Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empirik pada Kantor Samsat Bandung I Pajajaran).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh persepsi Wajib Pajak mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua terhadap kepatuhan wajib pajak.Penelitian ini dilakukan pada wajib pajak di Samsat Bandung I Pajajaran. Populasi yang diteliti adalah wajib pajak kendaraan bermotor roda dua yang sedang berada di Samsat Bandung I Pajajaran. Sampel yang diteliti berjumlah 50 responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei. Metode sampling meggunakan simple random sampling. Untuk menguji hubungan variabel dependen terhadap variabel independen menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi Wajib Pajak mengenai pajak kendaraan berotor roda dua berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib pajak, dengan besarnya pengaruh sebesar 70,7% , sedangkan sisanya 29,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the influence of taxpayer’s perception on vehicle tax toward taxpayer’s compliance. The population of this research are taxpayer’s at Samsat Office I Padjadjaran Bandung. Samples in this research is 50 respondents. The type of research is a survey. The sampling methods used was simple random sampling. Simple liniear regression analysis was used to examine a relationship of dependent variable to independent variable. The results of this research showed that the perception of variables taxpayer whose vehicles are two-wheeled vehicles have effect on taxpayers’ compliance, by influenced for amount 70.7%, whereas the remaining 29.3% by other factors outside of this research.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Kajian Pustaka ... 6

2.1.1 Pengertian pajak ... 6

2.1.2 Ciri-ciri yang Melekat Pada Definisi Pajak ... 7

2.1.3 Pungutan Lain Selain Pajak ... 7

2.1.4 Fungsi Pajak ... 8

2.1.5 Kedudukan Hukum Pajak ... 9

2.1.6 Pembagian Hukum Pajak ... 10

2.1.7 Jenis-jenis Pajak ... 11

2.1.8 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 12

2.1.9 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 14

2.1.10 Tarif Pajak ... 17

2.1.11 Pajak Negara dan Pajak Daerah ... 17

2.1.11.1 Pajak Negara ... 17

2.1.11.2 Pajak Daerah ... 18

2.1.12 Definisi Persepsi ... 19

2.1.13 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 21

2.1.14 Teori Persepsi Diri ... 23

2.1.15 Definisi Wajib Pajak ... 24

2.1.16 Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor ... 24

2.1.17 Tarif Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua ... 25

2.1.18 Sanksi Administratif ... 25

2.1.19 Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua ... 25

2.1.20 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 26


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.1.22 Macam-Macam Kepatuhan ... 28

2.1.23 Teori Kepatuhan... 29

2.2 Rerangka Pemikiran ... 30

2.3 Pengembangan Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.6 Uji Kualitas Data ... 37

3.6.1 Uji Validitas ... 37

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.7.1 Uji Normalitas ... 38

3.8 Uji Regresi Linear Sederhana ... 38

3.9 Menilai Goodness of Fit Suatu Model ... 39

3.9.1 Uji Signifikansi Parameter Individual ... 40

3.9.2 Koefisien Determinasi ... 40

3.10 Analisis Koefisien Korelasi ... 41

3.11 Korelasi Pearson Product Moment ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

4.1.1 Uji Validitas ... 43

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 44

4.2 Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 45

4.2.1 Variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (X) ... 45

4.2.2 Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ... 46

4.3 Uji Asumsi Dasar ... 47

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 47

4.4 Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (X) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ... 48

4.4.1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment ... 48

4.4.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 49

4.4.3 Analsis Koefisien Determinasi ... 50

4.4.4 Pengujian Hipotesis ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN ... 57


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran ... 30 Gambar 4.1 Kurva Uji-t ... 52


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 34

Tabel 3.2 Bobot Skala Likert ... 36

Tabel 3.3 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 40

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (X) ... 44

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)... 44

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 44

Tabel 4.4 Jawaban Responden Terhadap Item-Item Pertanyaan Pada Variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (X) ... 46

Tabel 4.5 Jawaban Responden Terhadap Item-Item Pertanyaan Pada Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ... 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi Pearson Product Moment .... 48

Tabel 4.8 Koefisien Korelasi dan Taksirannya ... 48

Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Sederhana ... 48

Tabel 4.10 Hasil Model Summary... 51


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman LAMPIRAN A KUESIONER ... 58

LAMPIRAN B SURAT PENELITIAN DARI KANTOR SAMSAT

BANDUNG I PAJAJARAN ... 61 LAMPIRAN C DATA KUESIONER ... 62 LAMPIRAN D HASIL OUTPUT SPSS 21 ... 65


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2014, transportasi sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong, dan penunjang pembangunan. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh peran sektor transportasi, karenanya sistem transportasi harus dibina agar mampu menghasilkan jasa transportasi yang handal dalam menunjang sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan.

Kemajuan Indonesia salah satunya dapat dilihat dari perkembangan pada sektor transportasi. Dari berbagai jenis transportasi, yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah kendaraan bermotor roda dua. Dilihat dari banyaknya jenis transportasi yang ada, kendaraan bermotor roda dua merupakan transportasi yang paling banyak digunakan. Dengan semakin digemarinya kendaraan bermotor roda dua tersebut, beberapa perusahaan bekerja sama dengan bank memberikan kemudahan kepada masyarakat melalui program kredit atau cicilan jangka waktu panjang. Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia No.17/10/PBI/2015 tentang Rasio Loan to Value atau Rasio Financing to Value untuk Kredit atau Pembiayaan properti dan uang muka untuk kredit atau pembiayaan Kendaraan Bermotor. Aturan ini berlaku efektif sejak 18 Juni 2015. (Adhitya,2015)

Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai sumber penerimaan negara terbesar berasal dari pajak. Pajak menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan,


(9)

B A B I P E N D A H U L U A N | 2

Universitas Kristen Maranatha adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Fuad Rahmany (2012) selaku Direktur Jendral Pajak, kesinambungan penerimaan negara dari sektor pajak sangat diperlukan. Untuk menjamin hal tersebut, kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci keberhasilan Pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah akan menimbulkan selisih yang besar antara jumlah pajak yang dibayar oleh wajib pajak dengan jumlah pajak yang seharusnya dibayar.

Besarnya minat masyarakat dalam memiliki kendaraan bermotor roda dua akan berdampak kepada pendapatan provinsi yang bersumber dari pajak kendaraan bermotor roda dua. Menurut Iwa Sudrajat (2012), Kepala Seksi Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat Cabang Pelayanan Wilayah Kota Depok I, pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan penerimaan daerah. Dengan adanya kemudahan dalam membeli kendaraan bermotor roda dua maka jumlah pemilik kendaraan bermotor roda dua akan semakin banyak, sehingga kemacetan akan sulit untuk dihindari. Untuk membatasi meningkatnya jumlah kendaraan bermotor serta mengurangi kemacetan yang terjadi, pemerintah memberlakukan pajak progresif.

Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah, pajak progresif diterapkan bagi kendaraan pribadi baik roda dua dan roda empat dengan nama pemilik dan alamat tempat tinggal yang sama. Jika


(10)

B A B I P E N D A H U L U A N | 3

Universitas Kristen Maranatha nama pemilik dan alamatnya berbeda, maka tidak dikenakan pajak progresif. Pajak progresif ini tidak berlaku untuk kendaraan dinas pemerintahan dan kendaraan angkutan umum.

Penerapan pajak progresif masih mengalami kendala. Hal ini diungkapkan Dedi A Rachim selaku Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (2013) bahwa masih terdapat kendala saat menerapkan tarif pajak progresif di Sumatera Utara yaitu belum tersosialisasinya dengan baik besarnya tarif progresif serta sanksi keterlambatan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor. Menurut Maman (2012) selaku pengurus biro jasa pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di Bandung, bahwa masyarakat mengeluhkan kurangnya sosialisasi mengenai pajak progresif kendaraan bermotor sehingga masyarakat tidak mengetahui kendaraan bermotornya dikenakan tarif yang berbeda dari kendaraan yang pertama. Selain itu pelaksanaan pemungutan pajak tersebut belum sesuai dengan ketentuan. Masalah dalam penerapan pajak progresif tersebut di dukung pula oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya antara lain:

1. Putut (2012) menyatakan bahwa persepsi wajib pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang penelitiannya dilakukan di Kota Semarang.

2. Indra (2012) menyatakan bahwa persepsi wajib pajak mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak badan.

3. Siti (2008) menyatakan bahwa persepsi wajib pajak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan data dari Samsat Bandung I Pajajaran diketahui berturut-turut bahwa kepatuhan wajib pajak tahun 2012 sebesar 80,44%, tahun 2013 sebesar


(11)

B A B I P E N D A H U L U A N | 4

Universitas Kristen Maranatha 82,06%, tahun 2014 sebesar 77,04%, dan tahun 2015 (sampai dengan bulan November) sebesar 77,38%. Dari data tersebut terlihat kepatuhan wajib pajak mengalami penurunan selama dua tahun terakhir.

Latar belakang masalah dan didukung oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana dampak dari penerapan pajak kendaraan bermotor roda dua di wilayah Provinsi Jawa Barat terhadap kepatuhan wajib pajak dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empirik Pada Kantor Samsat Bandung I Pajajaran)”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak?

2. Seberapa besar pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak?


(12)

B A B I P E N D A H U L U A N | 5

Universitas Kristen Maranatha

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat dalam bidang perpajakan kedepannya. Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi Samsat dalam meningkatkan sosialisasi dan fasilitas guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.


(13)

53 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persepsi Wajib Pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua di Samsat Bandung I Pajajaran termasuk dalam kategori baik.

2. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, dengan presentase pengaruh sebesar 70,7%, sedangkan sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.

3. Teori persepsi diri menyatakan bahwa persepsi memengaruhi perilaku. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua berpengaruh terhadap perilaku dalam hal ini kepatuhan Wajib Pajaka. Dengan demikian hasil penelitian ini mengkonfirmasi kebenaran dari teori persepsi diri.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas ada beberapa saran yang ingin dikemukakan peneliti sebagai berikut:

1. Persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua perlu ditingkatkan karena secara empiris terbukti berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Upaya peningkatan perlu mengarah pada aspek-aspek yang dinilai


(14)

B A B V S i m p u l a n d a n S a r a n | 54

Universitas Kristen Maranatha kurang oleh cukup banyak wajib pajak antara lain mengenai fasilitas pembayaran pajak yang diberikan kurang efektif, sosialisasi yang kurang merata, serta informasi peraturan pajak kendaraan bermotor roda dua yang tidak diketahui secara lengkap dan jelas oelh wajib pajak. Oleh karena itu SAMSAT perlu lebih mengoptimalkan pelayanannya dalam membantu meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

2. Seiring dengan berkembangnya waktu, maka perlu ditingkatkan strategi yang baru dalam sosialisasi kepada wajib pajak agar dapat mengurangi keterlambatan dalam membayar pajak kendaraan bermotor roda dua, karena sosialisasi perubahan peraturan perpajakan baru terkadang masih dipermasalahkan oleh beberapa wajib pajak. Oleh karena itu pihak SAMSAT harus mengevaluasi terhadap strategi dan media sosialisasi yang digunakan. SAMSAT juga perlu melakukan strategi sosialisasi baru yang tidak hanya melalui website dan televisi daerah melainkan bisa juga memanfaatkan koran harian atau majalah.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dari besarnya sampel penelitian yang berjumlah 50 responden. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya sebaiknya meningkatkan jumlah sampel yang diolah sehingga kesimpulan yang ditarik dapat berlaku secara umum.


(15)

55 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Basri, M. C. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Diakses pada 31 Oktober 2015 dari http://www.pajak.go.id/content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gibson, J. L. et al. (2012). Organization Behavior Structure and processes 4th edition. Singapore: Mc Graw-Hill.

Himawan, A. et al. (2015). BI Longgarkan Uang Muka Kredit Rumah dan Kendaraan. Diakses pada 31 Oktober 2015, dari:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015

/06/25/101447126/BI.Longgarkan.Uang.Muka.Kredit.Rumah.dan.Kendaraan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara

Penetapan Kriteria Wajib Pajak

Maman. (2012). Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Minim Sosialisasi. Diakses pada 26 Oktober 2015 dari http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2012/02/17/177 285/pajak-progresif-kendaraan-bermotor-minim-sosialisasi.

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Maribot P. Siahaan. 2010. Hukum Pajak Elementer. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moningka,N. A, Elia, D. P. S, Sabijono, H. (2014). Analisis Pengenaan Tarif Pajak Progresif Pada Pajak Kendaraan Bermotor Berdasarkan The Four Maxims di Kabupaten Minahasa. Diakses pada 6 November 2015 dari Universitas Sam Ratulangi.

Norman. (2012). Jawa Barat Mulai Memberlakukan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor. Diakses pada 8 November 2015 dari http://newsmetronasional .blogspot.co.id/2012/01/jawa-barat-mulai-berlakukan-pajak.html.

Nurmantu, Safri. (2003). Pengantar Perpajakan; Edisi 3. Jakarta: Granit.

Peraturan Bank Indonesia No.17/10/PBI/2015 Tentang Rasio Loan To Value Atau Rasio Financing To Value Untuk Kredit Atau Pembiayaan Properti Dan Uang Muka Untuk Kredit Atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor.


(16)

56

Universitas Kristen Maranatha Peraturan Gubernur Jawa Barat N0.33 Tahun 2013 Tentang Pajak Daerah Untuk

Jenis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2014 Tentang Tataran Transportasi Wilayah Jawa Barat.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan Dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Rachim, D. A. (2013, 26 September). KPK dan BPKP: Pajak Kendaraan Bermotor Sumut Bermasalah. Diakses pada 7 November 2015, dari:

http://mahardikanews.com/view/Daerah/1360/KPK-dan-BPKP--Pajak-Kendaraan-Bermotor-Sumut-Bermasalah.html.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S. P. (2008). Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku I Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, J. Suhayati, E. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, S. (2012). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Edisi 1 Cetakan 21. Penerbit: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Suliyanto. (2011). Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal Atau Skala Interval. Diakses pada 3 Februari 2016 dari Universitas Jendral Soedirman.

Undang-Undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia No.16 Tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.


(1)

B A B I P E N D A H U L U A N | 4

82,06%, tahun 2014 sebesar 77,04%, dan tahun 2015 (sampai dengan bulan November) sebesar 77,38%. Dari data tersebut terlihat kepatuhan wajib pajak mengalami penurunan selama dua tahun terakhir.

Latar belakang masalah dan didukung oleh hasil-hasil penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana dampak dari penerapan pajak kendaraan bermotor roda dua di wilayah Provinsi Jawa Barat terhadap kepatuhan wajib pajak dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empirik Pada Kantor Samsat Bandung I Pajajaran)”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak?

2. Seberapa besar pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak?


(2)

B A B I P E N D A H U L U A N | 5

Universitas Kristen Maranatha 1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui terdapat pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat dalam bidang perpajakan kedepannya. Manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh persepsi wajib pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi Samsat dalam meningkatkan sosialisasi dan fasilitas guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Persepsi Wajib Pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua di Samsat

Bandung I Pajajaran termasuk dalam kategori baik.

2. Persepsi Wajib Pajak Mengenai Pajak Kendaraan Bermotor berpengaruh

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, dengan presentase pengaruh sebesar 70,7%, sedangkan sisanya sebesar 29,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.

3. Teori persepsi diri menyatakan bahwa persepsi memengaruhi perilaku. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi Wajib Pajak mengenai pajak kendaraan bermotor roda dua berpengaruh terhadap perilaku dalam hal ini kepatuhan Wajib Pajaka. Dengan demikian hasil penelitian ini mengkonfirmasi kebenaran dari teori persepsi diri.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas ada beberapa saran yang ingin dikemukakan peneliti sebagai berikut:


(4)

B A B V S i m p u l a n d a n S a r a n | 54

Universitas Kristen Maranatha kurang oleh cukup banyak wajib pajak antara lain mengenai fasilitas pembayaran pajak yang diberikan kurang efektif, sosialisasi yang kurang merata, serta informasi peraturan pajak kendaraan bermotor roda dua yang tidak diketahui secara lengkap dan jelas oelh wajib pajak. Oleh karena itu SAMSAT perlu lebih mengoptimalkan pelayanannya dalam membantu meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

2. Seiring dengan berkembangnya waktu, maka perlu ditingkatkan strategi yang baru dalam sosialisasi kepada wajib pajak agar dapat mengurangi keterlambatan dalam membayar pajak kendaraan bermotor roda dua, karena sosialisasi perubahan peraturan perpajakan baru terkadang masih dipermasalahkan oleh beberapa wajib pajak. Oleh karena itu pihak SAMSAT harus mengevaluasi terhadap strategi dan media sosialisasi yang digunakan. SAMSAT juga perlu melakukan strategi sosialisasi baru yang tidak hanya melalui website dan televisi daerah melainkan bisa juga memanfaatkan koran harian atau majalah.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dari besarnya sampel penelitian yang berjumlah 50 responden. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya sebaiknya meningkatkan jumlah sampel yang diolah sehingga kesimpulan yang ditarik dapat berlaku secara umum.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Basri, M. C. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Diakses pada 31 Oktober 2015 dari http://www.pajak.go.id/content/strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.

Gibson, J. L. et al. (2012). Organization Behavior Structure and processes 4th edition. Singapore: Mc Graw-Hill.

Himawan, A. et al. (2015). BI Longgarkan Uang Muka Kredit Rumah dan Kendaraan. Diakses pada 31 Oktober 2015, dari:

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015

/06/25/101447126/BI.Longgarkan.Uang.Muka.Kredit.Rumah.dan.Kendaraan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara

Penetapan Kriteria Wajib Pajak

Maman. (2012). Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Minim Sosialisasi. Diakses pada 26 Oktober 2015 dari http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2012/02/17/177 285/pajak-progresif-kendaraan-bermotor-minim-sosialisasi.

Mardiasmo. (2013). Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi.

Maribot P. Siahaan. 2010. Hukum Pajak Elementer. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Moningka,N. A, Elia, D. P. S, Sabijono, H. (2014). Analisis Pengenaan Tarif Pajak Progresif Pada Pajak Kendaraan Bermotor Berdasarkan The Four Maxims di Kabupaten Minahasa. Diakses pada 6 November 2015 dari Universitas Sam Ratulangi.

Norman. (2012). Jawa Barat Mulai Memberlakukan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor. Diakses pada 8 November 2015 dari http://newsmetronasional .blogspot.co.id/2012/01/jawa-barat-mulai-berlakukan-pajak.html.


(6)

56

Universitas Kristen Maranatha Peraturan Gubernur Jawa Barat N0.33 Tahun 2013 Tentang Pajak Daerah Untuk

Jenis Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 21 tahun 2014 Tentang Tataran Transportasi Wilayah Jawa Barat.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 74/PMK.03/2012 Tentang Tata Cara Penetapan Dan Pencabutan Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

Rachim, D. A. (2013, 26 September). KPK dan BPKP: Pajak Kendaraan Bermotor Sumut Bermasalah. Diakses pada 7 November 2015, dari:

http://mahardikanews.com/view/Daerah/1360/KPK-dan-BPKP--Pajak-Kendaraan-Bermotor-Sumut-Bermasalah.html.

Rahayu, S. K. (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Resmi, Siti. (2013). Perpajakan Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, S. P. (2008). Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku I Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, J. Suhayati, E. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, S. (2012). Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Edisi 1 Cetakan 21. Penerbit: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Suliyanto. (2011). Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal Atau Skala Interval. Diakses pada 3 Februari 2016 dari Universitas Jendral Soedirman.

Undang-Undang No.28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Undang-Undang Perpajakan Republik Indonesia No.16 Tahun 2009 Tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.


Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

23 224 72

Pengaruh Pelayanan Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor UPT SAMSAT Aek Kanopan Labuhan Batu Utara

7 144 95

Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Putri Hijau Medan

32 183 53

Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Pada Kantor Bersama Samsat UPT Binjai

2 86 49

Peran Tata Usaha dalam Upaya Memaksimalkan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Medan Selatan

3 59 77

Analisis Penerimaan Denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui Layanan SAMSAT Gerai Tembung Terhadap Pendapatan Denda PKB Kantor UPT SAMSAT Medan Utara Putri Hijau Medan

34 203 55

STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYARPAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BANTUL.

0 9 18

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PAJAK, DAN KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus pada Kantor SAMSAT UPTD Batusangkar Provinsi Sumatera Barat)

0 2 41

PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN PROGRAM SAMSAT CORNER TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

1 3 11

PENGARUH PENGETAHUAN WAJIB PAJAK, KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR, DAN SISTEM SAMSAT DRIVE THRU TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi kasus WP PKB roda empat di Samsat Drive Thru Bantul)

0 0 10