SE 30 PJ 2014 Pengawasan atas Transaksi Pengalihan Tanah Bangunan melalui Jual Beli

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Yth. 1. Para Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;
2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak;
3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan;
di seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR SE - 30/PJ/2014
TENTANG
PENGAWASAN ATAS TRANSAKSI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
MELALUI JUAL BELI
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
A. Umum
Sehubungan dengan banyaknya transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui jual
beli yang dilakukan oleh Wajib Pajak pemegang hak atas tanah yang belum dilakukan
penandatanganan Akta Jual Beli, perlu untuk diberikan penegasan terhadap pengawasan pemenuhan
kewajiban Pajak Penghasilan atas transaksi tersebut.
B. Maksud dan Tujuan
1. Penetapan surat edaran ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam rangka pengawasan atas
transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui jual beli yang dilakukan oleh

Wajib Pajak pemegang hak atas tanah yang belum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli.
2. Penetapan surat edaran ini bertujuan agar pengawasan atas transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan melalui jual beli yang dilakukan oieh Wajib Pajak pemegang hak atas tanah
yang belum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli dapat berjalan dengan baik dan terdapat
keseragaman dalam pelaksanaannya.
C

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini meliputi Wajib Pajak yang melakukan
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui jual beli yang belum dilakukan penandatanganan
Akta Jual Beli

D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008;

Disalin kembali oleh http://syafrianto.blogspot.com. Penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan ketik.


3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 635/KMK.04/1994 tentang Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
243/PMK.03/2008;
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-30/PJ/2013 tentang Pelaksanaan Pajak
Penghasilan yang Bersifat Final atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Usaha Pokoknya Melakukan
Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan dan Penentuan Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
Hak atas Tanah dan/atau Bangunan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Pengalihan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan.
E. Materi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan terdapat transaksi-transaksi pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan yang pengikatan jual belinya masih berupa Perjanjian Pengikatan Jual
Beli dan belum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli.
2. Atas transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan melalui jual beli yang dilakukan oleh
Wajib Pajak pemegang hak atas tanah dan/atau bangunan, baik yang langsung dilakukan melalui
penandatanganan Akta Jual Beli maupun melalui Perjanjian Pengikatan Jual Beli tanah dan/atau
bangunan antara penjual dengan pembeli sebagaimana dimaksud pada angka 1, wajib dibayar

Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan berdasarkan
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan
atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008.
3. Jumlah bruto nilai pengalihan yang menjadi dasar pengenaan Pajak Penghasilan atas penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada angka 2 adalah
nilai tertinggi antara nilai pengalihan berdasarkan Akta Jual Beli dengan Nilai Jual Objek Pajak
tanah dan/atau bangunan yang bersangkutan.
4. Pembayaran Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
melalui jual beli sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang dilakukan oleh:
a. Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
dilakukan:
1) paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran, baik
dengan cara tunai maupun angsuran, atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan;
dan
2) sebelum Akta Jual Beli ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, dalam hal jumlah
seluruh pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka 1) kurang dari jumlah bruto nilai
pengalihan hak,
b. selain Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan dilakukan sebelum Akta Jual Beli ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.

5. Dalam hal sebelum dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli antara penjual dengan pembeli
terjadi perubahan nama pembeli yang tercantum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli, maka atas
penghasilan dari perubahan Perjanjian Pengikatan Jual Beli yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak pembeli yang semula namanya tercantum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli,
merupakan penghasilan berupa keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d Undang- Undang Pajak Penghasilan yang
dikenai Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan
dan wajib dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
pembeli yang semula namanya tercantum dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli.

Disalin kembali oleh http://syafrianto.blogspot.com. Penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan ketik.

Contoh:
Odik Wijaya membeli 1 unit rumah dari developer PT Bali Griya Persada seharga
Rp500.000.000,00 secara tunai. Antara PT Bali Griya Persada dengan Odik Wijaya belum
dilakukan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB), karena sertifikat rumah tersebut masih dalam
proses pemecahan sehingga dilakukan terlebih dahulu dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(PPJB) antara PT Bali Griya Persada sebagai penjual dan Odik Wijaya sebagai pembeli. Sertifikat
rumah tersebut masih atas nama PT Bali Griya Persada. Sebelum dilakukan AJB antara PT Bali
Griya Persada dengan Odik Wijaya, rumah tersebut oleh Odik Wijaya dijual kepada Indra Adi,

sehingga akibat transaksi tersebut nama penjual dan pembeli yang tercantum dalam PPJB rumah
tersebut menjadi PT Bali Griya Persada sebagai penjual dan Indra Adi sebagai pembeli.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh Odik Wijaya dari penjualan rumah tersebut merupakan
penghasilan berupa keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d Undang-Undang PPh yang dikenai PPh berdasarkan
ketentuan Pasal 17 Undang-Undang PPh dan wajib dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan PPh.
F. Penutup
Agar pelaksanaan Surat Edaran ini dapat berjalan dengan baik, dengan ini para:
1. Kepala Kantor Wilayah diminta untuk melakukan pengawasan, sosialisasi, dan koordinasi
dengan instansi terkait atas pelaksanaan Surat Edaran ini di lingkungan wilayah kerja masingmasing,
2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi
Perpajakan diminta untuk melakukan pengawasan terhadap transaksi pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan yang dilakukan oleh Wajib Pajak di lingkungan wilayah kerja
masing-masing.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Agustus 2014
DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd
A. FUAD RAHMANY
NIP 195411111981121001

Tembusan :
1.
2.
3.
4.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak
Para Direktur di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
Para Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumentasi Perpajakan

Disalin kembali oleh http://syafrianto.blogspot.com. Penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan ketik.