) Apakah relevansi pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik dalam praktek Pendidikan Islam?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan. Karena penelitian disini adalah kajian pustaka atau literer, maka penulis dalam mengkaji konsep pemikiran Abuddin Nata dengan bantuan buku-buku tulisan beliau sendiri maupun buku-buku tulisan orang lain yang menceritakan tentang pemikiran pendidikan Islam menurut Abuddin Nata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, pendidikan Islam menurut Abuddin Nata adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai- nilai ajaran Islam yaitu Al Qur‟an dan Sunnah. Kedua, konsep pendidik menurut Abuddin Nata adalah sosok pembawa amanah menjaga dan melaksanakannya sebagai panggilan Tuhan. Sementara, konsep peserta didik menurut Abuddin Nata ialah makhluk memiliki potensi fitrah dan menggunakannya dalam kegiatan belajar mengajar agar berkembang optimal sehingga siap membangun kebudayaan dan peradaban. Dan ketiga, relevansi pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik dalam praktek pendidikan Islam yaitu dibutuhkannya pendidik bermutu dan berkualitas tinggi untuk menciptakan dan mendesain materi pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengelola potensi dan mampu mengembangkannya. Sedangkan, peserta didik bukan hanya sebagai objek pendidikan namun juga subjek pendidikan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................ iv
DEKLARASI .............................................................................................. v
MOTTO ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN A.
1 Latar Belakang......................................................................
B.
5 Rumusan Masalah.................................................................
C.
5 Tujuan Penelitian..................................................................
D.
5 Manfaat Penelitian................................................................
E.
5 Metode Penelitian.................................................................
F.
6 Penegasan Istilah ..................................................................
G.
10 Telaah Pustaka .....................................................................
H.
12 Sistematika Penelitian...........................................................
BAB II BIOGRAFI ABUDDIN NATA A.
14 Riwayat Kehidupan ..............................................................
B.
14 Riwayat Pendidikan .............................................................
C.
15 Riwayat Pekerjaan ...............................................................
E.
50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
73 DAFTAR PUSTAKA
72
Saran.....................................................................................
B.
Kesimpulan ..........................................................................
63 B AB V PENUTUP A.
54
Konsep Peserta Didik ........................................................
Corak Pemikiran .................................................................. 20
C.
Konsep Pendidik............................................................ ....
B.
Konsep Pendidikan Islam ............................................. ....
DALAM PRAKTEK PENDIDIKAN ISLAM A.
38 BAB IV RELEVANSI KONSEP PEMIKIRAN ABUDDIN NATA
23
22
BAB III KONSEP PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM
PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABUDDIN NATA A. Konsep Pendidikan Islam ................................................... B. Konsep Pendidik................................................................. C. Konsep Peserta Didik .........................................................74
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pembimbing Lampiran 2 Lembar Konsultasi Lampiran 3 Nilai SKK Lampiran 4 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 5 Screenshoot percakapan Lampiran 6 Foto Abuddin Nata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di masa sekarang tidak cukup hanya dengan
memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan, keimanan dan ketakwaan saja, tetapi juga harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif (Nata, 2001: 97).
Hakikatnya pendidikan ialah sebuah proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Tanpa pendidikan, seorang manusia mustahil dapat berkembang secara baik. Hal tersebut membuat manusia sulit untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas baik dari diri sendiri, keluarga, dan bangsa.
Hamzah (2011: 15) mengemukakan istilah pendidik adalah seseorang yang berkemampuan dalam menata dan mengelola kelas secara sadar serta bertanggungjawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik dan sebagai orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran.
Para pendidik memiliki tanggung jawab yang berat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Ilmu pengetahuan adalah amanah Allah Swt. yang harus disampaikan, maka syarat bagi Selain itu, dalam perspektif pendidikan Islam syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah menguasai ilmu dalam mengajar anak didiknya dengan cara yang profesional, sabar, dan tercapainya kebaikan di dunia dan di akhirat (Basri, 2010: 97). Secara teoritis pelaksanaan tugas para pendidik sangat erat kaitannya dengan kapasitas dan kemampuannya dalam mendidik. Dalam hal ini kewajiban pendidikan dikaitkan dengan pelaksanaan perintah Allah Swt dalam Al- Qur‟an dan perintah Rasulullah Saw. dalam As-Sunnah.
Pendidikan Islam memandang peserta didik berperan sebagai objek sekaligus subjek dalam prosesnya. Islam mengajarkan bahwa ilmu datangnya hanya dari Allah Swt, maka seorang peserta didik harus berupaya untuk mendekatkan dirinya kepada Allah, senantiasa mensucikan dirinya dan taat kepada perintah-Nya. Akan tetapi, untuk memperoleh ilmu tersebut, peserta didik juga harus belajar kepada orang yang telah diberi ilmu, yaitu pendidik. Selain itu, peserta didik harus mengetahui kewajiban dan tugasnya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Pendidikan agama Islam adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan Islam, sebagaimana menurut Achmadi (1987: 10) pendidikan agama Islam adalah usaha yang khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Selanjutnya, Achmadi menambahkan bahwa pendidikan agama Islam harus dilaksanakan sejak dini sebelum peserta didik mendapatkan pengajaran ilmu atau pendidikan yang lainnya.
Sesuai dengan firman Allah Swt. QS. At Tahrim: 6.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamudari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.Allah Swt. memerintahkan umat-Nya dalam upaya membina peserta didik harus berdasarkan kepada nilai-nilai ajaran Islam. Penanaman sejak dini kepada peserta didik dimaksudkan agar perkembangan potensi fitrahnya dapat optimal, berakhlak mulia dan sesuai dengan ajaran Islam.
Menurut Abuddin Nata, pendidikan Islam bukanlah hanya untuk mewariskan paham atau pola keagamaan hasil internalisasi generasi tertentu kepada peserta didik. Pendidikan hendaknya menghindari kebiasaan menggunakan andai-andaian model yang diidealisir yang sering kali membuat kita terjebak dalam romantisme yang berlebihan. Bahan- bahan pengajaran agama hendaknya selalu dapat mengintegrasikan dengan masalah-masalah yang ada di sekitarnya, agar didapatkan pemahaman keagamaan yang bersifat parsial dan segmentatif. Terakhir, diperlukan pengembangan wawasan emansipatoris dalam proses belajar mengajar
Pemikiran Abuddin Nata memenuhi syarat dan layak untuk dikaji karena beberapa hal. Di antaranya yaitu, pertama sebagai tokoh pendidikan di Indonesia, beliau selalu melahirkan pemikiran yang menyesuaikan dengan semangat dan jiwa pendidikan Islam. Hal ini dibuktikan melalui buku-bukunya antara lain, Ilmu Pendidikan Islam, Ilmu
Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Filsafat Pendidikan
Islam,Metodologi Studi Islam, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,
Perspektif Islam tantang Pola Hubungan Guru dan Murid, dan lain
sebagainya.Kedua, latar belakang riwayat hidupnya yang aktif dalam aktivitas
dunia pendidikan. Demikian pula dilihat dari segi keahliannya, selain hanya menuangkan pengetahuan, keilmuan dan pemikirannya melalui berbagai buku yang ditulisnya. Beliau juga kerap menghasilkan karya ilmiah, esai, artikel, dan sejumlah ensiklopedi Islam Indonesia.
Ketiga, pola pemikiran Abuddin Nata tidak terlepas dari adanya
pengaruh pemikiran-pemikiran besar Islami yang telah ada. Konsep dan gagasannya terhadap pendidikan Islam khususnya di Indonesia tersebut sejalan dengan keahlian yang dimilikinya.
Beberapa aspek diatas menyakinkan penulis untuk meneliti tokoh ini karena telah memenuhi tiga indikator, yaitu integritas tokoh, hasil karya- karyanya, kontribusi serta pengaruhnya dalam dunia pendidikan Islam. Berdasarkan paparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan pokok-pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidikan
Islam? 2. Bagaimana konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik?
3. Apakah relevansi pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik dalam praktek Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidikan Islam.
2. Mengetahui konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik.
3. Mengetahui relevansi pemikiran Abuddin Nata tentang pendidik dan peserta didik dalam praktek pendidikan Islam.
D. Manfaat Penelitian 1.
Secara teoritis, dalam penelitian ini hasil yang telah diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dan menambah khasanah pustaka berkaitan dengan pendidikan khususnya konsep pendidik dan peserta didik.
2. Secara praktis, penelitian ini sebagai referensi bagi pengembangan pendidikan agama Islam dan menambah wawasan bagi praktisi pendidikan tentang konsep pendidik dan peserta didik dalam pemikiran Abuddin Nata.
E. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan metode library research yaitu penelitian yang fokus terhadap kajian ilmiah pada beberapa literatur kepustakaan yang relevan dengan tema yang diteliti. Tujuan utama dalam penelitian ini ialah untuk mengembangkan aspek teoritis ataupun aspek praktis (Sukardi, 2003: 35).
2. Sumber Data
Penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan buku, jurnal, dan lainnya yang berkaitan dengan konsep pendidikan Islam, pendidik dan peserta didik menurut Abuddin Nata dan relevansinya dalam praktek pendidikan Islam.
Hal tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Data Primer
Sumber yang berasal langsung dari sumber asli, baik yang berbentuk dokumen maupun sebagai peninggalan lain. (Winarno, 1978: 125). 1)
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 1, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997.
2) Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia , Cet. 1, Jakarta, Preda Media.
2003. 3)
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Cet. 4. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.
4) Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Cet.1. Grasindo, Jakarta, 2001.
5) Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-
Murid , Cet.1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
b) Data Sekunder
Data yang diambil oleh penulis melalui beberapa karya penulis lain yang relevan dengan subjek kajian. Sumber data ini bersifat mendukung dan melengkapi sumber dari data primer, diantaranya:
1) Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media. 1992.
2) Mansur, Sejarah Sarekat Islam dan Pendidikan Bangsa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004.
3) Hasan Basri. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Abadi. 2010.
4) Dan referensi lainnya yang relevan.
3. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Library
Research , yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan yang objek penelitiannya dicari lewat beragam informasi kepustakaan (buku, jurnal ilmiah, koran, majalah, dokumen) dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah literatur (kepustakaan), sehingga penelitian ini menggunakan kajian dengan cara mempelajari, mendalami, mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah data pada buku-buku yang berkaitan dengan Abuddin Nata. Setelah buku-buku terkumpul kemudian peneliti menelaah secara sistematis buku-buku yang berhubungan dengan yang akan diteliti, dari situ peneliti dapat bahan atau informasi untuk pembuatan skripsi
4. Analisis Data
Penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan untuk menarik kesimpulan dari hasil kajian konsep atau teori yang mendukung dalam penelitian ini.
F. Penegasan Istilah 1.
Pendidik Abuddin Nata mengemukakan bahwa konsep pendidik dalam pendidikan Islam sendiri dirumuskan berdasarkan sudut pandang Islam yang sesuai dengan ajaran Islam, dan bukan hanya sekedar memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, keimanan, dan ketakwaan saja, tetapi juga harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia kreatif, inovatif, mandiri, dan produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif (Nata, 2001: 97).
Suparlan (2005: 15) menyimpulkan pendidik ialah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki tanggung jawab berat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan kata lain, syarat yang harus dimiliki oleh para pendidik adalah dapat menguasai ilmunya dengan cara profesional, sabar, dan tercapainya kebaikannya di dunia dan di akhirat (Basri, 2010: 97).
2. Peserta Didik
Istilah lain tentang peserta didik dalam pendidikan Islam adalah Al- Thalib , yaitu orang yang mencari sesuatu (Nata, 2001: 51).
Menurut Abuddin Nata, peserta didik adalah amanah Allah SWT yang harus dipertanggung jawabkan dengan cara membina segenap potensinya: cita (pikiran), rasa (hati) dan karsa (fisik-pancaindera) secara maksimal, sehingga ia menjadi manusia yang siap membangun kebudayaan dan peradaban. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Islam Pasal 1 Ayat 4, yang dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
3. Pendidikan Islam
Menurut Mansur (2004: 57) pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sementara Hasan Langgulung (1980: 94) menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
G. Kajian Pustaka
1) Skripsi yang ditulis oleh „Ubaidillah berjudul Pendidikan Islam
Humanis Telaah Pemikiran Abuddin Nata tahun 2013 yang membahas
tentang pemikiran Abuddin Nata dalam kaitannya tentang pendidikan Islam yang humanis yaitu pendidikan yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia memiliki berbagai potensi dalam dirinya sehingga proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Dalam proses belajar mengajar, Abuddin Nata menggunakan pendekatan edukatif yaitu tanpa menggunakan cara-cara kekerasan, hukuman fisik, dan non fisik. Intinya, konsep pendidikan Abuddin Nata berpusat pada aktivitas peserta didik. 2)
Skripsi dengan judul Peran Pendidikan Agama Islam Untuk
Mewujudkan Akhlak Yang Ideal (Studi Atas Pemikiran Abuddin Nata)
oleh Asmadi Amiruddin tahun 2015. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa peran pendidikan Agama Islam untuk mewujudkan akhlak yang ideal menurut pemikiran Abuddin Nata: pendidik dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai SK dan KD. Menurut pemikiran Abuddin Nata dengan terbinanya akhlak para remaja berarti telah memberikan sumbangan yang besar bagi penyiapan masa depan bangsa yang lebih baik.
3) Skripsi yang berjudul Pemikiran Hamka tentang Pendidik dalam
Pendidikan Islam tahun 2010 oleh Siti Lestari membahas tentang
pendidik menggunakan perspektif pendidikan Islam. Menurut Hamka, pendidik yang baik harus memenuhi beberapa karakteristik berupa; berlaku adil dan obyektif pada setiap peserta didiknya, memelihara martabatnya dengan akhlak al-karimah, berpenampilan menarik, berpakaian rapi, dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela, menyampaikan seluruh ilmu yang dimiliki, memberikan ilmu pengetahuan sesuai dengan tempat dan waktu, sesuai kemampuan intelektual dan perkembangan jiwa, tidak menjadikan upah atau gaji sebagai alasan utama, selain itu pendidik dituntut dalam memperbaiki akhlak peserta didiknya dengan bijaksana, menanamkan keberanian mempunyai cita-cita dalam hidup, dan menanamkan keberanian budi dalam diri peserta didik.
4) Pemikiran Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Prof. Achmadi tahun 2015 yang ditulis oleh Ema Siti Rohyani menjelaskan tentang sisi menurut pemikiran dari Dr. Acmadi. Dasar pendidikan agama Islam yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, dan keseimbangan.
Dan tujuan pendidikan agama Islam terbagi menjad 3, tujuan tertinggi, tujuan umum dan tujuan khusus. Beberapa pendekatan yang dipergunakan yaitu pendekatan humanis, rasional kritis, fungsional, dan kultural. Materi pendidikan agama Islam terbagi menjadi 2 yaitu: yang bersumber dari Al- Qur‟an dan Sunnah seperti Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak. Dan ilmu pengetahuan yang diperoleh seperti: seni, ilmu intektual, ilmu alam, ilmu terapan dan ilmu praktis.
Berdasarkan beberapa kajian diatas, pada skripsi yang diangkat oleh penulis lebih membahas tentang konsep pendidik dan peserta didik menurut Abuddin Nata serta relevansi terhadap pendidikan Islam. Bagian-
bagian itulah yang akan ditelaah kembali tentang teori dan gagasan yang telah dijelaskan Abuddin Nata melalui berbagai karya-karyanya. H. Sistematika Penelitian Bab pertama, memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.
Bab kedua, memaparkan biografi Abuddin Nata yang mencakup riwayat kehidupan, pendidikan dan karir serta karya-karyanya dan pemikiran Abuddin Nata dalam dunia pendidikan.
Bab ketiga, akan dianalisa konsep pemikiran Abuddin Nata tentang pendidikan Islam, pendidik dan peserta didik.
Bab keempat, relevansi konsep pemikiran Abuddin Nata dalam praktek pendidikan Islam.
Bab kelima, merupakan penutup dalam penelitian ini berupa kesimpulan dan saran-saran untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi yang membutuhkan.
Bab terakhir, berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II BIOGRAFI ABUDDIN NATA A. Riwayat Hidup Abuddin Nata, lahir di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor Jawa Barat, pada 2 Agustus 1954. Ayahnya bernama M. Nata (Alm.) seorang guru ngaji dan petani kecil. Ibunya, Siti Aisyah (Alm.) seorang Ibu Rumah Tangga (Nata, 2011: 373). Beliau memiliki istri bernama Elisah Angriani, berprofesi sebagai
seorang Ibu Rumah Tangga dan Komisaris sebuah perusahaan. Beliau memiliki satu putera, Elta Diyarsyah, sarjana Teknik Fisika ITB dan kini sebagai Direktur PT Elco, seorang putri bernama Bunga Yustisia, Sarjana Komputer Universitas Bina Nusantara yang kini sedang menempuh pendidikan S2 di IPB. Serta memiliki dua orang cucu, Syafiyah Lathifa dan Kayla Zahrah (Nata, 2003: 415).
Alamat tempat tinggal saat ini berada di Jalan Akasia RT 002/012 nomor 54 Pamulang Timur, Tangerang Selatan, Banten.
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikannya dimulai dari Madrasah Diniyah, Jati Pinggir Tanah Abang, Jakarta Barat pada tahun 1961 hingga tahun 1965. Kemudian pada tahun 1965-1968 dilanjutkan di Madrasah Wajib Belajar (MWB), Nagrog, Ciampea, Kabupaten Bogor. Setelah itu, dilanjutkan ke Pendidikan Guru Agama 4 tahun (PGA 4 TH) sambil mondok di Pesantren Nurul Ummah di alamat yang sama dan tamat tahun 1972. Pendidikan selanjutnya dilanjutkan pada Pendidikan Guru Agama 6 Tahun (PGA 6 TH) sambil mondok di Pesantren Jauharatun Naqiyah, Cibeber, Serang, Banten dan selesai pada tahun 1974. Gelar Sarjana Muda (BA) ia peroleh pada tahun 1978, dan Sarjana Lengkap (Drs.) dalam bidang Ilmu Agama Islam dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi berjudul Konsep Pendidikan Ibn
Sina. Pada tahun 1999 sampai dengan awal tahun 2000 berkesempatan
mengikuti Visiting Post Doctorate Program di Institute of Islamic Studies, McGill University, Montreal Canada atas biaya Canadian Internasional Development Agency (CIDA) dengan fokus kajian pada Pemikiran Pendidikan Imam al-Ghazali. (Nata, 2008: 411).
Selama kuliah disela-sela kesibukkannya sebagai mahasiswa, Abuddin Nata aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Komisariat Mahasiswa, Senat Mahasiswa dan Badan Pembinaan Kegiatan Mahasiswa (BPKM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orsat Ciputat. Selain itu pernah duduk sebagai Anggota Dewan Riset Daerah DKI Jakarta, Pengurus Islamic Center Jakarta, Narasumber Ikatan Cendekiawan Kota Tangerang Selatan, dan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya. (Nata, 2011: 374)
C. Riwayat Pekerjaan
Abuddin Nata memulai karirnya sebagai pengajar di Majelis Ta‟lim al- Dosen Pendidikan Islam pada Perguruan Darul Ma‟arif Cipete, Jakarta
Selatan. Kemudian sebagai Instruktur pada Lembaga Bahasa dan Ilmu Al- Qur‟an DKI Jakarta. Serta sebagai Peneliti Lepas pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) Jakarta. Selain itu, sebagai Dosen Tidak Tetap pada Universitas Muhammadiyah Jakarta. Mulai tahun 1985 sebagai dosen tetap pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun 2004, ia melanjutkan karirnya sebagai dosen Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Universitas Muhammad Kendari, Sulawesi Tenggara, dan berbagai perguruan tinggi lainnya. Di antara jabatan yang pernah Abuddin Nata jabat antara lain, mulai tahun 1987 sebagai Sekretaris Balai Praktikum, dan sebagai Ketua Jurusan Kependidikan Islam, serta sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mulai tahun 1996-2004 sebagai Pembantu Rektor Bidang Adminitrasi Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan mulai tahun 2010 hingga sekarang sebagai Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengalaman lain dalam bidang non-akademik adalah sebagai penceramah dan khatib pada berbagai masjid di Jakarta dan sekitarnya, pengisi acara dalam mimbar agama dan dialog tentang pendidikan Islam pada Radio Mustang, TVRI/An-TV, TPI/MNC, dan lainnya. Semasa menjadi mahasiswa aktif menulis di berbagai media massa antara lain
Harian Umum Pelita, Harian Umum Republika, Majalah Mimbar Ulama, Majalah Panji Masyarakat, dan berbagai jurnal lainnya. (Nata, 2011: 374).
D. Karya-karya
Sejumlah buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: Sejarah
Agama (1990), Ilmu Kalam (1990), Al- Qur‟an Hadis (Dirasah Islamiyah Islam ) (1992), Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf , (Dirasah Islamiya), Metodologi Studi Islam (1997), Akhlak Tasawuf (1996), Filsafat Pendidikan Islam (1995), Pola Hubungan Guru-Murid (2001), Peta Keragamanan Pemikiran Islam di Indonesia (2001), Paradigma Pendidikan Islam (2001), Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (2001), Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (2002). Manajemen Pendidikan (2003), Pemikiran Pendidikan Islam Arab Pertengahan (terj.) Islamic Education Thaugh In Midle Ages (2003), Dimensi Pendidikan Spiritual dalam Tradisi Islam (2003), dan sejumlah entri untuk ensiklopedi Islam (1989), Entry Ensiklopedi Islam Indonesia (1993), Entri ensiklopedi Islam (5 jilid)
(1996), Entry Ensiklopedi Al-
Qur‟an (1997), Pedoman Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi (2001), Membangun Pusat Keunggulan Study Islam
(2002), Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum (2005), Pembaharuan
Tokoh Pendidikan Di Indonesia (2005), dan Buku-buku Agama Islam untuk Sekolah Menengah Lanjutan Atas (1995), Filsafat Pendidikan Islam
(Edisi Baru) (2005), Perspektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran (2005), Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Kajian Tematik Al-
Qur‟an, Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, dan Menuju Sukses Sertifikasi
Guru dan Dosen . Dimensi Pendidikan Spiritual dalam Tradisi Islam
(2001), Sejarah Pendidikan Islam (2004), Sejarah Pendidikan Islam (2011), Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (2009), Kapita
Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam
(2012), Filsafat Pendidikan Islam Dan Barat (2012), Para Tokoh
Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia (2005), Ilmu Pendidikan
Islam (2010).Dalam buku Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam Indonesia (2003), Abuddin Nata mencoba menjelaskan
latar belakang dan akar permasalahan yang muncul dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia dan menyajikan solusi alternatifnya melalui analisa yang mendalam.
Buku Metodologi Studi Islam, Beliau ingin menawarkan kerangka metodologis untuk memahami dan mengkaji Islam agar hasil kajiannya dapat bernilai operasional dan menggerakkan peradaban yang lebih baik. Dalam bukunya terdapat tiga tema utama, yakni hakikat dan posisi Islam sebagai salah satu agama dominan di dunia. Kedua, berbagai metodologi humaniora modern untuk memahami Islam. Ketiga, model penelitian agama Islam serta berbagai macam contoh aplikasinya dan juga dibahas wacana Islamisasi ilmu pengetahuan. Dan diakhiri dengan pokok-pokok gagasan dari ketiga tema tersebut.
Buku Ilmu Pendidikan Islam, Abuddin Nata menggambarkan tentang ilmu pendidikan Islam melalui beberapa perspektif. Seperti pendekatan normatif perenialis, pendekatan sejarah, pendekatan filsafat, pendekatan psikologi, pendekatan sosiologi, pendekatan manajemen, pendekatan Information Technology (IT), pendekatan kebudayaan, pendekatan politik, pendekatan hukum, pendekatan kualitatif, dan pendekatan kuantitatif.
Dalam bukunya yang lain yaitu Kapita Selekta Pendidikan Islam, untuk mendapatkan pemahaman tentang pengertian pendidikan, dapat dibedakan dari dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat filosofis dan pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis.
Buku Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, mengkaji tentang pemikiran Tasawuf Al Ghazali mengenai hakekat hubungan guru dengan murid dalam pandangan Islam.
Abuddin Nata juga mengkaji tentang ayat- ayat Al Qur‟an yaitu dalam bukunya Tafsir Ayat-ayat Pendidikan yang memiliki korelasi dengan konteks pendidikan, ilmu pengetahuan, pembinaan generasi muda, kerukunan hidup antar agama dan masalah-masalah sosial keagamaan. Dalam buku ini diketahui bahwa beliau selalu mengkaitkan antara apa yang ia ingin kaji dengan dasar utama pendidikan Islam yaitu Al Qur‟an.
Pendidikan Islam erat kaitannya dengan strategi pembelajaran, terdapat berbagai macam strategi yang tersedia. Seringkali hal ini sering menjadi problem tersendiri bagi pendidik yang kebingungan menyesuaikan atau menerapkan strategi pembelajaran. Seakan menjawab permasalahan tersebut, dalam bukunya Perspektif Islam Tentang Strategi
Pembelajaran Abuddin Nata ingin membahas tentang pandangan Islam
mengenai berbagai strategi pembelajaran dalam pendidikan Islam termasuk dalam pelaksanaannya.
Buku selanjutnya, Peta Keragaman Pemikiran Islam Indonesia yang membahas tentang keragaman paham keislaman yang berkembang saat ini, mulai dari Islam fundementalis sampai Islam pluralis sejarah, perkembangan dan cara menyikapinya.
Buku Abuddin Nata lain yang mengkaji tentang pendidikan Islam, yaitu Pendidikan Islam di Era Global: Pendidikan Multikultural,
Pendidikan Multi Iman, Pendidikan Agama, Moral dan Etika. Beliau
mengkaji tentang pendidikan Islam di era global di tengah-tengah masyarakat yang multikultural dan multi Iman, cara bersikap dan bertoleransi dengan agama lain.
Buku kajian lainnya yaitu Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan
Islam Indonesia tentang riwayat hidup, gagasan, dan pemikiran beserta usaha-usaha yang telah dilakukan oleh tokoh pendidikan Islam Indonesia.
Abuddin Nata ingin mengungkapkan bahwa pendidikan Islam Indonesia tidak terlepas dari kontribusi para tokohnya.
E. Corak Pemikiran
Corak pemikiran Abuddin Nata dapat diidentifikasi melalui berbagai judul karya atau tulisan-tulisan beliau tentang agama Islam dan ilmu pendidikan Islam, serta berbagai aktivitasnya di bidang pendidikan. Pemikiran Abuddin Nata merupakan kumpulan pemikiran dari para pakar pendidikan yang dipoles sehingga tercipta konsep yang lebih mutakhir. Didukung pula dengan latarbelakang pendidikannya selain di sekolah umum, ia juga menempuh sekolah agama.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa corak pemikiran Abuddin Nata adalah pendidikan yang berbasis kepada ajaran Islam.
Menurut Abuddin Nata, mengkaji tentang agama Islam dan ilmu pendidikan Islam adalah salah satu upaya dalam mengembangkan ilmu pendidikan Islam karena dapat menambah khazanah ilmiah serta meningkatkan kualitas pendidikan Islam di Indonesia secara berkesinambungan sesuai dengan tuntutan zaman. Dimuat dalam salah satu bukunya, berjudul Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner, bahwa kondisi mutu pendidikan Islam masih jauh
tertinggal dibandingkan dengan mutu pendidikan lainnya. Ini dikarenakan pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan oleh berbagai lembaga pendidikan Islam tersebut belum dilakukan secara terencana (Nata, 2010: 6).
BAB III Konsep Pendidikan Islam Menurut Abuddin Nata Akan dijelaskan pada bab ini, tentang: konsep pendidikan Islam, konsep
pendidik, dan konsep peserta didik. Selanjutnya akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: A.
Konsep Pendidikan Islam Arti pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Definisi pendidikan Islam telah dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan. Seperti, H.M. Arifin yang menyebutkan bahwa istilah pendidikan Islam dalam bahasa arab disebut “Tarbiyah Islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) ini sudah digunakan pada zaman nabi Muhammad SAW. Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kerohanian, juga sering diartikan dengan “menumbuhkan” kemampuan dasar manusia (1991: 32). Sedangkan menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan, dan nilai-nilai Islam yang hasilnya di akhirat (1980: 94). Definisi pendidikan Islam lainnya disajikan juga oleh Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam, yaitu kepribadian muslim (1974: 26).
Dalam pandangan Islam, pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all), laki-laki atau perempuan, dan berlangsung sepanjang hayat (long life education). Pendidikan Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan, kurikulum, guru, metode, sarana, dan lain sebagainya (Nata, 2014: 88).
Sementara itu Abuddin Nata menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam (2014: 340). Nilai-nilai ajaran Islam yang dimaksud olehnya adalah pendidikan Islam dengan berdasarkan pada Al Qur‟an dan Sunnah, dapat membina manusia menjadi insan kamil yang tujuan hidupnya tak lain adalah untuk mengabdikan diri kepada Allah Swt. dengan berpedoman pada Al Qur‟an dan Sunnah.
Dengan demikian, pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional di tengah-tengah kehidupan manusia. Pendidikan yang demikian akan dirasakan manfaatnya bagi manusia.
Menurut Abuddin Nata, visi dan orientasi pendidikan Islam yang selama ini diarahkan pada masa lalu dengan cara mentransformasikan berbagai ilmu keislaman yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan zaman dan harus mengalami perubahan (2009: 17). Oleh sebab itu, pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, harus mampu menyesuaikan visinya dengan visi pendidikan nasional. Yaitu menyiapkan masa depan bangsa agar mampu berkompetensi di era global.
Lebih lanjut, menurut Abuddin dari rumusan pendidikan Islam di atas, terlihat bahwa tujuan pendidikan Islam di masa sekarang tidak cukup hanya dengan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, keimanan dan ketakwaan saja, tetapi juga harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri, dan produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif (2001: 97). Ditambah lagi dengan diadakannya pemberian bekal berupa nilai-nilai akhlak, untuk membina hati dan rohani sehingga manusia tersebut dapat menjadi hamba Allah Swt. yang baik dan berbahagia di dunia dan akhirat (Nata, 2001: 21).
B.
Konsep Pendidik Pendidik (guru) sebagaimana dalam Undang-undang Republik
Indonesia, Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 1, Pasal 1, Ayat 1 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Di dalam dunia pendidikan, pihak yang melakukan tugas-tugas mendidik dikenal dengan dua predikat, yakni pendidik dan guru. Pendidik (murabbi) adalah orang yang berperan mendidik subjek didik atau melakukan tugas pendidikan (tarbiyah). Sedangkan guru adalah orang yang melakukan tugas mengajar (
ta‟lim). Pendidikan mengandung makna
pembinaan kepribadian, memimpin, dan memelihara, sedangkan pengajaran bermakna sekedar memberi tahu atau memberi pengetahuan (Daradjat, 1983: 26).
Menurut Tafsir, pendidik dalam Islam ialah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik (2008: 74).