PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pe

  

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL

LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA

PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

EKA PURNAWATI

  

NIM 11613028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

  MOTTO Satu sayang Allah Dua cinta Rasulullah Tiga cintailah orang tua Satu dua tiga Kunci dunia akhirat

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1.

  Keluarga saya yang selalu membimbing dan mendukung setiap usaha.

  2. Suamiku tercinta bapaknya Ener yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang.

  3. Mas Ener yang selalu setia menungguku 4.

  Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi.

  5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

  6. Semua Dosen dan Karyawan yang selalu mendukung dan membimbing.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul

  “Peningkatan Pengembangan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

  Usia Dini 4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  6. Dewan Guru PAUD RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  7. Segenap keluargaku tercinta yang selalu mendoakanku.

  8. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih. Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman. Amin.

  Salatiga, 12 Februari 2018 Penulis

  Eka Purnawati NIM. 11613028

  

ABSTRAK

  Purnawati,Eka.2017.Peningkatan Pengembangan Kemampuan Mengenal

  Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas

  Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr Budiyono Saputro, M.Pd.

  Kata kunci: Lambang Bilangan, Papan Raba Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14, PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penggunaan media permainan papan raba pada anak kelompok A di RA Miftahul Huda 1 Lopait.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara kolaboratif partisipatif dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A RA Miftahul Huda

  1 Lopait yang berjumlah 18 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa media papan raba dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Tindakan pra siklus sebesar 55% kemudian di siklus I rata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak sebesar 70% selanjutnya di siklus II rata-rata kemampuan mengenal lambang bilangan mencapai 86%. Selisih peningkatan dari pra tindakan dan siklus I sebesar 15%, selisih peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 16%. Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui media papan raba dapat dikembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada Anak kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 telah terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR LOGO IAIN .................................................................................. ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v MOTTO…………………………………………………………………… . vi PERSEMBAHAN

  ………………………………………… .......................... vii KATA PENGANTAR

  ………………………………………… ................... viii ABSTRAK………………………………………… ..................................... x DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xi DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xiii DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 6 E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7 F. Metode Penelitian ........................................................................ 8 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 18

  BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................. 20 B. Kajian Pustaka .............................................................................. 36 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………. ....................... 38 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 42 C. Intrument penelitian …………………………………………… 48 BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 49 B. Pembahasan…………………………………………………… .. 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 62 B. Saran ............................................................................................ 62 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  DAFTAR TABEL

  ………………………….……..........….. 52

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Siklus II

  ……….. 59

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM

  ………………………………………... 58

Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus

  ……….....58

Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM

  ……………………………………. 56

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus

  ……… 55

Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan KKM

  ………………………………..……….. 53

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus IITabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus ITabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan pada Anak Kelompok A

  ……………………………………… 50

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra SiklusTabel 4.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilanga n … 49

  Indikator yang diamati ………………………………………… 48

  …………. 41 Tabel 3.3

Tabel 3.2 Data Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait

  ………………………... 40

Tabel 3.1 Data Guru RA Miftahul Huda I Lopait

  Keberhasilan …………………………………………………… 16

Tabel 1.3 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator

  … 13

Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

  ……………………………………. 13

  …………………………………….. 60

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ……….. 11

Gambar 3.1 Struktur organisasi Guru

  ……………………………………….. 42

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan kemampuan Mengenal Lambang bilangan 61

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Lembar Observasi Guru dan Siswa Lampiran 6 RPPH Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

  

PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL

LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA

PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

EKA PURNAWATI

  

NIM 11613028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1,

  disebutkan bahwa termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Berbeda dengan NAEYC (National Assosiation

  Education For Young Children) anak usia dini merupakan sekelompok individu yang berbeda pada rentang usia antara 0-8 tahun (Sofia, 2005:7).

  Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

  Berdasarkan keunikan dan perkembangannya anak usia dini terbagi menjadi empat tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita

  (toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas

  awal 6-8 tahun (Mansur, 2009:88). Untuk itu, usia 3-6 tahun anak memasuki pendidikan pra sekolah.

  Anak usia dini disebut masa golden age karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik kasar maupun halus, sosial emosional, Kemudian para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang.

  Bloom mengemukakan bahwa pada usia dini ini perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan mereka (Ardy, 2014: 28).

  Stimulasi sejak dini kepada anak yang berusia 0 hingga 6 tahun sangatlah penting, karena pada masa tersebut perkembangan otak mereka dapat berlangsung optimal dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya kelak. Contoh perkembangan kognitif anak tentang warna, ketika anak diberitahu tentang benda berwarna biru dan dikelompokkan dengan warna biru lainnya. Anak akan mendapat rangsangan tentang warna biru dan ketika melihat benda warna biru maka anak akan mengelompokkan.

  Stimulasi yang diberikan ketika anak usia dini akan berdampak saat dewasa, maka orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam memberikan stimulus kepada anak. Stimulasi-stimulasi yang diberikan dapat melalui tiga aktivitas antara lain pengindraan, persepsi dan belajar. Beberapa contoh fungsi matematika dalam kehidupan antara lain, memasak, menghitung benda, memahami waktu. Matematika dapat dikenalkan anak sejak dini sesuai dengan tahapan perkembangannya.

  Matematika sangat penting bagi kehidupan manusia, maka dari itu mulai sejak dini anak diajak untuk belajar tentang matematika. Melalui belajar dan bermain anak di ajak belajar dunia matematika. Konsep-konsep matematika dalam dunia anak berbeda dengan anak yang sudah dewasa, perbedaannya terdapat dalam menyampaikan.

  Menurut Piaget tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sebagai logic-mathematical learningatau belajar berpikir logis dan matematis dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit (Suyanto, 2005: 161). Bukan agar anak dapat cepat berhitung namun dapat memahami bahasa matematis dan penggunaannya untuk berpikir. Anak usia dini bukan hanya belajar matematika sebagai persiapan untuk memahami konsep matematika pada tingkat yang lebih tinggi namun hal yang penting adalah matematika digunakan untuk mengajarkan anak berpikir logis. Konsep matematika berhubungan dengan lambang bilangan atau angka.

  Menurut Principles and Standards for School matehematisc, dasar bagi perkembangan matematika anak-anak dibangun pada tahun-tahun dini.

  Matematika dibangun oleh keingintahuan dan semangat anak-anak dan tumbuh secara alami dari pengalaman mereka. Anak-anak belajar konsep matematika sesuai dengan usia, mereka harus mengembangakan bahasa matematika, punya kesempatan interaktif untuk pengalaman matematika dan termotivasi untuk tertarik pada matematika (Carol & Barabara, 2008: 386).

  Konsep angka melibatkan pemikiran tentang “berapa jumlahnya atau berapa banyak” termasuk menghitung (Sujiono, 2007:11.11). Anak yang mempelajari nama bilangan kemudian akan mempelajari simbol dari bilangan tersebut. Menghitung selalu berhubungan dengan angka atau lambang bilangan. Benda-benda di sekitar anak dapat mengenal lambang bilangan, contoh penggaris, jam, timbangan, permainanan. Anak perlu mengenal lambang bilangan agar dapat memahami benda-benda sekitarnya.

  Pembelajaran mengenal konsep bilangan kepada anak usia dini dilakukan dengan cara bermain. Bagi anak, permainan merupakan wahana belajar yang sangat penting sebagai proses pendewasaan diri, membantu menjaga stabilitas emosi mendorong perilaku proposial, sekaligus memperkenalkannya terhadap dunia yang lebih luas.

  RA Miftahul Huda 1 Lopait yang berada di Dusun Lopait mempunyai 2 kelas terdiri dari kelompok A dan kelompok B. Jumlah siswa pada kelompok A adalah 18 anak, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, sedangkan kelompok B adalah 11 anak terdiri dari 9 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Penilitian ini dilakukan di kelompok A karena kemampuan mengenal lambang bilangan masih rendah.

  Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait dalam mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan menggunakan metode klasikal yang dimana masih monoton dan membosankan, sebagian besar anak masih kesulitan menunjukkan lambang bilangan satu dan yang lain. Selain itu media yang digunakan dalam pembelajaran hanya mengandalkan indera pendengaran dan indera penglihatan.

  Anak kelompok A belum mampu mengenal lambang bilangan. Misalnya saat anak diminta menunjukan angka 3, namun belum tepat dalam menunjukkannya. Saat kegiatan meniru angka, anak belum dapat mengikuti lambang bilangan yang dimaksud. Pada waktu menjodohkan benda dengan lambang bilangan yang sesuai jumlahnya, guru sudah membimbing anak dengan cara menghitung bersama-sama terlebih dahulu kemudian anak dibiarkan mengerjakan mandiri. Namun sebagian anak belum tepat dalam menjodohkan lambang bilangan.

  Dengan adanya permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabup aten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah kemampuan mengenal lambang bilangan dapat dikembangkan melalui media permainan papan raba pada anak kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2017/2018? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui pengembangan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media permainan papan raba pada anak kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2017/2018.

  D. Kegunaan Penelitian

  Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Manfaat Teoritis

  Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif, khususnya kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10, dan menambah pengetahuan bahwa dengan media bermain papan raba dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A.

2. Manfaat Praktis

  Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah: a.

  Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada guru dalam merancang pembelajaran untuk menggunakan media papan raba untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal lambang bilangan 1-10.

  b.

  Bagi Siswa Melalui media bermain papan raba, siswa menjadi senang dan antusias dalam belajar dalam mengenal lambang bilangan 1-10.

  c.

  Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan belajar mengajar di RA Miftahul Huda 1 Lopait dalam peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui penggunaan media bermain papan raba.

E. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). Hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media permainan papan raba pada anak kelompok ARA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

  Siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh 75. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), keberhasilan dapat dinyatakan berhasil apabila terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran mengenal lambang bilangan menggunakan media papan raba mecapai kriteria ketuntasan minimal kelas 85% yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah dari jumlah seluruh anak kelompok A.

  Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 kemampuan mengenal lambang bilangan anak meliputi indikator, sebagai berikut: a.

  Menunjukan lambang bilangan 1-10 b. Meniru lambang bilangan 1-10 c. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 F.

   Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yan bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan - tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran (Muslich, 2012: 8). PTK atau Classroom Action Research termasuk penelitian kualitatif yang proses penelitiannya menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, yang dilakukan subyektif dengan berdasarkan semata-mata atas fakta.

  Penelitian ini direncanakan dilakukan 2 siklus namun jika siklus tersebut belum memenuhi target pencapaian maka siklus selanjutnya akan dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Komponen-komponen tersebut terdapat pada setiap pembelajaran berlangsung. Kegiatan pada siklus I dapat digunakan sebagai acuan pada siklus selanjutnya.

2. Subyek Penelitian

  Subjek penlitian ini adalah siswa kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait berjumlah 18 siswa, terdiri dari putra 7 siswa dan putri 11 siswa.

  Waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah mulai tanggal 1 November 2017 - 5 Februari 2018.

3. Langkah-Langkah Penelitian

  Menurut Samsu Somadayo (2013: 41) menjelaskan bahwa ciri khusus PTK terletak pada langkahnya, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Menurut Arikunto (2006: 16) secara umum, terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut adalah penjelasan dari empat langkah dalam PTK : a.

  Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan antara lain sebagai berikut :

  1) Membuat konsep atau sekenario pembelajaran dengan media papan raba, yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian

  (RKH). 2)

  Membuat dan menyiapkan media papan raba yang akan digunakan dalam penelitian dan diajarkan kepada anak didik. 3)

  Menyiapkan penugasan kepada anak didik, yang mana dari hasil penugasan anak didik tersebut akan diberi nilai dan akan dianalisis peneliti lebih lanjut. 4)

  Membuat sismulasi perbaikan b. Tahap Tindakan Tahap ini merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa penerapan pembelajaran sesuai konsep dan sekenario yang telah tertulis pada RKH dan pelaksanaan tahap perencanaan.

  c.

  Tahap Pengamatan Pada tahap ini pengamatan dilakukan selama proses segala aktivitas anak didik diamati, dicatat, dan dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan ini dilakukan untuk mengamati dan menilai hasil proses belajar anak didik sehingga dapat menjadi masukkan untuk peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

  d.

  Tahap Refleksi Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian, maka pada tahap refleksi ini peneliti melakukan : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3)

  Analisis hasil observasi, apabila pada siklus 1 belum tercapai indikatornya, maka peneliti akan melakukan perbaikan pada siklus 2. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Refleksi merupakan kegiatan instropeksi atau evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran. Hubungan keempat konsep tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart (Suyadi, 2010: 50) 4. Teknik Pengumpulan Data

  Menurut Arikunto (2005: 10) metode pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Metode-metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Observasi Dalam kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan kegiatan belajar mengajar di RA Miftahul Huda 1 Lopait. Dalam penilaian dapat diketahui melalui lembar observasi dengan menggunakan ceklis.

  b.

  Dokumentasi Hasil observasi akan lebih nyata apabila didukung dengan adanya foto. Dokumentasi dapat digunakan apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap dan tidak berubah (Arikunto, 2006:231).

  Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto ketika anak melakukan pembelajaran mengenal lambang bilangan.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2010:84). Instrument penelitian digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data. Data yang diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau daftar chek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi (Sanjaya, 2010:93).

  Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 kemampuan mengenal lambang bilangan anak meliputi indikator, sebagai berikut: a.

  Menunjukan lambang bilangan 1-10 b. Meniru lambang bilangan 1-10 c. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10

  Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrument kemampuan mengenal lambang bilangan dan rubrik kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A menggunakan media papan raba.

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan pada Anak Kelompok A

  Skor Variabel Indikator

  1

  2

  3

  4 Kemampuan a.

  Menunjukkan lambang mengenal bilangan 1-10 lambang

  b. lambang Meniru bilangan bilangan 1-10 c.

  Menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai

  10 Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

  Simbol Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan

  Belum Muncul Anak tidak mau

  1 (BM) mengerjakan

  Mulai Muncul Jika anak bisa dengan

  V

  2 (MM) bantuan guru

  Berkembang Sesuai Jika anak bisa namun

  3 Harapan (BSH) masih kurang tepat Berkembang Sangat Jika anak bisa tanpa

  4 Baik (BSB) bantuan 6.

   Analisis Data

  Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa, analisis diarahkan untuk mencari dan menemukan peningkatan tersebut. Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpresentasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2010: 106).

  Analisis data dapat berupa analisis data deskriptif kualitatif dan statistis deskriptif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Sanjaya, 2010:106).

  Pada umumnya analisis statistis deskriptif dilakukan dengan tahap- tahap sebagai berikut: a.

  Pemaparan data Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.

  b.

  Reduksi data Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas seorang guru dan aktivitas setiap murid dalam menerapkan permainan papan raba.

  c.

  Display Data Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Analisis data observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009 : 101) yaitu:

  1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan.

  2) Menghitung persentase peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan, persentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:

  

Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

amatan

  Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X 100 % Jumlah skor maksimum

  Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100% Jumlah siswa

  3) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui media papan raba, adapun rancangan tabel sebagai berikut:

  Tabel 1. 3. Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan

  No Nama Anak Persentase Persentase Status Pencapaian Keberhasilan Pencapaian

  Keterangan :

  a) Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan 1- 10 pada masing-masing anak.

  b) Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan belajar (Kriteria Ketuntasan

  Minimum) yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu KKM/standar keberhasilan hasil belajar tiap anak sebesar 85%.

  c) Status Pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara skor persentase pencapaian dengan KKM/standar keberhasilan (85%). Jika hasil persentase pencapaian < (kurang dari) persentase KKM/standar keberhasilan maka status pencapaian yaitu “Belum Tuntas”. Dan bila persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase KKM/standar keberhasilan maka status

  4) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai persentase yang telah ditentukan.

  d.

  Penyimpulan Hasil Analisis Menyimpulkan data yang telah tersedia. Analisis data dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil observasi teman sejawat, data refleksi guru, dan hasil belajar siswa.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A. Kajian teori

  B.

  Kajian pustaka 1.

  Karakteristik Perkembangan Anak Kelompok A 2. Mengenal Lambang Bilangan 3. Media Papan Raba

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Mifatahul Huda 1 Lopait B. Pelaksanaan Penelitian, yang mendiskripsikan pelaksanaan pada Siklus I dan Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN SPEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Karakteristik Perkembangan Anak Kelompok A a. Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak Gagne mengatakan bahwa kognitif adalah proses yang terjadi

  secara internal di dalamm pusat susunan syaraf pada waktu manusia berpikir (Martini, 2005: 18). Kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa (Yuliani Nurani Sujiono, 2011: 178). Kognitif merupakan suatu proses berpikir sesorang yang terjadi dalam otak anak yang digunakan untuk memahami dan menghadapi suatu kejadian.

  Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir anak usia dini. Ada tiga aktivitas yang merupakan proses dasar kognitif yang kerap kali dianggap sebagai pusat perkembangan manusia, ketiga aktivitas tersebut adalah penginderaan, persepsi, dan belajar. Penginderaan atau sensation merupakan deteksi dari stimulasi sensorik (Aliah,2006: 16). Penginderaan terjadi manakala objek-objek eksternal berinteraksi dengan lima organ indera, yaitu telinga, mata, kulit hidung, dan lidah (Soemanto, 2006: 14).

  Perkembangan kognitif ditandai oleh suatu kemampuan untuk merencanakan, menjalankan suatu strategi untuk mengingat dan untuk mencari solusi terhadap suatu pemasalahan (Yuliani, 2011:78). Perkembangan kognitif seseorang bertambah sesuai dengan usia, mengikuti dimensi yang dimulai dari hal sederhana menuju ke hal yang kompleks sesuatu yang abstrak subjektif menuju ke objektif, dan hal yang dikenal menuju hal yang asing (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 147). Perkembangan kognitif seseorang akan berkembang sesuai pengalaman yang didapat, maka dari pengalaman tersebut seseorang akan belajar mendapatkan pengeatahuan yang baru sehingga seseorang berkembang.

  Fase perkembangan kognitif Piaget, anak kelompok A atau usia 4- 5 tahun berada pada tahap pra operasional. Fase ini merupakan permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Pada fase operasional anak mulai memahami benda-benda di sekitarnya yang dapat dilakukan dengan kegiatan sensorimotor dan juga kegiatan simbolis. Pada fase ini tidak boleh dipaksa untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yang tidak dapat diamati secara langsung (Slamet Suyanto, 2005: 105). Anak perlu menggunakan benda-benda atau media yang dapat diamati secara langsung sehingga membuat anak mampu belajar dan membuat kesimpulan dari pengamatan benda tersebut.

  Perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun adalah membentuk peremainan dengan kreatif, mencipatakan bentuk dari tanah liat, membentuk bangunan dari balok, menyebut dan membilang 1-20, mengenal lambang bilangan, menghubungkan konsep dengan lambang bilangan, mengenal perbedaan antara sama, lebih banyak dan lebih sedikit, menjumlah dengan benda, mengenal waktu, menyusun puzzle, mengenal alat-alat ukur, mengenal asal usul terjadinya suatu hal, dan mengetahui suatu kejanggalan dari buah gambar. Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif yang sudah mampu berkreasi dengan benda-benda, mampu sesuatu yang berhubungan dengan lambang bilangan, dapat memahami hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan mampu membedakan dua benda yang berbeda (Hartati, 2005: 19).

  Dari karakteristik-karakteristik perkembangan kognitif di atas, anak mampu mengenal konsep matematika. Anak sudah berada pada tahap mengenal lambang bilangan, lambang bilangan yang dapat diajarkan pada anak adalah 1-10. Anak tidak hanya sekedar mengenal lambang bilangan tersebut namun mulai mengerti bahwa angka atau lambang bilangan mewakili suatu bilangan tersebut.

  Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009, tingkat pencapaian mengenal bilangan pada kelompok A dikembangkan menjadi indikator-indikator, sebagai berikut: a.

  Menunjuk lambang bilangan 1-10 b. Meniru lambang bilangan 1-10 c. Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10.

  Dari uraian tersebut peneliti menggunakannya sebagai acuan untuk menentukan indikator dalam penelitian. Kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia 4-5 tahun yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung benda.

b. Karakteristik Proses Pembelajaran Anak

  Dunia anak adalah dunia bermain, maka proses pembelajaran dilakukan dengan cara belajar melalui bermain. Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Semua anak pasti bermain walaupun belum pernah diajarkan. Menurut Dewey mengemukakan bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui bermain (Mountolalu, 2008: 1.7). Melalui pengalaman menggunakan benda konkret, anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

  Bermain dapat memberikan informasi dan pengalaman bagi anak. Seperti halnya Jean Piaget yaitu anak menciptakan sendiri pengetahuan mereka tentang dunianya melalui interaksi mereka (Montolalu, 2008: 1.9). Anak menggabungkan informasi yang sudah di dengar sebelumnya dengan informasi baru. Vigotsky mengatakan bahwa kegiatan bermain secara langsung berperan dalam berbagai usaha pengembangan kemampuan kognitif anak (Jamaris, 2006;115). Melalui keaktifan anak dalam bermain membuat anak berinteraksi secara langsung dan mendapat pengalaman dari kegiatan bermain tersebut.

  Montessori mengemukakan bahwa indera digunakan untuk menyempurnakan persepsi terhadap rangsangan-rangsangan melaui latihan-latihan yang diulang-ulang (Montessori,2013: 238). Berbagai macam indera untuk belajar anak adalah penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

  Pengenalan objek melalui sentuhan dan rabaan membuat anak mengenal bentuk dari suatu benda (Montessori, 2013: 251). Melalui sentuhan langsung dengan benda, anak dapat merasakan benda tersebut dan mengamati benda dari sentuhan dan rabaan tangan anak. Anak akan mendapat informasi dengan menyentuh permukaan-permukaan benda di sekitar mereka.

  Pembelajaran lambang bilangan menggunakan media papan raba tergolong dalam permainan aktif. Dimana anak diajak untuk bermain dan merasakan papan raba menggunaka indera peraba. Selain itu permainan aktif memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak karena melibatkan aktivitas tubuh dan gerakan-gerakan tubuh.

  Perkembangan anak yang berubah sewaktu

  • – waktu karena anak pra sekolah mempunyai masa emas untuk mengembangkan dirinya. Anak yang berusia 1-6 tahun belajar dengan cara melihat, menyerap, mencerna dan mempraktikkan. Menggunakan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Perkembangan kognitif anak ini dapat dilihat dari cara berpikir anak, tingkah laku anak, dan interaksi anak.

  Perkembangan kognitif anak sangat penting kita amati karena perkembangan ini akan dibawanya sampai dewasa kelak, maka dari itu anak diajarkan tentang mengenalkan warna, bilangan, tanya jawab agar anak kritis, mengajari anak tentang mengelompokkan, mengurutkan dan memisahkan. Perkembangan anak sangat membutuhkan peran orang tua dan guru untuk mencapai standar tingkat pencapaian perkembangan anak.

2. Mengenal Lambang Bilangan a. Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

  Lambang adalah sesuatu sebagai tanda, huruf, benda yang digunakan untuk menyampaikan maksud pesan. Bilangan adalah jumlah yang menunjukkan banyaknya benda. Sedangkan menurut Caufield bilangan merupakan bagian dari belajar tata cara berhitug dan juga bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari (Seefeldt & Wasik, 2008: 393).

  Kemampuan mengenal lambang bilangan diartikan kemampuan seseorang dalam mengenal atau mengetahui symbol atau lambang yang dimiliki jumlah yang dapat dihitung. Dalam mengenalkan lambang bilangan terdapat tahapan-tahapan, antara lain tahapan konsep, tahap transisi dan tahap lambang.

  Aritmatika merupaka salah satu pengembangan kognitif yang mencakup kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan.

  Dalam aritmatika terdapat beberapa kemampuan tentang lambang bilangan. Salah satu kemampuan aritmatika yang perlu dikembangkan adalah mengenal angka atau lambang bilangan. Lambang bilangan dikenalkan pada anak agar dapat mempersiapkan kemampuan berhitung. Bilangan dan lambang bilangan mempunyai makna yang berbeda.

  Lambang bilangan adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan jumlah atau banyaknya bilangan tertentu (Rukhmansyah, 2006: 19).

  Sama seperti yang diungkapkan Baharin Samsudin bahwa lambang bilangan adalah simbol untuk suatu bilangan (Baharin, 2002: 3-4).

  Lambang bilangan atau angka merupakan lambang-lambang untuk bilangan. Anak usia 4- 5 tahun belajar bahwa “satu” ditulis “1” dan itu berarti kuantitas dari “satu” (Carol Seefeld dan Barbara A Wasik,

  2008: 393). Lambang bilangan digunakan untuk menulis banyaknya bilangan.

  Menurut teori Bruner, belajar bilangan dimulai dari objek nyata, dimana anak-anak dilatih untuk menghubungkan antara jumlah benda dengan simbol bilangan. Mengajarkan lambang bilangan anak dimulai dari benda-benda yang konkret terlebih dahulu kemudian baru mengenalkann lambang bilangan.

  Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan kemampuan aritmatika merupakan salah satu konsep yang perlu dikenalkan untuk mengembangkan kognitif anak usia dini. Lambang bilangan adalah simbol yang digunakan untuk menuliskan banyaknya suatu bilangan.

b. Cara Mengenalkan Lambang Bilangan pada Anak RA

  Angka atau lambang bilangan merupakan salah satu konsep matematika perlu dikenalkan pada anak usia dini. Pengenalan angka dapat dilakukan dengan berbagai cara. Melatih anak mengenal lambang bilangan melalui (Suyanto, 2005: 68-73), antara lain:

  1) Menghitung dengan jari

  2) Bermain domino

  3) Berhitung sambil bernyanyi dan olah raga

  4) Menghitung benda-benda

  5) Menghitung di atas 10

  6) Tunjuk dan sembunyi

  7) Berhitung dengan kelipatan 10

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ALAT PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidik

0 2 246

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI GARDEN MELALUI METODE BERNYANYI PADA SISWA KELAS II DI MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 92

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI MEDIA PERMAINAN BAHASA PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM JEMBRAK KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 133

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI RANGKA MANUSIA DENGAN METODE PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 139

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI ARAH MATA ANGIN MELALUI METODE SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

0 0 189

PENGEMBANGAN SIKAP SOSIAL DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL BAKIAK PADA ANAK KELAS B 1 RA MA’ARIF PULUTAN SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 102

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA 4 TAHUN DI PAUD BAITUSSHIBYAAN SRUMBUNG KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

1 1 119

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB MELALUI METODE BERNYANYI PADA ANAK USIA DINI DI RA MASITOH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 159

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ETIKA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MIFTAHUL HUDA I LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

0 3 129

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MEWARNAI MELALUI METODE BERMAIN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A4 RA AL HIKMAH UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 4 151