Fungsi Tekstual Dalam Wacana Panduan Menulis Rema dan Tema

ANDUAN

N

Oleh
Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., DTEFL

I

'

'

'\

2007

FUNGSI TEKSTUAL
DALAM WACANA
PANDUAN MENULIS REMA DAN TEMA


oleh
Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., DTEFL

PERPUSTAKAAN
PUS AT BAHASA
OEPARTEMEN PENDIOIKAN NASIONAL

DALAi BAHASA MEDAN
2007

I II
I'

,

'

'

,,

I

'

'

''
'

'

'

'

I



-~


l
PERPUSTAKAAN PUSAT BAHASA
~

- · ~-

-~1

No. lnduk :

.LII .2..

/() -q-cJ'
·---

Tgl.

=---'


Ttd.

I

·.

FUNGSI TEKSTUAL
DALAM W ACANA, ·
1

PANDUAN MENULIS REMA DAN TEMA

Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D., DTEFL

Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1.

Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal

49 ayat (1) dan (2), dipidana dengan pidana penjara masing-masing
(satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak 5.000.000.000,00 Oima miliar
rupiah).

2.

Barang siapa dengan sengaja amenyiarkan, memamerkan,
mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang basil pelanggaran hak cipta atau hak .terkait sebagai
dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana apenjara paling
lama 5 Oima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 Oima ratus juta rupiah).

Fungsi Tekstual dalam Wacana:

Panduan Menulis Rema dan Terna
Oleh Prof. Amrin Saragib, M.A., Ph.D., DTEFL
Penerbit : Balai Bahasa Medan

Tata Letak/Perwajahan : Suyadi San
Cetakan I Desember 2007
Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Balai Bahasa
Medan, Jalan Kolam Ujung Nomor 7 Medan Estate, Deliserdang,
Sumatera Utara
Telepon/Faksimile 061- 73 53 502 I 061-73 32 076
Pos-el : balaibahasa_ medan@yahoo.com

PRAKATA

Bu1ru ini membahas fungsi tekstual dalam bahasa Indonesia.
Fungsi tekstual dalam bahasa Inggris telah banyak dibicarakan,
khususnya oleh para pakar linguistik fungsional sistemik (LFS),
seperti Halliday (2004), Martin (1992), Eggins (2004). Fungsi
tekstual di dalam bahasa Indonesia barn dalam buku ini
dibahas.
Fungsi tekstual bahasa pada prinsipnya adalah fungsi
bahasa (atau lebih tepat fungsi yang dilakukan pemakai bahasa)
untuk merangkai dan menautkan pesan yang disampaikan
sehingga pesan itu menjadi satu kesatuan. Bahasa memiliki

potensi untuk menjalin pesan agar menjadi satu kesatuan.
Dalam proses pemakaian bahasa, mula-mula pembicara
memilih satu titik awal pesan, yang dari titik itu dia
meneruskan pesan-pesan berikutnya. Pesan yang disampaikan
di awal pembicaraan menjadi atau membentuk lingkungan atau
konteks terhadap pesan berikutnya.
Dengan kata lain, pesan awal adalah dasar, fundasi, latar
belakang, atau konteks bagi pesan berikutnya. Penentuan pesan
awal ini sangat menentukan perkembangan pesan selanjutnya.
Dalam klausa, pesan awal ini disebut Terna dan pesan
berikutnya disebut Rema. Berbeda bahasa berbeda lokasi
Tema-Rema klausanya, karena setiap bahasa memiliki ciri
atau sifanya sendiri-sendiri.
Bagi pendengar pesan, unsur yang menjadi perhatiannya
dan yang paling jelas baginya untuk diingat, terutama dalam
bahasa lisan, adalah unsur yang paling akhir disampaikan.

v

Unsur yang paling awal tidak dapat diingat semua, karena

pesan itu lenyap dari pendengaran (kecuali pendengarnya
seorang bionic robot). Unsur yang paling jelas diingat dan
terakhir diucapkan ini disebut unsur atau elemen Baru dan
unsur yang duluan disampaikan disebut Lama.
Dengan sifatnya yang berbeda itu Terna.. Rema
merupakan perhatian pembicara, sedangkan Lama;'.:_Baru
tumpuan pendengar. Bagi pembicara Terna yang menjadi
keutamaan dan bagi pendengar Baru yabg menjadi fokus.
Unsur Terna-Rema dan Lama-Baru inilah yang menjadi
bagian penting dalam fungsi tekstual. Satu teks atau wacana
akan dipahami lebih baik, jika seseorang memahami fungsi
tekstual.
Selama menjadi mahasiswa M. A. K. Halliday dan J. R.
Martin di Universitas Sydney, NSW, Australia (1985-1988)
dan menyelesaikan disertasi di Universitas La Trobe, Victoria,
Australia (1991-1996) dengan bimbingan kedua pakar SFL
itu, saya merasa bahwa teori LFS, khususnya teori tentang
fungsi tekstual sangat relevan dan bermanfaat untuk memahami
teks atau wacana dengan.
Pentingnya fungsi tekstual semakin mendesak setelah

kembali ke Medan, Indonesia, dan memberi kuliah Analisis
Wacana (Discourse Analysis) kepada mahasiswa dijenjang S-1
(sarjana) serta pascasarjana S-2 (magister) dan S-3 (doktor) di
Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Sumatera
Utara (USU), dan berbagai perguruan tinggi swasta (PTS),
seperti Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Harapan,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (lJMSU),
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Muslim
Nusantara (UMN). Yang mendesak adalah buku tentang fungsi
tekstual di dalam dan dengan acuan atau percontohan bahasa
Indoesia~
Buku ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

VI

mahasiswa atau dosen yang memberikan kuliah Analisis
Wacana atau peminat bahasa.
Dengan sifatnya yang unik fungsi tekstual dalam wacana
bahasa Indonesia memiliki sifat unik pula, yang jelas berbeda
dengan fungsi tekstual di dalam bahasa Inggris. Perbedaan itu

dibahas di dalam buku ini. Bahasan yang bertaut dengan
bahasa lain, selain bahasa Inggris juga diberikan dengan tujuan
agar pemahaman tentang fungsi tekstual semakin mantap dan
jelas. Buku ini terdiri atas sembilan bab. Bab I sampai VIII
membicarakan teori fungsi tekstual, sedangkan Bab IX
mengkaji pantun dengan dasar teori fungsi tektual. Buku ini, di
samping menjadi bahan kuliah, dapat juga menjadi acuan bagi
peneliti bahasa, khususnya mereka yang menekuni kajian
wacana.
Saya berharap buku ini
mahasiswa, dan peneliti ba.hasa.

bermanfaat bagi

dosen,

Medan, 1 Juli 2007
Penulis,
Prof Amrin Saragih, M.A., Ph.D., DTEFL


Vll

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya berterima kasih kepada Prof Tengku Silvana Sinar, PhD,
MA (USU) yang telah memotivasi saya untuk menulis buku ini.
Para kolega dosen di Unimed: Dr. Busmin Gurning, M. Pd.,
Drs. Zainuddin, M. Hum. , Dra. Aisah Ginting, M. Pd. memberi
dorongan yang kuat agar penulisan buku ini disiapkan segera.
Khusus kepada mahasiswa S-2 dan S-3 (2006-2007) di
Unimed dan USU saya berterima kasih, karena mereka telah
memberi kritik dan saran terhadap draf I buku ini. Beberapa
kesalahan cetak juga mereka perbaiki.
Saya berterima ksih kepada Rabullah, SH pegawai di
Program Studi Linguistik Sekolah Pascasarjana USU.
Akhimya, saya mengucapkan terima kasi dan rasa sayang
kepada isteri saya Mas P Kahan, keempat puteri tercinta: 'Eni,
'Mini, 'Elin dan 'Melba yang terus menerus mengilhami saya
untuk bekerja dan menulis buku. Keempat puteri tercinta ini
telah berkorban dan kehilangan kasih sayang selama bertahuntahun saya tinggalkan di Indonesia untuk menuntut ilmu
mengkaji wacana dan tata bahasa hidup di Australia.
Ucapan terima kasih ini juga saya tujukan kepada Kepala
Pusat Bahasa Depdiknas Dr. Dendy Sugono yang memberi
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan buku ini. Begitu
juga seluruh staf di Balai Bahasa Medan yang ikut membantu
proses pencetakan dan penerbitan buku ini.

Penulis

Vlll

DAFfARISI
v

KATA PENGANTAR ................ ····· ····· ··· ... ·········· ········ ·· .... ... .
UcAPAN TERIMA KAsrn .... .................. .. .......................... .

Vlll

DAFTARISI ........ ... .... .. .... ... ... .. ...... .... .. ... .......................... .

lX

Bab 1 : PENDAHULUAN ................................................. .

1

Bab II : PENGERTIAN TEMA ........................................... .
1. Pendahuluan ...................................... .
2. Definisi Terna dan Rema ................... .. .. .

7
7
8

Bab III : TEMA TuNGGAL, EKUASI
DAN PREDIKASI .....................................................
1. Pendahuluan ... ... ... .................... .... . .. ... .
2. Terna Tunggal .......... ..................... .... . .
3. Ekuasi Tematik ... ... ... .. .... ..... ............... .
4. Terna Predikasi ........... . ....................... .

-

21
21

21
25
30

Bab IV: TEMA LAZIM DAN TIDAK LAZIM .. ... . ..... .. .. .. .
1. Pendahuluan ................. .. ................... .
2. Terna dan Modus ................................ .
3. Terna dalam Klausa Deklaratif ................. .
4. Terna dalam Klausa Interogatif ............... ..
5. Terna dalam Klausa lmperatif ..... .. .. :....... .

37
37
38
40
42
44

Bab V : TEMA MAJEMUK .................... . .. ... ........ ..
1. Pendahuluan ............. .. .. ..... ..... .. . ..... ... .
2. Terna Tunggal dan Majemuk ................... .
3. Unsur Terna Majemuk .......................... .
4. Klasifikasi Terna Berdasarkan
Kelaziman dan Komposisi ............. .. .............

47
47
47
49
58
IX

Bab VI : POLA PENGEMBANGAN TEMA
DANREMA............ ....... ..... .. .... .. .... ...... ..... ........ ... ..

1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
2. Pola Pengembangan Terna-Rema
._
Menjadi Teks ....... .. .... .. ..... .. .. ...... . .' : ,~ .

61
61
61

Bab VII: PENEMAANDANlNTERAKSINYA
DENGANTATABAHASA. ... .... .... .. ..... ... .. ..... .. .. .. ... .

1. Pendahukuan ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... .
2. Pengembangan Logogenetik ... ... ... ... ... ... .
3. Penemaan dalam Interaksi Tata Bahasa .......
a. Klausa relatif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. Rujukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . .. . . . .
c. Substitusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
d. Kohesi leksikal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
e. Bentuk pasif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
f Proyeksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
g. Metafora tata bahasa .. .. . . . . . . .. . .. .. .. . . . ..
Bab VIII:
1.
2.
3.
4.

PENGEMBANGAN TEMA MENJADITEKS .. ... .....

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Klausa sebagai Pesan dan Informasi ... .. . . .. ...
Riper-Terna dan Hiper-Baru ... .. . . . . ... ... ... ..
Makro-Tema dan Makro-Baru ... ... ... .. . ... .. .

75
75
76
77
77
79
80
81
82
83
84
86
86
87
89
95

Bab IX : TEMA-REMA DAN LAMA-BARU
106
1. Pendahuluan ... ... ... ...... .. ... . ................... 106
2. Terna-Rema dan Lama-Baro
dalam Konteks Situasi .. .. .............. .... .. .. ...... ..... 107
a. Keterencanaan .. . .... .... ..... ... ............. . 108
b. Jarak ............................................ 110
c. Medium ..... . ....... .... ......... ... .. .. .... .. 118
DALAM KONTEKS SITUASI .......... . .................

x

Bab X : FuNGSI 'fEKSTUAL DAN P ANTIJN

120
Pendahuluan ...... ........ ........ ....... ..... ..... 120
Pantun .. .. ....... ....... .... .. ..... . ............. .. 120
Realisai Fungsi Tekstual dalam Sampiran ·
dan Isi . . . . . . . . . . .. . . . .. . .. . . . . . . . . .. . .. . .. . .. .. . . . . . 125
Fungsi Ujar dalam Pantun ..... . ..... ............ 132

SEBAGAI KONTEKS BUDAY A DAN IDEOLOGI . .. . .. . .

1.

2.
3.
4.

·

RUJlJKAN . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . .. . . . . .. . . .. .. . .. . .. . . .. . . . . . .. . 136

Xl

Bahl

PENDAHULUAN

Bahasa wujud di dalam masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Dengan fungsinya untuk pemenuhan
kebutuhan, bahasa terstruktur sesuai atau sejalan dengan
kebutuhan manusia dalam berbagai kegiatannya sebagai
anggota masayarakat. Dengan kata lain, struktur bahasa
dimotivasi atau ditentukan oleh kegunaan, penggunaan, atau
fungsi bahasa bagi manusia. Pendekatan terhadap bahasa
yang didasarkan pada kegunaan, penggunaan, atau fungsi
bahasa bagi manusia disebut pendekatan fungsional dan
kaidah atau aturan bahasa yang dihasilkan dengan pendekatan
ini disebut tata bahasa fungsional. Satu aliran atau kelompok
dalam kajian bahasa fungsional adalah linguistik fungsional
sistemik (LFS). Teori LFS dikembangkan oleh Halliday
(2004) dan para pakar LFS lainnya, seperti Martin (2003),
Halliday dan Matthiessen (2001), Kress (2002). Teori ini
berkembang di Inggris, tetapi perkembangannya sangat pesat
di Australia, terutama di Universiy of Sydney, sejak
Linguistics Department dibuka di universitas itu pada 1976.
Menurut teori LFS, pendekatan fungsional memiliki
tiga pengertian, yang saling berhubungan.
Pertama,
pendekatan fungsional berpendapat bahwa bahasa terstruktur
berdasarkan fungsi bahasa dalam kehidupan manusia.
Dengan kata lain, bahasa terstruktur berdasarkan tujuan
penggunaan bahasa. Bahasa yang digunakan untuk suatu
1

fungsi atau tujuan disebut teks (text). Dengan pengertian
pertama ini, teks yang digunakan untuk menceritakan
peristiwa (narasi) terstuktur berbeda dengan teks yang
digunakan untuk melaporkan satu peristiwa (laporan),
kecenderungan tata bahasa dalam teks sejarah berbeda
dengan teks fisika, dan struktur teks politik berbeda dengan
teks kesastraan. Perbedaan ini terjadi karena fungsi dan
tujuan masing-masing teks berbeda.
Perbedaan teks
direalisasikan oleh perbedaan tata bahasa (lexicogramar)
secara kualitatif dan kuantitatif. Yang dimaksud dengan
perbedaan kualitatif adalah dalam dua teks yang berbeda
tujuannya pemunculan suatu aspek tata bahasa terjadi pada
satu teks itu, sementara dalam teks yang satu lagi aspek tata
bahasa itu tidak muncul. Perbedaan kuantitatif menunjukkan
bahwa tingkat probabilitas pemunculan aspek tata bahasa itu
lebih tinggi daripada teks yang satu l~gi.
Dengan pengertian fungsional ._yang pertama ini teks
dinterpretasikan sebagai ditentukan oleh konteks sosial, yakni
segala unsur yang terjadi di luar teks. Dengan kata lain,
konteks sosial memotivasi pengguna atau pemakai bahasa
menggunakan struktur tertentu.
Konteks sosial yang
mempengaruhi bahasa ini dalam teori LFS terdiri atas
konteks situasi (register) dan budaya (culture) yang di
dalamnya termasuk ideology (ideology). Konteks situasi
mengacu kepada kondisi dan lingkungan yang mendampingi
atau sedang berlangsung ketika penggunaan bahasa
berlangsung atau ketika interaksi antarpemakai bahasa
terjadi. Konteks situasi dirinci sebagai terdiri atas tiga
subelemen, yaitu (1) medan