PENINGKATAN KEAKTIFAN, CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD KANISIUS SOROWAJAN TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KEAKTIFAN,
CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN
BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I
SD KANISIUS SOROWAJAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yanuar Setyarso
NIM : 081134238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN KEAKTIFAN,
CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN
BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD KANISIUS SOROWAJAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yanuar Setyarso
NIM : 081134238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
Halaman Persembahan
Dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas, secara khusus penelitian ini
dipersembahkan kepada :¾ Alm.Bapak dan ibu, yang sangat aku hormati terimakasih atas ketulusan kasih sayang serta doa tanpa akhir dalam setiap langkahku. ¾ Tunanganku yang tersayang Agnes Efita Jayanti yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam hidupku. ¾ Kakakku yang selalu mendukung dan memotivasiku. ¾ Sahabat-sahabat terbaiku Dewi dan Via yang selalu ada disaat susah dan senang. ¾ Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ¾ Keluarga besar SD. Kanisius Sorowajan.
HALAMAN MOTTO
“Tidak ada kata gagal di dalam hidup ini, selagi kita mau berusaha”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
20 Desember 2011 Penulis Yanuar Setyarso
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yanuar Setyarso
Nomer Mahasiswa : 081134238 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN KEAKTIFAN, CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN
ISOLATOR PANAS MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI EKSPERIMEN BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD KANISIUS SOROWAJAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 20 Desember 2011 Yang menyatakan
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN,
CARA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG MATERI KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN
BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF
PADA SISWA KELAS VI A SEMESTER I SD KANISIUS SOROWAJAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Yanuar Setyarso
NIM. 081134238
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan, cara belajar, dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan tentang materi Konduktor dan Isolator Panas dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen berbasis paradigma pedagogi reflektif tahun ajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan kemampuan bekerjasama, kemampuan cara belajar,serta nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan pada tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan keaktifan, cara belajar dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi konduktor dan isolator panas. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan lembar pengamatan dan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Demikian pula siklus II juga dibagi dalam tiga kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran adalah selama 40 menit. Pada penelitian ini peneliti memilih materi Konduktor dan Isolator Panas pada mata
pelajaran IPA semester I kelas VI dengan alasan tingkat keaktifan, cara belajar dan prestasi belajar siswa pada materi tersebut masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan yang masih kurang, cara belajar dan nilai rata-rata kelas yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan, cara belajar, dan prestasi belajar meningkat. Meningkatnya keaktifan dapat dilihat dari presentase siklus I sebesar 75 %, dan pada siklus II sebesar 81 %. Sedangkan untuk cara belajar pada siklus I sebesar 70 %, dan pada siklus II sebesar 75 %. Sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen, nilai rata-rata siswa kelas VI semester I pada tahun pelajaran 2010/2011 berada di bawah KKM yaitu 71 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah yaitu 47%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I meningkat menjadi 79 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 63%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 85 sedangkan persentase siswa yang mencapai KMM meningkat menjadi 84%. Hasil penelitian di atas membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi eksperimen berbasis pedagogig reflektif
ABSTRACT
IMPROVING THE ABILITY OF BEING ACTIVE, LEARNING METHOD,
AND THE ACHIEVEMENT OF SCIENCE ABOUT HEAT CONDUCTOR
AND ISOLATOR BASED ON PARADIGM PEDAGOGIC REFLECTIF ON
STUDENT GRADE SIX TERM ONE KANISIUS SOROWAJAN
ELEMENTARY SCHOOL YEAR 2011/2012
Yanuar Setyarso
NIM. 081134238
This research aims to determine the improving of being active, learning method, and the achievement of science about heat conductor and isolator based on paradigm pedagogic reflektif on student grade six term one Kanisius Sorowajan elementary school year 2011/2012 luhich proven by improving of the ability of cooperation, learning, average, and the student achievement of KKM.
The research is classroom action research, which conducted for six grade elementary school student Kanisius Sorowajan in the 2011/2012 academic year which amounted to 32 students. The research object is to improving of the ability of cooperation, learning, and the achievement of science about heat conductor and isolator based. Data collection techniques is gained observation sheet and written test. The gathered data was analyzed in descriptive qualitative.
This research consist of two cycles, in which the first cycle is divided into three meeting, they are first, second, and third meeting. Where as the second cycle is divided into three meeting too. Two hours lesson for each meeting, one hour lesson is forty minutes. In this research the researcher selected conductor and heat isolator materials on science subject of grade six term one by the reason of being active, learning method, and the class average under KKM determined by school.
The research results showed that before taking the action which is using demonstration experiment method, the students grade average of grade six 2010/2011 is under KKM, that is seventy one and the percentage of the students KKM achievement is still lo, only at forty percent. After doing the action there is an increasing students grade average in the first cycle into seventy nine and the percentage of students who reached the KKM is sixty three percent, and on the second cycle student score average increased into eighty five while the percentage of students who reach the KKM increased into eighty four percent.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.
5. Agnes Efita Jayanti yang selalu memberikan dukungan serta bantuan.
6. Bapak Suwardi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Kanisius Sorowajan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas VI
7. Siswa kelas VI SD Kanisius Sorowajan yang telah bersedia menjadi subyek dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 9 Desember 2011 Penulis Yanuar Setyarso
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………………….…vii ABSTRAK ……………………………………………………………………viii ABSTRACT …………………………………………………………………. ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………… xv DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Pembatasan Masalah ..................................................................... 3 C. Perumusan Masalah ...................................................................... 4 D. Pemecahan Masalah ...................................................................... 4 E. Batasan Pengertian ........................................................................ 5 F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
G. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ...... 8
1. Sejarah ..................................................................................... 8
2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ................... 9
3. Dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ..................... 10
4. Prinsip-prinsip Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ............. 14
B. Prestasi Belajar Siswa .................................................................... 15
1. Definisi Prestasi Belajar .......................................................... 15
C. Metode Demonstrasi Eksperimen ................................................. 16
1. Definisi Metode Demonstrasi Eksperimen .............................. 16
2. Beberapa Kelebihan dari Metode Demonstrasi Eksperimen ... 16
3. Beberapa Kelemahan dari Metode Demonstrasi Eksperimen . 16
4. Langkah-langkah dalam melakukan demonstrasi ................... 17
D. Konduktor dan Isolator Panas ....................................................... 18
E. Kerangka Berfikir ......................................................................... 21
F. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. 24 B. Seting Penelitian ........................................................................... 25 C. Rencana Tindakan ......................................................................... 28 D. Pengumpulan Data dan Instrumennya .......................................... 34 E. Analisis Data ................................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................ 46 B. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian ..................................... 46
1. Deskripsi Penelitian Siklus I ................................................... 47
2. Deskripsi Penelitian Siklus II .................................................. 53
C. Pembahasan ................................................................................... 59
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 70 B. Saran ............................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Siklus PPR ..................................................................................... 14 Gambar 2. Besi dipanaskan (konduktor) ........................................................ 18 Gambar 3. Kayu sebagai isolator .................................................................... 19 Gambar 4. Contoh Konduktor dan Isolator ..................................................... 19
a. wajan
b. strika
c. penggapus
d. sendok dan garpu
e. pensil Gambar 5. Peta Konsep Konduktor dan Isolator Panas ................................. 21 Gambar 6. Desain Siklus ................................................................................. 25
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 27 Tabel 2. Pengumpulan Data Prestasi ............................................................... 34 Tabel 3. Pengumpulan Data Keaktifan ............................................................ 34 Tabel 4. Pengumpulan Data Cara Belajar ………………….………………... 35 Tabel 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ……………………………………. 37 Tabel 6. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II …………………………………… 38 Tabel 7. Lembar Keaktifan Siswa ................................................................... 39 Tabel 8. Lembar Cara Belajar Siswa .............................................................. 41 Tabel 9. Indikator Capaian Penelitian ............................................................. 43 Tabel 10. Bentuk Soal dan Penyekoran .......................................................... 44 Tabel 11. Kekatifan dan Cara Belajar ............................................................. 61 Tabel 12. Lembar Keaktifan Siswa ................................................................. 61
a. Lembar keaktifan siswa siklus I pertemuan II
b. Lembar keaktifan siswa siklus II pertemuan II Tabel 13. Penelitian Kemampuan Cara Belajar .............................................. 64
a. Lembar kemampuan cara belajar siswa siklus I pertemuan II
b. Lembar kemampuan cara belajar siswa siklus II pertemuan II Tabel 14. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar ................................................. 67 Tabel 15. Hasil Perolehan Siklus I dan Siklus II ……………………………. 68
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Silabus …………………………………………………………… 74 Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ………………………………………... 76 Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 2 ……………………………………..…. 80 Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 3 ……………………………………..…. 83 Lampiran 5. LKS Siklus I Pertemuan 1 …………………………………...…… 86 Lampiran 6. LKS Siklus I Pertemuan 2 ………………………………..………. 87 Lampiran 7. Soal …………………….. ……………………………………..…. 90 Lampiran 8. Soal ……………………...……………………………………..…. 91 Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I …………...……………………………… ...92 Lampiran 10. Silabus Siklus II ………...……………………………………….. 95 Lampiran 11. RPP Siklus II Pertemuan 1 ………..…………………………….. 97 Lampiran 12. RPP Siklus II Pertemuan 2 ……………………...…………….. .101 Lampiran 13. RPP Siklus II Pertemuan 3 ……………………...…………….. .104 Lampiran 14. LKS Siklus II Pertemuan 2 …………………………………… .107 Lampiran 15. Soal Evaluasi Siklus I …………………………………………..108 Lampiran 16. Lembar Keaktifan Siswa Siklus I ………..……………………..111 Lampiran 17. Lembar Keaktifan Siswa Siklus II….. ………………………….112 Lampiran 18. Lembar Cara Belajar Siswa Siklus I …….……………………...113 Lampiran 19 Lembar Cara Belajar Siswa Siklus II. ………………………….114 Lampiran 20. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus I …………………………..115 Lampiran 21. Data Persentase KKM Siklus I …...…………………………… 117
Lampiran 22. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus II …...…………………… 119 Lampiran 23. Data Persentase KKM Siklus II ...……………………..….…… 121 Lampiran 24. Foto Kegiatan …………………………………………………..123
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama ini sistem pendidikan cenderung mengukur keberhasilan peserta
didik hanya dari segi intelektualnya saja. Kualitas pendidikan yang baik yang sebenarnya yaitu menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan juga cerdas secara emosional. Dengan kata lain bahwa peserta didik memiliki perkembangan yang harmonis secara fisik, mental, emosional, dan spiritual. Pembinaan karakter dan kecerdasan emosional ini berguna agar peserta didik mampu mengelola kehidupan emosionalnya menjadi lebih terkendali dan terarah, seperti bersikap empatik dan simpatik kepada sesama siswa, guru, orang tua, dan masyarakat luas.
Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik tersebut, diciptakanlah suatu pendekatan yang disebut Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). PPR yaitu pola pembelajaran yang membentuk pribadi peserta didik agar berwatak dan berbudaya inovatif melalui pengintegrasian masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengintegrasian ini dirancang sehingga nilai kemanusiaan tumbuh dari kesadaran peserta didik sendiri melalui refleksinya.
Hasil dari refleksi ini diharapkan tampak pada perubahan pola sikap yang terwujud lewat perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari (= pendidikan religiusitas).
Pendekatan pembelajaran ini menekankan pada perkembangan untuk membangun manusia yang memiliki kemampuan, tanggung jawab, dan perhatian pada sesama. Setiap pribadi diarahkan agar terbentuk pola perubahan perilaku yang baik bagi kehidupannya di masyarakat. Siswa dan guru berlatih dan bekerja bersama sebagai tim guna mencapai kesuksesan bersama.
Penyajian dalam PPR ini bertitik tolak dari pengalaman manusiawi dan bukan kekosongan. Semakin banyak iklim yang mempengaruhi siswa yang diketahui, maka semakin mudah kita membantu siswa untuk memahami pengalaman mereka.
Berdasarkan alasan tersebut, penulis ingin memecahkan masalah dengan strategi pembelajaran PPR dengan metode demonstrasi eksperimen, karena strategi tersebut bisa diterapkan di Sekolah Dasar, seperti yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah Kristiani khususnya di Keuskupan Agung Semarang.
Disadari akan pentingnya pemahaman mengenai konduktor dan isolator panas dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak sekali alat-alat eloktronik yang menggunakan konduktor dan isolator diharapkan para peserta didik juga memahami serta mengerti konduktor dan isolator itu sendiri.
Disamping itu berkaitan dengan hasil belajar yang kurang dari KKM yaitu diantara 32 peserta didik, dalam materi ini mendapat rata-rata nilai ulangannya 71 padahal KKM yang ditentukan harus mencapai 75. Jauh sekali keadaan yang terjadi dengan standar sekolah dan diduga guru hanya
prestasi belajar siswa SD Kanisius Sorowajan maka penelti mencoba menggunakan metode demonstrasi eksperimen, dengan metode demonstrasi eksperimen siswa akan menggali dan membangun sendiri pengetahuannya, pengetahuan yang diperoleh akan disertai dengan pemahaman bukan bersifat hafalan saja setelah pembelajaran selesai akan dilakukan refleksi. Hasil dari refleksi ini diharapkan tampak pada perubahan pola sikap yang terwujud lewat perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan lebih permanen dan pada akhirnya diharapkan prestasi belajar siswa meningkat, sehingga peneliti mengambil penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan, Cara Belajar, dan Prestasi Belajar IPA Tentang Materi Konduktor dan Isolator Panas Menggunakan Metode Demonstrasi Eksperimen Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Siswa Kelas VI A Semester Ganjil SD Kanisius Sorowajan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Peneliti juga akan melakukan pembelajaran yang menarik melalui metode demonstrasi eksperimen yang melibatkan peserta didik.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi tentang peningkatkan keaktifan, cara belajar dan prestasi belajar IPA tentang materi konduktor dan isolator menggunakan metode demonstrasi eksperimen Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif Siswa Kelas VI A Semester I SD Kanisius Sorowajan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012 dan terbatas dengan Kompetensi Dasar mengenai Konduktor dan Isolator Panas.
C. Perumusan Masalah
Apakah penggunaan metode demonstrasi eksperimen berbasis paradigma pedagogi reflektif dapat meningkatkan keaktifan, cara belajar, dan prestasi belajar IPA tentang materi konduktor dan isolator panas siswa kelas
VI A Semester I SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012?
D. Pemecahan Masalah
Pemahaman mengenai konduktor dan isolator memang gampang- gampang susah dapat dilihat dari perolehan nilai siswa yang rata-rata ulangannya 71 sedangkan KKM 75. Siswa belum menguasai materi konduktor dan isolator panas dengan baik sehingga menimbulkan keraguan dan kesalahan dalam menjawab dikarenakan kebiasaan penyampaian materi dengan metode ceramah. Peneliti mencoba menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan Metode Demonstrasi Eksperimen Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Diharapkan contoh yang diberikan guru pada waktu mendemostrasikan konduktor dan isolator di depan siswa dan akhirnya siswa sendiri yang mempraktekkan dapat menjadi salah satu aksperimen alternatif tindakan untuk memecahkan masalah.
E. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah (konsep) yang akan dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian.
1. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pola berpikir dalam penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran, yang mengintegrasikan pengembangan pemahaman masalah dunia serta masalah kehidupan dengan pengembangan nilai kemanusiaan. Penyelenggaraan pendidikan/ pembelajaran itu merupakan satu proses terpadu yang dirancang sedemikian rupa sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa/i sendiri, melalui refleksinya. Selanjutnya hasil refleksi itu diperlihatkan dalam perubahan pola sikap yang terwujud pada perubahan perilaku.Prestasi adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang dapat diukur dengan alat ukur tes yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka.
2. Metode Demonstrasi Eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan dan melakukan suatu proses untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru memberikan contoh kemudian siswa melakukan kegiatan praktek itu sendiri untuk menemukan apa yang dicari.
3. Cara belajar dalam penelitian ini dibatasi kemampuan membuat ringkasan.
4. Konduktor adalah benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik.
5. Isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik (penghantar yang buruk).
F. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah Metode Demostrasi Eksperimen Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan keaktifan, cara belajar, dan prestasi belajar tentang materi konduktor dan isoalator panas siswa kelas
VI A semester I SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012?
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang berharga dalam menerapkan metode demonstrasi eksperimen berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran mengenai konduktor dan isolator panas, sehingga dapat menerapkan untuk materi pokok lain yang sesuai.
2. Bagi rekan-rekan guru merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk materi pokok lain dan mata pelajaran lain.
3. Menambah pengetahuan tentang pembelajaran Paradigma Pedagogi
4. Bagi perpustakaan sekolah, laporan penelitiannya dapat menambah satu bacaan yang dimanfaatkan untuk teman-teman guru sebagai contoh penelitian tindakan kelas.
5. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman baru dalam mempelajari materi konduktor dan isolator panas dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
1. Sejarah
Sebagaimana dimuat di dalam buku Paradigma Pedagogi Reflektif yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius (2010 : 22-32). Tergerak oleh keprihatinan akan orang pribumi yang tertindas, RM. Van Lith, SJ mendirikan sekolah untuk mengangkat harkat mereka dan meyakinkan kesetaraan mereka sebagai anak Allah dengan semua orang. Baginya, sekolah merupakan sarana mewujudkan idealisme : a. Mengusahakan perubahan sosial, dari ketertindasan ke arah kesetaraan dan kemerdekaan, dan b. Membentuk siswa memahami dirinya dan berjuang bagi bangsanya.
Dalam konteks penjajahan, sekolah RM. Van Lith, SJ memberikan pendidikan bermutu, menanamkan caritas, dan menyebarluaskan caritas.
Caritas adalah kasih yang diwujudkan dalam memihak yang tertindas untuk
menegakkan keadilan dan membela hak azasi. Tujuannya adalah untuk pembebasan dan transformasi struktural agar penindas dan penghisap dilenyapkan, tanpa kekerasan.
Berdasarkan pengalaman Van Lith, Uskup KAS dalam buku Paradigma Pedagogi Reflektif menegaskan dan menghimbau, hendaknya pendidikan di sekolah Katolik menjadi pendidikan yang diinspirasikan iman
sebagai mediasi perubahan sosial dan hendaknya sekolah Katolik menjadi agen perubahan sosial, tempat yang baik bagi tumbuhnya pelaku perubahan sosial, menerapkan Pedagogi Reflektif sebagai pola pikir mewujudkan pendidikan Kristiani, dalam perkembanganya ternyata Paradigma Pedagogi Ignasian sangat di kagumi oleh sekolah-sekolah bahkan sampai di Negara bagian Eropa. Dimana kata kunci sukses dari Paradigma Pedagogi Ignasian tersebut adalah Seperangkat Rencana Pembelajaran. Para kelompok Jesuit sangat sadar bahwa roh dasar yang menjadi fondasi pendidikan Jesuit adalah latihan rohani yang diajarkan oleh St. Ignatius pendiri Jesuit dalam bentuk sebuah metode pedagogis pada dinamika pokok pedagogi Ignatian yaitu Kontek, Pengalaman Refleksi, dan Aksi di dalam proses belajar mengajar yang kemudian direlevansikan dalam seperangkat rencana pengajaran dalam bentuk RPP berpola PPR.
2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Menurut inti sari dari buku Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius : berdasarkan sejarah bahwa Serikat Jesuit dalam dokumennya pertama-tama menerapkan Paradigma Pedagogi Ignasian untuk kepentingan masyarakat luas. Bertolak dari hal tersebut, masyarakat muntut Ignatius untuk mengambil keputusan memilih pendidikan sebagai cara yang efektif bagi perkembangan manusia-manusia yang unggul dalam imannya dan berkarakter. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah pola berpikir dalam penyelenggaraan pendidikan/pembelajaran, yang mengintegrasikan pengembangan pemahaman masalah dunia serta masalah kehidupan dengan
pengembangan nilai kemanusiaan. Penyelenggaraan pendidikan/ pembelajaran itu merupakan satu proses terpadu yang dirancang sedemikian rupa sehingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa/i sendiri, melalui refleksinya. Selanjutnya hasil refleksi itu diperlihatkan dalam perubahan pola sikap yang terwujud pada perubahan perilaku. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bercermin dari keberhasilan sekolah-sekolah Jesuit, mengenai cara pendidikan yang diajarkan sehingga sekolah-sekolah katholik khususnya sekolah kanisius menerapkan PPR dalam proses pembelajran yang diharapkan membawa perubahan secara utuh terhadap siswa. Paradigma dari pedagogi Ignasian / PPR ini memiliki ciri khas dalam pendidikan dan proses belajar mengajarnya adalah menyaturagakan pendidikan nilai dan pembentukan nilai dan pembentukan pribadi ke dalam kurikulum yang ada dan bukan menembah pelajaran / mata pelajaran baru. Kekhasan sekolah katolik yaitu pendidik mendidik dengan hati dan diharapkan akhirnya anak tumbuh secara utuh : otak, hati, skill (soft
and hard) . Akhirnya tujuan utama dari Paradigma Pedagogi Reflektif ini
adalah menciptakan manusia-manusia muda yang sungguh unggul dan berkarakter secara manusiawi.
3. Dinamika Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Menurut buku Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang diterbitkan oleh Penerbit Kanisius (2010), dinamika pokok Pedagogi Ignasian adalah interaksi terus-menerus lima unsur, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi di dalam proses belajar.
a. Konteks, sebelum memulai proses pembelajaran para pengajar maupun anggota-anggota lain dari komunitas sekolah harus memperhatikan : 1) Konteks nyata dari kehidupan siswa
Mencakup keluarga, kelompok baya, keadaan sosial, lembaga pendidikan dan pengajaran.
2) Konteks sosio, ekonomik, politis, dan kebudayaan Merupakan lingkungan hidup siswa, misalnya: lingkungan, kemiskinan biasanya berdampak negatif pada harapan siswa untuk berhasil dalam belajar. 3) Suasana kelembagaan sekolah / pusat belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suasana / iklim sekolah merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum pendidikan nilai dapat dimulai. Unsur suasana sekolah diwujudkan dalam :
- Perhatian pada mutu akademik sekolah
- Kepercayaan • Penghargaan • Perhatian satu sama lain
- Saling mengampuni
- Usaha membantu para siswa menjadi pribadi dewasa 4) Pengertian-pengertian yang dibawa seseorang pelajar ketika memulai proses belajar, berupa pendapat dan pemahaman yang mereka peroleh dari studi sebelumnya / lingkungan mereka.
b. Pengalaman dibawa oleh siswa yang terbentuk dari lingkungan tempat tinggalnya. Pengalaman itu mempengaruhi seluruh pribadi yaitu daya khayal, nilai-nilai, sikap, perasaan dan emosi. Pengalaman dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.
1) Pengalaman langsung : siswa mengalami sendiri contoh siswa yang menjadi korban merapi.
2) Pengalaman tidak langsung : siswa membaca, mendengar cerita, melalui simulasi, menggunakan alat peraga.
c. Refleksi yaitu kembali ke pengalaman untuk membuat analisis yang lebih dalam dan lebih mendetail, mencari maknanya dan mengarah kepada perkembangan lebih lanjut. Tahap refleksi, daya ingat, pemahaman, daya khayal dan perasaan digunakan untuk menangkap arti dan nilai hakiki tentang apa yang sedang dipelajari. Refleksi merupakan proses yang memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi, misalnya :
1) Dengan memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Dengan mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami. 3) Dengan memperdalam pemahaman tentang implikasi-implikasi yang telah dimengerti.
4) Dengan berusaha menemukan makna bagi diri pribadi tentang kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran / pemutarbalikan dari kebenaran tersebut. 5) Dengan memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya sikapnya terhadap orang lain.
d. Aksi yaitu mengacu kepada kebutuhan batin manusia yang didasarkan pada pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi mencakup 2 langkah : 1) Pilihan batin : seseorang memutuskan bahwa suatu kebenaran harus menjadi pegangan yang akan mempengaruhi semua keputusan lebih lanjut. 2) Pilihan lahir : siswa terdorong untuk berbuat sesuatu yang konsisten dengan keyakinannya yang baru.
e. Evaluasi yaitu suatu tinjauan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam proses pembelajaran, baik oleh siswa maupun oleh guru selain itu juga evaluasi berkala perkembangan siswa dalam sikap, prioritas dan kegiatan selaras dengan sikap menjadi orang lain (man for others).
Evaluasi berkala, mendorong pengajar maupun siswa memperhatikan pertumbuhan intelektual dan juga apakah ada kekurangan – kekurangan yang perlu ditangani.
Siklus belajar siswa berawal dari KONTEKS yang menjadi tempat PENGALAMAN itu berlangsung dan EVALUASI setelah AKSI terlaksana.
Bergerak dalam sebuah langkah spiral, semakin lama semakin mendalam untuk tiap-tiap unsurnya. Yang kiranya sentral dalam dinamika itu adalah saat REFLEKSI, yang diartikan menyimak kembali penuh perhatian bahan studi tertentu, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan, supaya dapat menangkap maknanya lebih mendalam. Refleksi adalah usaha untuk memunculkan makna dalam pengalaman manusawi.
Siklus PPR dari Konteks Pengalaman Evaluasi Refleksi Aksi
Gambar 1. Siklus PPR
4. Prinsip-prinsip Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
Pengajaran dalam PPR tidak hanya mengutamakan segi kognitif saja tetapi meliputi segi afektif, psikomotorik tetapi juga harus memperhatikan pertumbuhan manusia meliputi motivator dan keyakinan. Jadi pembelajaran Jesuit mencakup pembelajaran seluruh pribadi. Pedagogi Ignatian tertunju pada pembentukan pribadi yang utuh: hati, budi, dan kemauan, tidak hanya inteleknya saja.
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berprinsip pada :
a. Pengalaman siswa, baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung.
b. Mempunyai perubahan pola perilaku setiap peserta didiknya.
c. Mendidik siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif.
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Definisi Prestasi Belajar
Menurut Winkel (1996:162) mengatakan “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya.”
Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah : “Kesempurnaan yang dicapai seorang dalam berfikir, merasa, dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”
Menurut Saifudin Anwar (2005: 8) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap sejauh mana seseorang menguasi bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
(http://www.scribd.com/doc/23735462/Pengertian-Prestasi/diakses pada tanggal 19 September 2011)
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Prestasi belajar dapat diketahui
dapat diartikan sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai ukuran keberhasilan siswa yang merupakan suatu gambaran dari kemampuan atau keterampilan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu yang hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru kepada siswa.
C. Metode Demonstrasi Eksperimen
1. Definisi Metode Demonstrasi Eksperimen
Menurut Simandjuntak Pasaribu (1980: 13), metode ialah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode dalam suatu pembelajaran merupakan hal yang penting. Penggunaan metode dalam pembelajaran akan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang sistematik. Metode demonstrasi eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan dan melakukan, dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Beberapa Kelebihan dari Metode Demonstrasi Eksperimen
Setiap metode dalam pembelajaran memang ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan dalam metode demonstrasi eksperimen menurut Simanjutak Pasaribu (1983:14) antara lain :
a. Melalui metode demonstrasi eksperimen terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan dan melakukan kegiatan dalam bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat dan melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
c. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
d. Guru dan peserta didik sama-sama aktif dalam pembelajaran.
e. Mudah memusatkan perhatian peserta didik kepada bahan pelajaran.
f. Dapat memupuk dan mengembangkan bakat-bakat dan kecekatan- kecekatan.
g. Mengembangkan rasa ingin tahu serta sikap dan tindakan ilmiah.
3. Beberapa Kelemahan Metode Demonstrasi Eksperimen antara lain :
a. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini.b. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.
c. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah maupun di kelas.
4. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan demonstrasi.