KEBUTUHAN PRESENTASI DIRI REMAJA KONSUMEN DISTRO DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK (STUDI DESKRIPTIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

KEBUTUHAN PRESENTASI DIRI REMAJA KONSUMEN DISTRO

  

DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

(STUDI DESKRIPTIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Warih Wiratmojo NIM: 081114013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KEBUTUHAN PRESENTASI DIRI REMAJA KONSUMEN DISTRO

  

DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

(STUDI DESKRIPTIF) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh : Warih Wiratmojo NIM: 081114013 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

  

MOTTO

“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau berkenan ambilah cawan

ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah menurut kehendak-Ku, melainkan kehendak- Mu yang terjadi” (Matius 26:39) “Life For Nothing Or Die For Something” (Serigala Malam)

  

“Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa

bala, menang tanpa ngasorake” (Pitutur Jawi) “Don’t forget your roots” (H2O)

  

Kupersembahkan Karyaku ini untuk:

  Allah Bapa disurga, Yesus Kristus, Bunda Maria Praise The Lord ....

  Bapakku Damianus Tusar Dadang, Ibuku Elisabeth Suharini, Kakakku Yohanes Ari Fajar Nugroho, dan Adikku Agustinus Wahyu Pambengkas,

  Serta

  My Lovely girl Brigitta Indriyantika You all my inspiration.

  Segala niat, proses, hasil dan karya tulisan ini hanya untuk kalian.

  I Love You all...

  

ABSTRAK

KEBUTUHAN PRESENTASI DIRI REMAJA KONSUMEN DISTRO

DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

(STUDI DESKRIPTIF)

  

Warih Wiratmojo, 2014

  Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan alasan seseorang memakai produk-produk distro. (2) Mengidentifikasi hal-hal mengenai rasa bangga dan lain-lain yang diperoleh ketika remaja memakai produk-produk distro (tujuan dari presentasi diri). (3) Merumuskan kebutuhan-kebutuhan presentasi diri apa saja yang terpenuhi ketika seseorang memakai produk distro. (4) Merumuskan topik- topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kelompok remaja konsumen distro berdasaran tugas perembangan remaja.

  Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Presentasi Diri Remaja Konsumen Distro dengan jumlah 26 item. Aspek-aspek kebutuhan presentasi diri adalah Integration, Self-promotion, Intimidation, Supplication,

  

Exemplification, Self-handicapping, dan Bask In Reflected Glory. Subjek

  penelitian adalah pria atau wanita yang berusia remaja sekitar 13-24 tahun yang pada saat pengambilan data berlangsung, mereka (subjek penelitian) sedang berada di salah satu distro Origin Merchandise, Rumble Royale, Ouval RSCH Building ER#6, Sevensouls de Arcade, Nimco Royal Store, atau Slackers.

  Hasil penelitian (1) remaja konsumen distro memiliki kebutuhan presentasi diri yang rendah (1,67%), kurang (78,33%), cukup tinggi (20,00%) terhadap konsumsi produk-produk distro. (2) Aspek afeksi yang paling dominan adalah aspek self-promotion, dengan terdapat 44 orang (73,33%) dari 60 orang responden yang masuk dalam kategori cukup tinggi self-promotion-nya terhadap konsumsi produk-produk distro. (3) Diperoleh 3 aspek dominan kebutuhan presentasi diri remaja konsumen distro, yaitu self-promotion, Bask in Reflected

  

Glory , Exemplification. Ketiga aspek tersebut kemudian dijadikan dasar

penyusunan topik-topik bimbingan kelompok.

  

ABSTRACT

THE NEEDS OF TEENAGERS’ PRESENTATION AS DISTRO

CUSTOMER AND ITS IMPLICATIONS TO THE TOPICS OF

  

GROUP GUIDANCE

(A DESCRIPTIVE STUDY)

  Warih Wiratmojo Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2014

  This research aims to (1) describe the reason why people use the distro products, (2) identify the feeling of pride and others when teenagers use distro products (the purpose of self-presentation), (3) formulate the needs of self- presentation when one is using the distro products, (4) formulate topics of group guidance appropriate to the teenagers as customer of distro based on the task of teenagers development.

  The research instrument used is questionnaire of t eenagers’ self- presentation as distro customer which consists of 26 items. The aspects of self- presentation needs are Ingratiation, Self-promotion, Intimidation, Supplication, Exemplification, Self-handicapping, and Bask in Reflected Glory. The subject is male or female teenagers of about 13 to 24 years old in which the data collection was taking place, they (the subjects) are in distro of Origin Merchandise, Rumble Royale, RSCH Ouval Building ER#6, Sevensouls de Arcade, Nimco Royal Store, or Slackers.

  The results show that: (1) The percentage of teenagers as distro customer who have low self-presentation needs is 1.67%, the percentage of teenagers as

  

distro customer who have moderate self-presentation needs is 78.33%, and the

  percentage of teenagers as distro customer who have high self-presentation needs is 20.00%. (2) The most dominant aspect of affection is the aspect of Self- Promotion. There are 44 people (73.33%) respondents out of 60 people who have high self-esteem in their consumption of distro products. (3) There are three dominant aspects of the needs of teenagers’ self-presentation as distro customer, i.e. Self-Promotion, Bask in Reflected Glory, and Exemplification. These three aspects are then used as the basis for compiling the topics of group guidance.

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat kasih karunia serta bimbingan-Nya selama proses penulisan skripsi ini.

  Skripsi ini berjudul “Kebutuhan Presentasi Diri Remaja Konsumen

  Distro Dan Implikasinya Pada Topik-

  Topik Bimbingan Kelompok”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  Banyak pengalaman telah penulis dapatkan selama proses penulisan skripsi ini. Baik pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang kurang menyenangkan, namun semua pengalaman tersebut menjadikan sebuah pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis pada masa mendatang.

  Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, mengarahkan, membantu, menginspirasi dan memberikan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, daam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

  2. Ibu Dr. MM Sri Hastuti, M. Si., selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberi kesempatan, waktu, dan tenaga untuk membimbing serta memberi motivasi penulis selama proses penulisan skripsi ini.

  3. Bapak Drs. R. Budi Sarwono, M.A., selaku dosen pembimbing kedua yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, serta dukungan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini sampai selesai. Matur sembah nuwun Pak Budi.

  4. Bapak dan ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan tatap muka, dan semua ilmu tersebut sangat berguna bagi penulis.

  5. Para owner dari Origin Merchandise, Rumble Royale, Ouval RSCH

  Building ER#6, Sevensouls de Arcade, Nimco Royal Store, Slackers beserta

  para karyawannya yang telah sudi memberi izin, meluangkan tempat serta waktunya untuk penulis dalam proses pengambilan data kuesioner para konsumen distro. Support your local movement !!!

  6. Para konsumen setia distro Yogyakarta yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

  7. Bapakku Damianus Tusar Dadang, Ibuku Elisabeth Suharini, serta kakak spiritual dan menjadi sumber semangat terdalam serta sumber inspirasi bagiku menempuh studi. I love you all...

  8. Keluarga besar UKM Band SEXEN, kalian telah memperdengarkanku dengan berbagai lirik-lirik dan nada-nada tentang indahnya hitam putih dunia.

  You Rock Guys... !!

  9. Keluarga besar kos

  “Namira 16” Karangnongko, Maguwoharjo. Disinilah

  tempatku bernaung, berbagi rasa suka dan duka dengan sahabat-sahabat setiaku. Kikit, Agus, Sugeng, Econ, Rivo, Baron, Kristi, Aji, Mas Wawan, Mas Eko, Kang Edi, Mas Ricky (gondrong), Aan, Mamat Murr Baut Tatto, Galuh Sablon, Bowo, Thomas gudix, Adit menying, Istas, dan semuanya saja yang pernah ngekos dan ngglandang di sini. Takkan kulupakan tangis, canda tawa, dan perjuangan kita di Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. Terima kasih juga untuk mas Uung dan Mbak Dewi.

  10. Teman-teman Bimbingan dan Konseling angkatan 2008, 2009, 2007 yang selalu memberikan semangat, berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis selama proses penulisan skripsi. Judith, Yeti, Eva, Bagus, Agus, Stanis, Chandra, Galih, Dita, Anggita, Vincent, Vita, Tika, Teo, Eros, Elok, Ira, Jarot, Kiyat, Ivone, terima kasih telah memberi warna bagi kehidupanku.

  11. Brigitta Indriyantika, terima kasih telah menjadi pengisi hari-hariku, inspirasi,

  DAFTAR ISI

  33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..............................................................................

  56 B. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................

  53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..............................................................................

  51 H. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data .......................................

  59 G. Pengembangan Instrumen ..............................................................

  48 F. Reliabilitas .....................................................................................

  44 E. Validitas .........................................................................................

  43 D. Metode Pengumpulan Data ...........................................................

  42 C. Subek Penelitian ............................................................................

  41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................................

  20 D. Remaja dan Tugas Perkembangannya ...........................................

  HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ v LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  17 C. Bimbingan Kelompok ....................................................................

  14 B. Pengertian Pakaian Distro .............................................................

  11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Presentasi Diri .............................................................

  11 F. Definisi Operasional ......................................................................

  10 E. Manfaat Penelitian .........................................................................

  10 D. Tujuan Penelitian ...........................................................................

  5 C. Rumusan Masalah ..........................................................................

  1 B. Gaya Hdup Remaja Konsumen Distro ..........................................

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

  69

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................

  76 B. Saran ..............................................................................................

  79 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

  82 LAMPIRAN .......................................................................................................

  84

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Kisi-kisi Kuisoner Presentasi Diri Konsumen Distro ....................

  46 Tabel 2: Tabel Kriteria Guildford ................................................................

  51 Tabel Perolehan Skor Kebutuhan Presentasi Diri Remaja Konsumen Tabel 3: Distro ......................................................................................................

  56 Tabel 4: Tabel Perolehan Skor Aspek Self-Promotion ................................

  65 Tabel 5: Tabel Aspek-Aspek Presentasi Diri Remaja Konsumen Distro Yang Berkategori Tinggi ...............................................................

  67 Tabel 6: Tabel Total Presentasi Diri Remaja Konsumen Distro ..................

  69 Tabel 7: Usulan Topik-Topik Bimbingan Kelompok ..................................

  73

  

DAFTAR DIAGRAM

  Diagram 1: Diagram Garis Total Presentasi Diri Remaja Konsumen

  Distro ........................................................................................ 57 Diagram 2: Diagram Perolehan Skor Aspek Self Promotion ....................

  65 Diagram 3: Diagram Batang Aspek-Aspek Presentasi Diri Konsumen

  Distro ........................................................................................ 66 Diagram 4: Diagram Total Presentasi Diri Remaja Konsumen Distro ......

  70

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1: Tabulasi Skor Kuesioner Kebutuhan Presentasi Diri Remaja Konsumen Distro ....................................................

  84 Lampiran 2: Data Hasil Uji Validitas Kuesioner ......................................

  86 Lampiran 3: Data Hasil Penghitungan Reliabilitas Kuesioner .................

  95 Lampiran 4: Kuesioner Penelitian ............................................................. 104 Lampiran 5: Surat Pengantar Uji Coba dan Penelitian ............................. 107

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Secara mendasar kebutuhan pokok manusia terdiri dari kebutuhan

  pangan, sandang dan papan. Namun pada zaman modern ini kebutuhan manusia semakin beragam. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin beragam dan terus menerus mengalami progress mengakibatkan masyarakat kesulitan dalam menentukan kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.

  Perkembangan masyarakat dari tradisional menuju masyarakat modern memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan pola hidup (gaya hidup). Masyarakat tradisional cenderung memiliki pola pemenuhan kebutuhan yang bersifat satu arah, yakni mengarah pada pemenuhan kebutuhan pokok saja. Apabila kebutuhan pokok tersebut telah tercapai, masyarakat tradisional cenderung mengalami titik kulminasi atau mengalami tingkat kepuasan tertinggi untuk beberapa waktu.

  Pola hidup modern berbeda pada pola hidup masyarakat tradisional, yang sedikit banyak sudah mengalami banyak pergeseran. Pola hidup setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan masyarakat modern yang beragam dan pola pemenuhan kebutuhan tersebut sampai saat ini masih terus menjadi topik yang menarik dan memiliki keunikan tersendiri. Konsumsi masyarakat modern kini lebih dari kebutuhan yang ada sebelumnya. Hal ini lebih sebagai suatu perkara akal dan pikiran, daripada sekedar pemenuhan kebutuhan biologis saja. Pergeseran ini menjadi salah satu poin yang menarik dalam melihat kehidupan masyarakat modern.

  Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Hal ini berarti bahwa masyarakat modern adalah masyarakat yang mengikuti setiap perkembangan zaman, kebudayaan, dan berbagai simbol kekinian. Kebutuhan masyarakat modern sangat rentan dengan perubahan zaman, perkembangan kebudayaan, dan sangat terkait dengan simbol-simbol kekinian. Menurut Abraham Maslow dalam buku Psikologi Pertumbuhan karangan Schultz, (1991: 90) manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hierarki kebutuhan mulai dari yang paling mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat.

  Hierarki Kebutuhan Maslow (dalam Schultz: 1991: 90) biasanya digambarkan dengan bentuk piramida sehingga disebut Piramida Maslow. tinggi yaitu, (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta, (4) kebutuhan- kebutuhan akan penghargaan, dan (5) kebutuhan akan aktualisasi. Keempat tingkat terbawah digolongkan menjadi satu sebagai D-needs (deficiency needs atau kebutuhan defisiensi) dan berkaitan dengan kebutuhan fisiologis; sementara tingkat teratas merupakan B-needs, yaitu being/growth needs atau kebutuhan untuk menjadi atau bertumbuh (Maslow dalam Schultz: 1991: 94).

  Kebutuhan akan penghargaan diri atau kebutuhan untuk dihargai melibatkan dua kelompok. Pertama, merupakan hasrat akan kekuatan, akan pencapaian, akan kecukupan, akan kenyamanan di mata dunia, dan akan kemerdekaan dan kebebasan. Kedua, adalah hasrat akan reputasi dan prestise (yang didefinisikan sebagai respek atau penghormatan dari orang lain), pengenalan, perhatian, kepentingan, atau apresiasi. Pemenuhan kebutuhan ini akan mengakibatkan perasaan nyaman, berpunya, kuat, mampu, dan berkecukupan untuk menjadi penting di dunia. Namun kegagalan kebutuhan ini membawa orang pada perasaan inferior dan kelemahan.

  Saat berinteraksi dengan orang lain sering kali perhatian individu tertuju pada bagaimana orang akan menilai individu tersebut. Individu tersebut berusaha mengontrol bagaimana orang berpikir mengenai dirinya, sehingga individu perlu melakukan impression management, yaitu usaha dari impression management individu melakukan presentasi diri (self presentation ) seperti yang di inginkan dengan berbagai macam tujuan.

  Menurut Jones & Pittman (dalam Sarwono, 2009: 61) disebutkan bahwa ada lima strategi presentasi diri dengan tujuan yang berbeda. Pertama adalah ingratiation, dengan tujuan agar disukai dan membuat orang lain senang. Kedua, self-promotion dengan tujuan agar dianggap kompeten.

  Ketiga, intimidation dengan tujuan agar ditakuti. Keempat, supplication, dengan tujuan supaya dikasihani orang lain. Terakhir adalah exemplification, dengan tujuan supaya dianggap memiliki integritas moral yang tinggi. Masyarakat modern, khususnya di sebagian kalangan remaja sekarang ini, kebutuhan akan presentasi dan penghargaan diri lambat laun mendominasi dalam setiap pola dan gaya hidup mereka.

  Penelitian yang dilakukan Widjayanti (2009) mengenai Prospek Bisnis Distro di Indonesia menunjukkan bahwa 8 dari 10 remaja usia 15-20 tahun lebih memilih memakai barang-barang keluaran distro daripada dari toko pakaian lainnya karena sudah menjadi bagian dari lifestyle. Remaja mempunyai kemampuan beli yang tinggi karena pada umumnya remaja dalam berpakaian, berdadan, gaya rambut, tingkah laku, kesenangan terhardap musik, dalam pertemuan-pertemuan dan pesta mempunyai ciri khas tersendiri dan kebanyakan membelanjakan uangnya untuk keperluan yang

B. Gaya Hidup Remaja Konsumen Distro

  Di dalam kehidupan sekarang ini, penampilan diri justru mengalami estetisisasi kehidupan sehari-hari dan menjadi sebuah proyek penyemaian gaya hidup. “Kamu bergaya maka kamu ada!” adalah ungkapan yang cocok untuk melukiskan kegandrungan manusia modern akan gaya (Chaney, 1996: 15). Penampakan luar menjadi salah satu faktor yang penting bagi gaya hidup. Hal-hal permukaan, gaya dan desain akan menjadi lebih penting daripada substansi dan fungsinya. Kulit akan mengalahkan isi. Pemasaran penampakan luar, penampilan, hal-hal yang bersifat permukaan atau kulit akan menjadi bisnis besar gaya hidup terutama dalam hal fashion. Chaney juga mengatakan bahwa pada akhir modernitas yang kita miliki akan menjadi budaya tontonan (a culture of spectacle). Semua orang ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton. Ingin melihat sekaligus dilihat. Disinilah gaya mulai menjadi modus keberadaan manusia modern.

  Dalam masyarakat modern, gaya menjadi segala-galanya dan segala- galanya adalah Gaya. Generasi muda adalah komponen utama dalam masyarakat yang mendominasi pada masa sekarang ini. Hal ini terjadi karena generasi muda memiliki tingkat kebutuhan aktualisasi diri yang lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat lainnya. Dalam hal ini pakaian distro merupakan salah satu industri tekstil yang dianggap sebagai inovasi, trend terlebih dahulu di tempat lain, namun tidak mampu mengubah pengaruhnya terhadap individu yang membayangkannya sebagai sesuatu yang baru.

  Salah satu wujud inovasi yang diterima sebagai gaya hidup di kalangan remaja adalah pakaian distro. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan sandang. Di dunia modern pakaian juga salah satu kebutuhan yang selalu megikuti trend atau mode saat ini, artinya bahwa jika ada perubahan zaman maka gaya hidup termasuk cara berpakaian seseorang sangat berpengaruh pada aspek penampilan, yang kemudian dijadikan sebagai bentuk untuk mempertinggi nilai estetika seseorang.

  Larson (dalam Santrock, 2007: 20) mendefinisikan masa remaja (Adolsence) sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1980: 206). Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk, 2006: 260) bahwamenunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Sementara itu, menurut Mappiare (dalam Ali, 2004: 9) masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi

  17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.

  Generasi muda adalah suatu kelompok masyarakat yang sangat ideal untuk menciptakan suatu tatanan kehidupan yang disertai dengan sejumlah pergaulan dan gaya hidup mereka. Sebagian generasi muda saat ini selalu hadir sebagai sosok yang penuh dengan inovasi, kreasi dengan sejumlah aksesoris dan pernak pernik modern serta futuristik. Inilah wujud nyata dari presentasi diri di kalangan remaja. Menggunakan barang-barang branded, mengunjungi distro, factory outlet, dan tempat-tempat yang menyediakan berbagai barang bermerek, sekarang marak dilakukan oleh banyak kawula remaja di kota-kota besar, seperti di kota Yogyakarta. Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja menjadi pramuniaga di sebuah distro ternama di Yogyakarta, setiap hari 60 orang diantara 70 orang pengunjung adalah para remaja. Sisanya adalah anak-anak dan orang-orang dewasa.

  Seakan sudah menjadi barang yang wajib dimiliki di antara mereka, seperti tas, topi, sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, jam tangan, t-shirt, dan kotak pensil, dan perlengkapan sekolah lain harus bermerek distro.

  Awalnya distro merupakan tempat dimana musisi-musisi lokal menitipkan hasil karyanya dalam bentuk compact disk atau casette. Pada awal tahun sembilan puluhan, Riotic Distro yang berada di kota Bandung, memulai memperkuat sebuah komunitas yang diturunkan dalam bentuk gaya berpakaian, akhirnya distro menjadi tempat penitipan berbagai macam merek lokal yang memproduksi sendiri produknya seperti, t-shirt, tas, dompet, jaket, dan lain-lain. Produk-produk yang tersedia di distro merupakan produk lokal yang sarat akan kebebasan menuangkan ide dan kreasi yang diwujudkan di dalam bentuk-bentuk dan desain-desain yang unik dan jarang ditemukan di

  outlet maupun di toko-toko pakaian lain. Untuk meningkatkan penjualan,

  terkadang distro-distro meng-endorse artis lokal, yaitu kerjasama dengan artis sebuah band dalam bentuk kontrak kerja, dengan cara artis tersebut mengenakan produk dari distro yang bersangkutan saat show.

  Produk Distro memiliki sifat eksklusif atau cenderung tidak menjual banyak produk untuk setiap desainnya. Beberapa clothing company memang membatasi kuantitas produknya dengan hanya satu kali produksi untuk satu desain. Distro juga memiliki suasana akrab, dengan tampilan dan desain toko yang dibuat nyaman dengan berbagai aksesoris, artwork, ditambah dengan pendingin ruangan dan alunan musik indie, pop, rock, atau jenis musik lain yang sedang kondang dan biasa didengar oleh anak muda sehingga konsumen merasa nyaman untuk mampir, melihat, memilih dan berbelanja.

  Distro merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet yang fungsinya menerima titipan dari berbagai macam merek clothing belum memiliki jalur pemasaran sendiri ataupun sekedar untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan. Penggunaan produk-produk distro secara tidak langsung akan menjadi sebuah persaingan yang semu di antara para remaja yang mengkonsumsinya. Bahkan bisa menjadi tolok ukur mereka dalam memilih teman bergaul dan eksistensi. Rata-rata para remaja konsumen

  distro menggunakan produk-produk distro untuk menunjukkan eksistensi dan

  reputasi mereka, supaya mereka mendapatkan cap “gaul”, dan tidak dicap sebagai remaja cupu (lugu) atau ndeso oleh teman-temannya. Untuk itu, biasanya mereka akan memilih teman bergaul dengan sesama penikmat/pemakai produk distro.

  Berangkat dari hal-hal yang sudah dibahas di atas, dan pengalaman penulis selama menjadi pramuniaga di sebuah distro di Yogyakarta, ditambah dengan pengalaman selama menjalani Pogram Pengenalan Lapangan (PPL) di sebuah sekolah Swasta di Yogyakarta pada tahun 2011, maka penulis memberi judul penelitian ini, KEBUTUHAN PRESENTASI DIRI

  REMAJA KONSUMEN DISTRO DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK dengan bentuk studi deskriptif.

C. Rumusan Masalah

  Masalah-masalah yang dijawab melalui penelitian ini dirumuskan secara operasional sebagai berikut:

  1. Apa alasan seseorang memilih untuk memakai produk-produk distro?

  2. Aspek afeksi apa yang diperoleh ketika memakai produk-produk distro?

  3. Kebutuhan presentasi diri apa yang terpenuhi ketika seseorang memakai produk distro?

  4. Topik-topik bimbingan kelompok apa saja yang sesuai diberikan untuk kelompok para remaja konsumen distro?

D. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan alasan seseorang memakai produk-produk distro.

  2. Mengidentifikasi hal-hal mengenai rasa bangga (afeksi) dan lain-lain yang diperoleh ketika remaja memakai produk-produk distro (tujuan dari presentasi diri)

  3. Merumuskan kebutuhan-kebutuhan presentasi diri apa saja yang terpenuhi ketika seseorang memakai produk distro.

  4. Merumuskan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kelompok remaja konsumen distro berdasaran tugas perembangan remaja.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi subjek penelitian, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk presentasi diri yang sesuai dengan tugas perkembangan seorang remaja bagi pengembangan diri dan kelangsungan hidupnya.

  2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu sekolah-sekolah (SMA) yang berada di Kota Yogyakarta dalam memberikan materi pelayanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan siswa.

  3. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sekaligus mampu memberikan stimulus bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti topik yang terkait dengan dunia fashion khususnya fashion

  distro dan masalah-masalah perkembangan remaja sehingga studi

  bimbingan dan konseling selalu mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

  F. Definisi Operasional

  1. Kebutuhan presentasi diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasrat akan reputasi dan prestise (yang didefinisikan sebagai respek atau nyaman, berpunya, kuat, mampu, dan berkecukupan untuk menjadi penting di dunia.

  2. Distro adalah singkatan dari distribution store atau distribution outlet yang fungsinya menerima titipan dari berbagai macam merek clothing company lokal yang memproduksi sendiri produknya (t-shirtdompet, jaket, dan lain-lain) yang belum memiliki pemasaran sendiri ataupun sekedar untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan, maka tentunya clothing

  company sangat berhubungan baik dan saling membutuhkan. Clothing Company adalah perusahaan yang memproduksi pakaian jadi di bawah

  merek sendiri, clothing merupakan kategori untuk merek yang mengeluarkan produk pakaian jadi.

  3.adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Perkembangan merupakan istilah yang menunjukkan suatu perubahan pada aspek psikis dan lebih bersifat kualitatif, seperti aspek emosi, kognisi, bahasa, keagamaan, keluwesan dalam bertindak, dan sebagainya. Pertumbuhan lebih menunjukkan pada perubahan individu dari segi fisik dan bersifat kuantitatif, seperti pertambahan tinggi badan, sesuai dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhannya. Umpamanya kematangan reproduktif yang ditandai dengan menstruasi pertama yang dialami remaja putri, atau polusi atau mimpi basah yang dialami remaja putra, kesiapan untuk berjalan, kesiapan untuk sekolah, dan sebagainya.

  Dan istilah belajar lebih mengacu pada upaya individu untuk terjadinya perubahan perilaku. Tugas pokok perkembangan bagi usia remaja adalah mempersiapan diri memasuki masa remaja.

  4. Bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada individu, agar anggota kelompok menjadi lebih sosial, untuk membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan bersama, dan mencapai tugas perkembangan yang optimal sesuai dengan usia anggota kelompok.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini peneliti akan memperjelas pemahaman mengenai aspek-

  aspek yang berkaitan dengan topik penelitian. Landasan teori ini meliputi: pembahahasan mengenai pengertian presentasi diri, pengertian pakaian distro, bimbingan kelompok, serta remaja dan tugas perkembangannya.

A. Pengertian Presentasi Diri

  Saat berinteraksi dengan orang lain, sering kali perhatian individu tertuju pada bagaimana orang akan menilai. Individu berusaha mengontrol bagaimana orang lain berpikir, sehingga ia perlu melakukan impression

  management , yaitu usaha untuk mengatur kesan yang orang lain tangkap

  mengenai kita, baik secara sadar maupun tak sadar (Schlenker dalam Sarwono, 2009: 60). Sebagai bagian dari impression management, seseorang akan melakukan presentasi diri (self presentation) seperti yang dirinya inginkan dengan berbagai macam tujuan.

  Menurut Jones & Pittman (dalam Sarwono, 2009: 61) ada lima strategi presentasi diri yang memiliki tujuan yang berbeda adalah sebagai berikut: 1.

   Ingratiation secara berlebihan (misalnya, ABS = Asal Bapak Senang) dapat membuat orang lain merasa terganggu jika orang yang menjadi sasaran tidak menyukainya atau merasa “dijilat”.

  1. Self-promotion

  Dengan tujuan agar dianggap kompeten, seseorang menampilkan diri sebagai orang yang memiliki kekuatan atau kelebihan baik dalam hal kemampuan atau trait pribadi.

  2. Intimidation

  Dengan tujuan agar ditakuti, seseorang menampilkan diri sebagai orang yang berbahaya dan menakutkan.

  3. Supplication

  Dengan tujuan agar dikasihani, seseorang menampilkan diri sebagai orang yang lemah dan tergantung.

  4. Exemplification

  Dengan tujuan supaya dianggap memiliki integritas moral yang tinggi, seseorang menampilkan diri sebagai orang yang rela berkorban untuk orang lain.

  Selain lima strategi tersebut, Sarwono juga menambahkan dua strategi presentasi diri yang lain, yaitu:

  1. Self-handicapping

  Strategi ini merujuk pada segala tindakan yang dilakukan agar dalam Sarwono, 2009: 61). Tujuan dalam strategi ini adalah melindungi harga diri sebagai antisipasi terhadap orang lain yang tidak sesuai harapan.

2. Bask In Reflected Glory

  Seseorang mengasosiasikan dirinya dengan keberhasilan orang lain, bukan keberhasilan dirinya sendiri. Tujuan dari strategi ini adalah meningkatkan harga diri (Sarwono, 2009: 61). Contohnya, di hari senin Susilo memakai kaos grup band Metallica kesayangannya, setelah pada hari minggu band tersebut menggelar konser di Indonesia. Dengan memakai kaos itu Ia ikut merasa senang dan bangga.

  Sedangkan istilah harga diri menunjukkan keseluruhan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negatif. Seseorang termotivasi untuk memperoleh harga diri yang positif dan hal ini mempengaruhi tingah laku kita, termasuk menimbulkan bias dalam tingkah laku (Sarwono, 2009: 62). Ada dua alasan mengapa seseorang menginginkan harga diri yang positif menurut Vaughan dan Hogg (dalam Sarwono, 2009: 57), yang pertama adalah harga diri yang positif membuat orang merasa dirinya nyaman di tengah kepastian akan kematian yang suatu watu akan dihadapinya. Yang kedua, harga diri yang positif membuat orang dapat mengatasi kecemasan, kesepian, dan penolakan sosial. Dalam hal ini, harga diri menjadi semacam alat ukur sosial untuk melihat sejauh mana seseorang demikian, semakin merasa diterima dan menyatu dengan orang-orang di sekitarnya. (Vaughan dan Hogg, dalam Sarwono, 2009: 57)

B. Pengertian Pakaian Distro

1. Definisi Pakaian Distro

  Pakaian merupakan salah satu kebutuhan dasar yang berfungsi untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangaakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya.

  Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat, kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Sementara

  distro merupakan tempat penitipan atau penjualan pakaian tersebut. Secara

  keseluruhan, pakaian distro bisa ditafsirkan sebagai alat untuk menutupi dan melindungi diri manusia, dan sekaligus sebagai simbol status, jabatan atau kedudukan seseorang yang memakainya, dan dijual di suatu tempat yang disebut distro.

  Distro merupakan singkatan dari distribution store atau distribution outlet merupakan sebuah toko kecil yang menjadi fasilitas

  kaum muda dalam memenuhi kebutuhannya akan dunia fashion mereka (Rohanto, 2010: 2). Fungsinya menerima titipan dari berbagai macam ataupun sekedar untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.

  Distro merupakan jenis usaha industri kecil dan menengah yang bergerak

  dalam lingkup sandang dengan merek independen yang dikembangkan oleh kalangan muda. Biasanya produk yang disajikan oleh distro tidak diproduksi secara massal, mereka umumnya hanya memproduksi satu lusin sampai seratus eksemplar per desainnya dan tidak akan diproduksi ulang jika produk itu sudah habis terjual. Ini dimaksudkan untuk mempertahankan sifat eksklusif suatu produk yang mereka hasilkan.

  Maka dari itu, tentunya distro dan clothing company sangat berhubungan baik dan saling membutuhkan. Clothing adalah istilah untuk menyebut perusahaan pembuat t-shirt. Istilah lengkapnya adalah Clothing

  Company atau perusahaan yang memproduksi pakaian jadi di bawah

  merek sendiri. Clothing merupakan kategori untuk merek yang mengeluarkan produk pakaian jadi. Pakaian jadi ini sebagian besar adalah

  t-shirt yang kemudian berkembang ke berbagai perlengkapan yang

  menunjang gaya hidup seperti kemeja, sepatu, tas, kacamata, jam tangan bahkan mp3 player.

  Beberapa distro kemudian muncul dengan sifat eksklusif namun mengetengahkan idealisme komunitas mereka sendiri. Distro selanjutnya menjadi semacam counter culture baik bagi produsennya maupun bagi ekspor. Pada tahun 2007 saja diperkirakan telah terdapat 700 unit usaha

  distro di Indonesia (Rohanto, 2010: 2). Dua ratus diantaranya terdapat di Yogyakarta.

2. Karakteristik Pakaian Distro

  Pakaian distro ditandai dengan memperhatikan beberapa karakteristik, antara lain :

a. Keunikan Keunikan adalah sesuatu ciri khas yang terdapat pada produk.

  Produk unik adalah barang yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak atau jarang terdapat pada barang-bar ang lainnya (Win’s Anorga, 1993: 284). Khas disini berarti beda, beda dengan outlet-outlet pakaian lain.

  Perbedaan ini dikarenakan distro menyediakan pernak-pernik untuk memberi support kepada produk-produk lokal daerah setempat (dalam negeri), item yang tersedia pun terbatas, dan banyak bertemakan gaya hidup extreme sport dan extreme music atau kebanyakan orang menyebutnya dengan indie style. Selain itu produk distro memiliki keunikan lain yang biasanya terletak pada desain gambar, dan bentuknya. Desain gambar dan bentuknya original, eksklusif, dan mengusung konsep yang independent. Produk distro diproduksi dengan

b. Limited Edition

  Limited edition atau edisi terbatas adalah sesuatu (produk)

  yang jumlah atau persediaannya terbatas dan tidak dapat ditambah atau diproduksi lagi bila setiap waktu diperlukan (Anorga, 1993: 282).

  Produk distro merupakan produk limited edition yang memberikan gambaran kualitas terbaik dari sekian banyak (produk) yang dikeluarkan, serta tidak mengeluarkan kembali produk yang sejenis di kemudian hari setelah persediaan produk tersebut habis. Setiap desain hanya diproduksi sebanyak tiga sampai lima buah untuk setiap ukurannya, sehingga jumlah total hanya ada 12

  • – 24 eksemplar untuk satu desain produk. Produksinya memang dibatasi di setiap desainnya karena selalu menjaga dan mempertahankan eksklusifitas produk.

C. Bimbingan Kelompok

1. Bimbingan

  Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga ia dapat mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya

2. Kelompok

a. Pengertian Kelompok

  Kelompok diterjemahkan dari kata group yang diartikan secara harafiah sebagai kumpulan dua orang atau lebih yang mengadakan interaksi baik secara fisik atau juga psikologis dengan konstan. Atau juga sebagai satu kesatuan yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan (Fahrchild dalam Sudjarwo, 2011: 1).

  Menurut Soerjono Soekanto (dalam Sudjarwo, 2011: 2) kelompok dipandang sama dengan organisasi. Oleh karena itu mereka beranggapan bahwa sesuatu dapat dikatakan kelompok manakala: 1) Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok.

  2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain.

  3) Minimal ada suatu faktor yang merupakan milik bersama sehingga mempererat hubungan mereka.

  4) Mempunyai strutur sebagai kaidah perilaku. 5) Memiliki sistem dan proses.

  Shaw (dalam Sudjarwo, 2011: 2) membuat sintesa tentang pengertian kelompok dalam statemen sebagai berikut:

  Sebenarnya upaya yang dapat dilakukan ialah sekedar mengidentifikasi aspek-aspek yang ditonjolkan oleh masing-masing definisi, kemudian dalam penggunaan tinggal mengadakan penyesuaian dengan apa yang menjadi sasaran. Adapun identifikasi tersebut adalah: 1) Sesuatu itu disebut kelompok bila memiliki anggota minimal dua orang.

  2) Setiap anggota memiliki peluang yang sama untuk berinteraksi dan tidak menutup kemungkinan adanya bentuk pola ketergantungan.

  3) Kelompok mempunyai tujuan dan semua kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan.

  4) Tujuan kelompok dimanifestasikan sebagai tujuan anggota. 5) Pola interaksi antar anggota kelompok cenderung stabil dan terpelihara secara terbuka adanya penambahan anggota baru.

b. Ciri Kelompok

  Jumlah keanggotaan dalam kelompok terutama kelompok kecil (small group) tidak ada batasan yang pasti. Ada ahli yang mengatakan bahwa small group memiliki anggota maksimal 20 orang. Namun ada ahli lain yang mengatakan tidak lebih dari 5 orang. Hanya saja ada keseragaman diantara mereka dalam melihat ciri kelompok. Sherif & Sherif menyimpulan ciri kelompok sebagai berikut: