PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 101777 SAENTIS TA. 2013/2014.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD N 101777 SAENTIS

TA 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Prasekolah Dan Sekolah Dasar

oleh:

LINDA HUTAGALUNG

NIM 1103111038

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala hikmat, kasih dan karunia yang telah diberikan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.A 2013-2014”. Yang disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S-I di jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari jika dalam tugas ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tulus karena penulisan skripsi ini dapat terlaksana tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak yaitu :

1. Kedua Orangtua penulis Ayahanda tercinta dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat yang begitu tulus.

2. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari M.Pd sebagai Pembantu Rektor I, Drs. Chairul Azmi M.Pd sebagai Pembantu Rektor II, Dr. Biner Ambarita M.Pd sebagai Pembantu Rektor III dan Prof. Dr. Berlin Sibarani M.Pd sebagai Pembantu Rektor IV.

4. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan FIP-UNIMED

5. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, selaku Pembantu Dekan I FIP-UNIMED 6. Bapak Aman Simare-mare, M.S, selaku Pembantu Dekan II FIP-UNIMED 7. Drs. Edidon Hutasuhut M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIP-UNIMED


(6)

iii

9. Bapak Drs. Ramli Sitorus, M.Ed selaku Seketaris Jurusan Pendidikan Pra Sekolah Dasar 10. Bapak Drs. Wildansyah Lubis, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan masukan, bimbingan, petunjuk dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

11. Ibu Dra. Eva Bety Simanjuntak M.Pd sebagai dosen penguji I dan, Ibu Dra. Mastiana, M.Pd sebagai dosen penguji II serta Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd sebagai dosen penguji III yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.

12. Bapak Drs. Daitin Tarigan M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik

13. Bapak Kepala Sekolah SD Negeri 101777 Saentis yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

14. Ibu Wali Kelas V SD Negeri 101777 Saentis yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

15. Teman-teman yang selalu setia memberikan semangat dan dukungan ( Farida Simorangkir, Etri Manurung, Deag Sitanggang dan Damay Siahaan) terimakasih teman-temanku

16. Teman-teman The Kingkong (Nelly, Nur’Amelia, dan Tetty) terimakasih untuk dukungan yang kalian berikan selama ini.

17. Buat teman-teman Stambuk 2010 spesial buat kelas B-Reguler 2010 yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang pendidikan sekolah dasar.

Medan, April 2014 Penulis


(7)

i ABSTRAK

LINDA RL HUTAGALUNG, 1103111038, Pengaruh Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis, Skripsi, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan guru di kelas V SD Negeri 101777 Saentis, bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis . Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh positip dan signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa yang berasal dari siswa kelas V pada tahun ajaran 2013/2014. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini penulis melakukan pengisian angket oleh siswa dengan membuat daftar pertanyaan yang sesuai dengan variabel yang ditelit. Adapun teknik analisa data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif,analisis korelatif, dan uji keberartian korelatif untuk melihat apakah ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa. Sebelum menyebarkan angket ke tempat penelitian dilakukan dahulu uji coba instrument ke sekolah lain untuk menguji apakah angket yang disebarkan valid dan juga realibel. Maka dilakukanlah uji validitas angket dan juga uji realibilitas angket.

Analisis data dilakukan dengan rumus Product Moment. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan, terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana rxy> rtabel yaitu 0,614 .> 0,316 dan

nilai thitung > t tabel yaitu 4,77 > 2,68. Sehingga hipotesis yang diajukan dapat

diterima dan teruji kebenarannya pada taraf α = 0,05. Sebelum melakukan teknik analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yakni dengan uji normalitas dan uji linieritas yang dapat diperoleh hasilnya kedua variabel berdistribusi normal (kepemimpinan guru memiliki nilai 0,2 dengan taraf α = 0,05 dan juga motivasi belajar memiliki nilai 0,06 dengan taraf α = 0,05) dan memiliki model regresi linier (F tuna cocok sebesar 0,349 dengan signifikan 1,288 ( di atas 0,05).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dan dilakukan berbagai uji persyaratan analisis data terbukti bahwa kepemimpinan guru memiliki pengaruh yang positif terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis tahun ajaran 2013/2014.


(8)

iv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah... 5

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 8

2.1 Kerangka Teoritis ... 8

2.1.1 Kepemimpinan Guru ... 8

2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan Guru ... 8

2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan Guru ... 12

2.1.1.2.1 Gaya Kepemimpinan Otokratis ... 13

2.1.1.2.2 Gaya Kepemimpinan demokratis ... 13

2.1.1.2.3 Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas ... 14


(9)

v

2.1.1.3.1 Peran Seorang Pemimpin ... 15

2.1.1.3..2 Sifat Seorang Pemimpin ... 15

2.1.2 Motivasi Belajar ... 19

2.1.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 19

2.1.2.2 Jenis Motivasi Belajar ... 22

2.1.2.3 Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 23

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi dalam Proses Pembelajaran ... 23

2.2 Kerangka Berpikir ... 25

2.3 Hipotesis Penelitian ……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Populasi dan Sampel ... 28

3.2.1 Populasi ... 28

3.2.2 Sampel ... 28

3.3 Defenisi Operasional Variabel ... 29

3.4 Desain Penelitian ... 29

3.5 Konsep dan Pengukuran Variabel ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6.1 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 33

3.6.1.1 Uji Validitas ... 33

3.6.1.2 Uji Realibilitas ... 34

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 34


(10)

vi

3.8.1 Uji Persyaratan Analisis Data ... 35

3.8.1.1 Uji Normalitas ... 35

3.8.1.2 Uji Linieritas ... 37

3.8.2 Analisis Data ... 38

3.8.2.1 Analisis Deskriptif ... 38

3.8.2.2 Analisis Korelatif ... 39

3.8.2.3 Uji t ... 39

3.9 Teknik Interpretasi Data ... 40

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

3.10.1 Lokasi Penelitian ... 42

3.10.2 Waktu Penelitian ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 43

4.2 Uji Kecenderungan ... 46

4.2.1 Uji Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Guru ... 46

4.2.2 Uji Kecenderungan Motivasi Belajar Siswa ... 47

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 47

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Kepemimpinan Guru ... 30

Tabel 3.2 Indikator Motivasi Belajar ... 32

Tabel 3.3 Interpretasi Secara Sederhana ... 40

Tabel 3.4 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 42

Tabel 4.1 Deskripsi Data X dan Y ... 43

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Kepemimpinan Guru ... 44

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 45

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Uji Kecenderungan data X ... 46

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Uji Kecenderungan data Y ... 47

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kepemimpinan Guru ... 48

Tabel 4.7 HasilUji Normalitas Motivasi Belajar ... 48

Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas X dan Y ... 49


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar ... 54

Lampiran 2 Uji Validasi Angket Kepemimpinan Guru ... 61

Lampiran 3 Uji Validasi Angket Motivasi Belajar ... 63

Lampiran 4 Uji Realibilitas Kepemimpinan Guru ... 65

Lampiran 5 Uji Realibilitas Motivasi Belajar ... 68

Lampiran 6 Statistik Deskriptif Variabel X ... 72

Lampiran 7 Statistik Deskriptif Variabel Y ... 76

Lampiran 8 Uji Linieritas ... 80

Lampiran 9 Uji Normalitas Kepemimpinan Guru ... 82

Lampiran 10 Uji Normalitas Motivasi Belajar... 84

Lampiran 11 Uji Kecenderungan Kepemimpinan Guru ... 85

Lampiran 12 Uji Kecenderungan Motivasi Belajar ... 88

Lampiran 13 Uji Korelasi X dan Y ... 91

Lampiran 14 Uji t ... 93

Lampiran 15 Uji Coba Instrumen Kepemimpinan Guru... 94

Lampiran 16 Uji Coba Instrument Motivasi Belajar... 96

Lampiran 17 Validasi Instrument Kepemimpinan Guru ... 98

Lampiran 19 Validasi Instrument Motivasi Belajar ... 100 Surat Izin Penelitian dari Fakultas


(13)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antar dua pihak yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih dan mengevaluasi siswa pada dunia pendidikan. Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Peranan dan tugas yang diemban guru sangatlah berat. Tugas guru tidak hanya mengajar, tetapi juga harus dapat mendidik, membimbing, membina dan memimpin kelas yang memberikan pengarahan dan penuntun bagi siswa dalam belajar. Guru juga harus dapat melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu siswa melalui tahap perkembangannya. Melalui peranannya sebagai pengajar, guru juga diharapkan mampu mendorong siswa agar senantiasa belajar dengan cara memotivasi siswa. Tugas guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu, tetapi sebagai motivator yang harus mampu membangkitkan motif atau keinginan siswa untuk belajar. Banyak hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa baik faktor dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam yang mendorong siswa untuk melakukan suatu kegiatan


(14)

2

walaupun tidak mendapat rangsangan dari orang lain dengan sadar dan dorongan itu berasal dari dalam diri siswa tersebut. Dan faktor dari luar adalah pengaruh dari luar/lingkungan siswa berada yang mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan itu.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis ada beberapa hal faktor dari luar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain sikap guru yang tidak menentu, pengelolaan kelas, gaya kepemimpinan guru, penggunaan media pembelajaran, pihak orangtua siswa.

Sikap guru yang tidak menentu selama proses pembelajaran mempengaru-hi motivasi belajar siswa. Kadang masih ada sikap guru yang otoriter , sikap guru yang tertutup pada siswa begitu juga siswa tertutup pada guru. Terkadang masih ada juga guru yang kurang memperhatikan siswanya, sehingga siswa kurang perduli dan kurang termotivasi selama proses pembelajaran. Jika guru belum mengoptimalkan kepemimpinan yang digunakan dalam proses pembelajaran maka siswa pun kurang termotivasi untuk belajar sehingga suasana di dalam kelas tidak hidup atau berkembang. Untuk mengatasi itu perlu dikembangkan sikap demokra-tis dan terbuka dari para perlu ada keaktifan dari pihak siswa dan guru harus bersikap ramah dan perhatian begitu juga sebaliknya siswa juga harus bersifat sopan, saling menghormati.

Pengelolaan kelas juga mempengaruhi motivasi belajar siswa dimana jika guru berhasil dalam mengelola kelas maka akan tercipta suasana/kondisi belajar mengajar yang kondusif dan terjadinya hubungan yang baik antara guru dan siswa


(15)

3

ataupun antara siswa dengan siswa karena siswa sudah termotivasi untuk menjadi yang terbaik dalam kelasnya.

Sikap guru di dalam kelas sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses dimana guru dapat mempengaruhi siswa yang didalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap masing-masing siswa yang dipengaruhinya. Jamil

(2013:287) menyimpulkan “pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk

dilaksanakan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan demokratis akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya”. Dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

Penggunaan media juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Media yang disampaikan guru merupakan suatu karakteristik efektif yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar, sehingga dapat dilihat langsung hasilnya antara yang memberikan respon positive dan negative terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Dengan menggunakan media secara tepat dan bervariasi akan menimbulkan gairah belajar siswa dan memungkinkan interaksi siswa dengan guru, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya dan minatnya masing-masing. Bukan hanya guru ataupun media yang diberikan oleh guru yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, orangtua juga memberikan hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anaknya (siswa). Perhatian


(16)

4

dari orangtua, usaha orangtua untuk menyekolahkan anaknya (siswa), pola asuh orangtua juga mempengaruhi motivasi belajar siswa. Jika siswa diberikan perhatian yang baik maka motivasinya pun akan timbul untuk belajar.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri No 101777 siswa kelas V SAENTIS bisa dilihat siswa di dalam kelas tersebut sangat menyenangi dan termotivasi untuk belajar jika guru yang masuk ke kelasnya adalah guru yang memperhatikan keadaan mereka, memberikan membangkitkan semangat belajar mereka, guru yang berpenampilan yang sepantasnya penampilan guru, dan guru yang perduli terhadap keadaan mereka. Mereka sangat menyenangi sosok guru yang seperti itu, mereka termotivasi oleh tindakan – tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut dibandingkan dengan guru yang memang tidak perduli dengan keadaan mereka. Guru yang tidak perduli apakah mereka tercapai tujuan pembelajarannya, apakah siswanya mengerjakan PRnya atau tidak maka motivasi belajar siswa itu rendah. Dan juga kepemimpinan guru masih belum optimal digunakan pada saat pembelajaran di kelas, guru belum menggunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang tidak seimbang, dimana sikap guru menyampaikan materi saja, tanpa dilandasi kesadaran ingin memahamkan siswa tentang materi yang diajarkannya tersebut. Sehingga, siswa kurang respect dan tidak merespon dengan baik. Hubungan antar guru dan siswa pun menjadi sangat kaku. Dalam hal ini guru hanya sekedar mentransfer ilmunya dan siswa hanya menjadi objek penerima ilmu tersebut. Akibatnya guru yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak ada semangat untuk mengajar karena tidak ada respon dari siswa. Oleh


(17)

5

karena itu peneliti termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 101777 Saentis “

`1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas V

2. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah kepemimpinan guru selama proses pembelajaran

3. Lemahnya motivasi belajar siswa jika guru yang tidak disenanginya masuk ke kelas tersebut.

4. Guru belum mengoptimalkan gaya kepemimpinan yang digunakan dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, cukup banyak masalah yang perlu diteliti. Karena terbatasnya waktu, tenaga, serta sarana yang tersedia, maka penulis membatasi permasalahan dengan meneliti Pengaruh Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Dalam Kelas V SD Negeri No. 101777 SAENTIS T.A 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah terdapat pengaruh


(18)

6

positip dan signifikan gaya kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis ?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui bagaimana kepemimpinan guru di kelas V SD Negeri 101777 Saentis.

2. Mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis.

3. Mengetahui apakah ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 Saentis

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain :

1. Bagi siswa diharapkan agar dapat meningkatkan motivasi belajarnya sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik.

2. Bagi guru diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar melalui kepemimpinannya dalam membimbing siswa, dan mengarahkan siswa.

3. Bagi sekolah khususnya kepala sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, refrensi, dan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah.


(19)

7

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan refrensi dan acuan untuk melakukan penelitian yang sama.


(20)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Kepemimpinan Guru

2.1.1.1 Defenisi Kepemimpinan Guru

Setiap orang adalah pemimpin, baik pemimpin akan dirinya ataupun pemimpin akan orang-orang disekitarnya baik itu masyarakat ataupun keluarga atau bisa juga pemimpin suatu organisasi. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya, pemimpin yang bisa dipatuhi dan disegani oleh bawahannya. Sama halnya pada salah satu lembaga pendidikan khususnya sekolah, di dalam sekolah yang menjadi pimpinan adalah seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah adalah fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah.

Makawimbang (2012:9) menyatakan “kepemimpinan adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang baik secara alamiah atau melalui suatu pendidkan untuk mempengaruhi orang lain baik individu maupun kelompok dalam suatu organisasi dalam situasi tertentu sehingga dengan sukarela anggota organisasi melakukan tujuan yang hendak dicapai”.

Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Menurut Usman (2013:312) berpendapat bahwa “kepemimipinan


(21)

9

dung makna mempengaruhi orang lain untuk bertindak seperti yang pemimpin kehendaki”.

Begitu juga menurut Gardner (dalam Usman, 2013:307), menyatakan

bahwa “pemimpin-pemimpin adalah orang-orang yang menjadi contoh,

mempengaruhi perilaku pengikutnya secara nyata melalui sejumlah perasaan-perasaan signifikan pengikutnya”. Sebagai pemimpin guru juga harus menjadi contoh bagi siswanya, segala tindakan- tindakan yang dilakukan guru harus menjadi panutan bagi siswa. Bukan hanya untuk siswa namun juga bagi lingkungan masyarakat.

Jika dalam satu sekolah pemimpinnya disebut dengan Kepala Sekolah, bagaimana dengan proses pembelajaran di dalam kelas, siapakah yang menjadi pemimpinnya? Tentu saja pemimpinnya adalah seorang guru. Guru bertugas seba-gai seorang pemimpin bagi siswanya. Guru diberi tugas untuk memimpin kelas dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang member pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Menurut Tampubolon (dalam Jamil,2013:27) menyatakan bahwa “peran guru ber-sifat multidimensional, dimana guru menduduki peran sebagai 1) orangtua, 2) pendidik, 3) pemimpin, 4) produsen, 5) pembimbing, 6) motivator, dan 7) peneliti”.

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, menga-jar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan mene-ngah. Orang yang disebut guru adalah orang yang mampu merencanakan program


(22)

10

pembelajaran, rencana pembelajaran, mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar pada akhirnya mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Wrightman (dalam Syatra, 2013:53) menyatakan “peran guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan anak didik yang menjadi tujuannya”.

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Setiap pribadi, sikap yang baik adalah cerminan bagi siswanya. Karena itulah guru dengan penuh integritas berusaha membimbing dan membina siswa agar di masa yang akan datang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Menurut Tampubolon (dalam Jamil, 2013:27) menyatakan bahwa “Sikap kepemimpinan sudah ada di dalam diri manusia. Secara sederhana kepemimpinan memiliki defenisi kemampuan yang dimiliki seseorang untuk multidimensional di mana guru menduduki peran sebagai 1) orangtua, 2) pendidik, 3) pemimpin, 4) produsen, 5) pembimbing, 6) motivator, dan 7) peneliti”.

Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. Orang yang disebut guru adalah orang yang mampu merencanakan program pembelajaran, rencana pembelajaran, mampu menata dan mengelola kelas agar siswa dapat belajar pada akhirnya mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Wrightman (dalam Syatra, 2013:53) menyatakan “peran


(23)

11

guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan anak didik yang menjadi tujuannya”.

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Setiap pribadi, sikap yang baik adalah cerminan bagi siswanya. Karena itulah guru dengan penuh integritas berusaha membimbing dan membina siswa agar di masa yang akan datang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Sikap kepemimpinan sudah ada di dalam diri manusia. Secara sederhana, dapat disimpulkan kepemimpinan memiliki defenisi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempenga-ruhi orang lain mengikuti perintah, arahan dari seorang pemimpin.

Menurut Bush (dalam Usman, 2013:307), menyatakan bahwa “pemimpin

-pemimpin adalah orang-orang yang menentukan tujuan-tujuan, memberi motivasi- motivasi, dan melakukan tindakan-tindakan pada bawahannya”. Guru sebagai pemimpin memberikan tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dan juga memberikan motivasi-motivasi untuk meningkatkan, membangkitkan semangat belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Ki Hajar Dewantara ada 3 sifat kepemimpinan yakni : (1) Ing ngarso sung Tulodo, artinya seorang pemimpin, kalau berada didepan harus mampu memberikan suri tauladan kepada anak buahnya , (2) Ing Madya Mangun Karsa, apabila berada di tengah harus mampu membangkitkan motivasi dan


(24)

12

inovasi, (3) Tut Wuri Handayani. Apabila seorang pemimpin berada di belakang, harus bisa member dorongan moral dan semangat kerja pada orang yang dipimpin nya, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kelompok.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan guru adalah kemampuan guru, tindakan guru untuk mempengaruhi siswa baik dengan cara , membujuk, memotivasi dan mengkoordi-nasi untuk mencapai tujuanbersama. Kepemimpinan adalah kemampuan mempe-ngaruhi seseorang atau kelompok sehingga sasaran yang dicitacitakan dapat terca-pai.

Pengembangan individu merupakan dimensi utama yang berkaitan dengan peran dan tugas guru dalam memanfaatkan waktu di kelas bersama siswa. Disini guru dituntut untuk menunjukkan keterampilan kepemimpinannya dalam membantu siswa agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, sejalan dengan tahapan dan tugas-tugas perkembangannya. Melalui keterampilan kepemimpinan yang dimilkinya, diharapkan guru dapat menghasilkan berbagai inovasi pembelajaran, sehingga pada gilirannya dapat tercipta peningkatan motivasi belajar siswa kelas.

2.1.1.2 Gaya Kepemimpinan Guru

Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan gaya (style) yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya guru dalam dalama kelas dalam hal memberikan tugas kepada siswa, mengadakan komunikasi yang efektif kepada siswa, memotivasi siswa, mengkontrol kegiatan siswa dan seterusnya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang ditampilkan seseorang pada saat ia


(25)

13

mempengaruhi orang lain. Makawimbang (2012:21) menyatakan “ada 3 gaya kepemimpinan yang bisa dijadikan sebagai gaya kepemimpinan guru yakni : (1) gaya kepemimpinan yang otokratis, (2) gaya kepemimpinan yang demokratis, (3) gaya kepemimpinan kendali bebas”.

2.1.1.2.1 Gaya kepemimpinan yang otokratis

Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas akan tetapi kurang perhatian pada kebutuhan para anggotanya. Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal manusia. Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin bertindak sebagai penguasa. Semua anggota hanya sebagai anggota yang menjalankan perintah ataupun kehendak pemimpin. Pemimpin melihat bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan lebih dari anggota yang lainnya. Pemimpin dengan tipe gaya seperti ini tidak pernah menghargai ataupun menghormati anggotanya. Tidak pernah melihat bagaimana kemampuan anggota-nya dan selalu memandang rendah anggotaanggota-nya sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.

2.1.1.2.2 Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan yang mengikutsertakan anggotanya dalam pengambi-lan keputusan dalam rangka menumbuhkan komitmen kerja untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan demokratis diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagai pelindung, penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan mengembag-kan organisasi/kelompok. Disamping itu diwujudmengembag-kan juga melalui perilaku kepe-mimpinan sebagai pelaksana. Dalam hal ini tercipta hubungan manusiawi (human


(26)

14

relationship) yang efektif yang didasari sikap saling menghormati dan menghargai

antara pemimpin dan anggota, ataupun anggota dengan anggota.

Kepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah. Aktivitas dirasakan sebagai kebutuhan dalam mewujudkan partisipasi, yang berdampak pada perkembangan dan kemajuan kelompok secara keseluruhan. Tidak ada perasaan tertekan dan takut, namun pemimpin selalu dihormati dan disegani secara wajar.

2.1.1.2.3 Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas (Laissez Faire)

Gaya kepemimpinan yang menekankan bahwa pemimpin tidak hanya berusaha untuk menjalankan control atau pengaruh terhadap para anggota kelompok. Dalam gaya kepemimpinan ini cenderung pemimpin sering member kekuasaan pada bawahan. Kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe atau gaya kepemimpinan otoriter. Kepemimpinannya dijalankan dengan mengambil keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat) menurut kehendak dan kepentingan masing masing, baik secara perseorangan maupun berupa kelompok kecil . Kepe-mimpinan dijalankan tanpa berbuat sesuatu, karena untuk bertanya atau tidak (kompromi) tentang suatu rencana keputusan atau kegiatan, tergantung sepenuh-nya pada orang-orang yang dipimpin.

Kebebasan dalam menetapkan suatu keputusan atau melakukan suatu kegiatan dalam tipe kepemimpinan ini diserahkan sepenuhnya pada orang-orang yang dipimpin. Oleh karena setiap manusia mempunyai kemauan dan kehendak sendiri, maka akan berakibat suasana kebersamaan tidak tercipta, kegiatan menjadi tidak terarah dan simpang siur. Wewenang tidak jelas dan tanggungjawab


(27)

15

menjadi kacau, setiap anggota saling menunggu dan bahkan saling salah menyala-kan apabila diminta pertanggungjawaban.

2.1.1.3Peran dan Sifat-Sifat Seorang Pemimpin

2.1.1.3.1 Peran Seorang Pemimpin

Seorang pemimpin memiliki peran penting dalam sebuah organisasi, hal ini disebabkan karena maju-mundurnya suatu organisasi tergantung pada peran seorang pemimpin. Ada beberapa peran dan sifat seorang pemimpin menurut Jamil (2013:277) yang menyatakan seorang pemimpin berperan sebagai :

(1) perencana, (2) pelaksana, (3) ahli, (4) mewakili kelompok dalam tidakannya ke luar, (5) mengawasi hubungan antar anggota kelompok,(6) bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman, (7) bertindak sebagai penengah, (8) pemegang tanggung jawab para kelompoknya, (9) sebagai pencipta, (10) bertindak sebagai seorang ayah, (11) dan sebagai kambing hitam.

Seorang pemimpin seharusnya memiliki etika yang baik, harus memiliki sifat dan peran yang baik agar dapat dijadikan contoh bagi para anggotanya.

2.1.1.3.2 Sifat Seorang Pemimpin

Untuk menjadi pemimpin diperlukan adanya syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat dan sifat-sifat untuk menjadi seorang pemimpin perusahaan berbeda dengan syarat -syarat dan sifat yang diperlukan seorang pemimpin dalam dunia pendidikn. Menurut Purwanto ( http://eprints.uny.ac.id/7776/3/BAB2%20 %2008108244079

.pdf ) menyatakan ada 6 sifat yang diperlukan dalam kepemimpinan pendidikan


(28)

16

sabar dan memiliki kestabilan emosi seorang pemimpin, (4) percaya diri sendiri, (5) jujur, adil dan dapat dipercaya, dan (6) keahlian dalam jabatan”.

Selanjutnya menurut Kartono ( dalam Jamil, 2013:279 ) mengemukakan

Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin, antara lain : (1) berbadan sehat, kuat, dan penuh energi (2) yakin akan maksud dan tujuan organisasi, selalu bergairah (3) bersifat ramah tamah (4) mempunyai keteguhan hati (5) unggul dalam teknik bekerja (6) sanggup bertindak tegas (7) memiliki kecerdasan (8) pandai mengajari bawahan (9) percaya pada diri sendiri.

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan di Indonesia, sebagai tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara memiliki motto dalam bahasa jawa yang berbunyi : Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Motto tersebut terjemahan langsungnya adalah “di depan memberikan

teladan, di tengah menggerakkan, di belakang memberikan dorongan”. Motto

tersebut pada mulanya ditujukan untuk menjadi pedoman untuk membangun hubungan positip antara guru dengan siswa, namun dalam perkembangan konsep tersebut digunakan menjadi konsep kepemimpinan yang khas dan asli Indonesia.

Saat pemimpin di depan, seorang pemimpin adalah panutan. Sebagai panutan, orang lain yang ada disekitarnya akan manut (bahasa jawa yang artinya mengikuti, meniru). Disini dapat dilihat betapa besarnya tanggungjawab moral seorang pemimpin, karena tindakannya, tingkah lakunya, cara berpikirnya, bahkan kebiasaannya cenderung akan diikuti oleh orang lain. Untuk itulah maka saat berada di depan, pemimpin harus memberikan teladan , memberikan contoh. Ini disebutkan Ki Hajar dewantara dengan terminologi “ ing ngarso sung tulodho” saat di depan seorang pemimpin harus memberikan teladan.


(29)

17

Saat pemimpin di tengah, Seorang pemimpin yang berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya, harus mampu menggerakkan, memotivasi, dan mengatur sumberdaya yang ada. Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri (intrinsik motivation), sehingga ada ataupun tidak adanya stimuli tetap saja akan termotivasi. Hanya saja, kadar motivasi dari diri sendiri sering tidak stabil kehadirannya. Untuk itulah maka motivasi dari luar dirinya (extrinsic motivation) tetap sangat diperlukan. Disinilah seorang pemimpin dapat mengambil peran. Kehadirannya membuat orang tergerak untuk bertindak. Itulah pemimpin sejati.

Saat pemimpin di belakang, Siapa bilang seorang pemimpin tidak boleh berada di barisan belakang? Pemimpin sejati diperlukan kehadirannya dibarisan belakang. Dari belakang seorang pemimpin dapat memberikan dorongan untuk terus maju. Pemimpin yang berada di barisan belakang harus pandai-pandai mengikuti barisan di depannya, agar konsisten gerakan dan arahnya. Bagaimana seorang penggembala itik berjalan diposisi paling belakang setelah barisan itik-itik yang digembalanya sering digunakan sebagai ilustrasi untuk menggambarkan bagaimana seorang pemimpin dapat mengarahkan orang dari belakang. Setiap orang memiliki bakat sendiri-sendiri. Setiap orang juga memiliki kemampuan untuk bisa bergerak maju mendapatkan apa yang mereka mau, dan juga apa yang diinginkan oleh organisasi. Pemimpin sejati memberikan dorongan dari belakang, tetap mengarahkan agar sesuai tujuan, dan mampu memastikan bahwa orang-orang di dalam organisasi bekerja sesuai dengan arah dan strategi yang telah ditetapkan. Jadi, seorang pemimpin sejati akan tut wuri handayani


(30)

18

Dari uraian di atas Ki Hajar Dewantara merumuskan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin adalah 1) Ing ngarso sung Tulodo, artinya seorang pemim pin, kalau berada di depan harus mampu memberikan suri tauladan kepada anak buahnya. 2) Ing Madya Mang-un Karsa, apabila berada di tengah harus mampu membangkitkan motivasi dan inovasi. 3) Tut Wuri Handayani. Apabila seorang pemimpin berada di belakang, harus bisa memberi dorongan moral dan semangat kerja pada orang yang dipimpinnya, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan motivasi dan semangat kelompok.

Kompetensi guru tidaklah hanya berhenti sebagai pengajar yang harus mentransferkan ilmunya, tetapi juga seorang motivator yang harus mampu membangkitkan motif atau keinginan siswa untuk belajar. Pengelolaan kelas akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya.

Dengan demikian, pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari motivasi kerja gur. Disebabkan, dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat sejauhmana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengeloalaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.

Menurut Bush (dalam Usman, 2013:324) menyatakan “kepemimpinan yan g efektif adalah (1) visioner, (2) penampilan berwibawa, (3) tegas, (4) pandai bicara, (5) agresif, (6) kerja keras, (7) konsisten, (8) berani, (9) ramah, dan (10)


(31)

19

cerdas.” Dan juga menurut pendapat Intstate School Leasreship Licensure

Concorsium (dalam Usman, 2013:324) menyatakan “kepemimpinan yang efektif

adalah 1) visioner, 2) penampilan berwibawa, 3)tegas, 4) pandai bicara, 5) agresif, 6) kerja keras, 7) konsisten, 8) berani, 9) ramah dan 10) cerdas”. Sifat-sifat kepemimpinan efektif yang dikemukakan diatas oleh para ahli pada umumnya hampir sama, hanya berbeda pada penyusunan kata saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan guru yang efektif adalah guru yang memiliki sifat seperti kemampuan kedudukannya sebagai pengawas,bertanggungjawab akan keadaan yang terjadi di sekelilingnya, memiliki kecerdasan yang mencakup kebijaksanaan, pemikiran yang kreatif, memiliki ketegasan dan kepercayaan diri serta inisiatif.

2.1.2 Motivasi Belajar

2.1.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi berasal dari bahasa Latin movere, yang berarti bergerak atau dalam bahasa Inggrisnya, to move. Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Menurut Schunk (dalam Usman, 2013:275) “Motivasi adalah proses mela-lui kegiatan pencapaian tujuan yang telah mendorong dan berkelanjutan”. Motivasi merupakan proses, bukan output atau hasil. Selanjutnya menurut Uno (2013:5) Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Donald (dalam Syatra, 2013:84)


(32)

20

“Motivasi adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan”.

Dari pengertian motivasi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah suatu dorongan dari luar maupun dalam diri seseorang yang menimbulkan tindakan-tindakan tertentu dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi yang satu dengan yang lainnya. Belajar merupakan suatu proses yang secara sadar dan disengaja dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang lebih baik dari sebelumnya dari pengalamannya sendiri berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Fyans dan Maerh (dalam Syatra, 2013:86) “Ada tiga hal yang berkaitan langsung dengan keberhasilan suatu pendidikan, yaitu latar belakang keluarga, kondisi sekolah, dan motivasi”. Faktor yang paling terakhir tersebut merupakan unsure yang paling baik dalam meningkatkan prestasi belajar.

Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor dari dalam diri siswa berupa hasrat, keinginan untuk berhasil, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor dari luar diri siswa dapat berrupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Faktor-faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga siswa mempunyai keinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan bersemangat.

Uno (2013:23) menyatakan bahwa “motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang belajar untuk mengadakan perubahan


(33)

21

tingkah laku yang memungkinkan siswa untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang lebih baik”. Motivasi memang perlu untuk terus menerus diusahakan dalam kegiatan belajar. Setiap pendidikan diharapkan berusaha untuk membangkitkan motif-motif dalam kegiatannya. Motivasi seseorang dapat dilihat dari keinginan siswa untuk belajar, perhatian siswa dalam belajar, minat siswa pada pelajaran, tingkat kehadiran siswa, cita-cita dan tujuan dalam belajar.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah guru. Dalam hal ini dituntut kemampuan guru dalam memimpin, membimbing, dan mengarahkan siswa untuk menimbulkan motivasi yang lebih tinggi dari siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat apabila ada seseorang siswa misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki ataupun dipertanyakan. Rendahnya motivasi belajar siswa karena kurang berperannya guru dalam melakukan tugasnya, kurang berperan sebagai motivator bagi siswa. Sebagai motivator, guru harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Suksesnya guru dalam mengajar ditentukan oleh adanya kemampuan guru memimpin, membimbing, mengarahkan dan memotivasi siswa untuk lebih bersemangat lagi untuk belajar. Menurut Sardiman (2013:92) Untuk membangkitkan motivasi belajar di sekolah ada beberapa upaya dan cara yang dapat dilakukan yaitu : “1) memberikan angka, 2) memberikan hadiah, 3) memberikan saingan/kompetisi, 4) ego-involment, 5) memberikan ulangan, 6) mengetahui hasil, 7) memberikan pujian, 8) memberikan hukuman, 9) hasrat untuk belajar, 10) minat belajar, 11) tujuan yang diakui”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang motivasi belajar maka dapat disimpulkan motivasi belajar adalah sebuah dorongan dari dalam dan luar diri


(34)

22

siswa yang membangkitkan keinginan, kemauan untuk melakukan perubahan pola sikap yang mendukung siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik lagi.

Dari upaya-upaya dalam hal untuk membangkitkan motivasi yang diutarakan oleh Sardiman tersebut, masih banyak lagi bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, shingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan siswa.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Motivasi Belajar

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni : “Motivasi instrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar” (Usman, 2013:274). Selanjutnya menurut Sardiman (2013:89) memberikan defe-nisi “motivasi instrinsik yakni motif-motif yang aktif dan berasal dari dalam individu untuk melakukan kegiatan belajar tanpa adanya dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik yakni motif-motif yang aktif dan berasal dari luar diri individu dan berfungsi sebagai perangsang dalam melakukan kegiatan belajar”.

Dari penjelasan di atas maka motivasi instrinsik adalah suatu dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar dalam pencapaian tujuan tertentu. Motivasi ekstrinsik adalah dorngan yang berasal dari luar diri individu untuk melakukan kegiatan belajar dalam pencapaian tujuan tertentu.


(35)

23

2.1.2.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan untuk mencapai cita yang diinginkan. Motivasi dapat menentukan arah perbuatan dan memberikan arah tujuan yang akan dicapai. Motivasi dapat juga berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Dalam proses pembelajarana motivasi sangat berperan dalam menentukan keeberhasilan pembelajaran tersebut. Sehubungan dengan hal itu, menurut Sardiman (2013:85 ) ada tiga fungsi motivasi dalam belajar yaitu

1) Mendorong manusia untuk berbuat, 2) Menentukan arah perbuatan,3) Menyeleksi perbuatan. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki karakteristik sebagai berikut :“1) Tekun menghadapi tugas, 2) Ulet menghadapi kesulitan, 3) Menunjukkan minat, 4) Lebih senang bekerja sendiri, 5) Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, 6) Dapat mempertahankan pendapatnya, 7) Tidak mudah menyerah, 8) Senang memecahkan dan mencari masalah ataupun soal-soal”.

Dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkatan pencapaian prestasi belajarnya.

2.1.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi dalam Proses

Pembelajaran Menurut Ali Imron (dalam Iman, 2012:12) ada enam faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran yakni : “1) Cita-cita/aspirasi

siswa, 2) Kemampuan siswa, 3) Kondisis siswa, 4) Kondisi lingkungan siswa, 5) Unsur-unsur dinamis belajar siswa, 6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa”.


(36)

24

Cita-cita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seseorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita. Setiap manusia memiliki kemampuan dalam bidang tertentu, belum tentu memiliki kemampuan dalam bidang yang lainnya. Kemampuan siswa juga demikian, korelasinya dengan motivasi akan terlihat ketika siswa mengetahui bahwa kemampuannya ada pada bidang tertentu, sehingga ia akan termotivasi dengan kuat untuk terus menguasai dan mengembangkan kemampuannya di bidang tersebut. Jadi kemampuan siswa merupakan salah satu faktor motivasi.

Kondisi siswa juga merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi. Kondisi siswa ada dua yakni fisik dan kondisi psikis. Motivasi dapat dilihat dari keadaan fisik seseorang yang sudah kelelahan, cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar atau melakukan aktivitas lainnya. Berbeda dengan seseorang yang keadaan fisiknya masih segar dan sehat serta ceria akan lebih cenderung memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan melakukan aktivitas lainnya. Dalam kondisi psikis bisa dilihat dari keadaan siswa yang mengalami stress maka siswa tersebut tidak akan memiliki motivasi yang tinggi lagi untuk belajar berbeda dengan siswa yang keadaan psikisnya ceria dan gembira pasti memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Kondisi lingkungan siswa sebagai faktor yang mempengaruhi motivasi, dapat diamati dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial di sekitar siswa. Jika lingkungannya tidak mendukung dan tidak nyaman malah otomatis akan berdampak pada turunnya motivasi belajar siswa.


(37)

25

Faktor dinamisasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebut dilakukan, demikian juga bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar, dan sebagainya yang dapat mendinamisasikan proses pembelajaran.

Upaya apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sikap guru yang di dalam kelas sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses dimana guru dapat mempengaruhi siswa yang didalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap masing-masing siswa yang dipengaruhinya. Jamil (2013:287) menyimpulkan “pengelolaan kelas akan menja-di sederhana untuk menja-dilaksanakan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan demokratis akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya”. Dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa, atau dengan perkataan lain kepemimpinan guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut:


(38)

26

Motivasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh factor dari dalam diri siswa saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang salah satu contohnya adalah kepemimpinan guru di dalam kelas.

Sikap guru di dalam kelas sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses dimana guru dapat mempengaruhi siswa yang di dalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap masing-masing siswa yang dipengaruhinya. Dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas serta membangkitkan motivasi belajar siswa. Dari uraian di atas jelas terdapat pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Menurut Noor

(2011:83) “Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan

mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positip atau negative antara dua variable atau lebih sesuia dengan teori”.

Dalam penelitian ini yang hendak diuji kebenarannya adalah

Ha : Ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 SAENTIS T.A 2013/2014


(39)

27

Ho : Tidak ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 SAENTIS T.A 2013/2014

Hipotesis statistik Ha : ρ ≠ 0 Ho : ρ = 0

Keterangan:


(40)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada data dan hasil penelitian. Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu :

1. Kepemimpinan guru merupakan kemampuan guru, tindakan guru untuk mempengaruhi siswa baik dengan cara, membujuk, memotivasi dan mengkoor dinasi untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi seseorang atau kelompok sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai. Dimana dari hasil skor angket kepemimpinan guru yang diperoleh termasuk dalam keadaan baik yakni dengan skor rata-rata 32,25 2. Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan dari dalam dan luar diri siswa

yang membangkitkan keinginan, kemauan untuk melakukan perubahan pola sikap yang mendukung siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik lagi. Dimana dari skor angket motivasi belajar yang diperoleh termasuk dalam keadaan baik, yakni dengan skor rata-rata 36,46.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 101777. Hal ini diketahui dari hasil perhitungan korelasi product moment untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X.

3. dengan variabel Y diperoleh nilai rxy hitung = 0,614 > rtabel = 0,316 sedangkan

untuk uji t yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung = 4,77 sedangkan


(41)

52

nilai tabel = 2,68 oleh karena itu thitung >ttabel. Dalam hal ini berarti hipotesis

menyatakan bahwa terdapat pengaruh positip dan signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD N 101777 Saentis.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Kepala Sekolah, staf guru dan semua pihak yang terlibat di SD Negeri 101777 SAENTIS agar lebih meningkatkan lagi gaya kepemimpinan yang dilakukan didalam kelas untuk lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. 2. Bagi siswa agar kiranya selalu memanfaatkan segala ilmu pengetahuan yang

diberikan oleh guru dan selalu terus semangat dan terus termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.


(42)

53

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman . (2010). Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Ardial. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Arikunto, Suharsini . (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta http://eprints.uny.ac.id/7776/3/BAB2%20-%2008108244079.pdf

http://eprints.uny.ac.id/7776/5/LAMPIRAN%20-%2008108244079.pdf

http://suwandisuwee.blogspot.com/2012/07/ajaran-ki-hajar-dewantara tentang.html

Makawimbang, Jerry. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu. Bandung : Alfabeta

Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian . Jakarta : Kencana

Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Guru Profesional. Jogjakarta : Ar Ruzz Media Syatra, Nuri. (2013). Desain Relasi Efektif Guru & Murid . Jogjakarta : Bukubiru Tanjung, Bahdin. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Bumi

Aksara

Uno, Hamzah. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara


(1)

Faktor dinamisasi belajar siswa juga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebut dilakukan, demikian juga bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar, dan sebagainya yang dapat mendinamisasikan proses pembelajaran.

Upaya apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sikap guru yang di dalam kelas sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses dimana guru dapat mempengaruhi siswa yang didalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap masing-masing siswa yang dipengaruhinya. Jamil (2013:287) menyimpulkan “pengelolaan kelas akan menja-di sederhana untuk menja-dilaksanakan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan demokratis akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya”. Dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini peneliti ingin membuktikan ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa, atau dengan perkataan lain kepemimpinan guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut:


(2)

Motivasi belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh factor dari dalam diri siswa saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang salah satu contohnya adalah kepemimpinan guru di dalam kelas.

Sikap guru di dalam kelas sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Salah satunya adalah pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dimana kepemimpinan guru pada dasarnya merupakan suatu proses dimana guru dapat mempengaruhi siswa yang di dalamnya berisi serangkaian tindakan atau perilaku tertentu terhadap masing-masing siswa yang dipengaruhinya. Dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas serta membangkitkan motivasi belajar siswa. Dari uraian di atas jelas terdapat pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Menurut Noor (2011:83) “Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positip atau negative antara dua variable atau lebih sesuia dengan teori”.

Dalam penelitian ini yang hendak diuji kebenarannya adalah

Ha : Ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 SAENTIS T.A 2013/2014


(3)

Ho : Tidak ada pengaruh kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 101777 SAENTIS T.A 2013/2014

Hipotesis statistik Ha : ρ ≠ 0 Ho : ρ = 0

Keterangan:


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada data dan hasil penelitian. Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu :

1. Kepemimpinan guru merupakan kemampuan guru, tindakan guru untuk mempengaruhi siswa baik dengan cara, membujuk, memotivasi dan mengkoor dinasi untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi seseorang atau kelompok sehingga sasaran yang dicita-citakan dapat tercapai. Dimana dari hasil skor angket kepemimpinan guru yang diperoleh termasuk dalam keadaan baik yakni dengan skor rata-rata 32,25 2. Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan dari dalam dan luar diri siswa

yang membangkitkan keinginan, kemauan untuk melakukan perubahan pola sikap yang mendukung siswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik lagi. Dimana dari skor angket motivasi belajar yang diperoleh termasuk dalam keadaan baik, yakni dengan skor rata-rata 36,46.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positip dan signifikan antara kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa di kelas V SD Negeri 101777. Hal ini diketahui dari hasil perhitungan korelasi product moment untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X.

3. dengan variabel Y diperoleh nilai rxy hitung = 0,614 > rtabel = 0,316 sedangkan

untuk uji t yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung = 4,77 sedangkan


(5)

nilai tabel = 2,68 oleh karena itu thitung >ttabel. Dalam hal ini berarti hipotesis

menyatakan bahwa terdapat pengaruh positip dan signifikan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD N 101777 Saentis.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Kepala Sekolah, staf guru dan semua pihak yang terlibat di SD Negeri 101777 SAENTIS agar lebih meningkatkan lagi gaya kepemimpinan yang dilakukan didalam kelas untuk lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran di kelas. 2. Bagi siswa agar kiranya selalu memanfaatkan segala ilmu pengetahuan yang

diberikan oleh guru dan selalu terus semangat dan terus termotivasi dalam mengikuti pembelajaran di sekolah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

AM, Sardiman . (2010). Interaksi Motivasi dan Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Ardial. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Arikunto, Suharsini . (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta http://eprints.uny.ac.id/7776/3/BAB2%20-%2008108244079.pdf

http://eprints.uny.ac.id/7776/5/LAMPIRAN%20-%2008108244079.pdf http://suwandisuwee.blogspot.com/2012/07/ajaran-ki-hajar-dewantara tentang.html

Makawimbang, Jerry. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu. Bandung : Alfabeta

Noor, Juliansyah. (2011). Metode Penelitian . Jakarta : Kencana

Suprihatiningrum, Jamil. (2013). Guru Profesional. Jogjakarta : Ar Ruzz Media Syatra, Nuri. (2013). Desain Relasi Efektif Guru & Murid . Jogjakarta : Bukubiru Tanjung, Bahdin. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Bumi

Aksara

Uno, Hamzah. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara