Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

BAB II
LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Kota Medan
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Indonesia. Dengan luas
mencapai 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara, Kota
Medan menjadi kota terbesar yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Utara.
Di awal berdirinya, kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya
berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai-sungai yang melintasi kota Medan yang bermuara ke Selat
Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Babura, Sei Sekambing, Sei Putih, Sei Belawan, Sei Deli, dan Sei
Sulang saling. Guru Patimpus mendirikan Kota Medan pada tahun 1590. Tahun 1833 orang Eropa
yang pertama sekali mengunjungi Deli adalah John Anderson dan menemukan kampung yang
bernama Medan. Saat itu kampung ini berpenduduk 200 orang yang dipimpin oleh seseorang yaitu
bernama Tuanku Pulau Berayan yang bermukim disana untuk mengutip pajak dari sampan-sampan
yang membawa lada yang menuruni sungai. Kemudian pada tahun 1886 Medan secara resmi
mendapatkan status sebagai kota, dan pada tahun berikutnya residen pesisir timur serta Sultan Deli
berpindah ke Medan.
Medan berubah menjadi kota penting diluar Pulau Jawa pada tahun 1909, terutama setelah
pemerintah kolonial belanda membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Saat itu
Dewan Kota yang pertama terdiri dari dua belas anggota orang Eropa, dua orang bumi putra, dan
seorang Tionghoa.

Usaha perkebunan berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi perkebunan tembakau
yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat dipertemuan dua alur sungai (Sungai Babura dan
Sungai Deli) yaitu suatu wilayah yang disebut dengan Medan Putri. Tujuan kedatangan Neinhuys ke
Deli adalah sebagai suatu rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai
tugas dari perusahaan dagang. Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan
oleh pemberian konsensi tanah oleh Sultan Mahmud kepada Neinhuys yang turut menyeret
pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tersebut Konsensi tanah
tersebut yang meliputi kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada

41
Universitas Sumatera Utara

masa itu. Pada tahun 1870 kegiatan perkebunan atas konsensi tanah tersebut atau disebut juga
Perkebunan Deli Mij telah menjadi luas 37.
Akhir abad ke-19 dan awal abad 20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Pada
gelombang pertama kedatangan orang Tionghoa dan jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tapi
setelah tahun1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, sebab
sebagian besar dari meraka lari meninggalkan perkebunan dan sering membuat kerusuhan.
Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.

Lalu pada gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, mandailing dan Aceh. Mereka
datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, melainkan untuk berdagang,
menjadi guru dan ulama.

2.2. Letak Geografis Kota Medan
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah
Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki
luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota
Medan terletak pada 3°30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu
topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di
atas permukaan laut. Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota
Medan telah melalui beberapa kali perkembangan.
Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September
1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59
Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur
Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga
kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan
kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan dengan
116 kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Pesetujuan Dalam
Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan

pemekaran kelurahan menjadi 144 kelurahan.

37

Pemdasu. Sumetera Utara Dalam Lintasan Sejarah.hal.314-319

42
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1: Peta Kota Medan

Perkembangan terkhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera
Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 kelurahan di
Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35
Tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan,
dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administratif
ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis,demografis dan sosial ekonomis.
Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut :

43

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Luas Lahan Peruntukan di Kota Medan 38
No

Jenis Lahan

Persentase

1

Permukiman

36,3 %

2

Perkebunan


3,1 %

3

Lahan Jasa

1,9 %

4

Sawah

6,1 %

5

Perusahaan

4,2 %


6

Kebun Campuran

45,4 %

7

Industri

1,5 %

8

Hutan Rawa

1,8 %

Wilayah Kota Medan hampir seluruhnya berbatasan langsung dengan Daerah Kabupaten
Deli Serdang, yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Sepanjang wilayah utara berbatasan langsung

dengan Selat Malaka, yang diketahui sebagai salah satu jalur lalu lintas terpadat didunia. Kabupaten
Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya
dibidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis Kota Medan didukung oleh
daerah-daerah yang kaya sumber daya alamnyaseperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun,
Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan
Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerja sama dan kemitraan sejajar,
saling menguntungkan, saling memperkuat dangan daerah-daerah sekitarnya. 39

2.3. Gambaran Kultural Kota Medan
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal
38

Sumber : Medan dalam Angka 2014

39

(http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 21.29).

44
Universitas Sumatera Utara


Kota Medan telah memiliki keragaman suku (etnis), dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat
yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai – nilai budaya tersebut tentunya
sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat
kemajuan (modernisasi), dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang
heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah,
alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar
bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. 40

2.4. Sejarah Berdirinya Partai Gerindra
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdiri pada 6 Februari 2008, merupakan partai
berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pendirianya terkait dengan kondisi bangsa,
dimana mayoritas rakyatnya masih berkubang dalam penderitaan dan sistem politik yang tak
kunjung mampu melaksanakan perekonomian nasional untuk mengangkat harkat dan martabat
masyarakat Indonesia dari kemeleratan. 41
Gambar 2.2: Logo Partai Gerindra

Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan
yang berlandaskan Pancasila, sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, merupakan


40

http://pemkomedan.go.id/new/hal-selayang-pandang.html diakses pada tanggal 19 Juli 2016 pukul 21.29
Fadli Zon. 2008. Manifesto Partai Gerindra, Jakarta: DPP Gerindra. hal 12

41

45
Universitas Sumatera Utara

tujuan bersama dari seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita kemerdekaan tersebut hanya dapat dicapai
dengan mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, serta membangun segala kehidupan
secara seimbang lahir dan batin dengan landasan Pancasila. Selanjutnya kehidupan bangsa yang
lebih maju, modern, dan mandiri menuntutpembaruan terus‐menerus melalui usaha-usaha yang
disesuaikan dengankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan zaman dengan tetap
memelihara nilai‐nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi, identitas dan jatidiri bangsa tetap
menjadi fondasi utama untuk memperjuangkan kepentingannasional dan tatanan baru. Terjadinya
penyelewengan terhadap cita-citaProklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 di berbagai bidang

perlu dikoreksi.Haluan baru dan tatanan baru bagi kehidupan bangsa dan Negara Republik Indonesia
harus dilandaskan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Hakikat tatanan baru
adalah sikap mental yang menuntut pembaharuan danpembangunan yang terus‐menerus dalam
rangka melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.
Sejak Proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia masih bergulat memerangi kemiskinan
dan kemelaratan serta berjuang untuk tegaknya keadilan.Sistem politik dan ekonomi tidak mampu
menutup kesenjangan antara kaum miskin dan kaum kaya, yang akhirnya menciptakan jurang
ketidakadilan. Ketikakondisi mayoritas rakyat berkubang dalam penderitaan, sistem politik kita tak
kunjung mampu merumuskan dan melaksanakan kebijakan politik, sosial, dan ekonomi untuk
mengangkat harkat dan martabat rakyat Indonesia. Sistem politikkita tidak mampu membangun
kepemimpinan nasional yang kuat, yang dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke gerbang
kemakmuran yang berkeadilan.
Pada sisi lain, sejak era reformasi, sistem perekonomian kita semakin liberal dan kapitalistik.
Sistem ekonomi kerakyatan yang diletakkan dasarnya olehpara pendiri bangsa melalui Pasal 33 UUD
1945 semakin ditinggalkan. Kondisiini telah menyebabkan kehidupan rakyat pada umumnyajauh dari
kesejahteraan.Kekayaan alam menjadi lahan pertarungan perebutan pengaruh diantara

46
Universitas Sumatera Utara


kekuatankekuatanpolitik dan kekuatan asing, tidak untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Jumlah
kemiskinan dan pengangguran tetap menjadi masalah utama.Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita
harus mewujudkan kemandirian bangsadengan membangun sistem ekonomi kerakyatan.
Budaya bangsa harus menjadi jati diri dan kekuatan bersama. Wawasan kebangsaan
mempererat persatuan dan kesatuan manusia Indonesia. Perbedaan diantara kita tidaklah menjadi
sebab untuk terpecah belah, tetapi hendaknya menjadirahmat dan kekuatan bangsa Indonesia.
Partai Gerindra dideklarasikan pada tanggal 6 Februari 2008 di Jakarta. Partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra) hadir di tengah masyarakat karena terpanggil untuk memberikan amal
baktinyakepada Negara dan rakyat Indonesia. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangberjuang
untuk tegaknya Pancasila, UUD 1945 sebagaimana ditetapkan pada 18Agustus 1945, dan utuhnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Partai Gerindra adalah partai rakyat yang mendambakan Indonesia yang bangun jiwanya,
dan bangun badannya. Partai Gerindra adalah partai rakyat yangbertekad memperjuangkan
kemakmuran dan keadilan disegala bidang. Partai Gerindra menyatakan diri tampil di pentas
demokrasi untuk perubahan kepemimpinan nasional, dan perubahan tata laksana penyelenggaraan
Negara. Partai Gerindra mendukung segala upaya untuk pembangunan bangsa (nation building) dan
karakter manusia Indonesia. 42
Partai Gerindra bertekad memerdekakan rakyat Indonesia dari penjajahanbekonomi dan
politik yang membelenggu dan merampas kehormatan manusia Indonesia. Partai Gerindra
menjunjung tinggi kebebasan intelektual sebagaiamanah Pancasila dan UUD 1945. Partai Gerindra
memposisikan diri sebagai partai gerakan yang mandiri, produktif, dan berpijak pada kearifan lokal,
dalamupaya menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Sebagai gerakan,
Partai Gerindra senantiasa berjuang bersama rakyat serta menjadikan kekuatan rakyat
sebagai kekuatan utama dalam membangun bangsa dan masyarakat Indonesia. Berangkat dari hal

42

Ibid

47
Universitas Sumatera Utara

tersebut, Prabowo berinisiatif membangun sebuah wadah baru yang kemudian lahirlah partai baru
yang dengan nama Gerindra. Prabowo sendiri tidak ikut sebagai Pendiri (dibelakang layar) karena
masih

terikatdengan

Partai

Golongan

Karya

(Golkar).

Pendiriannya

dilakukan

oleh

sekelompokpendukungnya seperti Fadli Zon, Suhardi, Ahmad Muzani dan Muchi PR. Barusetelah
keluar dari Partai Golkar, Prabowo akhirnya resmi menjadi anggota Partai tanggal 12 Juli 2008.
2.4.1. Visi dan Misi Partai Gerindra
Keberadaan Partai Gerindra dalam pentas politik nasional memiliki visi“menjadi partai politik
yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial, dan tatanan politik negara yang
melandaskan diri pada nilainilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan
RepublikIndonesia.” Untuk mewujudkan visi tersebut, Partai Gerindra mengemban misi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:

1. Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan RepublikIndonesia
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan padapembangunan
ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yangberkelanjutan, dan pemeratan
hasil-hasil pembangunan bagi seluruh wargabangsa dengan mengurangi
ketergantungan kepada pihak asing.Membentuk tatanan sosial dan politik
masyarakat

yang

kondusif

untukmewujudkan

kedaulatan

rakyat

dan

kesejahteraan rakyat.
3. Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan praduga takbersalah
dan persamaan hak di depan hukum.
4. Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilu
5. Legislatif

dan

Pemilu

Presiden

untuk

menciptakan

lapisan

kepemimpinannasional yang kuat.

48
Universitas Sumatera Utara

2.4.2. Prinsip Dasar Partai Gerindra
Dalam mewujudkan visi dan misi, Partai Gerindra mengacu pada prinsiprinsip
dasar sebagai berikut :
1. Prinsip Disiplin
Disiplin merupakan prinsip dasar dari seluruh pejuangan Partai Gerindradalam mencapai
tujuan bersama. Dengan disiplin, seluruh sumber daya terfokus dan terorganisir sehingga mencapai
usaha maksimal. Dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara, Partai Gerindra senantiasa
mengedepankan disiplin dalam setiap gerak dan langkah.
2. Prinsip Kedaulatan
Kedaulatan merupakan perwujudan sejati dari sebuah kemerdekaan, yang meliputi
kedaulatan atas diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.Menghargai dan
menghormati kedaulatan setiap entitas merupakan landasan penting dalam tata pergaulan sosial,
politik, dan ekonomi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Partai Gerindra bersikap dan
bertindak berdasarkan penghormatan dan penghargaan terhadap kedaulatan setiap individu serta
menjagadan mempertahankan kedaulatan bangsa.
3. Prinsip Kemandirian
Kemandirian dimaknai sebagai bekerja dan berkarya berdasarkankemampuan diri sendiri
dan tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain.Kemandirian juga dimaknai sebagai
manifestasi dari kepercayaan diri dan penghargaan atas diri sendiri serta menempatkan setiap
individu sebagai entitas yang memiliki kemampuan dan karya. Partai Gerindra bersikap dan
bertindak berdasarkan kemampuan yang dimiliki serta menghargai kemandirian setiap individu.

49
Universitas Sumatera Utara

4. Prinsip Persamaan Hak
Dalam tata kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap individu memilikipersamaan hak
yang dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku. Tak ada yang dikecualikan
dan dibedakan haknya, kecuali dikarenakan oleh karya dan kerja individu itu sendiri. Partai Gerindra
bersikap

dan

bertindak

dengan

mengedepankan

persamaan

hak

setiap

individu

dan

mengembangkan sikap anti diskriminasi.
5. Prinsip Kerjasama dan Gotong Royong
Sikap kerjasama dan gotong royong yang dilandasi oleh penghormatanatas kedaulatan,
kemandirian, dan persamaan hak dalam mengerjakan dan menuntaskan sebuah pekerjaan sejatinya
merupakan kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Tidak ada individu yang bias hidup
tanpa membutuhkan individu lain. Partai Gerindra sangat menyadari pentingnya kerjasama, karena
itudalam setiap sikap dan tindakan, Partai Gerindra mengedepankan danmengembangkan kerjasama
dan gotong royong dengan entitas masyarakat lainnya sebagai landasan pergaulan berbangsa dan
bernegara.
6. Prinsip Musyawarah
Musyawarah merupakan ciri khas budaya bangsa Indonesia yang luhur.Musyawarah
memberikan penghormatan kedaulatan individu dan mengedepankan kepentingan masyarakat
diatas kepentingan pribadi. Musyawarah harus dijadikan jalan utama dalam memecahkan setiap
permasalahan sehingga tidak memunculkan konflik dan kebuntuan.

50
Universitas Sumatera Utara

2.5. STRUKTUR KEPENGURUSAN DPC GERINDRA KOTA MEDAN
Adapun struktur kepengurusan DPC Gerindra Kota Medan adalah sebagai berikut :

Ketua

: BOBBY O. ZULKARNAEN, SE

Sekretaris

: JHON SARI HALOHO, SH, MM

Bendahara

: CUI TJING HUI (AWI)

Penasehat

: Drs. H. MARAMUDA HARAHAP,

51
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Implikatur Dalam Wacana Kampanye Politik Pemilihan Calon Walikota Dan Wakil Walikota Medan Periode 2010 – 2015

2 32 91

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Pengaruh Isu Politik yang Berkembang Saat Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 Terhadap Preferensi Politik Pemilih (Studi Kasus: Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan Universitas HKBP Nomennsen)

0 40 170

Sengketa pemilihan walikota dan wakil Walikota Tangerang 2013: masalah dan penyelesaian

1 11 122

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 15 83

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 14

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 1 27

Kebijakan Politik Partai Gerindra Kota Medan Pada Pemilihan Kepala Daerah (Studi Kasus: Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Medan Tahun 2015)

0 0 2