Pengaruh Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung Barat).

(1)

ABSTRACT

This study entitled Effect of Tax Rate Progressive Role of the Motor Vehicle Tax on Customs Acceptance of Vehicle Wheels Two. This study aims to determine the influence of the role of progressive tax rates of motor vehicle tax on the acceptance of the transfer tax of two-wheel motor vehicles. Data collection method used is the method of data history. Determination of the sample using the formula Slovin ratio. Processing of the data in this study using SPSS version 13.0. These results indicate that the influence of Total Tax Rate Progressive significant effect on Total Revenue of Customs of Vehicle Wheels Two.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Pengaruh Peranan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peranan tarif pajak progresif pajak kendaraan bermotor terhadap penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor roda dua. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode data history. Penentuan sampel menggunakan rumus rasio Slovin. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………iv

KATA PENGANTAR...v

ABSTRACT...viii

ABSTRAK...ix

DAFTAR ISI...x

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...5

1.3 Tujuan Penelitian...6

1.4Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISI...7

2.1 Pengertian Pajak...7

2.2 Fungsi Pajak...8


(4)

2.6 Syarat Pemungutan Pajak...14

2.7 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak...15

2.8 Sistem Pemungutan Pajak...17

2.9 Pengelompokan Pajak...18

2.10 Pajak Daerah...19

2.11 Dasar Pengenaan Pajak Daerah...19

2.12 Jenis Pajak Daerah...21

2.13 Tarif Pajak Daerah...22

2.14 Dasar Pengenaan Pajak Daerah...25

2.15 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...26

2.16 Subjek Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...27

2.17 Objek Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...28

2.18 Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...29

2.19 Syarat Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...30

2.20 Kerangka Pemikiran...31

2.21 Pengembangan Hipotesis...32

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...33

3.1 Objek Penelitian...33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...33

3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...34

3.2.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat... 36

3.2.3 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...37

3.3 Jenis Penelitian...45

3.4 Operasional Variabel...46

3.5 Populasi dan Sampel...47


(5)

3.7 Teknik Pengumpulan Data...51

3.8 Pengujian Instrument Penelian...52

3.8.1 Analisis Deskriptif...52

3.8.2 Analisis Regresi...53

3.8.3 Analisis Hipotesis...54

3.8.3.1 Uji T...54

3.8.4 Uji Koefisien Determinasi...55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...56

4.1 Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor oleh Pemda...56

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Data Penelitian Berdasarkan Keterangan Kepemilikan...59

4.2 Pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif (X) Terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik nama Kendaraan Bermotor...60

4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment... 60

4.2.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana...61

4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi...63

4.2.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...66

5.2 Saran...67

DAFTAR PUSTAKA...68

LAMPIRAN...69


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Pengelompokan Pajak...12

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...31

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...40

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat...45


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel...49

Tabel 4.1 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-2...56

Tabel 4.2 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-3...58

Tabel 4.3 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-4...59

Tabel 4.4 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-5...59

Tabel 4.5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Keterangan Kepemilikan...59


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Langkah Running SPSS……...70

Lampiran B Uji Regresi Linier Sederhana...72

Lampiran C Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-2...73

Lampiran D Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-3...76

Lampiran E Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-4...77

Lampiran F Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-5...78


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi belakangan ini, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Salah satu dampak positif di bidang teknologi yang dapat dirasakan masyarakat adalah kemajuan di bidang otomotif, di mana telah diproduksi berbagai macam bentuk dan jenis kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor saat ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sangat diperlukan sebagai kelengkapan dalam menunjang perekonomian masyarakat, karena dengan adanya kendaraan bermotor tersebut masyarakat dapat mempersingkat waktu (tempuh), mempercepat gerak, mengangkut barang lebih banyak, serta memperoleh rasa aman dan nyaman. Kendaraan bermotor bagi sebagian warga masyarakat tidak hanya dilihat dari segi manfaat atau kegunaannya saja tetapi juga telah dijadikan sebagai simbol status sosial bagi pemiliknya.

Menghadapi permasalahan transportasi perkotaan yang sangat besar. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan menimbulkan banyak permasalahan salah satunya masalah kemacetan yang hampir terjadi di seluruh jaringan jalan khusunya di kota Bandung dan sekitarnya. Tingkat kemacetan di kota Bandung, sudah termasuk dalam kategori yang


(10)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 2

membahayakan dari segi ekonomi karena semakin tingginya kerugian biaya/cost yang harus dikeluarkan.

Kerugian akibat kemacetan ini bermacam-macam, baik yang dirasakan langsung oleh pengguna jalan, maupun yang dirasakan secara tidak langsung, kerugian-kerugian tersebut antara lain kerugian dari sisi ekonomi, seperti biaya bahan bakar yang meningkat, kerugian dari sisi waktu, seperti waktu tempuh yang lebih panjang, kerugian dari sisi kesehatan, seperti tingkat stress yang tinggi, kelelahan, gangguan pernafasan, dan kerugian lingkungan seperti terjadinya polusi udara. Untuk mengurangi kemacetan yang terjadi maka Pemprov Jawa Barat harus dapat mengendalikan jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung.

Salah satu upaya untuk mengendalikan jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung maka perlu adanya ketentuan yang baru mengenai Pajak Kendaraan Bermotor. Ketentuan tersebut harus mengakomodir kepentingan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan fungsi regurelend tanpa mengurangi fungsi Budgetair Pajak Kendaraan Bermotor. Untuk itu Pemprov Jawa Barat dapat memanfaatkan ketentuan terbaru mengenai Pajak Kendaraan Bermotor yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah .

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Sejak Januari 2010 Pemprov Jawa Barat telah menerapkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor secara progresif, dengan diberlakukannya tarif progresif setiap Wajib Pajak yang memiliki jumlah


(11)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 3

kendaraan lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama, untuk Pajak Kendaraan Bermotor yang kedua dan seterusnya dikenakan pajak yang lebih tinggi dari Pajak Kendaraan Bermotor yang pertama, dan ini hanya berlaku untuk mobil ke mobil, dan motor ke motor. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor progresif diatur dalam Pasal 6 Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan untuk tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatur dalam Pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2009 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Menurut Undang – Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.

Pemberlakuan kenaikan pajak progresif pemilikan kendaraan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 13 tahun 2011 tentang Pajak Daerah yang mana penyesuaan tarif pajak keridaran bermotor untuk kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kepemilikan pertama sebesar 1,75 %. angkutan umum 1% dan kendaraan rnotor alat berat dan alat-alat besar sebesar 0.2 % dan nilai jual kendaraan berrnotor sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan dari Mentri Keuangan.


(12)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 4

dan alamat yang sama dikenakan pajak progresif, sedangkan pemberlakuan pajak progresif untuk kepemilikaan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya didasarkan atas nama dan alarnat yang sama ditetapkan secara progresif sebasai berikut; PKB kepemilikan kedua sebesar 2.25 % PKB kepernilikan ketiga sebecar 2.75 %. PKB kepemilikan keempat sebesar 3.25%, dan PKB kepemilikan kelima dan seterusrya sebesar 3.75 % Untuk pelaksanaan pajak progresif berlaku mulai tanggal 1 Januari 2012. Penentuan berapa persen untuk pajak progresif diatur dalarn UU No. 28 tahun 2009 pasal 6 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, pajak progresif paling rendah 2% dan paling tinggi 10%. Sedangkan bagi kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah 1% dan paling tinggi 2 %.

Pajak progresif adalah pajak yang sistem pemungutannya dengan cara menaikkan persentase kena pajak yang harus dibayar sesuai dengan kenaikan objek pajak. Dalam sistem perpajakan di Indonesia salah satu pajak yang diterapkan dengan sistem tarif progresif yaitu Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.

Hal ini perlu dicermati, sebagaimana beban masyarakat sebagai Wajib Pajak mengalami peningkatan dikarenakan adanya biaya lebih tinggi yang harus dibayarkan dan berpengaruh terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua, karena Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua merupakan salah satu potensi sumber penerimaan pajak daerah yang diperlukan oleh pemerintah dalam upaya pengurangan kemacetan di Kota Bandung.


(13)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 5

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul, “PENGARUH PENERAPAN TARIF PAJAK PROGRESIF PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENERIMAAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KOTA BANDUNG ( Studi Kasus Pada Kantor Dispenda Bandung Barat)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua?

2. Sejauhmana Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaran Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui cara-cara Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.


(14)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 6

2. Mengetahui besarnya Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaran Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi penulis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai peranan Tarif Progresif terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung melalui penerapan ilmu yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan mengaplikasikannya ke dalam penelitian ini sehingga bermanfaat bagi penulis khususnya.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan Dispenda untuk mengetahui efektivitas dari peranan Tarif Progresif terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.

3. Peneliti lainnya

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan referensi bagi mereka yang khususnya meneliti dengan tema yang sama mengenai Tarif Progresif.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor Terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor oleh Pemda sudah baik, tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di bandingkan Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda empat karena di pengruhi oleh Nilai Jual Kendaraan Bermotor itu sendiri.

2. Jumlah Tarif Pajak Progresif berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dengan persentase pengaruh sebesar 97,3%, sedangkan sisanya sebesar 2,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(16)

B a b V . K e s i m p u l a n d a n S a r a n | 67

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan tentang “Pengaruh e-SPT Terhadap Pelaporan SPT PPh Tahunan”, maka saya dapat memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi Wajib Pajak saya sarankan menggunakan nama dan alamat sesuai tempat tinggal karena Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor juga membantu Pemda dalam memperbaiki jalan yang berlubang demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

2. Bagi Samsat Kota Bandung Barat sebaiknya Agar penerapan pajak progresif kendaraan bermotor bisa berjalan dengan baik, maka pihak smsat harus membenahi sistemnya terlebih dahulu supaya wajib pajak tidak bisa melakukan sistem tembak KTP kepada pihak samsat, karena hal ini bisa mempengaruhi penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor II.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lebih dalam lagi agar dikatahui pula faktor-faktor lain apa saja yang dapat mempengaruhi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Ilyas, Wirawan B. (2007). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang. (2013). Pajak dan Restribusi Daerah. Penerbit UII Press, Jakarta.

Rahman, Abdul. (2013). Administrasi Perpajakan. Penerbit Nuansa, Bandung. Siahaan, Marihot P. (2013). Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Penerbit PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diakses pada tanggal 21 Maret 2015 dari Mastel.or.id/files/.../uu_28_tahun_2009%20-%20DPRD.pdf


(1)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 4

Universitas Kristen Maranatha

dan alamat yang sama dikenakan pajak progresif, sedangkan pemberlakuan pajak progresif untuk kepemilikaan kendaraan bermotor pribadi kedua dan seterusnya didasarkan atas nama dan alarnat yang sama ditetapkan secara progresif sebasai berikut; PKB kepemilikan kedua sebesar 2.25 % PKB kepernilikan ketiga sebecar 2.75 %. PKB kepemilikan keempat sebesar 3.25%, dan PKB kepemilikan kelima dan seterusrya sebesar 3.75 % Untuk pelaksanaan pajak progresif berlaku mulai tanggal 1 Januari 2012. Penentuan berapa persen untuk pajak progresif diatur dalarn UU No. 28 tahun 2009 pasal 6 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, pajak progresif paling rendah 2% dan paling tinggi 10%. Sedangkan bagi kepemilikan kendaraan bermotor pertama paling rendah 1% dan paling tinggi 2 %.

Pajak progresif adalah pajak yang sistem pemungutannya dengan cara menaikkan persentase kena pajak yang harus dibayar sesuai dengan kenaikan objek pajak. Dalam sistem perpajakan di Indonesia salah satu pajak yang diterapkan dengan sistem tarif progresif yaitu Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.

Hal ini perlu dicermati, sebagaimana beban masyarakat sebagai Wajib Pajak mengalami peningkatan dikarenakan adanya biaya lebih tinggi yang harus dibayarkan dan berpengaruh terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua, karena Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua merupakan salah satu potensi sumber penerimaan pajak daerah yang diperlukan oleh pemerintah dalam upaya pengurangan kemacetan di Kota Bandung.


(2)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 5

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis melakukan

penelitian dengan judul, “PENGARUH PENERAPAN TARIF PAJAK

PROGRESIF PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP PENERIMAAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KOTA BANDUNG ( Studi Kasus Pada Kantor Dispenda Bandung Barat)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua?

2. Sejauhmana Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaran Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui cara-cara Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.


(3)

B a b I . P e n d a h u l u a n | 6

Universitas Kristen Maranatha

2. Mengetahui besarnya Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaran Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi penulis

Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai peranan Tarif Progresif terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung melalui penerapan ilmu yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan mengaplikasikannya ke dalam penelitian ini sehingga bermanfaat bagi penulis khususnya.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung

Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan Dispenda untuk mengetahui efektivitas dari peranan Tarif Progresif terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.

3. Peneliti lainnya

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan referensi bagi mereka yang khususnya meneliti dengan tema yang sama mengenai Tarif Progresif.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang

“Pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor Terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor oleh Pemda sudah baik, tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di bandingkan Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda empat karena di pengruhi oleh Nilai Jual Kendaraan Bermotor itu sendiri.

2. Jumlah Tarif Pajak Progresif berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dengan persentase pengaruh sebesar 97,3%, sedangkan sisanya sebesar 2,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.


(5)

B a b V . K e s i m p u l a n d a n S a r a n | 67

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan tentang “Pengaruh e-SPT Terhadap Pelaporan SPT PPh Tahunan”, maka saya dapat memberi saran sebagai

berikut:

1. Bagi Wajib Pajak saya sarankan menggunakan nama dan alamat sesuai tempat tinggal karena Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor juga membantu Pemda dalam memperbaiki jalan yang berlubang demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

2. Bagi Samsat Kota Bandung Barat sebaiknya Agar penerapan pajak progresif kendaraan bermotor bisa berjalan dengan baik, maka pihak smsat harus membenahi sistemnya terlebih dahulu supaya wajib pajak tidak bisa melakukan sistem tembak KTP kepada pihak samsat, karena hal ini bisa mempengaruhi penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor II.

3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lebih dalam lagi agar dikatahui pula faktor-faktor lain apa saja yang dapat mempengaruhi Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Ilyas, Wirawan B. (2007). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat,Jakarta.

Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Prakosa, Kesit Bambang. (2013). Pajak dan Restribusi Daerah. Penerbit UII Press, Jakarta.

Rahman, Abdul. (2013). Administrasi Perpajakan. Penerbit Nuansa, Bandung. Siahaan, Marihot P. (2013). Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Penerbit PT.

Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009. Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, diakses pada tanggal 21 Maret 2015 dari

Mastel.or.id/files/.../uu_28_tahun_2009%20-%20DPRD.pdf


Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

5 111 72

Efektivitas Pelayanan Pajak Kenderaan Bermotor Dan Bea Balik Nama Kenderaan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Dalam Perspektif Hukum Administrasi Negara

4 82 94

Eksekusi Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotor oleh Lembaga Pembiayaan (Finansial) (studi kasus pada kantor PT. U Finance)

4 144 97

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe

0 66 58

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Sidikalang

1 48 63

Proyeksi Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Kotamadya Binjai Pada Tahun

2 60 87

Pengaruh Diberlakukannya Tarif Pajak Progresif dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Bandung.

0 2 22

Pengaruh Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Cimahi.

0 0 18

Pengaruh Penerapan Tarif Pajak Progresif terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bandung Barat).

0 0 19

Pengaruh Diberlakukannya Pajak Progresif dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Empat Terhadap Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Bandung.

2 9 19