Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP INFEKSI

TOXOPLASMA DI KLINIK SEHAT

HELVETIA MEDAN

TAHUN 2010

LASMAWATY SITUMORANG

095102067

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

T.A 2009/2010


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Lasnawaty Situmorang

NIM : 095102067

JUDUL : Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk ujian KTI


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan sasaran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

1. dr. Dedi Ardinata, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Murniatik Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rina Amelia, MARS, selaku dosen pembimbing dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai. 4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. dr. Christine Sibuea, selaku pimpinan Klinik Sehat yang telah memberikan izin kepada peneliti dalam melakukan penelitian.


(4)

semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

8. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Juni 2010 Peneliti,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 4

1. Pengertian ... 4

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan Ibu Hamil terhadap infeksi Toxoplasma ... 6

B. Toxoplasma ... 12

1. Pengertian ... 12

2. Gejala ... 12

3. Diagnosis ... 12

4. Pengaruh Penyakit Toxoplasma ... 13

5. Pencegahan ... 14

6. Penatalaksanaan ... 14

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 15

A. Defenisi Operasional ... 15

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 16

C. Tempat Penelitian ... 16

D. Waktu Penelitian ... 16

E. Etika Penelitian ... 17

F. Instrumen Penelitian ... 17

G. Uji Validitas dan Reabilitas ... 18

H. Pengumpulan Data ... 19

I. Pengolahan Data ... 19


(6)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 21 B. Pembahasan ... 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 29 B. Saran ... 29


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 15 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ... 21 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Infeksi Toxoplasma... 22 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Terhadap Pengetahuan

Tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat

Helvetia Medan ... 23 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Uji Validitas : Content Validity Index

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Klinik Sehat Helvetia Medan Lampiran 6 : Daftar Konsultasi

Lampiran 7 : Jadwal Penelitian Lampiran 8 : Master Data


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Lasmawaty Situmorang

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

viii + 30 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Toxoplasma Gondii merupakan jenis parasit yang terdapat hewan kucing dan

sebangsanya serta dapat menyerang manusia yang menyebabkan infeksi toxoplasma (toxoplasmosis). Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya pada ibu hamil. Dampak infeksi toxoplasma pada ibu hamil adalah kecacatan bayi dan kematian janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berjumlah 30 orang di Klinik Helvetia Medan. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan pada semua variabel dianalisis

berdasarkan frekuensinya. Hasil penelitian penelitian diperoleh bahwa ibu hamil 50,0 %, usia paling banyak 17 -22 tahun, 40,0%, pendidikan SMA, 50,0% pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga, 50,0% status ekonomi Rp 500 000 – Rp 1.000.000 dan 40,0% diperoleh sumber informasi dari keluarga dengan kesimpulan pengetahuan ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 66,7%. Disarankan kepada : Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai penyakit infeksi toxoplasma kepada masyarakat dan ibu-ibu hamil sehingga masyarakat tahu dan mampu melakukan pencegahan dini terhadap infeksi toxoplasma, dan ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuan dengan melakukan konsul kehamilan secara rutin sehingga infeksi toxoplasma pada ibu-ibu hamil dapat dicegah.

Kata Kunci : Infeksi toxoplasma, ibu hamil, pengetahuan. Daftar Pustaka : 20 (1998 – 2009)


(11)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Lasmawaty Situmorang

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

viii + 30 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Toxoplasma Gondii merupakan jenis parasit yang terdapat hewan kucing dan

sebangsanya serta dapat menyerang manusia yang menyebabkan infeksi toxoplasma (toxoplasmosis). Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya pada ibu hamil. Dampak infeksi toxoplasma pada ibu hamil adalah kecacatan bayi dan kematian janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berjumlah 30 orang di Klinik Helvetia Medan. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan pada semua variabel dianalisis

berdasarkan frekuensinya. Hasil penelitian penelitian diperoleh bahwa ibu hamil 50,0 %, usia paling banyak 17 -22 tahun, 40,0%, pendidikan SMA, 50,0% pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga, 50,0% status ekonomi Rp 500 000 – Rp 1.000.000 dan 40,0% diperoleh sumber informasi dari keluarga dengan kesimpulan pengetahuan ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 66,7%. Disarankan kepada : Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai penyakit infeksi toxoplasma kepada masyarakat dan ibu-ibu hamil sehingga masyarakat tahu dan mampu melakukan pencegahan dini terhadap infeksi toxoplasma, dan ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuan dengan melakukan konsul kehamilan secara rutin sehingga infeksi toxoplasma pada ibu-ibu hamil dapat dicegah.

Kata Kunci : Infeksi toxoplasma, ibu hamil, pengetahuan. Daftar Pustaka : 20 (1998 – 2009)


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toxoplasma gondii adalah sejenis parasit yang terdapat pada hewan yang dapat

ditularkan ke manusia dan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama

toxoplasmosis. Indonesia sebagai negara tropik merupakan tempat yang sesuai untuk

perkembangan parasit tersebut, ditambah beberapa kondisi yang dapat menunjang perkembangan parasit ini adalah sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan terutama kucing dan sebangsanya (Felidae, Adyatma, 1980 : 1990).

Selama ini toxoplasma dianggap hanya diderita oleh wanita hamil, pada hal siapa saja bisa terkena dan terjangkit penyakit ini. Menurut Hendri (2008) diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi toxoplasma gondii. Sekitar 30% penduduk Amerika Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang menunjukkan pernah terinfeksi pada suatu saat dalam masa hidupnya (Levin, 1990) dan lebih dari 45% wanita berusia produktif (20-39 tahun) terpapar parasit itu, meski sebagian dari mereka sudah imun.

Di Indonesia angka kejadiannya (ditunjukkan dengan adanya zat anti

Toxoplasma gondii) pada manusia adalah 2-63%, pada kucing 35-75%, babi 11-36%, kambing 11-61%, anjing 75%, dan pada ternak lain kurang dari 10% (Ganda

Husada, 1995). Adanya agen penyakit toxoplasma di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Toxoplasma pada kucing maupun hewan ternak dan bahkan hewan liar merupakan sumber penularan pada manusia.


(13)

Menurut Gilbert (2001) dalam Indrawati (2002) bahwa ibu hamil yang menderita toxoplasma 25% akan menularkan ke janinnya. Penularan toxoplasma kongenital terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan menyebabkan abortus pada trimester pertama kehamilan (Smith dan Rebuck, 2001).

Menurut Widjanarko (2009), resiko penularan terhadap janin pada trimester pertama adalah 15%, pada trimester kedua 25% dan pada trimester ketiga 65%. Namun derajat infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester pertama. Sekitar 75% kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan namun 25-50% bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus, korioretinitis,

mikrosefali, mikroptalmia, hepatosplenomegali, klasifikasi serebral, adepati, konvulsi

dan perkembangan mental terganggu.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pencegahan terhadap infeksi toxoplasma

gondii perlu dilakukan terutama bagi wanita yang ingin hamil sehingga perlu dilakukan

penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang infeksi toxoplasma.

Pada tahun 1974, dimulai pemeriksaan toxoplasma pada manusia di Surabaya. Hasil pemeriksaan 573 serta orang sehat yang terdiri atas 440 orang

pendonor darah sukarela dan 133 lainnya terdiri atas siswa, teknisi, pegawai kantor, laboran, dan anak-anak dari laboran. Satu anak (7 %) dari 14 anak umur 1-9 tahun yang diperiksa ternyata positif. Prevalensi antibodi positif toxoplasma laki-laki lebih tinggi daripada wanita pada kelompok umur di bawah 40 tahun tetapi tidak ada perbedaan keduanya pada kelompok umur 40-49 tahun.


(14)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil pengertian, cara penularan, tanda dan gejala serta pencegahan infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan berdasarkan pengertian.

D. Manfaat Penelitian

1. Praktek Kebidanan

Sebagai masukan atau informasi dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma.

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi mahasiswa D-IV Bidan pendidik khususnya yang berkaitan dengan infeksi toxoplasma.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi pada penelitian berikutnya tentang infeksi toxoplasma.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

A.1 Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).

Pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan. 1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan, meramalkan, dan sebagainya teradap objek yang dipelajari.


(16)

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justrifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.


(17)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

1) Awarness (kesadaran), yakni

Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3) Evaluation (Menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal

ini berarti sikap responden lebih baik lagi.

4) Trial, orang lebih mulai mencoba perilaku baru.

5) Adaption, orang telah mulai berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus.

A.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Bahaya Toxoplasma

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan tata laku yang bertanggungjawab secara terus-menerus, dimana pendidikan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat kesehatan manusia, karena dengan semakin tinggi tingkat


(18)

pendidikan seseorag, diharapkan pengetahuan dan kemampuan, semakin tinggi menuju suatu perubahan tingkah laku.

Menurut Notoadmojo (2003) bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan erat dengan perilaku seperti pendapatan, gaya hidup dan status kesehatan, dan dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat mengambil keputusan dalam bertindak.

Menurut Arikunto (2006) pendidikan dinilai dari jenjang pendidikan formal yang dikelompokkan menjadi :

• SD

• SMP

• SMA

• Perguruan Tinggi • Pekerjan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Hurlock (1995) menyatakan bahwa pengalaman kerja dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh seseorang pekerja yang professional/jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap). Menurut Arikunto (2006) pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan sehari-hari yang dikelompokkan menjadi :

• Ibu Rumah Tangga (IRT) • Pegawai Swasta

• Pegawai Negeri Sipil (PNS) • Wiraswasta


(19)

Menurut teori Notoadmojo (2003) dikemukakan adanya hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin karena tidak memiliki uang.

Berdasarkan surat keputusan (SK Gubsu No. 561/2244/thn 2006), Drs. Rudolf M Pardede, menetapkan UMP (Upah Minimum Propinsi) Sumut Tahun 2007 sebesar Rp. 761.000,- ini merupakan upah terendah dan hanya berlaku bagi pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan tetap atau tambahan yang diperoleh responden baik yang terkait instansi ataupun yang tidak terima pernulan dengan kategori sebagai berikut :

1. Ekonomi rendah ( Rp. 761.000)

2. Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d 1.500.000) 3. Ekonomi tinggi ( >Rp. 1.500.000)

Menurut Khomson (2006) di negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki Motto Gizi “Empat Sehat Lima Sempurna” susu terletak pada urutan yang paling terakhir yaitu pada kelompok lima sempurna. Hal ini karena susu masih dianggap barang mahal dan masih sulit dijangkau oleh masyarakat banyak, sehingga hanya mampu dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, oleh karena itu masyarkat kurang mengetahui betapa pentingnya susu sebagai sumber utama kalsium yang dapat mencegah osteoporosis.


(20)

4. Sumber Informasi

Pada hakikatnya, media informasi kesehatan merupakan saluran untuk menyampaikan informasi masalah kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat atau “klien” (Notoadmojo, 2003).

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, maka media dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Media Cetak 2) Media Elektronik 3) Media Papan 1. Media Cetak

Media Cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan terdiri dari: A. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

B. Leaflet adalah penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Isi dapat dalam bentuk kalimat atau gambar maupun kombinasi.

C. Flyer (selebaran) bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak terlipat.

D. Flip-Chart (lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkatitan dengan gambar tersebut.


(21)

E. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan atau, hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

F. Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan/informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum atau di kendaraan umum.

G. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan. 2. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan berbeda-beda antara lain :

A. Televisi

Televisi menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), sport, kuis, cerdas cermat dan sebagainya

B. Radio

Penyampaian informasi pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio dan sebagainya.

C. Video

Penyampaian informasi atau pesan kesehatan dapat melalui video

D. Slide

Slide juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan.


(22)

Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. 3. Media Papan (Bilboard)

Papan (bilboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media papan juga mencakup pesan-pesan-pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi). Menurut Notoadmojo, (2003) untuk memperoleh penerimaan informasi pada seseorang dapat melalui indera. Indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata dan pada umumnya media elektronik berupa televisi lebih mudah cara penyampaian dan penerimaan informasi. Sumber informasi merupakan awal datangnya berita atau kabar tentang pesan-pesan kesehatan, yaitu salah satunya tentang pemasaran susu dengan kategori :

1. Media Cetak 2. Media Elektronik 3. Media Papan


(23)

B. Toxoplasma 1. Pengertian

Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh protozoa toxoplasma gondii dan biasanya diderita oleh binatang seperti anjing, kucing, tikus, dan burung dara, dan dapat ditularkan kepada manusia. Infeksi ditularkan lewat organisme berista dengan memakan daging mentah atau kurang matang, dan terinfeksi protozoa tersebut atau lewat kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi, atau infeksi ini dapat secara kongenital merupakan sindroma TORCH yang terberat.

2. Gejala

Pada orang dewasa penyakit ini tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas, kadang-kadang hanya ditemukan pembesaran kelenjar getah bening leher yang disertai rasa nyeri, atau dapat pula dijumpai pneumonia, polimiostis, mikokarditis, dan limfangitis (tergantung organ tubuh yang diserang).

Beratnya gejala klinik yang ditampilkan ditentukan oleh ukuran atau besarnya inoculum, status imunitas pejamu dan ditentukan pula oleh perbedaan virulensi antara strain toksoplasmanya.

3. Diagnosis

Diagnosis pada orang dewasa sulit karena penyakit itu biasanya tidak disertai gejala-gejala. Kecurigaan baru timbul setelah anak lahir dengan cacat bawaan. Cairan ventrikel otak yang diperoleh dengan fungsi sering mengandung toxoplasma.


(24)

Pemeriksaan laboratorium serologic merupakan cara yang lazim adalah ELISA,

hemglutinasi, imunoflourensi indirek dan uji pewarnaan menurut Sabin-Feldman.

4. Pengaruh Penyakit Toxoplasma

1) Bagi Ibu

Ibu dengan penyakit ini dapat mengakibatkan : a. Abortus

b. Kematian Janin c. Pertumbuhan Janin d. Partus Prematurus

e. Kematian Neonatal 2) Bagi Janin

Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat bawaan, seperti :

a. Hidrosefalus b. Mukrosefalus c. Anensefalus

d. Meningo-ensefalo-mielitis e. Korientitis

f. Iri Dosiklisis

g. Antropia Nervi Optisi h. Iritis


(25)

5. Pencegahan

Secara umum, pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Jangan makan daging mentah

2. Tinja kucing dibakar atai diberik zat antiseptic

3. Mencegah kontaminasi makanan terhadap alat atau kecoa

4. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah memegang daging mentah. Bila berkebun sebaiknya gunakan sarung tangan.

6. Penatalaksanaan

Pengobatan yang diberikan lebih banyak bertujuan untuk menurunkan resiko infeksi terhadap janin.

Adapun obat yang diberikan adalah :

- Asam folat 6 mg IM atau oral 3x seminggu untuk menghindari efek toksik

- Spiramisin 3 gr sehari selama 3 minggu, diulangi dengan interval 2 minggu

hingga kehamilan aterm.

Selama 2 x seminggu dilakukan pemerikasaan darah tepi. Ibu hamil yang menderita toxoplasma, sebaiknya melakukan pemeriksaan USG untuk memantau kelainan janin yang mungkin terjadi. Dalam masa laktasi, bayi tetap diberikan ASI.


(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan untuk meneliti tingkat pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan adalah sebagai berikut :

Pengetahuan Infeksi

Ibu Hamil Toxoplasma

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu hamil terhadap pengertian, cara penularan, tanda dan gejala, pencegahan infeksi toxoplasma

Kuisioner Wawancara 1. Baik 76-100% atau total skor 14-20 2. Cukup 50%-70% atau total skor <6 Ordinal


(27)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini deskriptif adalah

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi Toxoplasmosis di Klinik Sehat Helvetia Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Klinik Sehat Helvetia Medan sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi dijadikan sampel (total sampling) sebanyak 30 orang.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Sehat Helvetia Medan karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan belum ada penelitian tentang pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi Toxoplasma.

D. Waktu Penelitian


(28)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan yaitu program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari pimpinan Klinik Sehat Helvetia Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepaca calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed donsent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument penelitian tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan instrument berupa kuisioner yang dibuat oleh peneliti. Kuisioner tentang data demografi responden meliputi pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, sumber informasi. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 20 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup dan yang terdiri dan pilihan jawaban a, b, c jika menjawab benar maka diberi nila satu (skor = 1), sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor 0)


(29)

G. Uji Validalitas dan Reliabilitas

Kuisioner tentang pengetahuan terhadap infeksi toxoplasma disusun dan dikembangkan sendiri oleh penulis. Sehingga sebelum disebar dilakukan uji coba kuisioner tersebut 30 wanita yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel, yaitu wanita yang berusia subur. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tersebut dilakukan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip kendalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Nursalam, 2008, hlm 104). Content validity index dilakukan dengan dr. Riza Rivani, SpOG didapatkan nilai validitas 0,44 berarti kuesioner sudah valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup dan dapat diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan. Koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliablitas dilakukan pada bulan Maret 2010 pada 30 ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, lalu data diolah mengunakan SPSS dengan mencari nilai koefisien reliabilitas Alpha Cronbach.


(30)

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh responden dan observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin penelitian di Klinik Sehat Helvetia Medan, setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan penelitian, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, setgelah itu peneliti memberikan penjelasan tentang ansitisipasi terhadap pencegahan infeksi toxoplasma. Setelah memberikan penjelasan, peneliti memberikan Lembar Kuisioner dan langsung diisi oleh responden, peneliti juga melakukan observasi, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

1. Pengolahan Data a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuisioner, apakah sudah lengkap. Bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan.

b. Coding


(31)

c. Entry

Entry dilakukan dengan cara memasukkan data ke komputer dengan

menggunakan software SPSS.

d. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pemeriksaan semua data ke komputer yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, semua variabel dianalisis deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan presentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk data tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan.


(32)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan sumber informasi. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Karakteristik Responden

No Karakteristik Jumlah %

1 Umur

17 – 22 tahun 23 – 28 tahun 29 – 33 tahun 34 – 39 tahun 40 – 45 tahun

15 9 5 0 1 50.0 30.0 16.7 0.0 3.3 Total 30 100

2 Pendidikan

SD SMP SMA Perguruan Tinggi 4 7 12 7 13.3 23.3 40.0 23.3

Total 30 100

3 Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Wiraswata

Pegawai Negeri Sipil

15 10 5 50.0 33.3 16.7

Total 30 100

4 Status Ekonomi

< Rp 500.000

Rp 500.000-Rp 1.000.000 > Rp.1.000.000 7 15 8 23.3 50.0 26.7

Total 30 100


(33)

Pada Tabel 5.1. berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa usia responden rata-rata 24,7 dengan kelompok umur lebih banyak pada responden yang berusia 17 – 22 tahun sebanyak 15 orang (30,0%). Berdasarkan pendidikan, yang berpendidikan lebih banyak adalah responden dengan pendidikan SMA sebanyak 12 orang (40,0%) dan paling sedikit berpendidikan SD sebanyak 4 orang (13,3%) sementara yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 7 orang (23,3%). Berdasarkan pekerjaan, lebih banyak mempunyai pekerjaan responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 15 orang (30,0%) dan paling sedikit responden bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 5 orang (16,7%). Berdasarkan status ekonomi, lebih banyak responden berpenghasilan Rp 500.000 – Rp.1.000.000 yaitu sebanyak 15 orang (50,0%).

2. Sumber Informasi

Pada penelitian ini, sumber informasi yang diperoleh responden dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Infeksi Toxoplasma

No Sumber Informasi n %

1 2 3 4 Keluarga Tenaga kesehatan Media cetak Media elektronik 12 7 9 2 40.0 23.3 30.0 6.7

Total 30 100

Pada tabel 5.2. menggambarkan bahwa responden lebih banyak memperoleh sumber informasi tentang infeksi toxoplasma dari keluarga yaitu sebesar 12 orang (40.0%).


(34)

3. Pengetahuan

Pada penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang infeksi

toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan melalui kuesioner yang diberikan melalui

angket. Adapun hasil penelitian dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Frekwensi berdasarkan jawaban terhadap Pengetahuan

tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan

No

Pertanyaan Jawaban

Benar Salah Total

n % n % n %

1. Penyebab toxoplasma 29 96,7 1 3,3 30 100

2. Cara penularan toxoplasma 16 53,3 14 46,7 30 100 3. Binatang yang sering menjadi

pembawa toxoplasma 10 33,3 20 66,7 30 100

4. Pengaruh toxoplasma pada ibu hamil 11 36,7 19 63,3 30 100 5. Pengaruh toxoplasma pada janin 15 50,0 15 50,0 30 100 6. Ibu hamil tidak boleh memakan

daging mentah 24 80,0 6 20,0 30 100

7. Cara mencegah toxoplasma 11 36,7 19 63,3 30 100 8. Penanganan toxoplasma pada ibu

hamil

20 66,7 10 33, 3 30 100 9. Pasangan usia subur yang ingin punya

anak perlu memeriksakan toxoplasma 16 53,3 14 46,7 30 100 10 Cara mengatasi sering diabaikan 21 70,0 9 30,0 30 100 11. Penyakit toxoplasma sering diabaikan 19 63,3 11 36,7 30 100 12. Salah satu penyebab kematian janin

dalam kandungan 18 60,0 12 40,0 30 100

13. Hidrocepalus(cacat) bayi dengan

kepala besar dapat disebabkan 18 60,0 12 40,0 30 100 14. Penularan toxoplasma dari ibu ke janin

melalui 17 56,7 13 43,3 30 100

15. Salah satu penyakit infeksi berbahaya

pada ibu hamil 17 56,7 13 43,3 30 100

16. Ibu penderita toxoplasma dalam masa

laktasi sebaiknya 16 53,3 14 46,7 30 100

17. Penularan bawaan pada bayi baru lahir

yang hidup pada penderita 17 56,7 13 43,3 30 100 18. Cacat bawaan pada bayi baru lahir

yang hidup pada penderita 16 53,3 14 43,7 30 100 19. Tinja kuning dapat menyebabkan 18 60,0 12 40,0 30 100 20. Perilaku hidup sehat mempengaruhi


(35)

Pada Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa dari kuesioner mengetahui pengetahuan responden tentang infeksi toxoplasma diperoleh jawaban benar paling banyak pada pertanyaan penyebab toxoplasma yaitu sebanyak 29 orang (96,7%), ibu hamil tidak boleh memakan daging mentah yaitu sebanyak 24 orang (80,0%), perilaku hidup sehat mempunyai keadaan ibu hamil dan janin yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), cara mengatasi sering diabaikan yaitu sebanyak 21 orang (70,0%), penanganan toxoplasma pada ibu hamil yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), penyakit toxoplasma sering diabaikan yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Sementara pertanyaan mengenai salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan, hidrosepalus (cacat) bayi dengan kepala besar dapat disebabkan dan tinja kuning dapat menyebabkan responden menjawab benar paling banyak yaitu masing-masing sebanyak 18 orang (60,0%). Begitu juga pada pertanyaan penularan toxoplasma dari ibu ke janin melalui, salah satu penyakit infeksi berbahaya pada ibu hamil, dan penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita responden menjawab benar paling banyak yaitu masing-masing 17 orang (56,7%). Sama halnya dengan pertanyaan yang diberikan kepda responden mengenai cara penularan toxoplasma, pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak perlu memeriksakan toxoplasma, ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya, dan cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita responden menjawab benar paling banyak yaitu masing-masing sebanyak 16 orang (53,3%).

Responden menjawab salah paling banyak pada pertanyaan binatang yang sering menjadi pembawa toxoplasma yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), dan pertanyaan pengaruh toxoplasma pada janin dan cara mencegah toxoplasma yaitu sebanyak 19


(36)

orang (63,3%). Sementara pertanyaan pengaruh toxoplasma pada janin responden responden memberi jawaban benar dan salah masing-masing 15 orang (50,0%).

Berdasarkan jawaban diatas, maka dapat disimpulkan berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang infeksi toxoplasma dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.4. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu Hamil Tentang Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan

No Tingkat Pengetahuan n %

1 2 3 Baik Cukup Kurang baik 10 20 0 23,3 66,7 0,0

Total 30 100

Pada tabel 5.4.diketahui berdasarkan tingkat pengetahuan responden paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 orang (66,7%) dibanding dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (23,3%). Sementara untuk jawaban kurang baik tidak dijumpai.

B. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Dalam domain kognitif pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, impelementasi, sintesis dan evaluasi. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, diantaranya adalah umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan sumber informasi.

Penyakit toxoplasma merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada wanita hamil yang dapat menyebabkan kecacatan pada bayi, walaupun penyakit ini


(37)

sebenarnya dapat mengenai disemua orang. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis parasit yang ada pada hewan piaraan dirumah dan lingkungan sanitasi yang tidak bersih. Perlunya pengetahuan tentang informasi mengetahui infeksi toxoplasma yang bertujuan pencegahan dini pada ibu hamil yang berdampak tidak terjadinya kecacatan pada bayi dan mengurangi angka kematian janin.

Tingkat Pengetahuan yang cukup pada ibu dalam penelitian ini sangat dipengaruhi oleh keadaan karakteristik ibu. Sesuai dengan yang dikemukan Maulana (2009), pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh fakor karakteristik seseorang baik usia dimana semakin tua usia seseorang akan semakin paham, oleh karena banyaknya pengalaman dan informasi yang didapat. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang juga semakin tinggi. Sama halnya dengan status bekerja tidaknya seseorang, sesorang yang bekerja akan mempunyai tingkat pengalaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang bekerja dikarena banyak informasi yang diperoleh seorang bekerja dari pada hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sejalan dengan status ekonomi, dimana status ekonomi makin baik akan menghasilkan tingkat pengetahuan yang baik oleh karena dengan ekonomi yang baik seseorang akan mudah mendapatkan pendidikan dan informasi apa yang diinginkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil tentang infeksi toxoplasma sudah cukup baik, terlihat pada pengetahuan mereka memahami mengenai infeksi toxoplasma, tidak boleh memakan daging mentah pada saat hamil, bahwa hidup sehat mempengaruhi keadaan ibu hamil dan janin, cara mengatasi yang sering diabaikan,


(38)

penanganan infeksi toxoplasma pada ibu hamil. Namun masih perlu ditingkatkan pengetahuan walaupun sudah cukup baik yaitu terhadap infeksi toxoplasma yang masih sering diabaikan, infeksi toxoplasma menyebabkan hidrosepalus (cacat) bayi dengan kepala besar dan tinja kuning. Juga pengetahuan mengenai penularan toxoplasma dari ibu ke janin, infeksi toxoplasma merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya pada ibu hamil, penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita, cara penularan infeksi toxoplasma, pasangan usia subur diwajibkan memeriksakan

toxoplasma, bagaimana sebaiknya ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi dan

keadaan cacat pada bayi baru lahir yang hidup pada ibu penderita toxoplasma. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui adanya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan melalui penyuluhan di sarana kesehatan dan sosialisasi. Juga perlunya media dalam menambah pengetahuan berupa televisi, koran atau media lainnya. Hal ini bertujuan agar informasi yang kita peroleh menjadi luas tidak hanya pada satu sumber terlihat pada tabel 5.2.

Berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah tangga, berpendidikan SMA, dan mempunyai penghasilan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 serta mendapatkan sumber informasi dari keluarga dengan tingkat pengetahuan yang cukup. Dari gambaran hasil penelitian berdasarkan karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang infeksi toxoplasma belum baik dan belum mempunyai pengalaman yang cukup terhadap kehamilan, didukung dengan pendidikan ibu yang hanya pada tingkat SMA bahkan masih ditemukannya ibu yang berpendidikan SD, dengan status ekonomi dengan penghasilan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 dan mendapatkan informasi dari keluarga.


(39)

Perbaikan pengetahuan pada ibu hamil sangat penting dilakukan terutama mengenai bahwa adanya anggapan binatang yang sering menjadi pembawa infeksi

toxoplasma, pengaruh infeksi toxoplasma pada ibu hamil dan cara mencegah infeksi toxoplasma serta pengaruh infeksi toxoplasma pada janin. Perbaikan pengetahuan ini

dilakukan dengan konseling ibu hamil dengan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan lainnya. Namun terhadap ibu hamil juga diperlukan proaktif terhadap kesiap siagaan dalam mengantisipasi diri terhadap infeksi toxoplasma dengan mengunjungi sarana-sarana kesehatan sehingga kejadian infeksi toxoplasma dapat dicegah.


(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Frekuensi berdasarkan umur responden paling banyak usia 17 – 22 tahun yaitu sebanyak 50.0%.

2. Frekuensi berdasarkan pendidikan responden paling banyak pendidikan SMA yaitu sebanyak 40,0%.

3. Frekuensi berdasarkan pekerjaan responden paling banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 50,0%.

4. Frekuensi berdasarkan status ekonomi responden paling banyak berpenghasilan yaitu Rp 500.000 – Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 50,0%.

5. Frekuensi berdasarkan sumber informasi yang diperoleh responden lebih banyak memperoleh informasi dari keluarga yaitu sebesar 40,0%.

6. Tingkat pengetahuan responden pada tingkat cukup yaitu sebesar 66,7%.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, maka perlu dilakukan : 1. Tenaga Kesehatan di Klinik

a. Sosialisasi kepada ibu hamil tentang penyakit infeksi yang sering terjadi pada ibu hamil dan cara pencegahannya terutama infeksi toxoplasma.

b. Penyuluhan secara berkala kepada ibu hamil mengenai keburukan jika terserang penyakit infeksi terutama infeksi toxoplasma.


(41)

2. Ibu hamil

Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kesehatan ibu hamil dengan mengikuti penyuluhan dan seminar kesehatan ibu hamil serta melakukan kunjungan rutin kehamilan.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Wiknjosastro, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta.

Arif Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid I, Media Aesculapius, Jakarta.

Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995, Obstetri Williams, EGC, Jakarta

Hendri, 2008, Parasit Toxoplasma Menyerang 30-60% Penduduk Dunia. The Future of

Nutrition Today.

Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta. Salemba Medika.

Ida Bagus Gde Manuaba, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri

Ginekologi dan KB, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Ika, 2008, Jangan Sepelekan Toksoplasma.

Indrawati, A., 2002, Toksoplasmosis, Aspek Kesehatan dan Penatalaksanaannya, Makalah Falsafah sains, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor,

pada 23 Maret 2010).

Ma’ruf, S. & Soemantri, S., 2003, Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia, Cermin

Dunia Kedokteran,

Maulana, D.J. Hery, 2009, Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta.

Notoadmodjo, Seekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. , 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Rustam, M, 1998, Sinopsis Obstetri dan Patologi, Edisi-2, Jakarta, EGC.

Sasmita, R, 2006, Toksoplasmosis Penyebab Keguguran dan Kelainan Bayi, Airlangga University Press, Jakarta.


(43)

Sastrawinata, S, 2003, Obstetri dan Ginekologi, Edisi Kedua, Bandung. Sastroasmoro, S, 2006, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta.

Smith, J.E. & Rebuck, N, 2001, Toxoplasma Gondii Strain Variation and Pathgenicity. In : Cary, J.W., Linz, J.E. & Bhatnagar, D., eds. IMechanism of Pathogenesis and Toxin Synthesis. Technomic Publishing Company : USA, 405-123.

Wiknjosastro Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi kedua, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(44)

LEMBAR KUESIONER

Nama : Tanggal : Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar

Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani : a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi Pekerjaan anda saat ini :

a. Ibu Rumah Tangga (IRT) b. Pegawai Swasta

c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) d. Wiraswasta

Manakah di bawah ini, merupakan penghasilan perbulan yang anda terima : a. Ekonomi rendah (Rp. 761.000)

b. Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) c. Ekonomi tinggi (> Rp. 1.500.000)

Melalui media apa anda pernah mendengar atau mengetahui tentang ruang popok a. Media Cetak

b. Media Elektronik c. Media Papan.


(45)

1. Apakah yang menjadi penyebab toxoplasma ? a. Protozoa

b. Kelenjar c. Bakteri

2. Bagaimana cara penularan toxoplasma? a. Melalui hewan dan kotoran yang terinfeksi b. Melalui lalat

c. Melalui semut

3. Binatang apa saja yang sering menjadi pembawa toxoplasma? a. Ular

b. Tikur, Kucing, Anjing c. Kecoa

4. Apa pengaruh toxoplasma pada ibu hamil? a. Keguguran

b. Diabetes mellitus c. Janin jadi lebih berat

5. Apa pengaruh toxoplasma pada janin? a. Diabetes mellitus

b. Janin jadi lebih sehat c. Hidrosefalus


(46)

6. Mengapa ibu hamil tidak boleh memakan daging yang mentah/kurang matang? a. Karena kista toxoplasma berada di daging mentah tersebut

b. Karena daging mentah susah dicerna

c. Karena daging mentah tidak baik bagi janin 7. Bagaimana cara mencegah terjadinya toxoplasma?

a. Jangan makan daging mentah, tinja kucing dibakar atau diberi antiseptik b. Fisioterapi

c. Kemoterapi

8. Bagaimana menurut anda penanganan toxoplasma pada ibu hamil?

a. USG, kontrol ke dokter kandungan dan mengkonsumsi obat yang diberikan b. Tidak perlu ditangani secara intensif karena akan sembuh sendiri

c. Penyakit ini tidak ada obatnya

9. Bagi pasangan usia subur yang ingin punya anak perlu memeriksa toxoplasma karena …….

a. Toxoplasma dapat menyebabkan kemandulan

b. Toxoplasma menyebabkan diare

c. Toxoplasma menyebabkan batuk

10.Seringkali penyakit ini tidak terdiagnosa, bagaimanakah cara mengatasi penyakit ini secara dini?

a. Ibu hamil dan wanita usia subur memeriksa TORCH b. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan karena dananya besar c. Hanya ibu hamil saja yang perlu diperiksa


(47)

11.Mengapa penyakit toxoplasma ini sering diabaikan?

a. Karena orang yang terinfeksi bisanya tidak mengalami gejala yang tidak tampak b. Karena penyakit toxoplasma dianggap tidak berbahaya

c. Karena penyakit toxoplasma tidak sulit disembuhkan

12.Salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan adalah ……….

a. Toxoplasma

b. Diare c. Demam

13.Hidrosefalus (cacat) bayi dengan kepala besar dapat disebabkan oleh ……. a. Diare

b. Toxoplasma c. Demam

14.Penularan toxoplasma dari ibu ke janin adalah melalui ………. a. Udara

b. Makanan c. Placenta/ari-ari

15.Salah satu penyakit infeksi berbahaya pada ibu hamil adalah …….

a. Toxoplasma

b. Infeksi saluran pernafasan c. Influenza


(48)

16.Ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya ……… a. Asi tidak boleh diberikan

b. Tetap memberikan ASI pada bayinya c. Susu formula saja

17.Bagaimana penularan toxoplasma pada suami isteri dalam keluarga? a. Suami, isteri dapat saling menular

b. Dapat menularkan dari orang lain disekitarnya

c. Toxoplasma ditularkan melalui kotoran dan makanan daging mentah

18.Cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita toxoplasma adalah a. Kepala besar

b. Tidak memiliki dubur c. Kembar siam

19.Tinja kucing dapat menyebabkan ……… a. Demam

b. Batuk

c. Toxoplasma

20.Bagaimana perilaku hidup sehat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin? a. Mencuci tangan, membersihkan kotoran hewan dari lingkungan rumah b. Makan yang berlebihan


(1)

Sastrawinata, S, 2003, Obstetri dan Ginekologi, Edisi Kedua, Bandung. Sastroasmoro, S, 2006, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta.

Smith, J.E. & Rebuck, N, 2001, Toxoplasma Gondii Strain Variation and Pathgenicity. In : Cary, J.W., Linz, J.E. & Bhatnagar, D., eds. IMechanism of Pathogenesis and Toxin Synthesis. Technomic Publishing Company : USA, 405-123.

Wiknjosastro Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi kedua, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(2)

LEMBAR KUESIONER

Nama : Tanggal : Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar

Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani : a. SD

b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi Pekerjaan anda saat ini :

a. Ibu Rumah Tangga (IRT) b. Pegawai Swasta

c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) d. Wiraswasta

Manakah di bawah ini, merupakan penghasilan perbulan yang anda terima : a. Ekonomi rendah (Rp. 761.000)

b. Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000) c. Ekonomi tinggi (> Rp. 1.500.000)


(3)

1. Apakah yang menjadi penyebab toxoplasma ? a. Protozoa

b. Kelenjar c. Bakteri

2. Bagaimana cara penularan toxoplasma? a. Melalui hewan dan kotoran yang terinfeksi b. Melalui lalat

c. Melalui semut

3. Binatang apa saja yang sering menjadi pembawa toxoplasma? a. Ular

b. Tikur, Kucing, Anjing c. Kecoa

4. Apa pengaruh toxoplasma pada ibu hamil? a. Keguguran

b. Diabetes mellitus c. Janin jadi lebih berat

5. Apa pengaruh toxoplasma pada janin? a. Diabetes mellitus

b. Janin jadi lebih sehat c. Hidrosefalus


(4)

6. Mengapa ibu hamil tidak boleh memakan daging yang mentah/kurang matang? a. Karena kista toxoplasma berada di daging mentah tersebut

b. Karena daging mentah susah dicerna

c. Karena daging mentah tidak baik bagi janin 7. Bagaimana cara mencegah terjadinya toxoplasma?

a. Jangan makan daging mentah, tinja kucing dibakar atau diberi antiseptik b. Fisioterapi

c. Kemoterapi

8. Bagaimana menurut anda penanganan toxoplasma pada ibu hamil?

a. USG, kontrol ke dokter kandungan dan mengkonsumsi obat yang diberikan b. Tidak perlu ditangani secara intensif karena akan sembuh sendiri

c. Penyakit ini tidak ada obatnya

9. Bagi pasangan usia subur yang ingin punya anak perlu memeriksa toxoplasma karena …….

a. Toxoplasma dapat menyebabkan kemandulan b. Toxoplasma menyebabkan diare

c. Toxoplasma menyebabkan batuk

10. Seringkali penyakit ini tidak terdiagnosa, bagaimanakah cara mengatasi penyakit ini secara dini?


(5)

11. Mengapa penyakit toxoplasma ini sering diabaikan?

a. Karena orang yang terinfeksi bisanya tidak mengalami gejala yang tidak tampak b. Karena penyakit toxoplasma dianggap tidak berbahaya

c. Karena penyakit toxoplasma tidak sulit disembuhkan

12. Salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan adalah ………. a. Toxoplasma

b. Diare c. Demam

13. Hidrosefalus (cacat) bayi dengan kepala besar dapat disebabkan oleh ……. a. Diare

b. Toxoplasma c. Demam

14. Penularan toxoplasma dari ibu ke janin adalah melalui ………. a. Udara

b. Makanan c. Placenta/ari-ari

15. Salah satu penyakit infeksi berbahaya pada ibu hamil adalah ……. a. Toxoplasma

b. Infeksi saluran pernafasan c. Influenza


(6)

16. Ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya ……… a. Asi tidak boleh diberikan

b. Tetap memberikan ASI pada bayinya c. Susu formula saja

17. Bagaimana penularan toxoplasma pada suami isteri dalam keluarga? a. Suami, isteri dapat saling menular

b. Dapat menularkan dari orang lain disekitarnya

c. Toxoplasma ditularkan melalui kotoran dan makanan daging mentah

18. Cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita toxoplasma adalah a. Kepala besar

b. Tidak memiliki dubur c. Kembar siam

19. Tinja kucing dapat menyebabkan ……… a. Demam

b. Batuk c. Toxoplasma

20. Bagaimana perilaku hidup sehat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin? a. Mencuci tangan, membersihkan kotoran hewan dari lingkungan rumah b. Makan yang berlebihan