GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI ( P4K) DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016.

(1)

1

UNIVERSITAS UDAYANA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG

PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN

KOMPLIKASI (P4K)

DI KABUPATEN TABANAN

TAHUN 2016

NI KETUT KURNIANTI

NIM. 1420015003

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmatNya skripsi yang berjudul " GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016"dapat diselesaikan sesuai rencana.

Skripsi ini disusun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui kesempatan yang baik ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. dr. I Made Ady Wirawan, MPH, PhD,selaku ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2. Ibu Ni L.P Suaryani, S.KM, M.Hlth&Int Dev, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dalam memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

3. Para dosen dan teman- teman di Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

4. Seluruh Kepala puskesmasdi Kabupaten Tabanan, yang telah memberikan ijin serta memfasilitasi selama pengambilan data awal tentang jumlah ibu hamil yang tertempel stiker di Kabupaten Tabanan

5. Seluruh bidan koordinator serta bidan desa di Kabupaten Tabanan, yang telah memberikan data awal tentang jumlah ibu hamil yang tertempel stiker di Kabupaten Tabanan

Peneliti mengetahui atas keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk


(3)

iii

kesempurnaan skripsi ini, peneliti mohon masukan dan saran dari para pembaca. Sebagai akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca, terutama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Denpasar, 14 Juli 2016


(4)

iv

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN IBU, ANAK DAN KESPRO

Ujian Skripsi : 13 Juli 2016

Ni Ketut Kurnianti

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2016

ABSTRAK

Pencapaian program P4K tahun 2015 adalah 62,6% masih jauh di bawah target yang di tetapkan yaitu 100%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan P4K di Kabupaten Tabanan. Penelitian menggunakan jenis penelitian deskritip dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada 95 ibu hamil yang tertempel stiker P4K di Kabupaten Tabanan tahun 2016. Dari hasil analisis didapatkan data :responden yang berpendidikan rendah berpengetahuan baik sebanyak 37%, responden yang berpendidikan tinggi berpengetahuan baik lebih banyak yaitu 63%, responden primipara memiliki pengetahuan baik sebanyak 19% sedangkan multipara berpengetahuan baik lebih banyak 81%. Responden yang paling banyak memiliki pengetahuan baik adalah responden yang memiliki umur antara 20 – 35 tahun, yaitu sebanyak 69%, sedangkan hanya 6% responden yang berumur < 20 tahun dan 25 % responden yang berumur > 35 tahun berpengetahuan baik. tahun memiliki pengetahuan baik. Responden yang terpapar informasi memiliki pengetahuan baik lebih banyak yaitu 63% dibandingkan dengan responden yang tidak terpapar yaitu hanya 37% yang berpengetahuan baik.

Dari hasil analisis data dapat disimpulkan pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 50 orang (53%), responden memiliki pengetahuan kurang 29 orang (30%) sedangkan yang paling sedikit adalah responden berpengetahuan baik hanya 16 orang (17%).


(5)

v

PUBLIC HEALTH, UDAYANA UNIVERSITY

CONSENTRATION HEALTH OF MOTHER, CHILD AND REPRODUCTION.

Final exam : 13 – 07- 2016 Ni Ketut Kurnianti

OVERVIEW KNOWLEDGE OF PREGNANTS WOMEN ABOUT CHILDBIRTH PLAN AND PREVENTION OF COMPLICATIONS AT TABANAN REGENCY IN 2016

ABSTRACT

The accomplishment of P4K’s program in 2015 shows that 62,6% are still below the hundred percent target goal. This research goal is to know whether pregnant mother are aware and knowledgeable of P4K program’s inTabanan Regency.

This is using descriptive research method through cross-sectional approach which have held to 95 pregnant women with P4K sticker posted in Tabanan Regency in 2016. The analysis shows data that 37% categorized are low educated, 63% are good educated, 19% categorized primipara are well educated, and 81% categorized as multipara are high educated. Respondents aged between 20-35 years 69% categorized as the most having well educated, and only 35% aged above 35 years are having good education. Number of respondents who receive the information and categorized having good knowledge only 11% are respondents who received the information are respondents categorized having good knowledge. It is higher than only 6% who are not received such information.

Through the data analysis, the conclusion is 50 respon 53% are having enough knowledge of P4K programs, 30% are having less education, and the least are 17%


(6)

vi

DAFTAR ISI

Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Abstrak……….. iv

Abstrct……….. v

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... .. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... ... 1

1.2Rumusan Masalah Penelitian ... ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)... 7

2.2.1 Pengertian Maanfaat dan Tujuan P4K ... ... 7

2.2.2 Output P4K ... ... 9

2.2.3 Pelaksanaan P4K... … 10

2.2 Pengetahuan ... ... 11

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep ... ….. 16


(7)

vii BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian... 18

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

4.2.1 Tempat Penelitian ... 18

4.2.2 Waktu Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1 Populasi penelitian ... 18

4.3.2 Cara Pengambilan Sampel ... 18

4.4 Alat dan Cara Pengumpulan Data... 22

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 22

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 23

5.2 Gambaran Program Kesehatan Ibu dan Anak ... 24

5.3 Karakteristik Responden ... 24

5.3.1 Variabel Independen ... 24

5.3.2 Variabel Dependen ... 27

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pembahasan Hasil Penelitian ... 32

6.1.1 Pendidikan ... 32

6.1.2 Pengalaman ( Paritas ) ... 33

6.1.3 Usia ... 35

6.1.4 Keterpaparan Informasi ... 36

6.1.5 Dukungan Sosial ... 37

6.1.6 Pengetahuan ... 38


(8)

viii BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 41

7.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Oprasional dan Variabel Penelitian ...17 Tabel 4.1 Jumlah Sampel Yang Diperlukan ... …….. 21 Tabel 5.1 Cakupan P4K ... …….. 24 Tabel 5.2 Gambaran karakteristik responden berdasarkan pendidikan,

paritas, usia, keterpaparan informasi dan dukungan sosial di Kabupaten

TabananTahun 2016……… 27 Tabel 5.3 Distribusi Gambaran Pemahaman Responden Ibu Hamil Tentang P4K di Kabupaten Tabanan Tahun 2016……… … ………...28 Tabel 5.4 Distribusi Gambaran Pemahaman Responden Ibu Hamil Tentang

P4K berdasarkan komponen P4K di Kabupaten Tabanan Tahun 2016……… 29 Tabel 5.15 Distribusi gambaran pemahaman responden tentang P4K


(10)

x

DAFTAR GAMBAR


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabanan sebesar 58,9/100.000 kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI tahun 2014 sebesar 41/100.000 kelahiran hidup. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan tahun 2015 menyebutkan bahwa faktor obstetri merupakan penyebab tertinggi AKI di Kabupaten Tabanan (Profil Dinkes Tabanan, 2016)

Kematian ibu dan bayi dapat di cegah dengan beberapa strategi yaitu dengan pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat, kerjasama lintas sektor, mitra lain termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif dan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (Prasetiowati, 2012). Dari strategi tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa kematian ibu dan bayi tidak hanya merupakan tugas dari para tenaga kesehatan namun juga tugas bagi seluruh masyarakat. Salah satu cara untuk melaksanakan strategi tersebut adalah melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dimana melalui program ini kerjasama dan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat serta bidan sebagai fasilitator sangat dibutuhkan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi dan juga mencegah agar tidak ada lagi kasus kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2009).

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi (P4K) adalah suatu program yang di canangkan dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian ibu dengan cara memantau, mencatat serta menandai setiap ibu hamil.


(12)

2

Program ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan , kader dan tokoh masyarakat dengan menempelkan stiker P4K dengan tujuan setiap ibu hamil dipantau oleh masyarakat dan tenaga kesehatan untuk mendapat pelayanan yang sesuai standar, sehingga proses persalinan sampai dengan nifas dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (DepKes RI, 2009). Tujuan dari program P4K adalah meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda – tanda bahaya pada proses kehamilan, persalinan dan masa nifas bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat (DepKes RI, 2009).

Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui kegiatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Program P4K merupakan program prioritas dalam menurunan AKI di Indonesia, di dukung oleh Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 2008 tentang Percepatan Pelaksanaan P4K dengan penempelan stiker (Depkes RI, 2010). Di Provinsi Bali upaya yang telah dilakukan yaitu dengan mengadakan pelatihan P4K untuk petugas secara berkesinambungan. Di Kabupaten Tabanan program P4K disosialisasikan dalam bentuk bimbingan teknis saat pelaksanaan monitoring dan evaluasi program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Kabutapen Tabanan memiliki 20 puskesmas dengan jumlah bidan sebanyak 307 bidan, 136 diantaranya bidan desa. Cakupan K1 dan cakupan K4 erat kaitannya denga pelaksanaan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, program


(13)

3

P4K dilaksanakan pada saat ANC, dilihat dari cakupan ANC di Kabupaten tabanan berdasarkan hasil laporan tahun 2015 didapatkan cakupan kunjungan K1 sebanyak 98 % dengan target K1 adalah 100% dan cakupan kunjungan K4 mencapai 93,4% dengan target K4 adalah 98% terjadi penurunan capaian program KIA dibandingkan tahun 2014, pencapaian di tahun 2014 didapatkan cakupan K1 Ibu hamil 99,8% dan cakupan K4 mencapai 97,9%. Pencapaian program P4K tahun 2015 mencapai 63% dengan target cakupan P4K adalah 100%. (Laporan Tahunan Kab. Tabanan, 2015). Data tersebut menujukkan bahwa ANC sudah cukup bagus pelaksanaannya.

Sedangkan utuk program P4K di Kabupaten Tabanan pelaksanaan P4K belum sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Depkes. Hakikatnya ibu hamil yang melakukan ANC akan di KIE tentang program P4K yang mencakup golongan darah ibu, mempersiapkan pendonor, ambulan desa , pengetahuan tentang tanda bahaya pada ibu hamil, pemakaian KB pascasalin, pemberian ASI, siapa pendamping saat melahirkan serta dimana rencananya akan melahirkan. pemeriksaan kehamilan, ibu yang sudah paham dan sepakat melalui pengisian blangko setelah itu barulah ibu hamil dirumahnya ditempein stiker. Pada pelaksanannya dilapangan dan dilihat dari hasil observasi banyak ditemukan bahwa ibu hamil sudah diberikan stiker saat memeriksakan kehamilannya yang pertama kali, ini akan berdampak pada pengetahuan ibu hamil karena pada saat kunjungan K1 tidak memungkinkan untuk menyampaikan semua informasi tentang P4K dalam sekali pertemuan atau sekali kontak dengan ibu hamil. Prosedur yang benar dalam pelaksanaan P4K adalah sebelu stiker ditempelkan dirumah ibu hamil harus ada beberapak kali kontak dengan ibu hamil oleh bidan pemegang wilayah setempat baik itu melalui ANC maupun kunjungan rumah, pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai standar ANC, dalam pelayanan P4K ada beberapa kesepatan yang harus disepakati oleh petugas dengan


(14)

4

ibu hamil dan keluarga yang tertulis dalam form P4K yang berisikan: ibu harus tahu golongan darah, siapa yang akan menjadi pendonor, kendaraan siapa yang akan menjadi ambulan desa, dimana ibu akan melahirkan, siap yang menolong persalinan, siapa yang akan menjadi pendamping saat melahirkan, darimana jaminan biaya persalinan. ( Depkes RI, 2009).

Penelitian di Sumba Barat wilayah kerja Puskesmas Taliwang (Karjono, 2013) menyimpulkan bahwa ibu dengan pengetahuan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi yang baik akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Capaian program P4K masih dibawah target yaitu 63% serta di Kabupaten Tabanan pelaksanaan P4K belum sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Depkes. Pelaksanaan P4K yang tidak sesuai prosedur akan berdampak pada pengetahuan ibu hamil yang tertempel stiker P4K. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian gambaran pengetahuan ibu hamil tentang Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Kabupaten Tabanan tahun 2016.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang P4K di Kabupaten Tabanan tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus


(15)

5

1. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan Kabupaten Tabanan tahun 2016

2. Pengetahuan ibu hamil tentang tanda tanda bahaya kehamilan di Kabupaten Tabanan tahun 2016

3. Pengetahuan ibu hamil tentang donor darah di Kabupaten Tabanan tahun 2016

4. Pengetahuan ibu hamil tentang ambulan desa di Kabupaten Tabanan tahun 2016

5. Pengetahuan ibu hamil tentang KB pasca salin di Kabupaten Tabanan tahun 2016

6. Pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI di Kabupaten Tabanan tahun 2016

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi di bidang kesehatan terutama dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) agar masyarakat mampu berperan aktif dalam merencanakan persalinan yang aman dan selamat 1.4.2 Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan

Memberikan informasi terkait pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) khususnya pengetahuan ibu tentang P4K sehingga dapat membuat kebijakan untuk mengatasinya.


(16)

6

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Menambah kepustakaan Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

1.4.4 Bagi Peneliti

Bagi peneliti yang tertarik meneliti masalah ini, hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang terkait dengan P4K.


(17)

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K )

Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir melalui kegiatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Program P4K merupakan prioritas dalam menurunan AKI di Indonesia, hal tersebut di dukung oleh Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 2008 tentang Percepatan Pelaksanaan P4K dengan penempelan stiker (Depkes RI, 2010).

2.1.1 Pengertian Manfaat dan Tujuan P4K

P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2009).

Menurut Departeman Kesehatan Republik Indonesia (2009), tujuan P4K digolongkan menjadi 2 yaitu :


(19)

1. Tujuan umum : meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga bersalin dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat

2. Tujuan khusus :

a. Terdatanya status ibu hamil dan terpasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil yang memuat info tentang : lokasi tempat tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil taksiran kehamilan,penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat bersalin, calon donor darah, tranportasi yang akan digunakan. Adanya perencanaan persalinan yang sesuai dan disepakati oleh ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.

b. Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.

c. Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal, dukun atau pendamping dan pencegahan komplikasi dengan stiker dan KB pasca salin sesuai dengan perannya masing masing.

P4K memiliki beberapa manfaat (Depkes, 2009) diantaranya : 1. Percepat fungsi desa siaga.

2. Meningkatkan cakupan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar. 3. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil.

4. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun. 5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini. 6. Meningkatnya peserta KB pasca salin.


(20)

8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi

P4K memiliki sasaran yaitu : Penanggungjawab dan pengelola program KIA propinsi dan kabupaten, bidan koordinator, kepala puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader, forum peduli KIA (forum P4K, pokja posyandu dan lain lain).

Indikator keberhasilan P4K ada 7 yaitu :

1. Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker. 2. Persentase ibu hamil mendapat stiker.

3. Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar. 4. Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan.

5. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.

6. Persentase menggunakan KB pasca salin.

7. Persentase ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas. 2.1.2 Komponen Pelaksanaan P4K

1. Fasilitasi aktif oleh bidan desa :  Pencatatan ibu hamil  Dasolin / tabulin  Donor darah

 Transport ambulan desa

 Suami / keluarga menemani ibu pada saat bersalin

 IMD

 Kunjungan nifas 3. Ada KIE

Dalam pelaksanaan P4K petugas harus melakukan KIE kepada ibu hamil untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang :


(21)

 Tanda tanda bahaya kehamilan  Pemakaian KB setelah melahirkan  Pemberian ASI

 Donor darah  Ambulan desa

 Perencanaan persalinan yaitu dimana tempat akan melahirkan, siapa pendamping saat persalinan dan persiapan dana jaminan untuk biaya persalinan.

2.1.3 Output P4K

Menurut Departeman Kesehatan RI (2009), output yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker. 2. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai standar.

3. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang disepakati bersama dengan penolong persalinan

4. Bidan menolong persalinan sesuai standar.

5. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar.

6. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial budaya).

7. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam perencanaan persalinan.


(22)

2.1.4 Pelaksanaan P4K Oleh Bidan

Menurut Depkes RI ( 2009 ) pelaksanaan P4K meliputi :

1. Orientasi P4K dengan stiker

Ditujukan untuk pengelola program dan stikholder yang terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan , sistem pencatatan dan pelaporan serta dukungan apa saja yang disiapkan dan diperlukan agar P4K dengan stiker dapat terlaksana dilapangan.

2. Sosialisasi

Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa / lurah, bidan, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan agar mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dalam pelaksanaannya di lapangan.

3. Operasionalisasi P4K dengan stiker di tingkat desa

a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa / kelurahan untuk meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu.

b. Mengaktifkan forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat misalnya : GSI, Forum Desa Siaga, Pokja Posyandu dan lain lan.

c. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang di lakukan oleh bidan didampingi kader / dukun.

d. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil di lakukan setelah melakukan konseling yang kemudian stiker di isi oleh bidan kemudian di tempel di


(23)

rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) sebagai penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil.

e. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan secara teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan.

f. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa. g. Penggunaan, pengelolaan dan pengawasan tabulin/dasolin.

h. Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan, dokumen amanat persalinan memperkuat pencatatan ibu hamil dengan stiker. Stiker berfungsi sebagai notifikasi atau penanda kesiapsiagaan, sedangkan amanat persalinan memperkuat komitmen ibu hamil dan suami yang berisi komponen warga yang sanggup menjadi pendonor darah, yang memiliki sarana transportasi, proses pencatatan perkembangan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, rencana pendampingan suami saat persalinan, rencana Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ), rencana penggunaan Kb pasca salin, kesiapan bidan dalam kunjungan nifas dan upaya penggalian dan pengelolaan dana.

4. Rekapitulasi pelaporan dilakukan secara benjenjang dari tingkat paling dasar ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidan di Desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan tingkat nasional.

2. Forum komunikasi di perlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing masing tingkat wilayah.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap sesuatu objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan raba dengan sendiri. Penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan


(24)

tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, namun bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah (Suprapti,2011).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo (2007) adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu : pendidikan, minat, pengalaman dan usia. Sedangkan faktor eksternal yaitu : sosial budaya dan ekonomi, informasi atau media massa dan lingkungan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut hasil penelitian Karjono (2013) ibu dengan pengetahuan yang baik akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya.

Minat diartikan sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi di dukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang di harapkan. Dalam penelitian Putri (2012) pengetahuan sikap perilaku bidan sangat baik tetapi prilaku tidak mendukung pelaksanaan P4K. Hasil penelitian Novita (2011) menunjukan 56,1% responden memiliki pengetahuan kurang sehingga tidak melaksanakan P4K serta terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan suami dengan pelaksanaan program P4K.

Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan


(25)

yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi di masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang di kembangkan memberi pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Pengalaman dalam hal ini adalah paritas yaitu jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Paritas sangat berpengaruh terhadap penerimaan seseorang terhadap pengetahuan, dimana semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan akan semakin mudah (Nursalam, 2008).

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik. Pada usia muda individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Faktor eksternal yaitu : sosial budaya dan ekonomi dimana kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi seseorang (Nursalam,2008).

Informasi atau Media Massa menurut Notoatmodjo (2012) Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan


(26)

pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penelitian Sokhiyatun (2013) bidan desa melaksanakan program P4K dengan cukup baik serta melakukan koordinasi dan komunikasi melalui sosialisasi dan pertemuan rutin. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai satu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Dalam penelitian Muhamad (2012) menyimpulkan secara keseluruhan peran kader dalam kegiatan P4K di posyandu terkait penyuluhan dan target telah berjalan dengan baik, persentase pemasangan stiker P4K dirumah ibu hamil yang dilakukan oleh kader mencapai 90%.


(1)

 Tanda tanda bahaya kehamilan  Pemakaian KB setelah melahirkan  Pemberian ASI

 Donor darah  Ambulan desa

 Perencanaan persalinan yaitu dimana tempat akan melahirkan, siapa pendamping saat persalinan dan persiapan dana jaminan untuk biaya persalinan.

2.1.3 Output P4K

Menurut Departeman Kesehatan RI (2009), output yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker. 2. Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai standar.

3. Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang disepakati bersama dengan penolong persalinan

4. Bidan menolong persalinan sesuai standar.

5. Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar.

6. Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial budaya).

7. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum peduli KIA atau Pokja Posyandu dalam perencanaan persalinan.


(2)

2.1.4 Pelaksanaan P4K Oleh Bidan

Menurut Depkes RI ( 2009 ) pelaksanaan P4K meliputi :

1. Orientasi P4K dengan stiker

Ditujukan untuk pengelola program dan stikholder yang terkait di tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan , sistem pencatatan dan pelaporan serta dukungan apa saja yang disiapkan dan diperlukan agar P4K dengan stiker dapat terlaksana dilapangan.

2. Sosialisasi

Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa / lurah, bidan, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan agar mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dalam pelaksanaannya di lapangan.

3. Operasionalisasi P4K dengan stiker di tingkat desa

a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa / kelurahan untuk meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu.

b. Mengaktifkan forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat misalnya : GSI, Forum Desa Siaga, Pokja Posyandu dan lain lan.

c. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang di lakukan oleh bidan didampingi kader / dukun.

d. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil di lakukan setelah melakukan konseling yang kemudian stiker di isi oleh bidan kemudian di tempel di


(3)

rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) sebagai penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil.

e. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan secara teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan.

f. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa. g. Penggunaan, pengelolaan dan pengawasan tabulin/dasolin.

h. Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan, dokumen amanat persalinan memperkuat pencatatan ibu hamil dengan stiker. Stiker berfungsi sebagai notifikasi atau penanda kesiapsiagaan, sedangkan amanat persalinan memperkuat komitmen ibu hamil dan suami yang berisi komponen warga yang sanggup menjadi pendonor darah, yang memiliki sarana transportasi, proses pencatatan perkembangan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, rencana pendampingan suami saat persalinan, rencana Inisiasi Menyusui Dini ( IMD ), rencana penggunaan Kb pasca salin, kesiapan bidan dalam kunjungan nifas dan upaya penggalian dan pengelolaan dana.

4. Rekapitulasi pelaporan dilakukan secara benjenjang dari tingkat paling dasar ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidan di Desa, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan tingkat nasional.

2. Forum komunikasi di perlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di masing masing tingkat wilayah.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap sesuatu objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman , rasa dan raba dengan sendiri. Penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan


(4)

tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, namun bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah (Suprapti,2011).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Notoatmodjo (2007) adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu : pendidikan, minat, pengalaman dan usia. Sedangkan faktor eksternal yaitu : sosial budaya dan ekonomi, informasi atau media massa dan lingkungan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut hasil penelitian Karjono (2013) ibu dengan pengetahuan yang baik akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya.

Minat diartikan sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi di dukung minat yang cukup dari seseorang sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang di harapkan. Dalam penelitian Putri (2012) pengetahuan sikap perilaku bidan sangat baik tetapi prilaku tidak mendukung pelaksanaan P4K. Hasil penelitian Novita (2011) menunjukan 56,1% responden memiliki pengetahuan kurang sehingga tidak melaksanakan P4K serta terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan suami dengan pelaksanaan program P4K.

Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan


(5)

yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi di masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang di kembangkan memberi pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Pengalaman dalam hal ini adalah paritas yaitu jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu. Paritas sangat berpengaruh terhadap penerimaan seseorang terhadap pengetahuan, dimana semakin banyak pengalaman seorang ibu maka penerimaan akan semakin mudah (Nursalam, 2008).

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik. Pada usia muda individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Faktor eksternal yaitu : sosial budaya dan ekonomi dimana kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi seseorang (Nursalam,2008).

Informasi atau Media Massa menurut Notoatmodjo (2012) Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan


(6)

pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penelitian Sokhiyatun (2013) bidan desa melaksanakan program P4K dengan cukup baik serta melakukan koordinasi dan komunikasi melalui sosialisasi dan pertemuan rutin. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai satu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan di respon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Dalam penelitian Muhamad (2012) menyimpulkan secara keseluruhan peran kader dalam kegiatan P4K di posyandu terkait penyuluhan dan target telah berjalan dengan baik, persentase pemasangan stiker P4K dirumah ibu hamil yang dilakukan oleh kader mencapai 90%.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013

5 92 69

Tingkat Pengetahuan Tentang Penyebab dan Pencegahan Keputihan Mahasiswi Kedokteran USU Angkatan 2007

1 33 43

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI KOTA SALATIGA.

0 2 7

HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

0 0 13

GAMBARAN PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN

0 0 11

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) - Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan di Kelurahan Kutambaru Kabupaten Langkat

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL BERISIKO DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan terhadap Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil Beresiko di P

0 0 15

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL DI DESA NGESTIHARDJO KASIHAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Tentang Program Perencanaan Persalina

0 2 16

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN, PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI IBU HAMIL BERISIKO DI PUSKESMAS PUNDONG BANTUL TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan, Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikas

0 0 14