PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MENGGUNAKAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A DI RAUDLOTUL ATHFAL MASYITHOH NGLONDONG KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

  

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MENGGUNAKAN

ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK ANGKA

PADA ANAK KELOMPOK A DI RAUDLOTUL ATHFAL MASYITHOH

NGLONDONG KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LUKIYANA ALFIANTI

  

NIM 11613032

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

201

  

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MENGGUNAKAN

ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK ANGKA

PADA ANAK KELOMPOK A DI RAUDLOTUL ATHFAL MASYITHOH

NGLONDONG KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LUKIYANA ALFIANTI

  

NIM 11613032

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  MOTTO “ Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan, jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang disekitar, karena hidup hanyalah sekali, ingat hanya pada Allah apapun dan dimana pun kita berada kepada dialah tempat meminta dan memohon”

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan impianku, selalu ada bersama aku:

  1. Untuk Alm. Ayah (Tulus Wahyono), makasih bapak sudah mendidik aku sampai aku menjadi sarjana, meski di proses belajar aku bapak pergi untuk selamanya tapi saya yakin bapak selalu nemani disetiap proses belajar aku dan makasih sudah menjadi ayah yang sempurna untuk anak-anak mu, doa ku tidak akan putuh untuk ayah tercinta aku.

  2. Untuk ibu saya (Sukini), makasih ibu sudah selalu sabar menemani setiap proses belajar ku dimana saya melakah kamu selalu ada untuk menemani aku, Doaku selalu sehat dan selalu menemani aku terus ibu.

  3. Untuk kakak-kakak aku, (Erwin diyas, Ferdila Andiri,Rima yuni, Endang susi, Rio yulianto) selalu memberi semangat pada adek mu ini.

  4. Untuk adek saya, (Selly anjar, Devina putri maharani, Devina alzahra putri maharani, Adel lia putri maharani)yang selalu buwat saya tersenyum disaat lelah aku.

  5. Untuk Sahabat saya, (Erwin khusnul, Ariza muya, Ulfa arianti, Nur rehana, Lydia, Farida, Amirotul anisa, Anis tia, Lia nurul, M. Mahbub) selalu member dukungan kepada aku.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. adapun julul skripsi ini PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT adalah”

  PERMAINAN EDUKATIF BALOK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASYITHOH NGLONDONG KEC. PARAKAN KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2017/2018”.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr.Hrahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

  3. Bapak Wahidin, M. Pd. selaku Dosen pembimbing akademik.

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini dan Dosen Pembimbing yang sabar selalu mebimbing, serta mengorbankan waktu serta tenaga untuk mebimbing penulis dalam penulisan Skripsi hingga akhir.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Ibu Afinaturrosida, S.Pd.i selaku Kepala RA Masitoh Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung yang telah memberikan dukungan.

  7. Alm.Ayah (Tulus Wahyono), terima kasih sudah menjadi ayah yang baik, meski diperjalan proses belajar ayah tidak menemani penulis dan melihat penulis menjadi sarjana,tapi penulis sudah mewujutkan cita-cita ayah semogga ayah melihat diatas saya. (mukin raga mu tak disamping penulis, tapi cinta dan kasih mu selalu menemani) 8. Ibu (Sukini), memberdukungan serta menemani penulisan Skripsi ini hingga selesai.

  9. Erwin Dizas.S.E, Ferdilla Andri Y.S.E, Rima Yuni asih, Endang Susilo wati (kakak-kakak ) selalu member motivasi kepada penulis.

  10. Premesti maharani, Devina Alzahra putri maharani, Selly anjar sari, (Adek yang selalu ada dalam pembuatan Skripsi ).

  11. Sahabat-sahabat terkasih, Rioyulianto, Nurrehana, Anistia, lianurul, Lidia, Fatih, Bu Marini, Anissa, Erwin, Riza, dll terimakasih sudah menjadi yang terbaik.

  12. Teman-teman Jurusan PIAUD angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga

  

ABSTRAK

  Alfianti,Lukiyana. 2017. (Peningkatan Kemampuan Berhitung Menggunakan Alat

  Permainan Edukatif Balok Angka Pada Anak Kelompok A di RA Masyithoh Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018).

  Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Drs. Siti Asdiqoh M.Si

  Kata kunci: berhitung, alat permainan edukatif balok angka Pembelajaran berhitung menggunakan media balok angka di RA Masyithoh

  Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun pelajaran 2017/2018 sangat membantu pelajaran anak, sebelum menggunakan balok angka proses belajar sangat menggalami kesulitan dan anak menjadi tidak bisa terkondisikan dalam pembelajaran berhitung setelah menggunakan balok angka anak lebih tanggap untuk belajar berhitung dan anak lebih bisa terkondisikan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berhitung menggunakan alat permainan edukatif balok angka di RA Masyithoh Nglondong Kec. Parakan Kab. Temanggung tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang bergabung dalam kelompok A dan berjumlah 20 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan tes lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berhitung di RA Masyithoh Nglondong, hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan rata-rata kemunculan daya tangkap berhitung siswa meningkat dari pra siklus I dan siklus II.

  Hasil sebelum tindakan Pra siklus hanya mencapai 0% sedangkan hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus I menunjukkan rata-rata kemunculan kemampuan berhitung meningkat 35% hasil masih di bawah standar yang diharapkan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sebagai langkah untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II rata-rat kemunculan kemampuan berhitung siswa pada siklus II dari 20 siswa mencapai 95 % hasil ini sudah mencakup target yang diharapkan dengan kriteria baik. Dari penelitian yang dilakukan dalam 2 siklus di peroleh kesimpulan bahwa dengan metode berhitung dengan balok angka dapat mengembangkan kemampuan berhitung dengan baik. Penulis berharap agar metode ini dapa dikembangkan lebih lanjut oleh lembaga- lembaga pendidikan dan bermanfaat dalam usaha meningkatkan kemampuan berhitung siswa.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL ................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. iv MOTTO................................................................................................................. v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 D. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7 F. Definisi Operasional ............................................................................. 7 G. Metode Penelitian ................................................................................. 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Berhitung Permulaan .............................................................. 17 1. Pengertian Berhitung ...................................................................... 17 2. Tahapan dan Prinsip Kemampuan Berhitung ................................. 18 3. Metode Pengembangan Kemampuan Berhitung ............................ 22 4. Program Pengembangan Kemampuan Berhitung Permulaan ........ 24 B. Alat Permainan Edukatif (APE) ........................................................... 28 1. Pengertian Alat Permainan Edukatif .............................................. 28 2. Manfaat Permainan Edukatif .......................................................... 29 3. Kriteria Pemilihan Alat Permainan Edukatif yang Terbentuk Anak................................................................................................ 30 4. Penggunaan dan Pengembangan Alat Permainan Edukatif ............ 31 5. Anak Usia TK/RA .......................................................................... 37

  BAB III KAJIAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................... 45 1. Profil Sekolah ................................................................................. 47 2. Subjek Penelitian ............................................................................ 52 B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 54 1. Siklus I ............................................................................................ 55 2. Siklus II........................................................................................... 58 BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Per Siklus.............................................................................. 63 B. Pembahasan .......................................................................................... 71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... 73 B. Saran ..................................................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kurikulum 2014 Standar Kompetensi TK/RA....................................... 24Tabel 2.1 Daftar Nama Guru RA Masyithoh Nglondong ....................................... 49Tabel 2.2 Daftar Nama Siswa

  Kelompok A……………………………………...52

Tabel 2.3 Indikator Variabel

  ……………………………………… ...................... 54

Tabel 3.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ................................... 63Tabel 3.2 Indikator Yang Diamati Tiap Siklus ...................................................... 64Tabel 3.3 Hasil Penilaian Siklus I ........................................................................... 65Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ............................................................ 66Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ............................................................ 67Tabel 3.6 Hasil Penilaian Siklus II .......................................................................... 68Tabel 3.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ............................................................ 70Tabel 3.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .......................................................... 70Tabel 3.9 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai ................................... 71

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran

  2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran

  3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran

  4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran

  5 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran

  6 Lembar Observasi Lampiran

  7 Wawancara Lampiran

  8 Cacatan Lapangan Lampiran

  9 RKH Lampiran

  10 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran

  11 Lembar Kerja Anak Lampiran

  12 SKK Lampiran

  13 Daftar Riyawat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) atau early childhood education (ECE)

  adalah pendekataan pedagogis dalam penyelenggaraan pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran hingga usia enam tahun (Santi Danar, 2009:1).

  Pembelajaran masa kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age (masa emas) dalam kehidupan seseorang. Pada masa ini, semua aspek kecerdasaan anak dapat di kembangkan dengan baik dan dapat dengan mudah menerima apa yang disampaikan orang lain. Pada masa ini bila terjadi perkembangan fisik yang sangat pesat. Mengingat betapa pentingnya periode kanak-kanak bagi seseorang inilah yang tepat sangat diperlukan. Stimulasi yang tepat ini akan membantu anak-anak ini tumbuh,berkembang dan belajar secara maksimal.

  Pendidikan bagi anak usia dini dan anak Pra sekolah Roudhatul Athfal akan lebih bermakna jika dilakukan melalui pendidikan yang dapat menyenangkan, edukatif, sesuai dengan bakat dan pembawaannya. Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah agar anak memperoleh rangsangan- rangsangan intelektual, sosial, dan emosional sesuai dengan tingkat usia.

  Menurut NAEYC (National Association for the Education of Young

  

Children), PAUD dimulai saat kelahiran hingga anak berusia delapan tahun

  (Santi Danar, 2009:1). Batita dan balita mengalami kehidupan secara menyeluruh di rentang usia itu dibanding periode-periode berikutnya. Aspek sosial, emosional, kognitif, bahasa, dan pendidikan jasmani tidak dipelajari terpisah oleh anak yang masih sangat muda. Orang dewasa yang sudah lebih dulu dapat menolong diri sendiri akan membantu seseorang anak dalam masa perkembangannya dan diharapkan memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang masih merlukan bantuan.

  Masitoh (2005:1) mengungkapkan bahwa Pendidikan di Roudhatul Alhfal merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini yang memiliki peranan sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan di taman kanak-kanak merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dengan masyarakat yang lebih luas yaitu Sekolah Dasar dan lingkungan lainnya. Sebagia salah satu bentuk pendidikan anak usia dini, lembaga ini menyediakan program pendidikan dini bagi sekurang-kurangnya anak usia empat tahun sampai memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.

  Pendidikan Roudhatul Alhfal memberi kesepakan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini khususnya di Roudhatul Alhfal perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, mereka butuh permainan sebagai media pendidikan dalam pembelajaran disekolah (Masitoh dkk, 2005 : 2).

  Alat-alat permainan hendaknya memenuhi syarat untuk mengembangkan berbagi keterampilan anak sesuai dengan tingkat usia dan memperhatikan sifat- sifat perkembangan, secara kreatif guru dapat membuat dan menggunakan alat permainan yang berasal dari lingkungan sekitar dan memanfaatkan barang- barang bekas ataupun media-media yang sudah ada atau tersedia.

  Media yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung di Roudhatul Alhfal salah satunya dengan mengunakan media balok mencakup banyak sekali bangun geometric yang membuat anak akan membangun struktur-struktur yang sangat menarik dengan kreatifitasnya.

  Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin mendorong upaya-upaya pembahasan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Sehingga alat permainan edukatif (APE) yang sederhana cenderung tersingkir dan hampir sirna. Bermain tidak harus mahal unsur mendidiklah yang harus diutamakan dan dapat belajar sambil bermain.

  Berhitung merupakan cabang dari matematika (Dali S. Naga 19890 : 01).. Tetapi sekalipun sebagai cabang, berhitung telah menjelujuri seluruh tubuh matematika. Demikian berhitung ada di aljabar, berhitung ada di ilmu ukur (geometri), diteori kemungkinan (probabilitas), di statistika, analisis, teori fungsi, topologi. Kemampuan berhitung memerlukan pengetahuan berfikir karena diperlukan pengolahan angka-angka dan memperlukan ketelitian, kosentrasi dan pemahaman konsep sederhana dalam kehidupan sehari.

  Berdasarkan hasil observasi di Roudhatul Alhfal Masyithoh Nglondong kecamatan parakan kabupaten temanggung mengenai proses pembelajaran matematika khususnya pada aspek kemampuan berhitung, menekankan pengajaran yang berpusat pada guru. Ini dapat dibuktikan dengan adanya guru memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Sehingga kegiatan yang dilakukan menjadi terasa membosankan untuk anak, ini terlihat pada saat guru memberikan tugas pada anak untuk membuat gambar apel sesuai jumlah angka, hanya 11 anak dari 20 anak yang bisa menyelesaikannya dengan tuntas. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan memahami konsep bilangan anak didik kelompok A dalam menghubungkan angka sesuai gambar hanya 50%. Selain itu masih, kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran berhitung.

  Kurangnya media dan sumber belajar ini lebih disebabkan oleh kurangnya kreatifitas guru dalam menciptakan alat peraga sebagai penunjang pembelajaran. Permasalahan lain yang terjadi di Roudhatul Alhfal Masyithoh nglondong kecamatan parakan kabupaten temanggung adalah metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek

  

paper- pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pembelajaran

  berhitung, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil buku tulis dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak membuat beberapa buah, benda dan benda tersebut di beri lingkarang. Setelah itu, anak harus mengisi jumlah benda tersebut dengan sebuah angka yang cocok setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk membuatnya sendiri jumlah benda tersebut beserta angkanya sebanyak mungkin. Cara belajar inilah yang membuat anak-anak merasa jenuh atau bosan sehingga minta mereka pada kegiatan berhitung terlihat menurun.

  Di Roudhlatul Athfal Masyithoh nglondong kecamatan parakan kab.upaten temanggung guru kurang memberikan media yang bervariasi dan juga masih menggunakan metode yang membuat anak merasa bosan dan tidak ada rasa antusias pada anak untuk aktif di dalam kelas, sehingga kegiatan berhitung yang diterapkan di Roudhatul Alhfal Masyitoh Nglondong kecamatan parakan kabupaten temanggung masih menggunakan metode konvensional atau pengerjaan latihan di buku tulis, rendahnya kemampuan berhitung dan kurang minatnya terhadap pembelajaran berhitung bagi anak didik kelompok A (usia 4-5 tahun) di Roudhatul Alhfal Masyithoh Nglondong kecamatan parakan Kabupaten temanggung tahun pelajaran 2017. Hanya ada 14 anak saja dari 20 anak kelompok A yang mampu untuk menjawab dan menghitung dengan benar. Dari hasil observasi ini menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam menyebutkan dan mengurutkan lambang bilangan belum berkembang.

  Berdasarkan pada uraian diatas maka penulis melakukan Penelitian Tindakan kelas (PTK) dengan judul “ PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERHITUNG MENGGUNAKAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF BALOK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A DI ROUDHLATUL ATHFAL MASYITHOH NGLONDONG KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” B.

   Rumusan Masalah

  Apakah dengan menggunakan alat permainan edukatif balok angka dapat mengembangkan kemampuan berhitung pada anak kelompok A di Roudhatul Alhfal Masyithoh nglondong kecamatan parakan kabupaten temanggung tahun

  pelajaran 2017? C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui alat permainan edukatif balok angka dapat mengembangkan kemampuan berhitung pada anak kelompok A di Roudhatul Alhfal Masyithoh nglondong kecamatan parakan kebupaten temanggung pada tahun pelajaran 2017.

D. Hipotesis Tindakan

  Menurut Sudjana (2005:219) menyatakan bahwa hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal untuk menjelaskan yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya, Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah: Alat permainan edukatif balok angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok A di Raudhlatul Athfal Masyithoh nglondong Kec.parakan Kab.temanggung Tahun pelajaran 2017.

E. Kegunaan Penelitian 1. Teoretis

  Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta dapat dijadikan bahan kajian bagi pembaca khususnya mengenai mengembangkan kemampuan berhitung anak melalui permainan balok angka pada anak didik Roudhatul Alhfal.

  2. Praksis

  Dapat mengembangkan kemampuan dalam menciptakan dan mengembangkan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar mengajar belajar, dapat memotifasi belajar anak, dalam kegiatan pembelajaran akan lebih aktif dan efisien.

  3. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahan pemahaman judul ini, maka penulis memberikan pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini :

a. Kemampuan Berhitung

  Menurut Munandar (1999:17) bahwa kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar, kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bahwa sejak lahir serta dipermatang dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan sesuatu.

  Senada dengan Munandar, Robin (1987:13) juga menyatakan bahwa kemampuan merupakan suatu kapasitas berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Dengan demikian, dari kedua keterangan di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan merupakan suatu daya atau kesanggupan dalam diri setiap individu dimana daya dini dihasilkan dari pembawaan dan juga latihan yang mendukung individu dalam menyelesaikan tugasnya.

  Memberi bekal kemampuan berhitung pada anak sejak usia dini, guna untuk membekali kehidupan anak di masa yang akan dating di masa sangat penting. Istilah kemampuan dapat didenfinisikan dalam berbagai arti, salah satunya menurut Munandar, ”kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan” (Susanto, 2011:97).

  Berhitung yang dimaksud adalah pada anak berhitung permulaan yang bertujuan untuk melatih anak berfikir sistematis sejak dini dan mengenalkan dasar-dasar pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung sehingga pada saatnya nanti anak lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang lebih kompleks.

  b. Alat permainan edukatif

  Alat permainan edukatif adalah sarana yang digunakan oleh anak untuk bermain, yaitu mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak. Jadi Alat permainan Edukatif digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar (kemendiknas tentang pengebangan APE) (Kemendiknas, 2010: 2).

  c. Balok Angka

  Balok

  • –balok angka merupakan salah satu media visual yang terbuat dari kayu mempunyai bentuk yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak usia dini. Balok-balok angka merupakan media yang diciptakan oleh Montessori pada tahun1909 (Hainstock, 1909:90).

  Alat permainan edukatif Balok angka adalah permainan yang terbuat dari kayu yang diberi warna- warna yang berbeda-beda agar memudahkan anak untuk membedakan dan diberi angka 1- 10 di setiap balok yang berbeda dan anak lebih tertarik untuk bermain dan berhitung dengan Balok angka.

d. Anak usia dini

  Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahu. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan keperibadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009:7).

  Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah peningkatan kemampuan berhitung menggunakan alat permainan edukatif balok pada anak usia dini yaitu suatu upaya pembilangan yang ditunjukkan kepada anak dengan usia 4-5 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan dengan menggunakan balok untuk membangun sebuah menara dengan belajar menghitung dari angka 1-10 yang mana dapat mewujudkan dan membantu perkembangan berhitung serta anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut.

4. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas

  (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut (Basrowi 2008:1-2) merupakan salah satu upaya guru atau prakitisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru dilapangan. Jadi, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang berprestasi (Suwandi, 2008:25).

  Gambar 1: Riset Aksi Model John Elliot Sumber : Belajar Bersama Penelitian Aksi 2. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di Roudhatul Alhfal Masyithoh nglondong kecamatan parakan kabupaten temanggung tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 20 anak yang terdiri 9 laki-laki dan 11 perempuan. Penelitian memilih kelompok A karena pada kelas tersebut berhitung sangat diprioritaskan sejak dini untuk memudahkan anak untuk belajar di tahap yang lebih tinggi untuk itu peneliti mencoba mencari suatu solusi yang dapat memecahkan masalah tersebut dengan berhitung dengan balok .

3. Langkah-Langkah Penelitian

  Menurut Yanto (2013:40) tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu : a.

  Perencanaan 1)

  Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penerapan berhitung dengan balok angka yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan Harian.

2) Membuat susunan dengan menggunakan balok angka.

  3) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

  4) Membuat pedoman observasi b.

  Tindakan Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan metode berhitung dengan balok angka sesuai dengan pembelajaran yang tertulis pada (RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahun perencanaan. c.

  Tahap pengamatan Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan baik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah ditentukan penulisan secara terlampir.

  d.

  Tahapan Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, tahap refleksi meliputi :

  1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3)

  Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

  4. Instrumen Penelitian Instrument pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah : a.

  Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing

  • –masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan, indicator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar, hasil penelitian.
b.

  Tes buatan peneliti, yaitu berupa penugasan menyusun balok sambil berhitung susunan balok yang dilakukan oleh anak, tes pembuatan tersebut untuk mendapatkan data kuaaltatif berupa nilai.

  c.

  Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajran berlangsung secara bersamaan, yaitu anak didik tidak diperintahkan untuk melkukan tugas dengan perintah guru dalam menyusun balok.

  e.

  Pengumpulan Data Ada sejumlah metode pengumpulan data yang dapat digunakan, akan tetapi tidak semua strategi cocok untuk semua jenis data. Oleh karena itu peneliti harus memilih metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan peneliti antara lain, yaitu : a.

  Tes Tes Tanya jawab digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa. Jenis tes yang digunakan adalah tes lisan dan lembar soal.

  b.

  Observasi Observasi dilakukan untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan hasil dari proses pelaksanaan tindakan. Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah mengarah pada terjadinya perubahan kearah positif dalam kelompok A. c.

  Dokumentasi Cara lain memperoleh data dari penelitian adalah menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, dimungkinkan peneliti memperoleh informasi dari berbagai macam sumber tertulis, dimana anak didik melakukan kegiatan sehari-harinya. Strategi ini menurut Sukardi (2009: 81) untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana dan keadaan siswa.

  f.

  Analisis data Analisis data adalah untuk mendeskripsikan sebuah data sehingga bisa dipahami, dan juga untuk membuat kesimpulan. Data telah terkumpul lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Utuk mengetahui prosentase kemampuan berhitung maka data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dalam penelitian penulisan menggunakan penelitian dengan kode yaitu: BB (Belum Muncul), MM (Mulai Muncul), BSH (Berkembangn Sesuai Harapan, BSB (Berkembang Sangat Baik).

  Rumusan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kemampuan berhitung anak sebagai berikut (Purwanto, 2006:102) Nilai yang diharapkan= skor mentah yang diharapkan skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

  4 (empat) tingkatan data di interpresentasikan sebagai berikut: a.

  Kriteria Belum Muncul yaitu 0 % - 29 % b. Kriteria Mulai Muncul yaitu 30 % - 59 % c. Kriteria Berkembang Sesuai Harapan 60 % - 79 % d. Kriteria Berkembang Sangat Baik 80 % - 100 % 5.

   Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan serta memperjelas penulisan dan pembaca maka penulisan skripsi membuat sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan ini berisi ,latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan ,kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II : Kajian pustaka ini membahas kemampuan berhitung pada anak, pengertian alat permainan edukatif, pengertian alat permainan edukatif balok angka.

  BAB III : Pelaksanaan Penelitian ini berisi tentang gambaran umum lokasi, subyek penelitian, penyajian data, dan diskripsi pelaksanaan siklus. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. BAB VI : Penutup, berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar pustaka. lampikan-lampiran dan riwayat hidup penulis.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Berhitung Permulaan

  1. Pengertian Berhitung Kemampuan berhitung permulaan ialah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ketahap pengertian mengenai jumlah, yaitu berhubungan dengan jumlah dan pengurangan. Kemampuan anak prasekolah dalam fase-fase perkembangannya perlu diimbangi oleh berbagai faktor, yaitun intern dan ekstern anak ini, di antaranya faktor intern yang berupa inteligensi, karena inteligensi sangat penting dalam proses belajar mengajar, peranan inteligensi dapat menentukan pertumbuhan kecerdasan seseorang.

  Kemampuan yang berkembang dalam perkembangan intelegensi adalah kemampuan matematis dan kemampuan bahasa. Kemampuan matematis menuju ke arah berbicara, menulis, membaca dan mendengarkan, kemampuan matematis dan kemampuan bahasa kedua kemampuan tersebut harus berjalan secara beriringan dan berkesinambungan (Suharsono, 2002: 79).

  Pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini, dengan berbagai media dan metode yang tepat jangan sampai dapat merusak pola perkembangan anak. Apabila anak belajar matematika melalu cara yang sederhana dengan suasana yang kondusif dan menyenangkan, maka otak anak akan terus berlatih dan berkembang bahkan anak dapat menyenangi pelajaran matematika.

  2. Tahapan dan Prinsip Kemampuan Berhitung Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dan orang tua untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan berhitung permulaan, kemampuan berhitung merupakan kemampuan untuk mengunakan ketrampilan berhitung. Tahapan yang dapat dilakukan untuk membantu mempercepat penguasaan berhitung melalui jalur matematika ,misalnya: tahap penguasaan konsep, tahap transisi, dan tahap pengenalan lambing (Depdiknas, 2000: 7-8).

  Pertama, tahap penguasaan konsep, dimulai dengan mengenalkan konsep atau pengertian tentang sesuatu dengan konsep atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda-benda yang nyata, seperti pengenalan warna ,bentuk,dan menghitung bilangan.

  Kedua, tahap transisi, merupakan peralihan dari pemahaman secara konkret dengan menggunakan benda-benda nyata menuju kearah pemahaman secara abstrak.

  Adapun ketiga, tahap pengenalan lambing, adalah di mana setelah memahami sesuatu secara abstrak, maka anak dapat dikenalkan pada tingkat penguasaan terhadap konsep bilangan dengan cara meminta anak melakukan proses penjumlahan dan pengurangan melalui penyelesaian soal. Konsep pengurangan dan penjumlahan dapat dilakukan dengan menggunakan permaian yang disesuaikan dengan kemampuan anak, dan melibatkan kreativitas guru atau pembimbing dalam minikatkan permainan agar hasil dari permainan ini sesuai dengan yang diharpkan.

  Tahapan bermain hitung atau matematika atau anak usia dini, dengan mengacu pada hasil penelitian (Jean Piaget, 2014:12) tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan kegiatan berhitung / matematika pada anak usia taman kanak-kanak akan melalui tahapan sebagai berikut:

  a. Tahap kosep/pengertian Pada tahap ini anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda- benda yang dapat dihitung dan yang dapat dilihatnya. Kegiatan menghitung

  • –hitung ini harus dilakukan dengan memikat,sehingga benar-benar dipahami oleh anak. Pada tahap ini guru atau orang tua harus dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan berkesan , sehingga anak tidak menjadi jera atau bosan.
b. Tahap transmisi/peralihan Tahap transmisi merupakan masa peralihan dari konkret kelambang, tahap ini ialah saat anak mulai benar-benar memahami. Untuk itulah maka tahap ini diberikan apabila tahap konsep sudah dikuasai anak dengan baik, yaitu saat anak mampu menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan bilangan yang disebutkan.

  c. Tahap lambang Kegiatan di mana anak sudah diberi kesempatan menulis sendiri tahap paksaan, yakin berupa lambang bilangan, bentuk-bentuk, dan sebagainya jalur-jalur dalam mengenalkan kegiatan berhitung atau matematika. Selanjutnya Gagne (1977:16), menyatakan sembilan tahapan pengelolaan yang esensial dalam belajar yang disebut fase belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a) persiapan untuk belajar; b) perolehan dan perbuatan, dan c) alih belajar. Fase belajar ini penting diperhatikan yang selalu ada dalam proses belajar yang diterapkan secara lainan dalam kondisi belajar. Tahapan informasi dalam belajar yang diterapkan Gagne selalu ada dalam proses belajar dan sangat penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

  Prinsip-prinsip dalam berhitung permulaan untuk mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dikenalkan melalui permainan berhitung, dikenal ada beberapa prinsip mendasar yang perlu dipahami dalam menerapkan permainan berhitung, yaitu: (1) dimulai dari menghitung benda; (2) berhitung dari yang lebih mudah ke yang lebih sulit; (3) anak berpartisipasi aktif dan adanya rangsangan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri; (4) suasana yang menyenangkan; (5) bahasa yang sederhana dan menggunakan contoh

  • – contoh; (6) anka dikelompokkan sesuai dengan tahapan berhitungny, (7) evaluasi dari mulai awal sampai akhir kegiatan. Prinsip-prinsip berhitung ini penting diperhatikan agar anak dapat dengan mudah memahami konsep berhitung dengan baik. Anak akan menyenangi kegiatan berhitung menjadi lebih bermakna (Depdiknas, 2000:8). Prinsip-prinsip tersebut dapat dikemukakan bahwa pelajaran berhitung bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi merupakan pelajaran yang disenangi dinilai dari hati nuraninya sehingga anak akan merasa membutuhkan karena mengasyikkan dan cara mengajarkan nya pun harus tepat.

  3. Metode Pengembangan Kemampuan Berhitung Pengembangan kemampuan berhitung permulaan pada anak dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang dikembangkan dalam mengenalkan dan mengembangkan kemampuan berhitung permulaan misalnya: adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, bermain, atau pemberian tugas.

  Menurut (Renew,2002:1) metode yang perlu diterapkan dalam mengembangkan kemampuan berhitung permulaan pada anak dilakukan dengan permainan

  • –permainan yang menyenagkan, suasana belajar yang menggembirakan dan bagaimana anak tertarik untuk belajar. Suasana yang nyaman dan menyenangkan, dapat membuat anak akan belajar angka dengan cara yang kreatif dalam suatu permainan berdasarkan tahap-tahap tertentu. Metode yang digunakan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir anak serta mampu memecahkan masalah. Gordon & Browne dalam Moeslichatoen (Depdiknass, 2000: 8-9) mengemukakan tiga macam pola kegiatan yang dapat dilakukan agar tujuan dari metode yang diterapkan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tiga macam pola kegiatan tersebut adalah:

  a. Kegiatan dengan pengarahan langsung dari guru

  b. Kegiatan berpola semi kreatif

  c. Kegiatan berpola kreatif Kegiatan dengan pengarahan oleh guru yaitu kondisi dan kegiatannya berada dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan berpola semi kreatif, yaitu guru memberi kebebasan kepada anak untuk membuat sesuatu dan kegiatan berupa kreatif, dengan cara menghadapkan anak pada berbagai masalah yang harus dipecahkan. Pola ini disesuaikan dengan usia dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak agar metode tersebut dapat terlaksana dengan baik.

  Untuk memperoleh hasil berlajar yang optimal, penerapan metode pembelajaran ini dapat dikombinasikan dengan metode lainnya, Metode yang dimaksud di antaranya: pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan atau eksperimen, bercakap- cakap, bercerita, praktik langsung. Metode - metode ini dapat dipilih kemudian dikombinasikan dengan metode lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak pada saat itu di beri pembelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik dan lingkungan yang dapat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran berlangsung.

  Metode yang dipilih disesuaikan dengan tahapan dan prinsip perkembangan berhitung pada anak, metode yang dikombinasikan dengan media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan, seperti dengan permainan balok angka untuk mengenalkan konsep perjumlahan dan pengurangan.

  4. Program Pengembangan Kemampuan Berhitung Kemampuan berhitung permulaan pada kelompok A mengacu pada kurikulum 2004 standar Kompetensi TK/RA. Program pengembangan berhitung permulaan menurut Depdiknas tahun 2004, dapat digambarkan pada table berikut ini :

Tabel 1.1 Kurikulum 2014 Standar Kompetensi TK/RA

  KOMPETENS

  I DASAR HASIL BELAJAR

  INDIKATOR

  Anak mampu memahami konsep sederhana memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

  Anak dapat memahami bilangan

  Membilang atau menyebut urutan bilangan dari 1-20

  Membilang (mengenal) konsep bilangan dengan benda-benda 10 Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda- benda Menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis)

  Membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama lebih banyak dan lebih sedikit

  Menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan dengan benda sampai 10

  Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari tiga pola yang berurutan. Misalnya merah, putih dan biru. Meniru pola dengan menggunakan berbagai benda

  

Sumber: Depdiknas, 2004:22-23

  Berdasarkan tabel di atas, maka program pengembangan peningkatan berhitung permulaan di TK/ RA bertujuan untuk memperkenalkan dalam menggunakan hitungan. Teori perkembangan struktur intelektual yang dikemukakan oleh (Jean Piaget, 2014:12) bahwa anak yang berusia 2-7 tahun mengalami stuktur intelektual pada tahapan yang disebut tahap pra operasional. Pada usia ini anak di dalam berpikirnya tidak didasarkan pada keputusan yang logis melainkan hanya dilihat seketika, perilaku yang dapat diamati pada perkembangan anak dalam usia ini antara lain anak menggunakan kata-kata untuk menyatakan suatu benda, menghitung secara sederhana , anak secara konkret dapat melakukan perbandingan lebih tinggi dan lebih banyak, pada tahap permulaan pra operasional, anak masih sukar melihat hubungan dan mengambil kesimpulan secara konsisten

  Sesuai dengan petunjuk dari Depdiknas, setiap pengelola tenaga pendidik TK/RA wajib menggariskan tentang karakteristik perkembangan intlektual anak, khususnya pada anak 4-6 tahun yaitu: a. Membentuk permainan secara sederhana.

  b. Menciptakan suatu bentuk dengan menggunakan tanah liat.

Dokumen yang terkait

APLIKASI PERMAINAN ENGKLEK BERCAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA INDRIA 1 KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 32 125

HUBUNGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PUZZLE DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI KELOMPOK BERMAIN “BUAH HATI KITA” SUMBERSARI JEMBER TAHUN 2013

0 7 17

SKRIPSI PENGARUH BERMAIN BALOK ANGKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK RETARDASI MENTAL KELAS 4 DI SDLBC ADITAMA SURABAYA

0 0 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERAGA KOTAK CERDAS DI KELOMPOK A TKIT AL-FURQON KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 6 108

MENINGKATKAN HAFALAN HURUF HIJAIYAH MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF JEMURAN BAJU KELOMPOK A DI RA AZ ZAHRA JOMBOR KECAMATAN TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 1 132

PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 1 123

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PEMILIHAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SESUAI UMUR PADA IBU ANAK PRASEKOLAH DI TK ’AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL SURONATAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ALAT PE

0 1 17

PENGEMBANGAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JAWA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TARBIYATUL ATFAL MUSLIMAT NU II, DAWUNG, PULISEN, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

0 0 140

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 1 103

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

0 0 107