Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PEMBELAJARAN IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA SETROHADI
SKRIPSI
Oleh:
Maulidatul Hidayah
D77213076
Program Studi PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
April 2017
ABSTRAK
Maulidatul Hidayah. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Pembelajaran IPA Materi Tumbuhan Hijau Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dr.
Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Tumbuhan Hijau
Latar belakang penulisan ini adalah kurangnya motivasi belajar, yaitu kurangnya keaktifan
siswa dalam kelas dan kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru serta kurang
memahami materi pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau yang disampaikan oleh guru. Maka
perlu di terapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
contohnya dengan menggunakan metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA.
Penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan
metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan
hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi? 2) Bagaimana peningkatan motivasi
belajar siswa dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan
hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt
Lewin yaitu dengan melakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik
pengumpulan data dengan melakukan Observasi, Wawancara, Angket.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagi berikut : 1) penerapan metode eksperimen pada
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi telah barjalan
dengan baik, antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat pada
siklus I pengamatan aktivitas guru mendapatkan skor 66 termasuk dalam kategori sedang dan
pengamatan aktivitas siswa mendapatkan skor 76 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan dengan pengamatan aktivitas guru memperoleh skor 72
termasuk dalam kategori baik dan pengamatan aktivitas siswa mendapatkan skor 93 termasuk
dalam kategori sangat baik. 2) Motivasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi pada
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau mengalami peningkatan setelah dilakukan penerapan
metode eksperimen. Hal itu dapat dilihat pada tahap pra siklus nilai rata-rata skor motivasi
belajar siswa adalah 73. Siswa yang mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak
9 siswa dari 25 siswa (36%). Pada siklus I nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah 76.
Siswa yang mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak 15 siswa dari 25 siswa
(60%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah 85. Siswa yang
mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak 20 siswa dari 25 siswa (80%).
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
HALAMAN JUDUL
ii
HALAMAN MOTTO
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR RUMUS
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
BAB I: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Lingkup Penelitia
5
D. Tujuan Penelitian
5
E.
Manfaat Penelitian
6
F.
Tindakan yang di pilih
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
8
1. Definisi Motivasi Belajar
8
2. Indikator Motivasi Belajar
10
3. Fungsi Motivasi
11
4. Sumber Motivasi
11
5. Teori Motivasi
13
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Strategi motivasi
15
B. Metode Eksperimen
17
1. Definisi Metode Eksperimen
17
2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
20
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen
21
C. Pembelajaran IPA
22
1. Definisi Pembelajaran IPA
22
2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
24
3. Materi Pembelajaran IPA
25
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
29
A. Metode Penelitian
29
B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
30
C. Variabel Penelitian
30
D. Rencana Tindakan
31
E. Data dan Cara Pengumpulannya
33
1.
Sumber Data
33
2.
Teknik Pengumpulan Data
34
F. Analisis Data
36
G. Indikator Kinerja
38
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
41
41
1.
Pra Siklus
42
2.
Siklus I
45
3.
Siklus II
52
B. Pembahasan
58
BAB V : PENUTUP
62
A. Simpulan
62
B. Saran
63
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
36
4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus
42
4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I
48
4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
54
4.4 Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan II
57
4.5 Hasil Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I , dan Siklus II
59
4.6 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Motivasi Belajar
61
xiii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus
a. Lembar wawancara guru dan siswa
b. Hasil wawancara guru dan siswa
c. Lembar validasi angket motivasi belajar
d. Kisi-kisi angket motivasi belajar
e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus
2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I
a. Lembar validasi RPP Siklus I
b. RPP Siklus I
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I
3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II
a. Lembar validasi RPP Siklus II
b. RPP Siklus II
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus II
Lampiran 4 : Dokumentasi
xiv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR RUMUS
3.1 Hasil Angket
36
3.2 Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.3 Prosentase Motivasi belajar
37
xv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa
57
4.2 Peningkatan Motivasi Belajar
60
xvi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
HALAMAN JUDUL
ii
HALAMAN MOTTO
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR RUMUS
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
BAB I: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Lingkup Penelitia
5
D. Tujuan Penelitian
5
E.
Manfaat Penelitian
6
F.
Tindakan yang di pilih
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
8
1. Definisi Motivasi Belajar
8
2. Indikator Motivasi Belajar
10
3. Fungsi Motivasi
11
4. Sumber Motivasi
11
5. Teori Motivasi
13
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Strategi motivasi
15
B. Metode Eksperimen
17
1. Definisi Metode Eksperimen
17
2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
20
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen
21
C. Pembelajaran IPA
22
1. Definisi Pembelajaran IPA
22
2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
24
3. Materi Pembelajaran IPA
25
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
29
A. Metode Penelitian
29
B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
30
C. Variabel Penelitian
30
D. Rencana Tindakan
31
E. Data dan Cara Pengumpulannya
33
1.
Sumber Data
33
2.
Teknik Pengumpulan Data
34
F. Analisis Data
36
G. Indikator Kinerja
38
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
41
41
1.
Pra Siklus
42
2.
Siklus I
45
3.
Siklus II
52
B. Pembahasan
58
BAB V : PENUTUP
62
A. Simpulan
62
B. Saran
63
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
36
4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus
42
4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I
48
4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
54
4.4 Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan II
57
4.5 Hasil Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I , dan Siklus II
59
4.6 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Motivasi Belajar
61
xiii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus
a. Lembar wawancara guru dan siswa
b. Hasil wawancara guru dan siswa
c. Lembar validasi angket motivasi belajar
d. Kisi-kisi angket motivasi belajar
e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus
2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I
a. Lembar validasi RPP Siklus I
b. RPP Siklus I
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I
3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II
a. Lembar validasi RPP Siklus II
b. RPP Siklus II
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus II
Lampiran 4 : Dokumentasi
xiv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR RUMUS
3.1 Hasil Angket
36
3.2 Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.3 Prosentase Motivasi belajar
37
xv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa
57
4.2 Peningkatan Motivasi Belajar
60
xvi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
IPA (Sains) merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan
kita merupakan bagian dari pembelajaran sains, contohnya; bila anak
melihat dan mengamati orang menjemur pakaian, kemudian bertanya:
“Mengapa, pakaian yang dijemur itu kering, kemana perginya air?” Interaksi
antara anak dengan lingkungan merupakan ciri pokok dalam pembelajaran
sains.Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan
aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan
berbagai nilai. Pendidikan sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak
dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat
dan kehidupan yang akan datang.1
Pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu
mereka mengembangkan kemampuan berfikir anak sehingga peserta ddik
dapat bertanya serta berfikir untuk mencari jawaban berdasarkan bukti nyata
serta mengembangkan cara berfikir ilmiyah. Fokus program pengajaran IPA
di SD/MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan
1
Usman Samantowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar(Jakarta : PT.Indeks, 2011), 8
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
anak didik terhadap lingkungan dimana mereka tinggal dan menjalani
kehidupan sehari-hari.
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di
sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran
itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. IPA melatih anak berfikir
kritis dan objektif.Pengalaman langsung yang memegang peranan penting
sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.Pengalaman
langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai
berumur 12 tahun.Efisiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada
konsistensi antara hubungan metode atau dstategi dengan objek yang dengan
tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan
konsep tertentu hanya bila ia telah memiliki struktur kognitif yang menjadi
persyaratannya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirakhi dan
integratif.2
Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang
di ajarkan, siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau
menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang ada dibuku,
siswa juga di tuntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
siswa memmerlukan metode, media dan strategi untuk memotivasi siswa
agar minat belajar siswa menjadi bertambah sehingga siswa dapat mencapai
2
Ibid, 5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
keberhasilan tujuan dan esensi pembelajaran. Oleh karena itu Kemampuan
guru dalam memilih metode,media dan strategi dalam proses pembelajaran
dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang
wajib dimiliki seorang guru.
Dalam melakukan proses pembelajaran seorang guru harus bisa
memotivasi siswa agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Karen motivasi yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap
kemampuan dan perkembangan pola berfikir anak, sehingga nantinya tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.Para guru perlu
mengenal cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.Pada mulanya motivasi
belajar adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri umat manusia, tetapi
kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak
hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai
hasil belajar itu sendiri.
Proses pembelajaran tidak selalu berjalan lancar, tetapi terdapat
masalah-masalah pada proses pembelajaran. Diantaranya adalah masalah
kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut tidak muncul begitu saja, tetapi terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi munculnya masalah tersebut. Salah satu faktor
yang mempengaruhi masalah tersebut adalah dalam menyampaikan materi
guru tidak menggunakan metode,media dan strategi pembelajaran dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
baik sehingga siswa kurang bisa menerima materi pembelajaran dengan
baik.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah MI Miftahul
Huda Setrohadi terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran
salah satu masalahnya adalah siswa kurang aktif dan kurang memahami
materi yang disampaikan oleh guru, hal tersebut terjadi karena guru
menjelaskan materi tidak disertai dengan metode, media dan strategi
pembelajaran yang tepat. Dari permasalahan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sesungguhnya masalah yang dialami siswa yaitu
kurangnya motivasi baik dari guru, keluarga ataupun lingkungan. Sehingga
dapat di buat judul “PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJARAN IPA
MATERI TUMBHAN HIJAU PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL
HUDA SETROHADI” alasan untuk memilih judul tersebut karena
menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang di atas dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
1.
Bagaimana penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan
motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa
kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
2.
Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan
metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau
pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
C.
Lingkup Penelitian
Agar penulisan tidak menyimpang maka ditentukan lingkup
penelitian sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi
tahun 2016-2017.
2.
Metode pembelajaran yang digunakan sebagai alternatife pembelajaran
bagi siswa yaitu metode eksperimen
3.
Materi yang diajarkan yaitu tumbuhan hijau
4.
Kompetensi Dasar :
2.1
Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Indikator :
2.1.1
Mampu menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat
makanan
2.1.2
Mampu menyebutkan bahan yang dibutuhkan tumbuhan
hijau untuk membuat makanan
2.1.3
Menyebutkan yang dihasilkan dari proses fotosintesis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan
motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa
kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.
2.
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan
penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi
tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi
E.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis: Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi
bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dalam pembelajaran IPA khususnya materi tumbuhan hijau.
2.
Manfaat Praktis:
a.
Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar khususnya pada
materi tumbuhan hijau.
b.
Bagi guru dapat menerapkan metode eksperimen khususnya pada
materi tumbuhan hijau.
c.
Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai bahan untuk melatih guru
khususnya untuk menggunakan metode eksperimen.
d.
Bagi peneliti yakni dapat mengetahui hasil dari penggunaan
metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kela V MI
Miftahul Huda Setrohadi
F.
Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih dalam meningkatkan motivasi belajar
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau adalah dengan menerapkan
metode eksperimen.Penerapan metode pembelajaran eksperimen ini,
dikarenakan metode ini dianggap sesuai dengan karakter siswa yang mudah
bosan dan kurang aktif dalam melaksanakan pembelajaran, oleh sebab itu
peneliti memilih metode pembelajaran eksperimen agar siswa tidak merasa
bosan dan menjadi lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
Selain itu metode pembelajaran eksperimen juga sesuai dengan
pembelajaran IPA yang mana pembelajaran IPA berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga untuk membuktikan teori harus dilakukan
praktik atau percobaan. Pada materi tumbuhan hijau dapat juga dilakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa tumbuhan hijau dapat membuat
makanan sendiri dengan nama lain Fotosintesis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Motivasi Belajar
1.
Definisi Motivasi Belajar
Sumanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Kerena perilaku manusia selalu
bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang
memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi
didalam diri seseorang.1
Morgan mengemukakakan bahwa motivasi brtalian tiga hal
yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga
halntersebut
adalah:
keadaan
yang
mendorong
tingkah
laku
(motivating states), tingkah laku yang idorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goal
or ends of such behavior). McDonald
mendefinisikan motivasi
sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Berikut adalah
perumusan mengandung tiga unsur yang saling berkaitan:
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset 2013), 307
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
a.
Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahanperubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam
organisme manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem
percernaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi , ada juga
perubahan energi yang tidak diketahui.
b.
Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan
suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang
bermotif. Perubahan ini mungkin di sadari, mungkin juga tidak.
Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Misalnya si A terlibat
dalam suatu diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah
yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan kata-kata dan
suara yang lancar dan cepat.
c.
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang
tertuju ke arah suatu tujuan. Respo-respon itu berfungsi
mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi
dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
pencapaian tujuan. Misalnya si A ingin mendapat hadiah, maka
ia akan belajar, mengikuti tes, dan sebagainya.2
Kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila siswa ada
perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Untuk itu maka guru
harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan
dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan
perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum
proses pembelajaran dimulai, pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran, terutama pada saat kondisi belajar siswa mengalami
kemunduran.3
Jenis motivasi dalam belajar ada dua, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi melakukan sesuatu karena
pengaruh eksternal yang muncul akibat pengaruh dari luar peserta
didik, misalnya tuntutan, imbalan, atau hukuman.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal dari dalam diri untuk
melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu
pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran tersebut.4
2
Oemar Hamalik , Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 2012), 174
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset,
2013), 160
4
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 49
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
2.
Indikator Motivasi Belajar
Klasifikasi indikator motivasi belajar menurut Hamzah B.
Uno sebagai berikut:
a.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d.
Adanya penghargaan dalam belajar
e.
Adanya kegiatan menarik dalam belajar
f.
Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.5
3.
Fungsi Motivasi
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa motivasi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tnpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
b.
Menentukan arah perubahan ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c.
Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.6
Dengan demikian posisi motivasi menjadi sangat vital, tetapi
tidak berate seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena
5
6
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),163
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 161
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
berhasil tidaknya seorang anak dalam belajar itu tidak hanya
dipengaruhi oleh motivasi saja, melaikan banyak factor yang
mempengaruhinya, dan motivasi hanya salah satunya.7
4.
Sumber Motivasi
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang
mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan
dari luar. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada
perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah.Begitu juga halnya
dengan sumber motivasi siswa berbeda-beda. Ada dua macam model
motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah model motivasi dimana siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam
dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses
pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan
tugas. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dimana siswa yang terpacu
karena berharap ada imbalan atau untuk menghindari hukuman,
misalnya untuk mendapatkan nilai, hadiah stiker atau untuk
menghindari hukuman fisik.
7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…,309
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Alasan yang menjadikan siswa termotivasi bisa berbedabeda. Berikut ini merupakan alasan-alasan yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar:
a.
Lingkungan dirumah, yang membentuk perilaku dalam belajar
semenjak usia belia
b.
Cara siswa memandang diri mereka sendiri: kepercayaan diri,
harga diri maupun martabat
c.
Sifat dari siswa yang bersangkutan: tingkat kesabaran dan
komitmen.
Namun tingkat motivasi apapun yang dimiliki siswa saat di
kelas; ada motivasi atau tidak, tidak hanya eksis di diri siswa dan di
ruang kelas. Motivasi untuk belajar dapat diubah menjadi lebih baik
atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalkan,
kepercayaan yang dimiliki oleh guru terhadap siswanya, harapan
seorang guru dan cara guru bersikap pada siswanya bisa memiliki
pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa.8
5.
Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan para ahli yang di
maksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa
sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.
Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
8
Ibid, 310
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
ini menjadi 5 kategori, yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori
keadilan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.
Dalam hal ini terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
salah satunya yaitu: Teori Motivasi Abraham Maslow mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia
menunjukkan dalam 5 tingkatan yang berbentuk pyramid. Manusia
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkatan kebutuhan
manusia tersebut dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,
yang dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis
yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenui. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebelum
kebutuhan
pada
peringkat
berikutnya
menjadi
penentutindakan yang penting.
Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b.
Kebtuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh dari
bahaya)
c.
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki)
d.
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetisi, dan
mendapat dukungan serta pengakuan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
e.
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif; mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetis; keserasian,
keteraturan,
dan
keindahan;
kebutuhan
aktualisasi
diri;
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motifmotif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya
akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan
intelektual jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan
mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah paya mencari
makan, pelindung, dan rasa aman.9
6.
Strategi Motivasi
Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mu’alajat
Amradh al-Qulub mengemukakan bahwa setiap kali seorang anak
menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia
memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insentif dengan
sesuatu yang menggembirakannya, atau ditujukan pujian kepadanya di
depan orang-orang sekitarnya. Kemudian jika suatu saat ia bersikap
berlawanan dengan itu, sebaiknya orang tua dan guru berpura-pura
9
Ibid, 315
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
tidak mengetahui agar membuka rahasianya. Apabila jika anak sendiri
merahasiakannya.
Setelah itu apabila ia mengulangi lagi perbuatannya,
sebaiknya ia ditegur secara rahasia (tidak didepan orang lain) dan
memberitahunya akibat buruk dari perbuatannya dan katakan
kepadanya untuk tidak mengulanginya lagi. Namun ketika memberi
tahu janganlah berlebihan dan mengancamnya setiap saat karena
terlalu sering menerima kecaman akan membuatnya menerima hal itu
sebagai sesuatu yang biasa dan dapat mendorongnya kearah perbuatan
yang lebih buruk lagi.
Berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru utuk
memotivasi siswa di dalam kelas. Apabila siswa termotivasi, kecil
kemungkinan terjadi masalah pengelolaan kelas dan disiplin.
a.
Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
b.
Jadikan siswa peserta aktif
c.
Buatlah tugas yang manantang namun realistis dan sesuai
d.
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
e.
Berikan tugas secara proporsional
f.
Libatkan diri anda untuk membantu siswa mencapai hasil
g.
Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
h.
Hindari kompetisi antar pribadi
i.
Berikan masukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
B.
j.
Hargai kesuksesan dan keteladanan
k.
Antusias dalam mengajar
l.
Tentukan standar yang tinggi (tetapi realistis) bagi seluruh siswa
m.
Pemberian penghargaan untuk motivasi
n.
Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
o.
Hindari penggunaan ancaman
p.
Hindari komentar buruk
q.
Kenali minat siswa
r.
Peduli dengan siswa.10
Metode Eksperimen
1.
Definisi Metode Eksperimen
Metode pembelajaran biasanya digunakan guru untuk
berkreasi dalam lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas
dimana guru dan siswa terlibat selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran adalah metode pembelajaran eksperimen.11
Yang terpenting adalah bagaiman penggunaan metode
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait secara interen
dengan proses pembelajaran yang terfokus pada partisipasi anak didik.
10
11
Ibid, 320
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 132
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Salah satu metode yang umum dan dikenal dalam proses pembelajaran
adalah metode eksperimen.12
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pembelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mrngamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.13
Di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahauan , maka
segala sesuatu diperlukan proses ekperimantasi. Begitu juga dalam
cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperiman, yang
dimaksud adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan
percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampakan di kelas
dan di evaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalanpersoalan yang dihadapinya dengan melakukan bercobaan sendiri.
Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah Scientific
12
13
Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ombak, 2013), 145
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), 84
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Selain itu metode eksperimen juga bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan
memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang di pelajari.
Kemampuan berpikir peserta siswa dimulai dengan adanya pertanyaan
apa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu fenomena alam
terjadi. Pertanyaan tersebut akan mendorong siswa untuk mencari
jawabannya, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diberikan oleh guru
sebagai stimulus untuk melaksanakan eksperimen, tetapi juga dapat
berasal dari diri siswa akibat melihat fenomena yang mereka jumpai.14
Teknik eksperimen itu lebih efisien dan efektif, apabila
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,
maka jumlah alat dan bahan
atau materi percobaan harus
mencukupi bagi tiap siswa.
b.
Agar eksperimen ini tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan, atau hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
baik dan bersih.
14
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014),157
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
c.
Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan kosentrasi
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu
yang cukup lama; sehibgga mereka menemukan pembuktian
kebene ran teori yang dipelajari itu.
d.
Siswa yang bereksperimen adalah sedang belajar dan berlatih;
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilan, juga
kematangan jiwa
dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu.
e.
Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah kejiwaan, beberapa segi
kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain
karena sangat terbatasnya suatu alat, seingga masalah itu tidak
bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
2.
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
meliputi tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus
dilakukan dalam eksperimen
b.
Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa
dengan eksperimen
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
c.
Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan:
d.
1.
Alat-alat apa yang diperlukan
2.
Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
3.
Apa saja yang harus dicatat
4.
Variable-variabel mana yang harus di control
Setelah melakukan eksperimen guru harus menentukan tindak
lanjut contohnya:
3.
1.
Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
2.
Mengadakan Tanya jawab tentang proses
3.
Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.15
Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
a.
Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat
siswa
lebih
percaya
atas
kebenaran
atau
kesimpulan berdasarkan percobaan
2. Dapat
membina
siswa
untuk
membuat
terombosan-
terombosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran manusia.16
15
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012),80
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
b.
Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain:
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi
2. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah di peroleh dan mahal
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.17
C.
Pembelajaran IPA
1.
Definisi Pembelajaran IPA
Ilmu pengetahuan alam (IPA)merupakan terjemahan katakata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam, science itu dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.
Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
ini.IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
16
17
Nunuk Suryani, Strategi Belajar-Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012),63
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar …, 84
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia.
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum
yang
berupa
kumpulan
dari
hasil
observasi
dan
eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun oleh
sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan
yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak
hanya berlaku atau beberapa orang dengan cara eksperimensi yang
sama atau hasil yang sama atau konsisten.18
Salah satu ciri pendidikan sains adalah bahwa sains lebih
dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. Sedangkan menurut
Sund bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan juga
kumpulan
proses.
Bagaimana
juga,
kebanyakan
anak
tidak
berkembang dalam hal pemahaman konsep-konsep ilmiah dan
prosesnya secara terintegrasi dan fleksibel. Sebagai contoh, mereka
dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta, tetapi tidak dapat
menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang
berhubungan dengan
konsep
tersebut.
Konsekuensinya,
untuk
memperkecil permasalahan ini, pembelajaran sains di sekolah
18
Usman Samantowa, Pembelajaran IPA…, 3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
diharapkan memberikan berbagai penelusuran yang relefan. Anak juga
di dorong untuk memberikan penjelasan atas pengamatan mereka
dalam diskusi kelas melalui tulisan.
Menurut Alverman, Pembelajaran sains menjadi berarti bila
sains diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses
perubahan konsepsi. Contoh: Air dapat mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah, mengapa? Selanjutnya akan berubah
konsepsi, karena air dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Lebih lanjut
Santa menyatakan “Anak butuh mengakui konsep atau penjelasan
keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka miliki ”.
Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak
lengkap, tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan
eksperimen, dan bahwa penjelasan ilmiah menyediakan alternative
yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Anak butuh pengulangan
kesempatan dalam hal bergelut dengan ketidak konsisten antara ide
yang dimiliki dengan memodifikasi berbagai ide yang telah
memberikan bantuan dalam kehidupan mer4eka selama ini dan
membuat hubungan yang cocok antara berbagai ide yang mereka
miliki dengan berbagai konsep ilimiah.19
Merujuk pada pengertian IPA diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hakikat IPA meliputi empat unsure utama yaitu :
19
Ibid, 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
a.
Sikap
: Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
serta makhluk hidup.
b.
Proses
: Prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah
2.
c.
Produk : Berupa fakta, prinsip, teori dan hokum.
d.
Aplikasi: Penerapan pada kehidupan sehari-hari 20
Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
Berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA di
masukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu:
a.
Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak
perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu
bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu
dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan
disebut-sebut
sebagai
tulang
punggung
pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak
menjadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik,
tanpa dasar yang cukup luas mengenai ilmu pengetahuan alam.
b.
Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan sutau mata pelajaran yang melatih/mengembangkan
kemampuan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan
20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,(Jakarta : Prestasi Pustaka,
20007), 100
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
mengikuti metode “menemukan sendiri” sebagai contoh hal
berikut ini; “dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” anak
diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
c.
Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidak merupakan mata pelajaran
yang bersifat hafalan belaka.
d.
Mata pelajaran IPA mempunya nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.21
3.
Materi Pembelajaran IPA
a.
Pembuatan makanan pada tummbuhan hijau
1.
Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya makhluk hidup
di dunia yang dapat membuat makanan sendiri. Oleh
karena itu, tumbuhan hijau merupakan sumber makanan
bagi manusia. Pada daun terdapat sel yang mengandung
kloroplas yang disebut lapisan palisade. Didalam kloroplas
terdapat zat hijau daun yang disebut klorofil, klorofil
berperan
pada
proses
pembuatan
makanan
yang
berlangsung di daun. Selain klorofil, untuk membuat
makanan tumbuhan juga memerlukan karbondioksida, air,
dan sinar matahari.
21
Ibid, 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Energi dari sinar matahari digunakan untuk mengubah
karbondioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen.
Proses ini kemudian dikenal dengan nama fotosintesis.
Secara alami, proses fotosintesis hanya berlangsung pada
siang hari karena proses ini memerlukan cahaya matahari.
Secara sederhana proses pembuatan makanan pada
tumbuhan
(fotosintesis)
dapat
digambarkan
sebagai
berikut:
Karbondioksida + air
> karbondioksida +
oksigen.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya yang cukup untuk
pertumbuhan. Jika tanaman mendapatkan cahaya yang
cukup, daun tanaman tampak lebih hijau karena banyak
mengandung klorofil. Sebaliknya apabila daun berwarna
pucat kekuning-kuningan, sebaliknya daun itu kurang
mengandung klorofil, selain itu tanaman yang kekurangan
cahaya akan tumbuh tidak normal yaitu daun kecil dan
pucat serta mempunyai batang yang tinggi.
Hasil dari fotsintesis terdiri atas karbohidrat (zat makanan)
yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan
melalui pembuluh tepis. Pembulu tepis merupakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
jaringan pengangkut zat makanan hasil fotossintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan. Oleh karena itu
karbohidrat pada tumbuhan disebut sebagai makanan
cadangan.
Oksigen dilepaskan oleh tumbuhan ke udara sehingga
udara menjadi bersih dan segar. Karena menyerap karbon
dioksida dan mengeluarkan oksigen, tumbhan berhijau
daun juga dikatakan sebagai pembersih udara kotor.
2.
Tumbuhan hijau sebagai sumber makanan
Makanan hasil fotosintesis digunakan untuk mencukupi
keperluan tumbuhan, jika ada sisa makanan tersebut
disimpan sebagai makanan cadangan. Makanan cadangan
dapat disimpan dalam umbi, buah, biji,dan batang.
Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau
untuk
memperoleh
makanan
karena
tidak
mampu
membuat makanan sendiri. Hanya tumbuhan hijaulah yang
mampu membuat makanan sendiri. Hampir semua bagian
tumbuhan dapat dimakan, bagian itu dapat berupa sayurmayur, buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian.22
22
Sri Harmi, Ilmu Pengetahuan Alam 5 SD dan MI,(Solo: PT. Tiga Serangkai pustaka media,
2015), 59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan praktis
yang secara langsung dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru
sebagai pengelola program pembelajaran dikela, permasalahan yang
dihadapi dikelas berkaitan dengan permasalahan pengajaran.1
Penelitian inidilaksanakan terhadap siswa kelas V MI Miftahul
Huda Desa Setrohadi Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk
kolaboratif. Yang mengajak guru sebagai mitra kerja yaitu guru bertindak
sebagai subjek yang melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai
pengamat (observer).
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini peneliti
menggunakan model Kurt Lewin yaitu dimulai dengan rencana (planing),
tindakan
(action),
pengamatan
(observation),
refleksi
(reflection).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan terus menerus sampai
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.2
1
2
Sukidin, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya : Insan Cendikia, 2002), 13
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), 49
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
B.
Setting dan Karakter Subjek Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Miftahul Huda
Setrohadi-Duduksampeyan Gresik. Penelitian ini digunakan dalam
mata pelajaran IPA kelas V semester I, dengan materi tumbuhan hijau.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan mulai dilakukan pada tanggal 17 November
sampai dengan 22 Desember dengan di dampingi guru kelas, dilakukan
di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi Duduksampeyan Gresik.
3.
Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Miftahul Huda Setrohadi yang mayoritas kehidupan lingkungan
masyarakatnya menengah ke atas tetapi ada
juga yang menengah
kebawah. Komposisi Kelas Satu rombongan belajar terdiri dari 25
peserta didik yang terdiri dari 10 peserta laki-laki dan 15 peserta
perempuan yang rata-rata memiliki Kemampuan Akademik yang
dimiliki tergolong dalam kategori sedang, karena kurangnya motivasi
belajar baik dari guru,orang tua maupun lingkunganny. Siswa
keseringan bermai
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PEMBELAJARAN IPA MATERI TUMBUHAN HIJAU
PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA SETROHADI
SKRIPSI
Oleh:
Maulidatul Hidayah
D77213076
Program Studi PGMI
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
April 2017
ABSTRAK
Maulidatul Hidayah. 2017. Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Pembelajaran IPA Materi Tumbuhan Hijau Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Dr.
Sihabuddin, M.Pd.I, M.Pd
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Tumbuhan Hijau
Latar belakang penulisan ini adalah kurangnya motivasi belajar, yaitu kurangnya keaktifan
siswa dalam kelas dan kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru serta kurang
memahami materi pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau yang disampaikan oleh guru. Maka
perlu di terapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
contohnya dengan menggunakan metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA.
Penelitian ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan
metode eksperimen dalam meningkatkan motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan
hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi? 2) Bagaimana peningkatan motivasi
belajar siswa dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan
hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt
Lewin yaitu dengan melakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik
pengumpulan data dengan melakukan Observasi, Wawancara, Angket.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagi berikut : 1) penerapan metode eksperimen pada
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi telah barjalan
dengan baik, antara siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal itu dapat dilihat pada
siklus I pengamatan aktivitas guru mendapatkan skor 66 termasuk dalam kategori sedang dan
pengamatan aktivitas siswa mendapatkan skor 76 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan
pada siklus II mengalami peningkatan dengan pengamatan aktivitas guru memperoleh skor 72
termasuk dalam kategori baik dan pengamatan aktivitas siswa mendapatkan skor 93 termasuk
dalam kategori sangat baik. 2) Motivasi belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi pada
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau mengalami peningkatan setelah dilakukan penerapan
metode eksperimen. Hal itu dapat dilihat pada tahap pra siklus nilai rata-rata skor motivasi
belajar siswa adalah 73. Siswa yang mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak
9 siswa dari 25 siswa (36%). Pada siklus I nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah 76.
Siswa yang mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak 15 siswa dari 25 siswa
(60%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa adalah 85. Siswa yang
mendapatkan skor motivasi kategori sangat tinggi sebanyak 20 siswa dari 25 siswa (80%).
vii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
HALAMAN JUDUL
ii
HALAMAN MOTTO
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR RUMUS
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
BAB I: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Lingkup Penelitia
5
D. Tujuan Penelitian
5
E.
Manfaat Penelitian
6
F.
Tindakan yang di pilih
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
8
1. Definisi Motivasi Belajar
8
2. Indikator Motivasi Belajar
10
3. Fungsi Motivasi
11
4. Sumber Motivasi
11
5. Teori Motivasi
13
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Strategi motivasi
15
B. Metode Eksperimen
17
1. Definisi Metode Eksperimen
17
2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
20
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen
21
C. Pembelajaran IPA
22
1. Definisi Pembelajaran IPA
22
2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
24
3. Materi Pembelajaran IPA
25
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
29
A. Metode Penelitian
29
B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
30
C. Variabel Penelitian
30
D. Rencana Tindakan
31
E. Data dan Cara Pengumpulannya
33
1.
Sumber Data
33
2.
Teknik Pengumpulan Data
34
F. Analisis Data
36
G. Indikator Kinerja
38
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
41
41
1.
Pra Siklus
42
2.
Siklus I
45
3.
Siklus II
52
B. Pembahasan
58
BAB V : PENUTUP
62
A. Simpulan
62
B. Saran
63
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
36
4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus
42
4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I
48
4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
54
4.4 Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan II
57
4.5 Hasil Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I , dan Siklus II
59
4.6 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Motivasi Belajar
61
xiii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus
a. Lembar wawancara guru dan siswa
b. Hasil wawancara guru dan siswa
c. Lembar validasi angket motivasi belajar
d. Kisi-kisi angket motivasi belajar
e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus
2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I
a. Lembar validasi RPP Siklus I
b. RPP Siklus I
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I
3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II
a. Lembar validasi RPP Siklus II
b. RPP Siklus II
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus II
Lampiran 4 : Dokumentasi
xiv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR RUMUS
3.1 Hasil Angket
36
3.2 Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.3 Prosentase Motivasi belajar
37
xv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa
57
4.2 Peningkatan Motivasi Belajar
60
xvi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
i
HALAMAN JUDUL
ii
HALAMAN MOTTO
iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR RUMUS
xv
DAFTAR DIAGRAM
xvi
BAB I: PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Lingkup Penelitia
5
D. Tujuan Penelitian
5
E.
Manfaat Penelitian
6
F.
Tindakan yang di pilih
7
8
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Motivasi Belajar
8
1. Definisi Motivasi Belajar
8
2. Indikator Motivasi Belajar
10
3. Fungsi Motivasi
11
4. Sumber Motivasi
11
5. Teori Motivasi
13
x
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Strategi motivasi
15
B. Metode Eksperimen
17
1. Definisi Metode Eksperimen
17
2. Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
20
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen
21
C. Pembelajaran IPA
22
1. Definisi Pembelajaran IPA
22
2. Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
24
3. Materi Pembelajaran IPA
25
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
29
A. Metode Penelitian
29
B. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
30
C. Variabel Penelitian
30
D. Rencana Tindakan
31
E. Data dan Cara Pengumpulannya
33
1.
Sumber Data
33
2.
Teknik Pengumpulan Data
34
F. Analisis Data
36
G. Indikator Kinerja
38
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
41
41
1.
Pra Siklus
42
2.
Siklus I
45
3.
Siklus II
52
B. Pembahasan
58
BAB V : PENUTUP
62
A. Simpulan
62
B. Saran
63
xi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR TABEL
3.1Kriteria Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.2 Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa
36
4.1 Data Angket Motivasi Belajar Pra siklus
42
4.2 Data Angket Motivasi Belajar Siklus I
48
4.3 Data Angket Motivasi Belajar Siklus II
54
4.4 Hasil Observasi Guru dan Siswa pada Siklus I dan II
57
4.5 Hasil Motivasi Belajar Pra Siklus, Siklus I , dan Siklus II
59
4.6 Rekapitulasi Perbandingan Hasil Motivasi Belajar
61
xiii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Lampiran Pra siklus
a. Lembar wawancara guru dan siswa
b. Hasil wawancara guru dan siswa
c. Lembar validasi angket motivasi belajar
d. Kisi-kisi angket motivasi belajar
e. Data angket motivasi siswa tahap pra siklus
2. Lampiran 2 : Lampiran Siklus I
a. Lembar validasi RPP Siklus I
b. RPP Siklus I
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus I
3. Lampiran 3 : Lampiran Siklus II
a. Lembar validasi RPP Siklus II
b. RPP Siklus II
c. Hasil observasi aktivitas guru
d. Hasil observasi aktivitas siswa
e. Data angket motivasi siswa tahap siklus II
Lampiran 4 : Dokumentasi
xiv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR RUMUS
3.1 Hasil Angket
36
3.2 Rata-rata Motivasi Belajar
36
3.3 Prosentase Motivasi belajar
37
xv
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa
57
4.2 Peningkatan Motivasi Belajar
60
xvi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
IPA (Sains) merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan
kita merupakan bagian dari pembelajaran sains, contohnya; bila anak
melihat dan mengamati orang menjemur pakaian, kemudian bertanya:
“Mengapa, pakaian yang dijemur itu kering, kemana perginya air?” Interaksi
antara anak dengan lingkungan merupakan ciri pokok dalam pembelajaran
sains.Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan
aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan
berbagai nilai. Pendidikan sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak
dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat
dan kehidupan yang akan datang.1
Pembelajaran IPA di SD/MI hendaknya membuka kesempatan untuk
memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu
mereka mengembangkan kemampuan berfikir anak sehingga peserta ddik
dapat bertanya serta berfikir untuk mencari jawaban berdasarkan bukti nyata
serta mengembangkan cara berfikir ilmiyah. Fokus program pengajaran IPA
di SD/MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan
1
Usman Samantowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar(Jakarta : PT.Indeks, 2011), 8
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
anak didik terhadap lingkungan dimana mereka tinggal dan menjalani
kehidupan sehari-hari.
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di
sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran
itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. IPA melatih anak berfikir
kritis dan objektif.Pengalaman langsung yang memegang peranan penting
sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak.Pengalaman
langsung anak yang terjadi secara spontan dari kecil (sejak lahir) sampai
berumur 12 tahun.Efisiensi pengalaman langsung pada anak tergantung pada
konsistensi antara hubungan metode atau dstategi dengan objek yang dengan
tingkat perkembangan kognitif anak. Anak akan siap untuk mengembangkan
konsep tertentu hanya bila ia telah memiliki struktur kognitif yang menjadi
persyaratannya yakni perkembangan kognitif yang bersifat hirakhi dan
integratif.2
Guru mengharapkan agar siswa dapat memahami setiap materi yang
di ajarkan, siswapun mengharapkan agar guru dapat menyampaikan atau
menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang ada dibuku,
siswa juga di tuntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu
siswa memmerlukan metode, media dan strategi untuk memotivasi siswa
agar minat belajar siswa menjadi bertambah sehingga siswa dapat mencapai
2
Ibid, 5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
keberhasilan tujuan dan esensi pembelajaran. Oleh karena itu Kemampuan
guru dalam memilih metode,media dan strategi dalam proses pembelajaran
dan potensi siswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang
wajib dimiliki seorang guru.
Dalam melakukan proses pembelajaran seorang guru harus bisa
memotivasi siswa agar tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai.
Karen motivasi yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap
kemampuan dan perkembangan pola berfikir anak, sehingga nantinya tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.Para guru perlu
mengenal cara-cara memotivasi siswa untuk belajar.Pada mulanya motivasi
belajar adalah suatu kecenderungan alamiah dalam diri umat manusia, tetapi
kemudian terbentuk sedemikian rupa dan secara berangsur-angsur, tidak
hanya sekedar menjadi penyebab dan mediator belajar tetapi juga sebagai
hasil belajar itu sendiri.
Proses pembelajaran tidak selalu berjalan lancar, tetapi terdapat
masalah-masalah pada proses pembelajaran. Diantaranya adalah masalah
kurangnya minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut tidak muncul begitu saja, tetapi terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi munculnya masalah tersebut. Salah satu faktor
yang mempengaruhi masalah tersebut adalah dalam menyampaikan materi
guru tidak menggunakan metode,media dan strategi pembelajaran dengan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
baik sehingga siswa kurang bisa menerima materi pembelajaran dengan
baik.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah MI Miftahul
Huda Setrohadi terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran
salah satu masalahnya adalah siswa kurang aktif dan kurang memahami
materi yang disampaikan oleh guru, hal tersebut terjadi karena guru
menjelaskan materi tidak disertai dengan metode, media dan strategi
pembelajaran yang tepat. Dari permasalahan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa sesungguhnya masalah yang dialami siswa yaitu
kurangnya motivasi baik dari guru, keluarga ataupun lingkungan. Sehingga
dapat di buat judul “PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PEMBELAJARAN IPA
MATERI TUMBHAN HIJAU PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL
HUDA SETROHADI” alasan untuk memilih judul tersebut karena
menggunakan metode eksperimen diharapkan dapat memotivasi siswa untuk
lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang di atas dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
1.
Bagaimana penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan
motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa
kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
2.
Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa dengan penggunaan
metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau
pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi?
C.
Lingkup Penelitian
Agar penulisan tidak menyimpang maka ditentukan lingkup
penelitian sebagai berikut:
1.
Subjek penelitian yaitu siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi
tahun 2016-2017.
2.
Metode pembelajaran yang digunakan sebagai alternatife pembelajaran
bagi siswa yaitu metode eksperimen
3.
Materi yang diajarkan yaitu tumbuhan hijau
4.
Kompetensi Dasar :
2.1
Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Indikator :
2.1.1
Mampu menjelaskan proses tumbuhan hijau membuat
makanan
2.1.2
Mampu menyebutkan bahan yang dibutuhkan tumbuhan
hijau untuk membuat makanan
2.1.3
Menyebutkan yang dihasilkan dari proses fotosintesis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
D.
Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan
motivasi belajar pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa
kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi.
2.
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan
penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi
tumbuhan hijau pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi
E.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis: Hasil penelitian dapat dijadikan sumber referensi
bagi penelitian selanjutnya dan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dalam pembelajaran IPA khususnya materi tumbuhan hijau.
2.
Manfaat Praktis:
a.
Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar khususnya pada
materi tumbuhan hijau.
b.
Bagi guru dapat menerapkan metode eksperimen khususnya pada
materi tumbuhan hijau.
c.
Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai bahan untuk melatih guru
khususnya untuk menggunakan metode eksperimen.
d.
Bagi peneliti yakni dapat mengetahui hasil dari penggunaan
metode eksperimen untuk meningkatkan motivasi belajar
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau pada siswa kela V MI
Miftahul Huda Setrohadi
F.
Tindakan Yang Dipilih
Tindakan yang dipilih dalam meningkatkan motivasi belajar
pembelajaran IPA materi tumbuhan hijau adalah dengan menerapkan
metode eksperimen.Penerapan metode pembelajaran eksperimen ini,
dikarenakan metode ini dianggap sesuai dengan karakter siswa yang mudah
bosan dan kurang aktif dalam melaksanakan pembelajaran, oleh sebab itu
peneliti memilih metode pembelajaran eksperimen agar siswa tidak merasa
bosan dan menjadi lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran.
Selain itu metode pembelajaran eksperimen juga sesuai dengan
pembelajaran IPA yang mana pembelajaran IPA berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari sehingga untuk membuktikan teori harus dilakukan
praktik atau percobaan. Pada materi tumbuhan hijau dapat juga dilakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa tumbuhan hijau dapat membuat
makanan sendiri dengan nama lain Fotosintesis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Motivasi Belajar
1.
Definisi Motivasi Belajar
Sumanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai
suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan
reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Kerena perilaku manusia selalu
bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang
memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan telah terjadi
didalam diri seseorang.1
Morgan mengemukakakan bahwa motivasi brtalian tiga hal
yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga
halntersebut
adalah:
keadaan
yang
mendorong
tingkah
laku
(motivating states), tingkah laku yang idorong oleh keadaan tersebut
(motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goal
or ends of such behavior). McDonald
mendefinisikan motivasi
sebagai perubahan tenaga didalam diri seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Berikut adalah
perumusan mengandung tiga unsur yang saling berkaitan:
1
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset 2013), 307
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
a.
Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahanperubahan tertentu di dalam sistem neurofisiologis dalam
organisme manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem
percernaan akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi , ada juga
perubahan energi yang tidak diketahui.
b.
Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan
suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang
bermotif. Perubahan ini mungkin di sadari, mungkin juga tidak.
Kita dapat mengamatinya pada perbuatan. Misalnya si A terlibat
dalam suatu diskusi. Karena dia merasa tertarik pada masalah
yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan kata-kata dan
suara yang lancar dan cepat.
c.
Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang
tertuju ke arah suatu tujuan. Respo-respon itu berfungsi
mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi
dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
pencapaian tujuan. Misalnya si A ingin mendapat hadiah, maka
ia akan belajar, mengikuti tes, dan sebagainya.2
Kegiatan belajar siswa dapat terjadi apabila siswa ada
perhatian dan dorongan terhadap stimulus belajar. Untuk itu maka guru
harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan perhatian dan
dorongan siswa melakukan kegiatan belajar. Upaya memberikan
perhatian dan dorongan belajar kepada siswa dilakukan guru sebelum
proses pembelajaran dimulai, pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran, terutama pada saat kondisi belajar siswa mengalami
kemunduran.3
Jenis motivasi dalam belajar ada dua, yaitu sebagai berikut:
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi melakukan sesuatu karena
pengaruh eksternal yang muncul akibat pengaruh dari luar peserta
didik, misalnya tuntutan, imbalan, atau hukuman.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal dari dalam diri untuk
melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari ilmu
pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran tersebut.4
2
Oemar Hamalik , Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 2012), 174
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset,
2013), 160
4
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 49
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
2.
Indikator Motivasi Belajar
Klasifikasi indikator motivasi belajar menurut Hamzah B.
Uno sebagai berikut:
a.
Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b.
Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c.
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d.
Adanya penghargaan dalam belajar
e.
Adanya kegiatan menarik dalam belajar
f.
Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif
sehingga
memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.5
3.
Fungsi Motivasi
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa motivasi
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a.
Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tnpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
b.
Menentukan arah perubahan ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c.
Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.6
Dengan demikian posisi motivasi menjadi sangat vital, tetapi
tidak berate seseorang dapat mencapai hasil belajar yang baik, karena
5
6
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),163
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 161
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
berhasil tidaknya seorang anak dalam belajar itu tidak hanya
dipengaruhi oleh motivasi saja, melaikan banyak factor yang
mempengaruhinya, dan motivasi hanya salah satunya.7
4.
Sumber Motivasi
Perilaku individu tidak berdiri sendiri, selalu ada hal yang
mendorongnya dan tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya.
Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan
dari luar. Motivasi yang terbentuk dari luar lebih bersifat pada
perkembangan kebutuhan psikis atau rohaniah.Begitu juga halnya
dengan sumber motivasi siswa berbeda-beda. Ada dua macam model
motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah model motivasi dimana siswa
termotivasi untuk mengerjakan tugas karena dorongan dari dalam
dirinya sendiri, memberikan kepuasan tersendiri dalam proses
pembelajaran atau memberikan kesan tertentu saat menyelesaikan
tugas. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi dimana siswa yang terpacu
karena berharap ada imbalan atau untuk menghindari hukuman,
misalnya untuk mendapatkan nilai, hadiah stiker atau untuk
menghindari hukuman fisik.
7
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…,309
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
Alasan yang menjadikan siswa termotivasi bisa berbedabeda. Berikut ini merupakan alasan-alasan yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar:
a.
Lingkungan dirumah, yang membentuk perilaku dalam belajar
semenjak usia belia
b.
Cara siswa memandang diri mereka sendiri: kepercayaan diri,
harga diri maupun martabat
c.
Sifat dari siswa yang bersangkutan: tingkat kesabaran dan
komitmen.
Namun tingkat motivasi apapun yang dimiliki siswa saat di
kelas; ada motivasi atau tidak, tidak hanya eksis di diri siswa dan di
ruang kelas. Motivasi untuk belajar dapat diubah menjadi lebih baik
atau buruk berdasarkan apa yang terjadi di dalam kelas. Misalkan,
kepercayaan yang dimiliki oleh guru terhadap siswanya, harapan
seorang guru dan cara guru bersikap pada siswanya bisa memiliki
pengaruh yang besar terhadap tingkat motivasi siswa.8
5.
Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan para ahli yang di
maksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa
sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.
Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
8
Ibid, 310
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
ini menjadi 5 kategori, yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori
keadilan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.
Dalam hal ini terdapat beberapa teori yang dapat digunakan
salah satunya yaitu: Teori Motivasi Abraham Maslow mengemukakan
bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia
menunjukkan dalam 5 tingkatan yang berbentuk pyramid. Manusia
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkatan kebutuhan
manusia tersebut dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow,
yang dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis
yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenui. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebelum
kebutuhan
pada
peringkat
berikutnya
menjadi
penentutindakan yang penting.
Kebutuhan pokok tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b.
Kebtuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi, jauh dari
bahaya)
c.
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki)
d.
Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetisi, dan
mendapat dukungan serta pengakuan)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
e.
Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif; mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetis; keserasian,
keteraturan,
dan
keindahan;
kebutuhan
aktualisasi
diri;
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan
kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motifmotif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya
akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat estetika dan
intelektual jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan
mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam
masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah paya mencari
makan, pelindung, dan rasa aman.9
6.
Strategi Motivasi
Al-Ghazali dalam kitabnya Tahdzib Al-Akhlak wa Mu’alajat
Amradh al-Qulub mengemukakan bahwa setiap kali seorang anak
menunjukkan perilaku mulia atau perbuatan yang baik seyogyanya ia
memperoleh pujian dan jika perlu diberi hadiah atau insentif dengan
sesuatu yang menggembirakannya, atau ditujukan pujian kepadanya di
depan orang-orang sekitarnya. Kemudian jika suatu saat ia bersikap
berlawanan dengan itu, sebaiknya orang tua dan guru berpura-pura
9
Ibid, 315
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
tidak mengetahui agar membuka rahasianya. Apabila jika anak sendiri
merahasiakannya.
Setelah itu apabila ia mengulangi lagi perbuatannya,
sebaiknya ia ditegur secara rahasia (tidak didepan orang lain) dan
memberitahunya akibat buruk dari perbuatannya dan katakan
kepadanya untuk tidak mengulanginya lagi. Namun ketika memberi
tahu janganlah berlebihan dan mengancamnya setiap saat karena
terlalu sering menerima kecaman akan membuatnya menerima hal itu
sebagai sesuatu yang biasa dan dapat mendorongnya kearah perbuatan
yang lebih buruk lagi.
Berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru utuk
memotivasi siswa di dalam kelas. Apabila siswa termotivasi, kecil
kemungkinan terjadi masalah pengelolaan kelas dan disiplin.
a.
Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
b.
Jadikan siswa peserta aktif
c.
Buatlah tugas yang manantang namun realistis dan sesuai
d.
Ciptakan suasana kelas yang kondusif
e.
Berikan tugas secara proporsional
f.
Libatkan diri anda untuk membantu siswa mencapai hasil
g.
Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
h.
Hindari kompetisi antar pribadi
i.
Berikan masukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
B.
j.
Hargai kesuksesan dan keteladanan
k.
Antusias dalam mengajar
l.
Tentukan standar yang tinggi (tetapi realistis) bagi seluruh siswa
m.
Pemberian penghargaan untuk motivasi
n.
Ciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
o.
Hindari penggunaan ancaman
p.
Hindari komentar buruk
q.
Kenali minat siswa
r.
Peduli dengan siswa.10
Metode Eksperimen
1.
Definisi Metode Eksperimen
Metode pembelajaran biasanya digunakan guru untuk
berkreasi dalam lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas
dimana guru dan siswa terlibat selama berlangsungnya proses
pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran adalah metode pembelajaran eksperimen.11
Yang terpenting adalah bagaiman penggunaan metode
dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang terkait secara interen
dengan proses pembelajaran yang terfokus pada partisipasi anak didik.
10
11
Ibid, 320
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 132
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Salah satu metode yang umum dan dikenal dalam proses pembelajaran
adalah metode eksperimen.12
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pembelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mrngamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri.13
Di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahauan , maka
segala sesuatu diperlukan proses ekperimantasi. Begitu juga dalam
cara mengajar guru di kelas digunakan teknik eksperiman, yang
dimaksud adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan
percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampakan di kelas
dan di evaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalanpersoalan yang dihadapinya dengan melakukan bercobaan sendiri.
Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah Scientific
12
13
Janawi, Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ombak, 2013), 145
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), 84
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Selain itu metode eksperimen juga bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan
memahami suatu konsep atau teori IPA yang sedang di pelajari.
Kemampuan berpikir peserta siswa dimulai dengan adanya pertanyaan
apa, mengapa, kapan, dimana, dan bagaimana suatu fenomena alam
terjadi. Pertanyaan tersebut akan mendorong siswa untuk mencari
jawabannya, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diberikan oleh guru
sebagai stimulus untuk melaksanakan eksperimen, tetapi juga dapat
berasal dari diri siswa akibat melihat fenomena yang mereka jumpai.14
Teknik eksperimen itu lebih efisien dan efektif, apabila
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan,
maka jumlah alat dan bahan
atau materi percobaan harus
mencukupi bagi tiap siswa.
b.
Agar eksperimen ini tidak gagal dan siswa menemukan bukti
yang meyakinkan, atau hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus
baik dan bersih.
14
Asih Widi Wisudawati, Metodologi Pembelajaran IPA, (Jakarta:Bumi Aksara, 2014),157
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
c.
Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan kosentrasi
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu
yang cukup lama; sehibgga mereka menemukan pembuktian
kebene ran teori yang dipelajari itu.
d.
Siswa yang bereksperimen adalah sedang belajar dan berlatih;
maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman, serta ketrampilan, juga
kematangan jiwa
dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru
dalam memilih obyek eksperimen itu.
e.
Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah kejiwaan, beberapa segi
kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain
karena sangat terbatasnya suatu alat, seingga masalah itu tidak
bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
2.
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng
meliputi tahapan atau langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus
dilakukan dalam eksperimen
b.
Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa
dengan eksperimen
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
c.
Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan:
d.
1.
Alat-alat apa yang diperlukan
2.
Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
3.
Apa saja yang harus dicatat
4.
Variable-variabel mana yang harus di control
Setelah melakukan eksperimen guru harus menentukan tindak
lanjut contohnya:
3.
1.
Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
2.
Mengadakan Tanya jawab tentang proses
3.
Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.15
Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
a.
Kelebihan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Membuat
siswa
lebih
percaya
atas
kebenaran
atau
kesimpulan berdasarkan percobaan
2. Dapat
membina
siswa
untuk
membuat
terombosan-
terombosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan
untuk kemakmuran manusia.16
15
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012),80
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
b.
Kekurangan Metode Eksperimen
Metode eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan antara
lain:
1. Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan
teknologi
2. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang
tidak selalu mudah di peroleh dan mahal
3. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan
4. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang
berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.17
C.
Pembelajaran IPA
1.
Definisi Pembelajaran IPA
Ilmu pengetahuan alam (IPA)merupakan terjemahan katakata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya ilmu
pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam, science itu dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.
Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam
ini.IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara
16
17
Nunuk Suryani, Strategi Belajar-Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012),63
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar …, 84
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia.
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam
dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum
yang
berupa
kumpulan
dari
hasil
observasi
dan
eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun oleh
sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan,
saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan
yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak
hanya berlaku atau beberapa orang dengan cara eksperimensi yang
sama atau hasil yang sama atau konsisten.18
Salah satu ciri pendidikan sains adalah bahwa sains lebih
dari sekedar kumpulan yang dinamakan fakta. Sedangkan menurut
Sund bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan juga
kumpulan
proses.
Bagaimana
juga,
kebanyakan
anak
tidak
berkembang dalam hal pemahaman konsep-konsep ilmiah dan
prosesnya secara terintegrasi dan fleksibel. Sebagai contoh, mereka
dapat menghafalkan berbagai konsep dan fakta, tetapi tidak dapat
menggunakannya untuk menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang
berhubungan dengan
konsep
tersebut.
Konsekuensinya,
untuk
memperkecil permasalahan ini, pembelajaran sains di sekolah
18
Usman Samantowa, Pembelajaran IPA…, 3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
diharapkan memberikan berbagai penelusuran yang relefan. Anak juga
di dorong untuk memberikan penjelasan atas pengamatan mereka
dalam diskusi kelas melalui tulisan.
Menurut Alverman, Pembelajaran sains menjadi berarti bila
sains diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses
perubahan konsepsi. Contoh: Air dapat mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah, mengapa? Selanjutnya akan berubah
konsepsi, karena air dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Lebih lanjut
Santa menyatakan “Anak butuh mengakui konsep atau penjelasan
keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka miliki ”.
Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak
lengkap, tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan
eksperimen, dan bahwa penjelasan ilmiah menyediakan alternative
yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Anak butuh pengulangan
kesempatan dalam hal bergelut dengan ketidak konsisten antara ide
yang dimiliki dengan memodifikasi berbagai ide yang telah
memberikan bantuan dalam kehidupan mer4eka selama ini dan
membuat hubungan yang cocok antara berbagai ide yang mereka
miliki dengan berbagai konsep ilimiah.19
Merujuk pada pengertian IPA diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hakikat IPA meliputi empat unsure utama yaitu :
19
Ibid, 8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
a.
Sikap
: Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
serta makhluk hidup.
b.
Proses
: Prosedur pemecahan masalah melalui metode
ilmiah
2.
c.
Produk : Berupa fakta, prinsip, teori dan hokum.
d.
Aplikasi: Penerapan pada kehidupan sehari-hari 20
Tujuan Kurikulum Pembelajaran IPA
Berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA di
masukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu:
a.
Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak
perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu
bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu
dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan
disebut-sebut
sebagai
tulang
punggung
pembangunan.
Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. Orang tidak
menjadi insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik,
tanpa dasar yang cukup luas mengenai ilmu pengetahuan alam.
b.
Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA
merupakan sutau mata pelajaran yang melatih/mengembangkan
kemampuan berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan
20
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,(Jakarta : Prestasi Pustaka,
20007), 100
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
mengikuti metode “menemukan sendiri” sebagai contoh hal
berikut ini; “dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?” anak
diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
c.
Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan
sendiri oleh anak, maka IPA tidak merupakan mata pelajaran
yang bersifat hafalan belaka.
d.
Mata pelajaran IPA mempunya nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.21
3.
Materi Pembelajaran IPA
a.
Pembuatan makanan pada tummbuhan hijau
1.
Tumbuhan hijau merupakan satu-satunya makhluk hidup
di dunia yang dapat membuat makanan sendiri. Oleh
karena itu, tumbuhan hijau merupakan sumber makanan
bagi manusia. Pada daun terdapat sel yang mengandung
kloroplas yang disebut lapisan palisade. Didalam kloroplas
terdapat zat hijau daun yang disebut klorofil, klorofil
berperan
pada
proses
pembuatan
makanan
yang
berlangsung di daun. Selain klorofil, untuk membuat
makanan tumbuhan juga memerlukan karbondioksida, air,
dan sinar matahari.
21
Ibid, 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
Energi dari sinar matahari digunakan untuk mengubah
karbondioksida dan air menjadi glukosa dan oksigen.
Proses ini kemudian dikenal dengan nama fotosintesis.
Secara alami, proses fotosintesis hanya berlangsung pada
siang hari karena proses ini memerlukan cahaya matahari.
Secara sederhana proses pembuatan makanan pada
tumbuhan
(fotosintesis)
dapat
digambarkan
sebagai
berikut:
Karbondioksida + air
> karbondioksida +
oksigen.
Tumbuhan hijau memerlukan cahaya yang cukup untuk
pertumbuhan. Jika tanaman mendapatkan cahaya yang
cukup, daun tanaman tampak lebih hijau karena banyak
mengandung klorofil. Sebaliknya apabila daun berwarna
pucat kekuning-kuningan, sebaliknya daun itu kurang
mengandung klorofil, selain itu tanaman yang kekurangan
cahaya akan tumbuh tidak normal yaitu daun kecil dan
pucat serta mempunyai batang yang tinggi.
Hasil dari fotsintesis terdiri atas karbohidrat (zat makanan)
yang kemudian diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan
melalui pembuluh tepis. Pembulu tepis merupakan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
jaringan pengangkut zat makanan hasil fotossintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan. Oleh karena itu
karbohidrat pada tumbuhan disebut sebagai makanan
cadangan.
Oksigen dilepaskan oleh tumbuhan ke udara sehingga
udara menjadi bersih dan segar. Karena menyerap karbon
dioksida dan mengeluarkan oksigen, tumbhan berhijau
daun juga dikatakan sebagai pembersih udara kotor.
2.
Tumbuhan hijau sebagai sumber makanan
Makanan hasil fotosintesis digunakan untuk mencukupi
keperluan tumbuhan, jika ada sisa makanan tersebut
disimpan sebagai makanan cadangan. Makanan cadangan
dapat disimpan dalam umbi, buah, biji,dan batang.
Manusia dan hewan bergantung pada tumbuhan hijau
untuk
memperoleh
makanan
karena
tidak
mampu
membuat makanan sendiri. Hanya tumbuhan hijaulah yang
mampu membuat makanan sendiri. Hampir semua bagian
tumbuhan dapat dimakan, bagian itu dapat berupa sayurmayur, buah-buahan, biji-bijian, dan umbi-umbian.22
22
Sri Harmi, Ilmu Pengetahuan Alam 5 SD dan MI,(Solo: PT. Tiga Serangkai pustaka media,
2015), 59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dipicu oleh permasalahan praktis
yang secara langsung dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru
sebagai pengelola program pembelajaran dikela, permasalahan yang
dihadapi dikelas berkaitan dengan permasalahan pengajaran.1
Penelitian inidilaksanakan terhadap siswa kelas V MI Miftahul
Huda Desa Setrohadi Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas yang berbentuk
kolaboratif. Yang mengajak guru sebagai mitra kerja yaitu guru bertindak
sebagai subjek yang melakukan tindakan sedangkan peneliti sebagai
pengamat (observer).
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini peneliti
menggunakan model Kurt Lewin yaitu dimulai dengan rencana (planing),
tindakan
(action),
pengamatan
(observation),
refleksi
(reflection).
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan terus menerus sampai
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.2
1
2
Sukidin, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya : Insan Cendikia, 2002), 13
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009), 49
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
B.
Setting dan Karakter Subjek Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Miftahul Huda
Setrohadi-Duduksampeyan Gresik. Penelitian ini digunakan dalam
mata pelajaran IPA kelas V semester I, dengan materi tumbuhan hijau.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan mulai dilakukan pada tanggal 17 November
sampai dengan 22 Desember dengan di dampingi guru kelas, dilakukan
di kelas V MI Miftahul Huda Setrohadi Duduksampeyan Gresik.
3.
Subjek Penelitian
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Miftahul Huda Setrohadi yang mayoritas kehidupan lingkungan
masyarakatnya menengah ke atas tetapi ada
juga yang menengah
kebawah. Komposisi Kelas Satu rombongan belajar terdiri dari 25
peserta didik yang terdiri dari 10 peserta laki-laki dan 15 peserta
perempuan yang rata-rata memiliki Kemampuan Akademik yang
dimiliki tergolong dalam kategori sedang, karena kurangnya motivasi
belajar baik dari guru,orang tua maupun lingkunganny. Siswa
keseringan bermai