Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 AINUR ROFIQ HAFSI
NILAI KEARIFAN LOKAL MADURA
DALAM KUMPULAN GURINDAM KITAB TARBIYATUS SHIBYAN
KARYA KH HABIBULLAH RAIS
Ainur Rofiq Hafsi
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Sastra dapat menjadi media penanaman nilai-nilai
kehidupan kepada masyarakat pembacanya. Semua gendre karya
sastra dapat memuat nilai-nilai kehidupan yang luhur. Sastra tidak
sekedar menghibur pembaca tetapi dapat memuat pesan dan
didikan melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kajian
gurindam kitab Tarbiyatus Shibyan yang luar biasa dan
kandungan nilai-nilai di dalamnya perlu mendapat ulasan lebih
mendetail agar dapat bermanfaat dan dikembangkan diberbagai
daerah khususnya di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kandungan nilai
kearifan lokal Madura dalam kumpulan gurindam Kitab
Tarbiyatus Shibyan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitif.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data penelitian
adalah pendekatan hermineutik. Berdasarkan hasil analisis data
ditemukan Pertama, kearifan lokal Madura kategori komunikasi
dengan tuhan yang terkandung dalam gurindam ini berisikan
nasihat dan ajakan untuk takut kepada Allah dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya,
berbuat baik kepada orang lain, tidak menyakiti orang kain, dan
mencari keridhaan Allah Swt. Kedua, wujud komunikasi dengan
manusia lain berupa nasihat atau petuah agar mengedepankan
etika sopan santun terhadap guru, harus menghormati guru,
melaksanakan perintah guru, dan rajin dalam belajar. Ketiga,
kearifan lokal komunikasi dalam keluarga berupa nasihat etika
terhadap orang tua, gambaran orang tua yang mencari nafkah dan
memberikan didikan, ketika sudah dewasa anak diharapkan bisa
membalas jasa orang tua dengan memenuhi kebutuhan hidup
orang tua, dan anak harus mengikuti perkataan dan perintah orang
tua. Keempat, kearifan lokal kategori komunikasi dengan
masyarakat tersebut berwujud nasihat dan himbauan agar
bermoral baik sebagai bekal untuk bisa diterima dengan baik
dalam masyarakat.
Nasihat tersebut antara lain mengucapkan salam dan
berkata lemah lembut saat bertemu dengan teman, larangan
menyebut keburukan orang lain, lebih menekankan introspeksi
diri, larangan suka bercanda dan berlebihan karena menjadi biang
pertengkaran. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sangat
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 1
berpotensi untuk dijadikan media penanaman nilai kearifan lokal.
Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, isi, dan penutup)
dapat dikondisikan secara sengaja oleh guru. Guru dapat memilih
karya sastra gurindam kitab Tarbitaus Shibyan karya KH
Habibullah Rais. Guru saat pembelajaran dapat memberikan
motivasi dan umpan balik bagi siswa yang berhubungan dengan
kearifan lokal Madura.
Kata-kata kunci: kearifan lokal Madura, gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan, hermeneutika
PENDAHULUAN
Kearifan budaya lokal terbentuk
dari cara berpikir dan bersikap dari
suatu masyarakat ketika mereka
merespon masalah-masalah yang
timbul di sekitarnya. Kearifan budaya
lokal terbentuk tidak dalam rentang
waktu
yang
panjang
melalui
perenungan-perenungan
dan
pengujian-pengujian pada setiap
kurun yang dilalui.
Jamal
Ma’mur
(2012:45)
mengartikan kearifan lokal atau
keunggulan lokal adalah segala
sesuatu yang menjadi ciri khas
kedaerahan yang mencakup aspek
ekonomi,
budaya,
teknologi
informasi, komunikasi, ekolago, dan
sebagainya.
Kearifan lokal Madura terbagi
atas komunikasi dengan
tuhan,
komunikasi dengan manusia lain,
komunikasi
dalam
keluarga,
komunikasi dengan masyarakat, dan
komunikasi
dengan
alam.
Secarakeseluruhan kearifan lokal
Madura adalah pegangan hidup
dengan menjunjung tinggi budi
perketi luhur sebagai manusia dalam
berkomunikasi atau berhubungan
dengan tuhan, manusia lain, keluarga,
masyarakat, dan alam.
Karya sastra adalah bentuk
pencerminan
dari
masyarakat.
Melalui karya sastra, dapat diketahui
tentang
kehidupan
sebuah
masyarakat, baik dari wujud budaya,
ekonomi,
maupun religiusitasnya.
Namun
demikian,
penampilan
kembali sebuah masyarakat yang
dilakukan oleh satrawan berbeda
dengan yang dilakukan penulis
sejarah yang bersifat lugas dan
tekstual. Para sastrawan cenderung
menggunakan media dunia fiksi yang
berdiri sendiri.
Sastra dapat diartikan sebagai
sebuah produk budaya, kreasi
pengarang yang hidup dan terkait
dengan
nilai-nilai
kehidupan
masyarakatnya. Sastra merupakan
cerminan dari kehidupan masyarakat
tempat pengarang tinggal. Pengarang
dalam
hubungan
sosialnya
bersinggungan dengan nilai-nilai
kehidupan yang ada dan berkembang
di tengah-tengah masyarakat. Nilainilai tersebut seperti nilai pendidikan,
nilai moral, nilai sosial, nilai budaya
dan
nilai
religius.
Nilai-nilai
kehidupan yang menjunjung tinggi
budi perkerti dan hal-hal yang baik
pada suatu daerah tertentu disebut
kearifan lokal. Jadi, karya sastra tidak
dapat dipisahkan dengan kearifan
lokal daerah.
Nilai-nilai kearifan lokal dalam
masyarakat sangat berperan penting
dalam mewujudkan masyarakat yang
memiliki sikap dan sifat berbudi
pekerti luhur. Ketika masyarakat tidak
dapat memahami dan mewujudkan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 2
nilai-nilai kehidupan dengan positif,
akan terjadi berbagai masalah sosial
yang dapat mengganggu stabilitas
kehidupan masyarakat.
Membaca
kritis
kreatif
merupakan kegiatan membaca teks
dengan melibatkan keterampilan
berfikir kritis dan kreatif secara
terintegrasi. Dalam aktivitas belajar,
siswa dituntut untuk memahami dan
mengolah
informasi
baik
pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap yang disampaikan oleh guru
atau
dari
buku-buku
yang
dipelajarinya. Membaca kritis kreatif
dibutuhkan siswa untuk mendapatkan
informasi atau pemahaman terhadap
bahan ajar dan menerapkan isi bacaan
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Oleh
sebab
itu,
keterampilan
membaca kritis kreatif penting
diberikan kepada siswa.
Di
berbagai
lembaga
pendidikan
telah
banyak
memanfaatkan karya sastra sebagai
bahan ajar tambahan. Seperti halnya
lembaga pendidikan di pesantren
telah memanfaatkan karya sastra
sebagai bahan ajar tambahan bahkan
mata pelajaran khusus. Pada lembaga
pendidikan di lembaga pendidikan
yang demikian ini karya sastra sudah
berbentuk kitab. Beberapa kitab yang
berisi karya sastra tersebut seperti
Hidayatus Shibyan, Aqidatul Awam,
Tarbiyatus Shibyan, dll.
Kitab
Tarbiyatus
Shibyan
adalah kitab yang populer menjadi
pegangan dan mata pelajaran khusus
di madrasah diniyah dan lembaga
pesantren. Santri dan siswa biasanya
membaca kitab ini dengan cara
melagukannya. Isi dalam kitab
Tarbiyatus Shibyan ini berupa karya
sastra puisi lama yakni gurindam. Isi
kitab ini sesuai dengan ciri-ciri
gurindam yaitu berbentuk bait-bait
yang terdiri atas dua baris atau larik,
memiliki persajakan di akhir masingmasing barisnya, baris pertama
menjadi sebab dan baris kedua
menjadi akibat, dan berisi petuah atau
nasihat kepada kebaikan.
Kitab Tarbiatus Shibyan sangat
istimewa karena dalam bahasa Arab
dan
bahasa
Madura
tetap
mempertahannkan bentuknya sebagai
gurindam. Kini
kitab Tarbiatus
Shibyan telah hadir dan disebar
luaskan dalam bentuk audio dan
video sehingga lebih mudah diingat
dan dipahami.
Kumpulan gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan merupakan salah
satu kumpulan gurindam karangan
orang Indonesia asli. Sebagaimana
diketahui gurindam yang hingga saat
ini paling populer di Indonesia adalah
karangan dari Raja Ali Haji yang
merupakan
kelahiran
Selangor
Malaysia.
Arti kitab Tarbiyatus Shibyan
sendiri dalam bahasa Indonesia
berarti “pendidikan anak-anak”. Kitab
ini adalah sekumpulan gurindam yang
di dalamnya memuat bahan ajar cara
beriman
kepada
Allah,
cara
menghormati
orang
tua,
cara
menghormati guru, cara belajar dan
menuntut ilmu yang mendatangkan
keberkahan, tata cara dalam bergaul,
sampai cara makan dan tata
kehidupan yang pada akhirnya
member tuntunan keselamatan hidup
untuk para anak-anak seperti terdapat
pada judulnya.
Keberadaan kitab Tarbiyatus
Shibyan yang kurang dikenal dan
yang masih menggunakan tulisan
Arab dan terjemahan bahasa Madura
tidak bisa diajarkan di berbagai
daerah. Kitab Tarbiyatus Shibyan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 3
perlu dikaji secara ilmiah dan
dikenalkan ke berbagai daerah
lainnya sebagai tambahan koleksi
karya sastra karya orang Indonesia
sendiri.
Kajian
kitab Tarbiyatus
Shibyan yang luar biasa dengan
kandungan nilai-nilai kearifan lokal
Madura di dalamnya perlu mendapat
ulasan lebih mendetail agar dapat
bermanfaat
dan
dikembangkan
diberbagai daerah khususnya di
Indonesia. Dalam pembelajaran sastra
Indonesia agar dalam mengapresiasi
karya
sastra
dapat
sekaligus
membentuk pendidikan karakter
peserta didik.
Berdasarkan kontek penelitian
di atas maka penulis tertarik
menyusun tesis dengan judul “Nilainilai Dalam Kumpulan Gurindam
Kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH
Habibullah Rais”.
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
menjelaskan kearifan lokal Madura
yang terkandung dalam kumpulan
gurindam Kitab TarbiyatusShibyan.
Menurut Setiyadi (2012:75),
kearifan lokal merupakan adat dan
kebiasan yang telah mentradisi
dilakukan
oleh
sekelompok
masyarakat secara turun temurun
yang hingga saat ini masih
dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat hukum adat tertentu di
daerah tertentu.
Gurindam merupakan salah satu
jenis puisi lama, disamping mantra,
pantun,
talibun,
seloka,
dan
sejenisnya.Gurindam berasal dari
India yang digunakan sebagai media
penyampai curahan hati.
Kitab Tarbiatus Shibyanadalah
sebuah kitab karangan Kiai Haji
Habibullah Ra’is yang merupakan
pengasuh pondok pesantren Klaba’an
Guluk-Guluk Sumenep Madura.
Kitab Tarbiatus Shibyan tersusun atas
beberapa bait berbahasa Arab dengan
terjemahan bahasa Madura. Bait-bait
di dalamnya memiliki karakteristik
karya sastra yaitu gurindam.
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat
digunakan baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi (1) pengembangan
wawasan terhadap gurindam dalam
kitab Tarbiyatus Shibyan sebagai
karya sastra kreasi murni ulama
muslim
dan
budayawan
asli
Indonesia, (2) dapat memberikan teori
kependidikan dalam memperkaya
pemikiran tentang nilai-nilai kearifan
lokal
Madura,
(3)
dapat
disumbangkan sebagai pengayaan
bahan pustaka dengan harapan dapat
diterima sebagai koleksi karya ilmiah
yang bermanfaat.
Secara
praktis
dapat
dimanfaatkan bagi (1) pendidik dalam
meramu formula ampuh sebagai
bagian dari solusi peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia
khususnya dalam penanaman budi
pekerti luhur melalui kearifan lokal
Madura, (2) dalam pengajaran sastra
diharapkan
dapat
dipergunakan
sebagai sumbangan informasi tentang
nilai-nilai kearifan lokal yang tersirat
dalam kumpulan Gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan dengan harapan
dapat diaplikasikan di sekolah, (3)
diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran secara tertulis umumnya
bagi civitas akademika baik para
pelajar maupun non pelajar, dan
khususnya bagi civitas akademika
Universitas Islam Malang Prodi
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 4
Bahasa
Indonesia
pascasarjana.
Program
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk pada
penelitian
kualitatif.
Menurut
Aminuddin (1990:14) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian untuk menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau
tulisan tentang orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati.
Dikatakan kualitatif karena (1)
berlatar alamiah; (2) mengandalkan
manusia sebagai alat penelitian; (3)
data penelitian dianalisis secara
induktif, (4) bersifat deskriptif; (5)
mementingkan proses daripada hasil;
dan (6) rancangan bersifat sementara
(Moleong, 2000:30)
Data penelitian ini berlatar
ilmiah dengan mengambil data dari
kumpulan gurindam kitab Tarbiyatus
Shibyan karya KH. Habibullah Rais
yang digunakan sebagai bahan acuan
dalam proses komunikasi oleh
pembacanya.
Mengandalkan manusia sebagai
alat penelitian, artinya peneliti
sebagai instrument dalam penelitian.
Peneliti terlibat langsung atau
berperan serta dalam pengumpulan
data penenlitian.
Data penelitian dianalisis secara
induktif, karena penelitian ini
dilakukan tidak untuk membuktikan
hipotesis
yang
telah
disusun
sebelumnya, akan tetapi merupakan
pembentukan abstraksi berdasarkan
bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan.
Bersifat deskriptif, artinya data
berupa
paparan
bahasa
yang
digunakan dalam larik-larik gurindam
pada kitab Tarbiyatus Shibyandan
tidak berupa angka-angka. Pelaporan
penelitian ini berupa penjelasan
(deskripsi) dari data yang ditemukan
dab bukan berupa statistik.
Mementingkan proses daripada
hasil, artinya proses penelitian
merupakan hal yang sangat penting
dalam
penelitian
ini,
sebab
pengamatan terhadap hubungan antar
bagian-bagian yang sedang diteliti
akan lebih jelas apabila diamati dalam
proses.
Desain yang bersifat sementara,
artinya desain penelitian yang
digunakan senantiasa berubah dan
berkembang sesuai dengan temuan
objek yang diteliti, jadi tidak
menggunakan desain yang telah
disusun secara ketat dan kaku atau
tidak dapat diubah.
Penelitian ini menggunakan
metode hermeneutik, yaitu dengan
berusaha memahami makna karya
satra yang ada di balik struktur.
Dikatakan
demikian
karena
pemahaman makna tidak hanya pada
simbol, melainkan memandang sastra
sebagai teks yang di dalamnya
terdapat konteks yang bersifat
polisemi
(Sumaryono
dalam
Endrawarsa, 2006:42).
Data penelitian ini berupa data
deskriptitif, berupa paparan bahasa
yang digunakan KH. Habibullah Rais
dalam gurindam kitab Tarbiyatus
Shibyan. Data penelitian ini meliputi
kandungan nilai-nilai kearifan lokal
Madura dalam kumpulan gurindam
kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH.
Habibullah Rais. Sumber data
penelitian ini adalah kumpulan
gurindam dalam kitab Tarbiyatus
Shibyan karya KH. Habibullah Rais
dalam
Bahasa
Arab
dan
diterjemahkan Bahasa Indonesia.
Prosedur pengumpulan data
adalah langkah-langkah pengumpulan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 5
data penelitian. Adapun langkahlangkah pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut. (1)
membaca kitab Tarbiyatus Shibyan
karya KH. Habibullah Rais dan
menterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, (2) membaca dengan
intens dan menandai setiap bagian
yang berkenaan dengan nilai-nilai
pendidikan, moral, dan religius sesuai
dengan masalah penelitian, (3)
Menuliskan data yang ditemukan
dalam tabel pengumpulan data, (4)
memberikakan kodifikasi pada setiap
data temuan dalam tabel data sesuai
dengan kodefikasi yang telah
ditetapkan. Data yang dikumpulkan
dalam tabel data disajikan dengan
menggunakan
kodifikasi
sesuai
klasifikai
fokus
kajian,
(5)
mendeskripsikan data temuan sesuai
dengan masalah penelitian, (6)
mengklasikasi data temuan sebagai
langkah tabulasi sesuai dengan
masalah penelitian, (7) Editing data
yakni untuk mengoreksi adanya
kesalahan penulisan pada korpus data.
Dalam penelitian gurindam
kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH.
Habibullah Rais, instrumen yang
digunakan adalah peneliti sendiri
(human
instrument).
Peneliti
bertindak sebagai pelaku dalam
menafsirkan makna dari data-data
yang telah diperoleh dalam teks
gurindam.
Menurut Moleong (2000: 121),
penelitian yang menggunakan (human
instrument) berarti peneliti bertindak
sebagai
perencana,
pelaksana
pengumpul data, analisis, penafsir
data dan apada akhirnya ia menjadi
pelapor hasil penelitiannya.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
tuhan meliputi, memuat ajakan,
anjuran, peringatan, dan nasihat
untuk, takutkepada Allah dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban sebagai
manusia, ikhlas dalam beramal,
berbuat baik kepada orang lain, tidak
menyakiti orang lain, dan mencari
keridhaan Allah Swt.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
manusia lain meliputi, ajakan,
anjuran, peringatan, dan nasihat untuk
menghormati
seseorang
dengan
melihat usia, seperti kepada orang
yang lebih tua, guru, orang yang
dituakan karena kebijakannya, orang
kaya yang juga dihormati sebab orang
kaya diharapkan bisa membantu si
miskin,
demikian
pula
harus
menghormati orang yang berilmu dan
orang yang memiliki status seperti
ulama dan umara. Sedangkan saling
menghargai dimaksukan agar kita
tidak bersikap maunya sendiri,
memaksakan kehendak terutama
kepada mereka yang lebih muda
kepada kita. Selesaikan segala sesuatu
dengan orang lain dengan cara santun,
bijak dan cerdas.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
keluarga meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat untuk
bertuturkata yang baik kepada seluruh
anggota keluarga, melakukan tugas
dan kewajiban sebagai anggota
keluarga seperti ayah mencari nafkah,
ibu merawat dan mendidik anak, dan
anak mematuhi yang diperintahkan
orang tua, menjaga nama baik dan
martabat keluarga
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
masyarakat meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat agar bermoral
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 6
baik sebagai bekal untuk bisa diterima
dengan baik dalam masyarakat.
Nasihat
tersebut
antara
lain
mengucapkan salam dan berkata
lemah lembut saat bertemu dengan
teman, larangan menyebut keburukan
orang lain, lebih menekankan
introspeksi diri, larangan suka
bercanda dan berlebihan karena
menjadi
biang
pertengkaran,
kebahagiaan punya banyak teman dan
keresahan karena punya musuh, dan
berteman yang benar adalah ada
untuk teman di saat suka maupun
duka.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
alam meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat untuk
menjaga
kebersihan
lingkungan
dengan membuang sampah pada
tempatnya, mempelajari fenomena
alam yang terjadi dan menghayatinya,
tidak merusak alam yang akan
berimbas pada kepunahan umat
manusia, memanfaatkan alam dengan
bijak untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
HASIL PENELITIAN
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
tuhan berupa nasihat dan ajakan untuk
takut
kepada
Allah
dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban menuntut
ilmu, ikhlas dalam mengamalkan
ilmu, berbuat baik kepada orang lain,
tidak menyakiti orang kain, mencari
keridhaan Allah Swt, nasihat serta
ajakan dalam melaksanakan syariat
Islam dengan benar dengan terlebih
dahulu mempelajari ilmu agama, cara
meraih keberuntungan di dunia dan
akhirat dengan melaksanakan ibadah,
dan bencana yang terjadi dan
menimpa
manusia
sebab
meninggalkan
ibadah
yang
diperintahkan Allah swt.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
manusia lain berupa nasihat atau
petuah KH Habibullah Rais kepada
siswa agar mengedepankan etika
sopan santun terhadap guru. Nasihat
tersebut meliputi siswa harus
menghormati guru, melaksanakan
perintah guru, rajin dalam belajar,
memohon ridha dan doa dari guru,
merawat buku dan peralatan pelajaran
yang lain, memuliakan guru dan yang
berhubungan dengan guru, dan jangan
malas dalam belajar.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
keluarga berupa nasihat etika
terhadap orang tua tersebut meliputi
gambaran perjuangan orang tua dari
hamil,
melahirkan
hingga
membesarkan anak, gambaran orang
tua yang mencari nafkah dan
memberikan didikan, ketika sudah
dewasa anak diharapkan bisa
membalas jasa orang tua dengan
memenuhi kebutuhan hidup orang
tua, dan anak harus mengikuti
perkataan dan perintah orang tua.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
masyarakat berupa nasihat dan
himbauan agar bermoral baik sebagai
bekal untuk bisa diterima dengan baik
dalam masyarakat. Nasihat tersebut
antara lain mengucapkan salam dan
berkata lemah lembut saat bertemu
dengan teman, larangan menyebut
keburukan
orang
lain,
lebih
menekankan introspeksi diri, larangan
suka bercanda dan berlebihan karena
menjadi
biang
pertengkaran,
kebahagiaan punya banyak teman dan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 7
keresahan karena punya musuh, dan
berteman yang benar adalah ada
untuk teman di saat suka maupun
duka.
SIMPULAN
Dalam hubungannya dengan
nilai kearifan lokal Madura, gurindam
kitab Tabiyatus Shibyan karya KH
Habibullah Rais banyak memuat data
yang
berhubungan
dengan
komunikasi
dengan
tuhan,
komunikasi dengan manusia lain,
komunikasi dalam keluarga, dan
komunikasi dalam masyarakat.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dengan tuhan yang
terkandung dalam gurindam ini
berisikan nasihat dan ajakan untuk
takut
kepada
Allah
dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban menuntut
ilmu, ikhlas dalam mengamalkan
ilmu, berbuat baik kepada orang lain,
tidak menyakiti orang kain, dan
mencari keridhaan Allah Swt.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dengan manusia lain pada
penelitian ini berwujud nasihat atau
petuah KH Habibullah Rais kepada
siswa agar mengedepankan etika
sopan santun terhadap guru.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi
dalam
keluarga
menekankan pada moral seorang anak
dalam keluarga terutama kepada
orang tua juga menjadi perhatian
pengarang dalam gurindamnya. KH
Habibullah Rais menasehati dan
mengajarkan anak cara bersikap
kepada orang tua.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dalam
masyarakat
banyak ditemukan dalam gurindam
kitab Tabiyatus Shibyan karya KH
Habibullah
Rais.
Pengarang
menekankan etika saat berada di
tengah masyarakat seperti bergaul
dengan teman. Wujud kandungan
nilai moral kategori komunikasi
dengan manusia tersebut berwujud
nasihat dan himbauan agar bermoral
baik sebagai bekal untuk bisa diterima
dengan baik dalam masyarakat.
Penanaman nilai kearifan lokal
Madura dapat diawali dari dunia
pendidikan.
Seluruh
elemen
pendidikan harus bekerja sama
mewujudkan siswa yang memenuhi
kearifan lokal Madura. Mulai dari
perangkat pembelajaran, guru, dan
warga
sekolah
lainnya
dapat
mengkondisikan lingkungan sekolah
yang bernuansakan kearifan lokal
Madura. Saat proses belajar mengajar
berlangsung, pada mata pelajaran
apapun penting untuk disisipkan nilai
kearifan lokal Madura.
Pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia sangat berpotensi untuk
dijadikan media penanaman nilai
kearifan lokal Madura. Empat
keterampilan berbahasa menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis
bermuara pada efektifitas dalam
berkomunikasi. Nilai kearifan lokal
Madura dapat ditanamkan harus
dengan proses komunikasi yang baik,
sehingga keterampilan berbahasa
dapat menopang penanaman nilai
kearifan lokal Madura.
Perangkat pembelajaran bahasa
dan
sastra
Indonesia
sebagai
rancangan awal dalam memulai
hingga mengakhiri pembelajaran
dapat dikondisikan oleh guru
sehingga sarat akan nilai kearifan
lokal Madura. Dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terdapat bagian-bagian tertentu yang
dapat
dijadikan
area
khusus
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 8
bermuatan nilai kearifan lokal
Madura seperti pada bagian langkahlangkah pembelajaran, dan bahan
ajar.
Langkah-langkah pembelajaran
(pendahuluan, isi, dan penutup)
dikondisikan secara sengaja oleh guru
sehingga
memudahkan
dalam
penyisipan nilai kearifan lokal
Madura. Pada pendahuluan atau
memulai pelajaran guru bisa menyapa
siswa
dengan
menyampaikan
informasi terkini yang berhubungan
dengan kearifan lokal Madura
kemudian
membahas
sedikit
mengenai pentingnya bertindak sesuai
dengan nilai kearifan lokal Madura.
Saat menutup pelajaran guru juga bisa
berpesan agar siswa tetap menjaga
diri sesuai nilai kearifan lokal Madura
yang kemudian ditutup dengan doa.
Pemilihan bahan ajar oleh guru
sangat penting berhubungan dengan
penenaman nilai kearifan lokal
Madura. Guru bisa menyusun atau
memilih bahan ajar serta materi ajar
yang bercorak kearifan lokal Madura.
Bahan dan materi ajar bahasa
Indonesia tidak terlepas dari teks dan
karya sastra. Guru dapat memilih
karya sastra gurindam kitab Tarbitaus
Shibyan karya KH Habibullah Rais
yang kaya dengan kandungan nilai
kearifan lokal Madura.
Peran dan tugas guru penting
dalam pembelajaran. Guru merupakan
sumber inspirasi murid sekaligus
sumber ilmu pengetahuan utama bagi
murid-muridnya.
Guru
menjadi
teladan dan figur untuk dicontoh atau
ditiru muridnya.
Menurut Padil tugas guru yang
paling utama adalah mengajarkan
ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
oleh siswa, yang mendidik nilai,
norma, dan etika yang berlaku di
masyarakat menuju terbentuknya
kepribadian anak (2007: 172)
Peran guru sebagai fasilitator
dapat
pula
berperan
sebagai
penginternalisasi nilai kearifan lokal
Madura
saat
kegiatan
belajar
mengajar berlangsung. Guru saat
pembelajaran dapat memberikan
motivasi dan umpan balik bagi siswa
yang berhubungan dengan kearifan
lokal Madura.
SARAN
Bagi pemerhati sastra agar lebih
mensosialisasikan gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan sebagai karya
sastra yang terlahir atas kreasi murni
budayawan Indonesia.
Bagi guru atau dosen bahasa
dan sastra Indonesia agar memilih
gurindam kitab Tarbiyatus Shibyan
sebagai materi ajar yang berhubungan
dengan gurindam, karena saat ini
gurindam yang sering dijadikan
materi ajar selalu gurindam dua belas
karya Ali Haji. Gurindam dalam kitab
Tarbiyatus Shibyan juga merupakan
karya sastra yang sarat dengan nilai
luhur
sehingga
baik
bagi
perkembangan kepribadian anak.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin.
1990.
Penelitian
Kualitatif Sastra. Bandung:
HISKI dan YA 3
Endraswara,
Suwardi.
2013.
Metodologi Penelitian sastra.
Yogyakarta: CAPS
Ma’mur, Jamal. (2012). Pendidikan
berbasis
keunggulan
lokal.
Yogyakarta: DIVA Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 9
Padil. 2007. Sosiologi Pendidikan.
Malang: UIN-Malang Press
Setiyadi, Putut. (2012). Pemahaman
Kembali Local Wisdom Etnik
Jawa dalam Tembang Macapat
dan Pemanfaatannya sebagai
Media Pendidikan Budi Pekerti
Bangsa. Bandung: Magistra.
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 10
DALAM KUMPULAN GURINDAM KITAB TARBIYATUS SHIBYAN
KARYA KH HABIBULLAH RAIS
Ainur Rofiq Hafsi
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Sastra dapat menjadi media penanaman nilai-nilai
kehidupan kepada masyarakat pembacanya. Semua gendre karya
sastra dapat memuat nilai-nilai kehidupan yang luhur. Sastra tidak
sekedar menghibur pembaca tetapi dapat memuat pesan dan
didikan melalui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kajian
gurindam kitab Tarbiyatus Shibyan yang luar biasa dan
kandungan nilai-nilai di dalamnya perlu mendapat ulasan lebih
mendetail agar dapat bermanfaat dan dikembangkan diberbagai
daerah khususnya di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kandungan nilai
kearifan lokal Madura dalam kumpulan gurindam Kitab
Tarbiyatus Shibyan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitif.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data penelitian
adalah pendekatan hermineutik. Berdasarkan hasil analisis data
ditemukan Pertama, kearifan lokal Madura kategori komunikasi
dengan tuhan yang terkandung dalam gurindam ini berisikan
nasihat dan ajakan untuk takut kepada Allah dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya,
berbuat baik kepada orang lain, tidak menyakiti orang kain, dan
mencari keridhaan Allah Swt. Kedua, wujud komunikasi dengan
manusia lain berupa nasihat atau petuah agar mengedepankan
etika sopan santun terhadap guru, harus menghormati guru,
melaksanakan perintah guru, dan rajin dalam belajar. Ketiga,
kearifan lokal komunikasi dalam keluarga berupa nasihat etika
terhadap orang tua, gambaran orang tua yang mencari nafkah dan
memberikan didikan, ketika sudah dewasa anak diharapkan bisa
membalas jasa orang tua dengan memenuhi kebutuhan hidup
orang tua, dan anak harus mengikuti perkataan dan perintah orang
tua. Keempat, kearifan lokal kategori komunikasi dengan
masyarakat tersebut berwujud nasihat dan himbauan agar
bermoral baik sebagai bekal untuk bisa diterima dengan baik
dalam masyarakat.
Nasihat tersebut antara lain mengucapkan salam dan
berkata lemah lembut saat bertemu dengan teman, larangan
menyebut keburukan orang lain, lebih menekankan introspeksi
diri, larangan suka bercanda dan berlebihan karena menjadi biang
pertengkaran. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sangat
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 1
berpotensi untuk dijadikan media penanaman nilai kearifan lokal.
Langkah-langkah pembelajaran (pendahuluan, isi, dan penutup)
dapat dikondisikan secara sengaja oleh guru. Guru dapat memilih
karya sastra gurindam kitab Tarbitaus Shibyan karya KH
Habibullah Rais. Guru saat pembelajaran dapat memberikan
motivasi dan umpan balik bagi siswa yang berhubungan dengan
kearifan lokal Madura.
Kata-kata kunci: kearifan lokal Madura, gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan, hermeneutika
PENDAHULUAN
Kearifan budaya lokal terbentuk
dari cara berpikir dan bersikap dari
suatu masyarakat ketika mereka
merespon masalah-masalah yang
timbul di sekitarnya. Kearifan budaya
lokal terbentuk tidak dalam rentang
waktu
yang
panjang
melalui
perenungan-perenungan
dan
pengujian-pengujian pada setiap
kurun yang dilalui.
Jamal
Ma’mur
(2012:45)
mengartikan kearifan lokal atau
keunggulan lokal adalah segala
sesuatu yang menjadi ciri khas
kedaerahan yang mencakup aspek
ekonomi,
budaya,
teknologi
informasi, komunikasi, ekolago, dan
sebagainya.
Kearifan lokal Madura terbagi
atas komunikasi dengan
tuhan,
komunikasi dengan manusia lain,
komunikasi
dalam
keluarga,
komunikasi dengan masyarakat, dan
komunikasi
dengan
alam.
Secarakeseluruhan kearifan lokal
Madura adalah pegangan hidup
dengan menjunjung tinggi budi
perketi luhur sebagai manusia dalam
berkomunikasi atau berhubungan
dengan tuhan, manusia lain, keluarga,
masyarakat, dan alam.
Karya sastra adalah bentuk
pencerminan
dari
masyarakat.
Melalui karya sastra, dapat diketahui
tentang
kehidupan
sebuah
masyarakat, baik dari wujud budaya,
ekonomi,
maupun religiusitasnya.
Namun
demikian,
penampilan
kembali sebuah masyarakat yang
dilakukan oleh satrawan berbeda
dengan yang dilakukan penulis
sejarah yang bersifat lugas dan
tekstual. Para sastrawan cenderung
menggunakan media dunia fiksi yang
berdiri sendiri.
Sastra dapat diartikan sebagai
sebuah produk budaya, kreasi
pengarang yang hidup dan terkait
dengan
nilai-nilai
kehidupan
masyarakatnya. Sastra merupakan
cerminan dari kehidupan masyarakat
tempat pengarang tinggal. Pengarang
dalam
hubungan
sosialnya
bersinggungan dengan nilai-nilai
kehidupan yang ada dan berkembang
di tengah-tengah masyarakat. Nilainilai tersebut seperti nilai pendidikan,
nilai moral, nilai sosial, nilai budaya
dan
nilai
religius.
Nilai-nilai
kehidupan yang menjunjung tinggi
budi perkerti dan hal-hal yang baik
pada suatu daerah tertentu disebut
kearifan lokal. Jadi, karya sastra tidak
dapat dipisahkan dengan kearifan
lokal daerah.
Nilai-nilai kearifan lokal dalam
masyarakat sangat berperan penting
dalam mewujudkan masyarakat yang
memiliki sikap dan sifat berbudi
pekerti luhur. Ketika masyarakat tidak
dapat memahami dan mewujudkan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 2
nilai-nilai kehidupan dengan positif,
akan terjadi berbagai masalah sosial
yang dapat mengganggu stabilitas
kehidupan masyarakat.
Membaca
kritis
kreatif
merupakan kegiatan membaca teks
dengan melibatkan keterampilan
berfikir kritis dan kreatif secara
terintegrasi. Dalam aktivitas belajar,
siswa dituntut untuk memahami dan
mengolah
informasi
baik
pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap yang disampaikan oleh guru
atau
dari
buku-buku
yang
dipelajarinya. Membaca kritis kreatif
dibutuhkan siswa untuk mendapatkan
informasi atau pemahaman terhadap
bahan ajar dan menerapkan isi bacaan
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Oleh
sebab
itu,
keterampilan
membaca kritis kreatif penting
diberikan kepada siswa.
Di
berbagai
lembaga
pendidikan
telah
banyak
memanfaatkan karya sastra sebagai
bahan ajar tambahan. Seperti halnya
lembaga pendidikan di pesantren
telah memanfaatkan karya sastra
sebagai bahan ajar tambahan bahkan
mata pelajaran khusus. Pada lembaga
pendidikan di lembaga pendidikan
yang demikian ini karya sastra sudah
berbentuk kitab. Beberapa kitab yang
berisi karya sastra tersebut seperti
Hidayatus Shibyan, Aqidatul Awam,
Tarbiyatus Shibyan, dll.
Kitab
Tarbiyatus
Shibyan
adalah kitab yang populer menjadi
pegangan dan mata pelajaran khusus
di madrasah diniyah dan lembaga
pesantren. Santri dan siswa biasanya
membaca kitab ini dengan cara
melagukannya. Isi dalam kitab
Tarbiyatus Shibyan ini berupa karya
sastra puisi lama yakni gurindam. Isi
kitab ini sesuai dengan ciri-ciri
gurindam yaitu berbentuk bait-bait
yang terdiri atas dua baris atau larik,
memiliki persajakan di akhir masingmasing barisnya, baris pertama
menjadi sebab dan baris kedua
menjadi akibat, dan berisi petuah atau
nasihat kepada kebaikan.
Kitab Tarbiatus Shibyan sangat
istimewa karena dalam bahasa Arab
dan
bahasa
Madura
tetap
mempertahannkan bentuknya sebagai
gurindam. Kini
kitab Tarbiatus
Shibyan telah hadir dan disebar
luaskan dalam bentuk audio dan
video sehingga lebih mudah diingat
dan dipahami.
Kumpulan gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan merupakan salah
satu kumpulan gurindam karangan
orang Indonesia asli. Sebagaimana
diketahui gurindam yang hingga saat
ini paling populer di Indonesia adalah
karangan dari Raja Ali Haji yang
merupakan
kelahiran
Selangor
Malaysia.
Arti kitab Tarbiyatus Shibyan
sendiri dalam bahasa Indonesia
berarti “pendidikan anak-anak”. Kitab
ini adalah sekumpulan gurindam yang
di dalamnya memuat bahan ajar cara
beriman
kepada
Allah,
cara
menghormati
orang
tua,
cara
menghormati guru, cara belajar dan
menuntut ilmu yang mendatangkan
keberkahan, tata cara dalam bergaul,
sampai cara makan dan tata
kehidupan yang pada akhirnya
member tuntunan keselamatan hidup
untuk para anak-anak seperti terdapat
pada judulnya.
Keberadaan kitab Tarbiyatus
Shibyan yang kurang dikenal dan
yang masih menggunakan tulisan
Arab dan terjemahan bahasa Madura
tidak bisa diajarkan di berbagai
daerah. Kitab Tarbiyatus Shibyan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 3
perlu dikaji secara ilmiah dan
dikenalkan ke berbagai daerah
lainnya sebagai tambahan koleksi
karya sastra karya orang Indonesia
sendiri.
Kajian
kitab Tarbiyatus
Shibyan yang luar biasa dengan
kandungan nilai-nilai kearifan lokal
Madura di dalamnya perlu mendapat
ulasan lebih mendetail agar dapat
bermanfaat
dan
dikembangkan
diberbagai daerah khususnya di
Indonesia. Dalam pembelajaran sastra
Indonesia agar dalam mengapresiasi
karya
sastra
dapat
sekaligus
membentuk pendidikan karakter
peserta didik.
Berdasarkan kontek penelitian
di atas maka penulis tertarik
menyusun tesis dengan judul “Nilainilai Dalam Kumpulan Gurindam
Kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH
Habibullah Rais”.
Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
menjelaskan kearifan lokal Madura
yang terkandung dalam kumpulan
gurindam Kitab TarbiyatusShibyan.
Menurut Setiyadi (2012:75),
kearifan lokal merupakan adat dan
kebiasan yang telah mentradisi
dilakukan
oleh
sekelompok
masyarakat secara turun temurun
yang hingga saat ini masih
dipertahankan keberadaannya oleh
masyarakat hukum adat tertentu di
daerah tertentu.
Gurindam merupakan salah satu
jenis puisi lama, disamping mantra,
pantun,
talibun,
seloka,
dan
sejenisnya.Gurindam berasal dari
India yang digunakan sebagai media
penyampai curahan hati.
Kitab Tarbiatus Shibyanadalah
sebuah kitab karangan Kiai Haji
Habibullah Ra’is yang merupakan
pengasuh pondok pesantren Klaba’an
Guluk-Guluk Sumenep Madura.
Kitab Tarbiatus Shibyan tersusun atas
beberapa bait berbahasa Arab dengan
terjemahan bahasa Madura. Bait-bait
di dalamnya memiliki karakteristik
karya sastra yaitu gurindam.
KEGUNAAN PENELITIAN
Hasil penelitian ini dapat
digunakan baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi (1) pengembangan
wawasan terhadap gurindam dalam
kitab Tarbiyatus Shibyan sebagai
karya sastra kreasi murni ulama
muslim
dan
budayawan
asli
Indonesia, (2) dapat memberikan teori
kependidikan dalam memperkaya
pemikiran tentang nilai-nilai kearifan
lokal
Madura,
(3)
dapat
disumbangkan sebagai pengayaan
bahan pustaka dengan harapan dapat
diterima sebagai koleksi karya ilmiah
yang bermanfaat.
Secara
praktis
dapat
dimanfaatkan bagi (1) pendidik dalam
meramu formula ampuh sebagai
bagian dari solusi peningkatan
kualitas pendidikan di Indonesia
khususnya dalam penanaman budi
pekerti luhur melalui kearifan lokal
Madura, (2) dalam pengajaran sastra
diharapkan
dapat
dipergunakan
sebagai sumbangan informasi tentang
nilai-nilai kearifan lokal yang tersirat
dalam kumpulan Gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan dengan harapan
dapat diaplikasikan di sekolah, (3)
diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran secara tertulis umumnya
bagi civitas akademika baik para
pelajar maupun non pelajar, dan
khususnya bagi civitas akademika
Universitas Islam Malang Prodi
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 4
Bahasa
Indonesia
pascasarjana.
Program
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk pada
penelitian
kualitatif.
Menurut
Aminuddin (1990:14) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian untuk menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau
tulisan tentang orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati.
Dikatakan kualitatif karena (1)
berlatar alamiah; (2) mengandalkan
manusia sebagai alat penelitian; (3)
data penelitian dianalisis secara
induktif, (4) bersifat deskriptif; (5)
mementingkan proses daripada hasil;
dan (6) rancangan bersifat sementara
(Moleong, 2000:30)
Data penelitian ini berlatar
ilmiah dengan mengambil data dari
kumpulan gurindam kitab Tarbiyatus
Shibyan karya KH. Habibullah Rais
yang digunakan sebagai bahan acuan
dalam proses komunikasi oleh
pembacanya.
Mengandalkan manusia sebagai
alat penelitian, artinya peneliti
sebagai instrument dalam penelitian.
Peneliti terlibat langsung atau
berperan serta dalam pengumpulan
data penenlitian.
Data penelitian dianalisis secara
induktif, karena penelitian ini
dilakukan tidak untuk membuktikan
hipotesis
yang
telah
disusun
sebelumnya, akan tetapi merupakan
pembentukan abstraksi berdasarkan
bagian-bagian
yang
telah
dikumpulkan.
Bersifat deskriptif, artinya data
berupa
paparan
bahasa
yang
digunakan dalam larik-larik gurindam
pada kitab Tarbiyatus Shibyandan
tidak berupa angka-angka. Pelaporan
penelitian ini berupa penjelasan
(deskripsi) dari data yang ditemukan
dab bukan berupa statistik.
Mementingkan proses daripada
hasil, artinya proses penelitian
merupakan hal yang sangat penting
dalam
penelitian
ini,
sebab
pengamatan terhadap hubungan antar
bagian-bagian yang sedang diteliti
akan lebih jelas apabila diamati dalam
proses.
Desain yang bersifat sementara,
artinya desain penelitian yang
digunakan senantiasa berubah dan
berkembang sesuai dengan temuan
objek yang diteliti, jadi tidak
menggunakan desain yang telah
disusun secara ketat dan kaku atau
tidak dapat diubah.
Penelitian ini menggunakan
metode hermeneutik, yaitu dengan
berusaha memahami makna karya
satra yang ada di balik struktur.
Dikatakan
demikian
karena
pemahaman makna tidak hanya pada
simbol, melainkan memandang sastra
sebagai teks yang di dalamnya
terdapat konteks yang bersifat
polisemi
(Sumaryono
dalam
Endrawarsa, 2006:42).
Data penelitian ini berupa data
deskriptitif, berupa paparan bahasa
yang digunakan KH. Habibullah Rais
dalam gurindam kitab Tarbiyatus
Shibyan. Data penelitian ini meliputi
kandungan nilai-nilai kearifan lokal
Madura dalam kumpulan gurindam
kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH.
Habibullah Rais. Sumber data
penelitian ini adalah kumpulan
gurindam dalam kitab Tarbiyatus
Shibyan karya KH. Habibullah Rais
dalam
Bahasa
Arab
dan
diterjemahkan Bahasa Indonesia.
Prosedur pengumpulan data
adalah langkah-langkah pengumpulan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 5
data penelitian. Adapun langkahlangkah pengumpulan data dalam
penelitian ini sebagai berikut. (1)
membaca kitab Tarbiyatus Shibyan
karya KH. Habibullah Rais dan
menterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, (2) membaca dengan
intens dan menandai setiap bagian
yang berkenaan dengan nilai-nilai
pendidikan, moral, dan religius sesuai
dengan masalah penelitian, (3)
Menuliskan data yang ditemukan
dalam tabel pengumpulan data, (4)
memberikakan kodifikasi pada setiap
data temuan dalam tabel data sesuai
dengan kodefikasi yang telah
ditetapkan. Data yang dikumpulkan
dalam tabel data disajikan dengan
menggunakan
kodifikasi
sesuai
klasifikai
fokus
kajian,
(5)
mendeskripsikan data temuan sesuai
dengan masalah penelitian, (6)
mengklasikasi data temuan sebagai
langkah tabulasi sesuai dengan
masalah penelitian, (7) Editing data
yakni untuk mengoreksi adanya
kesalahan penulisan pada korpus data.
Dalam penelitian gurindam
kitab Tarbiyatus Shibyan karya KH.
Habibullah Rais, instrumen yang
digunakan adalah peneliti sendiri
(human
instrument).
Peneliti
bertindak sebagai pelaku dalam
menafsirkan makna dari data-data
yang telah diperoleh dalam teks
gurindam.
Menurut Moleong (2000: 121),
penelitian yang menggunakan (human
instrument) berarti peneliti bertindak
sebagai
perencana,
pelaksana
pengumpul data, analisis, penafsir
data dan apada akhirnya ia menjadi
pelapor hasil penelitiannya.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
tuhan meliputi, memuat ajakan,
anjuran, peringatan, dan nasihat
untuk, takutkepada Allah dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban sebagai
manusia, ikhlas dalam beramal,
berbuat baik kepada orang lain, tidak
menyakiti orang lain, dan mencari
keridhaan Allah Swt.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
manusia lain meliputi, ajakan,
anjuran, peringatan, dan nasihat untuk
menghormati
seseorang
dengan
melihat usia, seperti kepada orang
yang lebih tua, guru, orang yang
dituakan karena kebijakannya, orang
kaya yang juga dihormati sebab orang
kaya diharapkan bisa membantu si
miskin,
demikian
pula
harus
menghormati orang yang berilmu dan
orang yang memiliki status seperti
ulama dan umara. Sedangkan saling
menghargai dimaksukan agar kita
tidak bersikap maunya sendiri,
memaksakan kehendak terutama
kepada mereka yang lebih muda
kepada kita. Selesaikan segala sesuatu
dengan orang lain dengan cara santun,
bijak dan cerdas.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
keluarga meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat untuk
bertuturkata yang baik kepada seluruh
anggota keluarga, melakukan tugas
dan kewajiban sebagai anggota
keluarga seperti ayah mencari nafkah,
ibu merawat dan mendidik anak, dan
anak mematuhi yang diperintahkan
orang tua, menjaga nama baik dan
martabat keluarga
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
masyarakat meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat agar bermoral
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 6
baik sebagai bekal untuk bisa diterima
dengan baik dalam masyarakat.
Nasihat
tersebut
antara
lain
mengucapkan salam dan berkata
lemah lembut saat bertemu dengan
teman, larangan menyebut keburukan
orang lain, lebih menekankan
introspeksi diri, larangan suka
bercanda dan berlebihan karena
menjadi
biang
pertengkaran,
kebahagiaan punya banyak teman dan
keresahan karena punya musuh, dan
berteman yang benar adalah ada
untuk teman di saat suka maupun
duka.
Indikator nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
alam meliputi, ajakan, anjuran,
peringatan, dan nasihat untuk
menjaga
kebersihan
lingkungan
dengan membuang sampah pada
tempatnya, mempelajari fenomena
alam yang terjadi dan menghayatinya,
tidak merusak alam yang akan
berimbas pada kepunahan umat
manusia, memanfaatkan alam dengan
bijak untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
HASIL PENELITIAN
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
tuhan berupa nasihat dan ajakan untuk
takut
kepada
Allah
dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban menuntut
ilmu, ikhlas dalam mengamalkan
ilmu, berbuat baik kepada orang lain,
tidak menyakiti orang kain, mencari
keridhaan Allah Swt, nasihat serta
ajakan dalam melaksanakan syariat
Islam dengan benar dengan terlebih
dahulu mempelajari ilmu agama, cara
meraih keberuntungan di dunia dan
akhirat dengan melaksanakan ibadah,
dan bencana yang terjadi dan
menimpa
manusia
sebab
meninggalkan
ibadah
yang
diperintahkan Allah swt.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dengan
manusia lain berupa nasihat atau
petuah KH Habibullah Rais kepada
siswa agar mengedepankan etika
sopan santun terhadap guru. Nasihat
tersebut meliputi siswa harus
menghormati guru, melaksanakan
perintah guru, rajin dalam belajar,
memohon ridha dan doa dari guru,
merawat buku dan peralatan pelajaran
yang lain, memuliakan guru dan yang
berhubungan dengan guru, dan jangan
malas dalam belajar.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
keluarga berupa nasihat etika
terhadap orang tua tersebut meliputi
gambaran perjuangan orang tua dari
hamil,
melahirkan
hingga
membesarkan anak, gambaran orang
tua yang mencari nafkah dan
memberikan didikan, ketika sudah
dewasa anak diharapkan bisa
membalas jasa orang tua dengan
memenuhi kebutuhan hidup orang
tua, dan anak harus mengikuti
perkataan dan perintah orang tua.
Interpretasi nilai kearifan lokal
Madura kategori komunikasi dalam
masyarakat berupa nasihat dan
himbauan agar bermoral baik sebagai
bekal untuk bisa diterima dengan baik
dalam masyarakat. Nasihat tersebut
antara lain mengucapkan salam dan
berkata lemah lembut saat bertemu
dengan teman, larangan menyebut
keburukan
orang
lain,
lebih
menekankan introspeksi diri, larangan
suka bercanda dan berlebihan karena
menjadi
biang
pertengkaran,
kebahagiaan punya banyak teman dan
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 7
keresahan karena punya musuh, dan
berteman yang benar adalah ada
untuk teman di saat suka maupun
duka.
SIMPULAN
Dalam hubungannya dengan
nilai kearifan lokal Madura, gurindam
kitab Tabiyatus Shibyan karya KH
Habibullah Rais banyak memuat data
yang
berhubungan
dengan
komunikasi
dengan
tuhan,
komunikasi dengan manusia lain,
komunikasi dalam keluarga, dan
komunikasi dalam masyarakat.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dengan tuhan yang
terkandung dalam gurindam ini
berisikan nasihat dan ajakan untuk
takut
kepada
Allah
dengan
melaksanakan apa yang diperintahkan
dan
menjauhi
laranganNya,
melaksanakan kewajiban menuntut
ilmu, ikhlas dalam mengamalkan
ilmu, berbuat baik kepada orang lain,
tidak menyakiti orang kain, dan
mencari keridhaan Allah Swt.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dengan manusia lain pada
penelitian ini berwujud nasihat atau
petuah KH Habibullah Rais kepada
siswa agar mengedepankan etika
sopan santun terhadap guru.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi
dalam
keluarga
menekankan pada moral seorang anak
dalam keluarga terutama kepada
orang tua juga menjadi perhatian
pengarang dalam gurindamnya. KH
Habibullah Rais menasehati dan
mengajarkan anak cara bersikap
kepada orang tua.
Wujud
kearifan
lokal
komunikasi dalam
masyarakat
banyak ditemukan dalam gurindam
kitab Tabiyatus Shibyan karya KH
Habibullah
Rais.
Pengarang
menekankan etika saat berada di
tengah masyarakat seperti bergaul
dengan teman. Wujud kandungan
nilai moral kategori komunikasi
dengan manusia tersebut berwujud
nasihat dan himbauan agar bermoral
baik sebagai bekal untuk bisa diterima
dengan baik dalam masyarakat.
Penanaman nilai kearifan lokal
Madura dapat diawali dari dunia
pendidikan.
Seluruh
elemen
pendidikan harus bekerja sama
mewujudkan siswa yang memenuhi
kearifan lokal Madura. Mulai dari
perangkat pembelajaran, guru, dan
warga
sekolah
lainnya
dapat
mengkondisikan lingkungan sekolah
yang bernuansakan kearifan lokal
Madura. Saat proses belajar mengajar
berlangsung, pada mata pelajaran
apapun penting untuk disisipkan nilai
kearifan lokal Madura.
Pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia sangat berpotensi untuk
dijadikan media penanaman nilai
kearifan lokal Madura. Empat
keterampilan berbahasa menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis
bermuara pada efektifitas dalam
berkomunikasi. Nilai kearifan lokal
Madura dapat ditanamkan harus
dengan proses komunikasi yang baik,
sehingga keterampilan berbahasa
dapat menopang penanaman nilai
kearifan lokal Madura.
Perangkat pembelajaran bahasa
dan
sastra
Indonesia
sebagai
rancangan awal dalam memulai
hingga mengakhiri pembelajaran
dapat dikondisikan oleh guru
sehingga sarat akan nilai kearifan
lokal Madura. Dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terdapat bagian-bagian tertentu yang
dapat
dijadikan
area
khusus
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 8
bermuatan nilai kearifan lokal
Madura seperti pada bagian langkahlangkah pembelajaran, dan bahan
ajar.
Langkah-langkah pembelajaran
(pendahuluan, isi, dan penutup)
dikondisikan secara sengaja oleh guru
sehingga
memudahkan
dalam
penyisipan nilai kearifan lokal
Madura. Pada pendahuluan atau
memulai pelajaran guru bisa menyapa
siswa
dengan
menyampaikan
informasi terkini yang berhubungan
dengan kearifan lokal Madura
kemudian
membahas
sedikit
mengenai pentingnya bertindak sesuai
dengan nilai kearifan lokal Madura.
Saat menutup pelajaran guru juga bisa
berpesan agar siswa tetap menjaga
diri sesuai nilai kearifan lokal Madura
yang kemudian ditutup dengan doa.
Pemilihan bahan ajar oleh guru
sangat penting berhubungan dengan
penenaman nilai kearifan lokal
Madura. Guru bisa menyusun atau
memilih bahan ajar serta materi ajar
yang bercorak kearifan lokal Madura.
Bahan dan materi ajar bahasa
Indonesia tidak terlepas dari teks dan
karya sastra. Guru dapat memilih
karya sastra gurindam kitab Tarbitaus
Shibyan karya KH Habibullah Rais
yang kaya dengan kandungan nilai
kearifan lokal Madura.
Peran dan tugas guru penting
dalam pembelajaran. Guru merupakan
sumber inspirasi murid sekaligus
sumber ilmu pengetahuan utama bagi
murid-muridnya.
Guru
menjadi
teladan dan figur untuk dicontoh atau
ditiru muridnya.
Menurut Padil tugas guru yang
paling utama adalah mengajarkan
ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
oleh siswa, yang mendidik nilai,
norma, dan etika yang berlaku di
masyarakat menuju terbentuknya
kepribadian anak (2007: 172)
Peran guru sebagai fasilitator
dapat
pula
berperan
sebagai
penginternalisasi nilai kearifan lokal
Madura
saat
kegiatan
belajar
mengajar berlangsung. Guru saat
pembelajaran dapat memberikan
motivasi dan umpan balik bagi siswa
yang berhubungan dengan kearifan
lokal Madura.
SARAN
Bagi pemerhati sastra agar lebih
mensosialisasikan gurindam kitab
Tarbiyatus Shibyan sebagai karya
sastra yang terlahir atas kreasi murni
budayawan Indonesia.
Bagi guru atau dosen bahasa
dan sastra Indonesia agar memilih
gurindam kitab Tarbiyatus Shibyan
sebagai materi ajar yang berhubungan
dengan gurindam, karena saat ini
gurindam yang sering dijadikan
materi ajar selalu gurindam dua belas
karya Ali Haji. Gurindam dalam kitab
Tarbiyatus Shibyan juga merupakan
karya sastra yang sarat dengan nilai
luhur
sehingga
baik
bagi
perkembangan kepribadian anak.
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin.
1990.
Penelitian
Kualitatif Sastra. Bandung:
HISKI dan YA 3
Endraswara,
Suwardi.
2013.
Metodologi Penelitian sastra.
Yogyakarta: CAPS
Ma’mur, Jamal. (2012). Pendidikan
berbasis
keunggulan
lokal.
Yogyakarta: DIVA Press.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 9
Padil. 2007. Sosiologi Pendidikan.
Malang: UIN-Malang Press
Setiyadi, Putut. (2012). Pemahaman
Kembali Local Wisdom Etnik
Jawa dalam Tembang Macapat
dan Pemanfaatannya sebagai
Media Pendidikan Budi Pekerti
Bangsa. Bandung: Magistra.
NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 10