Pengaruh Motivasi dan Persepsi Ibu Hamil tentang Risiko Kehamilan Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012

(1)

PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG RISIKO K E H A M I L A N T E R H A D A P K U N J U N G A N P E M E R I K S A A N

KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

TAHUN 2012

TESIS

Oleh

ARIHTA BR SEMBIRING 107032218/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND PERCEPTION OF PREGNANT MOTHER OF THE RISK OF PREGNANCY ON THE ANTENATAL VISIT

IN THE WORKING AREA OF PUSKESMAS SIMALINGKAR, MEDAN TUNTUNGAN SUBDISTRICT, THE CITY OF

MEDAN IN 2012

THESIS

By

ARIHTA BR SEMBIRING 107032218/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG RISIKO K E H A M I L A N T E R H A D A P K U N J U N G A N P E M E R I K S A A N

KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

TAHUN 2012

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Medan

Oleh

ARIHTA BR SEMBIRING 107032218/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Judul Tesis : PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG RISIKO KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKAR KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Arihta br Sembiring Nomor Induk Mahasiswa : 107032218

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Kesehatan Reproduksi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. dr. Delfi Lutan, M.Sc, Sp.OG (K)) (dr. Yusniwarti Yusad, M.Si Ketua Anggota

)

Dekan


(5)

Telah diuji

Pada Tanggal : 18 Juli 2012

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Delfi Lutan, M.Sc, Sp.OG (K) Anggota : 1. dr. Yusniwarti Yusad, M.Si

2. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes 3. dr. Muhammad Rusda, Sp.OG (K)


(6)

PERNYATAAN

PENGARUH MOTIVASI DAN PERSEPSI IBU HAMIL TENTANG RISIKO KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMERIKSAAN

KEHAMILAN (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMALINGKARKECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

TAHUN 2012

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2012

(Arihta br Sembiring) 107032218/IKM


(7)

ABSTRAK

Kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan selama masa kehamilan untuk pemantuan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan (satu kali pada trimester satu, satu kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester ketiga) (Cuningham, 2005). Menurut SDKI pada tahun 2003, cakupan Nasional K1 sebesar 86,76% , dan cakupan K4 79,44%.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yang bertujuan menganalisis pengaruh motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC).Penelitian inidilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.Populasi dalam penelitian ini 149 orang, dan semuanya dijadikan obyek penelitian (sampel jenuh). Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh antara motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) dimana didapatkan hasil Motivasi dengan nilai koefesien regresi (β) = -1,305, sig=0,02 dan Persepsi dengan nilai koefesien regresi = -0,744, sig = 0,041 dan constant = 1,120.Nilai ramalan probabilitas individu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 Lengkap adalah, jika motivasi (m) tidak baik (1), dan persepsi (p) juga tidak baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) Lengkap sebesar 28,31 %, sebaliknya jika motivasi baik (0) dan persepsi (p) juga baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) K4 Lengkap sebesar 75,40%.

Diharapkan kepada kepala Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan membuat kebijakan dengan mengintensifkan kegiatan penyuluhan, penyampaian pesan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang lebih efektif tentang pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur guna mempersiapkan ibu dan bayi yang sehat selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mendeteksi sedini mungkin komplikasi/penyulit selama kehamilan.


(8)

ABSTRACT

Antenatal visit is a visit paid by pregnant mothers to a health service facility to monitor and examine the welfare and health of the mothers and their fetuses for at least four times during their pregnancy (once in Trimester 1, once in Trimester 2, and twice in Trimester 3)(Cunningham, 2005). According to SDKI, in 2003, nationally, the coverage of Visit I was 86.76% and the coverage of Visit 4 was 79.44%.

The purpose of this analytical survey study with cross-sectional approach conducted in the working area of Puskesmas Simalingkar, Medan Tuntungan Subdistrict was to analyze the influence of motivation and perception of pregnant mother of the risk of pregnancy on the antenatal visit. The population of this study was 149 persons and all of them were selected to be the objects of this study. The data obtained were analyzed through univariate analysis, bivariate analysis with Chi-square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests.

The result of logistic regression test showed that motivation and perception of pregnant mothers of the risk of pregnancy had influence on the antenatal visit in

which motivation was with β = -1.305; sig. = 0.02, and perception was with β = - 0.744; sig. = 0.041, and constant = 1.120. The value of probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 was if motivation (m) is not good (1) and perception (p) is not good either, the value of the probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 is 28.31%. On the contrary, if motivation (m) is good (0) and perception (p) is also good, the value of the probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 is 75.40%.

The Head of Puskesmas Simalingkar, Medan Tuntungan Subdistrict is expected to make a policy by intensifying the extension activity, socializing the message of communication, information and education more effectively on the importance of regular antenatal visit to keep the mother and her fetus being healthy during the pregnancy, delivery and post-partum and to detect the complication occurs during pregnancy as early as possible.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “ Pengaruh Motivasi dan Persepsi Ibu Hamil tentang Risiko Kehamilan Terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012.”

Penulis menyadari penulisan ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh kakrena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada Pembimbing yaitu : Prof. dr. Delfi Lutan, M.Sc, SpOG (K), selaku Ketua Komisi Pembimbing dan dr. Yusniwarti Yusad, M.Si, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, hingga selesainya penulisan Tesis ini, kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(10)

4. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Tim Pembanding yang telah bersedia menguji guna penyempurnaan tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi, dukungan pada penulis dalam penyusunan tesis ini.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa yang telah menyumbangkan masukan dan saran serta kiritikan untuk kesempurnaan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat kekurangan, untuk kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan.Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT untuk memohon Ridho-Nya. Semoga tisis penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan kesehatan.

Medan, Juli 2012


(11)

RIWAYAT HIDUP

Arihta br Sembiring, lahir pada tanggal 13 Februari 1970 di Medan, anak ke satu dari lima bersaudara dari pasangan ayahanda Timbang Sembiring dan ibunda Masta Perangin-angin.

Pendidikan formal penulis mulai dari sekolah dasar di Sekolah Dasar Inpres No. 040544 Daulat Rakyat, selesai tahun 1983, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Berastagi, selesai tahun 1986, Sekolah Menengah Atas Negeri Berastagi, selesai tahun 1989, D3 Keperawatan Glugur Medan, selesai tahun 1993, Program Pendidikan Bidan“B“ Wijaya Kusuma Jakarta, selasai tahun 1995, Akademi Kebidanan Depkes Padang, selesai tahun 2001, D.IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, selesai tahun 2003.

Penulis mulai bekerja sebagai Pegawai Rumah Sakit Umum Glugur Medan tahun 2004, Dosen di D3 Keperawatan Glugur Medan tahun 1998, Staf Pengajar di SPK DepKes RI Medan tahun 1996, Dosen Politeknik Kemenkes RI Jurusan Kebidanan Medan Tahun 2002 sampai sekarang.

Penulis mengikuti pendidikan lanjutan di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sejak tahun 2010 dan menyelesaikan studi tahun 2012.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .. ... i

ABSTRACT .. ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI. ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN . ... xii

BAB 1. PENDAHULUAN. ... ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan. ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Hipotesis.. ... 6

1.5. Manfaat Penelitian.. ... 7

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. ... 8

2.3 Kunjungan Antenatal Care.. ... 8

2.1.1 PengertianKunjungan Antenatal Care ... . 8

2.1.2 Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care. ... 10

2.1.3 Tujuan Antenatal Care . ... 11

2.1.4 Standar Pelayanan Antenatal Care . ... 13

2.1.5 Lokasi Pelayanan Antenatal Care. ... 13

2.1.6 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 14

2.1.7 Faktor Risiko dalam Kehamilan. ... 20

2.1.8 Cara Menentukan Risiko Kehamilan. ... 21

2.1.9 Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi. ... 25

2.2 Motivasi ... ……… 26

2.2.1 Pengertian Motivasi ... ……….. 26

2.2.2 Jenis-Jenis Motivas ... 27

2.2.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terahadap Motivasi ... 29


(13)

2.3 Persepsi ... 33

2.3.1 Pengertian Persepsi ... 33

2.3.2 Faktor Pembentukan Persepsi ... ……….. 34

2.3.3 Proses Persepsi dan Sifat Persepsi ... ……….. 35

2.4 LandasanTeori ... 36

2.5 Kerangka Konsep ... 38

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian . ... 39

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.3 Populasi dan Sampel ... 40

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... ……… 47

3.6 Metode Pengukuran ... 49

3.7 Metode Analisis Data ... 53

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 56

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 56

4.2 Analisis Univariat ... 58

4.3 Analisis Bivariat ... 61

4.4 Analisis Multivarait ... 69

BAB 5. PEMBAHASAN ... … 73

5.1 Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Sesuai Standar Depkes RI Minimal 4 Kali ... 73

5.2 Pengaruh Kebutuhan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 75

5.3 Pengaruh Harapan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 77

5.4 Pengaruh Minat terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 78

5.5 Pengaruh Dukungan Suami/Keluarga terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 79

5.6 Pengaruh Imbalan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ... 81

5.7. Pengaruh Motivasi terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan ... 82

5.8. Pengaruh Pengalaman Masa Lalu terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 82

5.9. Pengaruh Sikap terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 83


(14)

5.10. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (ANC) ... 85

5.11. Pengaruh Penghasilan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 88

5.12. Pengaruh Persepsi dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) ... 89

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

6.1 Kesimpulan ... 91

6.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Kebutuhan……….. 42 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Harapan…………. 42 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Minat……….. 43 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Dukungan

Suami/Keluarga………. 44

3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Imbalan………… 44 3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Pengalaman Masa

Lalu……… 45

3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Sikap……….. 46 3.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Konstrak Pengetahuan…... 46 4.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar

Menurut Kelurahan………. 57 4.2 Distribusi Sarana, Sarana Pendukung, Fasilitas Gedung Fasilitas

SDM Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar …………...……… 57 4.3 Distribusi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar

Menurut Kelurahan ………... 58 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Motivasi di Wilayah

Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan

Tahun 2012………. 59

4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Persepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan

Tahun 2012………. 60

4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Medan Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012...


(16)

4.7 Tabulasi Silang Hubungan Kebutuhan dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 61 4.8 Tabulasi Silang Hubungan Harapan dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 62 4.9 Tabulasi Silang Hubungan Minat dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 63 4.10 Tabulasi Silang Hubungan Harapan dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012……….. 64 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami/Keluarga dengan

Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun

2012……… 65

4.12 Tabulasi Silang Hubungan Imbalan dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 65 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Pengalaman Masa Lalu dengan

Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun

2012……… 66

4.14 Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 67 4.15 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 68 4.16 Tabulasi Silang Hubungan Penghasilan dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012………... 68


(17)

4.17 Tabulasi Silang Hubungan Persepsi dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun

2012……… 69

4.18 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Motivasi 71 4.19 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Persepsi 71 4.20 Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Motivasi

dan Persepsi……… 71

4.21 Probabilitas Individu Untuk Melakukan Kunjungan Pemeriksaan


(18)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 2.1. Hirarki Kebutuhan Maslow. ... 31 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 38


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Master Data

Lampiran 3. Output Validitas dan Reliabilitas Data Lampiran 4. Keluaran (Output) SPSS


(20)

ABSTRAK

Kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan selama masa kehamilan untuk pemantuan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan (satu kali pada trimester satu, satu kali pada trimester dua dan 2 kali pada trimester ketiga) (Cuningham, 2005). Menurut SDKI pada tahun 2003, cakupan Nasional K1 sebesar 86,76% , dan cakupan K4 79,44%.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yang bertujuan menganalisis pengaruh motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC).Penelitian inidilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.Populasi dalam penelitian ini 149 orang, dan semuanya dijadikan obyek penelitian (sampel jenuh). Analisis data dilakukan menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.

Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh antara motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) dimana didapatkan hasil Motivasi dengan nilai koefesien regresi (β) = -1,305, sig=0,02 dan Persepsi dengan nilai koefesien regresi = -0,744, sig = 0,041 dan constant = 1,120.Nilai ramalan probabilitas individu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 Lengkap adalah, jika motivasi (m) tidak baik (1), dan persepsi (p) juga tidak baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) Lengkap sebesar 28,31 %, sebaliknya jika motivasi baik (0) dan persepsi (p) juga baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) K4 Lengkap sebesar 75,40%.

Diharapkan kepada kepala Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan membuat kebijakan dengan mengintensifkan kegiatan penyuluhan, penyampaian pesan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang lebih efektif tentang pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur guna mempersiapkan ibu dan bayi yang sehat selama kehamilan, persalinan dan nifas serta mendeteksi sedini mungkin komplikasi/penyulit selama kehamilan.


(21)

ABSTRACT

Antenatal visit is a visit paid by pregnant mothers to a health service facility to monitor and examine the welfare and health of the mothers and their fetuses for at least four times during their pregnancy (once in Trimester 1, once in Trimester 2, and twice in Trimester 3)(Cunningham, 2005). According to SDKI, in 2003, nationally, the coverage of Visit I was 86.76% and the coverage of Visit 4 was 79.44%.

The purpose of this analytical survey study with cross-sectional approach conducted in the working area of Puskesmas Simalingkar, Medan Tuntungan Subdistrict was to analyze the influence of motivation and perception of pregnant mother of the risk of pregnancy on the antenatal visit. The population of this study was 149 persons and all of them were selected to be the objects of this study. The data obtained were analyzed through univariate analysis, bivariate analysis with Chi-square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests.

The result of logistic regression test showed that motivation and perception of pregnant mothers of the risk of pregnancy had influence on the antenatal visit in

which motivation was with β = -1.305; sig. = 0.02, and perception was with β = - 0.744; sig. = 0.041, and constant = 1.120. The value of probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 was if motivation (m) is not good (1) and perception (p) is not good either, the value of the probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 is 28.31%. On the contrary, if motivation (m) is good (0) and perception (p) is also good, the value of the probable estimation of the individual paying the complete antenatal visit 4 is 75.40%.

The Head of Puskesmas Simalingkar, Medan Tuntungan Subdistrict is expected to make a policy by intensifying the extension activity, socializing the message of communication, information and education more effectively on the importance of regular antenatal visit to keep the mother and her fetus being healthy during the pregnancy, delivery and post-partum and to detect the complication occurs during pregnancy as early as possible.


(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa kehamilan adalah sebuah impian yang sangat dinanti dan diharapkan oleh pasangan suami dan istri. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun demikian tidak semua hasil kehamilan dan persalinan akan menggembirakan seorang suami, ibu dan bayi lahir sehat, tetapi ibu hamil bisa menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, risiko tinggi, maupun rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan (Saifuddin, 2002). Sangat sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah atau tidak, dan sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah atau tidak selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan pemeriksaan kehamilan/antenatal care (ANC) yang dilakukan secara teratur dan rutin merupakan cara yang paling tepat dan penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal care (Saifuddin, 2002).


(23)

Asuhan antenatal care penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat dideteksi secara dini serta ditangani secara memadai.

Tujuan dari Antenatal Care (ANC) ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental (Prawirohardjo, 2005). Tujuan Antenatal Caremenurut Depkes RI (2004) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Dengan adanya kunjungan yang teratur dan pengawasan yang rutin dari bidan atau dokter, maka selama masa kunjungan tersebut, diharapkan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan dapat dikenali secara lebih dini dan dapat ditangani dengan cepat dan tepat. Hal ini dapat mengurangi risiko kesakitan dan kematian bagi ibu hamil.

Terkait hal ini, menurut Cunningham (2005), kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14 - 28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.


(24)

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya motivasi ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilan dan adanya persepsi ibu hamil yang menganggap bahwa pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan bila tidak ada keluhan karena masyarakat menganggap kehamilan adalah sesuatu keadaan/kejadian yang biasa dan lumrah terjadi pada seoarang wanita. Rendahnya cakupan K1 menunjukkan bahwa perlu ditingkatkan kembali penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan dalam mencegah dan mengenali secara dini komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kunjungan/kontak ibu hamil ke tenaga kesehatan masih sangat rendah.Rendahnya K4 menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko tinggi obstetrik.


(25)

79,44%. Bila dibandingkan tahun 2001 angka cakupan K1 mengalami penurunan (dari 90,5%), sedangkan cakupan K4 mengalami sedikit peningkatan (dari 74,25%). Sedangkan data berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2006 juga diketahui bahwa, cakupan kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 sebesar 90,38% dan K4 sebanyak 79,63%. Data profil Dinkes Kota Medan tahun 2009, cakupan K1 sudah cukup baik yaitu 92,97% namun untuk cakupan K4 hanya 89,78%. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan cakupan menjadi K1 97,69% ; K4 93,99%. Pencapaian cakupan di Puskesmas Desa Binjai Kecamatan Medan Denai tahun 2009 K1 68, 15% dan K4 68, 33%. Dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan kunjungan yang sangat bermakna yaitu K1 85,67% dan K4 83,78%. Sementara pencapaian cakupan K1 dan K4 tahun 2010 di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan masih jauh dari target Nasional dan merupakan cakupan yang terendah dikota Medan yaitu K1 hanya 78,98% (Target Nasional 92,0% dan pencapaian rata-rata kota Medan 97,69%) dan K4 hanya 75,97%, sementara ibu hamil risiko tinggi yang ditangani hanya 16,64% (Target Nasional 90%, pencapaian rata-rata kota Medan 93,99%) (Profil Dinkes Kota Medan, 2010).

Melihat data diatas dapat dilihat masih banyak ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan kehamilannya sesuai dengan yang dianjurkan yaitu minimal 4 (empat) kali selama kehamilan.Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kunjungan ibu hamil ke pelayanan/tenaga kesehatan antara lain karena kurangnya motivasi diri untuk memeriksakan kehamilannya dalam upaya mencegah risiko/komplikasi selama kehamilan dan persepsi ibu hamil yang menganggap bahwa


(26)

pemeriksaan kehamilan tidak perlu dilakukan, bila tidak ada keluhan karena kehamilan merupakan kodratnya sebagai seorang wanita.

Hasil penelitian Irma, 2008, ada hubungan yang kuat antara persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan dengan kepatuhan melakukan antenatal care, dimana semakin baik persepsi ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan, maka kemungkinan ibu hamil untuk patuh melakukan antenatal care semakin besar. Dan ibu hamil yang paham dengan manfaat antenatal care bagi kehamilan dan bayi yang dikandungnya akan mempunyai persepsi yang baik sehingga akan meningkatkan motivasi/keinginan untuk melakukan antenatal care.

Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan ditemukan ada 3 orang ibu hamil (37,5%) dari 8 orang yang ditanya mengatakan bahwa dia tidak melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan karena tidak ada keluhan, merasa dirinya sehat dan pada kehamilan yang lalupun tidak melakukan kunjungan kehamilan tetapi tidak mengalami komplikasi baik dalam kehamilan, persalinan maupun nifas, dan 5 orang ibu hamil (62,5%) melakukan pemeriksaan kehamilan yang pertama setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang ”Pengaruh Motivasi dan Persepsi Ibu Hamil tentang Risiko Kehamilan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012”.


(27)

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana motivasi ibu hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) di wialayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012.

2. Bagaimana persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012.

3. Bagaimana pengaruh motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang merupakan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh motivasi dan persepsi ibu hamil tentang risiko kehamilan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2012.


(28)

1.5. Manfaat Penelitian

a. Bagi Puskesmas Menjadi bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dan instansi terkait (Puskesmas) dalam memberikan pendidikan kesehatan (Komunikasi Informasi dan Edukasi, serta Promosi) dalam upaya meningkatkan motivasi masyarakat khususnya ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ≥ 4 kali kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) K4 Lengkap.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya : Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan informasi bagi fihak yang berkepentingan untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut masalah yang sama dimasa mendatang.


(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

2.1.1. Pengertian Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatalcare (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2002). Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu hamil dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan serta observasi selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji kesehatan dan kesejahteraan umumnya (Salmah, 2006). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).

Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu bentuk perilaku. Menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku ada 3 yaitu : faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor pendorong (reinforcing factor). Yang termasuk faktor predisposisi


(30)

(predisposing factor) diantaranya : pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, keyakinan , nilai dan motivasi. Sedangkan yang termasuk faktor pendukung (enabling factor) adalah ketersediaan fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan dan yang terakhir yang termasuk faktor pendorong (reinforcing factor) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan, informasi kesehatan baik literature, media, atau kader (Natoatmodjo, 2003). Dimana motivasi merupakan gejala kejiwaan yang direfleksikan dalam bentuk prilaku karena motivasi merupakan dorongan untuk bertindak untuk mencapai tujuan tertentu, dalam keadaan ini tujuan ibu hamil adalah agar kehamilannya berjalan normal dan sehat.

Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan pemeriksaan antenatal care (Winkjosastro, 2006). Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin,


(31)

2.1.2. Kebijakan Program Pelayanan Antenatal Care

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi : Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :

a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan

penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan

antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : (Depkes, 2009).

a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14 minggu Tujuannya :

1) Penapisan dan pengobatan anemia 2) Perencanaan persalinan


(32)

b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14 – 28 minggu Tujuannya :

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2) Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

3) Mengulang perencanaan persalinan

c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir.

Tujuannya :

1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III 2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi 3) Memantapkan rencana persalinan

4) Mengenali tanda-tanda persalinan

Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.

2.1.3 Tujuan Antenatal Care

Menurut Prawirohardjo (2005), tujuan dari ANC meliputi :

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi


(33)

c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Menurut Depkes RI (1994), tujuan Antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Untuk mencapai tujuan dari ANC tersebut dilakukan pemeriksaan dan pengawasan wanita selama kehamilannya secara berkala dan teratur agar bila timbul kelainan kehamilan atau gangguan kesehatan sedini mungkin diketahui sehingga dapat dilakukan perawatan yang cepat dan tepat. (Depkes, 1997)

Mengacu pada penjelasan di atas, bagi ibu hamil dan suami/keluarga dapat mengubah pola berpikir yang hanya datang ke dokter jika ada permasalahan dengan kehamilannya. Karena dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur, diharapkan proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan selamat. Dan yang tak kalah penting adalah kondisi bayi yang dilahirkan juga sehat, begitu pula dengan ibunya.


(34)

2.1.4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

2.1.5. Lokasi Pelayanan Antenatal Care

Menurut Dep Kes RI (1997), tempat pemberian pelayanan antenatal care

dapat bersifat statis dan aktif meliputi : 1. Puskesmas/ puskesmas pembantu


(35)

3. Posyandu

4. Rumah Penduduk (pada kunjungan rumah 5. Rumah sakit pemerintah/ swasta

6. Rumah sakit bersalin

7. Tempat praktek swasta (bidan dan dokter)

2.1.6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)

a. Kebutuhan

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam akitvitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha.Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu dan agama.

Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi/banyak pula macam kebutuhan yang harus dipenuhi.

Pemeriksaan kehamilan secara teratur akan dilakukan oleh ibu hamil, bila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dapat dikatakan bahwa faktor-faktor kebutuhan ini merupakan dasar dan stimulus paling langsung untuk menggunakan sarana kesehatan dalam menjaga kesehatannya selama kehamilan.


(36)

b. Harapan

Seseorang termotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan dengan harapan agar kesehatannya selama kehamilan terjamin, dan apabila ada gejala/tanda komplikasi kehamilan dapat terdeteksi sedini mungkin serta apabila ada komplikasi yang terjadi dapat segera diatasi/ditangani.

c. Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya tanpa ada pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan/status kesehatan kehamilannya.

d. Dukungan Suami dan Keluarga

Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan budaya yang kompleks atau bermacam-macam.Pada kenyataanya peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Teori Snehendu B. Kar (Notoatmodjo, 2003) menyimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang ditentukan antara lain oleh ada atau tidaknya dukungan


(37)

menjunjung tinggi aspek kesehatan akan lebih antusias dalam menjaga kesehatannya. Sebaliknya mereka yang tinggal dilingkungan dengan pola hidup tidak sehat/tidak memperhatikan kesehatan akan cenderung tidak perduli dengan pencegahan penyakit atau pemeriksan kesehatan secara teratur. Hasil penelitian Simanjuntak (2002) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami/keluarga dengan kunjungan K4, dimana diperoleh OR = 2, 89 yang berarti bahwa responden yang memperoleh dukungan baik mempunyai kecenderungan untuk melakukan kunjungan K4 sesuai standar 3 kali lebih besar dibandingkan responden yang kurang mendapat dukungan suami/keluarga.

e. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu melakukan pemeriksaan kehamilannya ke tenaga kesehatan karena ibu akan mendapatkan imbalan seperti makanan tambahan, susu, atau vitamin secara gratis. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang ketenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.

f. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu keadaan/kejadian yang dialami ibu pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Ibu yang memiliki pengalaman buruk dalam kehamilan yang lalu akan cenderung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan (Tangkin, Y, 2000). Menurut Akin dalam Adhaniyah mengatakan bahwa


(38)

pengalaman masa lalu dalam kehamilan, persalinan dan pelayanan kesehatan mempunyai efek sangat besar terhadap pengetahuan, sikap, dan penggunaan pelayanan kesehatan ibu.

Serta pengalaman ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan sebelumnya akan berpengaruh tehadap perilaku ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan yang sekarang. Ibu yang mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan pada saat melakukan pemeriksaan pada kehamilan sebelumnya akan cenderung kurang antusias dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, karena takut pengalaman yang lalu akan terulang kembali.

g. Sikap

Tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap (attitude) yaitu suatu tingkat efek (perasaan) baik yang positif (menguntungkan) maupun negatif (merugikan). Sikap belum tentu merupakan tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan “priedisposisi” tindakan atau perilaku (Notoatmodjo, 2003). Menurut Sarwono (2005) sikap merupakan potensi tingkah laku seseorang terhadap sesuatu keinginan yang dilakukan. Maka dapat dikatakan seorang ibu hamil yang bersikap positif terhadap perawatan kehamilan (ANC) cenderung akan mempunyai motivasi tinggi untuk melakukan ANC. Hal ini dikarenakan informasi, pengetahuan dan pemahaman ibu hamil yang baik mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) selama kehamilan dapat mencegah bahaya dan risiko yang mungkin terjadi selama hamil. Sikap ibu terhadap


(39)

Hasil penelitian Simanjuntak menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan antenatal K4 sesuai standar, diperoleh OR = 2,83 yang berarti bahwa responden yang memiliki sikap positif akan memiliki kecenderungan 2,83 kali untuk melakukan kunjungan antenatal K4 sesuai standar dibandingkan yang memiliki sikap negatif.

h. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat menyiapkan fisik atau mental agar sampai akhir kehamilannya sama sehatnya, bilamana ada kelainan fisik atau psikologis bisa ditemukan secara dini dan diobati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi yang sehat.

Hasil Penelitian Zainal menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan pemeriksaan kehamilan dengan p value 0,005 dengan OR


(40)

sebesar 0,119 artinya ibu dengan pengetahuan baik berpeluang 0,119 kali memeriksakan kehamilan lengkap jika dibandingkan dengan ibu dengan pengetahuan kurang. Sementara hasil penelitian Metrys, diperoleh nilai OR sebesar 3,853, artinya ibu yang pengetahuannya baik mempunyai peluang 3,8 kali memeriksakan kehamilannya dibandingkan ibu yang pengetahuannya kurang.

i. Ekonomi/Penghasilan

Penghasilan keluarga merupakan faktor pemungkin bagi seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.Penghasilan keluarga juga menentukan stasus sosial ekonomi keluarga tersebut. Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2003)

Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi, hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah tersebut (Effendy, N, 1998).

Menurut WHO (Notoatmodjo, 2003) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dan pemeriksaan kehamilannya. Hasil penelitian


(41)

penghasilan dengan kunjungan antenatal K4, dimana OR sebesar 2,42 yang berarti ibu yang berpenghasilan tinggi cenderung melakukan kunjungan antenatal sesuai standar 2,42 kali dibandingkan dengan ibu yang berpenghasilan rendah.

2.1.7. Faktor Risiko dalam Kehamilan

Yang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu, baik berupa faktor biologis maupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu sejak sebelum hamil dan dalam kehamilan yang akan/mungkin memudahkan timbulnya gangguan lain. Faktor itu bisa digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor medis dan faktor non medis. Faktor medis meliputi, usia, paritas, graviditas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dan persalinan, dan faktor non medis adalah pengawasan antenatal (Manuaba, 1998)

Menurut Muhtar, (1998) faktor non-medis dan faktor medis yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah :

a. Faktor non medis antara lain :

Status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitator dan sarana kesehatan yang serba kekurangan merupakan faktor non medis yang banyak terjadi terutama dinegara-negara berkembang yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas.


(42)

b. Faktor medis antara lain :

Penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan.

2.1.8. Cara Menentukan Kehamilan Risiko Tinggi

Cara menentukan pengelompokan kehamilan risiko tinggi, yaitu dengan menggunakan cara kriteria. Kriteria ini diperoleh dari anamnesa tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, dan pemeriksaan lengkap kehamilan sekarang serta pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan.

Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor risiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu :

a. Kelompok Faktor risiko I (ada potensi gawat obstetri), seperti primipara muda terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari 145 cm, riwayat persalinan yang buruk, pernah keguguran, pernah persalinaan premature, riwayat persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, operasi (seksio sesarea) ). Deteksi ibu hamil berisiko kelompok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan muda atau pada saat kontak.


(43)

bayi mati dalam kandungan, kehamilan dengan kelainan letak, serta hamil lewat bulan. Pada kelompok faktor resiko II ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih canggih (USG) oleh dokter Spesialis di Rumah Sakit.

c. Kelompok Faktor Risiko III (ada gawat obstetri), perdarahan sebelum bayi lahir, pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelompok faktor risiko III, ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang terancam.

Adapun faktor-faktor risiko yang dapat memengaruhi kesehatan kehamilan : 1) Usia

a) Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia< 20 tahun. Pada usia< 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat.

b) Usia 20 - 35 tahun (usia reproduksi)

Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 - 35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna dalam menjalani fungsinya (BKKBN, 1999).


(44)

c) Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun, kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot, syaraf, endokrin dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium. Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah ke janin yang berisiko meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran, eklamsia dan perdarahan.

2) Paritas

Sulaiman, S (1983) mengklasifikasikan paritas adalah sebagai berikut :

a) Primipara : Seorang yang telah melahirkan seorang anak matur atau prematur

b) Multipara : Seorang wanita yang telah melahirkan lebih dari satu anak c) Grandemulti adalah Seorang wanita yang telah melahirkan 5 orang anak

atau lebih.

Paritas merupakan salah satu faktor resiko pada kehamilan.Kehamilan risiko tinggi lebih banyak terjadi pada multipara dan grandemultipara, dimana pada multipara dan grandemultipara keadaan endometrium pada daerah korpus uteri sudah mengalami kemunduran dan berkurangnya vaskularisasi.Hal ini terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi plasenta


(45)

fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium menyebabkan daerah tersebut menjadi tidak subur dan tidak siap menerima hasil konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan oksigenisasi kepada hasil konsepsi kurang maksimal dan mengganggu sirkulasi darah ke janin. Hal ini akan berisiko pada kehamilan dan persalinan.

3) Jarak Kehamilan

Menurut Ramli (1997), jarak adalah selang waktu antara dua peristiwa, ruang antara dua objek bagian. Jarak adalah masa antara dua kejadian yang berkaitan. a) Kehamilan dengan jarak < 3 tahun

Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium mengalami perubahan.Perubahan ini berkaitan dengan persalinan sebelumnya yaitu timbulnya thrombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta (Mansjoer, 1999).

Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.

b) Kehamilan dengan jarak > 3 tahun

Pada kehamilan dengan jarak > 3 tahun keadaan endometrium yang semula mengalami thrombosis dan nekrosis karena pelepasan plasenta dari dinding endometrium (korpus uteri) telah mengalami pertumbuhan dan kemajuan


(46)

endometrium.Dinding-dinding endometrium mulai regenerasi dan sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium mulai berkembang.Bila pada saat ini terjadi kehamilan endometrium telah siap menerima sel-sel dan memberikan nutrisi bagi pertumbuhan sel telur.

c) Kehamilan dengan jarak > 4 tahun

Pada kehamilan dengan jarak > 4 tahun sel telur yang dihasilkan sudah tidak baik, sehingga bisa menimbulkan kelainan-kelainan bawaan seperti sindrom down dan pada saat persalinan pun berisiko terjadi perdarahan post partum.Hal ini disebabkan otot-otot rahim tidak selentur dulu, hingga saat harus mengkerut kembali bisa terjadi gangguan yang berisiko seperti

haemoragic post partum (HPP), dan risiko terjadi pre eklamsia dan eklamsia juga sangat besar karena terjadi kerusakan sel-sel endotel.

2.1.9. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu.Pemeriksaan antenatal perlu dilakukan secara dini, sehingga dapat ditemukan sedini mungkin apabila ada tanda bahaya/komplikasi serta dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi. Oleh sebab itu ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan sesuai


(47)

2.2. Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku manusia akibat interaksi individu dengan situasi. Umumnya orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar dari pada yang tidak melakukan. Kata motivasi berasal dari kata motivation, yang dapat diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai suatu tujuan tertentu (Rivai, 2004). Sementara Gibson et.al (1996), menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang timbul pada atau didalam diri seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.Oleh karena itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara wajar.

Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya.Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani.

2.2.2. Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Djamarah (2002) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.


(48)

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan karena ibu tersebut sadar bahwa dengan memeriksakan kehamilannya, dapat mendeteksi apabila ada komplikasi pada kehamilannya. Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang memengaruhi motivasi intrinsik yaitu :

a. Kebutuhan (Need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan untuk mendeteksi adanya tanda/gejala resiko tinggi pada kehamilannya.

b. Harapan (Expectancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan dengan harapan agar apabila ada komplikasi/risiko dalam kehamilannya dapat segera diketahui dan diatasi.


(49)

c. Minat

Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya tanpa adanya pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) dan minat atau keinginan untuk mengetahui keadaan kesehatan janin dan kehamilannya.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu. (Djamarah, 2002). Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang memengaruhi motivasi ekstrinsik adalah : a. Dukungan Suami dan Keluarga

Ibu memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti : suami, orang tua, teman ataupun anggota keluarga yang lain. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk melakukan yang terbaik untuk kesehatan kehamilannya. Dorongan positif yang diperoleh ibu, akan menimbulkan kebiasaan yang baik pula, sehingga akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

b. Imbalan

Seseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya ke


(50)

tenaga kesehatan karena ibu akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan makanan tambahan (susu), suntik TT atau vitamin tambah darah. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu hamil untuk datang ketenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya, dengan harapan kehamilannya akan menjadi sehat.

2.2.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Motivasi a. Faktor Fisik

Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik, misal status kesehatan dan status gizi ibu hamil hamil merasa dalam status kesehatan yang baik, tidak ada keluhan maka mereka menganggap bahwa tidak perlu melakukan pemeriksaaan kehamilan, jadi ibu hanya memeriksakan kehamilannya hanya bila ada keluhan saja.

b. Faktor Proses Mental

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Ibu hamil yang mengalami gangguan pada proses mental tentu sulit untuk membuat suatu keputusan bahwa pemeriksaan kehamilan adalah suatu kebutuhan karena adanya gangguan pada proses berfikir.

c. Faktor Hereditas

Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah


(51)

d. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar individu baik fisik, biologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Termasuk dalam lingkungan salah adalah dukungan suami, keluarga dan teman.

e. Faktor Kematangan Usia

Kematangan usia akan berpengaruh pada proses berfikir dan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

f. Faktor Fasilitas (Sarana dan Prasarana)

Ketersediaan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang memadai, mudah terjangkau menjadi motivasi bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya. Termasuk dalam fasilitas adalah adanya sumber biaya yang mencukupi bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

g. Faktor Media

Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan (Sugiyono, 1999). Dengan adanya media ibu hamil menjadi lebih tahu tentang pemeriksaan kehamilan dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

2.2.4. Teori Motivasi Menurut Abrahan Maslow (1943-1970)

Abraham Maslow (1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang ada didalam hidupnya. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang


(52)

berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat.Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Maslow a. Kebutuhan fisiologis

Contohnya adalah : sandang/pakaian, pangan/makanan, papan/rumah, dan kebutuhan biologis seperti bernafas, buang air besar, buang air kecil dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan

Misalnya : bebas dari diskriminasi, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit/penyakit, bebas dari teror dan sebagainya.

Aktualisasi diri Penghargaan

Sosial Keamanan


(53)

c. Kebutuhan sosial

Misalnya : kasih sayang, rasa memiliki, memiliki teman, memiliki keluarga, diterima dengan baik dan lain sebagainya

d. Kebutuhan akan penghargaan

Contohnya : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan dan lain sebagainya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Misalnya : kebutuhan kognitif : mengetahui, memahami, dan menjelajahi ; kebutuhan estetik : keserasian, keteraturan dan keindahan ; kebutuhan aktualisasi diri : mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.

Pada dasarnya manusia tidak pernah puas pada tingkat kebutuhan manapun, tetapi untuk memunculkan kebutuhan yang lebih tinggi perlu memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih rendah terlebih dahulu. Dalam usaha untuk memenuhi segala kebutuhannya tersebut seseorang akan berperilaku yang dipengaruhi atau ditentukan oleh pemenuhan kebutuhannya (Mangkunegara, 2002).

2.2.5. Fungsi Motivasi

Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.


(54)

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan-perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian

2.3. Persepsi

2.3.1. Pengertian Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa latin, persipere: menerima, perception : pengumpulan, penerimaan, pandangan dan pengertian. Jadi persepsi adalah kesadaran intuitif (berdasarkan firasat) terhadap kebenaran atau kepercayaan langsung terhadap sesuatu (Komaruddin, 2002). Persepsi diartikan sebagi proses diterimanya rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam individu (Sunaryo, 2004). Menurut Wiliam James dalam Widayatun (1999), persepsi merupakan suatu pengalaman yang terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indera hasil pengolahan otak atau ingatan. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun obyeknya sama.


(55)

Persepsi dalam pengertian psikologi menurut Sarwono (2005) adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan dan sebagainya). Sebaliknya, alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi.

Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003) persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Walgito (1991) yang menyatakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindranya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Sesuai dengan teori persepsi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, pembentukan persepsi tersebut sangat dipengaruhi oleh pengamatan, pengindraan terhadap proses berpikir yang dapat mewujudkan suatu kenyataan yang diinginkan oleh seseorang terhadap suatu obyek yang diamati. Dengan demikian persepsi merupakan proses transaksi penilaian terhadap suatu obyek, situasi, peristiwa orang lain berdasarkan pengalaman masa lampau, sikap, harapan dan nilai yang ada pada diri individu.

2.3.2. Faktor Pembentukan Persepsi

Beberapa faktor yang memengaruhi persepsi antara lain : sikap, pendidikan (pengetahuan), lingkungan, budaya (Rahmat, 2001).


(56)

1. Fungsional

Persepsi individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi ada beberapa faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal lain yang termasuk dalam faktor personal. Jadi persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut dan bermula dari kondisi biologisnya (Rahmat,2001).

2. Sikap

Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rahmat, 2001).

3. Pendidikan (Pengetahuan)

Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan (Rahmat,2001). Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang.

4. Ekonomi/Penghasilan

Masalah ekonomi keluarga bisa mempengaruhi dalam mempersepsi segala sesuatu termasuk dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

2.3.3. Proses Persepsi dan Sifat Persepsi

Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti


(57)

berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Walgito (1991) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:

a. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.

b. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.

c. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.

d. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

2.4 Landasan Teori

Stenburg (2008), mengemukakan motivasi sebagai konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan perilaku manusia. Sementara Gibson et.al

(1996), menyatakan bahwa motivasi sebagai suatu dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku. Oleh karena


(58)

itu, motivasi dapat berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara wajar.

Teori motivasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada teori motivasi menurut Djamarah (2002) dimana motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah kebutuhan (need), harapan (Expectancy) dan minat. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan keluarga, lingkungan, imbalan.

Menurut Leavit (dalam Sobur, 2003) persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Walgito (1991) yang menyatakan bahwa persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diindranya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain : fungsional, sikap, pendidikan (pengetahuan) dan ekonomi.

Kunjungan Antental Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.


(59)

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil studi kepustakaan dan landasan teoritis, dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat)

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Motivasi :

Intrinsik :

- Kebutuhan - Harapan - Minat Ekstrinsik :

- Dukungan Suami/Keluarga - Imbalan

Persepsi :

- Pengalaman masa lalu - Sikap

- Pengetahuan - Penghasilan (UMK)

Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) K4 Lengkap/K4 Tidak


(60)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross secsional yaitu pengumpulan data variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat (Sudigdo, 2008).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan. Alasan memilih lokasi ini karena cakupan kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan masih dibawah target Nasional dan merupakan cakupan yang terendah dikota Medan yaitu K1 = 78,98% (Target Nasional 92,0% dan pencapaian rata-rata kota Medan 97,69%) dan K4 = 75,97% (Target Nasional 90%, pencapaian rata-rata kota Medan 93,99%) (Profil Dinkes Kota Medan, 2010).

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan November 2011 sampai dengan Juli 2012 yaitu mulai melakukan penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian, analisis data dan penyusunan laporan akhir.


(61)

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil dengan kehamilan ≥ 2 yang memeriksakan kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan, yang berjumlah 149 orang dan seluruhnya dijadikan obyek dalam penelitian ini (Sampel Jenuh) (Data dari Buku Kohort Puskesmas Simalingkar bulan Januari 2011).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) jenis, yaitu data primer, data sekunder dan data tertier.

3.4.1. Data Primer

Data primer dalam penelitian merupakan data yang diperoleh secara langsung dari ibu hamil melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun dan mengacu pada variabel yang diteliti.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data yang tercatat di Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan, Data dari Kelurahan dan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan yang relevan dengan tujuan penelitian.


(62)

3.4.3. Data Tertier

Data tertier diperoleh dari jurnal penelitian, makalah publikasi, hasil penelitian terhulu, tesis, baik dari internet maupun perpustakaan yang dapat digunakan untuk mendukung pembahasan.

3.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian (kuisioner) yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat. Sugiono (2006) menyatakan bahwa instrumen dikatakan valid, apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan (ANC). Adapun pemilihan lokasi dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian.

Uji validitas suatu instrumen (dalam kuisioner) dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis korelasi dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung> r tabel maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Pada taraf signifikan 95 % untuk besar

sampel 30 orang nilai r tabel

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan


(63)

metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai r hitung> r

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Kebutuhan

tabel.

Variabel Konstrak : Kebutuhan

Pernyataan Sub-Variabel N Corrected item-Total correlation

Hasil Uji 1. Pengertian Kunjungan Pemeriksaan

Kehamilan (ANC)

30 0,580 Valid

2. Manfaat Pemeriksaan Kehamialan (ANC) 30 0,685 Valid 3. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) 30 0,540 Valid

Cronbach’s Alpha = 0,794

Tabel 3.1 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected item-Total correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya ketiga sub-variabel

yang digunakan untuk mengukur variabel konstrak kebutuhan semuanya valid..

Memerhatikan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,794 dan lebih besar dari nilai rtabel

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Harapan , Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sub-variabel ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Variabel Konstrak : Harapan

Pernyataan Sub-Variabel N Corrected item-Total correlation

Hasil Uji 1. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC) 30 0,396 Valid 2. Mengenali risiko kehamilan 30 0,593 Valid 3. Keluhan pada saat pemeriksaan kehamilan 30 0,568 Valid


(64)

Tabel 3.2 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected item-Total correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya ketiga sub-variabel

yang digunakan untuk mengukur variabel konstrak harapan semuanya valid..

Memerhatikan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,763 dan lebih besar dari nilai rtabel

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Minat , Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sub-variabel ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Variabel Konstrak : Minat

Pernyataan Sub-Variabel N Corrected item-Total correlation

Hasil Uji 1. Perasaan /keinginan untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan

30 0,489 Valid

2. Pemeriksaan kehamilan atas inisiatif sendiri 30 0,604 Valid

3. Pemeriksaan secara teratur 30 0,561 Valid

Cronbach’s Alpha = 0,776

Tabel 3.3 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected item-Total correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya ketiga sub-variabel

yang digunakan untuk mengukur variabel konstrak minat instrumen semuanya valid..

Memerhatikan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,776 dan lebih besar dari nilai rtabel,


(65)

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Dukungan Suami/Keluarga

Variabel Konstrak : Dukungan Suami/Keluarga

Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item-Total correlation

Hasil Uji 1. Suami menganjurkan pemeriksaan kehamilan

(ANC)

30 0,547 Valid

2. Keluarga meningatkan pemeriksaan kehamilan (ANC)

30 0,494 Valid

3. Suami menemani melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC)

30 0,659 Valid

4. Suami menyiapkan dana 30 0,480 Valid

5. Persiapan menghadapi persalinan 30 0,455 Valid

Cronbach’s Alpha = 0,748

Tabel 3.4 di atas dapat menunjukkan nilai Corrected item-Total correlation (rhitung) lebih besar dari nilai rtabel yang besarnya 0,361, artinya kelima sub-variabel

yang digunakan untuk mengukur variabel konstrak dukungan suami/keluarga semuanya valid.. Memerhatikan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,748 dan lebih besar

dari nilai rtabel

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Konstrak Imbalan , Hal ini menunjukkan bahwa kelima sub-variabel ini sudah reliabel sebagai alat ukur.

Variabel Konstrak : Imbalan

Pernyataan Sub-Variabel n Corrected item-Total correlation

Hasil Uji 1. Makanan tambahan, suntik TT dan

Vitamin

30 0,457 Valid

2. Fasilitas pemeriksaan kehamilan (ANC) 30 0,685 Valid 3. Pelayanan selama pemeriksaan

kehamilan (ANC)

30 0,423 Valid


(1)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya (Bab 4 dan 5) dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 Lengkap sebanyak 54,4% dan ditemukan sebanyak 45,6% ibu hamil melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 Tidak Lengkap.

2. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square bahwa variabel independen yang behubungan secara bermaknadengan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah kebutuhan, harapan, dukungan suami/keluarga, pengetahuan, motivasi dan persepsi.

3. Uji regresi logistik ganda menunjukkan terdapat pengaruh antara motivasi dan persepsi ibu hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan dimana motivasi dengan nilai koefesien regresi -1,305, sig=0,02 dan persepsi dengan nilai koefesien regresi -0,744, sig 0,041 dengan constanta 1,120.

4. Nilai ramalan probabilitas individu melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 Lengkap adalah, jika motivasi (m) tidak baik (1), dan persepsi (p) juga tidak baik, maka peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) K4 Lengkap sebesar 28,31 %, sebaliknya jika motivasi baik (0) dan persepsi (p) juga baik, maka


(2)

peramalan probabilitas individu untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) K4 Lengkap sebesar 75,40%.

6.2. Saran

1. Kepala Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan diharapkan melakukan evaluasi terhadap kinerja bidan di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan dalam pelaksanaan pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan untuk meningkatkan pelayanan ibu hamil dengan meningkatkan intensitas penyuluhan, penyampaian pesan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang lebih efektif dan dengan mengembangkan program klass ibu hamil.

2. Peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) sesuai standar untuk melengkapi penelitian yang telah ada.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto.S, 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Cuningham.F.Gary.M.D. 2005, Obstetri Williams, EGC, Jakarta

_____________, 1997, Pedoman Pelayanan ANC di Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta

______________, 1999.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 749 a/Menkes/PER/XII/1999, Rekam Medis, Jakarta

____________, 2004, Artikel :Setiap 2 Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meninggal Dunia. http;//www.depkes.go.id/

____________, 2009, Media Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta

____________, 2009, Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA), Depkes RI, Jakarta

____________, 2011, Profil Kesehatan Kota Medan, Medan : Dinas Kesehatan Kota Medan.

Djamarah.S.B, 2002, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta

Ghozali, I, 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Semarang.

Gibson, I, dan Donnely , 1996. Organisasi Manajemen ; Perilaku, Struktur dan Proses. Penerbit Erlangga, Jakarta

Harymawan, 2007, Dukungan Suami dan keluarga, http://www.infowikipedia.com. diakses pada jam 10.00 tanggal 15 Maret 2010


(4)

Hidayat.S, 2003.Metodologi Penelitian Prilaku Kualitatif dan Kuantitatif, Bandung, ALFABETA

Kohort Puskesmas Simalingkar Kecamatan Selayang, Data Kunjungan Ibu Hamil Tahun 2011, Medan

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Penerbit EGC Kedokteran. Jakarta

Mar’at, 1991.Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Jakarta, Ghalia Indonesia

Medan Bisnis, Upah Minimum Kota (UMK) Kota Medan, 2012, Medan Moctar. R, 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid 2, EGC, Jakarta

Nazir. M, 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia

Notoatmodjo, 2003, Penangantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta, PT. Rineka Cipta

___________, 2007.Promosi Kesehatan Ilmu dan Seni, Jakarta, Rineka Cipta __________,2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam, 2003.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitan Ilmu Keperawatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta

Prawirohardjo, S, 2000. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta PWS-KIA, Rekap Laporan PWS-KIA Puskesmas Simalingkar, 2011, Medan

Rahmat, 2001.Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta Ramli, 1997

Riduwan, 2002.Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Afabeta, Bandung


(5)

Rivai, V, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Rochjati.P, 2005, Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Surabaya. Airlangga University Press

Saifuddin. A.B, et,el. 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonaltal, Edisi I, JNPKR – POGI, Bina Pustaka, Jakarta

___________, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Sarwono.S.W, 2002.Teori-Teori Psikologi Sosial, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Sastroasmoro .S. 2008, Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta, Binarupa Aksara,

Jakarta

Sobur. Alex, 2003. Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung

Stenberg. J. Robert, 2008, Psikologi Kognitif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Sugiyono, 1999.Pengalaman Merawat Pasien Pre Eklamsia Berat di Kalimantan Timur, Journal ObGyn 9 : 12 -17

__________, 2008.Statistika Untuk Penelitian, Bandung, ALFABETA Sulaiman, S, 1983/2004, Obstetri Patologi, EGC, Jakarta

Sunaryo,2004, Psikologi Untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Walgito.B. 1991, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta, CV Andi Offset WHO, 2006, Pelayanan Kesehatan Maternal, Jakarta, Media Aeclapius Press Widiatun, 1999.Perawat dan Keperawatan, Jakarta, EGC

Wikipedia, 2012, Kebututuha 2012


(6)

Winkjosastro, 2006/02.Solusi Penurunan Angka Kematian Ibu, Seminar Maternal and Neonatal Health, Jakarta

Yanti. TI, 2010, Hubungan Peran Serta Suami Dengan Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Gambir KotaTebing Tinggi Tahun 2010, Medan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Akses dan Motivasi Terhadap Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

4 63 143

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME MOJOROTO KEDIRI

0 2 132

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KUNJUNGAN Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 5 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo.

0 3 4

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 18

Pengaruh Dukungan Suami, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan Barat

0 0 2

PENGETAHUAN RISIKO KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA

0 1 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANC) DENGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS GARUNG WONOSOBO TAHUN 2012

0 0 11

HUBUNGAN SIKAP BU HAMIL TENTANG KUNJUNGAN KEHAMILAN DENGAN KELENGKAPAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sikap Ibu Hamil tentang Kunjungan Kehamilan dengan Kelengkapan Kunj

0 0 12