“DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT” (Studi Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota Surabaya 2015 ).

“DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT”
(Studi Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota Surabaya 2015 )

SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Oleh:
SOFYAN SAWRI
NIM: E84211052

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

“DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT”
(Studi Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota Surabaya 2015 )

SKRIPSI


Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Mnyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)
Filsafat Politik Islam

Oleh:
SOFYAN SAWRI
NIM: E84211052

PROGRAM STUDI FILSAFAT POLITIK ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT
Studi Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota Surabaya
2015
Oleh:

SOFYAN SAWRI
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji Dinamika elit politik partai Demokrat (study kasus
pencalonan Rasio-Lucy dalam pemilihan walikota Surabaya 2015. Dalam
penelitian ini difokuskan untuk menjawab dua masalah utama, yakni: Bagaimana
dinamika elit politik partai demokrat dalam pencalonan rasio-lusy sebagai
walikota Surabaya? Siapa saja aktor/elit yang berkepentingan dan apa saja motif
yang dilakukan oleh aktor/elit dalam pencalonan rasio-lusy sebagai calon walikota
Surabaya? Dimaksudkan agar dapat mengetahui bagaimana dinamika elit politik
partai demokrat dan mengetahui siapa saja aktor dan motifnya dalam dinamika elit
politik partai demokrat studi kasus pencalonan Rasio-Lucy dalam pemilihan
walikota Surabaya 2015
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif yang
menggunakan analisis kualitatif. Tipe penelitian kualitatif deskriptif mencoba
menggambarkan fenomena yang terjadi, dan penetuan informan menggunakan
teknik purposive sampling merupakan penentuan informan tidak didasarkan atas
strata, kedudukan, pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan
dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan
penelitian. Dalam hal ini peneliti menyampaikan hasil yang nyata atau riil
terhadap Dinamika elit politik partai Demokrat (study kasus pencalonan RasioLucy dalam pemilihan walikota Surabaya 2015). Sehingga peneliti menyimpulkan

bahwa ada beberapa dinamika kepentingan elit politik satu dengan bakal calon
wakil walikota, elit ini berani untuk mengucurkan dana segar dan mekalukan
kampanye secara besar-besaran untuk dapat membantu pemenangan walikota
Pasangan Rasio-Lusi dengan adanya maksud tertentu seperti simbiosis
mutualisme, dimana saling menguntungkan satu antara lainnya
Keyword: Dinamika, Elit politik

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Oleh :
Nama

: SOFYAN SAWRI

NIM


: E8211052

Judul

: DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT (Studi
Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota
Surabaya 2015)

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, 2 Februari 2016
Pembimbing,

ZAKY ISMAIL, M, SI
NIP.198212302011011007

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini oleh Sofyan Sawri telah dipertahankan di depan
Tim Penguji Skripsi
Surabaya,
Mengesahakan,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
Dekan,

Dr. Muhid, M.Ag
NIP. 196310021993031002
Tim Penguji:
Ketua,

Zaky Ismail, M.Si
NIP. 198212302011011007
Sekretaris,

M. Fathoni Hakim, M.Si
NIP. 198401052011011008

Penguji I,

Dr. Khoirul Yahya, M.Si
NIP. 197202062007101003
Penguji II,

M. Anas Fakhruddin, S.Th.I, M.Si
NIP. 198202102009011007

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI
Bismillahirrahmanirrahim
Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis:
Nama

: Sofyan Sawri


NIM

: E84211052

Prodi

: Filsafat Politik Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Skripsi ini tidak pernah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggi
manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.
2. Skripsi ini benar-benar hasil karya penulis secara mandiri dan bukan
merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain.
3. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil
plagiasi, penulis akan bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang
terjadi.
Surabaya, 2 Februari 2016
Penulis,

SOFYAN SAWRI


v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

MOTTO

“Hidup Itu Tidak Usah Kau Rencanakan.
Kalau Hatimu Isinya Niat Baik, Niat Baik, Niat Baik
InsyaAllah Jadi”
(Kutipan dari “Emha Ainun Nadjib” Dikenal Sebagai Tokoh Intelektual Islam)

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERSEMBAHAN

Tanpa Melupakan rasa syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT dan
Nabi Muhammad S.A.W, Skripsi ini saya Persembahkan Untuk :

1.

Almamaterku Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.

2.

Kedua Orang tuaku, Bapak Drs.H.Suwarso, MM dan Ibu Hj Sufiati SP.d
yang selalu senantiasa mendoakan, memotivasi, mendukung dan selalu
menamani disetiap proses belajar dan kehidupanku setiap harinya.

3.

Kakak-kakak ku yang hebat, Nuzulia Qur’ani, Achmad Hadinuddin, Saiful
Anwar Rajab, Ike Testiana dan Ketiga ponakanku Real, Raza dan Qeyla yang
selalu membuat hariku tersenyum.

4.

Keluarga baru di Surabaya, Ibu Fatma, Pak Sucipto, Mas Rosidi (Arini Tour
and Travel) Mas Hmandon, Mas Brown, Mas pi’I yang selalu memberikan

siraman tauhid kepada saya.

5.

Sahabat-sahabatku Ach Djunaidi, M.Irfan Jauhari, Mas Riza(pentet), M.Fikri
Fahmillah, Fahmi El karim, Mas Mustafid, Prasetya, Mbak Anin, yang selalu
mensupport dalam keadaan sedih maupun senang

6.

Teman-Teman Politik Islam ‘11’, Delya Afrida Sari yang telah susah payah
menemani, membantu dan mensupport, Choirun Nisa Izaati, KKN PAR 69
yang senantiasa memperhatikan dan menyayangi saya, ketika dimanapun
kalian berada dan selama KKN di Dusun Drenges, Sugihwaras Bojonegoro

7.

Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Prodi Politik Islam.

vii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

KATA PENGANTAR

Rangkaian puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan dan kelancaran. Penulis telah menyelesaikan
skripsi yang berjudul Dinamika Elit Politik Partai Demokrat (Studi Kasus
Pencalonan Rasio-Lucy Dalam pemilihan Walikota Surabaya 2015)
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Rosulullah
SAW. Karena telah memberikan tuntunan dan suri tauladan mulia. Dalam hal
mendidik seluruh umat manusia dalam menghadapi kehidupan.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan, karena adanya bantuan baik
moral maupun spiritual. Atas bimbingan dari berbagai pihak penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. H. Abdul A’la, M. Ag, selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

2.

Dr. Muhid, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel
Surabaya.

3.

Ibu Laili Bariroh, M. Si, selaku Ketua Jurusan Prodi Politik Islam Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

4.

Bapak Zaky Ismail M,S.I selaku Dosen Pembimbing yang banyak
memberikan masukan dan saran yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi.

5.

Ibu Laili Bariroh, M. Si, selaku Wali Dosen yang memberikan motivasi
dalam penyusunan judul skripsi.

6.

Bapak Dr.Abd. Chalik, M. Ag selaku Dosen Politik Islam yang selalu terus
menerus memberikan motivasi dan semangat untuk terus maju dan sukses

7.

Segenap Bapak dan Ibu Dosen prodi Politik Islam.

8.

Bapak Boni Laksamana

sebagai Sekertaris DPD Partai Demokrat Jawa

Timur.
9.

Bapak Suhartoyo selaku Plt Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya.

10. Bapak Junaidi selaku Sekertaris DPC Partai Demokrat Kota Surabaya.
11. Bapak Anwar selaku Staff Ahli Anggota DPRD F-Demokrat Kota Surabaya.

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12. Bapak Anam selaku Pengurus Harian DPC Partai Demokrat Kota Surabaya.
13. Bapak Mardi selaku Pengurus Harian DPC Partai Demokrat Kota Surabaya.
14. Kepada para infoman yang terlibat dalam penelitian ini, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu namanya. Penulis mengucapkan terima kasih atas
kesediaannya dalam memberikan informasi dan data terkait dengan penelitian

Penulis sangat mensadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Penulis senantiasa menerima segala saran dan kritik yang bersifat
membangun, demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca.

Surabaya, 2 Februari 2016

Penulis

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................

v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2.Rumusan Masalah .....................................................................

7

1.3.Tujuan Penelitian ......................................................................

7

1.4.ManfaatPenelitian ......................................................................

7

1.5.Defenisi Oprasional ...................................................................

8

1.6.TelaahPustaka ............................................................................

10

KERANGKA TEORI
2.1. Teori Konflik ............................................................................

13

2.2. Teori Elit Politik .......................................................................

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .....................................................................

27

3.1.1. Lokasi dan Alasan Pemilihan ................................

29

3.1.2. Metode Pengumpulan Data ...................................

30

3.1.3. Teknik Analisis Data .............................................

32

3.1.4. Teknik Keabsahan Data .........................................

33

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3.1.5. Sistematika Pembahasan........................................

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................

36

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ............................................

36

4.1.2. Komisi Pemilihan Umum.........................................................

40

4.1.3. Partai Demokrat ......................................................................

49

4.2.Penyajian Data .....................................................................................

54

4.2.1. Dinamika Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy Sebagai Kandidat Walikota
Surabaya ...................................................................................

56

4.2.2. Aktor/Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy sebagai Walikota
Surabaya 2015…………… ......................................................

58

4.3.Pembahasan ..........................................................................................

66

4.3.1. Dinamika Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy Sebagai Kandidat
Walikota Surabaya ……………...............................................

66

4.3.2. Aktor/Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy sebagai

Walikota

Surabaya 2015…………… ......................................................
BAB V

69

PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................

75

5.2 Saran.......................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambaran Umum Struktur DPC Partai Demokrat

53

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................

v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

xii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2.Rumusan Masalah .....................................................................

7

1.3.Tujuan Penelitian ......................................................................

7

1.4.ManfaatPenelitian ......................................................................

7

1.5.Defenisi Oprasional ...................................................................

8

1.6.TelaahPustaka ............................................................................

10

KERANGKA TEORI
2.1. Teori Konflik ............................................................................

13

2.2. Teori Elit Politik .......................................................................

22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian .....................................................................

27

3.1.1. Lokasi dan Alasan Pemilihan ................................

29

3.1.2. Metode Pengumpulan Data ...................................

30

3.1.3. Teknik Analisis Data .............................................

32

3.1.4. Teknik Keabsahan Data .........................................

33

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3.1.5. Sistematika Pembahasan........................................

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian..................................................................

36

4.1.1. Gambaran Umum Kota Surabaya ............................................

36

4.1.2. Komisi Pemilihan Umum.........................................................

40

4.1.3. Partai Demokrat ......................................................................

49

4.2.Penyajian Data .....................................................................................

54

4.2.1. Dinamika Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy Sebagai Kandidat Walikota
Surabaya ...................................................................................

56

4.2.2. Aktor/Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy sebagai Walikota
Surabaya 2015…………… ......................................................

58

4.3.Pembahasan ..........................................................................................

66

4.3.1. Dinamika Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy Sebagai Kandidat
Walikota Surabaya ……………...............................................

66

4.3.2. Aktor/Elit Politik Partai Demokrat dalam
Pencalonan Rasio-Lucy sebagai

Walikota

Surabaya 2015…………… ......................................................
BAB V

69

PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................

75

5.2 Saran.......................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Gambaran Umum Struktur DPC Partai Demokrat

53

iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah sekian lama terpenjara dalam politik sentralisasi oleh pemerintah
pusat, daerah-daerah di Indonesia menjadi

bisu terhadap aspirasi masyarakat

lokal. Daerah tidak diberikan kewenangan untuk melaksanakan kontestasi politik
ditingkat lokal. Baru setelah Undang-Undang Nomor. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah digulirkan dan diberikan kewenangan kepada daerah untuk
melaksanakan domokrasi lokal dengan cara memilih Gubernur, Bupati/Walikota
secara langsung. Tahun 2005 untuk pertama kalinya dilaksanakan pemilihan
kepala daerah (Pilkada) “sekarang Pemilukada” secara langsung di Indonesia.
Pemilukada langsung ini merupakan amanat konstitusi dan tentu saja adalah
bagian dari proses penguatan demokrasi lokal dalam rangka mencapai tujuan
otonomi daerah.
Kajian mengenai Pemilukada secara langsung pada dasarnya merupakan
pilar untuk memperkokoh bangunan demokrasi secara nasional. Sebagai mana
dinyatakan oleh Tip O Neiil, ”all politic is local”, yang berarti demokrasi akan
berkembang subur dan terbangun kuat diaras nasioanal apabila tingkatan yang
lebih rendah (Lokal) nilai-nilai demokrasi berakar kuat. Pemilukada secara
langsung adalah perkembangan menarik dalam sejarah perpolitikan lokal di
Negeri ini, karena pemilukada langsung merupakan momentum pelekatan dasar
fondasi kedaulatan rakyat dan sistem politik serta demokrasi di aras lokalKota
sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen
serta coraknya materialistis. Masyarakat kota terdiri atas penduduk asli daerah
tersebut dan pendatang. Masyarakat kota merupakan suatu masyarakat yang
heterogen, baik dalam hal mata pencaharian, agama, adat, dan kebudayaan
Pilkada yang akan dilaksanakan di daerah pun diharapkan akan membawa
perubahan yang signifikan terhadap kehidupan berpolitikan di tingkat lokal,
membawa nilai-nilai identitas lokal baik secara sosio-ekonomi, politik, serta
budaya

masyarakat.

Undang-undang

pilkada

menghendaki

terlaksananya

pemilihan secara tertib berdasarkan peraturan yang ada, akan tetapi sering menjadi
masalah

yang

muncul adalah para kandidat kurang mendukung, mengikuti

proses secara baik berdasarkan peraturan yang telah dibuat, sehingga yang terjadi
adalah ketimpangan, terkikisnya nilai-nilai demokrasi dengan agenda politik
hitam yang dijalankan untuk memperjuangkan harga suara dalam pemilu
nantinya, tanpa melihat serta mengedepankan nilai-nilai khas lokal yang dijunjung
oleh warga masyarakat lokal.
Sebagai bentuk melaksanakan demokrasi politik lokal dalam pelaksanaan
pilkada untuk memilih kepala daerah yang berkualitas, bermoral, tentunya ke
depan diharapkan Kepala daerah benar-benar mengerti permasalahan masyarakat
lokal dan mampu melaksanakan kebijakan yang bersentuhan dengan kepentingan
warga Negara.
Tidak heran modal sosial yang ada dalam masyarakat lokal digunakan oleh
politisi, elit lokal dalam memenuhi kepentingan pemilihan kepala daerah. Secara

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

logika maka modal sosial seperti, munculnya identitas, suku, agama, ras, budaya,
dan lain-lain, yang tentunya merupakan elemen-elemen politik yang tidak bisa
dihindari harus bersentuhan dengan persoalan politik. Politik identitas muncul
akibat bagian dari elemen politik sebagai modal sosial dalam masyarakat lokal.
Tetapi yang menjadi titik fokus ketika politik identitas turut dilibatkan proses
pemilihan kepala daerah oleh elit lokal dijadikan tameng politik dengan muatan
yang tidak logis, tetapi rasional bagi elit yang mempunyai kepentingan,
memperjuangkan apa yang diinginkan.
Indonesia merupakan Negara yang menganut sistem Demokrasi. Negara
yang berdasarkan demokrasi akan mendapatkan kedaulatan rakyat yang dilakukan
melalui proses pemilihan umum. Dalam pelaksanaan demokrasi, Indonesia
mengadakan pemilihan umum baik presiden, legislative, gubernur, walikota dan
bupati serentak dalam lima tahun sekali. Dan semuanya telah diataur sedemikian
rupa oleh komisi pemilihan umum (KPU)
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus
menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat
bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di Jawa Timur serta wilayah
Indonesia bagian timur. Kota ini terletak 796 km sebelah timur Jakarta, atau 415
km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara Pulau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Jawa dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa. Surabaya memiliki
luas sekitar 333,063 km² dengan penduduknya berjumlah 2.909.257 jiwa (2015).1
Di akhir tahun 2015 merupahan suhu terpanas dalam perpolitikan di kota
Surabaya, mengapa? Karena kota yang berlambangkan suro (ikan hiu) dan boyo
(buaya) lagi mempunyai hajatan besar yaitu pemilihan Walikota surabaya tanggal
9 Desember 2015. Sebelumnya dalam pembukaan bakal calon walikota Surabaya
yang dibuka oleh KPU Surabaya ada beberapa kandidat yang mendaftar untuk
memperebutkan Surabaya 1 dan 2. Walikota sebelumnya Tri Risma Harini dan
Whisnu Sakti Buana juga telah mendaftar untuk kembali memperebutkan kursi
walikota dan wakil walikota Surabaya periode 2015-2020. Ada beberapa kandidat
yang mendaftar diantaranya Dhiman Abror dan Rasiyo, pasangan ini tidak dapat
mengikuti pilwali Kota Surabaya karena terganjal oleh berkas persyaratan tahap 2
di KPU Surabaya, kembali para koalisi majapahit mengeluarkan nama Rasio-Lusy
sebagai tandingan walikota lama. Dalam pertarungan tersebut ada 2 kandidat yang
harus memperebutkan hati rakyat kota Surabaya yang berjumlah 2 juta lebih DPT
yaitu Dr. H. Rasiyo, M.Si – Dra. Lucy Kurniasari di urutan pertama yang di usung
oleh Partai Amanan Nasional(PAN) dan Partai Demokrat serta koalisi Majapahit
dan DR. (HC). Ir. Tri Rismaharini, M.T. – Whisnu Sakti Buana, ST di urutan
kedua yang hanya diusung Oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

1

Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya diakses pada Kamis 19 November 2015

19:27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya dalam perpolitikan ada saja pihakpihak yang berkepentingan dan selalu bermain di belakang panggung politik yang
tujuannya adalah jabatan dan kekuasaan, hal ini tidak bisa dijauhakan dengan
perubahan para elit politik partai penguasa yang memiliki kepentingan individual
yang hanya ingin menguntungkan diri sendiri tanpa memikirkan kaum
dibawahnya yaitu rakyat yang semakakin hari semakin susah untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarganya.
Dinamika elit politik selalu menjadi hal menarik untuk dibahas, karena
sifatnya selalu berubah sesuai kondisi zaman dan tidak terikat pada ruang dan
waktu. Dimana kemudian persoalan elit politik ini akan selalu berkutar pada
kepentingan dan kekuasaan semata. Dinamika dalam konteks politik adalah gerak
atau kekuatan politik yang dimiliki dan dapat menimbulkaan perubahan dalam
tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan elite politik adalah individu
atau kelompok yang secara kuantitas kecil, namun mempunyai akses dan power
yang mana dalam hal ini biasanya menempati lapisan atas dalam lapisan
masyarakat.
Kedudukan elit yang berada pada posisi sosial yang lebih tinggi
dibandingkan masyarakat lainnya, terdapat suatu logika sederhana yang bisa kita
tarik mengapa kemudian mereka yang menanamkan dirinya elite tersebut. Bagi
elit, kelebihan yang mereka miliki, sebagai mana dikemukakan oleh Keller,
membuat elit menjadi magnet kekuasaan yang berpotensi untuk mampu
melakukan segala hal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dalam konteks perpolitikan yang ada di dunia, elit yang kini banyak
memilih untuk terjun kedalam ranah politik, seyogyanya bukanlah mereka yang
paham akan ilmu-ilmu politik sebagaimana seharusnya dimiliki oleh seorang
politisi guna mengelola tata Negara. Bahkan politik sendiri menjadi magnet yang
memikat seluruh kalangan, meskipun mereka sebelumnya bukanlah termasuk
sebagai kalangan elit.
Politik individu inilah dapat diasumsikan bahwa peran elit dalam hal
pengambilan keputusan maupun kebijakan menjadi salah satu faktor paling
penting bagaimana hal tersebut akan diambil dan berjalan. Budaya seperti inilah
yang kemudian merembet pada kalangan elit yang berda pada kasta terbawah.
Bukan karena ketokohan elit tersebut yang menjadi penentu kenapa kemudian
politik elit tersebut berjalan, namun lebih dikarenakan keyakinan elit daerah
bahwa mereka telah melakukan banyak hal, termasuk pengorbanan financial
untuk mencapai posisi yang menjadikan dirinya sebagai pemegang kekuasaan di
daerah. Disini dapat dilihat bahwa kemudian elit politik yang menjadi bidak
penentu dalam hal bagaimana kemudian sebuah partai politik memainkan peran
mereka dalam peraturan politik.
Peneliti ingin mengambil judul “DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI
DEMOKRAT” (Studi Kasus Pencalonan Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota
Surabaya 2015 ) karena didalam partai demokrat ini banyak elit politik yang
menggunakan jabatan sebagai kekuasaan demi kepentingan masing-masing elit
partai.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana dinamika elit politik partai demokrat dalam pencalonan Rasio-Lucy
sebagai calon walikota Surabaya 2015 ?
2. Siapa saja Aktor/Elit yang berkepentingan dan apa saja motif yang dilakukan
oleh aktor/elit dalam pencalonan Rasio-Lucy sebagai calon walikota Surabaya
2015?

1.3. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan memperoleh
informasi yang akurat sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, adapun
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui dinamika elit politik partai demokrat dalam pencalonan RasioLucy sebagai walikota Surabaya 2015
2. Mengetahui siapa saja Aktor/Elit yang berkepentingan dan motif para aktor/elit
dalam pencalonan Rasio-Lucy sebagai walikota Surabaya 2015

1.4. Manfaat Penelitian
1. Dalam manfaat teoritis, penelitian ini merupakan kegiatan dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam wacana Dinamika Elit
Politik Partai Demokrat.
2. Secara akademis, penelitian ini diharapakan mampu memperbanyak bacaan
mengenai dan wawasan mengenai Dinamika elit politik partai Demokrat.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

3. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang seperti : partai
politik, mahasiswa, dan pemerintah. Manfaat lain riset ini bagi masyarakat
adalah memberikan landasan berpikir dalam hal pentingnya pemahaman
dinamika elite politik suatu partai.

1.5. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam memahami judul dalam
karya ilmiah ini dan untuk memperjelas interpretasi/pemberian kesan, pendapat,
atau pandangan teoritis terhadap pokok bahasan proposal yang berjudul
“DINAMIKA ELIT POLITIK PARTAI DEMOKRAT” (Studi Kasus Pencalonan
Rasio-Lucy Dalam Pemilihan Walikota Surabaya 2015 )”.maka akan dijelaskan
istilah-istilah yang terangkai pada judul dan konteks kebahasaannya.
Dinamika

:. Gerak atau kekuatan politik yang dimiliki dan dapat
menimbulkaan perubahan dalam tata hidup masyarakat yang
bersangkutan.2

Elite politik

: individu atau kelompok yang secara kuantitas kecil, namun
mempunyai akses dan power yang mana dalam hal ini biasanya
menempati lapisan atas dalam lapisan masyarakat. 3

2

Kamus Besar Bahasa Indonesia

3

Dikutip dari http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers14.%20R.%20Bintang%20Permana.pdf diakses pada kamis 19 november 2015 19.35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Partai Demokrat : Sebuah partai politik di Indonesia. Partai ini didirikan pada 9
September 2001 dan disahkan pada 27 Agustus 20034.
DPC Partai Demokrat : lembaga (Organisasi) yang memiliki wewenang tertinggi
di tingkat Kabupaten/Kota dan bertanggung jawab kepada
Musyawarah Cabang (MUSCAB). Dewan Pimpinan
Cabang merupakan lembaga diatas Anak Cabang (Tingkat
Kecamatan).5

4

Arsip partai demokrat

5

idem

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

1.6. Telaah Pustaka
Berdasarkan penelusuran terhadap penelitian dan penyajian yang telah ada,
ditemukan karya ilmiah baik berupa skripsi, thesis, dan buku yang sealur dengan
tema kajian penelitian ini. Berikut hasil usaha penelusuran tentang karya ilmiah
yang berkaitan dengan tema penelitian ini:
1. Bintang Permana Putra, Dinamika Elite Dalam Politk Surabaya (Study konflik
pemkzulan Walikota Surabaya) 2012. Jurnal. Program Studi Ilmu Politik, FISIP,
Universitas Airlangga Surabaya
Hasil : Dinamika elite dalam suatu masyarakat berjalan dan kemudian terjadi
sebuah wacana pemakzulan seorang elite yang ada dalam daerah tersebut. Dalam
kasus wacana pemakzulan walikota Surabaya, Tri Risma, dinamika elite tarik
menarik kepentingan guna melengserkan walikota perempuan pertama di
Surabaya ini. Hadirnya kepentingan elite tak hanya berasal dari kalangan politisi
semata, namun juga atas desakan dari elite pengusaha yang merasa dirugikan oleh
kebijakan-kebijakan Tri Risma mengingat tak sedikit politisi yang menggugat Tri
Risma, yakni sebagian besar kalangan DPRD Kota Surabaya merupakan elite
pengusaha di sisi lain serta terdapat pula politisi yang memiliki hubungan erat
dengan elite pengusaha. Dalam perjalanannya wacana pemakzulan Tri Risma ini
memiliki dinamika yang sangat menarik setelah di kaji lebih dalam. Dinamika
pemakzulan yang bermula dari salah satu kebijakan risma yang dirasa kurang
menguntungkan bagi sebagian pihak ini, yakni kebijakan pajak reklame sebagai
salah satu contoh, menjadi awal dari kebijakan para politisi DPRD Surabaya yang
kemudian bertransformasi menjadi Surat Keputusan DPRD Kota Surabaya No. 02

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

tahun 2011 tentang pemberhentian Walikota Surabaya yang kemudian dikirimkan
kepada Mahkamah Agung. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Tipe penelitian
deskriptif ini mencoba menggambarkan fenomena yang terjadi. Dalam hal ini,
peneliti mencoba memberikan gambaran sejelas mungkin mengenai bagaimana
dinamika kepentingan elite politik, baik itu dalam hal kepentingan-kepentingan
yang ada, proses muncul dan berjalannya negosiasi politik antar elite, serta aktoraktor yang berperandalam wacana pemakzulan Walikota Surabaya, Tri
Rismaharini.
2. Noviano Suyide, Rekrutmen Politik Kepala Daerah Kota Surabaya 2010 (Studi
Dinamika Rekrutmen Politik Calon Walikota Surabaya di Internal DPC PDIPerjuangan) 2013.Skripsi. Program Studi Politik Islam, Ushuluddin IAIN Sunan
Ampel Surabaya
Hasil: Rekrutmen Kepala Daerah Kota Surabaya pada tahun 2010 di internal DPC
PDI Perjuangan. Dalam penelitian ini difokuskan untuk menjawab dua persoalan
utamanya yaitu: Pertama, bagaimana mekanisme rekrutmen calon Kepala Daerah
di internal DPC PDI-Perjuangan Surabaya ? Kedua, bagaimana proses
implementasi rekrutmen calon Kepala Daerah Kota Surabaya periode 2010-2015
oleh PDI-Perjuangan ? Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
mekanisme dan proses rekrutmen calon walikota Surabaya di internal DPC PDI
Perjuangan . Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Tipe penelitian deskriptif ini
mencoba menggambarkan fenomena yang terjadi. Dalam hal ini, peneliti mencoba

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

memberikan gambaran sejelas mungkin mengenai bagaimana

dinamika

kepentingan elite politik, baik itu dalam hal kepentingan-kepentingan yang ada,
proses muncul dan berjalannya negosiasi politik antar elite, serta aktor-aktor yang
berperan dalam proses rekrutmen calon walikota Surabaya di internal PDI
Perjuangan. Dari rumusan masalah diatas, kesimpulan yang diemukan dalam
penelitian ini adalah: Pertama, adanya oligarki partai yang membuat perbedaan
nama bakal calon dan calon kepala daerah dalam hierarki struktural partai. Kedua,
PDIP mengambil langkah yang tepat dengan mengunakan survei sebagai salah
satu landasan ilmiah dalam penetapan calon kepala daerah yang diusungnya
dalam Pilwali Surabaya 2010, walaupun dengan dinamika partai sebagai
konsekuensi demokrasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

BAB II
KAJIAN TEORI
2.2. Teori Konflik
Konflik berasal dari bahasa latin, conflictus yang artinya pertentangan.1
Defenisi konflik menurut para ahli sangatlah bervariasi karena para ahli melihat
konflik dari berbagai sudut pandang atau perspektif yang berbeda-beda . Akan tetapi
secara umum konflik dapat digambarkan sebagai benturan kepentingan antar dua
pihak atau lebih, di mana salah satu pihak merasa diperlukan secara tidak adil,
kemudian kecewa. Dan kekecewan itu dapat diwujudkan melalui konflik dengan
cara-cara yang legal dan tidak legal. Konflik juga diartikan sebagai hubungan antara
dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa sasaransasaran yang tidak sejalan. Proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis
tentang segala dengan menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan
meramalkan gejala tersebut. Konflik ini terjadi di antara kelompok-kelompok dengan
tujuan untuk memperebutkan hal-hal yang sama.
Secara umum ada dua tujuan dasar konflik yakni, mendapatkan dan/atau
mempertahankan sumber-sumber. Tujuan konflik untuk mendapatkan sumber-sumber
merupakan ciri manusia yang bersifat materil-jasmaniah untuk maupun spiritualrohaniah untuk dapat hidup secara layak dan terhormat dalam masyarakat. Yang ingin
1

Nasikun, Dr, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 21.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

diperoleh manusia meliputi hal-hal yang sesuai dengan kehendak bebas dan
kepentinganya. Tujuan konflik untuk mempertahankan sumber-sumber yang selama
ini sudah dimiliki juga merupakan kecenderungan hidup manusia. Manusia ingin
memperoleh sumber-sumber yang menjadi miliknya, dan berupaya mempertahankan
dari usaha pihak lain untuk merebut atau mengurangi sumber-sumber tersebut. Yang
ingin di pertahankan bukan hanya harga diri, keselamatan hidup dan keluarganya,
tetapi juaga wilayah/daerah tempat tinggal, kekayaan, dan kekuasaan yang dimiliki.
Tujuan mempertahankan diri tidak menjadi monopoli manusi saja karena binatang
sekalipun memiliki watak untuk berupaya mempertahankan diri. Maka dengan itu
dirumuskan tujuan konflik politik sebagai upaya untuk mendapatkan dan/atau
mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting. 2
Konflik merupakan sebagian dari kehidupan manusia yang tidak lenyap dari
sejarah. Selama manusia masih hidup, konflik terus ada dan tidak mungkin manusia
menghapus konflik dari dunia ini, baik konflik antar individu dengan individu,
individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok yang ada dalam
lingkup masyarakat. Konflik senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat yang
mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, budaya dan berbagai aspek lainnya.

2

Fera Nugroho, M. A, (dkk), Konflik dan Kekerasan pada Aras Lokal, Turusan Salatiga: Pustaka

Percik, 2004, hal. 22.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Dengan demikian konflik adalah merupakan gambaran dari sebuah
permainan, baik untuk permainan yang memenangkan kedua belah pihak (Non-Zero
Sum Conflict) maupun yang juga mengalahkan pihak lain (Zero- Sum Conflict)
seperti kelas konflik yang terjadi pada masyarakat industri. Menurut Webster, istilah
“Conflict” di dalam bahasa aslinya suatu perkelahian, peperangan atau perjuangan
yaitu berupa konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Kata ini kemudian berkembang
dengan masuknya ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai
kepentingan, ide, dan lain-lain. Dengan kata lain, istilah tersebut sekarang juga
menyentuh aspek piskologis di balik konfrontasi fisik yang terjadi, selain konfrontasi
itu sendiri. Secara singkat, istilah “conflict” menjadi begitu melus sehingga beresiko
kehilangan statusnya sebagai sebuah konsep.
Dengan demikian konflik di artikan sebagai persepsi mengenai perbedaan
kepentingan ( perceived of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihakpihak yang berkonflik tidak dapat di capai secara simultan.3
Secara umum ada beberapa teori terjadinya konflik antara lain: Pertama,
Konflik adalah merupakan suatu unsur sosial yang alami ( K. Lorenz ). 4Kedua, Dari
sudut pandang pisikologi sosial, konflik berasal dari pertentangan antara dorongan
dan motivasi fisik manusia di satu sisi dan tuntutan norma di sisi lain. Ketiga, melihat
3

Ralf Dahrendorf, Class and Class Conflict in Indonesia Sosieity, Standfod: Standfod University
Press, 1959, hal. 210-222.

4

Lorenz Lihat Op.Cit., Peter Schoder, dalam Strategi Politik, hal. 359.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

bahwa masyarakat terbentuk dan terjaga keberadaanya bukan berdasarkan
kesepakatan melainkan berdasarkan paksaan. Untuk itu, di manapun manusia
membentuk suatu ikatan sosial di situ akan terdapat konflik. Keempat, Dari sisi
Marxism

e, konflik di sebabkan oleh kepemilikan harta benda.5 Ada banyak

teori mengenai terjadinya konflik antara lain: Pertama, Teori hubungan masyarakat
yaitu menganggap bahwa konflik disebabkan oleh olarisasi yang terus terjadi,
ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu
masyrakat. Kedua, Teori Negoisasi Prinsip yaitu menganggap bahwa konflik
disebabkan oleh posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang suatu hal
yang oleh. Ketiga, Teori kebutuhan Manusia berasumsi bahwa konflik yang berakar
dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia yang berupa kebutuhan fisik,
mental, sosial, yang tidak terpenuhi atau di halangi. Keempat, Teori identitas
berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering
berakar pada hilangnya suatu atau penderitaan di massa lalu yang tidak di selesaikan.
Kelima, Teori kesalahpahaman antara Budaya berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara berbagai budaya yang
berbeda. Keenem, Teori Transformasi konflik berasumsi bahwa konflik disebabkan
oleh masalah-masalah ketidak setiaan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial,
budaya dan ekonomi. Sedangkan menurut Louis Coser konflik adalah perselisihan
mengenai nilai-nilai atau tuntutan yang berkenaan dengan status, kuasa (kekuasaan)
5

Peter Schroder, Strategi politik, Jakarta: Friendrich Naumanniftung, 2003, hal.359.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

dan sumber-sumber kekayaan yang persediaanya tidak mencukupi/memenuhi,
dimana pihak-pihak yang bekonflik tidak hanya bermaksud untuk memperoleh
barang yang diinginkan melainkan juga memojokkan, merugikan atau melemahkan
lawan mereka. Sedangkan penyebab konflik menurut Paul Conn adalah karena dua
hal, Pertama, kemajemukan horizontal yakni masyarakat secara cultural seperti: suku,
ras, agama, antar golongan, dan bahasa dari masyarakat majemuk secara horizontal
sosial dalam arti perbedaan pekerjaan dan profesi. Kedua, Kemajemikan vertikal
seperti struktur masyarakat yang terpolarisasikan menurut pemilikan kekayaan,
pengetahuan, dan kekuasaan.
1. Penyebab Konflik
Timbulnya konflik kepentingan menurut Dahrendorf6, berawal dari orangorang yang tinggal bersama dan meletakkan dasar-dasar bagi bentuk-bentuk
organisasi sosial, dimana terdapat posisi-posisi dalam hal mana para penghuni
mempunyai kekuasaan memerintah dalam konteks-konteks tertentu dan menguasai
posisi-posisi tertentu, serta terdapat posisi lain dimana para penghuni menjadi sasaran
perintah demikian itu. Perbedaan ini berhubungan baik sekali dengan ketidak
seimbangan distribusi kekuasaan yang melahirkan konflik kepentingan itu.
Dahrendorf melihat hubungan yang erat antara konflik dengan perubahan
dalam hal ini sejalan dengan pendapat Lewis Coser bahwa seluruh aktifitas, inovasi
Pluit Dean J dan Rubbin Jeffry, “Teori Konflik Sosial” ( Yogyakarta, Pustaka Pelajar :
2004),hal : 151

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dan perkembangan dalam kehidupan kelompoknya dan masyarakatnya disebabkan
terjadinya konflik antara kelompok dan kelompok, individu dan individu serta antara
emosi dan emosi didalam diri individu. Dahrendorf juga menjelaskan bahwa konflik
sosial mempunyai sumber struktur, yakni hubungan kekuasaan yang berlaku dalam
struktur organisasi sosial. Dengan kata lain, konflik antar kelompok dapat dilihat dari
sudut konflik tentang keabsahan kekuasaan yang ada.
Menurut Maurice Duverger, penyebab terjadinya konflik adalah: (1) Sebabsebab individual. Sebab-sebab individual seperti kecendrungan berkompetisi atau
selalu tidak puas terhadap pekerjaan orang lain dapat menyebabkan orang yang
mempunyai ciri-ciri seperti ini selalu terlibat dalam konflik dengan orang lain
dimanapun berada. (2) Sebab-sebab kolektif, adalah penyebab konflik yang terbentuk
oleh kelompok sebagai hasil dari interaksi sosial antara anggota-anggota kelompok.
Penyebab konflik ini dihasilkan oleh adanya tantangan dan masalah yang berasal dari
luar yang dianggap mengancam kelompoknya.
2. Bentuk – Bentuk Konflik
Dalam teori konflik terdapat beberapa bentuk konflik dan tertuju pada
permasalahan konflik, seperti yang dikemukakan oleh para ilmuan barat, masalah
konflik tidak mengenal demokratisasi maupun diktatorisasi dan bersifat universal.
Menurut teori Fisher, pola konflik dibagi ke dalam tiga bentuk : (1) Konflik
laten yaitu konflik yang sifatnya tersembunyi dan perlu diangkat kepermukaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

sehingga dapat ditangani secara efektif. (2) Konflik manifest atau terbuka yaitu
konflik yang berakar dalam dan sangat nyata, dan memerlukan bebagai tindakan
untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai macam efeknya. (3) Sedangkan konflik
permukaan memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya karena
kesalahpahaman mengenai sesuatu yang dapat diatasi dengan menggunakan
komunikasi.
Menurut Maurice Duverger ada tiga bentuk konflik yang berkaitan dengan
kekuasaan atau politik antara lain 32 (1) Konflik yang sama sekali tidak mempunyai
dasar prisipil, bentuk konflik ini berhubungan langsung dengan masalah praktis
bukan dengan masalah ideologi yang dilakukan baik oleh individu maupun golongan
atau kelompok. (2) Konflik yang lebih menitik beratkan kepada perbedaan pandangan
baik individual maupun kelompok yang menyangkut dengan masalah partai politik
atau yang berhubungan dengan kepentingan partai politik, masyarakat yang dianggap
mewakili rakyat. (3) Konflik yang menitik beratkan kepada permasalahan perbedaan
ideologi, masing-masing memperjuangkan ideologi partainya yang semuanya merasa
benar.
Menurut Coser ada dua bentuk dasar konflik yaitu konflik realistis dan konflik
non-realistis. Konflik realistis adalah konflik yang mempunyai sumber konkrit atau

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

bersifat material, seperti perebutan wilayah atau kekuasaan, dan konflik ini bisa
teratasi kalau diperoleh dengan merebut tanpa perkelahian dan pertikaian.7
Konflik non-realistis adalah konflik yang didorong oleh keinginan yang tidak
rasional dan cenderung bersifat ideologis, seperti konflik antar agama dan organisasiorganisasi masyarakat, dan konflik non-realistis adalah satu cara mempertegas atau
menurunkan ketegangan suatu kelompok. Dalam sejarah Indonesia baik pada masa
kolonial maupun pada masa pasca kemerdekaan konflik ini dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu : (1) Konflik vertikal, yaitu konflik yang terjadi antar negara atau
antara aparat negara dengan warga negara baik secara individual maupun kelompok,
seperti pemberontakan bersenjata yang bertujuan memisahkan diri dari NKRI. (2)
Konflik horizontal, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok-kelompok diberbagai
lokasi biasanya dilandasi oleh suatu sentimen subyektif yang sangat mendalam yang
diyakini warganya seperti sentimen kesukuan atau sentimen organisasi.
3. Dampak Konflik
Menurut Fisher suatu konflik tidak selalu berdampak negatif, tapi ada kalanya
konflik juga memiliki dampak positif. Dampak positif dari suatu konflik adalah
sebagai berikut : (1) Konflik dapat memperjelas berbagai aspek kehidupan yang
masih belum tuntas. (2) Adanya konflik menimbulkan penyesuaian kembali normanorma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. (3) Konflik dapat
7

Lewis Coser, Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer, ( Jakarta, PT.Raja
Grafindo Persada : 2009), hal.54

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

meningkatkan solidaritas diantara angota kelompok. (4) Konflik dapat mengurangi
rasa ketergantungan terhadap individu atau kelompok. (5) Konflik dapat
memunculkan kompromi baru. Dampak negatif dari suatu konflik adalah sebagai
berikut : (1) Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok. (2)
Kerusakan harta benda bahkan dalam tingkatan konflik yang lebih tinggi dapat
mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. (3) Berubahnya kepribadian para
individu atau anggota kelompok. (2) Munculnya dominasi kelompok pemenang atas
kelompok yang kalah.
Konflik elit politik terbentuk karena adanyan penguasa politik. Karena tidak
ada masyarakat yang tidak mempunyai penguasa politik artinya, tidak ada masyarakat
yang tidak mempunyai konflik politik. Dalam hal ini konflik politik yang terutama
adalah konflik antar penguasa politik dalam melihat objek kekuasaan politik. Konflik
dapat terjadi karena salah satu pihak memiliki aspirasi tinggi atau karena alternativ
yang bersifat dinilai