EFEKTIVITAS PROGRAM PERILAKU BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK PANTI ASUHAN TAT TWAM ASI.

LAPORAN PENELITIAN

EFEKTIVITAS PROGRAM PERILAKU BERSIH DAN SEHAT
PADA ANAK PANTI ASUHAN TAT TWAM ASI

Tim Peneliti :
1. Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198005222008122004)
2. Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog (198409102010122006)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2015

Efektivitas Program Perilaku Bersih dan Sehat Pada Anak Panti Asuhan Tat
Twam Asi

Luh Kadek Pande Ary Susilawati¹, Putu Nugrahaeni Widiasavitri²
¹Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ²Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Korespondensi Penulis: pandeary@yahoo.com

Abstrak
Anak merupakan generasi muda penerus bangsa yang menjadi harapan masa depan sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi penting diperhatikan. Anak yang tinggal di panti asuhan
dibesarkan sesuai standar panti asuhan, termasuk dalam menanamkan perilaku bersih dan sehat sejak
dini. Penanaman perilaku bersih dan sehat membutuhkan proses waktu agar terbentuk secara konsisten
dalam jangka waktu yang lama. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi.
Metode pengambilan data menggunakan: (1) angket pre-test dan post-test, (2) edukasi dalam bentuk
penyuluhan, dan (3) lembar kontrol. Responden penelitian adalah seluruh anak-anak panti asuhan tat
twam asi.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan one-group pre-test post-test
design dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan mengukur efektivitas program perilaku bersih dan sehat sebanyak dua kali yaitu pada saat pretest dan post-test. Alat ukur yang digunakan berupa video penyuluhan dan lembar kontrol perilaku bersih
dan sehat. Berdasarkan hasil uji statistik T-test paired yang dilakukan, nilai signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α
= 0,05) yaitu 0,325. Maka dapat diambil keputusan bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu tidak
terdapat perubahan dari program perilaku bersih dan sehat pada anak panti asuhan tat twam asi. Karena
perilaku bersih dan sehat sudah menjadi perilaku hidup sehari-hari anak panti asuhan tat twam asi.
Kata Kunci: Efektivitas, Program Perilaku Bersih dan Sehat, Anak, Panti Asuhan

PENDAHULUAN

Anak

pembelajaran yang menjadikan seseorang

merupakan

muda

atau keluarga dapat menolong diri sendiri di

penerus bangsa yang menjadi harapan

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

masa

mewujudkan

depan


sehingga

perkembangan,
menjadi

generasi

dan

penting

pertumbuhan,

kesehatan

untuk

anak

diperhatikan,


kesehatan

masyarakat

(Depkes RI, 2011).
Agar

anak

panti

asuhan

mampu

termasuk pada anak-anak yang tinggal di

memiliki perilaku bersih dan sehat secara


panti asuhan. Panti asuhan sebagai wadah

sadar,

untuk

mengalami proses belajar secara konsisten

menampung,

merawat,

dan

maka

perlu

diupayakan


untuk

membiayai pendidikan anak asuh tentu

agar

memiliki

menetap. Karena suatu perilaku terbentuk

tata

cara

dalam

menerapkan

perilaku bersih dan sehat.
bahwa


yang

terbentuk

menjadi

melalui pengetahuan, sikap, dan perbuatan

Berdasarkan visi Indonesia sehat
2010

perilaku

kehidupan

masyarakat

(Mubarok et. Al, 2007).
Program perilaku bersih dan sehat


Indonesia hidup dalam lingkungan yang

merupakan

sehat dengan perilaku yang sehat serta

pengalaman

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

kelompok, dan masyarakat dengan cara

tingginya

Negara

membuka jalur komunikasi, memberikan

Kesatuan Republik Indonesia (Depkes RI,


informasi dan melakukan edukasi guna

2006). Pernyataan ini mempertegas bahwa

meningkatkan

penting untuk memiliki perilaku yang sehat

perilaku melalui pendekatan advokasi, bina

di lingkungan masyarakat.

suasana

di

Perilaku

seluruh


bersih

memberikan

bagi

perorangan,

pengetahuan,

dan

melakukan

sikap

dan

gerakan


pemberdayaan masyarakat sehingga dapat

adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan

menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

atas

rangka menjaga, memelihara, melindungi,

kesadaran

dan

belajar

untuk

sehat

dasar

hidup

wilayah

upaya

sebagai

hasil

dan

meningkatkan

kesehatan

individu

(Depkes RI, 2011).

Fakta di lapangan diperkuat dengan
hasil data Departemen Kesehatan (2009)

Panti asuhan tat twam asi sebagai salah

yang

menemukan

bahwa

masalah

satu dari sekian banyak panti asuhan yang

kesehatan yang dialami pada anak usia

berlokasi di Denpasar memiliki sejumlah

sekolah sangatlah kompleks dan bervariasi.

prestasi, baik skala lokal maupun skala

Beberapa

nasional. Beragamnya prestasi yang dimiliki

berkaitan dengan kebersihan perorangan

membuat panti asuhan tat twam asi menjadi

dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik

rujukan atau percontohan bagi panti asuhan

dan benar, kebiasaan mencuci tangan

lain, baik di Bali maupun dari luar Bali.

dengan sabun, membuang sampah pada

Berdasar kondisi tersebut, panti asuhan tat

tempatnya, jajan yang sehat, membersihkan

twam asi merasa penting untuk menjaga

kuku

kualitas

memberantas jentik nyamuk secara rutin.

kehidupan

terutama

di

perawatan

panti

dan

yang

rambut,

ditemukan

serta

kegiatan

pengasuhan

Program perilaku bersih dan sehat

kepada anak, baik fisik, psikologis, dan

dapat dimulai dari apa yang diketahui,

termasuk kesehatan. Panti asuhan sebagai

diinginkan,

wadah

dengan

bekerjasama dengan pihak yang terlibat.

kondisi yang kurang beruntung penting

Dengan demikian, dibutuhkan cara yang

untuk mendapat perhatian, termasuk dalam

sederhana,

membentuk kebiasaan perilaku bersih dan

dikomunikasikan melalui berbagai sarana

sehat. Selama tinggal di panti asuhan, anak

(Depkes, 2007).

menampung

dan

asuhan,

perilaku

anak-anak

tumbuh dan besar sesuai dengan standar

dan

dilakukan

positif,

dan

Berdasarkan

masyarakat

menarik

uraian

untuk

di

atas,

panti asuhan sehingga memiliki cerminan

penelitian ini dilakukan untuk menjawab

pola perilaku bersih dan sehat yang kurang

kebutuhan masyarakat, khususnya pihak

lebih sama dengan tata cara panti asuhan.

panti asuhan tat twam asi sehingga tujuan

Namun faktanya, masih terdapat anak panti

penelitian adalah mengetahui efektivitas

asuhan yang belum memiliki kesadaran

pemberian program perilaku bersih dan

penuh dalam ber-perilaku bersih dan sehat.

sehat pada anak yang tinggal di panti

Data awal hasil wawancara dengan

asuhan tat twam asi.

pengurus panti asuhan tat twam asi pada
bulan Mei 2015 didapatkan bahwa pihak

METODE

panti

Jenis penelitian

asuhan

mengarahkan,

sudah

secara

rutin

memberi

contoh,

dan

Permasalahan

penelitian

dikaji

membina anak dalam menjaga kebersihan

melalui

dan kesehatan diri, baik secara perorangan

eksperimen

maupun secara kelompok melalui tugas

experimental. Penelitian pre-experimental

piket setiap minggunya. Berdasar pantauan

belum melakukan ekperimen murni dan

pengurus panti, anak-anak belum memiliki

sampel

kesadaran secara penuh untuk berperilaku

(Sugiyono,

bersih dan sehat dalam kesehariannya

experimental adalah rancangan pre-test dan

seperti

menjaga

post-test pada satu kelompok (one-group

kebersihan kamar, terkadang tidak mencuci

pre-test post-test design). Rancangan ini

tangan sebelum makan, serta cenderung

mencakup satu kelompok yang diobservasi

membuang sampah sembarangan.

pada

kurang

sadar

untuk

pendekatan
dengan

tidak

tahap

dipilih

2012).

pre-test

kuantitatif

metode

rancangan

secara

random

Rancangan

yang

pre-

pre-

kemudian

dilanjutkan dengan perlakuan dan diakhiri
HASIL PENELITIAN

dengan post-test (Creswell, 2010).

Gambaran Panti Asuhan Tat Twam Asi
Panti asuhan tat twam asi didirikan

Subyek Penelitian
ditetapkan

pada tahun 1987 dan bernaung di bawah

menggunakan purposive sampling, yaitu

yayasan tat twam asi. Panti asuhan ini

seluruh anak yang menjadi penghuni panti

didirikan oleh beberapa wanita pemerhati

asuhan tat twam asi sejumlah 32 orang dan

anak yang melihat kondisi banyak anak-

sudah tinggal di panti asuhan secara

anak usia sekolah di Bali yang tidak

menetap minimal 2 (dua) minggu. Kriteria

mendapatkan

waktu 2 (dua) minggu ditetapkan peneliti

mestinya.

berdasarkan standar pihak panti asuhan

adalah

ketika menerima calon anak asuh yang

khususnya anak perempuan dari kalangan

akan

Subyek

penelitian

pendidikan

Anak

sebagaimana

asuh yang

anak-anak

putus

masa

keluarga

lingkungan

panti

dengan usia minimal 6 tahun atau sudah

asuhan. Jika sudah melewati waktu 2 (dua)

pernah duduk di sekolah dasar. Anak

minggu, anak sudah dinyatakan diterima

penghuni panti diberi kesempatan untuk

menjadi penghuni panti asuhan tat twam

mengikuti

asi.

sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah

di

penyesuaian

panti

dengan

maupun

sekolah,

sebagai

tinggal

miskin

ditampung

pendidikan

yatim

formal

piatu,

setingkat

menengah atas (SMA) serta pendidikan non
formal. Sebagian besar anak asuh berasal

Pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan
angket pre-test dan post-test, (2) edukasi

dari hampir seluruh kabupaten di Bali.
Secara

sarana

dan

prasarana,

dalam bentuk penyuluhan, dan (3) lembar

yayasan dan panti asuhan tat twam asi

kontrol.

menempati bangunan di atas tanah negara
seluas 1100 m2 yang merupakan bantuan
dari pemerintah Provinsi Bali dengan hak

Analisis data
Sebelum melakukan uji hipotesis,

guna pakai. Bangunan terdiri dari 3 unit

Uji

yang digunakan sebagai ruang kantor,

asumsi dalam penelitian ini adalah uji

dapur yang menyatu dengan ruang makan,

normalitas sebaran data dengan teknik

serta ruang kegiatan anak yang menyatu

komputasi

dengan ruang perawatan.

disyaratkan

melakukan uji

asumsi.

one-sample

Kolmogorov-

Smirnov test. Uji normalitas dilakukan untuk

Panti asuhan tat twam asi memiliki

mengetahui normalitas sebaran data agar

tiga puluh dua orang anak asuh yang

dapat dilakukan generalisasi. Selanjutnya

sebagian besar adalah perempuan dan

analisis

data

tinggal bersama pengurus di panti asuhan.

metode

uji

penelitian

menggunakan
dengan

Saat ini, semua anak penghuni panti

menggunakan teknik komputasi yaitu paired

asuhan tat twam asi sedang menempuh

t-test one sample melalui program statistical

pendidikan di sekolah, baik dari jenjang

package for social sciences (SPSS) version

sekolah

19.0

menengah atas (SMA).

for

statistik

windows

uji

beda

(Trihendradi,

2011).

Berdasarkan uji statistik, dapat disimpulkan

dasar

Rutinitas

(SD)

hingga

sehari-hari

sekolah

anak

panti

berperilaku

asuhan tat twam asi sudah dimulai sejak

bersih dan sehat bila diperoleh nilai p-value

pagi hingga menjelang malam hari dimana

< 0,05 (berarti menerima Ha, menolak Ho).

pada siang hari mereka belajar di sekolah.

terdapat

perubahan

dalam

Dalam melakukan rutinitas rumah tangga

sehari-hari di panti asuhan, anak-anak di

dari pagi sampai sore hari melakukan

bagi menjadi beberapa regu piket untuk

kegiatan rumah tangga dalam bentuk regu

melakukan tugas. Satu regu piket terdiri dari

piket menjadi perilaku kebiasaan yang

2-3 orang yang tergabung ke dalam 2 regu

dilakukan dengan sadar. Sejalan dengan

besar, yaitu regu yang bertugas dari pagi

pendapat Maramis (2006) yang menyatakan

hari hingga sore hari dan regu yang

bahwa sikap dalam diri setiap individu

bertugas dari sore hari hingga malam hari

tergantung pada masukan dari lingkungan
sekitar.

Hasil Uji Statistik

terbentuk

Tabel 1.

dari

seseorang

kebiasaan

dapat

melakukan

Selain itu, mayoritas anak penghuni
panti asuhan adalah perempuan yang

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TotPre

TotPost

secara jenis kelamin merupakan salah

32

32

faktor genetik yang berpengaruh dalam

14.84

14.56

berperilaku, selain pengaruh lingkungan.

1.167

1.585

Hal ini sejalan dengan pendapat Andriadi

Absolute

.178

.171

Positive

.140

.119

Negative

-.178

-.171

1.008

.969

berhubungan erat dengan kualitas perilaku

.261

.305

bersih dan sehat pada individu. Anak-anak

N
Mean
Normal Parameters

positif

sesuatu.

Hasil Uji Normalitas

a,b

Sikap

Std.
Deviation

(dalam Tondang, dkk).

Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Daud

(dalam

Amalia,

menyatakan,

tingkat

pendidikan

2009)
juga

panti asuhan tat twam asi yang sedang
Tabel 1 menunjukkan bahwa data
pre-test dan post-test berdistribusi normal
dengan sign > 0, 05 (pre-test = 0, 261; posttest = 0, 305)

mampu menyerap dan menerapkan perilaku
bersih dan sehat secara tepat.
Program perilaku bersih dan sehat

Tabel 2.

yang dilakukan dalam bentuk program

Hasil Uji Hipotesis

edukasi menjadi pengetahuan yang diterima

Paired Samples Test
t

df

Sig. (2-tailed)

oleh anak-anak panti asuhan yang semakin
memperkuat mereka dalam berperi laku

TotPre 1.000

Pair 1

menempuh pendidikan menjadikan mereka

31

.325

bersih dan sehat.

TotPost

Notoatmodjo (2007)

menyatakan bahwa pengetahuan individu
Tabel

2

menunjukkan

nilai

signifikansi (2-tailed) ≥ 0,05 (α = 0,05) yaitu
0,325 sehingga dapat diambil keputusan
bahwa hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu
tidak terdapat perubahan dari program
perilaku bersih dan sehat pada anak panti
asuhan tat twam asi.

tentang

sesuatu

dapat

diperoleh

dari

berbagai sumber. Pendidikan, pengalaman,
informasi, lingkungan budaya dan sosial
ekonomi turut mempengaruhi pengetahuan
yang dimiliki individu. Pengetahuan yang
baik juga dipengaruhi oleh lingkungan
budaya.
Perilaku bersih dan sehat yang

PEMBAHASAN

sudah menjadi perilaku keseharian anak

Berdasarkan hasil uji statistik (tabel 2), tidak
terdapat

perubahan

dalam

berperilaku

bersih dan sehat pada anak panti asuhan
tat twam asi. Rutinitas rumah tangga di
panti asuhan tat twam asi yang setiap hari

panti asuhan tat twam asi meliputi mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan (37,
4%), menyiram toilet dengan air bersih
sebelum dan sesudah MCK (46, 9%),

membersihkan area panti asuhan secara

Daftar Pustaka

rutin seminggu sekali (68,8%), membuang

Amalia, I. (2009). Hubungan
Antara
Pendidikan, Pendapatan, dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada
Pedagang Hidangan Istimewa Kampung
(HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota
Surakarta. Skripsi. Program Studi Imu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah,Surakarta.

sampah pada tempatnya di tong sampat
(11,24%), makanan yang bergizi setiap hari
(27,56%), serta menggosok gigi tiga kali
sehari (29,18%).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, perilaku bersih dan sehat sudah
menjadi
panti

perilaku

asuhan

tat

keseharian
twam

asi

anak-anak
sehingga

program perilaku bersih dan sehat yang
diberikan

semakin

Creswell, J. W. (2010). Research Design;
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed; 3rd edition. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

memperkaya

pengetahuan mereka dan perilaku yang
diterapkan menjadi lebih konsisten dan
dilakukan secara sadar. Diharapkan anakanak panti asuhan tat twam asi dapat
menerapkan perilaku bersih dan sehat terus
menerus secara konsisten dalam kehidupan
sehari-hari mereka nantinya, baik ketika
masih tinggal di panti asuhan maupun saat
sudah tinggal secara mandiri.

Azwar, S. (2004). Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006. Laporan Tahunan Promkes
Tahun 2006. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2007. Perilaku Hidup Bersih. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2009. Peningkatan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2011. Panduan Pembinaan dan
Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim
Penggerak PKK. Katalog dalam
Terbitan. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam
Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Press.

Mubarok, W.J, Chayatin. N, Rozikin, K.
Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Method). Bandung:
Alfabeta.
Tondag, M. L & Nasution, S. Z. (2012).
Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Tentang Perilaku Hidup Sehat Di Panti

Asuhan Evangeline Booth Dan
Asrama
Madani.
Fakultas
Keperawatan, Universitas Sumatera
Utara.
Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah
Melakukan
Analisis
Statistik
Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta:
Andi.

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Skabies pada Santri Perempuan di Pesantren Syamsudhuha Cot Murong Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh utara

21 158 71

Kesejahteraan Sosial Anak Binaan Panti Asuhan Elida

4 79 103

Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Keluarga Di Desa Simalingkar Kecamatan Pancurbatu

3 49 85

Gambaran Status Gizi Anak di Panti Asuhan Yayasan Terima Kasih Abadi Kecamatan Medan Barat Tahun 2010

7 80 57

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Anak-anak Di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009

4 47 107

Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Murid SD Negeri 060895 Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

3 47 77

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MENUJU SOLO SEHAT 2010

0 3 159

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN METODE CERAMAH Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dengan Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Anak Panti Asuhan Ke

1 6 19

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN METODE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Dengan Metode Ceramah Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Pada Anak Panti Asuhan Keluarga Y

0 7 16

Efekivitas Penanaman Perilaku Bersih dan Sehat Pada Anak Panti Asuhan Tat Twam Asi.

0 0 7