PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

  

PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM MENGEMBANGKAN

KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK

KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN

KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

  

Diajukanuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

FATIH MAS’UDAH

  

NIM 11613015

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah: Nama : FATIH MAS’UDAH NIM : 116 13 015 FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI JUDUL : PERAN SENTRA PERSIAPAN DALAM

  MENGEMBANGKAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS PADA ANAK KELOMPOK A DI RA MASITHOH KEBUMEN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat dan jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua konsekuensinya.

  MOTTO Setiap Ada Kesulitan Pasti Ada Jalan Keluarnya.

  Anak adalah Mutiara Anak adalah Anugrah Dan anak adalah Titipan

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk:

  1. Keluarga besar Bapak Drs. Sudaryo dan Umi Siti Wuryani yang senantiasa mendo'akan, yang telah memberikan dukungan spiritual, material, dan kasih sayang.

  2. Bapak Sunarso dan Emak Mertua Mulyati yang senantiasa mendukung.

  3. Suamiku tercinta Luqman Hakim, yang telah memberi dukungan spiritual, material dan kasih sayang.

  4. Mas Shobih, Mas Affan, Mbak ‘Iffah dan Adik-Adik tersayang, Hanna, Nadhia, Ahmad, Gufron, Ahmad, Muflih yang selalu mendukung dan membantu.

  5. Kakak ipar dan adik-adik semua yang selalu mendukung.

  6. Keluarga besar Panti Asuhan.

  7. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013 yang selalu memberikan motivasi.

  8. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Peran Sentra Persiapan Dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak Kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecmatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 telah selesai.

  Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

  Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

  1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

  4. Ibu Peni Susapti S.Si., M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak H. Ahmad Sultoni, M. Pd selaku pembimbing akademik yang telah membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktu untuk membimbing dalam perjalanan kulliah ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

  7. Dewan Guru RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga selesai.

  8. Siswa-siswi RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

  9. Segenap keluarga tercinta yang selalu mendoakan.

  10. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama. Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.Amin.

  Salatiga, 16 Juni 2017 Penulis

  NIM. 11613015 Fatih Mas’udah

  

ABSTRAK

  Mas’udah,Fatih. 2017 Peran Sentra Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan

  Matematis Logis Pada Anak Kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan

  Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Peni Susapti, M.Si

  Kata kunci: Sentra Persiapan, Kecerdasan Matematis Logis, Anak Usia Dini

  Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Penelitian ini adalah untuk mengetahui peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/207.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan lembaga RA di Desa Kebumen yang dapat mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan sentra dan kecerdasan logis matematis, sehingga menarik untuk diteliti dalam mempersiapkan anak-anak ke jenjang selanjutnya.

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4 – 5 tahun Kelompok A di RA Masitoh Kebumen Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 73 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis anak dapat ditunjukkan dengan indikator: anak dapat mengklasifikasi sesuai atribut, mengurutkan benda, memproduksi kembali pola-pola dengan berbagai cara, merekonstruksi dan mengingat kembali urtuan kejadian, memahami hubungan kuantitatif, memahami ruang dasar dan menunjukkan kesadaran akan kosep akan waktu. Berdasarkan data hasilPenelitian tersebut, makadapatdisimpulkanbahwa peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis pada anak kelompok A di RA Masithoh Kebumen tahun pelajaran 2016/2017 sudah baik atau dapat diterima.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN.................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... iv MOTTO…………………………………………………………………….. v PERSEMBAHAN………………………………………… ......................... vi KATA PENGANTAR………………………………………… ................... vii ABSTRAK………………………………………… .................................... ix DAFTAR ISI………………………………………… ................................. x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… ................. xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................

  1 B. Fokus Masalah...........................................................................

  9 C. Tujuan Penelitian .......................................................................

  9 D. Manfaat Penelitian .....................................................................

  9 E. Penegasan Istilah .......................................................................

  10 F. Metode Penelitian ......................................................................

  11 G. Sistematika Penelitian ................................................................

  17 BAB II KAJIAN TEORI A. Sentra Persiapan ........................................................................

  19 B. Kecerdasan Matematis Logis .....................................................

  34 C. Penilaian di PAUD ....................................................................

  42 BAB III PAPARAN DAN TEMUAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian……………. ...................................

  44 B. Temuan Penelitian .....................................................................

  51

  BAB IV PEMBAHASAN A. Sentra Persiapan ........................................................................

  68 B. Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak ...................................

  77 C. Peran Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis Logis Pada Anak……………………...................................................

  87 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................

  89 B. Saran ........................................................................................

  93 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 6 Catatan Lapangan Lampiran 7 SKK Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sisdiknas bahwa

  pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan di dalam diri, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Menurut pakar psikologi, anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang banyak dari luar atau lingkungan sehingga orangtua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak.

  Pandangan agama Islam, anak merupakan amanah atau titipan Allah SWT, yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik- baiknya oleh setiap orang tua. Sejak lahir anak telah diberikan berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila potensi yang dimiliki anak tidak diperhatikan, maka nanti anak akan mengalami hambatan-hambatan dalam pertumbuhan maupun perkembangan.

  Rasulullah SAW, bersabda: َﻉ

  ﱠﻻِﺍ ٍﺩ ْﻮُﻟ ْﻮَﻣ ْﻦِﻣ ﺎَﻣ : َﻢﱠﻠَﺳ َﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِﷲ ُﻝْﻮُﺳَﺭ َﻞَﻗ : ﻝ ﺎَﻗ َﺓَﺩْﺮُﺑ ْﻰُﺑﺍ ْﻥ ( ِﻪْﻴَﻠَﻋ ٌﻖَﻔﱠﺘُﻣ) ِﻪِﻧ ﺎَﺴﱢﺠَﻤُﻳ ْﻭَﺍ ِﻪِﻧ ﺍَﺮﱢﺼَﻨُﻳ ْﻭَﺍ ِﻪِﻧ ﺍَﺩ ﱢﻮَﻬُﻳ ُﻩﺍَﻮَﺑ َﺎَﻓ ِﺓ َﺮْﻄِﻔْﻟ ﺍ ﻰَﻠَﻋ ُﺪَﻟ ْﻮُﻳ

  “Dari Abu Burda r.a, berkata, Rasulullah SAW bersabda tidaklah

dilahirkan seorang anak melainkan atas dasar fitrah, maka orang

tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau

Majusi.” (Razah& Rais, 1980:226)

  Pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0 – 6 tahun. Menurut kajian rumpun ilmu Pendidikan Anak Usia Dini dan penyelenggaraannya di beberapa Negara Pendidikan Anak Usia Dini dilaksanakan sejak 0-8 tahun. (Hasan, 2010:17). Bredekamp (dalam Itadz, 2008:2) membagi anak usia dini menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok bayi 2 hingga 2 tahun, kelompok 3 hingga 5 tahun hingga 6 tahun.

  Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.

  Berdasarkan keunikan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita

  

(toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas

awal 6-8 tahun (Mansur, 2009:88).

  The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa

  ketika anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Menurut Gardner (1988) sebagaimana dikutip Mulyasa, menyebutkan bahwa anak usia dini memegang peranan penting karena perkembangan otak manusia mengalami lompatan dan berkembang sangat pesat, yaitu mencapai 80%. Ketika dilahirkan di dunia, telah mencapai perkembangan otak 25% sampai usia 4 tahun perkembangannya mencapai 50%, dan sampai 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun (Mulyasa, 2012:2).

  Perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang terkait dengan kemampuan berpikir sesorang. Kemampuan kognisi seorang anak berkembang melalui proses rangsangan yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, rangsangan tersebut diterima dan ditafsirkan melalui daya pikiran yang kemudian diwujudkan dengan perbuatan.

  Sejalan dengan itu, Beatyberasumsi bahwa anak mengembangkan kemampuan kognitifnya melalui kegiatan bermain dengan tiga cara kegiatan tersebut, di antaranya (1) memanipulasi atau meniru apa yang terjadi dan dilakukan oleh orang dewasa tau objek yang ada di sekitar anak; (2) masteri, yaitu menguasai suatu aktivitas dengan menulangi suatu kegiatan yang tentunya menjadi kesenangan dn memberikan kebermaknaan pada diri anak; (3) meaning, yaitu memberikan kebermaknaan pada diri anak sehingga menumbuhkan motivasi bagi anak dalam melakukannya (Wahyudin, 2011:37).

  Kecerdasan majemuk ditemukan oleh Howard Gardner pada tahun 1983.Gardner adalah seorang co-director pada Project Zero, sebuah kelompok riset di Hardvard Graduate School of Education.Dari proyek penelitian inilah Gardner menemukan kecerdasan majemuk (Multiple

  

Intelligence). Adapun kesembilan jenis kecerdasan yang dimaksud adalah

  kecerdasan linguistik, logika matematika, visual, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis.

  Anak usia dini masih sangat unik dan jujur dalam mengenal lingkungannya. Tanpa sadar anak usia dini memiliki banyak kecerdasan.

  Orang tua yang memperhatikan perkembangan anak akan mengalami perkiraan tentang kecerdasan yang dimiliki anak.

  Contoh dalam kehidupan anak-anak yang gemar bermain bola, lari, atau yang lainnya dan suka olahraga, kebanyakan orang anak tersebut mempunyai kelebihan dalam kecerdasan kinestetik.Anak yang suka bermain di suasana alam atau suka berjelajah di kebun, berarti anak tersebut mempunyai kecerdasan naturalis.Anak yang suka dengan hitung- hitungan, cepat dalam mengenal angka, sebab akibat, dan yang berhubungan dengan pemikiran, maka anak tersebut memiliki kecerdasan matematis logis. Dan lain sebagainya yang menurut orang tua selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata, walaupun belum diuji coba tetapi sudah mempunyai perkiraan tersendiri terhadap anak.

  Kecerdasan matematis logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola pikir logis dan ilmiah.Kecerdasan ini mempunyai dua unsur, yakni matematika dan logis.Dua unsur ini disatupadukan sehingga menjadi kecerdasan matematis logis. Hal ini dikarenakan keterkaitan di antara kedua (matematika dan logika) sangat erat, bahkan keduanya sama-sama mengikuti hukum dasar yang sama, yakni konsistensi (Suyadi, 2010: 154).

  Sentra persiapan yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan selanjutnya. Istilah persiapan digunakan karena untuk memasuki dunia sekolah, anak diharapkan telah memiliki kesiapan bersekolah (school readiness) terutama meliputi kesiapan yang berkaitan dengan keaksaraan yaitu membaca, menulis, mengeja, dan berbicara sebagai keterampilan dasar untuk mempelajari beragam pengetahuan yang lain. Kadang pada lembaga pendidikan anak tertentu sentra persiapan tetap dinamakan dengan sentra keaksaraan (literacy

  

center) sesuai dengan tujuan aslinya.Namun, di Indonesia istilah yang

lebih umum digunakan adalah sentra persiapan.

  Sentra persiapan terutama ditujukkan pada ranah perkembangan kognisi (berpikir) dan motorik halus.Kegiatan yang banyak diberikan pada sentra ini adalah membaca dan menulis.Pada sentra ini, anak-anak dapat mengembangkan konsep tentang mencetak, pengetahuan tentang huruf, berbagai hasil media cetak dan kepekaan perbedaan bunyi dari berbagai huruf. Bahan-bahan yang disediakan dengan teliti di sentra ini akan lebih menunjang munculnya keaksaraan pada anak dari pada materi yang diberikan secara terstruktur oleh pendidik.

  Tugas pendidik di sentra persiapan adalah menyiapkan lingkungan, mengamati perkembangan anak, dan menggunakan pertanyaan anak untuk membawanya ke tingkat berpikir yang lebih tinggi.Pada sentra persiapan kegiatan membaca dan menulis menjadi perhatian khusus di sentra persiapan setelah berusia 4 tahun.

  Pijakan dalam sentra persiapan terdiri dari empat jenis, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum anak main, pijakan selama anak main, pijakan sesudah main. Selain mempersiapkan anak untuk dapat membaca dan menulis, sentra persiapan juga ditujukkan untuk melatih motorik halus.Kegiatan motorik halus anak ini awalnya dilaksanakan dengan kegiatan yang dapat memperkuat koordinasi tangan dan genggaman yang dapat dimulai sejak bayi.Misalnya, latihan memungut benda-benda kecil dengan penjepit, bermain jari agar jari-jari luwes untuk menulis, latihan meremas, merobek dengan sepenuhnya dan menggunting. Latihan-latihan tersebut perlu dilaksanakan setiap hari dan terus dilanjutkan selama anak usia dini.

  RA Masitoh Kebumen merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini yang berada di desa Kebumen. RA Masitoh menerapkan pendekatan sentra, yang membuat banyak wali murid tertarik untuk memasukkan anak ke dalam RA Masitoh, selain itu RA Masitoh mempunyai program-program unggulan, salah satunya menerapkan kegiatan latihan sholat sebelum atau sesudah belajar, mengajak anak-anak bermain sambil belajar dengan senang, memberikan pembelajaran yang nyata dan mudah dipelajari untuk semua siswa.

  RA Masitoh inilah yang dapat menerapkan pembelajaran sentra di lingkungan desa, di mana banyak lembaga yang merasa kesulitan untuk melakukan.Peneliti bermaksud untuk meneliti tentang pendekatan sentra terhadap perkembangan kecerdasan matematis logis anak.

  Pembelajaran sentra yang rumit dan memerlukan banyak tempat dan guru.Namun bagi RA Masitoh merasa mudah dalam memberikan pembelajaran kepada anak-anak. Tetapi pembelajaran sentra di sini melatih guru agar fokus terhadap materi yang akan diberikan kepada anak dan variasi dalam materi pembelajaran.

  Sentra persiapan yang ditawarkan oleh lembaga RA Masitoh adalah mempersiapkan anak-anak dalam melatih bahasa, kognitif, fisik motorik, seni, sosial emosional dan nilai agama moral.Sentra persiapan selalu memberikan variasi dalam pembelajaran. Salah satu contoh di sentra ini adalah memperkenalkan huruf atau angka dengan cara menggunakan media yang interaktif, variasi lagu, dan aneka tepuk tangan.

  Media interaktif dibuat oleh guru sendiri dan ada yang membeli.Media menggunakan Alat Peraga Edukatif yang didesain sendiri, atau melihat dan dirubah sendiri sesuai kebutuhan.Contoh membuat wayang huruf dengan menggunakan media kertas, lidi dan dihias semenarik mungkin, agar anak mudah mengingat dan menghafal. Selain itu guru mengenalkan dengan cara menuliskan di papan tulis dan mencontohkan huruf “a” seperti singa yang mau makan dan di tutup mulutnya. Huruf “b” seperti perut gendut.Dan huruf lainnya yang diperumpamakan dengan melihat lingkungan sekitar.

  Media bernyanyi untuk mengenalkan berbagai huruf, angka, dan mengembangkan kecerdasan matematis logis juga diberikan oleh guru.Dimana guru menyisipkan beberapa lagu dalam materi, atau bahkan setiap awal pijakan permainan.Anak diajak bernyanyi bersama-sama dengan iringan bertepuk tangan atau meliuk-liukkan badan dan tangan.

  Beberapa cara yang digunakan guru di sentra persiapan ini yang membuat menarik dan anak cepat kenal dengan huruf atau angka. Sentra persiapan ini banyak yang dipersiapkan maka sentra persiapan ini menjadi penting untuk diteliti.Sejauh mana persiapan dalam memeperkenalkan anak-anak tentang angka, huruf, kemampuan fisik motorik halus, fisik motorik kasar, kognitif, bahasa, sosial emosional, nilai agama moral, dan seni.

  Kecerdasan matematis logis dapat dilihat melalui kegiatan yang berlangsung selama ini. Kecerdasan matematis logis mempunyai hubungan dengan kemampuan-kemampuan anak yang akan dinilai setiap hari. Tetapi kecerdasan logis matematis mempunyai kriteria dalam mengetahui anak tersebut memiliki kecerdasan matematis logis yang kurang, cukup, sedang atau sudah benar-benar menguasai.Atau bahkan sudah berkembang dengan cukup, baik, sangat baik.

  Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran sentra persiapan terhadap kecerdasan matematis logis anak pada kelompok A di RA Masitoh Kebumen guna mengetahui perkembangan kecerdasan matematis logis anak di sentra persiapan.

  B. Fokus Masalah

  Bagaimana peran sentra persiapan dalam perkembangan kecerdasan matematis logis anak kelompok A di RA Masitoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui peran sentra persiapan dalam mengembangkan kecerdasan matematis logis anak pada kelompok A di RA Masitoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

  D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat teorotis Penelitian ini diharapkanmenambah wawasan tentang sentra persiapan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.

  2. Manfaat praktis

  a. Bagi Guru

  Menambah wawasan tentang pembelajaran sentra persiapan

  b. Bagi Murid Menambah ilmu kecerdasan matematis logis pada sentra persiapan

  c. Bagi Sekolah Menambah wawasan dan dapat menerapkan sentra persiapan di lembaga-lembaga

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu :

  1. Sentra Persiapan Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia dini sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan selanjutnya. (Luluk, 2008:95).

  Sedangkan yang peneliti maksud dari persiapan yakni anak-anak dapat mengembangkan konsep tentang mencetak, pengetahuan tentang huruf, pengetahuan tentang angka, berbagai hasil media cetak, kepekaan perbedaan bunyi dari berbagai huruf, dapat menggunakan benda sekitar dengan baik misalnya memegang pensil, memegang gunting dan lain-lain.

  2. Kecerdasan Matematis Logis

  Kecerdasan matematis logis adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika.Kecerdasan matematis logis pada dasarnya melibatkan kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus-rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah.

  Pada anak usia dini 4-5 tahun atau kelompok A di RA, kemampuan matematis logis dapat terlihat dari ciri-ciri diantaranya suka bereksplorasi rasa ingin tahu, sering bertanya tentang berbagai fenomena, melakukan uji coba, mengklasifikasi benda berdasarkan warna, ukuran, jenis, melatih menggunting, meremas, melatih merobek, mencoret-coret pada kertas, ingin mengetahui sebab akibat.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian a. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme.Metode ini digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci.Teknik pengumpulan data dilakukan secara triagulasi (gabungan).Analasis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2011: 9).

  Penelitian yang dimaksud adalah menjelaskan tentang objek secara langsung.Data yang diperoleh, di olah dan disajikan untuk dijadikan laporan dalam penelitian.

b. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang peneliti adakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Moleong menguraikan sebagaimana dikutip oleh Kirk dan Miller bahwa penelitian kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial (social sciene) yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri berkenaan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahnya (Moleong, 2002:3).

  Melihat uraian tersebut, maka peneliti berusaha mengkaji satu persatu data yang di dapat kemudian mendiskripsikan data tersebut secara sinergis sesuai di lapangan, serta tetap berkesinambungan berdasarkan proses penelitian yang peneliti lakukan di RA Masitoh.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

  Dalam penelitian yang diadakan ini, berlokasi di RA Masitoh Kebumen Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.

b. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu dari tanggal 18 November 2016 sampai 6 April 2017.

  3. Sumber Data

  Sumber data yang akan di teliti yaitu anak kelompok A dan guru yang mengampu di sentra persiapan tersbut.

  4. Metode Pengumpulan Data

  Teknik dalam pengumpulan data dan instrument penelitian yang peneliti gunakan adalah: a. Wawancara

  Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011:137).

  b. Observasi Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai poses biologis dan psikologis.

  Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan yang dikemukan oleh Sutrisno Hadi (1986) di dalam buku (Sugiyono, 2011:145). c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 36).

  Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah menggunakan catatan lapangan, catatan observasi dan foto kegiatan di RA Masitoh.

5. Analisis Data

  Analisis data dilakukan agar data yang terkumpul dapat dianalisis dengan mulai menelaah seluruh data yang telah dihasilkan dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Patton dalam bukunya Lexy Moleong, teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Moleong, 2002:135). Dalam hal ini peneliti melakukan analisis data dalam tiga tahap, pertama reduksidata, kedua penyajian, dan ketiga penarikan kesimpulan atau verivikasi.

  Tahapan-tahapan menganalisis data penelitian adalah:

  a. Reduksi Data (Reduction Data) Reduksi data dimaksudkan untuk menentukkan data ulang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Data yang telah diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya.

  b. Penyajian Data (Display Data) Penyajian data adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk membuat kesimpulan atau tindakan yang diusulkan (M.Ali, 1992:167). Mereduksi data dimaksudkan untuk mempermudah penelitian dengan cara mengelompokkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak diperlukan dalam penelitian.

  Data yang diperoleh dari hasil observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk catatan lapangan, dan catatan dokumentasi.Data yang sudah disajikan dalam bentuk catatan lapangan dan catatan dokumentasi diberi kode data untuk mengorganisasi data, sehingga peneliti dapat menganalisis dengan cepat dan mudah.Peneliti membuat daftar awal kode yang sesuai dengan catatan lapangan, lembar observasi dan lembar dokumentasi.

  c. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/

  verification)

  Ferifikasi data dimaksudkan untuk penentuan data akhir dari keseluruhan proses tahapan analisis. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan mengalami perubahan apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

  Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang dipadukan pada penyajian data. Melalui informasi tersebut, peneliti dapat melihat apa yang di teliti dan menemukan kesimpulan yang benar menganai objek penelitian berlangsung. Sehingga keseluruhan permasalahan mengenai peran sentra persiapan terhadap kecerdasan matematis logis anak di RA Masitoh Kebumen dapat dijawab sesuai kategori data dan permasalahannya.

6. Pengecekan Keabsahan

  Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) adalah instrument yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan (Sugiyono, 2011:125). Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analis rasional. Pertanyaan yang dicari dalam analisis ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencangkup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh alat yang bersangkutan (Azwar, 1986).

7. Tahap-tahap Penelitian

  a. Tahap pengumpulan data awal dengan observasi awal mengenai situasi, tempat, profil lembaga, pembelajaran yang dilakukan, dan wawancara awal dengan pengelola lembaga.

  b. Tahap mempersiapkan surat izin penelitian untuk meneliti RA Masitoh.

  c. Tahap pengumpulan data dan menganalisis data.

  d. Tahap menyusun laporan yang sudah ada untuk dijadikan laporan untuk penelitian.

G. Sistematika Penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penelitian

  BAB II KAJIAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: A. Sentra Persiapan

  1. Definisi Sentra Persiapan

  2. Tujuan Khusus

  3. Aturan di Sentra Persiapan

  4. Manfaat Sentra Persiapan

  5. Lima Prosedur Kerja

  6. Perlengkapan Main di Sentra Persiapan

  7. Kegiatan di Sentra Persiapan

  B. Konsep Kecerdasan Matematis Logis

  1. Definisi Kecerdasan Matematis Logis

  2. Ciri-ciri Kecerdasan Matematis Logis

  3. Manfaat Kecerdasan Matematis Logis

  C. Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini

  BAB III PAPARAN DAN TEMUAN PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai: A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Masitoh B. Penyajian Data

  1. Sentra Persiapan

  2. Kecerdasan Matematis Logis

  3. Hubungan Sentra Persiapan dan Kecerdasan Matematis Logis

  BAB IV PEMBAHASAN A. Sentra Persiapan B. Kecerdasan Matematis Logis

  C. Sentra Persiapan dalam Perkembangan Kecerdasan Matematis Logis Anak

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

BAB II KAJIAN TEORI A. SENTRA PERSIAPAN 1. Definisi Sentra Sentra berasal dari kata “centre” yang artinya pusat. Seluruh

  materi yang akan dialirkan oleh guru kepada anak-anak melalui kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dan perlu diorganisasikan secara teratur, sistematis, dan terarah, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan menganalisisnya dan dapat mempunyai kemampuan mengambil kesimpulan. Sentra mengandung makna bahwa setiap kegiatan di semua sentra yang disediakan memiliki titik pusat (centre point), yang semuanya mengacu pada tujuan pembelajaran (Retno, 2010:14) .

  Setuju dengan pendapat Retno, karena di sentra, pembelajaran sudah ditata sedemikian rupa agar tidak ada pembelajaran yang keluar dari kontennya.Dan juga memiliki titik pusat pembelajaran yang mengacu pada tujuan pembelajaran.

  Istilah sentra (Direktorat PAUD, 2006:5) adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main, yaitu main sensori motor atau main fungsional, main peran, dan main pembangunan. a. Tahap-tahap main sensorimotor, yaitu : 1) Anak diberikan kesempatan untuk mengulang gerakan beberapa kali untuk menikmati beberapa jenis perasaan yang ditimbulkan oleh tubuh dan reaksi pada saat pertama melakukan .

  2) Anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengan menggunakan objek tertentu.

  3) Anak terlibat dalam rangkaian pengulangan kegiatan sederhana yang memiliki tujuan tertentu.

  4) Anak melakukan coba dan ralat (trial and error).

  b. Bermain sensorimotor diharapkan, antara lain: 1) Menyediakan kesempatan bagi anak untuk mengeskplorasi bermacam-macam bahan dan alat permainan di dalam dan di luar ruangan. 2) Memberikan kesempatan pada anak untuk bergerak bebas. 3) Memberikan kesempatan pada kepada anak untuk mengenali dan merasakan banyak tekstur dari berbagai jenis alat main.

  c. Main pembangunan adalah media bermain anak usia dini yang terdiri dari bahan yang bersifat cair, (air, pasir, cat) dan bahan yang berstekstur. Main pembangunan dengan bahan cair, krayon, cat dengan kuas, pulpen, dan pensil. Main pembangunan dengan bahan bertekstur, yaitu balok unit berongga, balok berwarna, lego dan puzzle.

  3 tahap tersebut sangat membantu dalam perkembangan anak.Selain itu baik untuk diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan.

  Maka tahapan ini perlu untuk dikembangkan.

  Kegiatan sentra memiliki 3 langkah prosedur pokok untuk anak, yaitu: a. Memikirkan rencana tentang apa yang dikerjakan selama waktu kegiatan pembelajaran.

  b. Merealisasikan rencana.

  c. Mengkaji ulang, mencatat dan melaporkan hasilnya. Prosedur yang diberikan untuk anak, dapat menjadi acuan dalam mempersiapkan materi pembelajaran.Langkah prosedur pembelajaran sentra tersebut memberikan manfaat bagi anak usia dini (Mayesky, 1990:56), meliput i:

  a. Meningkatkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, bereksplorasi dan menemukan kegiatan untuk membantu memecahkan masalah, mempelajari keahlian-keahlian dasar dan memahami konsep- konsep baru.

  b. Melalui sentra, anak usia dini dapat memanipulasi objek dalam sentra-sentra yang disediakan, mengembangkan percakapan dan bermain peran serta belajar sesuai dengan tingkatan dan langkah-langkah yang anak inginkan.

  c. Mengembangkan keahlian belajar yang mandiri karena adanya prinsip kehendak sendiri (Self directing) dan koreksi diri (self

  correcting ) yang alamiah terhadap berbagai alat di sentra kegiatan .

  Penataan ruangan pada kegiatan pembelajaran berbasis sentra dengan bermacam-macam media, poster, display, serta kebebasan memilih kegiatan pada sentra-sentra yang disediakan. Penggunaan sentra kegiatan ini sesuai dengan perkembangan anak (Direktorat PAUD, 2006:8) yaitu:

  a. Pembagian ruangan di rancang agar anak dapat menikmati saat kegiatan tenang, istirahat, berguling-guling dan merangkak.

  b. Desain ruang dengan berbagai gambar yang di pasang setinggi tubuh anak.

  c. Setiap area kegiatan di sekat agar anak dapat berkonsentrasi.

  d. Kegiatan dapat dilaksanakan di dalam dan di luar ruangan agar suasana setiap hari berganti.

  e. Desain kegiatan mengarahkan anak untuk bereksplorasi, berinteraksi dengan orang dewasa, teman sebaya, dan alat permainan.

  f. Setiap hari kegiatan disiapkan untuk mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak dengan mengeksplorasi lingkungan, menyelidiki alam, mengadakan percobaan, mengembangkan kemampuan bahasa, musik.

  g. Anak-anak boleh memilih kegiatan sesuai dengan minatnya.

  h. Alat mainan diupayakan mudah dipindah-pindahkan dan dimainkan oleh anak.

  Pendekatan ruang ini sangat pentinng untuk anak, karena anak memerlukan ruang untuk bebas bergerak dan mengekspolarasi imajinasi.Dengan membebaskan anak-anak dengan memberikan ruang yang nyaman membuat perkembangan anak dapat mudah di lihat.

  Pendekatan sentra dapat membantu dan mengarahkan kemampuan anak umtuk dapat bekerja mandiri dan berkelompok.Seluruh materi di dalam sentra diorganisasikan secara sistematis, teratur, dan terarah sehingga dapat memudahkan anak dalam mengambil kesimpulan.

  Pendekatan sentra dan lingkaran adalah pendekatan yang penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan (scaffolding) untuk mendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkungan main; (2) pijakan sebelum main; (3) pijakan selama main; dan (4) pijakan setelah main (Direktorat pendidikan Anak usia dini, 2002:2).

  Empat jenis pijakan dalam sentra (Direktorat PAUD, 2006:13-16) antara lain: a. Pijakan lingkungan main dapat dipersiapkan guru dengan cara:

  1) Mengelola lingkungan main atau sentra dengan bahan dalam jumlah dan jenis yang cukup.

  2) Merencanakan intensitas dan densitas permainan. 3) Memiliki dan menyediakan berbagai bahan yang mendukung 3 jenis main.

  4) Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan.

  5) Menata kesempatan main untuk mendukung hubungan sosial anak secara progresif dan positif.

  b. Pijakan lingkungan sebelum main (selama 15 menit) dengan cara: 1) Bersama anak duduk melingkar, memberi salam, dan menanyakan kabar pada anak-anak.

  2) Meminta anak-anak untuk memperhatikan temannya, siapa yang tidak hadir.

  3) Mengajak anak berdo’a secara bergiliran. 4) Membicarakan tema hari itu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari anak.

  5) Guru membacakan buku berkaitan dengan tema pada hari itu. 6) Menggabungkan berbagai kosa kata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung keterampilan kerja.

  7) Mengaitkan kemampuan yang diharapkan muncul pada anak dengan rencana kegiatan yang telah disusun .

  8) Mengenalkan semua tempat dan alat main yang sudah disiapkan untuk hari itu dan mendiskusikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan tersebut. 9) Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main dan menjelaskan rangkaian waktu main.

  10) Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan sosial. 11) Merancang dan menerapkan urutan transisi main.

  c. Pijakan selama anak main (60 menit) antara lain: 1) Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka.

  2) Berkeliling di antara anak-anak yang sedang bermain. 3) Mencontohkan komunikasi yang tepat, khususnya bagi anak yang belum pernah menggunakan alat/bahan tertentu.

  4) Memberi dukungan dengan pernyataan positif (pujian. arahan) terhadap kegiatan yang sudah dilakukan anak. 5) Memperkuat dan memperluas bahasa anak dengan cara memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas variasi dan cara bermain anak. 6) Meningkatkan kesempatan sosialisasi melalui dukungan pada hubungan teman sebaya.

  7) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.

  8) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain dari alat main tertentu sehingga anak memiliki pengalaman main yang kaya. 9) Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.

  10) Jika kegiatan di sentra menghasilkan produk, maka hasil kerja anak perlu dikumpulkan, guru mencatat nama anak, tanggal, hari, dan hasil kerja anak.

  d. Jika waktu main tinggal 15 menit, guru memberitahukan anak untuk siap-siap menyelesaikam kegiatan Pijakan setelah main (30 menit) yaitu:

  1) Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dengan saling menceritakan pengalaman tersebut.

  2) Guru mengajak semua anak menggunakan waktu merapikan alat sebagai pengalaman belajar yang positif melalui pengelompokkan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.

  e. Makan bekal bersama (15 menit) meliputi: 1) Guru mengecek kembali bahwa setiap anak telah membawa bekal makanan dan minuman.

  2) Guru mengenalkan konsep berbagi dengan antar teman. 3) Guru mengajarkan tata cara do’a sebelum dan sesudah makan yang benar.

  4) Guru melibatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat sampah.

  f. Kegiatan penutup (15 menit) meliputi: 1) Guru mengajak anak untuk membentuk lingkaran, menyanyi, berpuisi, menari .

  2) Guru menyimpulkan kegiatan hari ini ini. 3) Guru menginfokkan kegiatan besok. 4) Guru meminta salah satu anak untuk memimpin do’a penutup.

  5) Guru membimbing anak agar tertib ke luar kelas melalui berbagai variasi tebakan dan permainan.

  6) Anak bersalaman dengan guru dan keluar kelas.

  4 pijakan bila dilakukan dilembaga-lembaga akan memudahkan guru tersebut dalam mengelola pembelajaran dari awal sampai akhir.

  Selain itu dapat meminimalisir kegiatan yang bersifat kurang mendukung terhadap pembelajaran.Dilihat dari setiap pijakan dapat terlihat perkembangan anak.

  Ada tujuh sentra yang dikembangkan oleh Dr. Pamela Phelps, yaitu sentra persiapan, sentra balok, sentra peran besar, sentra peran kecil, sentra bahan alam, sentra seni, dan sentra musik (Muktar, 2013:125).

  Sayangnya di RA Masitoh baru menerapkan 5 sentra, yaitu sentra persiapan, sentra balok, main peran, bahan alam dan masak.Khusus sentra masak dilakukan setiap 3 bulan sekali.

2. Sentra Persiapan

  Sejak diadopsi oleh Indonesia, yang terkenal dengan adat timurnya dan kekentalan spritualnya, maka pada sekolah Islam, ditambah dengan sentra imtaq, sejak itu menjadi tujuh sentra.Setiap sentra mempunyai definisi dan tujuan yang berbeda namun masing-masing sentra saling menunjang dan mendukung perkembangan anak serta saling berhubungan.

  Sentra persiapan merupakan sentra tempat bekerja dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kognisi, motorik halus dan keaksaraannya yang diorganisasikan oleh guru dan fokus pada kegiatan-kegiatan matematika, membaca dan menulis (Muktar, 2013:125).

  Sentra ini fokus pada kesempatan untuk mengurutkan, meng- klasifikasikan, membuat pola-pola, dan mengorganisasikan alat-alat dan bahan kerja.

  Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia dini sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Istiah persiapan digunakan karena untuk menempuh dunia sekolah, anak diharapkan telah memiliki kesiapan bersekolah terutama melipuri kesiapan yang berkaitan dengan keaksaraan yaitu membaca, menulis, mengeja dan berbicara sebagai keterampilan dasar untuk memempelajari beragam pengetahuan yang lain (Luluk, 2008:95).

  Pada sentra persiapan memiliki kegiatan membaca dan menulis menjadi perhatian utama meskipun anak baru benar-benar akan tertarik dengan kegiatan khusus di sentra persiapan setelah berusia 4 tahun (Luluk, 2008:96)

Dokumen yang terkait

PERAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN KECERDASAN MATEMATIS LOGIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

1 1 10

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM - Test Repository

0 2 89

PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PERMATA HATI DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 103

PENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI METODE GERAK DAN LAGU PADA ANAK USIA DINI DI RA ROWOSARI KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 103

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERAGA KOTAK CERDAS DI KELOMPOK A TKIT AL-FURQON KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 6 108

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMATERI OPERASI HITUNG AKAR PANGKAT TIGADENGAN PENDEKATAN APIQ (ARITMETIKA PLUS INTELIGENSI QUANTUM) PADA SISWAKELASVIMIN 1 SEMARANG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 2 153

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TAHFIZHUL QUR’AN AL-IRSYAD TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 105

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI MTs ASWAJA KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

2 2 132

KONTRIBUSI KINERJA KOMITE MADRASAH DAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP PENINGKATAN MUTU MADRASAH PADA MI AL-MA’ARIF KEBUMEN DAN ROWOBONI KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 78

PENINGKATAN KERJASAMA ANAK MELALUI METODE PROYEK MENGHIAS KELAS PADA SISWA KELOMPOK B RA AZ-ZAHRA JOMBOR KEC. TUNTANG, KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

0 0 108