Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH

(UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE

DISUSUN O

L E H

NAMA : RINA ANGGRENI SURBAKTI NIM : 082600108

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali,penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha baik,Yesus Kristus buat Berkat,Kasih serta RahmatNya yang luar biasa,sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik serta dapat mengatasi kendala-kendala yang penulis hadapi. Baik dalam penulisan maupun dalam pelaksanaannya di lapangan.

Adapun Tugas Akhir penulis dengan judul ” PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH (UPTD) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE”

Yang menjadi tujuan penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan PRODIP III administrasi perpajakan dan untuk memperoleh gelar sarjana muda (Ahli Madya) Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan karena kurangnya dan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikan atau saran yang membangun guna memperbaiki karya penulis di masa yang akan datang.


(3)

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dalam bentuk moril atupun material, sehingga Tugas

Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Untul itu pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada Prof. Dr. Badaruddin,M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

2. Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si selaku Ketua Jurusa. Program Diploma (PRODIP) III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Prof. Dr. Marlon Sihombing,MA selaku dosen pembimbing penulis,sehat selalu pak.

4. Kepada para dosen yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

5. Kepada Drs. Alexius Sitio,MAP selaku Kepala UPT Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara Kabanjahe. Bapak Mahyuddin Pane,S,SOS.MAP selaku Kasi PKB yang telah menyempatkan diri memberikan arahan pada penulis. Kepada seluruh staff yang ada di SAMSAT Kabanjahe terima kasih buat keramahtamahannya selama penulis berada di sana.

6. Teristimewa kepada Orang tuaku,Bapak K.Surbakti mamak D.Sembiring yang sangat kusayangi dan kucintai yang telah banyak menberikan Doa dan motivasi dalam mencapai yang terbaik dalam hidupku.

7. Buat abang kakak serta adikku Diamon,Jhon,Kristiani,Ribka sariani,Diana 8. firi Surbakti yang sangat aku kasihi yang telah banyak memberikan


(4)

semangat,motivasi doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini,kiranya Tuhan Berkati senantiasa.i

9. Buat teman-temanku k’Bella,Deby,Desy,Della,Putry dan semua anak TAX C 08 Terima kasih buat persahabatn yang indah selama 3 tahun ini, semangat teman-teman.

Akhirnya penulis berharap Tugas Akhir yang sederhana ini berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

MEDAN, JULI 2011


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar Isi ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM ... 1

B. Tujuan dan Manfaat PKLM ... 4

C. Uraian Teoritis ... 5

D. Ruang Lingkup PKLM ... 7

E. Metode PKLM ... 7

F. Metode Pengumpulan Data ... 9

G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Sumatera Utara (SAMSAT) Kabanjahe ... 11

B. Struktur Organisasi ... 14

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi ... 17

D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe ... 24

BAB III GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM A. Definisi Pajak ... 26

B. Ketentuan Umum ... 27

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak ... 29

D. Pajak Daerah ... 30

E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak ... 32

F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 33

G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 34


(6)

BAB IV ANALISA DATA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ... 42 B. Penetapan Realisasi BBNKB ... 42 C. Prosedur Penghitungan BBNKB ... 46 D. Upaya-upaya yang dilakukan kantor SAMSAT Kabaanjahe dalam

meningkatkan Penerimaan BBNKB ...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL LAMPIRAN


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka Pemerintah harus tetap meningkatkan penerimaan Negara. Selain dari sektor Migas dan Non Migas sebagai penerimaan negara yang utama juga meningkatkan penerimaan negara melalui sektor Pajak khususnya Pajak Daerah. Tinggi rendahnya pendapatan dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan negara yang akhirnya berpengaruh dengan tingkat ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri dan pembangunan Nasional (Waluyo,2002:4). Oleh karena itu,dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dan mengantisipasi hal tersebut. Selain itu pemerintah juga memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mensukseskan usaha pembangunan tersebut.

Untuk membiayai rumah tangga daerah,Pemerintah sendiri telah menetapkan Undang-Undang mengenai pemungutan pajak yang dilakukan berdasarkan ketetapan yang berlaku. Pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan restribusi daerah,dimana diberi kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk pemungutan pajak daerahnya sendiri dan dapat meningkatkan akuntabilitas daerah.

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah terdiri dari Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten. Salah satu bagian dari Pajak Provinsi adalah Bea Balik Nama


(8)

Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang sangat menunjang bagi pemasukan anggaran rumah tangga daerah.

Pengenaan Pajak terhadap BBNKB,merupakan fasilitas potensial bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan adanya kepastian hukum, pemerintah yang kuat dalam menentukan dan memungut pajak dan di lain pihak masyarakat lebih memahami akan pentingnya pajak bagi pembangunan.

Namun di UPTD SAMSAT Kabanjahe, BBNKB hanya dipungut dari penyerahan kedua dan seterusnya, karena BBNKB yang pertama dikenakan pada kendaraan baru,sementara untuk penerbitan STNK/TNKB hanya ada di Medan Utara kecuali untuk daerah Nias,Dairi,Tapanuli. Akan tetapi hal ini tidak begitu mempengaruhi sistem pemungutan BBNKB di UPT SAMSAT Kabanjahe.

Untuk melaksanakan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 21 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 tahun 2011 Tentang pajak daerah, khususnya pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) di Sumatera Utara dituangkan dalam Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara,

Jika dilihat kenyataan di lapangan semakin banyak masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor tentunya akan menambah pemasukan pemerintah daerah. Begitu besar manfaat dari realisasi penerimaan pajak untuk kesejahteraan masyarakat dan banyak kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan


(9)

pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dan juga dengan adanya mata kuliah Pajak dan Retribusi Daerah menjadi dasar teori dalam melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dan dilakukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk mengkaji upaya yang dilakukan serta realisasi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebagai dasar penilaian keberhasilan upaya tersebut. Kajian-kajian tersebut akan dilaksanakan penulis di dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Dalam kegiatan PKLM ini penulis diharapkan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh semasa perkuliahan dan menjadi tenaga kerja yang memiliki kompetensi sehingga dapat memahami masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe. Hasil kajian akan penulis tuangkan dan terangkan ke dalam laporan akhir penulis dengan judul ”PELAKSANAAN PEMBAYARAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB) PADA UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DAERAH (UPTD) KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL BAWAH SATU ATAP (SAMSAT) KABANJAHE”.


(10)

B. Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri Tujuan PKLM

Adapun Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan atau proses pemungutan BBNKB

2. Untuk mengetahui perhitungan BBNKB

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan utama dalam pelaksanaan pembayaran pada UPTD Kabanjahe

4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh kantor SAMSAT Kabanjahe dalam meningkatkan pungutan BBNKB

Manfaat PKLM

Adapun yang menjadi manfaat dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dapat diuraikan sebagai berikut:

Bagi Mahasiswa

1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang diperoleh di perkuliahan kedalam permasalahan yang dihadapi di dalam PKLM di Kantor SAMSAT Kabanjahe,khususnya tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pelaksanaan pembayaran BBNKB 3. Untuk meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan dan

kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja yang sesuai keahliannya


(11)

5. Untuk memperoleh pengalaman secara langsung mengenai situasi dunia kerja yang sebenarnya

Bagi Kantor SAMSAT Kabanjahe

1. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik/kemitraan dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe

2. Untuk memperoleh ide-ide baru baik berupa efisiensi peningkatan dan perbaikan sistem birokrasi kantor SAMSAT Kabanjahe

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan kantor SAMSAT Kabanjahe

2. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi Pemerintahan

3. Untuk mempromosikan Sumber Daya Manusia yang ada di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan kepada praktisi perpajakan daerah 4. Mendapat saran dan masukan untuk perbaikan kurikulum

C.URAIAN TEORITIS

Pajak daerah adalah kontribusi wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (Mardiasmo,2002:98)


(12)

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain: 1. Provinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d) Pajak Air Permukaan; dan

e) Pajak Rokok.

2. Kabupaten/Kota a) Pajak Hotel; b) Pajak Restoran; c) Pajak Hiburan; d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air bawah Tanah; i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak yang dikenakan atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak


(13)

menukar,hibah,warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan Kendaraan Bermotor. Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima penyerahan kendaraan bermotor (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun ruang lingkup PKLM yaitu :

1. Proses pelaksanaan pembayaran atau mekanisme prosedur pembayaran BBNKB

2. Penghitungan BBNKB UPTD Kabanjahe

3. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pembayaran BBNKB UPTD Kabanjahe

4. Upaya dalam meningkatkan pelaksanaan pemungutan BBNKB

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai dengan metode yang digunakan dalam PKLM adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan,mulai dari pengajuan judul,penentuan judul,pemilihan lokasi PKLM,mengajukan


(14)

proposal hingga diseminarkan dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing.

2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan pengkajian konsep dengan teori,sesuai dengan judul PKLM yang penulis lakukan,beserta artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan sesuai dengan data yang ada pada instansi yang bersangkutan mengenai objek studi khususnya penetapan BBNKB.

4. Pengumpulan Data

Mengumpulkan data dan informasi yang relevan dengan objek PKLM. Data tersebut dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang kompeten di bidangnya,data sekunder adalah data yang diperoleh berupa data informasi yang diperoleh dari observasi di lapangan.

5. Analisa Data dan Evaluasi

Dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini,penulis akan menuliskan secara sistematis seluruh data-data yang diperoleh sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara aktual dan cermat,kemudian menganalisisnya untuk mencapai suatu kesimpulan dari kegiatan tersebut.


(15)

F. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara (Interview)

Dalam hal ini penulis melakukan wawancara tanya jawab secara langsung dengan pegawai atau petugas yang menangani urusan BBNKB di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah SAMSAT Kabanjahe.

2. Metode Pengamatan (Observasi)

Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan di Kantor Samsat Kabanjahe untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang akan dihadapi dalam melaksanakan PKLM.

3. Metode Dokumentasi (Pembuatan Daftar)

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang diperoleh dari instansi dalam hal ini Kantor SAMSAT Kabanjahe.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah PKLM,Tujuan dan manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan PKLM.


(16)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menjelaskan gambaran secara umum lokasi PKLM yaitu Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT Kabanjahe,uraian tugas pokok fungsi, serta gambarannya.

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menjelaskan dan menggambarkan data yang diperoleh di Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) SAMSAT Kabanjahe mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,seperti objek dan subjek pajaknya, cara pengenaan, pendaftaran dan penilaian.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis menganalisa data yang diperoleh, kemudian mengadakan evaluasi, serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang bersumber dari PKLM serta berasal dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Daftar Pustaka


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

A. Sejarah Singkat Berdirinya UPT Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara (SAMSAT Kabanjahe)

Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara pada mulanya mengurusi pengolahan pajak dan pendapatan daerah berada dibawah Biro Keuangan pada sekretariat Wilayah tingkat I Sumatera Utara yaitu merupakan satu bagian.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara,tentang susunan organisasi dan tata sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Provinsi Sumatera Utara maka ”Biro Keuangan” ditingkatkan menjadi Direktorat Keuangan.

Dengan demikian tentu bagian pajak dan pendapatan daerah berubah menjadi ”Sub Direktorat Pendapatan Daerah” pada Direktorat Keuangan Daerah tersebut.Dengan terbitnya SK Gubernur Kepala Daerah Tngkat I Sumatera Utara tanggal 21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU terhitung tanggal 1 April 1975,maka Sub Direktur Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi ”Direktorat Pendapatan Daerah” pada tanggal 1 September 1975 keluarlah Surat Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 3/12/43 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I dan Dinas Pendapatan Daerah II diseluruh Indonesia,maka bersama dengan itu Direktorat Pendapatan Daerah diubah statusnya menjadi ”Dinas Pendapatan Daerah”. Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara adalah berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera


(18)

Utara tanggal 31 Maret 1976 Nomor 143/II/GSU,dengan persetujuan DPRD,pembentukan dinas ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 4 tahun 1976.

Dalam usahanya meningkatkan pelaksaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat,maka diperlukan pengembangan organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Tingkat I Sumatera Utara.Dengan membentuk cabang Dinas Pendapatan Provinsi di Sumatera Utara di Kabupaten dan Kota Madya Tingkat II,maka berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD 717/39/26 tanggal 31 Maret 1978 dibentuklah cabang Dinas pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.Cabang Dinas Pendapatan Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara di kabupaten/kotamadya Daerah Tingkat II,yang telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat II. Telah dibentuk dengan beberapa Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang telah terpisah-pisah,maka dalam rangka meningkatkan daya guna pengelolaan Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara,dirasa perlu disempurnakan dan dikembangkan.

Kemudian sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2743/S tanggal 22 November 1999 perihal sebutan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah,maka terhitung sejak tanggal keluarnya surat ini.Sebutan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara atau DIPENDASU diubah namanya menjadi ”Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara” dan Cabang Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(19)

Dalam pengembangannya dan pemekaran untuk pelayanan yang lebih luas kepada wajib pajak.Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 060/254/K tahun 2002 tentang tugas,fungsi,dan tata kerja Unit PelaksanaTeknis (UPT) pada Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor,maka dengan dikeluarkannya Surat Keputusan bersama Tiga Menteri yaitu Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam),Menteri Keuangan (Menkeu) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor Kep/169/13/MK/1976 tertanggal 28 September 1976,tentang pelaksanaan Penyelenggaraan Sistem Baru Pendaftaran Kendaraan Bermotor yang disebut ”Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Room Operation)” SAMSAT merupakan gabungan dari tiga instansi yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda tetapi mempunyai objek dana yaitu Kendaraan Bermotor yang berdomisili di Daerah Provinsi Sumatera Utara,

Instansi yang terkait dalam Kantor Bersama SAMSAT yaitu : 1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu SATLANTAS POLDASU.

2. Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Pesero) Jasa Raharja Cabang Kota Kabanjahe .


(20)

Berdirinya kantor Bersama SAMSAT adalah merupakan tindak dari Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri (Menhankam,Menkeu,Mendagri) yang

membentuk kerjasama dengan sistem baru yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (On Line Ander Room Operation) dengan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang berdomisili di daerah Sumatera Utara. 2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui penerimaan dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) .

3. Meningkatkan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa Raharja Cabang Utama Medan yang merupakan aparat Departemen Keuangan Sumatera Utara. 4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, ketertiban, kelancaran, dan

pengadaan administrasi Kendaraan Bermotor.

B. Stuktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan diperlukan sarana dan prasarana agar tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya,oleh sebab itu diperlukan sarana yang tepat salah satunya diantaranya adalah organisasi. Sebelum penulis menjelaskan struktur UPT SAMSAT Kabanjahe,penulis akan terlebih dahulu menjelaskan pengertian struktur dan organisasi. Pengertian struktur adalah bagian yang menggambarkan bagan-bagan fungsi kegiatan dan pekerjaan. Sementara


(21)

sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan bersama. Jadi struktur organisasi adalah suatu sistem pembagian tugas kegiatan antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. 1. Struktur Organisasi UPT SAMSAT Kabanjahe terdiri dari :

a. KA UPT

b. Sub Bagian Tata Usaha

c. Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) d. Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air (PKDA)

e. Seksi Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB f. Seksi Retribusi

g. Seksi Pendapatan lain-lain

2. Unit Pelaksaan Teknis (UPT) Dinas Pendapatan terdiri dari : a. SAMSAT Induk

1) SAMSAT Medan Utara 2) SAMSAT Medan Selatan 3) SAMSAT Binjai

4) SAMSAT Stabat

5) SAMSAT Lubuk Pakam 6) SAMSAT Tebing Tinggi 7) SAMSAT Kisaran

8) SAMSAT Pematang Siantar 9) SAMSAT Rantau Parapat 10)SAMSAT P.Sidimpuan


(22)

11)SAMSAT Sidikalang 12)SAMSAT Sibolga 13)SAMSAT Panyabungan 14)SAMSAT Gunung Sitoli 15)SAMSAT Tarutung 16)SAMSAT Balige

17)SAMSAT Panglakan Brandan 18)SAMSAT Sei Rempah

19)SAMSAT Perdagangan 20)SAMSAT Lima Puluh 21)SAMSAT Aek Kanopan 22)SAMSAT Kota Pinang 23)SAMSAT Gunung Tua 24)SAMSAT Barus 25)SAMSAT Sibuhuan 26)SAMSAT Natal

27)SAMSAT Teluk Dalam 28)SAMSAT Dolok Sanggul 29)SAMSAT Pangururan 30)SAMSAT Salak


(23)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

Adapun uraian tugas pokok dan fungsi pada Kantor UPT SAMSAT Kabanjahe adalah sebagai berikut :

1. Kepala Unit Pelaksanaan Teknis

a. Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pendataan potensi,penyuluhan,pengadministrasian dan pengutipan.

b. Penyetoran pelaporan hasil pengutipan PKB/KKA,BBNKB-KKA,PPPABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain

c. Penyelenggaraan optimalisasi pendataaan potensi pengadministrasian,pengutipan dan penyetoran ke kas daerah pelaporan

hasil pengutipan PKB-KAA, BBNKB-KAA,PPP-ABT/APU,PBB-KB,Retribusi dan pendapatan lain-lain serta pelaporannya sesuai dengan ketentuan dan standar yang telah ditetaokan.

d. Pelaksanaan tugas yang lainnya yang diberikan oleh kepala dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

e. Pemberian masukan yang perlu kepada kepala dinas dan wakil kepala dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

2. Subbag Tata Usaha

a. Mengajukan daftar barang cetakan dan ATK setiap bulan.

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak kendaraan di atas air


(24)

c. Mengajukan daftar permintaan uang makan,pegawai UPT,THL,Polisi,Jasa Raharja dan Gaji petugas kebersihan dan serta jaga malam

d. Mendata dan mengumpulkan laporan bulanan setiap seksi untuk dikirimkan kepada Kadipenda Provsu sebagai bahan pelaksanaan kegiatan setiap hari

e. Menginventariskan seluruh laporan bulanan setiap seksi kepada Ka.UPT f. Meneruskan usulan gaji berkala dan kenaikan pangkat pegawai.

3. Seksi PKB

a. Melakukan pendataan potensi,penetapan dan penagihanpajak kendaraan bermotor.

b. Menerima dan memproses/pengajuan keberatan dari wajib pajak kendaraan bermotor.

c. Menetapkan daftar tagihan tunggakan dan denda kendaraan bermotor. d. Membuat/menetapkan daftar tagihan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor.

e. Membuat, menyusun dan menyimpan kartu pengendalian (kartu box). f. Membuat Surat penggantian Hilang Tanda Lunas Pajak.

g. Membuat surat keterangan keringanan denda Pajak Kendaraan Bermotor. h. Membuat surat panggilan tagihan pajak kepada wajib pajak yang

menunggak (super PKB)

i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksaan tugas kepada Ka.UPT 4. Seksi Pajak PPP ABT/APU


(25)

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib pajak pemakai air bawah tanah

c. Menetapakan daftar jumlah tagihan,tunggakan dan denda pajak pengambilan dan pemanfaatan Air Bawah Tanah

d. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT 5. Seksi Retribusi

a. Melakukan pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima Retribusi Pelayanan Jasa Ketatausahaan

b. Menerima dan memproses usul/pengajuan keberatan wajib retribusi

c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda retribusi sesuai standar yang ditetapakan

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT

e. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas kepada Ka.UPT 6. Seksi Pendapatan Lain-lain

a. Melakukan Pendataan,pengenaan dan penagihan,menerima sumbangan pihak ketiga

b. Memproses usul/pengajuan keberatan dari wajib pajak yang dikenakan SP3

c. Membuat daftar jumlah tagihan dan denda setiap jenis pendapatan lain-lain

d. Memberikan masukan yang perlu kepada Ka.UPT


(26)

7. Unit Pelaksaan Teknis Dinas Pendapatan/Kantor Bersama SAMSAT,terdiri dari 5 (lima ) loket yaitu:

a.Loket I : Melayani formulir,biaya administrasi STNK Kartu Dana Nota Cek Fisik dan SPT

b.Loket II : Cheking fisik kendaraan

c.Loket III : Melayani pendaftaran,penelitian dan penetapan

d.Loket IV : Melayani pembayaran (kasir) PKB,BBN-KB,SWDKLLJ (sumbangan wajib daerah kecelakaan lalu lintas jalan)

e.Loket V : Penyerahan STNK (Plat Nomor Kartu Dana Penting PKB dan Kartu TLP)

7.1 Pelaksanaan Tugas pada loket I ( petugas terdiri dari 2 unsur) a.Pengembalian formulir dan STNK dan SPT

b.Membayar biaya plat dan biaya administrasi sesuai table yang tercantum di loket (Formulir Penggantian STNK)

c.Tabel : Tabel nilai jual kendraan bermotor diisi dimeja yang telah disediakan sesuai petunjuk dengan melampirkan :

1. BPKB asli

2. Surat penggantian STNK sementara 3. KTP asli/foto copy

4. Kwitansi jual beli (bila BBN) 5. Nota pajak (TLP)


(27)

7.1.1 Petugas Polri :

a. Menyediakan dan memberikan formulir permohonan pendaftaran sesuai dengan permintaan pemohon

b. Memberikan penerangan mengenai kelengkapan persyaratan pendaftaran c. Mencatat nomor formulir dan nomor kendaraan/nama pemilik pada buku

registrasi penyediaan formulir

d. Memberikan tanda paraf pada setiap persyaratan permohonan 7.1.2 Petugas DIPENDA

a. Memberi penerangan dan penjelasan yang diperlukan oleh wajib pajak atau pemohon STNK

b. Menyerahkan surat pemberitahuan (SPT) PKB 7.1.3. Petugas PT.(Persero) A.K.Jasa Raharja

a. Memberikan penerangan kepada pemohon tentang kewajibannya dalam hal pembayaran SWDKLLJ dan premi asuransi Jasa Raharja

b. Khusus kepada pemilik kendaraan bermotor umum,memeriksa resi pelunasan premi asuransi Jasa Raharja

7.2. Pelaksaan Tugas pada Loket II (BBN-KB I/II) a. Merubah bentuk sifat

b. Mutasi Ranmor c. Ganti mesin d. Pindah luar daerah e. Lapor daerah


(28)

7.2.1. Petugas DIPENDA

a. Meneliti formulir SPT PKB yang diterima dari petugas polri atas kelengkapan persyaratan dan SPT

b. Menetapkan dan mengesahkan besarnya PKB dan BBN-KB serta pungutan lainnya dalam nota pajak

c. Memberikan nomor SKUM dan kohir pada nota pajak dan melakukan administrasi penetapan

d. Apabila terjadi kesalahan penetapan selesaikan secara khusus sesuai ketentuan yang berlaku

7.2.2. Petugas PT.(Persero) A.K. Jasa Raharja

a. Meneliti berkas dan nota pajak yang diterima dari Sub kelompok kerja penetapan PKB/BBN-KB

b. Menetapkan SWDKLLJ dan atau dendanya serta mensyahkan dengan membubuhkan paraf pada nota pajak

7.3. Pelaksanaan Tugas pada Loket III (Petugas terdiri dari I unsur)

a. Menyerahkan formulir pada petugas loket sesuai klasifikasi pengurusan loket II B (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang untuk pemeriksaan) b. Loket III C dan D (tempat pendaftaran ranmor teliti ulang yang

dikuasakan setelah surat kuasanya diajukan ke loket khusus) c. Loket III E :

1) Tempat pendaftaran ranmor BBN-STNK hilang ganti nomor polisi ganti mesin-Dinas-Ex lelang-Hibah


(29)

2) Menerima resi bukti pengurusan STNK yang akan dibawa ke kasir untuk pembayaran PKB-BBNKB-SWDKLLJ

7.3.1. Petugas Polri

a. Menerima,meneliti kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan

b. Melakukan penelitian pada daftar pencarian barang dan daftar pemblokiran

c. Membubuhkan paraf pada syarat pendaftaran yang diterima,pada resi (tanda penerimaan) dan memberikan resi tersebut kepada pemohon

d. Menerima dan meneliti hasil pemeriksaan fisik kendaraan bermotor disesuaikan dengan dokumen kendaraan bermotor

e. Apabila ternyata dalam penelitian pemeriksaan fisik dilakukan adanya perbedaan atau kejanggalan,ataupun tercantum dalam daftar pencarian berkas dan pemohon tersebut diselesaikan secara khusus dengan ketentuan yang berlaku.


(30)

7.4. Pelaksanaan Tugas pada Loket IV (hanya dari unsur Dipenda) Bendahara Khusus Penerimaan

a. Menerima nota pajak dari pemohon/penetapan

b. Menerima pembayaran sesuai dengan nota pajak dan membubuhkan validasi pada nota pajak tersebut

c. Menyerahkan lembar asli nota pajak lepada pemohon

d. Mendistribusikan tindakan nota pajak masing-masing kepada Dipenda dan PT.(Persero) A.K. JASA RAHARJA

e. Menyalurkan uang penerima kepada instansi atau pihak yang berhak menerima.

f. Membukukan.

7.5. Pelaksanaan Petugas pada Loket V (Petugas terdiri dari 1 unsur) Petugas Dipenda

a. Menerima nota pajak asli dan lembar kedua yang telah dibayar lunas oleh pemohon.

b. Menyerahkan nota pajak asli lepada pemohon

c. Menyerahkan nota pajak lembar kedua PKB kepada petugas Jasa Raharja pada kelompok tersebut.

D. Gambaran Pegawai pada Kantor UPT Kabanjahe

Secara umum gambaran dari pegawai Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara Khususnya UPT Kabanjahe,dapat digambarkan sebagai berikut :


(31)

Tabel 2.1

Gambaran Pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Kabanjahe

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Drs. Alexius Sitio, MAP

19570809 197812 1 002 IV/b Ka.UPT Kabanjahe

2 Ollyria, SE.

19620131 198602 2 001 III/d Pl. Kasubbag TU

3 Dra. Dahniar 19581104 197812 2 001 III/d Kasi PKDA

4 Mahyudin Pane, S,sos, MAP 19620115 198409 1 001

III/d Kasi PKB 5 H. Alsen Akhyar, SE.

19570625 198401 1 001 III/d Pl. Kasi PLL

6 Lubis Tumanggor, S,Sos. 19561120 197812 1001 III/d Staff

7 Hotman Sinambela 19590804 197812 1 001 III/b Pl. Kasi ABT/APU

8 Ir. Roma Ptigorhon Harahap 19670409201001 1 004 III/a Kasir

9 Paingot Tua Tumangger 19730520 200701 1 037 II/a Staf

10 Karisma H. Br Sinulaki, SE. 19751116 200801 2 001 III/a Bend. Pengeluaran

11 Sampurna 19611217 198603 1 003 II/d Pengurus Barang

12 Salomo Sitepu 19701025 200801 1 001 II/a Bend. Penerimaan Sumber : UPT SAMSAT Kabanjahe 2011


(32)

BAB III

GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA

LAPANGAN MANDIRI

A . Definisi Pajak

Untuk lebih mendalami pembahasan mengenai Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) ada baiknya terlebih dahulu kita mengerti arti pajak,maka banyak para ahli yang memberikan pengertian tentang pajak.

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Racmat Sumitro, SH, dalam bukunya “Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan (1990 : 5)” Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang dapat langsung ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Sedangkan pengertian Pajak menurut DR. H. Mustaqiem, SH, M.SI, dalam bukunya “ Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah (2008 : 43)” Pajak adalah pungutan yang dilakukan oleh negara,berdasarkan undang-undang,pelaksanaannya dapat dipaksakan dan kepada wajib pajak tidak ada jasa balik secara langsung.

Dari kedua pengertian Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada penertian Pajak adalah :


(33)

3. Pajak dipungut oleh negara,baik pusat ataupun daerah 4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah

B. Ketentuan Umum

1. Daerah Otonom,selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu,berwenang mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah

4. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan pembayaran pajak terutang termasuk pemungutan dan pemotongan pajak tertentu.

5. Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi


(34)

Perseroan Terbatas,Perseroan Komanditer,Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara/Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,Firma,Kongsi,Koperasi,Dana

pensiun,Persekutuan,Perkumpulan,Yayasan, Organisasi massa,Organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis,Lembaga,Bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

6. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat,dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor 7. Pajak kendaraan bermotor adalah pajak yang dipungut atas kepemilikan dan

penguasaan kendaraan bermotor

8. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atu pemasukan kedalam badan usaha.

9. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun takwim

10.Pajak terutang adalah pajak yang harus dibayar suatu saat dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bahagian tahun pajak menurut ketentuan dan peraturan perundang undangan perpajakan daerah


(35)

11.Denda adalah biaya yang timbul akibat keterlambatan pembayaran pajak

12.Kadaluarsa adalah ampaunya jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak

13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak,objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

14.Surat Pendaftaran dan Pendataan Kendaraan Bermotor (SPPKB) adalah surat yang digunakan untuk melaporkan data subjek pajak dan atau bukan objek pajak,dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan daerah

15.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak

16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

C. Dasar Hukum Pemungutan Pajak

1. Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Perubahan atas


(36)

3. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1999 yang telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah

6. Peraturan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Nomor 4 tahun 2002 Tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2010 Tentang Penghitungan Dasar Penggunaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2010

8. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 1 tahun 2011 Tentang Pajak Daerah

D. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah

Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah dengan Peraturan daerah (Perda) yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh


(37)

pemerintah daerah dalam menyelesaikan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah.

Pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah,yaitu antara lain: Provinsi

a) Pajak Kendaraan Bermotor;

b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d) Pajak Air Permukaan; dan

e) Pajak Rokok. Kabupaten/Kota

a) Pajak Hotel; b) Pajak Restoran; c) Pajak Hiburan; d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air bawahTanah; i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.


(38)

Ketentuan tentang objek pajak dan subjek pajak daerah khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan dasar pengenaannya diatur dengan peraturan pemerintah,sesuai dengan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 3 tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan bermotor adalah penyerahan kepemilikan kendaraan bermotor.

Termasuk dalam pengertian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud diatas adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya,yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh Gross Tonnage).

Yang dikecualikan dari pengertian kendaraan bermotor adalah : a. Kereta Api;

b. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;

c. Kendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan,konsulat,perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah; dan

d. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

E. Bagi Hasil Penerimaan Pajak


(39)

Pusat dan Daerah, dan Peraturan Provinsi Sumatera Utara Nomor 3tahun 2002, disebutkan bahwa pembagian hasil penerimaan yang diserahkan kepada daerah adalah sebagai berikut :

1. Untuk daerah Provinsi sebesar 70%

2. Untuk daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30%, dengan memperhatikan aspek pemerataan dan potensi daerah Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah Kabupaten/Kota.

F. Penetapan dan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam hal penetapan baik untuk pajak daerah maupun retribusi pajak daerah adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari objek dan subjek pajak atau retribusi, penetapan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib retribusi serta pengawasan. Penetapan pajak yang dilaksanakan dengan menggunakan surat keterangan pajak daerah dan dokumen lain yang dipersamakan. Dan pemungutan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah daerah dalam mengenakan pajak terhadap wajib pajak secara efektif dan adil. Hal ini berkaitan dengan keputusan baik mengenai pengenaan pajak serta perbedaan ruang lingkup dan tarifnya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, perlu diperhatikan aspek-aspek yang menyangkut tentang kemampuan pemerintah daerah dalam menyelaraskan orang-orang dalam pekerjaannya dalam suatu keterkaitan dan kerjasama yang diarahkan kepada pencapaian tujuan bersama.


(40)

Penetapan sangat bergantung pada tingkat kualitas dan kemampuan kinerja Pemerintah Daerah dalam melaksanakan tugasnya di dalam usaha-usaha upaya peningkatan yang dapat dilakukan melalui berbagai cara untuk mencapai peningkatan sebagai suatu yang sejajar, sejalan yang dinyatakan untuk memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan agar pelaksanaan dapat dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

G. Manfaat Pentingnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Secara terperinci manfaat dan pentingnya penetapan dan pengenaan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang efektif dan efisien sehingga dapat memungkinkan untuk tercapai suatu tujuan yang ingin dicapai

2. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat dihindarkan kemungkinan timbulnya pertentangan terhadap suatu hal yang ingin dicapai

3. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menyatukan pendapat bahwa satuan organisasi yang ada didalamnya dapat sejalan, sejajar dalam melakukannya

4. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat menghindari terjadinya suatu pencapaian tujuan yang bertentangan dengan suatu objek yang dipilih


(41)

5. Dengan adanya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dapat meningkatkan pendapatan daerah dan tingkat kesadaran dari wajib pajak

H. Tarif Pajak dan Cara Penghitungan Pajak 1) Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Sumatera Utara No.3 tahun 2002. Dasar pengenaan BBNKB adalah Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang dihitung berdasarkan Harga Pasaran Umum (HPU). Perhitungan besarnya BBNKB yang terhutang dihitung dengan cara mengkalikan tarif BBNKB dengan pengenaan Dasar Pajak.

Dalam hal harga pasar umum atas suatu kendaraan bermotor tidak diketahui maka nilai jual kendaraan bermotor ditentukan berdasarkan faktor-faktor :

a. Isi silinder dan satuan daya; b. Penggunaan kendaraan bermotor; c. Jenis kendaraan bermotor;

d. Merek kendaraan bermotor;

e. Tahun pembuatan kendaraan bermotor;

f. Dokumen impor untuk jenis kendaraan bermotor tertentu.

2) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 15% b. BBNKB - Kedua dan seterusnya sebesar 1%


(42)

3) Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor untuk kendaraan bermotor Alat-alat berat dan alat-alat besar yang tidak menggunakan jalan umum

a. BBNKB - Pertama (kendaraan baru) sebesar 0.75% b. BBNKB - Kedua,dan seterusnya sebesar 0.075%

4) Penagihan

Hak melakukan penagihan pajak daerah, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali apabila wajib pajak melakukan tindak pidan di bidang perpajakan daerah.

5) Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dari penghimpunan data objek dan subjek pajak, ketentuan besarnya pajak yang terutang sampai pada kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak serta pengawasan penyetorannya.

Pemungutan pajak daerah pada umumnya tidak dapat diborongkan atau tidak dapat dibebankan kepada pihak ketiga. Pajak daerah dipungut berdasarkan penetapan kepala daeah atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh wajib pajak. Wajib pajak membayar pajaknya sendiri dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah dan pejabat yang ditunjuk.


(43)

Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk khusus bagi pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) terdiri dari 5 (lima) lembar antara lain :

1) Lembar ke-1 untuk wajib pajak

2) Lembar ke-2 untuk Dipenda Sumatera Utara 3) Lembar ke-3 untuk PT.(AK) Jsa Raharja

4) Lembar ke-4 untuk bendaharawan khusus penerima 5) Lembar ke-5 untuk kantor bersama SAMSAT

Dalam hal ini pemenuhan kewajiban pajak, maka wajib pajak harus menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPPD) dapat dikelurkan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) atau bisa juga dikeluarkan surat pembetulan karena penyampaian pelaporan yang diberikan terhadap kesalahan ada 3(tiga) kemungkinan SPPD dikeluarkan oleh kepala daerah yaitu :

1) Surat tagihan pajak diterbitkan Kepala Daerah apabila pajak yang terutang dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar

2) Dari hasil penelitian SPPD yang dibertahukan oleh wajib pajak terdapat kekurangan pembayaran akibat salah tulis atau salah hitung

3) Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) dikeluarkan kepala daerah apabila wajib pajak dikenakan sanksi atau denda

Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh tempo (selama 30 hari) maka Surat Tagihan Pajak (STP) yang disampaikan kepada kepala daerah akan ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 20% perbulan. Berlaku paling lama 15 bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila


(44)

wajib pajak sudah mendapat STP tidak juga menbayar pajaknya, maka kepla daerah dapat mengeluarkan STP atau surat paksa berdasarkan peraturan perundang-undangan pajak daerah

I.Proses Pemungutan PKB BBNKB 1) Pendaftaran

Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah : a. Pengambilan formulir SPT

b. Pengisian formulir SPT c. Pendaftaran berkas

d. Menyampaikan berkas pada petugas cheking 2) Penelitian berkas

Dalam tahapan ini yang harus dilakukan oleh wajib pajak adalah : a. Chek persyaratan dan kelengkapan berkas

b. Pendaftaran (entry)

c. Menyampaikan berkas pada bagian penetapan 3) Penetapan

Yang dilakukan pada bagian penetapan ini adalah : a. Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan) b. Membuat nomor kohir

c. Mengecek ketetapan tanda lembar SKPD


(45)

Yang dilakukan oleh korektor adalah :

a. Meneliti kebenaran perhitungan dan penetapan b. Meneliti data pajak dalam ketetapan PKB/BBNKB

5) Pembayaran

Pada bagian pembayaran pajak yang menjadi tanggung jawab dari hasil pembayaran pajak yang dibayarkan oleh wajib pajak adalah dengan

melakukan hal-hal berikut :

a. Menerima dari wajib pajak (loket kasir) b. Membukukan hasil penerimaan

c. Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK d. Menyampaikan berkas pada petugas kartu box (arsip)

e. Menyetorkan hasil penerimaan kasir kepada bendaharawan(PKKP) f. Menyetorkan hasil penerimaan PKKP ke bank SUMUT

g. Menyampaikan berkas belum bayar penagihan

6) Penagihan

Yang menjadi tugas bagian penagihan adalah :

a. Menghimpun dan membukukan berkas tunggakan pajak b. Membuat dan menyampaikan surat tagihan pajak yang belum

mendaftar dan menunggak kepada wajib pajak

c. Membuat penetapan denda tunggakan pajak bagi hasil pajak yang menyelesaikan tunggakan


(46)

7) Pelaporan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan laporan target dan realisasi penerimaan

b. Laporan permintaan dan pemakaian SPT/SKPD dan pemakaian formulir lainnya

c. Setoran bank

d. Laporan tunggakan dan laporan lainnya

Dalam hal ini pendaftaraan kendaraan akibat mutasi sama saja dengan proses pendaftaran pada awal pendaftaran sebelum mutasi, yang berarti sama dengan proses pendaftran biasa.


(47)

8) Mekanisme Pelayanan Pada Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pemilik/pemohon

Gambar. 2

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Loket pendaftaran & penetapan lLLoket pembayaran dan

Loket perpanjan gan STNK Loket pengesah -an STNK Loket mutasi Loket hal-hal khusus 1.kasir 2.bendah-ara khusus Penyerah -an

Ditetapkan biaya adm. Baru

1. STNK

2. Asuransi j. Raharja

3. Pajak Ranmor

Validasi,SKPD,Cetak

STNK,TNBK,STCK,TCKB,BTC KB,& BPKB


(48)

BAB IV

ANALISA DATA DAN EVALUASI

A.

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Dalam rangka memenuhi sumber-sumber pembiayaan dan pembangunan daerah, pajak kendaraan bermotor diserahkan sebagai pajak daerah. Pajak daerah berdasarkan undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keungan Pemerintah Pusat dan daerh yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri.

Untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja dalam penetapan maupun pemungutan pajak kendaraan bermotor dinas pendapatan daerah melakukan segala usaha dari kegiatan pemungutan, penagihan, pengumpulan,baik terhadap sumber-sumber pendapatan maupun dengan penggalian sumber-sumber pendapatan baru diantaranya ialah :

1. Melakukan pemungutan pajak kendaraan bermotor

2. Melakukan koordinasi atas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor serta pelaksanaannya oleh Dinas Pendapatan Daerah tempat wajib pajak terdaftar

Sejalan dengan itu, pemerintah mengambil langkah penyederhanaan perekonomian daerah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan landasan dan pedoman yang kuat dalam pemungutan pajak daerah dan juga mengoptimalkan penerimaan daerah yang potensial.

B. Penetapan Realisasi BBNKB


(49)

mengetahui tentang target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB melalui kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan peraturan daerah, target dan realisasi penerimaan pajak tersebut dalam pembangunan daerah di masa masa yang akan datang.

Maka dalam bab analisa dan evaluasi data ini, penulis akan membahas secara rinci mengenai penetapan target dan realisasi penerimaan pembayaran BBNKB T.A 2009/2010 sedangkan untuk tahun 2011 masih dalam tahun berjalan sehingga belum adanya realisasi untuk target yang telah ditentukan seperti pada tahun sebelumnya. Penulis juga akan menganalisa permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran BBNKB , hambatan-hambatan, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penerimaan pembayaran BBNKB pada UPT bersama Kabanjahe.


(50)

Tabel 4.1

TAHUN 2009

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 35.930.977 48.496.225

FEBRUARI 35.930.977 55.467.525

MARET 35.930.977 57.480.875

APRIL 35.930.977 45.436.175

MEI 35.930.977 41.737.525

JUNI 35.930.977 47.488.625

JULI 35.930.977 57.298.275

AGUSTUS 35.930.977 57.960.675

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Pada T.A 2009 Kantor bersama SAMSAT Kabanjahe hanya melakukan pemungutan BBNKB dari bulan Januari s/d Agustus sesuai dengan pemberlakuan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 tentang pembebasan denda PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.


(51)

Penetapan Target dan Realisasi BBNKB T.A 2010

Tabel 4.2

TAHUN 2010

BULAN TARGET REALISASI

JANUARI 33.440.750 41.078.224

FEBRUARI 33.440.750 42.612.852

MARET 33.440.750 59.894.452

APRIL 33.440.750 63.082.614

MEI 33.440.750 38.795.440

JUNI 33.440.750 46.756.497

JULI 33.440.750 38.489.155

AGUSTUS 33.440.750 40.529.268

SEPTEMBER 33.440.750 26.755.425

OKTOBER 33.440.750 32.072.992

NOVEMBER 33.440.750 40.947.315

DESEMBER 33.440.750 39.452.571

JUMLAH 401.289.000 510.466.805

Sumber : Kantor SAMSAT Kabanjahe

Dari tabel 4.2 kita dapat melihat Untuk T.A 2010 ditetapkan target sebesar Rp. 401.289.000 terhadap BBNKB, sementara realisasi penerimaan yang


(52)

diperoleh sebesar Rp. 510.466.805 dengan persentase pencapaian target sebesar 127,21%

Disini penulis memang tidak dapat membandingkan persentase antara target dengan realisasi pada tahun 2009 dengan 2010 apakah meningkat atau menurun,karena pada tahun 2009 pemungutan BBNKB hanya dilakukan sampai dengan bulan Agustus sesuai dengan PERGUBSU Nomor : 22 Tahun 2009 yang diberlakukan mulai tanggal 1 September 2009 s/d tanggal 31 Desember 2009.

Akan tetapi jika dilihat setiap bulan antara target dengan realisasi baik pada T.A 2009/2010 target yang ditetapkan tercapai,bahkan lebih dari target terebut.

Adapun faktor-faktor peningkatan BBNKB :

a. Bertambahnya minat dari masyarakat untuk membalik nama kendaraannya, b. Terealisasinya proses berkas berdasarkan domisili wilayah kerja UPTD

Kabanjahe yang dapat mendorong meningkatnya penerimaan disektor PKB/BBNKB serta volume kerja sejalan dengan target yang ditetapkan.

C. Prosedur Penghitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Perhitungan adalah suatu rangkaian kegiatan penghimpunan data untuk menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.

Nilai Jual Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut NJKB,adalah nilai jual kendaraan bermotor yang diperoleh berdasarkan harga pasaran umum (HPU) Atas suatu kendaraan Bermotor,sebagaimana tercantum dalam tabel nilai


(53)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan kendaraan bermotor terlebih dahulu mengetahui jenis/merk/tipe, tahun pembuatan,nilai jual kendaraan bermotor,bobot,dasar pengenaan dan tarif yang telah ditetpkan sesuai dengan peraturan pajak kendaraan bermotor.

Contoh kasus : (kepemilikan kedua)

Tanggal 9 Juni 2010 pak Diamon membeli 1 unit mobil mini bus merek Daihatsu,tipe S 89,dengan tahun pembuatan tahun 1997 dan Nilai Jual Kendaraan Bermotornya (NJKB) sebesar Rp. 30.000.000,-

Jawaban :

= Nilai jual Kendaraan Bermotor x Tarif = Rp. 30.000.000,- x 1%

= Rp. 300.000,-

D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kantor SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan BBNKB

1. Melakukan koordinasi dengan pihak Ditlantas POLRES Tanah Karo untuk meningkatkan razia terpadu PKB/BBNKB di wilayah kerja SAMSAT Kabanjahe;

2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di kecamatan Kabanjahe agar seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe;

3. Bagi masyarakat yang wajib pajak yang bermasalah telah diberi surat sesuai dengan data yang ada pada komputer induk dan melakukan dengan sistem door to door;


(54)

4. Melakukan koordinasi pada tiga instansi yang terkait dan berada di kantor SAMSAT Kabanjahe untuk dapat bekerja sama memberikan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak;

5. Membuat papan himbauan kepada pemilik kendaraan bermotor agar mendaftarkan keabsahan kepemilikan kendaraannya.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai hasil akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilaksanakan di kantor SAMSAT Kabanjahe dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemungutan BBNKB

Dalam hal ini setiap wajib pajak atau kuasanya wajib mengisi Surat Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPP-KB) dengan jelas, lengkap, benar serta ditandatangani. Apabila dikuasakan, maka wajib melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dari wajib pajak. SPP-KB diserahkan/dimasukkan pada kantor bersama SAMSAT.

2. Proses pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor a. Pendaftaran

b. Penelitian berkas c. Penetapan d. Korektor e. Pembayaran f. Penagihan g. pelaporan


(56)

3. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan BBNKB,

dalam hal ini kendaraan yang sudah rusak berat dan pemakaian diatas 20 tahun dapat dilakukan :

a. Pemberian keringanan denda terlambat mendftar atau membayar. b. Nomor polisi seri YA s/d YD khususnya BK kecil dan BK pilihan

pada umumnya kendaraan tinggi, diproses di SAMSAT Kabanjahe. 4. Diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan BBNKB di SAMSAT

Kabanjahe berjalan dengan cukup baik dan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak juga sudah baik,dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel 4.2

5. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe sudah maksimal,ini dapat dilihat dari peningkatan penerimaan PKB/BBNKB di setiap bulannya.

B. Saran

Sebagai isi dari laporan ini, penulis juga membuat saran-saran yang juga mungkin bermanfaat dalam memotifasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara maupun untuk PRODIP III Andministrasi Perpajakan.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah :

a. Meningkatkan koordinasi antara instansi yang terkait yaitu : Kepolisian, Dipenda, dan Jasa Raharja.


(57)

b. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak tentang pentingnya BBNKB dan peranannya dalam pembangunan daerah melalui surat kabar, radio, dam lain-lain.

c. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerjasama kantor dan instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor dan instansi tersebut dapat mendukung program PKLM, serta meingkatkan kualitas SDM di Sumatera Utara.

d. Hendaknya instansi yang terkait memberikan bukti nyata kepada masyarakat umum yang telah menyampaikan aspirasi-aspirasi mereka tentang pembangunan fasilitas-fasilitas khususnya kendaraan bermotor seperti : Perluasan jalan, pembuatan rambu-rambu lalu lintas, pembuatan lampu lalu lintas dan aspirasi-aspirasi lainnya.

e. Setiap kantor pajak hendaknya melakukan peningakatan pelayanan dari tahun ke tahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi karena membayar pajak.

f. Pihak Dipenda, Kepolisian dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas terhadap petugas maupun pihak-pihak tertentu yang melakukan KKN ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang hendak mebayar pajak.

g. Dalam menberikan pelayan, pihak instansi yang terkait hendaknya tidak pilih kasih sehingga tidak terjadi ketidak adilan antara masyarakat menengah kebawah dengan masyarakat menengah keatas.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,2002,Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta.

Mustaqiem,2008,Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah,FH UII PRESS,Yogyakarta.

Sumitro,Racmat,1990,Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan, Eresco, Bandung.

Waluyo,2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat,Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


(1)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan kendaraan bermotor terlebih dahulu mengetahui jenis/merk/tipe, tahun pembuatan,nilai jual kendaraan bermotor,bobot,dasar pengenaan dan tarif yang telah ditetpkan sesuai dengan peraturan pajak kendaraan bermotor.

Contoh kasus : (kepemilikan kedua)

Tanggal 9 Juni 2010 pak Diamon membeli 1 unit mobil mini bus merek Daihatsu,tipe S 89,dengan tahun pembuatan tahun 1997 dan Nilai Jual Kendaraan Bermotornya (NJKB) sebesar Rp. 30.000.000,-

Jawaban :

= Nilai jual Kendaraan Bermotor x Tarif = Rp. 30.000.000,- x 1%

= Rp. 300.000,-

D. Upaya-upaya Yang Dilakukan Kantor SAMSAT Kabanjahe Dalam Meningkatkan Penerimaan BBNKB

1. Melakukan koordinasi dengan pihak Ditlantas POLRES Tanah Karo untuk meningkatkan razia terpadu PKB/BBNKB di wilayah kerja SAMSAT Kabanjahe;

2. Seri YA s/d YD dan kendaraan yang beralamat di kecamatan Kabanjahe agar seluruhnya dapat diproses di UPT SAMSAT Kabanjahe;


(2)

4. Melakukan koordinasi pada tiga instansi yang terkait dan berada di kantor SAMSAT Kabanjahe untuk dapat bekerja sama memberikan pelayanan kepada masyarakat wajib pajak;

5. Membuat papan himbauan kepada pemilik kendaraan bermotor agar mendaftarkan keabsahan kepemilikan kendaraannya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai hasil akhir dari keseluruhan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini dilaksanakan di kantor SAMSAT Kabanjahe dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pemungutan BBNKB

Dalam hal ini setiap wajib pajak atau kuasanya wajib mengisi Surat Pendataan dan Pendaftaran Kendaraan Bermotor (SPP-KB) dengan jelas, lengkap, benar serta ditandatangani. Apabila dikuasakan, maka wajib melampirkan surat kuasa yang bermaterai cukup dari wajib pajak. SPP-KB diserahkan/dimasukkan pada kantor bersama SAMSAT.

2. Proses pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor a. Pendaftaran

b. Penelitian berkas c. Penetapan d. Korektor e. Pembayaran f. Penagihan g. pelaporan


(4)

3. Upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan pemungutan BBNKB,

dalam hal ini kendaraan yang sudah rusak berat dan pemakaian diatas 20 tahun dapat dilakukan :

a. Pemberian keringanan denda terlambat mendftar atau membayar. b. Nomor polisi seri YA s/d YD khususnya BK kecil dan BK pilihan

pada umumnya kendaraan tinggi, diproses di SAMSAT Kabanjahe. 4. Diketahui bahwa pelaksanaan pemungutan BBNKB di SAMSAT

Kabanjahe berjalan dengan cukup baik dan pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak juga sudah baik,dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel 4.2

5. Upaya peningkatan yang telah dilakukan UPT SAMSAT Kabanjahe sudah maksimal,ini dapat dilihat dari peningkatan penerimaan PKB/BBNKB di setiap bulannya.

B. Saran

Sebagai isi dari laporan ini, penulis juga membuat saran-saran yang juga mungkin bermanfaat dalam memotifasi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara maupun untuk PRODIP III Andministrasi Perpajakan.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah :

a. Meningkatkan koordinasi antara instansi yang terkait yaitu : Kepolisian, Dipenda, dan Jasa Raharja.


(5)

b. Memberikan penjelasan kepada wajib pajak tentang pentingnya BBNKB dan peranannya dalam pembangunan daerah melalui surat kabar, radio, dam lain-lain.

c. Hendaknya PRODIP III Administrasi Perpajakan meningkatkan kerjasama kantor dan instansi untuk dapat menjalin hubungan sehingga kantor dan instansi tersebut dapat mendukung program PKLM, serta meingkatkan kualitas SDM di Sumatera Utara.

d. Hendaknya instansi yang terkait memberikan bukti nyata kepada masyarakat umum yang telah menyampaikan aspirasi-aspirasi mereka tentang pembangunan fasilitas-fasilitas khususnya kendaraan bermotor seperti : Perluasan jalan, pembuatan rambu-rambu lalu lintas, pembuatan lampu lalu lintas dan aspirasi-aspirasi lainnya.

e. Setiap kantor pajak hendaknya melakukan peningakatan pelayanan dari tahun ke tahun agar masyarakat merasa puas dan tidak merasa rugi karena membayar pajak.

f. Pihak Dipenda, Kepolisian dan Jasa Raharja hendaknya bertindak tegas terhadap petugas maupun pihak-pihak tertentu yang melakukan KKN ataupun perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan masyarakat yang hendak mebayar pajak.

g. Dalam menberikan pelayan, pihak instansi yang terkait hendaknya tidak pilih kasih sehingga tidak terjadi ketidak adilan antara masyarakat


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,2002,Perpajakan,Penerbit Andi,Yogyakarta.

Mustaqiem,2008,Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah,FH UII PRESS,Yogyakarta.

Sumitro,Racmat,1990,Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pendapatan, Eresco, Bandung.

Waluyo,2002,Perpajakan Indonesia,Salemba Empat,Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


Dokumen yang terkait

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

5 111 72

Dasar Penetapan Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kabanjahe.

2 76 52

Tata Cara Penghitungan Dan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Kota Padangsidimpuan

6 68 54

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Kantor Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Tebing Tinggi.

1 81 52

Implementasi Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Pada Kantor SAMSAT UPT Rantauprapat)

3 71 128

Pelaksanaan Pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Sidikalang

1 48 63

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pada Kantor Samsat Pematang Siantar

12 125 58

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Di Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara

4 84 71

Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pada Kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Unit Pelaksana Teknis Daerah Sidikalang Kabupaten Dairi

3 64 184

Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ( Bbn-Kb ) Di Kantor Bersama Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap ( Samsat ) Medan Utara

4 71 140