EFEKTIVITAS PROGRAM PERILAKU BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK PANTI ASUHAN TAT TWAM ASI.
LAPORAN PENELITIAN
EFEKTIVITAS PROGRAM PERILAKU BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK PANTI ASUHAN TAT TWAM ASI
Tim Peneliti :
1. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198005222008122004)
2. Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198409102010122006)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Efektivitas Program Perilaku Bersih dan Sehat Pada Anak Panti Asuhan Tat
Twam Asi
Luh Kadek Pande Ary Susilawati¹, Putu Nugrahaeni Widiasavitri²
¹Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ²Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Korespondensi Penulis: pandeary@yahoo.com
Abstrak
Anak merupakan generasi muda penerus bangsa yang menjadi harapan masa depan sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi penting diperhatikan. Anak yang tinggal di panti asuhan
dibesarkan sesuai standar panti asuhan, termasuk dalam menanamkan perilaku bersih dan sehat sejak
dini. Penanaman perilaku bersih dan sehat membutuhkan proses waktu agar terbentuk secara konsisten
dalam jangka waktu yang lama. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi.
Metode pengambilan data menggunakan: (1) angket pre-test dan post-test, (2) edukasi dalam bentuk
penyuluhan, dan (3) lembar kontrol. Responden penelitian adalah seluruh anak-anak panti asuhan tat
twam asi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan one-group pre-test post-test
design dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengukur efektivitas program perilaku bersih dan sehat sebanyak dua kali yaitu pada saat pretest dan post-test. Alat ukur yang digunakan berupa video penyuluhan dan lembar kontrol perilaku bersih
dan sehat. Berdasarkan hasil uji statistik T-test paired yang dilakukan, nilai signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α
= 0,05) yaitu 0,325. Maka dapat diambil keputusan bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu tidak
terdapat perubahan dari program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi. Karena
perilaku bersih dan sehat sudah menjadi perilaku hidup sehari-hari anak panti asuhan tat twam asi.
Kata Kunci: Efektivitas, Program Perilaku Bersih dan Sehat, Anak, Panti Asuhan
PENDAHULUAN
Anak
pembelajaran yang menjadikan seseorang
merupakan
muda
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
penerus bangsa yang menjadi harapan
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
masa
mewujudkan
depan
sehingga
perkembangan,
menjadi
generasi
dan
penting
pertumbuhan,
kesehatan
untuk
anak
diperhatikan,
kesehatan
masyarakat
(Depkes RI, 2011).
Agar
anak
panti
asuhan
mampu
termasuk pada anak-anak yang tinggal di
memiliki perilaku bersih dan sehat secara
panti asuhan. Panti asuhan sebagai wadah
sadar,
untuk
mengalami proses belajar secara konsisten
menampung,
merawat,
dan
maka
perlu
diupayakan
untuk
membiayai pendidikan anak asuh tentu
agar
memiliki
menetap. Karena suatu perilaku terbentuk
tata
cara
dalam
menerapkan
perilaku bersih dan sehat.
bahwa
yang
terbentuk
menjadi
melalui pengetahuan, sikap, dan perbuatan
Berdasarkan visi Indonesia sehat
2010
perilaku
kehidupan
masyarakat
(Mubarok et. Al, 2007).
Program perilaku bersih dan sehat
Indonesia hidup dalam lingkungan yang
merupakan
sehat dengan perilaku yang sehat serta
pengalaman
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
kelompok, dan masyarakat dengan cara
tingginya
Negara
membuka jalur komunikasi, memberikan
Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI,
informasi dan melakukan edukasi guna
2006). Pernyataan ini mempertegas bahwa
meningkatkan
penting untuk memiliki perilaku yang sehat
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina
di lingkungan masyarakat.
suasana
di
Perilaku
seluruh
bersih
memberikan
bagi
perorangan,
pengetahuan,
dan
melakukan
sikap
dan
gerakan
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat
adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
atas
rangka menjaga, memelihara, melindungi,
kesadaran
dan
belajar
untuk
sehat
dasar
hidup
wilayah
upaya
sebagai
hasil
dan
meningkatkan
kesehatan
individu
(Depkes RI, 2011).
Fakta di lapangan diperkuat dengan
hasil data Departemen Kesehatan (2009)
Panti asuhan tat twam asi sebagai salah
yang
menemukan
bahwa
masalah
satu dari sekian banyak panti asuhan yang
kesehatan yang dialami pada anak usia
berlokasi di Denpasar memiliki sejumlah
sekolah sangatlah kompleks dan bervariasi.
prestasi, baik skala lokal maupun skala
Beberapa
nasional. Beragamnya prestasi yang dimiliki
berkaitan dengan kebersihan perorangan
membuat panti asuhan tat twam asi menjadi
dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik
rujukan atau percontohan bagi panti asuhan
dan benar, kebiasaan mencuci tangan
lain, baik di Bali maupun dari luar Bali.
dengan sabun, membuang sampah pada
Berdasar kondisi tersebut, panti asuhan tat
tempatnya, jajan yang sehat, membersihkan
twam asi merasa penting untuk menjaga
kuku
kualitas
memberantas jentik nyamuk secara rutin.
kehidupan
terutama
di
perawatan
panti
dan
yang
rambut,
ditemukan
serta
kegiatan
pengasuhan
Program perilaku bersih dan sehat
kepada anak, baik fisik, psikologis, dan
dapat dimulai dari apa yang diketahui,
termasuk kesehatan. Panti asuhan sebagai
diinginkan,
wadah
dengan
bekerjasama dengan pihak yang terlibat.
kondisi yang kurang beruntung penting
Dengan demikian, dibutuhkan cara yang
untuk mendapat perhatian, termasuk dalam
sederhana,
membentuk kebiasaan perilaku bersih dan
dikomunikasikan melalui berbagai sarana
sehat. Selama tinggal di panti asuhan, anak
(Depkes, 2007).
menampung
dan
asuhan,
perilaku
anak-anak
tumbuh dan besar sesuai dengan standar
dan
dilakukan
positif,
dan
Berdasarkan
masyarakat
menarik
uraian
untuk
di
atas,
panti asuhan sehingga memiliki cerminan
penelitian ini dilakukan untuk menjawab
pola perilaku bersih dan sehat yang kurang
kebutuhan masyarakat, khususnya pihak
lebih sama dengan tata cara panti asuhan.
panti asuhan tat twam asi sehingga tujuan
Namun faktanya, masih terdapat anak panti
penelitian adalah mengetahui efektivitas
asuhan yang belum memiliki kesadaran
pemberian program perilaku bersih dan
penuh dalam ber-perilaku bersih dan sehat.
sehat pada anak yang tinggal di panti
Data awal hasil wawancara dengan
asuhan tat twam asi.
pengurus panti asuhan tat twam asi pada
bulan Mei 2015 didapatkan bahwa pihak
METODE
panti
Jenis penelitian
asuhan
mengarahkan,
sudah
secara
rutin
memberi
contoh,
dan
Permasalahan
penelitian
dikaji
membina anak dalam menjaga kebersihan
melalui
dan kesehatan diri, baik secara perorangan
eksperimen
maupun secara kelompok melalui tugas
experimental. Penelitian pre-experimental
piket setiap minggunya. Berdasar pantauan
belum melakukan ekperimen murni dan
pengurus panti, anak-anak belum memiliki
sampel
kesadaran secara penuh untuk berperilaku
(Sugiyono,
bersih dan sehat dalam kesehariannya
experimental adalah rancangan pre-test dan
seperti
menjaga
post-test pada satu kelompok (one-group
kebersihan kamar, terkadang tidak mencuci
pre-test post-test design). Rancangan ini
tangan sebelum makan, serta cenderung
mencakup satu kelompok yang diobservasi
membuang sampah sembarangan.
pada
kurang
sadar
untuk
pendekatan
dengan
tidak
tahap
dipilih
2012).
pre-test
kuantitatif
metode
rancangan
secara
random
Rancangan
yang
pre-
pre-
kemudian
dilanjutkan dengan perlakuan dan diakhiri
HASIL PENELITIAN
dengan post-test (Creswell, 2010).
Gambaran Panti Asuhan Tat Twam Asi
Panti asuhan tat twam asi didirikan
Subyek Penelitian
ditetapkan
pada tahun 1987 dan bernaung di bawah
menggunakan purposive sampling, yaitu
yayasan tat twam asi. Panti asuhan ini
seluruh anak yang menjadi penghuni panti
didirikan oleh beberapa wanita pemerhati
asuhan tat twam asi sejumlah 32 orang dan
anak yang melihat kondisi banyak anak-
sudah tinggal di panti asuhan secara
anak usia sekolah di Bali yang tidak
menetap minimal 2 (dua) minggu. Kriteria
mendapatkan
waktu 2 (dua) minggu ditetapkan peneliti
mestinya.
berdasarkan standar pihak panti asuhan
adalah
ketika menerima calon anak asuh yang
khususnya anak perempuan dari kalangan
akan
Subyek
penelitian
pendidikan
Anak
sebagaimana
asuh yang
anak-anak
putus
masa
keluarga
lingkungan
panti
dengan usia minimal 6 tahun atau sudah
asuhan. Jika sudah melewati waktu 2 (dua)
pernah duduk di sekolah dasar. Anak
minggu, anak sudah dinyatakan diterima
penghuni panti diberi kesempatan untuk
menjadi penghuni panti asuhan tat twam
mengikuti
asi.
sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah
di
penyesuaian
panti
dengan
maupun
sekolah,
sebagai
tinggal
miskin
ditampung
pendidikan
yatim
formal
piatu,
setingkat
menengah atas (SMA) serta pendidikan non
formal. Sebagian besar anak asuh berasal
Pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan
angket pre-test dan post-test, (2) edukasi
dari hampir seluruh kabupaten di Bali.
Secara
sarana
dan
prasarana,
dalam bentuk penyuluhan, dan (3) lembar
yayasan dan panti asuhan tat twam asi
kontrol.
menempati bangunan di atas tanah negara
seluas 1100 m2 yang merupakan bantuan
dari pemerintah Provinsi Bali dengan hak
Analisis data
Sebelum melakukan uji hipotesis,
guna pakai. Bangunan terdiri dari 3 unit
Uji
yang digunakan sebagai ruang kantor,
asumsi dalam penelitian ini adalah uji
dapur yang menyatu dengan ruang makan,
normalitas sebaran data dengan teknik
serta ruang kegiatan anak yang menyatu
komputasi
dengan ruang perawatan.
disyaratkan
melakukan uji
asumsi.
one-sample
Kolmogorov-
Smirnov test. Uji normalitas dilakukan untuk
Panti asuhan tat twam asi memiliki
mengetahui normalitas sebaran data agar
tiga puluh dua orang anak asuh yang
dapat dilakukan generalisasi. Selanjutnya
sebagian besar adalah perempuan dan
analisis
data
tinggal bersama pengurus di panti asuhan.
metode
uji
penelitian
menggunakan
dengan
Saat ini, semua anak penghuni panti
menggunakan teknik komputasi yaitu paired
asuhan tat twam asi sedang menempuh
t-test one sample melalui program statistical
pendidikan di sekolah, baik dari jenjang
package for social sciences (SPSS) version
sekolah
19.0
menengah atas (SMA).
for
statistik
windows
uji
beda
(Trihendradi,
2011).
Berdasarkan uji statistik, dapat disimpulkan
dasar
Rutinitas
(SD)
hingga
sehari-hari
sekolah
anak
panti
berperilaku
asuhan tat twam asi sudah dimulai sejak
bersih dan sehat bila diperoleh nilai p-value
pagi hingga menjelang malam hari dimana
< 0,05 (berarti menerima Ha, menolak Ho).
pada siang hari mereka belajar di sekolah.
terdapat
perubahan
dalam
Dalam melakukan rutinitas rumah tangga
sehari-hari di panti asuhan, anak-anak di
dari pagi sampai sore hari melakukan
bagi menjadi beberapa regu piket untuk
kegiatan rumah tangga dalam bentuk regu
melakukan tugas. Satu regu piket terdiri dari
piket menjadi perilaku kebiasaan yang
2-3 orang yang tergabung ke dalam 2 regu
dilakukan dengan sadar. Sejalan dengan
besar, yaitu regu yang bertugas dari pagi
pendapat Maramis (2006) yang menyatakan
hari hingga sore hari dan regu yang
bahwa sikap dalam diri setiap individu
bertugas dari sore hari hingga malam hari
tergantung pada masukan dari lingkungan
sekitar.
Hasil Uji Statistik
terbentuk
Tabel 1.
dari
seseorang
kebiasaan
dapat
melakukan
Selain itu, mayoritas anak penghuni
panti asuhan adalah perempuan yang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TotPre
TotPost
secara jenis kelamin merupakan salah
32
32
faktor genetik yang berpengaruh dalam
14.84
14.56
berperilaku, selain pengaruh lingkungan.
1.167
1.585
Hal ini sejalan dengan pendapat Andriadi
Absolute
.178
.171
Positive
.140
.119
Negative
-.178
-.171
1.008
.969
berhubungan erat dengan kualitas perilaku
.261
.305
bersih dan sehat pada individu. Anak-anak
N
Mean
Normal Parameters
positif
sesuatu.
Hasil Uji Normalitas
a,b
Sikap
Std.
Deviation
(dalam Tondang, dkk).
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Daud
(dalam
Amalia,
menyatakan,
tingkat
pendidikan
2009)
juga
panti asuhan tat twam asi yang sedang
Tabel 1 menunjukkan bahwa data
pre-test dan post-test berdistribusi normal
dengan sign > 0, 05 (pre-test = 0, 261; posttest = 0, 305)
mampu menyerap dan menerapkan perilaku
bersih dan sehat secara tepat.
Program perilaku bersih dan sehat
Tabel 2.
yang dilakukan dalam bentuk program
Hasil Uji Hipotesis
edukasi menjadi pengetahuan yang diterima
Paired Samples Test
t
df
Sig. (2-tailed)
oleh anak-anak panti asuhan yang semakin
memperkuat mereka dalam berperi laku
TotPre 1.000
Pair 1
menempuh pendidikan menjadikan mereka
31
.325
bersih dan sehat.
TotPost
Notoatmodjo (2007)
menyatakan bahwa pengetahuan individu
Tabel
2
menunjukkan
nilai
signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α = 0,05) yaitu
0,325 sehingga dapat diambil keputusan
bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu
tidak terdapat perubahan dari program
perilaku bersih dan sehat pada anak panti
asuhan tat twam asi.
tentang
sesuatu
dapat
diperoleh
dari
berbagai sumber. Pendidikan, pengalaman,
informasi, lingkungan budaya dan sosial
ekonomi turut mempengaruhi pengetahuan
yang dimiliki individu. Pengetahuan yang
baik juga dipengaruhi oleh lingkungan
budaya.
Perilaku bersih dan sehat yang
PEMBAHASAN
sudah menjadi perilaku keseharian anak
Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 2), tidak
terdapat
perubahan
dalam
berperilaku
bersih dan sehat pada anak panti asuhan
tat twam asi. Rutinitas rumah tangga di
panti asuhan tat twam asi yang setiap hari
panti asuhan tat twam asi meliputi mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan (37,
4%), menyiram toilet dengan air bersih
sebelum dan sesudah MCK (46, 9%),
membersihkan area panti asuhan secara
Daftar Pustaka
rutin seminggu sekali (68,8%), membuang
Amalia, I. (2009). Hubungan
Antara
Pendidikan, Pendapatan, dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Pedagang Hidangan Istimewa Kampung
(HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota
Surakarta. Skripsi. Program Studi Imu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah,Surakarta.
sampah pada tempatnya di tong sampat
(11,24%), makanan yang bergizi setiap hari
(27,56%), serta menggosok gigi tiga kali
sehari (29,18%).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, perilaku bersih dan sehat sudah
menjadi
panti
perilaku
asuhan
tat
keseharian
twam
asi
anak-anak
sehingga
program perilaku bersih dan sehat yang
diberikan
semakin
Creswell, J. W. (2010). Research Design;
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed; 3rd edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
memperkaya
pengetahuan mereka dan perilaku yang
diterapkan menjadi lebih konsisten dan
dilakukan secara sadar. Diharapkan anakanak panti asuhan tat twam asi dapat
menerapkan perilaku bersih dan sehat terus
menerus secara konsisten dalam kehidupan
sehari-hari mereka nantinya, baik ketika
masih tinggal di panti asuhan maupun saat
sudah tinggal secara mandiri.
Azwar, S. (2004). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006. Laporan Tahunan Promkes
Tahun 2006. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2007. Perilaku Hidup Bersih. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2011. Panduan Pembinaan dan
Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim
Penggerak PKK. Katalog dalam
Terbitan. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam
Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Press.
Mubarok, W.J, Chayatin. N, Rozikin, K.
Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta.
Tondag, M. L & Nasution, S. Z. (2012).
Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang Perilaku Hidup Sehat Di Panti
Asuhan Evangeline Booth Dan
Asrama
Madani.
Fakultas
Keperawatan, Universitas Sumatera
Utara.
Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah
Melakukan
Analisis
Statistik
Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta:
Andi.
EFEKTIVITAS PROGRAM PERILAKU BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK PANTI ASUHAN TAT TWAM ASI
Tim Peneliti :
1. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198005222008122004)
2. Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198409102010122006)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
Efektivitas Program Perilaku Bersih dan Sehat Pada Anak Panti Asuhan Tat
Twam Asi
Luh Kadek Pande Ary Susilawati¹, Putu Nugrahaeni Widiasavitri²
¹Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ²Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Korespondensi Penulis: pandeary@yahoo.com
Abstrak
Anak merupakan generasi muda penerus bangsa yang menjadi harapan masa depan sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi penting diperhatikan. Anak yang tinggal di panti asuhan
dibesarkan sesuai standar panti asuhan, termasuk dalam menanamkan perilaku bersih dan sehat sejak
dini. Penanaman perilaku bersih dan sehat membutuhkan proses waktu agar terbentuk secara konsisten
dalam jangka waktu yang lama. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi.
Metode pengambilan data menggunakan: (1) angket pre-test dan post-test, (2) edukasi dalam bentuk
penyuluhan, dan (3) lembar kontrol. Responden penelitian adalah seluruh anak-anak panti asuhan tat
twam asi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan one-group pre-test post-test
design dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengukur efektivitas program perilaku bersih dan sehat sebanyak dua kali yaitu pada saat pretest dan post-test. Alat ukur yang digunakan berupa video penyuluhan dan lembar kontrol perilaku bersih
dan sehat. Berdasarkan hasil uji statistik T-test paired yang dilakukan, nilai signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α
= 0,05) yaitu 0,325. Maka dapat diambil keputusan bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu tidak
terdapat perubahan dari program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi. Karena
perilaku bersih dan sehat sudah menjadi perilaku hidup sehari-hari anak panti asuhan tat twam asi.
Kata Kunci: Efektivitas, Program Perilaku Bersih dan Sehat, Anak, Panti Asuhan
PENDAHULUAN
Anak
pembelajaran yang menjadikan seseorang
merupakan
muda
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
penerus bangsa yang menjadi harapan
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
masa
mewujudkan
depan
sehingga
perkembangan,
menjadi
generasi
dan
penting
pertumbuhan,
kesehatan
untuk
anak
diperhatikan,
kesehatan
masyarakat
(Depkes RI, 2011).
Agar
anak
panti
asuhan
mampu
termasuk pada anak-anak yang tinggal di
memiliki perilaku bersih dan sehat secara
panti asuhan. Panti asuhan sebagai wadah
sadar,
untuk
mengalami proses belajar secara konsisten
menampung,
merawat,
dan
maka
perlu
diupayakan
untuk
membiayai pendidikan anak asuh tentu
agar
memiliki
menetap. Karena suatu perilaku terbentuk
tata
cara
dalam
menerapkan
perilaku bersih dan sehat.
bahwa
yang
terbentuk
menjadi
melalui pengetahuan, sikap, dan perbuatan
Berdasarkan visi Indonesia sehat
2010
perilaku
kehidupan
masyarakat
(Mubarok et. Al, 2007).
Program perilaku bersih dan sehat
Indonesia hidup dalam lingkungan yang
merupakan
sehat dengan perilaku yang sehat serta
pengalaman
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
kelompok, dan masyarakat dengan cara
tingginya
Negara
membuka jalur komunikasi, memberikan
Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI,
informasi dan melakukan edukasi guna
2006). Pernyataan ini mempertegas bahwa
meningkatkan
penting untuk memiliki perilaku yang sehat
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina
di lingkungan masyarakat.
suasana
di
Perilaku
seluruh
bersih
memberikan
bagi
perorangan,
pengetahuan,
dan
melakukan
sikap
dan
gerakan
pemberdayaan masyarakat sehingga dapat
adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
atas
rangka menjaga, memelihara, melindungi,
kesadaran
dan
belajar
untuk
sehat
dasar
hidup
wilayah
upaya
sebagai
hasil
dan
meningkatkan
kesehatan
individu
(Depkes RI, 2011).
Fakta di lapangan diperkuat dengan
hasil data Departemen Kesehatan (2009)
Panti asuhan tat twam asi sebagai salah
yang
menemukan
bahwa
masalah
satu dari sekian banyak panti asuhan yang
kesehatan yang dialami pada anak usia
berlokasi di Denpasar memiliki sejumlah
sekolah sangatlah kompleks dan bervariasi.
prestasi, baik skala lokal maupun skala
Beberapa
nasional. Beragamnya prestasi yang dimiliki
berkaitan dengan kebersihan perorangan
membuat panti asuhan tat twam asi menjadi
dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik
rujukan atau percontohan bagi panti asuhan
dan benar, kebiasaan mencuci tangan
lain, baik di Bali maupun dari luar Bali.
dengan sabun, membuang sampah pada
Berdasar kondisi tersebut, panti asuhan tat
tempatnya, jajan yang sehat, membersihkan
twam asi merasa penting untuk menjaga
kuku
kualitas
memberantas jentik nyamuk secara rutin.
kehidupan
terutama
di
perawatan
panti
dan
yang
rambut,
ditemukan
serta
kegiatan
pengasuhan
Program perilaku bersih dan sehat
kepada anak, baik fisik, psikologis, dan
dapat dimulai dari apa yang diketahui,
termasuk kesehatan. Panti asuhan sebagai
diinginkan,
wadah
dengan
bekerjasama dengan pihak yang terlibat.
kondisi yang kurang beruntung penting
Dengan demikian, dibutuhkan cara yang
untuk mendapat perhatian, termasuk dalam
sederhana,
membentuk kebiasaan perilaku bersih dan
dikomunikasikan melalui berbagai sarana
sehat. Selama tinggal di panti asuhan, anak
(Depkes, 2007).
menampung
dan
asuhan,
perilaku
anak-anak
tumbuh dan besar sesuai dengan standar
dan
dilakukan
positif,
dan
Berdasarkan
masyarakat
menarik
uraian
untuk
di
atas,
panti asuhan sehingga memiliki cerminan
penelitian ini dilakukan untuk menjawab
pola perilaku bersih dan sehat yang kurang
kebutuhan masyarakat, khususnya pihak
lebih sama dengan tata cara panti asuhan.
panti asuhan tat twam asi sehingga tujuan
Namun faktanya, masih terdapat anak panti
penelitian adalah mengetahui efektivitas
asuhan yang belum memiliki kesadaran
pemberian program perilaku bersih dan
penuh dalam ber-perilaku bersih dan sehat.
sehat pada anak yang tinggal di panti
Data awal hasil wawancara dengan
asuhan tat twam asi.
pengurus panti asuhan tat twam asi pada
bulan Mei 2015 didapatkan bahwa pihak
METODE
panti
Jenis penelitian
asuhan
mengarahkan,
sudah
secara
rutin
memberi
contoh,
dan
Permasalahan
penelitian
dikaji
membina anak dalam menjaga kebersihan
melalui
dan kesehatan diri, baik secara perorangan
eksperimen
maupun secara kelompok melalui tugas
experimental. Penelitian pre-experimental
piket setiap minggunya. Berdasar pantauan
belum melakukan ekperimen murni dan
pengurus panti, anak-anak belum memiliki
sampel
kesadaran secara penuh untuk berperilaku
(Sugiyono,
bersih dan sehat dalam kesehariannya
experimental adalah rancangan pre-test dan
seperti
menjaga
post-test pada satu kelompok (one-group
kebersihan kamar, terkadang tidak mencuci
pre-test post-test design). Rancangan ini
tangan sebelum makan, serta cenderung
mencakup satu kelompok yang diobservasi
membuang sampah sembarangan.
pada
kurang
sadar
untuk
pendekatan
dengan
tidak
tahap
dipilih
2012).
pre-test
kuantitatif
metode
rancangan
secara
random
Rancangan
yang
pre-
pre-
kemudian
dilanjutkan dengan perlakuan dan diakhiri
HASIL PENELITIAN
dengan post-test (Creswell, 2010).
Gambaran Panti Asuhan Tat Twam Asi
Panti asuhan tat twam asi didirikan
Subyek Penelitian
ditetapkan
pada tahun 1987 dan bernaung di bawah
menggunakan purposive sampling, yaitu
yayasan tat twam asi. Panti asuhan ini
seluruh anak yang menjadi penghuni panti
didirikan oleh beberapa wanita pemerhati
asuhan tat twam asi sejumlah 32 orang dan
anak yang melihat kondisi banyak anak-
sudah tinggal di panti asuhan secara
anak usia sekolah di Bali yang tidak
menetap minimal 2 (dua) minggu. Kriteria
mendapatkan
waktu 2 (dua) minggu ditetapkan peneliti
mestinya.
berdasarkan standar pihak panti asuhan
adalah
ketika menerima calon anak asuh yang
khususnya anak perempuan dari kalangan
akan
Subyek
penelitian
pendidikan
Anak
sebagaimana
asuh yang
anak-anak
putus
masa
keluarga
lingkungan
panti
dengan usia minimal 6 tahun atau sudah
asuhan. Jika sudah melewati waktu 2 (dua)
pernah duduk di sekolah dasar. Anak
minggu, anak sudah dinyatakan diterima
penghuni panti diberi kesempatan untuk
menjadi penghuni panti asuhan tat twam
mengikuti
asi.
sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah
di
penyesuaian
panti
dengan
maupun
sekolah,
sebagai
tinggal
miskin
ditampung
pendidikan
yatim
formal
piatu,
setingkat
menengah atas (SMA) serta pendidikan non
formal. Sebagian besar anak asuh berasal
Pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan
angket pre-test dan post-test, (2) edukasi
dari hampir seluruh kabupaten di Bali.
Secara
sarana
dan
prasarana,
dalam bentuk penyuluhan, dan (3) lembar
yayasan dan panti asuhan tat twam asi
kontrol.
menempati bangunan di atas tanah negara
seluas 1100 m2 yang merupakan bantuan
dari pemerintah Provinsi Bali dengan hak
Analisis data
Sebelum melakukan uji hipotesis,
guna pakai. Bangunan terdiri dari 3 unit
Uji
yang digunakan sebagai ruang kantor,
asumsi dalam penelitian ini adalah uji
dapur yang menyatu dengan ruang makan,
normalitas sebaran data dengan teknik
serta ruang kegiatan anak yang menyatu
komputasi
dengan ruang perawatan.
disyaratkan
melakukan uji
asumsi.
one-sample
Kolmogorov-
Smirnov test. Uji normalitas dilakukan untuk
Panti asuhan tat twam asi memiliki
mengetahui normalitas sebaran data agar
tiga puluh dua orang anak asuh yang
dapat dilakukan generalisasi. Selanjutnya
sebagian besar adalah perempuan dan
analisis
data
tinggal bersama pengurus di panti asuhan.
metode
uji
penelitian
menggunakan
dengan
Saat ini, semua anak penghuni panti
menggunakan teknik komputasi yaitu paired
asuhan tat twam asi sedang menempuh
t-test one sample melalui program statistical
pendidikan di sekolah, baik dari jenjang
package for social sciences (SPSS) version
sekolah
19.0
menengah atas (SMA).
for
statistik
windows
uji
beda
(Trihendradi,
2011).
Berdasarkan uji statistik, dapat disimpulkan
dasar
Rutinitas
(SD)
hingga
sehari-hari
sekolah
anak
panti
berperilaku
asuhan tat twam asi sudah dimulai sejak
bersih dan sehat bila diperoleh nilai p-value
pagi hingga menjelang malam hari dimana
< 0,05 (berarti menerima Ha, menolak Ho).
pada siang hari mereka belajar di sekolah.
terdapat
perubahan
dalam
Dalam melakukan rutinitas rumah tangga
sehari-hari di panti asuhan, anak-anak di
dari pagi sampai sore hari melakukan
bagi menjadi beberapa regu piket untuk
kegiatan rumah tangga dalam bentuk regu
melakukan tugas. Satu regu piket terdiri dari
piket menjadi perilaku kebiasaan yang
2-3 orang yang tergabung ke dalam 2 regu
dilakukan dengan sadar. Sejalan dengan
besar, yaitu regu yang bertugas dari pagi
pendapat Maramis (2006) yang menyatakan
hari hingga sore hari dan regu yang
bahwa sikap dalam diri setiap individu
bertugas dari sore hari hingga malam hari
tergantung pada masukan dari lingkungan
sekitar.
Hasil Uji Statistik
terbentuk
Tabel 1.
dari
seseorang
kebiasaan
dapat
melakukan
Selain itu, mayoritas anak penghuni
panti asuhan adalah perempuan yang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TotPre
TotPost
secara jenis kelamin merupakan salah
32
32
faktor genetik yang berpengaruh dalam
14.84
14.56
berperilaku, selain pengaruh lingkungan.
1.167
1.585
Hal ini sejalan dengan pendapat Andriadi
Absolute
.178
.171
Positive
.140
.119
Negative
-.178
-.171
1.008
.969
berhubungan erat dengan kualitas perilaku
.261
.305
bersih dan sehat pada individu. Anak-anak
N
Mean
Normal Parameters
positif
sesuatu.
Hasil Uji Normalitas
a,b
Sikap
Std.
Deviation
(dalam Tondang, dkk).
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Daud
(dalam
Amalia,
menyatakan,
tingkat
pendidikan
2009)
juga
panti asuhan tat twam asi yang sedang
Tabel 1 menunjukkan bahwa data
pre-test dan post-test berdistribusi normal
dengan sign > 0, 05 (pre-test = 0, 261; posttest = 0, 305)
mampu menyerap dan menerapkan perilaku
bersih dan sehat secara tepat.
Program perilaku bersih dan sehat
Tabel 2.
yang dilakukan dalam bentuk program
Hasil Uji Hipotesis
edukasi menjadi pengetahuan yang diterima
Paired Samples Test
t
df
Sig. (2-tailed)
oleh anak-anak panti asuhan yang semakin
memperkuat mereka dalam berperi laku
TotPre 1.000
Pair 1
menempuh pendidikan menjadikan mereka
31
.325
bersih dan sehat.
TotPost
Notoatmodjo (2007)
menyatakan bahwa pengetahuan individu
Tabel
2
menunjukkan
nilai
signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α = 0,05) yaitu
0,325 sehingga dapat diambil keputusan
bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu
tidak terdapat perubahan dari program
perilaku bersih dan sehat pada anak panti
asuhan tat twam asi.
tentang
sesuatu
dapat
diperoleh
dari
berbagai sumber. Pendidikan, pengalaman,
informasi, lingkungan budaya dan sosial
ekonomi turut mempengaruhi pengetahuan
yang dimiliki individu. Pengetahuan yang
baik juga dipengaruhi oleh lingkungan
budaya.
Perilaku bersih dan sehat yang
PEMBAHASAN
sudah menjadi perilaku keseharian anak
Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 2), tidak
terdapat
perubahan
dalam
berperilaku
bersih dan sehat pada anak panti asuhan
tat twam asi. Rutinitas rumah tangga di
panti asuhan tat twam asi yang setiap hari
panti asuhan tat twam asi meliputi mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan (37,
4%), menyiram toilet dengan air bersih
sebelum dan sesudah MCK (46, 9%),
membersihkan area panti asuhan secara
Daftar Pustaka
rutin seminggu sekali (68,8%), membuang
Amalia, I. (2009). Hubungan
Antara
Pendidikan, Pendapatan, dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Pedagang Hidangan Istimewa Kampung
(HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota
Surakarta. Skripsi. Program Studi Imu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah,Surakarta.
sampah pada tempatnya di tong sampat
(11,24%), makanan yang bergizi setiap hari
(27,56%), serta menggosok gigi tiga kali
sehari (29,18%).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, perilaku bersih dan sehat sudah
menjadi
panti
perilaku
asuhan
tat
keseharian
twam
asi
anak-anak
sehingga
program perilaku bersih dan sehat yang
diberikan
semakin
Creswell, J. W. (2010). Research Design;
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed; 3rd edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
memperkaya
pengetahuan mereka dan perilaku yang
diterapkan menjadi lebih konsisten dan
dilakukan secara sadar. Diharapkan anakanak panti asuhan tat twam asi dapat
menerapkan perilaku bersih dan sehat terus
menerus secara konsisten dalam kehidupan
sehari-hari mereka nantinya, baik ketika
masih tinggal di panti asuhan maupun saat
sudah tinggal secara mandiri.
Azwar, S. (2004). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006. Laporan Tahunan Promkes
Tahun 2006. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2007. Perilaku Hidup Bersih. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2011. Panduan Pembinaan dan
Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim
Penggerak PKK. Katalog dalam
Terbitan. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam
Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Press.
Mubarok, W.J, Chayatin. N, Rozikin, K.
Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta.
Tondag, M. L & Nasution, S. Z. (2012).
Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang Perilaku Hidup Sehat Di Panti
Asuhan Evangeline Booth Dan
Asrama
Madani.
Fakultas
Keperawatan, Universitas Sumatera
Utara.
Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah
Melakukan
Analisis
Statistik
Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta:
Andi.