EFEKTIVITAS PERKEMBANGAN NILAI KEMANUSIAAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN Skripsi

  

EFEKTIVITAS PERKEMBANGAN NILAI KEMANUSIAAN

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN

Skripsi

  

Oleh:

Helena Tiwi Indrayati

081134227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  EFEKTIV

  VITAS PE ERKEMB BANGAN N NILAI KE EMANUS SIAAN DAL LAM PEM MBELAJA ARAN MA ATEMATI

  IKA BERB BASIS PA ARADIGM MA PEDAGO P GI REFLE EKTIF PADA SISWA K KELAS IV

V SD KAN NISIUS WIIROBRAJ JAN S Skripsi D Diajukan untuk Me emenuhi S alah Satu Syarat Mempe eroleh Gel lar Sarjan na Pendidiikan Pr rogram St tudi Pendi idikan Gu uru Sekola ah Dasar Oleh: Helena Tiwi Indra ayati 08 81134227 PR ROGRAM S STUDI PEN NDIDIKAN N SEKOLAH H DASAR JU URUSAN IL LMU PEND DIDIKAN F AKULTAS S KEGURUA AN DAN IL LMU PEND DIDIKAN UNI

  IVERSITAS S SANATA A DHARMA A YOG GYAKARTA A 2011

ii   iii  

   

iv

 

  

MOTTO

Apabila kamu telah merasa

memiliki ilmu yang lebih dibanding orang

lain, janganlah kamu bersikap sombong

atas apa yang kau miliki sehingga

menjadikan dirimu orang yang

berbudi pekerti

  

( Pepatah Jawa )

Kupersembahkan kepada: Keluarga besar Yayasan Kanisius.

Suami dan anak serta rekan-rekan yang telah bersama baik dalam suka maupun duka

     

v

 

   

vi

 

   

vii

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi dengan judul:

  

EFEKTIVITAS PERKEMBANGAN NILAI KEMANUSIAAN DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PPR ( PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF) PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN. Skripsi ini

  disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar sarjana.

  Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuannya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan antara lain kepada:

  1. Bapak T. Sarkim, M.Ed., selaku dekan Fakultas PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2. Drs. Puji Purnomo, Msi, selaku Kaprodi Fakultas PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Dr. Susento, MS (alm.), selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, MA, selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang berharga selama penyusunan skripsi.

  5. Bapak Drs.J. Sumedi, selaku dosen penguji

  viii  

  6. Bapak Hr. Klidiatmoko , kepala sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberikan waktu dan tempat untuk terlaksananya penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi semua pihak yang akan menggunakannya.

  Yogyakarta,

  22 Juli 2011 Helena Tiwi Indrayati

  081134227

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

  HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

  HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……...………...vii KATA PENGANTAR..........................................................................................viii DAFTAR ISI...........................................................................................................x ABSTRAK.............................................................................................................xii

  

ABSTRACT ………………………………………………………………………xiii

  I. PENDAHULUAN........................................................................................1

  A. Latar belakang........................................................................................4

  B. Batasan masalah.....................................................................................4

  C. Rumusan masalah...................................................................................4

  D. Pemecahan masalah................................................................................4

  E. Batas pengertian.....................................................................................4

  F. Tujuan penelitian....................................................................................5

  II. KAJIAN PUSTAKA....................................................................................7

  A. Belajar…................................................................................................7

  B. Pengertian PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif)...................................8

  C. Nilai kemanusiaan................................................................................12

  D. Bilangan pecahan.................................................................................13

  E. Kerangka berpikir.................................................................................15

  F. Hipotesis...............................................................................................15

  III. METODE PENELITIAN...........................................................................14

  A. Jenis Penelitian.....................................................................................16

  B. Setting Penelitian..................................................................................16

  C. Prosedur Penelitian...............................................................................17

  D. Kriteria Keberhasilan Tindakan...........................................................17

  E. Rencana Tindakan................................................................................17

  F. Metode Pengumpulan Data..................................................................23

  G. Metode Analisa Data............................................................................23

  IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................25

  V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................45 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47 LAMPIRAN...........................................................................................................48

  xi  

  

ABSTRAK

Helena Tiwi Indrayati, 2011. Efektivitas Perkembangan Nilai Kemanusiaan dalam

Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada siswa kelas IV SD

Kanisius Wirobrajan. Skripsi. Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas perkembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam bidang studi matematika pada bilangan pecahan berpenyebut tidak sama dengan menggunakan model PPR.

  Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam 3 siklus yang masing-masing dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan empat langkah dalam setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan berulang pada siklus berikutnya. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, yang berjumlah 36 siswa. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 12 April 2011. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi/pengamatan, menganalisis bagaimana perkembangan nilai kemanusiaan dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif. Adapun indikator dari nilai kemanusiaan dalam kerjasama adalah aktif terlibat, bertukar pikiran dalam kelompok, dan membantu teman secara sukarela. Kriteria keberhasilan setiap siklus adalah siklus I 45%, 40%, 45%, siklus II 40%, 45%, 55% dan siklus III 45%, 50%, 55%.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran PPR dapat meningkatkan efektifitas perkembangan nilai kemanusiaan peserta didik. Capaian perkembangan nilai kemanusiaan pada indikator I (aktif terlibat) pada siklus I: 80%, siklus II: 71,4%, dan siklus III: 94,4%; pada indicator II (bertukar pikiran dalam kelompok) siklus I: 68,5%, siklus II: 65,7%, dan siklus III: 94,4%; pada indicator III (membantu teman secara sukarela) pada siklus I: 71,4%, siklus II: 65,7%, dan siklus III 94,4%.

  Kata kunci : efektivitas, nilai kemanusiaan, paradigma pedagogi reflektif, penelitian tindakan kelas

  xii

 

  

ABSTRACT

Helena Tiwi Indrayati. 2011. The Effectiveness of Humanity Value Development Through

Reflective Pedagogy Paradigm based Math Learning Process for the Fourth Graders of

Kanisius Wirobrajan Elementary School. Elementary School Teacher Education Study

Program, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

  This research aims to know the level of effectivess of humanity value development in Math learning, especially on the topic of different denominators of fractions number using reflective pedagogy paradigm. This research is a classroom action research, consist of three cycles. Each of that’s included four steps, there’re planning, action, observation, and reflection, which repeated in every subsequent cycles. The subject of this research were the fourth grade of Kanisius Wirobrajan Elementary School student on the addition of fraction numbers topics. The datas gathering has been done

  th th

  from 4 to 12 of April 2011. The datas were collected by direct observation, to analize how the humanity value development were done during math learning, using reflective pedagogy paradigm. The indicators of humanity values were the student’s involvement, exchanging ideas ane another, and helping friends. Student was the successful if the criteria of each cycle were: for the first cycle’re 45%,40%, and 45%, for second cycle’re 40%, 45%, and 55%, for the third cycle’re 45%, 50%, and 55%.

  The result of research shiwed that Math-learning which used by reflective pedagogy paradigm could increase the effectiveness of student’s humanity value. The student’s achievement of humanity value development for the first indicator (high activity) were 80% (cycle I);71,4% (cycle II);and 94,4% (cycle III). The values for the second indicator (teamwork discussing) were 68,5% (cycle I), 65,7% (cycle II), and 94,4% (cycle III). For the third indicator (helping friends), the results were 71,4% (cyle I), 65,7% (cycle II), and 94,4% (cycle III).

  The key word: classroom action research, humanity value, reflective pedagogy paradigm, the effectiveness.

           

xiii

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan hak setiap warga negara untuk menjamin

  kelangsungan hidupnya. Kehidupan seseorang perlu dikembangkan agar berguna dan bermanfaat. Pendidikan yang diperoleh seseorang dapat berpengaruh pada pembentukan hidupnya. Pendidikan bukan sekedar untuk menyiapkan sebuah profesi, namun lebih untuk pengembangan pribadi manusia seutuhnya..

  Pengembangan pribadi seseorang terkait dengan adanya proses pendidikan. Proses pendidikan secara formal terjadi di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar-mengajar terjadi bila ada dua elemen di dalamnya, diantaranya yaitu guru dan siswa. Pada kegiatan ini terjadi proses belajar dan pembentukan hidup. Proses belajar ini tidak hanya mengembangkan segi intelektual, moral, dan sikap, namun juga membantu peserta didik semakin menyadari dan menerima dirinya sendiri, serta mengembangkan nilai-nilai aspek kehidupan dan menemukan sendiri sebagai ciptaan yang berharga.

  Kegiatan belajar matematika akan tercapai optimal, apabila guru dapat memilih metode yang tepat, dengan teknik-teknik penyampaian dan langkah- langkah pelaksanaannya yang baik. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan

  1

  telah dilakukan. Kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan kemampuan dirinya Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, daya reaksi, dan daya penerimaannya pada aspek-aspek individu (Natawidjaja,1984).

  Belajar matematika bukan sekedar menghafal rumus. Mengkomunikasikan ide-ide dalam angka menjadi bagian penting dalam mempelajari matematika.

  Aplikasi matematika tidak hanya dilakukan secara matematis saja, melainkan bagaimana caranya mengkomunikasikan matematika itu.

  Hingga saat ini matematika masih menjadi momok bagi sebagian siswa. Oleh karena itu, belajar matematika perlu dibuat semenarik mungkin. Dengan ini diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang bukan hanya mengembangkan kognitif siswa, tetapi juga dapat mengembangkan kemampuan non kognitif. Dalam hal meningkatkan efektivitas belajar matematika diperlukan metode yang berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif ( PPR).

  Proses pembelajaran matematika yang berbasis PPR, dapat menjadi semakin bergaung dalam diri para siswa dan guru kalau mereka semua mengetahui, memahami, dan mengenal secara lebih mendalam roh yang bergerak dan menggerakkan mereka dalam proses pembelajaran.

  Kegiatan pembelajaran matematika dibutuhkan suatu ketrampilan dan kerjasama antar siswa untuk memahami dan menemukan suatu penyelesaian masalah pembelajaran matematika yang sedang siswa hadapi. Siswa harus dilatih untuk memahami persoalan yang dihadapinya.

  Tujuan utama proses pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif, adalah mengintegrasikan pengetahuan matematika dan sikap batin siswa agar siswa mampu melihat korelasi antara ilmu pengetahuan matematika yang didapat dan dialaminya selama proses pembelajaran dengan realita konkret di tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya. Selain itu PPR juga bertujuan agar siswa memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan matematika yang telah dimiliki dan dialaminya dan mampu mewujudnyatakan dalam bentuk aksi nyata, yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadian para siswa.

  Untuk membentuk perilaku dan karakter siswa melalui kegiatan pembelajaran matematika dibutuhkan suatu kerjasama antar siswa dan guru untuk saling memahami dalam penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika hingga dapat menumbuhkan antara pengetahuan matematika dengan nilai-nilai kehidupan.

  Penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan tersebut dapat dilaksanakan melalui tahap- tahap pembelajaran berbasis PPR yang memuat pengalaman, perwujudan aksi, dan evaluasi sehingga terjadi penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan melalui proses pembelajaran matematika.

  

 

B. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada penjumlahan bilangan pecahan berpenyebut tidak sama dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR.

C. Rumusan Masalah

  Masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana efektivitas perkembangan nilai kemanusiaan dalam hal kerjasama antar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran PPR yang terkait dengan Kompetensi Dasar ” penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama “ pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester II tahun pelajaran 2010/2011.

D. Pemecahan Masalah

  Seperti telah dikemukakan pada bagian latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah, efektivitas perkembangan nilai kemanusiaan dalam pembelajaran matematika akan diatasi dengan pendekatan PPR.

E. Batasan Pengertian

  1. Efektivitas Efektivitas dalam pembelajaran matematika adalah suatu tindakan guru dalam mencapai sejumlah indikator keberhasilan perkembangan nilai kemanusiaan dalam mata pelajaran matematika peserta didik kelas IV B Kanisius Wirobrajan.

  2. Nilai Kemanusiaan Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan melalui pembelajaran matematika ini adalah nilai kerjasama antar peserta didik.

  3. Pendekatan Paradigma Pedagogi Refletif ( PPR).

  PPR merupakan model pendekatan belajar atau pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan efektivitas perkembangan nilai-nilai kemanusiaan yang seutuhnya pada pesertadidik. Di dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika yang berbasis PPR mempertimbangkan lima langkah utama yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi.

F. Tujuan

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas perkembangan nilai- nilai kemanusiaan dalam bidang studi matematika pada bilangan pecahan berpenyebut tidak sama menggunakan model PPR.

G. Manfaat

  Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagi siswa Penelitian ini akan memberikan pengalaman pada siswa dalam memahami bilangan pecahan yang berbasis PPR membantu siswa untuk menjadi manusia yang utuh, secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan pengalaman yang mengenyam sesuatu hal dalam batin, konteks sebagai kesiapan siswa untuk belajar, dan refleksi.

  

 

  2. Bagi guru Membantu para guru untuk:

  a. Semakin memahami siswa

  b. Bersedia mendampingi perkembangannya

  c. Lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya

  d. Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai guru, pengajar, dan pendamping

  3. Bagi sekolah Dapat menambah satu bacaan yang bermanfaat untuk para guru sebagai contoh proses pembelajaran yang berbasis PPR . ujian nasional, sertifikasi guru, pemerataan pendidikan, komersialisasi pendidikan, korupsi, dan mutu pendidikan yang dianggap rendah. Persoalan di atas menyangkut pendidikan, anak didik, proses pendidikan, dan pengambilan keputusan dalam dunia pendidikan

  Persoalan yang berkaiatan dengan anak didik atau peserta didik antara lain tidak punya arah ke depan, kurang memilih sesuatu yang penting bagi kehidupan masa depan yang lebih baik, konflik antar peserta didik, asal senang, tidak bergairah dalam belajar, dan untuk apa hidup ini (Wees Ibnoe, 2008).

  Efektivitas kegiatan belajar akan optimal, apabila guru dapat memilih metode yang tepat, kemudian melaksanakan dengan teknik-teknik penyampaian yang baik serta langkah-langkah pelaksanaan yang benar dan baik.

  Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan telah dilakukan. Kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mengembangkan kemampuan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan yang telah dikenal dan secara sadar atau tidak dilakukan oleh manusia.

  

7

 

   

  Proses belajar tidak cukup apabila hanya melibatkan otak. Semua daya manusiawi harus digunakan. Dengan demikian kegiatan belajar selalu menghidupkan baik unsur kognitif maupun afektif. Tanpa adanya perpaduan antara kedua unsur tersebut, kegiatan belajar tidak akan menggerakkan siswa untuk melakukan suatu perbuatan. Jadi, belajar adalah proses kerja terpadu yang mengaktifkan daya indera, pikiran, perasaan, dan kehendak.

  Segala kemampuan atau potensi yang ada pada diri manusia tidak akan berfungsi. Untuk mengembangkan potensi pada manusia dimulai dari hal-hal yang sifatnya kecil atau kurang berarti, kemudian sedikit demi sedikit dilatih atau dibiasakan yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan. Untuk mencapai hal tersebut di atas tidak terlepas dari kegiatan belajar.

  Untuk merumuskan definisi belajar yang memadai bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena itulah timbul berbagai definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli. Di antaranya seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1998) belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang.

  PPR singkatan dari Paradigma Pedagogi Reflektif. Paradigma adalah suatu kerangka berfikir/model dari teori ilmu pengetahuan/perubahan model. Pengertian paradigma dapat diartikan sebagai sebuah model dan atau pendekatan dalam proses pembelajaran. Pedagogi artinya cara pengajar mendampingi para siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya yang meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya seorang siswa, sehingga akan mencakup arah dan tujuan semua

   

  aspek pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa PPR adalah cara pandang tentang pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa melalui pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dilakukan sesuai dengan konteks siswa dan materi pelajaran, serta melalui mekanisme pemberian pengalaman, refleksi, perwujudan aksi dan evaluasi.

  Konteks siswa antara lain taraf perkembangan pribadi, kondisi social, budaya, dan agama. Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, dan cara mempelajarinya (Subagyo, 2005).

  Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan. Untuk mengembangkan nilai persaudaraan, siswa perlu mengalami rasa persaudaraan antar teman dan dengan guru dalam kegiatan belajar di kelas, misalnya melalui kegiatan kerja kelompok.

  Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang lalu. Menurut Subagyo (2005), refleksi merupakan tahap di mana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat dan makna nilai yang diperjuangkan.

  Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam pengalaman, guru memfasilitasi dengan mengajukan pertanyaan, member tugas

  

 

   

  kepada siswa untuk mengkomunikasikan pendapat mereka dalam bentuk lisan, tulisan atau gambar, dan mengajak siswa berdiskusi.

  Hasil refleksi siswa atas pengalaman perlu ditindaklanjuti hingga siswa mempunyai niat, bersikap, dan berbuat atas kemauan sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Untuk membantu siswa mengembangkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitai dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dalam pelajaran yang akan datang, atau memberi tugas sebagai perwujudan aksi di sekolah, di rumah, atau di lingkungan tempat tinggal.

  Reflektif dipakai dalam arti menyimak kembali dengan penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul, atau reaksi spontan agar dapat menangkap maknanya secara lebih mendalam. Jadi reflektif mengandung pengertian sebuah proses yang mampu memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi dan erat dengan pengalaman batin seseorang untuk menemukan nilai-nilai hidup yang hakiki serta merupakan proses yang membentuk karakter/kepribadian dan melahirkan kebebasan dalam penentuan sikap yang dapat dipertanggungjawabkan dengan baik (Tim PPR, 2010).

  PPR dapat pula diartikan sebagai pembelajaran yang mengintegrasikan bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan melalui pengalaman, aksi, dan refleksi. PPR juga menekankan konteks proses belajar dan mengedepankan pentingnya evaluasi (Subagyo, 2005).

  Tujuan PPR adalah proses pembelajaran berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif, adalah mengintegrasikan pengetahuan dan sikap batin agar siswa mampu

   

  melihat korelasi antara ilmu pengetahuan yang didapat dan dialaminya selama proses pembelajaran dengan realitas konkret di tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya. Selain itu PPR juga bertujuan agar siswa memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang telah dimiliki dan dialaminya dan mampu mewujudnyatakan dalam bentuk aksi nyata, yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadian siswa.

  Tujuan PPR bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

  a. Tujuan PPR bagi guru, yaitu membantu para guru untuk:

  1. Semakin memahami siswa

  2. Semakin bersedia mendampingi perkembangannya

  3. Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya

  4. Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral

  5. Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan

  6. Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai guru, pengajar, dan pendamping.

  b. Tujuan PPR bagi siswa, yaitu membantu siswa untuk menjadi:

  1. Manusia bagi sesama

  2. Manusia yang utuh

  3. Manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan, Religius

  4. Manusia yang sanggup mencintai/dicintai

   

   

  5. Manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain

C. Nilai Kemanusiaan

  Penilaian adalah upaya untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegang dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.

  Secara garis besar, dalam sistem pendidikan nasional dibagi menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam konteks hasil belajar, maka ketiga aspek itulah yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Diantara ketiga aspek itu, aspek kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pelajaran (Andersen, 1981).

  Aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

  Aspek afektif dibagi menjadi lima bagian yaitu receiving, responding, valuing, organization, dan characterization by evalue or calue complex.

  Receiving adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.

   

  Contoh, misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus disingkirkan. Responding adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikuti dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Contohnya adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajari lebih jauh atau lebih dalam lagi tentang kedisiplinan.

  

Valuing adalah menilai atau menghargai artinya memberikan nilai terhadap suatu

  kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitan proses belajar mengajar, peserta didik tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka juga berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Contohnya adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah, di rumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

  Organization adalah mengorganisasikan artinya mempertemukan perbedaan

  nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal. Contohnya peserta didik mendukung penegakkan disiplin nasional. Characterization by evalue or calue

  

complex yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang,

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya (Andersen, 1981).

D. Bilangan Pecahan

  Pendidikan matematika telah berkembang dengan cepat, disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang bernuansa kemajuan sains dan teknologi. Terkait dengan pembelajaran matematika, banyak kecenderungan baru yang tumbuh dan

  

 

   

  berkembang, sebagai inovasi dan reformasi model pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tantangan sekarang dan mendatang. Beberapa diantaranya adalah model-model contextual learning, cooperative learning, Realistic Matematics

  

Education (RME), open-ended, manipulative material, concept map, quantum

teaching/learning, dan writing in matematics.

  Sebagai pengetahuan, matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hirarkis, dan logis. Soedjadi (1999) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, operasi, dan prinsip.

  Model pembelajaran matematika yang berkembang didasarkan pada teori- teori belajar. Teori-teori belajar menjadi tidak berguna jika makna dari konsep yang dikembangkan tidak dipahami dengan baik. Jika suatu teori belajar ternyata efektif untuk membantu guru menjadi lebih profesional, yaitu meningkatkan kesadaran guru bahwa mereka wajib menolong siswa mengintegrasikan konsep baru dengan konsep yang sudah ada maka teori itu berharga dan patut dipertimbangkan.

  Untuk menanamkan pemahaman siswa tentang pengertian bilangan pecahan, guru harus menyediakan beberapa benda kongkrit dan beberapa gambar yang diharapkan dapat membantu membangun pemahaman kerjasama siswa terhadap bilangan pecahan.

  Bilangan pecahan merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk Q = a/b, b ≠ 0, a

   

  dan b bilangan bulat. a dinamakan pembilang, b dinamakan penyebut, dan garis di bawah a dan di atas b disebut garis pecahan.

  Kerjasama adalah melakukan suatu kegiatan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kerjasama dilakukan seumur hidup manusia dalam penerapan segala aspek kehidupannya. Hakikat manusia sebagai makluk social yang mendasari manusia untuk membangun kerjasama satu sama lain. Kerjasama dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan dan sesame sehingga tercipta kerukunan serta memupuk persatuan dan kesatuan.

  Kerjasama dilatih sejak anak kecil. Nilai kerjasama tidak bias diajarkan sekali tempo. Nilai kerjasama akan membudaya pada anak-anak apabila dilakukan secara terus menerus dan menjadi kegiatan pembiasaan. Penerapan kerjasama di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di lingkungan keluarga, pembiasaan kerjasama ini dilakukan bersama orang tua dan kerabatnya. Di lingkungan sekolah, pembiasaan ini dilakukan anak bersama guru dan teman sejawatnya sedangkan di masyarakat anak melakukannya bersama tetangga dan teman-temannya.

  Pendidikan yang berbasis PPR bertujuan untuk membina laki-laki dan perempuan agar menjadi pribadi yang utuh dan bermakna bagi semua manusia

  

(forming men and women for others) . Pribadi manusia yang utuh itu mengarah pada

  integritas pribadi yang competence, conscience, dan compassion. Dinamika PPR terus menerus bergerak secara timbale balik dalam gerak spiral yang dinamis: Konteks,

  

 

   

  Pengalaman, Refleksi, Aksi, dan Evaluasi. Keunggulan PPR adalah menjadikan para siswa dan guru saling belajar mengembangkan kompetensi secara utuh (competence), saling mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (conscience), dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesame (compassion).

  Untuk memperoleh 3C tersebut diperlukan latihan berulang-ulang dan secara terus menerus yang terintegrasi dalam setiap pelajaran di sekolah. Pembelajaran matematika berbasis PPR merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mengajarkan siswa mengembangkan nilai kemanusiaan pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Model pembelajaran ini akan melatih siswa bekerja/belajar secara berkelompok atau aktif berdiskusi dalam menyelesaikan soal matematika yang terkait dengan penjumlahan berpenyebut tidak sama pada kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester 2 tahun ajaran 2010/2011. Dengan begitu diharapkan siswa dapat mengembangkan nilai kerjasama dengan baik serta bersinergi dengan teman- temannya.

  Dari kerangka berpikir dapat ditarik suatu hipotesa yang mana penerapan PPR pada pembelajaran matematika dapat secara efektif mengembangkan nilai kemanusiaan pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011. pengambilan data yang dipakai adalah lembar obsevasi perkembangan nilai kemanusiaan. Pada penelitian ini yang ditekankan oleh peneliti adalah nilai kemanusiaan peserta didik.

  Berada di jalan Hos Cokroaminoto No. 8 Yogyakarta.

  2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada semester dua tahun ajaran 2010/2011.

  Tepatnya pada tanggal 4 sampai 12 April 2011.

  3. Subyek Penelitian

  Pada penelitian ini penulis mengambil subyek penelitian yaitu siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Jumlah siswa perempuan 17 sedangkan laki-laki 19, jadi jumlah siswa 36.

  4. Obyek Penelitian

  Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah efektivitas perkembangan nilai kemanusiaan peserta didik dalam pembelajaran matematika.

  

17

 

C. Prosedur Penelitian

  Penelitian ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Waktu untuk satu kali pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Penelitian ini meliputi 4 langkah dalam setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi, dan berulang lagi pada siklus berikutnya.

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

  Nilai Kemanusiaan: Kerjasama Indikator Kerjasama Kriteria Keberhasilan Tindakan

  Siklus I Siklus II Siklus III Aktif terlibat 45% 50% 55% Bertukar Pikiran dalam Kelompok 40% 45% 55% Membantu teman secara sukarela 45% 50% 55% E.

Rencana Tindakan

  Persiapan

  a. Permintaan ijin kepada pihak sekolah SD Kanisius Wirobrajan

  b. Identifikasi masalah

  c. Mengkaji KD 6.3 tentang penjumlahan pecahan

  d. Menyusun RPP, alat peraga, dan LKS

  e. Mempersiapkan sumber bahan pengajaran

  f. Menyusun instrumen penelitian soal dan rubrik

  Siklus I

  a. Perencanaan

  1. Menyusun RPP dan LKS

  2. Menyiapkan materi diskusi kelompok

  3. Menyiapkan media pembelajaran

  4. Menyiapkan lembar evaluasi

  5. Menyiapkan lembar refleksi

  6. Menyiapkan alat penilaian

  b. Tindakan

  1. Konteks:

  • Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui situasi tentang pengetahuan yang dimilikinya terkait dengan materi yang akan dibahas.
  • Menjelaskan proses KBM secara umum

  2. Pengalaman:

  • Guru membentuk kelompok, masing-masing 4 siswa
  • Siswa mendemonstrasikan tentang bilangan pecahan
  • Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas materi
  • Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
  • Menarik kesimpulan

  3. Refleksi:

  

 

  • Siswa merenungkan pertanyaan nilai apa yang didapatkan

  4. Aksi:

  • Melakukan tindakan nyata dari hasil refleksi

  5. Evaluasi:

  • Siswa mengevaluasi kegiatan belajar dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan guru

  c. Pengamatan

  1. Mengamati perilaku siswa dalam proses belajar dengan PPR

  2. Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok

  3. Mengamati siswa yang mau bertukar pikiran dalam kelompok

  4. Mengamati siswa yang mau membantu teman dengan sukarela

  d. Refleksi

  1. Melakukan evaluasi terhadap KBM

  2. Menganalisis hasil evaluasi

  3. Memperbaiki kekurangan untuk daur berikutnya

  Siklus II

  a. Perencanaan

  1. Menyusun RPP dan LKS

  2. Menyiapkan materi diskusi kelompo

  3. Menyiapkan lembar evaluasi

  4. Menyiapkan lembar refleksi

  5. Menyiapkan alat penilaian b. Tindakan\

  1. Konteks:

  • Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui situasi tentang pengetahuan yang dimilikinya terkait dengan materi yang akan dibahas.
  • Menjelaskan proses KBM secara umum

  2. Pengalaman :

  • membentuk kelompok, masing-masing 4 siswa
  • Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama
  • Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
  • Menarik kesimpulan

  3. Refleksi:

  • merenungkan pertanyaan nilai apa yang didapatkan

  4. Aksi:

  • melakukan tindakan nyata dari hasil refleksi

  5. Evaluasi:

  • siswa mengevaluasi kegiatan belajar dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan guru

  c. Pengamatan

  1. Mengamati perilaku siswa dalam proses belajar dengan PPR

  

 

  2. Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok

  3. Mengamati siswa yang mau bertukar pikiran dalam kelompok

  4. Mengamati siswa yang mau membantu teman dengan sukarela

  d. Refleksi

  1. Melakukan evaluasi terhadap KBM

  2. Menganalisis hasil evaluasi

  3. Memperbaiki kekurangan untuk daur berikutnya

  Siklus III

  a. Perencanaan

  1. Menyusun RPP dan LKS

  2. Menyiapkan materi diskusi kelompok

  3. Menyiapkan lembar evaluasi

  4. Menyiapkan lembar refleksi

  5. Menyiapkan alat penilaian

  b. Tindakan

  1. Konteks:

  • Tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui situasi tentang pengetahuan yang dimilikinya terkait dengan materi yang akan dibahas.
  • Menjelaskan proses KBM secara umum

  2. Pengalaman :

  • membentuk kelompok, masing-masing 2 siswa
  • Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas materi tentang penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama
  • Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
  • Menarik kesimpulan

  3. Refleksi:

  • merenungkan pertanyaan nilai apa yang didapatkan

  4. Aksi:

  • melakukan tindakan nyata dari hasil refleksi

  5. Evaluasi:

  • siswa mengevaluasi kegiatan belajar dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan guru

  c. Pengamatan

  1. Mengamati perilaku siswa dalam proses belajar dengan PPR

  2. Mengamati keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok

  3. Mengamati siswa yang mau bertukar pikiran dalam kelompok

  4. Mengamati siswa yang mau membantu teman dengan sukarela

  d. Refleksi

  1. Melakukan evaluasi terhadap KBM

  2. Menganalisis hasil evaluasi

  3. Memperbaiki kekurangan untuk daur berikutnya F.

   Metode Pengumpulan Data

 

  Data penelitian terdiri dari:

  1. Proses pembelajaran di kelas Data proses pembelajaran di kelas dikumpulkan dengan metode observasi langsung dan didukung dengan metode tak langsung meelalui perekaman video.

  2. Perkembangan nilai kemanusiaan Data perkembangan nilai kemanusiaan dikumpulkan dengan metode observasi langsung

  Instrumen observasi terdiri dari:

  1. Lembar observasi proses pembelajaran

  2. Lembar observasi perkembangan nilai kemanusiaan (tabel terlampir) G.

Metode Analisis Data

  I. Data proses pembelajaran di kelas pada setiap akhir siklus PTK dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Data dibandingkan dengan karakteristik pembelajaran berpola PPR, yaitu

  a. Guru menyesuaikan perkembangan nilai kemanusiaan dengan kondisi peserta didik dengan bahan.

  b. Guru memberi kesempatan agar peserta didik mengalami nilai kemanusiaan.

  c. Guru memandu peserta didik merefleksikan pengalaman tersebut.

  d. Guru memandu pesertadidik membangun niat atau melakukan aksi. e. Guru menilai pertumbuhan nilai kemanusiaan pada diri peserta didik dengan mengevaluasi pembelajaran.

  2. Dari hasil perbandingan diidentifikasi kesulitan atau kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi

  II. Data perkembangan nilai kemanusiaan pada setiap akhir siklus PTK dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menghitung jumlah peserta didik yang perilakunya menunjukkan masing- masing indikator nilai kemanusiaan

  2. Menghitung prosentase peserta didik di kelas yang perilakunya menunjukkan masing-masing indikator nilai kemanusiaan

  3. Membandingkan prosentase tersebut dengan kriteria keberhasilan tindakan untuk masing-masing indikator nilai kemanusiaan

  

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus 1 a. Pelaksanaan penelitian Pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2011 jam ke -2

  yaitu pada pukul 07.35-08.45. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan, dan diampu oleh guru kelas yang bersangkutan. Siswa hadir berjumlah 35 orang, terdiri dari 19 siswa putra dan 16 siswa putri. Tidak hadir 1 orang siswa karena sakit.

  Materi pembelajaran adalah penjumlahan pecahan. Kompetensi dasar adalah menjumlahkan pecahan. Adapun indikatornya adalah menjumlahkan dua pecahan berpenyebut sama.

  Sedangkan nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan adalah kerjasama. Dengan indikator adalah (i) siswa aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, (ii) siswa mau bertukar pikiran ketika mengikuti kegiatan diskusi kelompok, dan (iii) siswa mau dengan sukarela membantu teman yang membutuhkan.

  Observer terdiri dari 2 orang observer langsung, 1 orang observer tidak langsung (kameramen handy cam), 1 orang penilai perkembangan nilai kemanusiaan, dan 1 orang korektor/penilai perkembangan kompetensi.

  Proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal meliputi: konteks

  1. Guru menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa

  2. Guru memberikan salam

  3. Guru bertanya kesiapan siswa dalam menghadapi materi

  4. Guru memberi penjelasan tentang pecahan melalui contoh yang konkrit seperti membagi roti Kegiatan inti meliputi: Pengalaman

  1. Guru memberikan latihan soal kepada siswa

  2. Siswa mengerjakan di papan tulis

  3. Guru membagi siswa menjadi 9 kelompok

  4. Guru membagikan LKS dalam kelompok

  5. Siswa mengerjakan LKS dengan berdiskusi

  6. Perwakilan dua kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi Kegiatan akhir meliputi : Refleksi

  1. Guru memberikan refleksi secara individu kepada siswa

  2. Siswa menyampaikan kendala yang dialami pada saat pembelajaran Aksi

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

TINJAUAN PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN PELUANG DI KELAS XI IPA SMA KANISIUS TIRTOMOYO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program studi Pendidikan Matematika

0 0 178

PENERAPAN PRINSIP EVALUASI KEMAJUAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN DALIL PYTHAGORAS BERPARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI SMP KANISIUS TIRTOMOYO

0 0 168

KEGIATAN GURU MEMFASILITASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN SEMESTER 2 Tahun Ajaran 20102011 Skripsi

0 0 101

PROSES BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan PGSD

0 0 118

KEGIATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPOLA PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI SMA KANISIUS TIRTOMOYO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

0 0 245

PENELITIAN TINDAKAN KELAS EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KOMPETENSI MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VB SD KANISIUS SENGKAN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuh

0 5 132

PENINGKATAN KEAKTIFAN, CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD KANISIUS SOROWAJAN TAHUN PELAJARAN

0 1 150

KEGIATAN GURU MEMFASILITASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERPARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS VIII SMP KANISIUS TRITOMOYO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

0 1 211

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN TAHUN PELAJARAN 20102011

0 1 128