Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong T2 092011004 BAB II

Bab Dua

Kajian Pustaka
Pengantar
Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang
berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan
ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada ruang pasar. Beberapa
konsep teoritis tersebut digunakan untuk mempertegas penjelasan pada
bagian analisis atau sintesis sehingga pada bagian ini tiga konsep yang
dianggap relevan untuk dibahas antara lain Strategi (strategy), Relasi
(relations), dan Kebutuhan (needs). Ketiga konsep ini selain sebagai
penerang juga merupakan dasar argumen untuk menjelaskan fenomena
yang terjadi dalam kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli
Papua. Dengan demikian ketiga konsep tersebut akan dibahas sebagai
berikut.

Pilihan Strategi dalam M encapai Tujuan Berdagang
M ama-mama asli Papua merupakan sebuah kelompok masyarakat yang mempunyai kegiatan baik secara ekonomi maupun sosial.
Dalam kegiatan ini tentu memerlukan cara atau strategi agar setiap
kegiatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan sukses. Strategi
yang dimiliki pedagang mama-mama asli Papua terlahir dari sebuah

tantangan dan kondisi yang kurang berpihak pada kegiatan mereka.
Tantangan dan kondisi tersebut menciptakan perilaku dalam kehidupan mereka untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang semakin
hari semakin berkembang dengan berbagai permasalahan yang
kompleks. Argyris, M intzberg, Steiner dan M iner (Rangkuti, 1998)

5

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

menyatakan “strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi”.
Adaptasi membutuhkan sebuah kekuatan pribadi baik secara
modal maupun strategi, secara kelompok maupun individu, untuk
mampu menemukan solusi (jalan keluar) dari persoalan tersebut. Solusi
yang menjadi strategi secara sadar atau tidak telah menciptakan
perilaku pedagang mama-mama asli Papua baik secara individu
maupun kelompok. Kreativitas yang muncul dari sebuah rangsangan
situasi telah membentuk persaingan dalam memanfaatkan peluang dan

kesempatan yang terjadi. Kondisi persaingan harus dijawab dan diatasi
dengan kerja keras disertai strategi yang sesuai dan tepat untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Grant (1999), menyatakan bahwa
strategi merupakan bentuk dari tujuan-tujuan, kebijakan utama, dan
rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi menjadi bagian dari upaya pedagang mama-mama asli
Papua untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Strategi itu terlahir
bukan melalui sebuah planning, namun keadaan dan situasilah yang
memaksa mereka harus bisa melakukan sesuatu. Dari sini muncul
kebiasaan-kebiasaan yang mendatangkan keuntungan, sehingga pada
akhirnya menjadi sebuah perilaku yang terarah untuk mencapai
tujuan. Adapun strategi itu sendiri tidak terlepas dari berbagai bagian
yang saling terkait satu dengan lainnya dan mempunyai kekuatan
secara kelompok atau organisasi. Secara umum strategi menurut Bryson
(2001), didefinisikan sebagai pola, tujuan, kebijakan, program,
tindakan, keputusan alokasi sumber daya dari organisasi, apa yang
dikerjakan organisasi, mengapa organisasi melakukannya.
Berbagai strategi yang digunakan pedagang mama-mama asli
Papua dalam proses mencapai tujuan merupakan sebuah pola yang
disesuaikan dengan orientasi individu maupun kelompok dalam bentuk

organisasi baik secara formal maupun informal. Semua tujuan yang
diharapkan tentu bernilai positif atau bermanfaat sehingga memotivasi
setiap tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam rangka mencapai
target. Begitu pun pada kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
6

Kajian Pustaka

pedagang mama asli Papua di pasar, baik yang dilakukan secara
individu maupun kelompok juga merupakan strategi untuk mencapai
tujuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Hamel dan Prahalad
(1995), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di
masa depan.
Tindakan dalam berbagai sudut pandang yang berbeda dilandasi
dengan sebuah harapan yang mengarah pada perubahan yang diinginkan. Tindakan yang berupa perilaku dalam hal melakukan kegiatan
ekonomi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
Strategi pintu utama merupakan sebuah strategi oleh pedagang mamamama asli Papua dalam melakukan kegiatan ekonominya yang bertujuan untuk mempertahankan pendapatan dan kehidupan keluarga.
Kutanegara (2006) dalam penelitiannya tentang bakul gendong di

Jatinom menunjukkan bahwa pilihan perempuan untuk terlibat di
sektor perdagangan merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan ketika mereka harus mencukupi kebutuhan hidup rumah
tangganya. Penelitan El Kari Panannangan (2011), mengkaji tentang
strategi yang diterapkan oleh para pedagang pasar terapung M uara
Kuin. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa strategi mempertahankan kelangsungan hidup (rumah tangga) menggunakan segenap kemampuan setiap anggota keluarga, modal, dan aset untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Strategi yang digunakan oleh rumah
tangga pedagang pasar terapung M uara Kuin antara lain adalah strategi
Konsolidasi. Hal yang sama juga terlihat pada penelitian Cramb et al.
(2009), yang menunjukkan bahwa strategi nafkah rumah tangga petani
menjadi sangat bergantung pada pasar komoditas yang diusahakan.
Pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan tanggung
jawab bersama antara laki-laki dan perempuan sebagai anggota dan
pengelola rumah tangga. M ereka mempunyai peran dan fungsi yang
berbeda namun dengan tujuan yang sama. Dalam hal mencari nafkah
rumah tangga, seorang perempuan juga mempunyai peranan yang
sesuai dengan peluang dan kesempatan yang dimiliki, dan dengan

7

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong


peran tersebut akan memberi konstribusi pada pendapatan keluarga.
Konstribusi yang diperoleh melalui berbagai kegiatan, baik pada
pertanian maupun kegiatan jual beli di pasar. Tani maupun jual beli
menjadi sebuah peranan yang dilakukan oleh seorang wanita sebagai
anggota keluarga untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
W hite (Sajogyo 1994), mengemukakan bahwa peranan wanita
tani dapat didukung oleh pendekatan curahan waktu atau tenaga yang
imbalannya akan memiliki nilai ekonomi (menghasilkan pendapatan)
maupun nilai sosial (mengurus dan mengatur rumah tangga dan
solidaritas mencari nafkah dalam menghasilkan pendapatan rumah
tangga). Dengan demikian pekerjaan wanita merupakan pekerjaan
produktif karena selain mencari nafkah, mengurus rumah tangga, juga
menjaga kelangsungan hidup rumah tangga.
W anita sebagai bagian dari keluarga ikut bertanggung jawab
terhadap keberlangsungan hidup rumah tangga, baik dari segi ekonomi
maupun nilai-nilai sosial yang berlaku. Posisi produktif yang dimiliki
oleh seorang wanita dalam rumah tangga mempunyai peran ganda,
antara lain mengurus dan mengatur rumah tangga, mencari nafkah,
mendidik anak-anak, juga harus mampu memanage waktu (waktu

untuk bekerja dan untuk keluarga). Fungsi dan peran tersebut
merupakan sebuah strategi untuk mengatasi kehidupan rumah tangga
agar tujuan yang diinginkan untuk mencapai perubahan kehidupan
keluarga dapat terwujud.
Demikian pula yang terjadi pada pedagang mama-mama asli
Papua. Berbagai cara yang dilakukan untuk mengatasi persoalan
keluarga merupakan langkah dan pertimbangan rasional. Salah satu
strategi yang bertahun-tahun mereka gunakan untuk mempertahankan
kegiatan jual beli di Pasar Remu adalah strategi pintu utama. Strategi
ini cukup rasional, bahkan mampu menghasilkan nilai tambah
(penghasilan) dalam kehidupan keluarga mereka. M enurut Popkin
(Rustinsyah, 2009), strategi rasional adalah cara untuk memaksimalkan
usahanya demi mendapatkan keuntungan.
Perilaku merupakan sebuah usaha yang didasari oleh keinginan
maupun tujuan untuk mencapai sebuah kepentingan yang berkaitan
8

Kajian Pustaka

dengan kebutuhan. Perilaku menjadi sebuah strategi yang mengarah

pada proses kegiatan yang bersifat positif dan bermanfaat untuk individu maupun kelompok, berdasarkan pertimbangan rasional. Perilaku
sebagai pertimbangan rasional yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi akan memperhitungkan kegiatan yang dilakukan pada posisi
maksimal untuk mendapat keuntungan. M aksimal dalam keuntungan
menjadi pertimbangan utama dalam sebuah kegiatan ekonomi. Untuk
mendapatkan selisih antara usaha dan keuntungan memerlukan sebuah
strategi yang berkaitan dengan unsur modal, keterampilan, peluang,
kondisi, kerjasama, dan kerja keras. Dengan berbagai unsur tersebut
akan memungkinkan terjadinya peluang dalam kegiatan atau usaha
yang dilakukan. Dengan kekuatan strategi yang bersifat rasional akan
mempercepat apa yang menjadi tujuan dalam proses kegiatan yang
dilakukan yang dijalani baik secara individu maupun secara bersamasama.

M embangun H ubungan di antara Pedagang melalui Relasi
Sosial
Dalam berbagai kehidupan yang dilalui oleh setiap manusia tidak
terlepas dari keterlibatan pihak lain. Keterlibatan dalam kehidupan
sosial baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan bagian
terpenting dari suatu kehidupan sosial. Keterlibatan dalam kehidupan
bermasyarakat dilalui dalam berbagai situasi dan motivasi. Situasi dan
motivasi akan mempertemukan berbagai keperluan dan kepentingan di

antara individu maupun antara individu dengan kelompok. Situasi
kerjasama yang semakin kuat dan kokoh akan terjalin sebuah pemahaman yang bermanfaat bagi kehidupan individu itu sendiri. Relasi
dalam kerjasama tentu didorong oleh berbagai motivasi-motivasi dalam
konteks yang berbeda. Relasi pada ruang pasar akan memberi peluang
yang mengarah pada kerjasama yang saling memberi manfaat.
M enurut Abdullah (2006), di dalam ruang itulah berbagai etnis
dapat belajar berkomunikasi dengan cara yang dapat diterima secara
umum, mereka saling belajar untuk menerima perbedaan-perbedaan
yang dimiliki oleh kelompok lainnya. Nagara (2008), mengatakan
9

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

bahwa efektivitas komunikasi antar etnis merupakan salah satu upaya
yang dapat menunjang hubungan harmonis dalam masyarakat multikultur. Sementara Suharto (2008), menyatakan bahwa masyarakat yang
memiliki modal sosial tinggi cenderung bekerja secara gotong royong,
merasa aman, dan mampu mengatasi perbedaan-perbedaan untuk
mencapai tujuan bersama.
Relasi antar pedagang dalam ruang pasar mempunyai tujuan

masing-masing yang menjadi motif terciptanya sebuah interaksi. M otif
yang mendorong terciptanya sebuah interaksi terutama di antara para
pedagang baik secara individu maupun kelompok merupakan sebuah
modal sosial yang mendukung proses kerjasama, baik antara pedagang
dan pedagang maupun pedagang dengan konsumen (pembeli). M odal
sosial yang terjadi pada kehidupan pasar bertujuan untuk memberikan
manfaat sekaligus memperkuat arah pada pengembangan kegiatan jual
beli yang dilakukan. Kerjasama dalam suatu ruang kegiatan tentu
didukung dengan nilai dan norma serta dituntut sebuah kepercayaan
dan kejujuran demi menjaga nilai maupun norma yang terjadi dalam
bentuk relasi kerjasama. Sebagaimana Laksono (2009) katakan, bahwa
modal sosial di lingkungan pasar tradisional dengan mengembangkan
pola usaha yang memelihara nilai dan norma kejujuran, saling mempercayai, kerjasama pedagang dengan konsumen, maupun di antara
sesama pedagang. Fukuyama (1995) mengemukakan, modal sosial
adalah asosiasi dari individu-individu yang menyadari dan menerima
nilai-nilai bersama bila dikembangkan akan memiliki nilai ekonomis
yang besar dan terukur.
Interaksi dalam bentuk kerjasama yang terjadi di antara para
pedagang berada dalam berbagai latar belakang berbeda. Perbedaan
etnis, pola mata pencarian, dan pengalaman menjadikan interaksi akan

semakin baik namun juga berpeluang terjadi gesekan. Interaksi yang
baik akan memposisikan masing-masing individu untuk saling membutuhkan serta membuka ruang kerja sama, sedangkan interaksi yang
berpeluang terjadinya gesekan masing-masing individu menonjolkan
dan mempertahankan perbedaan dalam berinteraksi, sehingga pada
posisi ini tidak terjadi ruang kerjasama. Suharto (2008) mengartikan
modal sosial sebagai sumber yang timbul dari adanya interaksi antara
10

Kajian Pustaka

orang-orang dalam suatu komunitas. Namun demikian pengukuran
kuat atau lemahnya modal sosial bukan pada interaksinya tetapi pada
hasil interaksinya, yaitu ikatan-ikatan emosional yang menyatukan
orang untuk mencapai tujuan bersama yang saling menguntungkan.
Coleman (2008) menyatakan bahwa modal sosial diperlukan
untuk mengantisipasi pandangan bahwa manusia harus bersaing bebas,
yang pada kasus-kasus tertentu ternyata mendatangkan kesengsaraan
pada manusia. M odal sosial bersifat produktif yang me-mungkinkan
pencapaian tujuan dengan kebersamaan. Sementara Putnam (1993),
mengatakan bahwa modal sosial terdiri dari jejaring sosial (social

network), dan norma-norma yang berasosiasi dengan jejaring tersebut
yang memiliki dampak terhadap produktivitas dari masyarakat.
Interaksi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat pada
berbagai ruang dan kegiatan bertujuan untuk memberikan konstribusi
pada setiap individu dan kelompok yang membangun sebuah kerjasama. Konstribusi yang diharapkan dari sebuah kegiatan akan bertujuan memberikan manfaat pada perubahan kehidupan secara ekonomi
pada suatu masyarakat maupun individu, sehingga modal sosial
mempunyai posisi yang sangat kuat pada sebuah interaksi yang terjadi.
M enurut M uriel Aza (2001), modal sosial adalah produk dari interaksi
sosial dengan potensi untuk berkontribusi terhadap sosial, kemasyarakatan atau kesejahteraan ekonomi dari suatu masyarakat.
Hubungan sosial berawal dari relasi yang dibangun di antara
individu dan kelompok yang dimulai dengan berbagai kesempatan dan
kegiatan. Kesempatan melalui kegiatan akan mempertemukan berbagai
individu dan kelompok dan berpeluang terjadinya sebuah kerjasama
dengan melibatkan berbagai modal yang dimiliki. M odal tersebut
berasal dari usaha yang diperoleh dengan mengoptimalkan potensi dan
kemampuan yang ada, baik secara individu maupun kelompok.
Perpaduan antara kekuatan individu maupun kelompok yang berupa
pengalaman dan potensi yang dimiliki akan menghasilkan kekuatan
modal bersama. Sebagaimana Hasbullah (2006) yang mengkaitkan
antara modal sosial, modal manusia, modal alam, dan modal ekonomi.
M enurutnya kaitan antara keempat modal tersebut akan menghasilkan
11

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

community capital. Bordieu dan W ackman (Field, 2005) menjelaskan
tentang modal sosial yaitu sebagai berikut: M odal Sosial adalah jumlah
sumber-sumber daya, aktual atau virtual (tersirat) yang berkembang
pada seorang individu atau sekelompok karena kemampuan untuk
memiliki suatu jaringan yang dapat bertahan lama dalam hubunganhubungan yang telah diinstitusikan berdasarkan pengetahuan dan
pengenalan timbal balik.
Individu dan masyarakat menjadi bagian terpenting suatu
tatanan kehidupan sosial. Tatanan sosial dihidupkan oleh individu
maupun masyarakat dengan berbagai kegiatan dan tujuan dari setiap
individu dan masyarakat dalam kehidupan sosial. M asyarakat dan
individu menjalin sebuah relasi atau interaksi yang mengarah kepada
kerjasama dan kepentingan bersama dan tidak terlepas dari ide dasar
yang dibangun lewat modal sosial. Ide dasar berawal dari kelompok
yang kecil, anggota keluarga, maupun teman. Sebagaimana W oolcock
et.al (2000), menjelaskan bahwa ide mendasar dari modal sosial adalah
keluarga, teman dan asosiasi yang memiliki aset penting, sesuatu yang
dapat digunakan dalam krisis, dinikmati sebagai milik sendiri, dan
digunakan untuk mendapatkan keuntungan material. M enurut Franke
(2007), konsep dari modal sosial cenderung diasosiasikan pada
partisipasi sosial masyarakat dengan jaringan-jaringan kerja-sama dan
solidaritas.
Kebersamaan dalam kehidupan sosial ekonomi akan diikuti
dengan keterlibatan bersama baik secara kelompok maupun individu
dengan berbagai kegiatan yang mengarah kepada tujuan menciptakan
relasi-relasi sosial yang bernilai positif untuk memperkuat modal.
Kekuatan sebuah modal sosial akan melibatkan berbagai sumber daya
yang dimiliki baik pada diri sendiri maupun orang lain. Lewat interaksi
yang berbentuk kerjasama akan saling memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki. Gaag (2005) menjelaskan bahwa, hubungan-hubungan
sosial ini dapat menjadi simpanan yang berharga (a store of value)
karena melalui hubungan sosial ini memungkinkan seseorang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh orang lain. Lin (2001),
menyimpulkan bahwa premis di balik modal sosial adalah sederhana,

12

Kajian Pustaka

yaitu investasi dalam hubungan sosial dengan mengharapkan keuntungan dalam suatu pasar.
Kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan berbagai modal sosial, baik secara fisik maupun non fisik bertujuan
untuk mempertahankan dan menghidupkan interaksi sosial di antara
individu maupun kelompok pada posisi yang saling menguntungkan.
Keakraban pada ruang kegiatan pasar yang terjadi di antara para
pedagang merupakan salah satu proses pemanfaatan modal sosial yang
ada. Para pedagang menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan pribadi atau memberikan peluang bagi pedagang lain
memanfaatkan modal tersebut. Pemanfaatan modal di antara para
pedagang lebih pada memperkuat sebuah kegiatan ekonomi yang dilakukan. Penggunaan modal yang dimiliki baik dari orang lain maupun
sumber daya sendiri, tujuan utamanya adalah memposisikan dan
mempertahankan serta mengharapkan peluang keuntungan dari apa
yang dilakukan.

Kebutuhan sebagai M otivasi Beraktivitas
Dalam setiap kehidupan yang dilalui oleh manusia mempunyai
harapan dan tujuan. Untuk mencapai harapan dan tujuan, tentu diikuti
dengan suatu usaha lewat berbagai kegiatan dan kesempatan. Usaha
dan kesempatan menjadi sebuah peluang yang dimanfaatkan oleh
setiap manusia baik secara individu maupun kelompok. Untuk memanfaatkan kesempatan yang ada, harus dilakukan dengan suatu usaha
yang baik dan terarah. Sementara usaha atau aktivitas yang dilakukan
tentu didorong oleh suatu tujuan yang harus dicapai dengan kemampuan dan kesiapan yang juga dalam porsi yang sama. Peluang dan
kemampuan maksimal yang dilakukan secara terarah dan baik akan
mendorong perubahan pada setiap tujuan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan keluarga. Perubahan yang menjadi harapan dalam
kehidupan manusia mempunyai porsi yang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh kemampuan dan kesempatan yang dimanfaatkan, sehingga faktor utama yang menggerakkan seseorang untuk
sampai pada tujuan dengan suatu usaha adalah tuntutan kebutuhan.
13

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

Tuntutan menimbulkan kekuatan untuk melakukan usaha atau
kegiatan demi mempertahankan kehidupan. Secara umum Yuwono
(2013) menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia itu sebenarnya terbatas
jenisnya. Kebutuhan dapat dikelompokkan dalam dua jenis. Pertama,
kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan yang langsung diperlukan untuk
mempertahankan hidup dan martabat kemanusiaan (pangan, layanan
kesehatan, layanan keamanan, sandang, papan, dan pendidikan).
Kedua, kebutuhan bantu, yaitu kebutuhan yang tidak langsung
diperlukan untuk membantu terpenuhinya kebutuhan pokok. Secara
umum kebutuhan bantu ini disebut bekerja. Orang bekerja – apa pun
jenis pekerjaannya – adalah untuk memperoleh sarana (penghasilan)
memenuhi kebutuhan pangan, layanan kesehatan, layanan keamanan,
sandang, papan, dan pendidikan. Tetapi orang bisa saja bertani,
berolahraga, berlatih beladiri, menenun, bergotong royong membangun rumah, atau belajar mandiri untuk memperoleh pengetahuan.
Inipun dapat dikategorikan sebagai bekerja.
M ama-mama asli Papua dengan kegiatan jual belinya merupakan
sebuah usaha atau kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mencapai kebutuhan hidup yang lebih baik. Untuk mencapai kebutuhan hidup secara maksimal didukung dengan sebuah semangat usaha
yang maksimal pula. Kegiatan jual beli yang dilakukan secara tidak
langsung merupakan tujuan dan tuntutan dari kebutuhan keluarga.
Kebutuhan keluarga yang diharapkan pun perlu ada kekuatan bersama
di antara anggota keluarga yang menjadi bagian dari suatu kehidupan
dalam tatanan masyarakat. Kebutuhan yang mendorong seseorang
melakukan suatu pekerjaan tidak terlepas dari tuntutan pemenuhan
kebutuhan secara material maupun spiritual.
Campbell, (1979) menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan material diperlukan manajemen yang baik. Di dalam
pendekatan manajemen keluarga, diperlukan kerjasama antara suami,
istri, anak, dan anggota lainnya. Tujuan hidup akan tercapai apabila
semua subsistem secara fungsional melaksanakan apa yang menjadi
tanggungjawabnya. Keberfungsian subsistem sangat didorong oleh apa
yang menjadi tujuan hidup. Di sisi lain, pencapaian tujuan hidup
dipengaruhi oleh sumber daya yang dimiliki. Tujuan hidup yang ingin
14

Kajian Pustaka

dicapai adalah pendidikan anak yang baik, memiliki status sosial,
mempunyai keluarga sakinah, memiliki tabungan, memiliki rumah,
dan lain-lain. Gerungan (2002) mengatakan, keluarga merupakan
faktor penting dalam perkembangan seorang anak, dimana keluarga
adalah kelompok sosial pertama dalam kehidupan individu sebagai
tempat seseorang untuk belajar dan menyatakan diri sebagai manusia
sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.
Kebutuhan menjadi bagian terpenting dari kehidupan manusia
yang mendorong seseorang melakukan berbagai kegiatan untuk
memenuhi tuntutan kebutuhan yang diinginkan. Dalam proses mencapai kebutuhan tersebut dilakukan melalui kegiatan yang berbeda dan
pemenuhannya pun secara bertahap melalui peluang yang diterima.
Peluang dan kesempatan tidak terlepas dari interaksi yang terjadi
dalam kehidupan sosial, baik individu maupun kelompok. Keluarga
menjadi bagian dari kehidupan sosial mempunyai fungsi berbeda yang
berkaitan dengan kebutuhan. Deacon & Firebouugh (1988), menjelaskan, paling tidak terdapat dua fungsi keluarga yaitu fungsi instrumental
dan fungsi ekspresif. Fungsi instrumental berkaitan dengan fungsi
memperoleh sumberdaya eksternal seperti pendapatan dan akses
ekonomi lainnya serta dukungan dari luar. Keberfungsian instrumental
berkaitan dengan keberfungsian ekspresif yaitu pemenuhan kebutuhan
pendidikan anak, kesehatan, interaksi dalam keluarga, juga pengasuhan
anak.
Berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi oleh individu maupun
kelompok, memaksa dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Aktivitas yang
dilakukan dalam berbagai ruang dan peluang melibatkan berbagai
sumber daya yang dimiliki, baik pada diri individu maupun dalam
lingkungan sosial yang tersedia. Untuk mencapai dan memantapkan
tujuan ke arah perubahan maka diperlukan kolaborasi di antara
berbagai sumber yang tersedia secara efektif dan efisien. Untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kolaborasi, setiap individu dan masyarakat dituntut kemampuan berupa keterampilan, relasi, dan kerja
keras. M ereka harus mampu memanfaatkan peluang secara kreatif dan

15

BERJUANG DI ANTARA PELUANG
Studi Pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

berdaya saing untuk menghadapi tantangan yang terus berkembang
dari waktu ke waktu dalam kehidupan manusia.
Untuk mengantisipasi tuntutan kebutuhan dan persaingan pada
kehidupan sosial diperlukan sebuah keinginan yang tinggi. Robbin
(2002) mengemukakan bahwa, motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu sebagai upaya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang dikondisikan untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.
Sementara Handoko (2001) mengatakan bahwa, motivasi adalah suatu
keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Berbagai kemampuan dan peluang yang dimiliki untuk mencapai keinginan perlu
memanfaatkan kekuatan-kekuatan individu maupun kelompok, baik
secara formal maupun informal.

16

Dokumen yang terkait

Prevalensi Serologi Sistiserkosis pada Babi yang dijual di Pasar Remu Kota Sorong, Papua Barat.

0 4 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wirausaha Migran Makassar di Papua T2 092010004 BAB II

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong T2 092011004 BAB I

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong T2 092011004 BAB IV

0 1 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong T2 092011004 BAB V

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Berjuang di antara Peluang Studi pada Pedagang Mama-mama Asli Papua di Pasar Remu Kota Sorong T2 092011004 BAB VI

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kaya di Perantauan (Studi Kelompok Pedagang Perantau Etnis Buton di Pasar Rumah Tiga Kota Ambon) T2 092007007 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kaya di Perantauan (Studi Kelompok Pedagang Perantau Etnis Buton di Pasar Rumah Tiga Kota Ambon) T2 092007007 BAB II

0 0 18

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Transmigrasi Lokal Pemerintah Provinsi Papua T2 BAB II

0 0 44