Magister Pendidikan Bahasa Indonesia NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA BAHASA INDONESIA
BAGI PENUTUAR ASING (BIPA) BERBASIS BUDAYA INDONESIA
TINGKAT MENEGAH DI INDONESIAN STUDIES PROGRAM (ISP)
MCE

Etik Nuraeni
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Abstrak: Program pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing
atau yang lebih populer dengan sebutan BIPA, menunjukkan
perkembangan yang pesat dan positif Semakin banyak lembaga yang
menyelenggarakan program BIPA baik di dalam maupun di luar
negeri. Semakin tingginya animo nasyarakat dunia terhadap BIPA
harus disikapi secara positif dan serius antara lain dengan
penyediaan failitas pembelajaran termasuk buku ajar. Buku ajar
merupakan komponen penting di dalam pembelajaran. Buku ajar
yang paling sesuai adalah yang bisa mengakomodasi kebutuhan
pebelajar asing. Indonesian Studies Program (ISP) merupakan salah
satu penyelenggara program BIPA di Malang, Jawa Timur. ISP juga
berkewajiban untuk menyediakan bahan ajar untuk kepentingan
pembelajaran. Salah satu buku ajar yang mendesak untuk

diwujudkan adalah buku keterampilan membaca.
Potensi Indonesia dengan keragaman budayanya merupakan
hal yang menarik bagi orang asing yang bisa diangkat sebagai materi
bahan ajar membaca. Hal ini juga selaras dengan tujuan orang asing
yang belajar di Indonesia selain untuk kepentingan akademis juga
kepentingan rekreatif. Pegintegrasian budaya Indonesia ke dalam
bahan ajar cukup efektif sebagai saran pembelajaran. Pebelajar asing
selain bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia juga
memeroleh pengetahuan tentang Indonesia. Informasi tentang
Indonesia yang dimasukkan dalam buku ajar akan memberikan
pemahaman yang objektif tentang Indonesia sekaligus juga
membantu pebelajar agar dapat berbahasa Indonesia sesuai dengan
konteksnya sehingga permasalahan-permasalahan gegar budaya bisa
dikurangi.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
bahan ajar membaca yang berbasis budaya Indonesia. Penelitian
pengembangan ini dilakukan dengan mengadopsi model penelitian
pengembangan Research and Development yang dikembangkan oleh
Borg and Gall. Produk yang dihasilkan dalam penelitian
pengembangan ini adalah bahan ajar membaca bahasa Indonesia

untuk penutur Asing (BIPA) berbasis budaya Indonesia tingkat
menengah di Indonesian Studies Program (ISP) MCE.. Kata kunci:
bahan ajar, membaca, BIPA, budaya Indonesia, tingkat menengah

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 90

PENDAHULUAN
Globalisasi
membuat
hubungan antar negara di seluruh
dunia menjadi semakin terbuka lebar.
Efek globalisasi menyebabkan sekatsekat di antara bangsa-bangsa
menjadi tidak tampak lagi. Memasuki
era perdagangan bebas di Asean
(2002), Asian Pasific Economic
Coorporation (APEC), 2010, dan
dunia (2020), bahasa memiliki
peranan penting sebagai sarana
komunikasi
bisnis.

Untuk
menjembatani
komunikasi
antar
bangsa, bahasa memiliki peran
penting sebagai penghubung antar
masyarakat penggunan bahasa yang
berbeda dengan tidak meninggalkan
karakteristik dan identitas masingmasing.
Dalam komunikasi, bahasa
memiliki peran penting sebagai
penghubung
antar
masyarakat
pengguna bahasa yang berbeda
dengan
tidak
meninggalkan
karakteristik dan identitas masingmasing. Bahasa merupakan media
penting untuk mewujudkan hubungan

yang terbuka. Melihat kondisi
semakin terbukanya hubungan antar
masyarakat di dunia, Indonesia
merupakan lahan potensial untuk
didatangi berbagai bangsa. Hal ini
disebabkan
Indonesia
memiliki
potensi kekayaan alam dan budaya
yang melimpah dan beragam. Melihat
fenomena tersebut, pembelajaran
bahasa untuk orang asing (BIPA)
merupakan lahan yang potensial
untuk dikembangkan. Pengajaran
BIPA merupakan salah satu sarana
untuk mengenalkan Indonesia ke
negara-negara
lain.
Melalui
pembelajaran BIPA, para pebelajar

asing bisa memiliki kemampuan

berbahasa Indonesia untuk digunakan
sebagai alat komunikasi dengan
masyarakat Indonesia. Bagi orang
asing, belajar bahasa Indonesia
digunakan sebagai alat untuk berbagai
kepentingan misalnya pekerjaan,
akademis,
wisata,
kepentingan
penelitian, dan sebagainya.
Akhir-akhir
ini
minat
masyarakat dunia untuk memelajari
BIPA semakin meningkat. Fenomena
ini harus disikapi secara positif dan
serius.
Lembaga-lembaga

BIPA
semakin banyak bermunculan seiring
dengan tingginya minat orang asing
untuk belajar bahasa Indonesia.
Kondisi ini harus diimbangi dengan
penyediakan fasilitas pembelajaran
yang memadai sesuai dengan
kebutuhan pebelajar asing. Salah
satunya adalah penyediaan buku ajar
sebagai sarana penting dalam proses
pembelajaran BIPA. Kenyataannya,
belum banyak buku ajar BIPA yang
tersedia di pasaran sehingga setiap
lembaga harus mengadakan sendiri
untuk kepentingan pembelajaran di
lembaga tersebut. Idealnya, buku ajar
BIPA adalah buku ajar yang sesuai
dengan kebutuhan pebelajar. Hal ini
disebabkan karakter dan tujuan
pebelajar asing berbeda-beda. Akan

tetapi, dengan sudah tersedianya buku
ajar akan membantu mengatasi
permasalahan pembelajaran sehingga
pengajar BIPA sudah memiliki
kesiapan untuk mengajar. Oleh karena
itu pengadaan buku ajar harus
diwujudkan mengingat pentingnya
alat ini dalam proses belajar
mengajar.
Belajar bahasa Indonesia
hakikatnya adalah belajar budaya juga
karena di dalmnya terkandung
makna-makna budaya tempa bahasa

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 91

tersebut lahit, hidup, berkembang, dan
dipakai penuturnya. Orang asing yang
belajar BIPA di Indonesia akan
tinggal

dan
bergaul
dengan
masyarakat Indonesia. Mereka akan
beradaptasi dengan budaya Indonesia.
Masalah gegar budaya sangat
mungkin terjadi karena pebelajar
asing kurang memahami penggunaan
bahasa sesuai dengan konteksnya.
Kondisi ini sering terjadi sehingga
membuat pebelajar asing tertekan,
stres, menyendiri, bahkan hal yang
fatal bisa terjadi pebelajar asing
menghentikan program belajarnya
dan minta pulang ke negaranya.
Pembelajar asing yang belajar
di
Indonesia
juga
memiliki

kepentingan lain untuk pergi ke
beberapa wilayah Indonesia untuk
kepentingan
rekreasi.
Beberapa
fenomena tersebut perlu disiasati agar
pembelajaran
BIPA
bisa
mengakomodasi berbagai keperluan
dan
menguarangi
berbagai
permasalahan yang mungkin muncul.
Salah satu cara yang cukup efektif
adalah
dengan
melakukan
pembelajaran
bahasa

Indonesia
dengan
mengintegrasikan
pengetahuan budaya Indonesia. untuk
mewujudkan tujuan ini
harus
disediakan buku ajar yang memuat
konten budaya Indonesia. Dengan
cara ini, pebelajar asing selain dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa
Indonesia juga memiliki pengetahuan
tentang Indonesia yang bisa dipakai
untuk berbagai keperluan. Informasi
keindonesiaan khususnya tentang
Indonesia bisa diwadahi dalam buku
ajar khusus keterampilan membaca.
Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan baik tertulis maupun
tidak tertulis yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam


kegiatan belajar mengajar (Majid,
2007: 174). Fauziah (2014: 41)
mengutip pendapat Sudrajad, bahwa
bahan ajar merupakan seperangkat
materi yang disusun secara sistematis
baik tertulis maupun tidak tertulsi
sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar. Bahan ajar tersebut
berupa informasi, alat, atau teks yang
diperlukan guru atau instruktur untuk
perencaan
implementasi
pembelajaran.
Indonesian Studies Program
(ISP), sebagai salah satu lembaga
BIPA perlu menyediakan buku ajar
membaca yang mengintegrasikan
budaya Indone-sia. Dengan muatan
budaya, pebelajar asing akan bisa
meningkatkan keterampilan membaca
sekaligus mendapatkan informasi
tentang Indonesia khsusunya dari
aspek budayanya. Target selanjutnya,
pebelajar bisa membaca sendiri
informasi dari berbagai media tanpa
bantuan
pengajar.
Membaca
merupakan alat penting untuk
mendapatkan informasi dan bisa
dilakukan sendiri dengan catatan
pebelajar sudah memiliki kemampuan
berbahasa
Indonesia.
Melalui
pembelajaran membaca
pebelajar
dilatih untuk memahami bacaan,
berpikir kritis terhadap isi bacaan, dan
menerapkan secara kreatif dalam
berbagai aspek.
Pengadaan
bahan
ajar
membaca buku sangat diperlukan
karena selama ini materi keterampilan
membaca masih banyak yang
berbentuk lembaran-lembaran yang
belum dibukukan. Idealnya, materi
yang
akan
dipakai
dalam
pembelajaran adalah materi yang
sudah teruji validitasnya sehingga
layak untuk digunakan dalam

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 92

pembelajaran. Kondisi ini dialami
banyak lembaga penyelenggara BIPA
termasuk
ISP.
Para
pengajar
menyediakan sendiri bahan ajar
membaca yang diambil dari berbagai
sumber. Keterbatasan buku ajar
membaca juga disampaikan oleh
Bernard dan Kuncoro (2000). Buku
ajar yang sudah banyak dibuat adalah
buku ajar keterampilan berbicara.
Penelitian
pengembangan
bahan ajar BIPA juga masih belum
banyak dilakukan terutama penelitian
pengembangan bahan ajar membaca
BIPA
yang
berbasis
budaya
Indonesia. Gatut Susanto (2008)
mengadakan
penelitian
pengembangan tentang Bahan Ajar
BIPA
Tingkat
Pemula
untuk
Pebelajar Jepang. Penelitian ini
menghasilkan bahan ajar khusus
untuk pebelajar BIPA dari Jepang
yang berisi empat keterampilan
berbahasa dan tata bahasa yang
dikemas dalam bentuk pembelajaran
integratif. Bahan ajar yang dihasilkan
dibuat
berdasarkan
karakterstik
pebelajar karena bahan ajar yang
disesuaikan
akan
membantu
tercapainya tujuan pembelajaran.
Penelitian mengenai bahan ajar BIPA
juga dilakukan oleh Kholiyah Salaeh
(2011) mahasiswa dari Thailand yang
menempuh
pendidikan
S2
di
Universitas Negeri Malang. Dalam
penelitian
tesisnya,
Salaeh
mengangkat judul Pengembangan
Bahan Ajar Tata Bahasa Indonesia
untuk Pembelajar Thailand Tingkat
Pemula. Bahan ajar ini berbentuk
buku yang terdiri dari 10 unit dan
dipakai
sebagai
bahan
ajar
tambahan/pendampinh bahan ajar
utama. Penelitian bahan ajar BIPA
lainnya dilakukan oleh Riqoh Fariqoh
(2013) mengenai Pengembangan

Bahan
Ajar
Membaca
untuk
Pembelajar Bahasa Indonesia Bagi
Penutur Asing Tingkat Dasar.
Penelitian bahan ajar membaca juga
dilakukan oleh Andika Eko Prasetyo
(2015) yang berjudul Pengembangan
Bahan Ajar BIPA Bermuatan Budaya
Jawa bagi Penutur Asing Tingkat
Pemula.
Beberapa penelitian bahan ajar
tersebut memberi kontribusi dan
pertimbangan untuk mengadakan
penelitian pengembangan bahan ajar
BIPA. Penelitian ini dilakukan di
Indonesian Studies Program (ISP)
MCE. Tujuan penelitian ini untuk
menghasilkan bahan ajar membaca
bahasa Indonesia bagi penutur aing
berbasis budaya Indonesia tingkat
menengah dalam bentuk buku.
Penelitian ini perlu dilakukan karena
ISP sebagai lembaga BIPA yang
sudah berdiri sejak 2002 belum
memiliki buku ajar keterampilan
membaca. Bahan ajar ini selain untuk
mengakomodasi
kepentingan
pembelajaran bahasa Indonesia juga
memberikan wawasan keindonesiaan
kepada pebelajar asing khususnya
budaya Indonesia. Pembelajaran
bahasa Indonesia di ISP selain
dilaksanakan melalui pendekatan
integratif, ada juga yang dilaksanakan
dengan pendekatan diskret atau
terpisah berdasar keterampilan bahasa
Indonesia.
Dalam
pembelajaran
dengan pendekatan diskret diperlukan
bahan
ajar
sesuai
dengan
keterampilan berbahasa Indonesia,
salah satunya bahan ajar membaca.
Bahan ajar yang dirancang
disesuaikan dengan kemampuan
berbahasa
Indonesia
pebelajar.
Kemampuan berbahasa pebelajar
berbeda-beda mulai dari tingkat
pemula sampai lanjut. Perancangan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 93

buku ajar harus disesuaikan dengan
standar
pelevelan
kemampuan
berbahasa
Indonesia
pebelajar.
Perancangan buku ajar juga harus
disesuaikan
dengan
kebutuhan
pebelajar.
Berdasarkan standar
pelevelan tersebut, buku ajar yang
dirancang ada yang berupa buku ajar
BIPA tingkat pemula, buku ajar
tingkat menengah, dan buku ajar
tingkat lanjut. Buku ajar yang
dihasilkan dalam penelitian ini adalah
buku ajar membaca untuk pebelajar
BIPA yang berada pada level
menengah.
MANFAAT PENELITIAN
Peneltian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat teoritis dan
praktis.
Secara teoritis, hasil penelitian ini
dapat
memberikan
kontribusi
pemikiran dan teori mengenai
pengembangan bahan ajar membaca
BIPA berbasis budaya Indonesia bagi
pebelajar asing tingkat menengah.
Penelitian ini juga dapat memberikan
pemahaman kepada pengajar BIPA
tentang penerapan budaya Indonesia
dalam pembelajaran keterampilan
membaca BIPA.
Secara praktis, hasil penelitian
bermanfaat bagi pebelajar, pengajar,
dan penyelenggara program BIPA.
Manfaat
hasil
penelitian
bagi
pebelajar
asing
adalah
dapat
meningkatkan
penguasaan
keterampilan
membaca
karena
disesuaikan dengan kemampuan
pebelajar yang berada paa level
menengah. Latihan-latihan yang
dirancang ditujukan agar pebelajar
bisa memahami setiap topik secara
mendalam. Setiap topik yang
disajikan berisi informasi budaya
yang
beragam
sehingga
bisa

memberikan
wawasan
budaya
Indonesia kepada pebelajar asing,
mengetahui kondisi Indonesia yang
sebearnya, dan menyikapinya secara
onjektif. Manfaat bagi pengajar
adalah bisa memberikan referensi
bahan
ajar
membaca
BIPA
mengingat
masih
terbatasnya
referensi bahan ajar BIPA yang
disusun
terpisah
berdasarkan
keterampilan berbahasa. Selain itu,
melalui produk bahan ajar ini
pengajar dapat memberikan informasi
budaya Indonesia kepada pebelajar
melalui tema-tema budaya yang
terdapat dalam buku ajar. Sementara
itu, bagi penyelenggara BIPA, hasil
penelitian ini akan menambah
referensi bahan ajar BIPA sehingga
lembaga BIPA semakin kompeten
dan
terus
berkembang.
Hasil
penelitian ini juga dapat memberi
sumbangan
untuk
memperkaya
perangkat pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pebelajar asing
tingkat menengah. Selain itu, bahan
ajar ini diharapkan dapat melengkapi
dan menyempurnakan bahan ajar
sejenis yang telah ada.
METODE PENGEMBANGAN
Penelitian
pengembangan
bahan ajar membaca membaca bahasa
Indonesia bagi penutur asing (BIPA)
berbasis budaya Indonesia tingkat
menengah di Indonesian Studies
Program (ISP) MCE mengacu pada
desain penelitian dan pengembangan
Research and Development (R&D)
yang
diadaptasi
dari
model
pengembangan Borg and Gall.
Menurut Borg and Gall (1983: 772),
“educational
research
and
development (R & D) is a process
used and develop and validate
educational production” . Dengan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 94

pengertian tersebut maka rangkaian
langkah-langkah
penelitian
pengembangan dilakukan secara
siklis, pada setiap langkah yang akan
dilalui atau dilakukan selalu mengacu
pada hasil langkah sebelumnya
hingga pada akhirnya diperoleh suatu
produk pendidikan yang baru. Metode
penelitian ini merupakan metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut.
Alasan
lain
penggunaan
pendekatan
penelitian
dan
pengembangan karena dipandang
tepat untuk mengembangan model
pembelajaran yang tujuannya tidak
sekedar
menemukan
profil
implementasi atau praktik-praktik
pembelajaran, tetapi lebih dari itu,
yaitu
mengembangankan
model
pengembangan yang efektif
dan
mudah dalam penerapnnya sesuai
kondisi
dan
kebutuhan
nyata
pebelajar.
Penelitian
dan
pengembangan R & D juga memiliki
keunggulan terutama jika dilihat dari
prosedur kerjanya yang sangat
memerhatikan kebutuhan dan kondisi
tempat pebelajar asing yang belajar
bahasa Indonesia.
Dalam
penelitian
ini,
dilakukan
penyesuaian
dengan
membatasi penelitian sampai lima
tahap,
yaitu
pada
tahap
revisi/perbaikan
desain
setelah
validasi desain oleh ahli, praktisi, dan
pebelajar BIPA. Adapun lima tahapan
yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah yaitu 1) tahap pertama berupa
persiapan/pra pengembangan, (2)
tahap kedua awal pengembangan
prototipe bahan ajar, (3) tahap ketiga
desain produk, (4) tahap keempat
validasi produk, dan (5) tahap kelima
revisi dan perbaikan produk.

Uji coba produk dilakukan
untuk memeroleh gambaran mengenai
tingkat ketepatan dan kelayakan
bahan ajar yang sudah disusun. Selain
itu, uji coba produk ini dilakukan
untuk melakukan evaluasi awal
terhadap produk yang dihasilkan.
Hasilnya akan digunakan sebagai
acuan untuk merevisi produk bahan
ajar, agar produk memiliki kualitas
yang baik dan layak untuk digunakan.
Uji coba produk meliputi, (1) desain
uji coba produk, (2) subjek data, (3)
jenis
data,
(4)
instrumen
pengumpulan data, dan (5) teknik
analisis data.
Desain uji coba produk
dilaksanakan melalui penilaian atau
validasi yang dilakukan oleh ahli
BIPA, ahli desain grafis, praktisi
/pengajar, dan pebelajar BIPA.
Melalui kegiatan ini akan diketahui
tingkat kelayakan bahan ajar yang
sedang
dikembangkan
melalui
berbagai kritik, saran, komentar,
masukan, dan penilaian yang objektif
yang diberikan oleh tim validasi
dalam penelitian ini. Subjek uji coba
produk pengembangan bahan ajar
terdiri atas ahli pembelajaran BIPA,
ahli desain grafis, praktisi/pengajar
BIPA, dan pebelajar asing yang
belajar di ISP MCE. Ahli BIPA.
Penelitian ini memilah dua
kategori jenis data penelitian.
Kategori pertama berupa data analisis
kebutuhan terhadap pengembangan
model bahan ajar dan kategori kedua
merupakan sumber data validasi
produk untuk menilai prototipe model
bahan ajar membaca BIPA berbasis
budaya Indonesia untuk penutur asing
tingkat menengah di ISP MCE. Data
hasil penelitian analisis kebutuhan
selanjutnya dijadikan dasar untuk
menganalisis kebutuhan pebelajar

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 95

asing dan pengajar BIPA terhadap
pengembangan bahan ajar. Jenis data
validasi produk pengembangan bahan
ajar terdiri atas ahli pembelajaran
BIPA,
ahli
desain
grafis,
praktisi/pengajar BIPA, dan pebelajar
asing yang belajar di ISP MCE. Data
yang terkumpul berupa data kualitatif
dan kuantitatif.
Data kualitatif
diperoleh dari hasil observasi, catatan,
komentar, dan saran-saran yang
disampaikan oleh subjek uji coba.
Data kualitatif juga didapatkan dari
hasil diskusi dengan para ahli,
pengajar BIPA, dan pebelajar BIPA.
Sementara itu, data kuantitatif
didapatkan dari kegiatan validasi oleh
ahli pembelajaran BIPA, ahli desain
grafis, uji lapangan kepada pengajar
BIPA dan pebelajar BIPA di ISP
MCE. Hasil yang didapat dari data ini
akan dipakai sebagai acuan untuk
mengembangkan produk akhir bahan
ajar membaca BIPA berbasis budaya
Indonesia tingkat menengah di ISP
MCE.
Dalam
penelitian
ini
digunakan
sejumlah
instrumen
penelitian yang berfungsi untuk
mengumpulkan
data
penelitian.
Instrumen dalam penelitian ini berupa
angket yang berisi sejumlah indikator
yang sesuai dengan data yang
dibutuhkan pada tahap apa penelitian
tersebut dilakukan.
Data yang telah dikumpulkan
kemudian
dianalisis
dan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(1) data analisis kebutuhan bahan ajar
membaca
BIPA berbasis budaya
Indonesia tingkat menengah yang
diperoleh melalui angket dari
pengajar/praktisi BIPA dan pebelajar
asing yang berlajar di ISP MCE, dan
(2) dari dari penilaian ahli terhadap

bahan ajar membaca BIPA berbasis
budaya Indonesia.
Penelitian
ini
bersifat
deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif berupa komentar,
masukan, dan saran perbaikan yang
didapatkan dari kegiatan analisis
kebutuhan penelitian bahan ajar
membaca berbasis budaya Indonesia
dan dari kegiatan penilaian atau
validasi terhadap bahan ajar.
Sementara itu, analisis data
kuantitatif berupa penafsiran data
penelitian yang didapatkan dari
angket baik pada kegiatan analisis
kebutuhan maupun penilaian bahan
ajar. Dalam hal ini pengolahan data
menggunakan analisis data statistik
deskriptif.
Statistik
deskriptif
merupakan statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan
mendeskripsikan
atau
menggambarkan data yang terkumpul
apa adanya dari sampel (Sugiyono,
2010: 208). Data kuantitatif berupa
penyekoran yang diperoleh dari
angket yang diberikan kepada subjek
uji data. Data yang terkumpul dari
angket kemudian diolah dengan skala
angka dan dihitung secara statistik
sehingga dapat terkumpul penilaian
yang relevan dengan deskripsinya.
Data dikelompokkan berdasarkan
variabel dan jenis subjek penelitian.
Selanjutnya, dilakukan tabulasi data
dan penghitungan untuk mengambil
simpulan. Sesudah itu, dilakukan
penarikan simpulan dari paparan data
yang berupa hasil temuan yang
menonjol serta koreksi ahli sehingga
memenuhi tujuan penelitian.
Kegiatan analisis kebutuhan
untuk memeroleh data mengenai
kebutuhan pengadaan bahan ajar,
materi atau isi buku ajar yang berupa
tema-tema budaya Indonesia, aspek

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 96

penyajian /sistematika buku ajar,
aspek kebahasaan,
dan aspek
kegrafikan/tampilan buku ajar.
Sementara itu, kegiatan uji validasi
tuntuk mengetahui tingkat kelayakan
bahan
ajar
yang
sedang
dikembangkan
melalui
berbagai
kritik, saran, komentar, masukan, dan
penilaian
yang
objektif
yang
diberikan oleh tim valdasi dalam
penelitian ini. Data yang diperoleh
dari penyebaran angket validasi
kepada ahli pembelajaran BIPA, ahli
desain grafis, praktisi, dan pebelajar
BIPA
yang
sudah
divalidasi,
kemudian dianalisis.
HASIL PENGEMBANGAN
Penelitian ini menghasilkan
produk bahan ajar membaca bahasa
Indonesia bagi penutur asing (BIPA)
berbasis
budaya
Indonesia
di
Indonesian Studies Program (ISP)
MCE. Produk ini sudah melalui uji
validitas oleh ahli pembelajaran
BIPA, ahli desain grafis, praktisi
BIPA di ISP, dan pebelajar BIPA di
ISP. Prototipe bahan ajar diperoleh
dari analisis kebutuhan terhadap
pebelajar BIPA dan pengajar BIPA di
ISP MCE. Rancangan produk bahan
ajar diperoleh dari hasil analisis
kebutuhan. Prototipe bahan ajar
berbentuk buku yang dikategorikan
menjadi lima bagian, meliputi: (a)
bentuk fisik, (b) muatan, dan (c)
isi/materi. Bentuk fisik Bahan ajar
disusun dengan menggunakan kertas
HVS putih 80 gram berukuran B5
(176 x 250 mm). Adapun sampul
buku menggunakan soft cover. Bahan
ajar disusun dengan tebal 200
halaman menyesuaikan kebutuhan
materi. Muatan isi/materi ajar terdiri
atas tiga bagian, meliputi: (a)
Kegaiatan Pendahuluan, (b) Kegiatan

Inti, dan (c) Kegiatan Lanjutan.
Bagian halaman sampul dalam buku
berisi judul buku, nama pengarang,
dan ilustrasi. Sedangkan bagian
isi/materi berupa bacaan sesuai tema
dan latihan-latihan. Prototipe bahan
ajar kemudian dilakukan uji validitas.
Pengolahan data vaiditas
kelayakan
produk
bahan
ajar
menggunakan
interpretasi
yang
dikemukanan oleh Sugiono (2010:
417-421). Penjelasan interpretasi
tersebut adalah sebagai berikut. (1)
Jika uji kelayakan produk mencapai
tingkat persentase 85-100%, artinya
produk tergolong sangat layak dan
siap untuk dimplementasikan, (2) jika
uji kelayakan produk mencapai
tingkat persentase 75-84%, produk
tergolong
layak dan siap untuk
dimplementasikan, (3) jika uji
kelayakan produk mencapai tingkat
persentase 55-74%, produk tergolong
cukup layak dan perlu direvisi, (4)
jika uji kelayakan produk mencapai
tingkat persentase < 55%%, produk
tergolong tidak layak dan harus
direvisi.
Uji validitas produk bahan
ajar
dilakukan
kepada
ahli
pembelajaran BIPA yaitu Dr.
Widodo, Hs., M.Pd, yang meliputi
aspek-aspek kelayakan isi/materi,
kedalaman
materi,
keakuratan
materi, kelayakan penyajian, dan
kelayakan bahasa. Hasil uiji validitas
terhadap produk bahan ajar yang
dilakukan oleh ahli pembelajaran
BIPA adalah, rata-rata kelayakan
aspek isi/materi bahan ajar mencapai
78,57%, ata-rata kelayakan aspek
penyajian bahan ajar mencapai 75%.,
dan rata-rata kelayakan aspek bahasa
dalam bahan ajar mencapai 75%.
Hasil analisis keseluruhan aspek
mencapai persentase 77,08%. Hasil

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 97

tersebut menunjukkan bahwa produk
bahan ajar memiliki kualifikasi layak
untuk diterapkan.Akan tetapi, masih
perlu
dilakukan
perbaikan
berdasarkan saran dan komentar dari
uji ahli BIPA.
Secara umum
komentar dari ahli BIPA adalah
penataan dan pembenahan pada sub
judul/pernyataan pada sub judul,
perlu ada keterangan gambar, perlu
diperjelas hubungan antar teks dalam
setiap unit, penataan tata tulis,
pemberian keterangan di bawah
gambar supaya gambar berfungsi,
penghilangan ruang jawaban dupaya
tidak terkesan seperti Lembar Kerja
Siswa (LKS), dan pengecekan ulang
tentang pembahasaan. Saran lainnya
yaitu penggantian Kegiatan Lanjutan
menjadi Pengayaan.
Uji validitas produk bahan
ajar juga dilakukan kepada ahli
grafika yaitu Dr. Abdul Rani, M.Pd,
yang meliputi aspek-aspek ukuran
buku, desain kulit buku, dan desain
buku. Hasil uiji validitas terhadap
produk bahan ajar yang dilakukan
oleh ahli desain grafis adalah, ratarata kelayakan ukuran buku bahan
ajar mencapai 87,57%, rata-rata
aspek desain kulit buku bahan ajar
mencapai 86,5%, dan rata-rata
kelayakan aspek desain buku bahan
ajar mencapai 92,19%. Hasil tersebut
menunjukkan menunjukkan bahwa
produk
bahan
ajar
memiliki
kualifikasi sangat layak diterapkan
dari segi desain buku bahan
ajar.Tindak lanjut dari hasil aspek ini
adalah implementasi. Hasil analisis
keseluruhan
aspek
mencapai
89,52%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa produk bahan ajar ini
memiliki kualifikasi sangat layak
untuk diterapkan. Akan tetapi, masih
perlu
dilakukan
perbaikan

berdasarkan saran dan komentar dari
uji ahli desain grafis. Secara umum
komentar dari ahli desain grafis
adalah
perlu
diperhatikan
pemenggalan akhir baris, konsistensi
style, jarak spasi yang terlalu lebar,
penggantian judul menjadi huruf
besar semua, penggantian instruksi
dengan kata kerja,
pemberian
subjudul
sebelum
instruksi,
penggantian
bagian
Kegiatan
Pendahuluan menjadi Membangun
Skemata, konsistensi penulisan, tidak
boleh ada halaman kosong pada
setiap unit keculai pergantian unit.
Unit baru harus ada di sebelah kanan
karena fokus penglihatan pembaca
pada umumnya ada di sebelah kanan.
Ahli desain grafis juga menyarankan
agar ada konsistensi tampilan
gambar di bawah setiap judul unit
karena ada satu unit yaitu unit 10
tidak ada tampilan gambar sehingga
konsisten dengan unit-unit lainnya.
Saran lainnya adalah penghilangan
penomoran I,II, III pada bagian
sistematiak buku ajar.
Uji validitas produk bahan
ajar yang dilakukan kepada praktisi
atau pengajar BIPA meliputi aspekaspek
kelayakan
isi/materi,
kedalaman
materi,
keakuratan
materi, kelayakan penyajian, dan
kelayakan bahasa. Hasil uiji validitas
terhadap produk bahan ajar yang
dilakukan oleh praktisi/pengajar
BIPA adalah rata-rata kelayakan
aspek isi/materi bahan ajar mencapai
87,54%, rata-rata aspek penyajian
bahan ajar mencapai 75%, dan ratarata kelayakan aspek bahasa dalam
bahan ajar mencapai 75%. Hasil
analisis keseluruhan aspek mencapai
79,55%.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa produk bahan
ajar memiliki kualifikasi layak untuk

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 98

diterapkan. Akan tetapi, masih perlu
dilakukan perbaikan berdasarkan
saran dan komentar dari uji ahli
praktisi. Praktisi menyarankan agar
instruksi dibuat lebih sederhana dan
lebih komunikatif sehingga pebelajar
asing tidak mengalami kebingungan
saat harus membaca sendiri tanpa
didampingi pengajar.
Uji validitas berikutnya adalah
uji validitas kelompok kecil yang
dilakukan kepada pebelajar asing di
ISP MCE. Aspek-aspek yang dinilai
adalah
kelayakan
isi/materi,
kelayakan penyajian, dan kelayakan
bahasa. Hasil Uji validitas berikutnya
adalah uji validitas kelompok keci
yang dilakukan kepada pebelajar
asing di ISP MCE. Aspek-aspek
yang dinilai adalah kelayakan
isi/materi, kelayakadari uji validitas
kepada pebelajar BIPA adalah, ratarata kelayakan aspek isi/materi bahan
ajar mencapai 91,67%, rata-rata aspek
penyajian bahan ajar mencapai
97,22%, dan rata-rata kelayakan
aspek bahasa dalam bahan ajar
mencapai 93,75%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa produk bahan
ajar memiliki kualifikasi sangat layak
diterapkan dari segi penyajian bahan
ajar.Tindak lanjut dari hasil aspek ini
adalah implementasi.
Hasil validasi keseluruhan dari
keempat uji coba produk, yaitu ahli
BIPA, ahli desain grafis, praktisi
BIPA, dan pebelajar BIPA adalah
sebagai berikut.

No.
1.
2.
3.
4.

Validator
Ahli BIPA
Ahli desain
grafis
Praktisi BIPA
Pebelajar

Skor
77,08
89,52%
79,55
94,20%

BIPA
Berdasarkan
pengujian
prototipe bahan ajar kepada ahli
didapatkan penilaian, saran dan
masukan yang digunakan sebagai
dasar perbaikan bahan ajar. Saran
dan masukan yang diberikan oleh
ahli BIPA, ahli desain grafis, dan
praktisi saling diselaraskan sehingga
dihasilkan produk bahan ajar yang
lebih layak untuk diterapkan.
Perubahan produk bahan ajar
setelah direvisi atas saran dan
masukan dari ahli secara umum ada
pada sistematika buku ajar yaitu
yang
sebelumnya
berbentuk
Kegiatan Pendahuluan, Kegiatan
Inti, dan Kegiatan Lanjutan, setelah
direvisi
menjadi
Membangun
Skemata,
Kegiatan
Inti,
dan
Pengayaan. Jumlah halaman buku
yang semula 200 halaman setelah
direvisi menjadi 180 halaman.
Perubahan-perubahan
lain
dilaksanakan sesuai saran dan
masukan dari validator antara lain,
instruksi-instruksi diubah menjadi
kata kerja, penambahan sumber dan
informasi pada gambar, penulisan
dibuat konsisten, pengubahan judul
setiap unit menjadi berhuruf kapital
semua, pemberian gambar pada
setiap unit yang diletakkan di bawah
judul, dan penghilangan nomor I, II,
III yang semula menjadi bagian dari
sistematika buku ajar.
SIMPULAN
Bahan ajar membaca bahasa
Indonesia bagi penutur asing (BIPA)
berbasis budaya Indonesia tingkat
menengah di Indonesian Studies
Program (ISP) MCE, berbentuk buku
dengan ukuran kertas A4, bersampul
soft cover dengan ilustrasi sesuai

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 99

dengan isi bahan ajar. Sistematika
penulisan berbentuk, bagian pertama
Membangun Skemata, bagian kedua
Kegiatan Inti, dan ketiga Pengayaan.
Bacaan yang ada di dalam buku ajar
bertema kebudayaan Indonesia yang
beragam yang dikemas dalam 12 unit,
hasil analisis kebutuhan terhadap
pebelajar dan pengajar. Bacaan dan
latihan dibuat berdasarkan tingkat
kemampuan pebelajar yang berada
pada level menengah. Jenis-jenis
latihan bacaan dibuat bervariasi
bergantung pada jenis teks.
Produk buku ajar ini sudah
divalidasi oleh ahli pembelajaran
BIPA,
ahli
desain
grafis,
praktisi/pengajar BIPA, dan pebelajar
BIPA. rata-rata skor hasil penilaian
adalah 84,34 yang artinya bahwa
buku ajar ini sangat layak untuk
digunakan.
SARAN
Pengajar BIPA hendaknya
menggunakan bahan ajar berbasis
budaya Indonesia dengan harapan
pembelajaran
mampu
mencapai
tujuan dan indikator yang ditetapkan.
Pengajar akan sangat terbantu dengan
buku ini karena pengajar selain bisa
mengajarkan keterampilan membaca
kepada pebelajar asing sekaligus juga
menyampaikan informasi budaya
Indonesia. Bagi lembaga BIPA, bahan
ajar membaca ini akan dapat
dirasakan
manfaatnya
karena
menambah materi pembelajaran yang
saat ini masih langka keberadaanya.
Buku ini bisa juga digunakan
pebelajar asing baik di Indonesia
maupun
di luar negeri. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menguji keefektifan bahan ajar
membaca BIPA sehingga bahan ajar
yang disusun dapat digunakan secara

maksimal
dalam
pembelajaran.
Penelitian ini masih merupakan
penelitian
tahap
awal
dalam
penyusunan bahan ajar membaca
BIPA berbasis budaya Indonesia
tingkat menegah. Oleh karena itu,
sangat perlu dilakukan penelitian
lanjutan berdasarkan hasil penelitian
ini. Perlu juga disusun bahan ajar
membaca BIPA tingkat dasar dan
lanjut. Bahan ajar untuk berbagai
level ini sangat diperlukan untuk
pengembangan program BIPA di
Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN
Ariqoh, Riqoh. 2013. Pengembangan
Bahan Ajar Membaca untuk
Pembelajar Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing Tingkat
Dasar
(Metode
Penelitian
Research and Development).
Skripsi
tidak
diterbitkan.
Universitas
Pendidikan
Indonesia.
Bernard, Erlin dan Kuncoro, Ajar
Budi.
2000. Murid dan Guru Sentris?:
Pendekatan dalam Pengajaran
Membaca
BIPA.
Dalam
Prosiding
Konferensi
Internasional Pengajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing
(KIPBIPA) III. Bandung: CV.
Andira
Kerjasama
dengan
Bahasa dan Seni Press Kampus
UPI.
Borg, Walter R. & Gall, Meredith D.
1983. Educational Research An
Introductioan.(Fourth edition).
New
York & London:
Longman Inc.
Fauziah, Shiva. 2014. Pengembangan
Bahan Ajar Menyusun Teks
Hasil Observasi Bermuatan

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 100

eberagaman Budaya Nusantara
dengan Pendekatan Ilmiah
untuk Peserta Didik SMP Kelas
VII. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan
Standar Kompetensi Guru.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Prasetyo, Andika, Eko. 2015.
Pengembangan Bahan Ajar
BIPA
Bermuatan Budaya Jawa bagi
Penutur Asing Tingkat Pemula.
Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Salaeh, Kholiyah. 2011.
Pengembangan
Bahan Ajar Tata Bahasa
Indonesia
untuk Pembelajar Thailand
Tingkat Pemula. Tesis tidak
diterbitkan. Program
Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Program
Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan
uantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Susanto, Gatut. 2008. Bahan Ajar
BIPA
Tingkat Pemula untuk Pebelajar
Jepang. Tesis tidak diterbitkan.
Universitas Negeri Malang
Program Pascasarjana Program
Studi
Pendidikan
Bahasa
Indonesia.

NOSI Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016__________________________________Halaman | 101