PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

  

DENGAN MEDIA WAYANG KARDUS DI KELOMPOK A

RAUDHATUL ATHFAL PALUPI DUKUH KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

Oleh:

SITI MARYAM

  

NIM 11614051

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  Bahasa digunakan seharii-hari Maka ajarkanlah anak-anakmu Bahasa yang baik dan benar Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Keluarga penulis yang selalu membimbing dan mendukung setiap usaha.

  2. Suami tercinta yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasihsayang.

  3. Anak-anak yang selalu setia menunggu 4.

  Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi.

  5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

  6. Semua Dosen dan Karyawan yang selalu mendukung dan membimbing.

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul

  “Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Dengan Media Wayang Kardus Di Kelompok A Raudhatul Athfal Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 “ telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini.

  4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI selaku pembimbing yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  Dewan Guru PAUD RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Kecamatan Sidomukti yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  7. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.

  8. Teman-teman PIAUD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.Amin.

  Salatiga, 28 Mei 2018 Penulis Siti Maryam NIM. 11614 051 Maryam, Siti. 2018. Pengembangan Kemampuan Berbahasa Anak Dengan Media

  Wayang Kardus Di Kelompok A Raudhatul Athfal Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Dra. Ulfah Susilawati, M.SI

  Kata kunci: Bahasa Anak, Media, Wayang Kardus Menurut UU No. 20 Tahun 2003pasal 1butir 14, PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahasa anak menggunakan media wayang kardus di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga tahun Pelajaran 2017/2018.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara kolaboratif partisipatif dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A RA Palupi Dukuh yang berjumlah 20 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa media wayang kardus dapat meningatkan pengembangan bahasa anak.Tindakan prasiklus sebesar 33% kemudian di siklus I rata-rata bahasa pada anak sebesar 69% selanjutnya di siklus

  II rata-rata kemampuan bahasa mencapai 87%. Selisih peningkatan dari pra tindakan dan siklus I sebesar 36%, selisih peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 18%. Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui media wayang kardus dapat mengembangkan kemampuan bahasa pada anak kelompok A RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2017/2018 telah terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR LOGO IAIN .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... v MOT

  TO…………………………………………………………………… . vi PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vii KATA PENGANTAR………………………………………… ................... viii ABSTRAK………………………………………… ..................................... x DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xi DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xiii DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 D. Hipotesis Tindakan....................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 7 F. Metode Penelitian......................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan .................................................................. 16

  A.

  Kajian Teori ................................................................................. 19 B. Kajian Pustaka .............................................................................. 32

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………. ....................... 35 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 39 BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Per Siklus ..................................................................... 45 B. Pembahasan…………………………………………………… .. 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 58 B. Saran ............................................................................................ 58 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

Tabel 1.1 Pencapaian Perkembangan Permendikbud .................................... 13Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Bahasapada Anak Kelompok . 13Tabel 2.2 Pencapaian Perkembangan Permendikbud .................................... 24Tabel 3.1 Keadaan Anak ............................................................................... 34Tabel 3.2 Daftar Data Anak ........................................................................... 34Tabel 4.1 Tabel Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Anak ......................... 42Tabel 4.2 Hasil Penilaiaian Prasiklus ............................................................ 43Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I ................................................................. 43Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II ............................................................... 46Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan KKM ........... 48Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus ........................................................ 49Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM ............... 50Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus I ............................................................ 51Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM .............. 52Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Siklus II .......................................................... 53

  Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ……….. 11

Gambar 3.1 Struktur organisasi Guru

  ……………………………………….. 42 Gambar 1.1

  Penelitian dalam kelas model Kemiis dan Tagart……................. 11

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan kemampuan Bahasa Anak

  ….................….54 Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 SuratKeterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Lembar Observasi Guru dan Siswa Lampiran 6 RPPH Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang Masalah

  Anak usia dini adalah sosok yang sangat istemewa. Mereka adalah individu yang sedang menjalani proses perkembangan yang pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak berhenti untuk belajar. Selain itu, anak usia dini mempunyai sifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu yang alamiah, merupakan sosial, unik dan kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.

  Anak usia dini disebut masa golden age karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar maupun halus, sosial emosional, intelektual, dan bahasa berlangsung sangat pesat (Suyanto, 2005: 6). Kemudian para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang. Bloom mengemukakan bahwa pada usia dini ini perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan mereka (Ardy, 2014: 28).

  Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Lembaga ini dianggap sangat penting karena anak di usia dini merupakan usia emas yang merupakan masa peka. Masa peka adalah masa dimana anak dapat berkembang secara optimal. Jadi pada usia ini perlu dilakukakn upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendiddikan, dan perlindungan.

  Salah satu aspek yang paling penting dalam perkembangan anak adalah aspek perkembangan bahasa, karena bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain atau alat yang digunakan oleh anak untuk hidup bersama dengan orang lain. Anak membutuhkan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka dalam kebersamaan anak akan menjalin kerjasama, dimana sukses dan tidaknya kerjasama akan diantara mereka dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya. Dapat kita bayangkan apa yang akan terjadi bila seorang tidak pandai dalam berbahasa, khususnya dalam berbicara maka tidak akan terjalin kerjasama yang baik. Kemampuan berbicara merupakan anugrah dari Allah SWT yang sangat berharga bagi setiap individu, Alloh SWT berfirman dalam QS Ar Rahman ayat 3-4 :

  )٣( َناَسْنلإا َقَلَخ ( ٤) َناَيَبْلا ُهَمَّلَع Mengajarnya pandai berbicara.(4) (Q.S. Ar-Rahman: 3-4) Kaitannya ayat ar-Rahman ini dengan Subjek Pendidikan adalah Al-

  Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional) dan Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI- Bayan. 2 Juli 2018 pukul 18.55)

  Dunia pendidikan anak usia anak dini dalam memperkenalkan bahasa kepada anak melalui berbagai metode. Selain itu media atau alat peraga dalam menyampaikan materi sangatlah ditentukan. Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa taman kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik, seni untuk sikap memasuki sekolah dasar.

  Proses pendidikan bahasa terutama untuk anak usia dini sangatlah penting, karena bahasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, pengenalan bahasa dimulai sejak dini.Anak dilatih menyusun kalimat sederhana, mengungkapkan perasaan, mengenal kata sifat. Jika bahasa anak tidak dilatih berbahasa.

  Bahasa adalah rangkaian bunyi yang melambangkan pikiran, perasaan, serta sikap manusia. Kemampuan berbahasa sangat penting untuk diberikan kepada anak usia dini seperti anak mampu untuk menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Selain itu kemampuan berbahasa juga dapat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan orang lain, tentunya satu kemampuan akan bersinergi dengan kemampuan yang lain.

  Berdasarkan hasil observasi ditemukan kondisi bahwa RA Palupi dukuh, anak kelompok Abelum bisa menata kalimat dengan baik dan benar.

  Kemampuan berbahasa anak masih rendah, karena guru belum maksimal, terlihat dari media ketika menyampaikan menggunakan buku cerita dan tanya jawab biasa.

  Dengan adanya permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ PengembanganKemampuan Berbahasa Anak dengan Media Wayang Kardus di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018”.

B. Rumusan Masalah

  Apakah media wayang kardus dapat mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?

   Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui media wayang kardus mengembangkan kemampuan berbahasa anak kelompok A RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan yang berkaitan dengan perkembangan bahasa pada anak.

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah: a.

  Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada guru dalam merancang pembelajaran untuk menggunakan media wayang untuk menjadi salah satu cara mengembangkan kemampuan bahasa anak b. Bagi Siswa Melalui media wayang kemampuan berbahasa anak akan bertambah.

  c.

  Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar di RA Palupi dalam pengembangan media wayang dalam kemampuan berbahasa pada anak

   Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya.Adapun hipotesis dalam penelitian ini bahwaKemampuan berbahasa anak dapat dikembangkan melalui media wayang di RA Palupi Dukuh Kota Salatiga Tahun

  Pelajaran 2017/2018.” 2. Indikator Keberhasilan Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangannya masing-masing sejalan dengan filsafatnya (Arikunto, 1993: 105). Ketika mencapai ketuntasan hasil belajar melalui beberapa siklus yang telah dijalani maka bisa dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar sudah berhasil, dan pengamatan tersebut sudah bisa diakhiri mengingat bahwa semua yang diperoleh dari ketuntasan yang sudah melebihi tingkat pencapaian yaitu dengan nilai 85% ke atas atau anak mencapai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Maka dengan pencapaian ketuntasan tersebut bisa dikatakan sebagai hasil belajar anak.

  No No Kompetensi Dasar Kompetensi dasar Indikator pencapaian perkembangan 1.

  3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)

  Menceritakan kembali apa yang didengar dengan kosa kata yang terbatas.

  3.

  3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal

  Menggunakan kalimat pendek untuk berinteraksi dengan anak atau orang dewasa untuk menyatakan apa yang dlihat dan dirasa

  2.

  4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)

  Melaksanakan perintah sederhana sesuai dengan aturan yang disampaikan, misalnya aturan makan bersama 4.

  4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan

  Menceritakan gambar yang ada di buku, berbicara sesuai kebutuhan (kapan harus dan non verbal bertanya dengan menggunakan lebih dari 2 kata, kata tanya seperti apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana F.

   Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan - tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran (Muslich, 2012: 8). PTK atau Classroom Action Research termasuk penelitian kualitatif yang proses penelitiannya menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yang dilakukan subyektif dengan berdasarkan semata-mata atas fakta.

  Penelitian ini direncanakan 2 siklus namun jika siklus tersebut belum memenuhi target pencapaian maka siklus selanjutnya akan dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.Komponen-komponen tersebut terdapat pada setiap pembelajaran berlangsung.Kegiatan pada siklus I dapat digunakan sebagai acuan pada siklus selanjutnya.

   Subyek Penelitian

  Subjek penlitian ini adalah siswa kelompok A RA Palupi Dukuh berjumlah 20 anak Waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah mulai tanggal 6 Januari 2018 sampai dengan 6 Mei 2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

  Ciri khusus PTK terletak pada langkahnya, yaitu perencanaan

  (planning ), pelaksanaan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection ) (Somadayo, 2013: 41).Secara umum, terdapat empat langkah

  dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi(Arikunto, 2006: 16). Berikut adalah penjelasan dari empat langkah dalam PTK : a.

  Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan antara lain sebagai berikut :

  1) Membuat konsep atau sekenario pembelajaran dengan media wayang, yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian

  (RKH). 2)

  Membuat dan menyiapkan media wayang yang akan digunakan dalam penelitian dan diajarkan kepada anak didik.

  Menyiapkan penugasan kepada anak didik, yang mana dari hasil penugasan anak didik tersebut akan diberi nilai dan akan dianalisis peneliti lebih lanjut. 4)

  Membuat sismulasi perbaikan b. Tahap Tindakan

  Tahap ini merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan pembelajaran sesuai konsep dan sekenario yang telah tertulis pada RKH dan pelaksanaan tahap perencanaan.

  c.

  Tahap Pengamatan Pada tahap ini pengamatan dilakukan selama proses segala aktivitas anak didik diamati, dicatat, dan dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati dan menilai hasil proses belajar anak didik sehingga dapat menjadi masukkan untuk peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

  d.

  Tahap Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, maka pada tahap refleksi ini peneliti melakukan : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3)

  Analisis hasil observasi, apabila pada siklus 1 belum tercapai indikatornya, maka peneliti akan melakukan perbaikan pada siklus 2. merupakan kegiatan instropeksi atau evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Hubungan keempat konsep tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Suyadi, 2010: 50) 4. Teknik Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2005: 10). Metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Observasi Dalam kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan kegiatan belajar mengajar di RA Palupi Dukuh.Dalam penilaian dapat ceklis.

  b.

  Dokumentasi Hasil observasi akan lebih nyata apabila didukung dengan adanya foto. Dokumentasi dapat digunakan apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap dan tidak berubah (Arikunto,2006: 231). Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto ketika anak melakukan pembelajaran kemampuan berbahasa.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2010: 84).Instrument penelitian digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data.Data yang diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau daftar chek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi (Sanjaya, 2010: 93).

  Dibawah ini merupakan kisi-kisi instrument kemampuan berbahasa dan rubrik kemampuan menggunakan media wayang.

  Anak Kelompok A Skor Variabel Indikator

  1

  2

  3

  4 Kemampuan

  1. bahasa Memahami

  bahasa anak

  reseptif 2. bahasa

  Memahami ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal 3. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif 4. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif 6.

   Analisis Data

  Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa, analisis diarahkan untuk mencari dan menemukan peningkatan tersebut. Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpresentasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya penelitian (Sanjaya, 2010: 106).

  Analisis data dapat berupa analisis data deskriptif kualitatif dan analsisis kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Sanjaya, 2010: 106).

  Pada umumnya analisis data kualitatif dilakukan dengan tahap- tahap sebagai berikut: a.

  Pemaparan data Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

  b.

  Reduksi data Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas seorang guru dan aktivitas setiap murid dalam menerapkan kemampuan bahasa anak.

  c.

  Display Data Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan.Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 : 101) yaitu:

  1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

  2) persentase peningkatan kemampuan Menghitung berbahasa, persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:

  

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

Persentase Pencapaian Anak =Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 % Jumlah skor maksimum

  Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

  3) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

  d.

  Penyimpulan Hasil Analisis Menyimpulkan data yang telah tersedia.Analisis data dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil observasi teman sejawat, data refleksi guru, dan hasil belajar siswa.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A. Kajian teori 1. Pengertian Perkembangan Anak 2. Tahapan-Tahapan Perkembangan Bahasa Anak 3. Kemampuan Bahasa Anak 4. Media Wayang B. Kajian Terdahulu Yang Relevan BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Palupi Dukuh B. Penelitian, yang mendiskripsikan Pelaksanaan pelaksanaan pada Siklus I dan Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus

  Pembahasan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

LANDASAN TEORI A.

   Kajian Teori 1.

  Pengertian Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini merupaan salah satu upaya untuk merangsang berbagai potensi yang dimiliki anak supaya dapat berkembang dengan optimal. Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut..

  Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0

  • – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan penyelenggaraannya di beberapa Negara Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan, 2010:17).

  Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita

  (toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas awal 6-8 tahun (Mansur, 2009:88). ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.

2. Pengertian Perkembangan Bahasa Anak

  Perkembangan bahasa anak usia dini adalah perubahan sistem lambang bunyi yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini (Novan, 2014, 97). Kamus besar bahasa Indonesia, bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa juga diartikan sebagai percakapan atau perkataan yang baik (Hasan, 200: 88).

  Terdapat tiga fungsi bahasa bagi anak usia dini, antara lain: a.

  Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan anak b.

  Bahasa merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak dengan orang lain c.

  Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh anak untuk hidup bersama dengan orang lain di sekitarnya (Novan, 2014: 97-98).

  Manusia merupakan makhluk sosial yang sering diistilahkan dengan makhluk mono-dualis.Seorang individu membutuhkan bantuan individu lainnya secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, demikian juga seorang anak. Anak mereka dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya.

  Kemampuan berbicara merupakan anugerah dari Allah SWT yang sangat berharga bagi setiap inidividu. Allah berfirman dalam surah Ar- Rahman ayat 3-4 yang berbunyi,

  )٣( َناَسْنلإا َقَلَخ ( ٤) َناَيَبْلا ُهَمَّلَع

  Artinya: (3) Dia Menciptakan manusia (4) Mengarjarnya pandai berbicara

  Teori tentang perkembangan dan pemerolehan bahasa (Sudarna, 2014: 28-29), antara lain: a.

  Teori Behavioristik Tokoh dalam aliran behavioristik adalah B.F.Skinner.Menurut pakar behaviorist, respon yang lebih kompleks dipelajari melalui aproksimasi berkelanjutan. Menurut Skinner proses tersebut berlangsung sebagai berikut, respon apapun yang telah mendekati perilaku standar dari suatu komunitas maka respons tersebut diberi penguatan atau reinforcement. Ketika hal sering uncul mendekati perilaku standar maka terus diberi penguat. Dengan cara demikian penguasaan bentuk-bentuk verbal yang sangat kompleks dapat dicapai. b.

  Teori Genetik Menurut teori gentik, belajar bahasa lebih merupakan proses intingtif daripada proses imitasi. Semua anak dilahirkan dengan memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa.

  c.

  Teori Sosiokultural Teori sosiokultural menekankan bahwa penguasaan pragmatik merupakan kenyataan yang interaktif.Para pengikut ini menekankan pentingnya lingkungan sosial dimana bahasa tersebut dibutuhkan dan interaksi yang terjadi antara anak dan orang dewasa. Menurut penelitian, terdapat 3 aspek bahasa yang harus dikuasai untuk dapat berkomunikasi dengan efektif (Aliah, 2008:220), antara lain: a.

  Fonologi Fonologi merupakan pengetahuan mengenai sistem suara yang dipergunakan dalam bahasa dan merupakan aturan untuk mengkombinasikan suara-suara tersebut.

  b.

  Semantik Semantik adalah pemahaman tentang unit dasar bahasa

  (morfem) yang merepresentasikan arti kata dan arti

  kalimat.Sintaksis merupakan aturan untuk mengkombinasikan kata-kata menjadi frasa atau kalimat yang berarti. Pragmatik Pragmatik merupakan prinsip bagaimana bahasa dipergunakan dalam situasi sosial yang berbeda-beda.

3. Tahapan-Tahapan Perkembangan Bahasa Anak

  Sebelum dapat berbicara umumnya seorang anak memiliki perilaku untuk mengeluarkan suara-suara yang bersifat sederhana lalu berkembang secara kompleks dan mengandung arti. Misalnya seorang anak menangis, mendekut, mengoceh, lalu ia akan dapat menirukan berbagai kata yang didengar dari orang tua atau lingkungannya, seperti mama, papa, minum, makan dan sebagainya. Kemampuan mengeluarkan suara seperti dengan menangis, mendekut, mengoceh, meniru kata-kata sebelum anak berbicara dengan jelas artinya disebut dengan pre

  linguisticspeech (Agoes, 2007:52).

  Seiring bertambahnya usia anak, kemampuan berbicara akan berkembang. Untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa tersebut maka diperlukan pemberian stimulasi berupa pembelajaran bahasa bagi anak usia dini, terlebih lagi belajar bahasa yang sangat krusial terjadi sebelum anak berusia 6 tahun (Ahmad, 2011:74).

  Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini (Agoes, 2007: 152-153), yaitu: a.

  Kematangan fisiologis Perkembangan bahasa berhubungan erat dengan kematangan fisiologis dan sistem syaraf pusat dakam otak anak.Setiap anak maupun berbahasa sejak dari kandungan, tetapi kemampuan tersebut tidak langsung berkembang sempurna. Dasar-dasar potensi berbahasa akan berkembang semakin kompleks melalui proses perubahan evolutif yang cukup panjang. Hal itu menjadikan seorang anak akan dapat berbahasa, berkomunikasi, maupun berinteraksi dengan orang tua atau anak-anak yang lain.

  b.

  Perkembangan sistem syaraf dalam otak Orang tua yang sering memberi stimulus eksternal pada janin semasa di kandungan melalui bercerita, mendongeng, menyanyi, berkomunikasi atau berbahasa dapat membuat janin merasakan getaran-getaran sebagai tanda bahwa dirinya memperoleh perhatian dan kasih sayang orang tuanya. Berbeda dengan Syamsu (2011: 121-122) mengungkapkan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak usia dini, antara lain: a.

  Faktor kesehatan b. Intelegensi c. Status sosial ekonomi keluarga d. Jenis kelamin e. Hubungan keluaga Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak

Tabel 2.2 Pencapain Pekembangan Permendikbud No 146 tahun 2014

  No No KD Kompetensi dasar Indikator pencapaian perkembangan 1.

  3.10 Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)

  Menceritakan kembali apa yang didengar dengan kosa kata yang terbatas.

  2.

  3.11 Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal

  Menggunakan kalimat pendek untuk berinteraksi dengan anak atau orang dewasa untuk menyatakan apa yang dlihat dan dirasa

  3.

  4.10 Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)

  Melaksanakan perintah sederhana sesuai dengan aturan yang disampaikan, misalnya aturan makan bersama 4.

  4.11 Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal

  Menceritakan gambar yang ada di buku, berbicara sesuai kebutuhan(kapan harus bertanya , berpendapat), menggunakan lebih dari 2 kata, kata tanya seperti apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana

3. Media Wayang a.

  Pengertian Media wayang Media berasal dari kata jamak medium, yang memiliki arti perantara (Suwarna, 2006: 127). Berbeda dengan pendapat Yusuf hadi yang dinamakan media pembelajaran ialah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan tekendali (Yusuf hadi, 2007: 458).

  Menurut Association for education and communication

  tehnology (AECT), media didefinisikan sebagai segala bentuk yang

  dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan

  Education Association (NEA), mengartikan media sebagai benda yang

  dapat di manipulasi, di lihat, di dengar, di baca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan, baik dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat dipergunakan, baik dalam kegiatan belajar

  (Asnawir dan Basyirudin, 2002: 11).

  Media adalah suatu alat saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi dari suatu sumber kepada penerima.Pesan atau informasi dalam pembelajaran adalah guru.Sedangkan penerima pesan tau informasi adalah siswa.Pesan yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah keterampilan yang perlu dikuasi oleh siswa (Soeparno, 1980: 1).

  Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Setiap proses pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara lain tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Unsur media tidak dapat dilepaskan dari unsur lainnya, yang berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengantarkan bahann pelajaran agar sampai tujuan.

  Proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan guru. Perlu adanya media untuk mempermudah pesan agar sampai ke penerima pesan.Contoh media yaitu televisi, gambar, wayang dan lain-lain.Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Media pembelajaran dapat memeprluas area of experience atau daerah pengalaman yang sama antara guru san anak sebagai indikator terjadinya proses komunikasi pembelajaran yang efektif. Dengan adanya media pembelajaran maka komunikasi guru dan anak menjadi ke murid dan murid ke guru. Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih efektif karena anak bukan hanya pasif mendengarkan guru namun ada komunikasi timbale balik antara keduanya, (Zaman, 2008: 4.13).

  Macam-macam media pembelajaran terbagi menjadi tiga jenis yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Media audiao merupakan media pembelajaran yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pendengaran ), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti gambar, poster, kartun, komik. Sedangkan media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar, seperti film, televisi, video interaktif ( Fadillah, 2012: 211-212).

  b.

  Fungsi Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran di PAUD (Badru Zaman, dkk,

  2008: 4.11), antara lain: 1)

  Media pembelajaran mempunyai fungsi sendiri agar pembelajaran lebih efektif.

  2) Media pembelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar

  3) Media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

  Media pembelajaran digunakan untuk membantu anak agar lebih cepat dan mudah menangkap bahan pembelajaran 5)

  Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 6)

  Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 7)

  Media pembelajaran pembelajaran digunakan untuk meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir Media pembelajaran merupakan alat yang mempunyai fungsi tersendiri dalam pembelajaran digunakan denngan tujuan yang ingin disampaikan guru kepada anak dapat lebih mudah dan cepat.Media pembelajaran digunakan untuk mengkonkretkan benda-benda yang abstrak sehingga pengetahuan anak lebih berkualitas karena adanya media pembelajaran anak menjadi aktif melakukan kegiatan.

  Manfaat media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (Suwarna, 2006: 128-129), antara lain:

  1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

  2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik

  3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif

  4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi

  5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

  6) Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja

  Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan

8) Peran guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif.

  c.

  Media Wayang kardus Kamus bahasa Indonesia kata wayang yaitu gambar atau tiruan orang dan sabagainya dari kulit atau kayu yang dibuat untuk menunjukkan suatu lakon (Poerdaminto, 1976:1150).

  Pengertian Wayang adalah seni pertunjukan berupa drama yang khas. Seni pertunjukan ini meliputi seni suara, seni sastra, seni musik, seni tutur, seni rupa, dan lain-lain. Ada pihak beranggapan, bahwa pertunjukan wayang bukan sekedar kesenian, tetapi mengandung lambang-lambang keramat. Sejak abad ke-19 sampai dengan sekarang, wayang telah menjadi pokok bahasan serta dideskripsikan oleh para ahli.

  Para pakar dari berbagai disiplin ilmu tidak bosan-bosannya membahas seni pewayangan dari waktu ke waktu, karena wayang merupakan wahana yang dapat memberikan sumbangsih bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

  Nilai-nilai yang terkandung dalam seni pewayangan telah terbukti dapat dipergunakan untuk memasyarakatkan berbagai pedoman hidup, bermacam acuan norma, maupun beraneka program pemerintah di semua sektor pembangunan

  Secara umum, pengertian wayang adalah suatu bentuk pertunjukan tradisional yang disajikan oleh seorang dalang, dengan menggunakan menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan pendidikan Kandungan Dalam Wayang

  1) Wayang Bersifat “Momot Kamot”. Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia (momot kamot). Pemikiran manusia, baik terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum maupun pertahanan keamanan dapat termuat di dalam wayang.

  2) Wayang Mengandung Tatanan, Tuntunan, dan Tontonan. Di dalam wayang dikandung tatanan, yaitu suatu norma atau konvensi yang mengandung etika (filsafat moral). Norma atau konvensi tersebut disepakati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Di dalam pertunjukan wayang dikandung aturan main beserta tata cara mendalang dan bagaimana memainkan wayang, secara turun temurun dan mentradisi, lama kelamaan menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman (konvensi). 11 juli 2018 pukul 22.45) d.

  Cara membuat media wayang 1)

  Sediakan kardus bekas tidak terlalu tebal 2)

  Sediakan HVS putih,

  Spidol dan Pensi Warna 4)

  c) Mengembangkan imajinasi

   Kajian Terdahulu Yang Relevan

  b) Menuntut guru kreatif B.

  a) Media mudah rusak karena terbuat dari kardus

  2) Kekurangan media wayang

  f) Melatih bahasa anak

  e) Mengasah kreativitas

  d) Media yang mudah dibuat

  b) Mudah menggunkannya

  Gambarlah yang diinginkan sesuai dengan tema 5)

  a) Bentuknya unik dan manrik

  Kelebihan media wayang

  Kekurangan dan Kelebihan 1)

  Beri penyanggah berupa kayu agar mudah dipegang dan digerakkan e.

  Tempelkan gambar yang telah dipotong ke kardus 8)

  Potonglah gambar yang telah dibuat 7)

  Warnai gambar dengan selera 6)

  Penelitian dari saudari Kaesti (2016), menunjukkan bahwa media kartu kata dapat meningkatkan hasil belajar bahasa pemula anak pada kelompok B RA Mathla‟ul Anwar Pingit.Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil observasi sebesar 24% dan dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan 36%.

Dokumen yang terkait

PROGRAM PENGEMBANGAN MULTIPLE INTELLIGENCE PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH (PLUS) KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 2 161

PERSEPSI HIJABERS TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER DI KOMUNITAS HIJABERS KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 132

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 102

KORELASI ANTARA PERHATIAN ORANG TUA BURUH PABRIK DENGAN AKHLAK SISWA MI AL-MAHMUD KUMPULREJO 01 KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 131

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 4 TAHUN DI PAUD BAITUSSHIBYAAN SRUMBUNG KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

1 1 119

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 159

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY (DUA TINGGAL DUA TAMU) PADA SISWA KELAS X BAHASA DI SMA NEGERI 3 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 150

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

0 1 103