PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL

(1)

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR

DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II

KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh Ismi Kamaliyah

1401412501

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016


(2)

ii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhannya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.


(3)

iii

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke ujian skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Hari, Tanggal : Kamis, 2 Juni 2016 Tempat : Kota Tegal

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. 19631224 198703 2 001 19630923 198703 1 001


(4)

iv

Skripsi dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal oleh Ismi Kamaliyah 1401412501, telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada tanggal 13 Juni 2016.

PANITIA UJIAN

Sekretaris

Penguji Utama

Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd. 19761004 200604 2 001

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd. Dra. Sri Sami Asih, M. Kes.


(5)

v

Motto

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Q.S. Al-Insyiroh: 5-6)\ 2. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(QS. Al Baqarah: 286).

3.

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapak, Ibu, dan kakakku yang selalu memberikan do‟a dan dukungan.

Teman-teman seperjuangan PGSD UNNES angkatan 2012 yang selalu membantu dan memberi semangat


(6)

vi

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal”. Peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi, tidak lepas dari bimbingan, dukungan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan dukungan dalam skripsi ini. 3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

5. Dra. Sri Sami Asih, M.Kes., Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.


(7)

vii

bimbingan, pengarahan, dan motivasi yang bermanfaat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi.

7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

8. Guru Kelas V Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dalam membantu peneliti melaksanakan penelitian.

9. Staf Guru, Karyawan, dan Siswa Sekolah Dasar Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam

penyusunan skripsi.

Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Tegal, Juni 2016


(8)

viii

Kamaliyah, Ismi. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Dra. Sri Sami Asih, M. Kes. dan Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd. Kata Kunci : kebiasaan belajar; lingkungan sekolah; prestasi belajar.

Kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah menjadi salah satu faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa. Seseorang yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dan didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, maka akan semakin baik pula prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa; (2) pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa; dan (3) pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 316 siswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proporsional Random Sampling dan diperoleh sampel sebanyak 177 siswa. Variabel penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara tidak terstruktur, angket, dan dokumentasi. Penghitungan pengujian hipotesis menggunakan program SPSS versi 20. Teknik pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, analisis regresi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi berganda, analisis determinasi (R2), dan uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F). Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat pengaruh signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan sumbangan pengaruh sebesar 21,9%; (2) terdapat pengaruh signifikan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa dengan sumbangan pengaruh sebesar 30%; dan (3) terdapat pengaruh signifikan kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah secara bersama terhadap prestasi belajar siswa dengan sumbangan pengaruh sebesar 34%. Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi informasi dan masukan kepada sekolah dan guru agar dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik pada siswa dan meningkatkan kemampuan dalam menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk proses belajar mengajar.


(9)

ix

Halaman

Judul ... i

Pernyataan Keaslian Tulisan ... ii

Persetujuan Pembimbing ... iii

Pengesahan ... iv

Motto Dan Persembahan ... v

Prakata ... vi

Abstrak ...viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ...xiii

Daftar Bagan ... xv

Daftar Lampiran ...xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Pembatasan Masalah ... 11

1.4 Rumusan Masalah ... 11

1.5 Tujuan Penelitian ... 11

1.5.1 Tujuan Umum ... 11

1.5.2 Tujuan Khusus ... 12


(10)

x

1.6.2 Manfaat Praktis ... 13

2. KAJIAN PUSTAKA ... 14

2.1 Kajian Teori ... 14

2.1.1 Prestasi Belajar ... 14

2.1.2 Kebiasaan Belajar ... 21

2.1.3 Lingkungan Sekolah ... 32

2.1.4 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 40

2.1.5 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ... 41

2.1.6 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ... 42

2.2 Kajian Empiris ... 42

2.3 Kerangka Berpikir ... 50

2.4 Hipotesis ... 52

3. METODE PENELITIAN ... 54

3.1 Desain Penelitian ... 54

3.2 Populasi dan Sampel ... 55

3. 2.1 Populasi ... 55

3.2.2 Sampel ... 56

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 58

3.3.1 Variabel Penelitian ... 59

3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 59


(11)

xi

3.4.2 Angket atau Kuesioner ... 62

3.4.3 Dokumentasi ... 62

3.5 Instrumen Penelitian ... 63

3.5.1 Pedoman Wawancara ... 64

3.5.2 Angket atau Kuesioner ... 64

3.5.3 Dokumentasi ... 67

3.5.4 Uji Validitas ... 67

3.5.5 Uji Reliabilitas ... 69

3.6 Analisis Data ... 70

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 71

3.6.2 Uji Prasyarat Analisis ... 72

3.6.3 Analisis Akhir (pengujian hipotesis) ... 76

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 82

4.1 Hasil Penelitian ... 82

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 83

4.1.2 Prosedur Penelitian ... 84

4.1.3 Analisis Deskripstif ... 89

4.1.4 Uji Prasyarat Analisis ...109

4.1.5 Uji Hipotesis ...113

4.2 Pembahasan ...126

4.2.1 Kebiasaan Belajar ...126


(12)

xii

4.2.4 Pengujian Hipotesis Penelitian... ...136

4.2.5 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar ...137

4.2.6 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ...138

4.2.7 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar ...139

5. PENUTUP ...141

5.1 Simpulan ...142

5.2 Saran ...145

DAFTAR PUSTAKA ...147


(13)

xiii

Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian ... 56

3.2 Penarikan Sampel Penelitian ... 58

3.3 Populasi Siswa Uji Coba ... 66

3.4 Penarikan Sampel Siswa Uji Coba ... 66

3.5 Hasil Uji Validitas Angket ... 69

3.6 Pedoman Konversi Skala-5 Prestasi Belajar ... 72

3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 79

4.1 Soal Kebiasaan Belajar yang digunakan ... 90

4.2 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Kebiasaan Belajar ... 91

4.3 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ... 92

4.4 Rekapitulasi Persentase Kebiasaan Belajar per Indikator ... 94

4.5 Soal Lingkungan Sekolah yang digunakan ... 98

4.6 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Sekolah ... 98

4.7 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ...100

4.8 Rekapitulasi Persentase Lingkungan Sekolah per Indikator ...102

4.9 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ...106

4.10 Kategori Persentase Skor dan Respondennya ...107

4.11 Hasil Uji Normalitas ...109

4.12 Hasil Uji Linearitas X1 dan Y ...110


(14)

xiv

4.15 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...113

4.16 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X1 dan Y ...114

4.17 Hasil Analisis Korelasi Sederhana X2 dan Y ...115

4.18 Hasil Analisis Regresi Sederhana X1 terhadap Y ...116

4.19 Hasil Analisis Regresi Sederhana X2 terhadap Y ...118

4.20 Hasil Analisis Regresi Berganda ...121

4.21 Hasil Analisis Korelasi Ganda ...123

4.22 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ...123

4.23 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ...124

4.24 Hasil Analisis Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ...124


(15)

xv

Gambar Halaman


(16)

xvi

Lampiran Halaman

1 Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ... 150

2 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ... 161

3 Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket ... 166

4 Daftar Wawancara Tidak Terstruktur ... 167

5 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ... 169

6 Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ... 170

7 Kisi-kisi Angket Lingkungan Sekolah (Uji Coba) ... 176

8 Angket Lingkungan Sekolah (Uji Coba) ... 177

9 Lembar Validasi Instrumen Penelitian oleh Penilai Ahli ... 184

10 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket ... 200

11 Output Uji Validitas Uji Coba Angket ... 202

12 Output Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket ... 206

13 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 210

14 Angket Penelitian ... 211

15 Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian ... 219

16 Rekapitulasi Nilai UTS ... 231

17 Rekapitulasi Nilai UTS (Sampel Penelitian) ... 246

18 Output Hasil Uji Normalitas ... 250

19 Output Hasil Uji Linearitas ... 251

20 Output Hasil Uji Multikolinearitas ... 252


(17)

xvii

23 Output Hasil Uji Regresi Linear Sederhana X1 dan Y ... 255

24 Output Hasil Uji Regresi Linear Sederhana X2 dan Y ... 256

25 Output Hasil Uji Regresi Berganda ... 257

26 Jadwal Penelitian ... 258

27 Surat Izin Penelitian ... 259

28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 264


(18)

1

PENDAHULUAN

Hal-hal yang akan dibahas pada bagian pendahuluan yaitu: (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6) manfaat penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

1.1

Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan dapat memengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki manusia secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio-budaya (Mikarsa, dkk. 2007: 1.2).

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 yang menyebutkan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Munib, dkk. (2012: 31) menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk


(19)

memengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita- cita pendidikan”. Pendapat lain Tilaar (2000) dalam Aunurrahman (2014: 9) menyatakan “pendidikan adalah usaha memberdayakan manusia untuk membentuk dirinya agar mampu berpikir kreatif, mandiri, dan dapat membangun dirinya dan masyarakatnya”.

Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam segala aspek, termasuk mengembangkan kehidupan manusia dan menentukan kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari sumber daya yang dimiliki bangsa tersebut. Baik buruknya kualitas sumber daya manusia yang ada menjadi tolok ukur kemajuan dan perkembangan suatu bangsa. Proses pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya yang dihasilkan. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas pula, yang nantinya akan memengaruhi kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan menjadi faktor penting dalam rangka menciptakan sumber daya yang berkualitas, sehingga akan membawa bangsa menuju ke arah kemajuan. Untuk mewujudkan hal itu, dibutuhkan suatu tujuan pendidikan Indonesia yang termuat dalam tujuan pendidikan nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, yaitu sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(20)

Proses pendidikan tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan hal yang paling pokok. Syah (2015: 63) menyatakan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan yang telah tercantum dalam tujuan pendidikan nasional tersebut sangat bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Apabila proses belajar yang dialami oleh siswa berlangsung dengan optimal, maka tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dengan optimal pula.

Slameto (2013: 2) menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Tu‟u (2004: 76) menyatakan “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. Prestasi belajar yang tinggi merupakan hal yang paling didambakan oleh siswa yang sedang belajar dan akan tercapai apabila siswa mengalami perkembangan dan peningkatan perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Karwati dan Priansa (2014: 155) menyatakan “prestasi belajar akan terlihat berdasarkan perubahan tingkah laku sebelum dan sesudah siswa belajar serta dijadikan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu kegiatan belajar”.


(21)

Pencapaian prestasi belajar antara siswa satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam siswa maupun faktor eksternal yang berasal dari luar siswa. Salah satu faktor internal yang memengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah kebiasaan belajar. Aunurrahman (2014: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Kebiasaan belajar seseorang dapat memengaruhi aktivitas belajarnya dan pada gilirannya dapat memengaruhi prestasi belajar yang diperoleh. Hal ini berarti kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar yang dilakukan secara berulang-ulang dan lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan yang tetap sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Setiap siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Kebiasaan belajar terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik.

Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan memperoleh keberhasilan dalam belajar yang berdampak pada prestasi belajar yang optimal. Kebiasaan belajar yang baik dapat membantu siswa menguasai materi pelajaran dengan mudah, sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik, akan memperoleh kegagalan belajar yang kemudian berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Kebiasaan belajar yang kurang baik dapat mempersulit siswa dalam memahami materi pelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat Sudjana (2014: 173) “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang


(22)

teratur dan berkesinambungan”. Apabila siswa ingin memperoleh prestasi belajar yang baik, maka dalam kegiatan belajarnya ia harus menerapkan kebiasaan belajar yang teratur. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan belajar kurang baik.

Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi faktor dari dalam, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar siswa, salah satunya adalah lingkungan sekolah. Karwati dan Priansa (2014: 268) menyatakan “lingkungan sekolah adalah semua kondisi yang ada di sekolah yang dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah, terutama guru dan siswa sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah”. Lingkungan sekolah yang kondusif akan sangat mendukung bagi kenyamanan dan kelangsungan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Sumantri (2015: 414) menyatakan “suasana belajar yang nyaman akan memungkinkan siswa untuk memusatkan pikiran dan perhatian kepada apa yang sedang dipelajari”. “Siswa yang nyaman akan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga dalam dirinya akan tumbuh kesadaran untuk belajar dengan baik, yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik” (Karwati dan Priansa 2014: 267).

Lingkungan sekolah yaitu guru, staf/karyawan, teman sekelas, dan lingkungan sekolah secara fisik yaitu sarana dan prasarana, keadaan gedung, dan sebagainya dapat memengaruhi kegiatan belajar siswa. Slameto (2013: 64) menyatakan faktor sekolah yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan keadaan gedung. Apabila


(23)

komponen lingkungan sekolah tersebut dapat terpenuhi, maka siswa akan lebih berkonsentrasi pada saat belajar sehingga nantinya dapat mencapai prestasi yang optimal.

Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan baru di luar keluarga yaitu guru, sesama siswa, dan warga sekolah lainnya. Terkadang siswa merasa malu dalam berinteraksi dengan gurunya pada saat pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran. Begitu pula sebaliknya, guru harus menjalin interaksi yang baik dengan siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Selain dengan guru, siswa juga perlu menjalin interaksi yang baik dengan siswa yang lain. Siswa yang memiliki hubungan yang tidak baik dengan teman-temannya, kegiatan belajarnya akan terganggu. Hal itu akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu, menjalin interaksi yang baik antara siswa dan guru serta antara siswa dengan siswa sangat diperlukan agar tidak berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa.

Selain perlunya interaksi antara siswa dan guru serta siswa dan siswa, metode mengajar guru juga memengaruhi belajar siswa. Guru dituntut menerapkan metode mengajar yang bervariasi dan dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas sehingga siswa tidak jenuh dan bosan saat proses pembelajaran. Jika guru menggunakan metode yang didukung dengan media dan alat peraga yang memadai, maka akan mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan perhatian siswa akan terpusat pada apa yang dijelaskan gurunya. Sarana dan prasarana di lingkungan sekolah yaitu buku-buku pelajaran, alat-alat pelajaran,


(24)

dan media pembelajaran yang tersedia lengkap serta keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang memadai dapat berpengaruh positif pada proses belajar mengajar. Selain itu, kedisiplinan juga dapat memengaruhi belajar siswa. Siswa yang terlambat masuk ke kelas pada saat pelajaran berlangsung akan mengganggu konsentrasi siswa lain yang sedang belajar. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar siswa dapat belajar dengan optimal. Sumantri (2015: 415) menyatakan “suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila suasana kelas dan lingkungan sekitarnya mendukung terlaksananya proses belajar siswa sehingga akan menghantarkan siswa pada prestasi belajar yang optimal”.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 5-9 Januari 2016 dengan guru kelas V di SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal, banyak siswa yang belum memperoleh prestasi belajar yang diharapkan. Hal itu ditandai dengan nilai yang diperoleh masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kebiasaan belajar belum membudaya dalam diri siswa yang terlihat pada saat aktivitas belajar siswa di sekolah. Beberapa siswa masih terlihat tidak mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR) yang telah diberikan guru dengan alasan lupa dan tidak membawa buku PR. Siswa yang tidak mengerjakan PR di rumah, biasanya akan berangkat lebih pagi untuk mengerjakannya di sekolah. Beberapa siswa masih terlihat bekerja sama bahkan menyontek jawaban teman-temannya pada saat ulangan. Hal itu menunjukkan siswa kurang memiliki kesiapan untuk mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Dalam proses pembelajaran, saat guru bertanya tentang materi yang telah diajarkan, beberapa siswa cenderung diam dan pasif dalam menanggapi


(25)

pertanyaan guru. Terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan guru. Kemampuan siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran juga berbeda-beda. Ada siswa yang langsung dapat memahami apa yang disampaikan guru dan ada pula siswa yang kesulitan dalam menangkap materi sehingga guru harus menjelaskan ulang materi tersebut sampai siswa benar-benar paham. Beberapa siswa ada yang rajin mencatat dan merangkum materi yang disampaikan guru. Pada saat guru memberikan soal latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi, ada siswa yang mengerjakan soal dengan baik dan ada juga siswa yang kesulitan sehingga memerlukan bimbingan dari guru. Dengan demikian, akan terlihat siswa yang belajar dengan teratur dan yang tidak.

Kondisi lingkungan sekolah memiliki keterbatasan berkaitan dengan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa, yaitu adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, metode mengajar guru, dan kedisiplinan. Sarana dan prasarana yaitu ruang perpustakaan dan keadaan gedung sekolah kurang memadai. Buku-buku yang digunakan sebagai referensi pembelajaran di perpustakaan belum tersedia dengan lengkap. Gedung sekolah yang letaknya di pinggir jalan raya dan pasar membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif. Hal tersebut membuat konsentrasi siswa menjadi terganggu yang akhirnya memengaruhi kegiatan belajar siswa di sekolah. Guru belum menerapkan metode mengajar yang mampu mengaktifkan siswa saat proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran yang diharapkan dapat menambah variasi metode pembelajaran belum sepenuhnya dilakukan oleh guru


(26)

sehingga kegiatan pembelajaran belum berjalan optimal. Dalam hal kedisiplinan, masih ada beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah dan tidak mengerjakan PR yang diberikan oleh guru sehingga kedisiplinan siswa masih kurang.

Kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi siswa untuk meraih prestasi belajarnya. Kebiasaan belajar bukan bakat alamiah yang berasal dari lahir, tetapi sesuatu yang harus dibentuk. Oleh karena itu, peran dari orang tua dan guru sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan belajar siswa agar mereka dapat meraih prestasi belajar yang diharapkan. Selain kebiasaan belajar, lingkungan sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran harus menciptakan suasana kondusif, hubungan dan komunikasi per orang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif dan interaktif, sarana penunjang yang cukup memadai, dan kedisiplinan sekolah yang dilaksanakan oleh semua warga sekolah sehingga akan mendorong siswa mencapai prestasi belajar yang optimal.

Beberapa penelitian yang relevan dengan masalah tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Infirul Tati‟ah Mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung tahun ajaran 2009/2010 dengan sumbangan pengaruh sebesar 14%.


(27)

Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Surakarta tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Fasilitas Belajar

dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Kradenan Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa fasilitas belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas V di SD Negeri Kradenan dengan sumbangan pengaruh sebesar 25,8%.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal”.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

(1) Beberapa siswa masih memperoleh prestasi belajar yang rendah. (2) Beberapa siswa cenderung pasif dalam mengikuti proses pembelajaran. (3) Beberapa siswa tidak mengerjakan PR dari guru.

(4) Pada saat ulangan, masih ada siswa yang menyontek jawaban teman. (5) Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran. (6) Beberapa guru kurang memvariasikan metode mengajar sehingga siswa

kurang aktif di dalam kegiatan pembelajaran.

(7) Beberapa siswa kurang berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lain. (8) Beberapa siswa kurang disiplin.


(28)

1.3

Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup dan fokus masalah yang diteliti. Pembatasan masalah ini untuk menjelaskan maksud dan tujuan dalam penelitian sehingga pembahasan tidak meluas agar lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, peneliti membatasi masalah, yaitu prestasi belajar siswa dalam nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap kelas V tahun ajaran 2015/2016.

1.4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

(1) Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal? (2) Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa

kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal? (3) Adakah pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal?

1.5

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

5.1.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V di SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.


(29)

5.1.2 Tujuan Khusus

(1) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

(2) Mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

(3) Mengetahui ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal.

1.6

Manfaat Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai manfaat penelitian. Setelah penelitian ini dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara rinci manfaat teoritis maupun praktis dari penelitian ini sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang bersifat teoritis. Secara teori, penelitian ini dilakukan untuk mendukung teori-teori yang sudah ada.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa serta menjadi acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, khususnya di bidang psikologi pendidikan.


(30)

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini yang bersifat praktik dalam kegiatan belajar. Manfaat praktis ini ditujukan pada berbagai pihak terkait yaitu sekolah, guru, dan peneliti.

1.6.2.1Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu dengan memfasilitasi kegiatan belajar siswa sehingga siswa dapat belajar secara efektif.

1.6.2.2Bagi Guru

(1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik pada siswa sehingga siswa dapat menerapkan kebiasaan itu dalam kegiatan belajarnya.

(2) Guru dapat meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa agar prestasi belajar siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 1.6.2.3Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian dan memberikan bekal kepada peneliti menjadi calon pendidik dalam menanamkan kebiasaan belajar yang baik dan lingkungan yang kondusif bagi siswa.


(31)

14

KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka ini, akan dibahas tentang: (1) kajian teori, (2) kajian empiris, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis. Uraiannya sebagai berikut.

2.1

Kajian Teori

Pada kajian teori ini, akan dibahas tentang: (1) prestasi belajar, (2) kebiasaan belajar, (3) lingkungan sekolah, (4) pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar, (5) pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar, dan (6) pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Uraian selengkapnya sebagai berikut.

2.1.1 Prestasi Belajar

Pada bagian ini, akan membahas tentang prestasi belajar yang meliputi pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, dan faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa. Berikut uraian selengkapnya.

2.1.1.1Pengertian Belajar

Setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu, tidak terlepas dari kegiatan belajar. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan tingkah laku pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut terjadi secara keseluruhan. Slameto (2013:2) menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.


(32)

Rifa‟i dan Anni (2012: 66) menyatakan “belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang”. Karwati dan Priansa (2014: 188) mengemukakan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman atau interaksi dengan lingkungan, yang ditandai dengan peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan lain yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses belajar yang dialami oleh siswa.

Gagne dalam Slameto (2013:13) mengemukakan teori terhadap masalah belajar dengan memberikan dua definisi, yaitu belajar adalah proses untuk memperoleh informasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, serta belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Pendapat lain dari Purwanto (2014: 102) menyatakan “belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan”.

Berdasarkan definisi belajar dari para ahli, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan yang relatif menetap atau permanen. Perubahan itu diperoleh individu dari hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Seseorang dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan tingkah laku dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi tidak hanya dari aspek kognitif atau pengetahuan, tetapi juga dalam wujud peningkatan keterampilan, kecakapan, sikap, tingkah laku, daya pikir, dan sebagainya.


(33)

2.1.1.2Pengertian Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini merupakan wujud dari proses belajar yang telah dilakukan siswa di sekolah. Tu‟u (2004: 75 -6) menyatakan “prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”. Tu‟u menyatakan “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”.

Tu‟u berpendapat prestasi belajar adalah hasil belajar siswa berupa nilai atau angka yang diperoleh siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Nilai atau angka yang diperoleh merupakan hasil evaluasi yang dilakukan guru terhadap tugas dan ulangan yang ditempuh siswa. Dengan demikian, guru akan melihat tingkat penguasaan siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Saefullah (2012: 171) menyatakan:

Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Saefullah menyatakan “prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa, berupa kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester di dalam rapor”. Melalui prestasi belajar, siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.


(34)

Berdasarkan definisi prestasi belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran di sekolah dalam waktu tertentu yang ditunjukkan melalui nilai atau angka. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui prestasi belajar peneliti menggunakan data yang diperoleh dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016 dan dibatasi pada ranah kognitif.

2.1.1.3Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Setiap siswa memperoleh prestasi belajar yang berbeda-beda. Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat memengaruhi pencapaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Hal ini dapat dikemukakan oleh Djaali (2014: 99) sebagai berikut:

Faktor dari dalam diri (internal) meliputi kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar. (1) Kesehatan, kesehatan dapat memengaruhi belajar seseorang. Apabila orang tersebut sedang sakit, maka akan mengakibatkan tidak ada motivasi belajar. Hal ini berdampak secara psikologis, karena dalam tubuh yang kurang sehat maka akan mengalami gangguan pula pada pikiran; (2) Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi dan bakat yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya; (3) Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu merupakan dasar untuk mencapai tujuan. Motivasi


(35)

merupakan dorongan dari dalam maupun dari luar diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena adanya keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu; (4) Cara belajar, teknik atau cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan tercipta kebiasaan yang baik dan memengaruhi prestasi belajar yang baik pula.

Faktor dari luar diri (eksternal) meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar. (1) Keluarga, situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Pendidikan, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan dengan orang tua, perkataan, dan bimbingan orang tua memengaruhi pencapaian prestasi belajar anak; (2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas memengaruhi kegiatan belajar siswa; (3) Masyarakat, apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar; (4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat memengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk dapat menunjang proses belajar.

Syah (2015: 145) menyatakan faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa), faktor eksternal (dari luar diri siswa), dan faktor pendekatan belajar.


(36)

Faktor internal meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis (jasmaniah) dan aspek psikologis (rohaniah). (1) Aspek fisiologis yaitu kondisi umum tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya serta tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat yang dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan yang disajikan di kelas. (2) Aspek psikologis, meliputi tingkat intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi.

Intelegensi/kecerdasan merupakan faktor yang besar peranannya dalam menentukan berhasil/tidaknya mengikuti program pendidikan. Pada umumnya orang yang mempunyai taraf kecerdasan tinggi akan lebih baik prestasinya bila dibandingkan dengan orang yang mempunyai taraf kecerdasan yang sedang/rendah. Sikap merupakan gejala internal yang cenderung merespon atau mereaksi dengan cara yang relatif tetap terhadap orang, barang, dan sebagainya, baik yang positif ataupun negatif. Sikap siswa yang merespon dengan positif merupakan awal yang baik bagi proses pembelajaran yang akan berlangsung, sedangkan sikap negatif terhadap guru ataupun pelajaran apalagi disertai dengan sikap benci maka akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar yang kurang maksimal.

Setiap individu mempunyai bakat dan berpotensi untuk mencapai prestasi atau tingkat tertentu dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu. Selain bakat, minat dan motivasi juga memengaruhi prestasi belajar siswa. Minat dapat diartikan kecenderungan atau kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat memengaruhi prestasi belajar siswa, sebagai contoh siswa


(37)

yang mempunyai minat dalam bidang matematika akan lebih fokus dan intensif ke dalam bidang tersebut sehingga memungkinkan mencapai hasil yang memuaskan. Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi bisa berasal dari dalam diri setiap individu dan datang dari luar individu tersebut.

Faktor eksternal siswa, meliputi faktor lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. (1) Lingkungan sosial ini meliputi lingkungan orang tua dan keluarga, sekolah, serta masyarakat. Lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh dan memengaruhi kegiatan belajar adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu saja akan banyak meniru dari keluarga terdekatnya seperti sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa. Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di sekolah dapat memengaruhi semangat belajar siswa. Lingkungan masyarakat juga sangat memengaruhi karena siswa berada dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan pergaulan sehari-hari yang dapat memengaruhi prestasi belajar. (2) faktor nonsosial meliputi gedung sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar siswa.

Faktor pendekatan belajar juga memengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang


(38)

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa secara umum terdiri atas dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Ketika seorang siswa memperoleh prestasi belajar yang kurang baik, belum tentu karena tidak pandai atau bodoh. Kegagalan atau kurang baiknya prestasi belajar yang diraih oleh siswa dapat terjadi karena adanya faktor yang memengaruhinya. Guru dan orang tua siswa perlu mengetahui dan memahami faktor yang dapat menghambat proses belajar dan membantu siswa dalam menghadapi berbagai kendala yang muncul pada prestasi belajarnya. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda sehingga perlu adanya dukungan dari orang tua dan guru agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

2.1.2 Kebiasaan Belajar

Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan tentang pengertian kebiasaan belajar, komponen kebiasaan belajar, aspek-aspek kebiasaan belajar, dan pembentukan kebiasaan belajar yang baik. Uraiannya sebagai berikut.

2.1.2.1Pengertian Kebiasaan Belajar

Slameto (2013:82) “belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, dan cara-cara yang dipakai itu akan menjadi


(39)

kebiasaan. Kebiasaan belajar akan memengaruhi belajar itu sendiri”. Pendapat Burghardt (1973) dalam Syah (2015: 120) mengemukakan:

Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan ini, muncul suatu pola perilaku baru yang relatif, menetap, dan otomatis.

Syah (2015: 128) mengemukakan “kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual)”. Pendapat Covey dalam Aunurrahman (2014: 125) mengemukakan:

Suatu tindakan tertentu dapat tumbuh subur menjadi kebiasaan bilamana didukung dengan motivasi atau keinginan yang kuat untuk melakukan secara terus menerus. Oleh karena itu di dalam pembelajaran, setiap guru di samping memberikan pengetahuan dan alasan kepada siswa untuk melakukan sesuatu, tentu harus diiringi dengan cara melakukannya dengan baik. Kedua hal ini akan dapat efektif bilamana siswa memiliki keinginan atau dorongan untuk melakukannya menjadi suatu kebiasaan.

Aunurrahman (2014: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Pendapat lain dari Djaali (2014: 128) menyatakan “kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Djaali (2014: 128) mengemukakan “kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan


(40)

waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Pada umumnya, setiap orang bertindak berdasarkan force of habit, walaupun sebenarnya ada cara lain yang lebih menguntungkan untuk dilakukan. Kebiasaan dianggap sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Sudjana (2014: 173) menyatakan “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.

Berdasarkan definisi-definisi kebiasaan belajar tersebut, dapat disimpulkan kebiasaan belajar adalah suatu perilaku belajar seseorang yang terbentuk karena dilakukan secara berulang-ulang dan sifatnya relatif menetap. Berbagai perilaku belajar tersebut menjadi terbiasa sehingga terlaksana secara otomatis dan spontan tanpa ada paksaan dan tanpa memerlukan pikiran. Kebiasaan bukan merupakan bakat alamiah yang berasal dari faktor bawaan, tetapi sesuatu yang harus dibentuk melalui pengalaman, latihan, dan belajar secara terus-menerus berkesinambungan. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang baik perlu ditanamkan dan dikembangkan sedikit demi sedikit pada siswa agar ia memperoleh prestasi belajar yang baik. Kebiasaan seseorang dalam belajar secara teratur dapat terbentuk dari kebiasaan siswa belajar mandiri di rumah dan kebiasaan belajar ketika di sekolah.

2.1.2.2Komponen Kebiasaan Belajar

Djaali (2014: 128) mengemukakan kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: (1) Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk pada ketepatan waktu penyelesaian tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam


(41)

belajar; (2) Work Methods (WM) merupakan kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.

2.1.2.3Aspek-aspek Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar tentunya ada kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh hasil yang maksimal. Slameto (2013: 82-91) menjelaskan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, (2) membaca dan membuat catatan, (3) mengulangi bahan pelajaran, (4) konsentrasi, dan (5) mengerjakan tugas.

Kebiasaan belajar yang baik dimulai dari membuat jadwal. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan berhasil apabila siswa dapat membagi waktu belajarnya, yaitu dengan membuat jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur, disiplin dan efisien. Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Siswa yang menyusun jadwal dan melaksanakannya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat menandakan siswa mampu memanfaatkan waktu-waktu yang tersedia setiap harinya untuk kegiatan belajar, tidur, makan, mandi, olahraga, dan sebagainya. Membuat jadwal dan melaksanakannya dengan baik merupakan hal yang termasuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Membaca dan membuat catatan juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca karena membaca adalah alat belajar. Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik


(42)

adalah sebagai berikut: memerhatikan kesehatan mata, memiliki jadwal belajar, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Setiap siswa yang ingin meningkatkan prestasi belajar, ia harus teratur membaca buku pelajaran setiap harinya. Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja, siswa perlu membaca sumber belajar lain untuk memperluas pengetahuan mereka. Tidak hanya buku pelajaran, buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran juga penting agar pengetahuan siswa bertambah. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh.

Siswa terkadang lupa dengan hal-hal yang telah dibacanya sehingga perlu untuk membuat catatan kecil agar siswa dapat mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Membuat catatan juga besar pengaruhnya dalam belajar karena membantu siswa dalam mengingat hal-hal penting pada setiap materi pelajaran yang dipelajarinya. Dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dipelajari atau dibaca itu ditulis, tetapi diambil intisarinya saja sehingga siswa mencatat rangkuman materi dari mata pelajaran yang telah dipelajari. Catatan yang dibuat dengan rapi dan ditulis dengan jelas akan membuat siswa mudah untuk mempelajari semua materi secara umum dalam belajar sehingga dapat meraih prestasi belajar yang diharapkan.

Catatan materi yang telah dibuat siswa dapat digunakan untuk mengulang agar materi pelajaran tetap diingat oleh siswa. Mengulangi bahan pelajaran penting karena dengan adanya pengulangan (review), bahan pelajaran yang belum


(43)

dikuasai akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Caranya adalah dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan itu. Agar dapat mengulang dengan baik, maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang dengan sungguh-sungguh. Metode menghafal bermacam-macam, yaitu dapat dengan cara diam tetapi otak berusaha untuk mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan, dan dapat juga dengan cara menulisnya.

Dalam setiap kegiatan belajar, konsentrasi sangat diperlukan karena menentukan prestasi belajar seseorang. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, bukan bakat atau pembawaan. Seseorang yang belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik dalam belajar. Siswa harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran dalam belajar karena konsentrasi merupakan kunci untuk berhasil dalam belajar. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik, siswa harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi, tempat untuk belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memerhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah yang mengganggu belajar dan bertekad untuk mencapai tujuan dan hasil terbaik dalam setiap belajar.

Menguji pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajarinya dapat dilakukan dengan cara mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas


(44)

dengan baik akan membuat siswa berhasil dalam belajarnya karena dapat melatih kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas itu mencakup mengerjakan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal itu karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Menunda mengerjakan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Pada dasarnya, dalam proses pembelajaran ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Aunurrahman (2014: 185) mengemukakan beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, yaitu: (1) belajar tidak teratur, (2) daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa), (3) belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian, (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, (5) tidak terbiasa membuat ringkasan, (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran, (7) senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas, (8) sering datang terlambat, dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok). Dimyati dan Mudjiono (2010: 246) menyatakan kebiasaan belajar yang kurang baik, yaitu: (1) belajar pada akhir semester, (2) belajar tidak teratur, (3) menyia-nyiakan kesempatan belajar, (4) bersekolah hanya untuk bergengsi, (5) datang terlambat bergaya pemimpin, (6) bergaya jantan, seperti merokok, sok menggurui teman lain, dan (7) bergaya minta belas kasihan tanpa belajar.


(45)

Berdasarkan penjelasan tentang aspek-aspek kebiasaan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang tidak baik. Siswa yang ingin memperoleh prestasi belajar yang optimal, maka siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang baik. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik akan mudah dalam memahami dan menguasai materi pelajaran yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik akan mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Hal itu akan menghambat kemajuan belajarnya yang pada akhirnya mengalami kegagalan dalam prestasi. Kebiasaan belajar yang baik ini perlu ditanamkan dan dikembangkan dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, kebiasaan belajar yang kurang baik harus dihindari dan diubah melalui kegiatan pembiasaan, pembinaan disiplin belajar pada siswa, dan dengan memberikan penguatan dalam belajar. Hal itu dikarenakan kebiasaan belajar bukan bakat alamiah, tetapi merupakan perilaku yang dipelajari dengan sengaja. Dengan demikian, akan dapat mengurangi kebiasaan belajar yang tidak baik dan membangkitkan kepercayaan diri siswa untuk lebih giat belajar sehingga dapat memperoleh prestasi belajar yang diharapkan.

2.1.2.4Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik

Keberhasilan belajar siswa akan diperoleh apabila ia dapat menerapkan kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan bukan bawaan dari lahir, tetapi siswa dapat membentuk sendiri kebiasaan itu melalui latihan dan belajar secara berkesinambungan. Kebiasaan dapat dibentuk melalui saran-saran yang dapat


(46)

dilakukan untuk mendapatkan kebiasaan belajar yang baik. Berikut ini adalah saran yang dikemukakan Crow dan Crow yang dikutip oleh Purwanto (2014: 120-1) untuk membiasakan belajar yang efisien sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik: (1) miliki dahulu tujuan belajar yang pasti; (2) usahakan adanya tempat belajar yang memadai; (3) jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental; (4) rencanakan dan ikuti jadwal waktu untuk belajar; (5) menyelingi belajar dengan waktu-waktu istirahat yang teratur; (6) carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf; (7) selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation); (8) lakukan metode keseluruhan (whole method); (9) usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat; (10) buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi; (11) adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut; (12) susunlah dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan mencoba untuk menemukan jawabannya; (13) pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar; (14) pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya; (15) biasakan membuat rangkuman dan kesimpulan; (16) buat kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar; (17) pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang, dan meneliti pendapat beberapa pengarang; (18) belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya; dan (19) analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

Kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa. Keberhasilan belajar tergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur. Sudjana (2014: 165-173)


(47)

menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar, yaitu: (1) cara mengikuti pelajaran, (2) cara belajar mandiri di rumah, (3) cara belajar kelompok, (4) mempelajari buku teks, dan (5) menghadapi ujian.

Kebiasaan belajar dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Kebiasaan belajar dapat dilihat dari bagaimana siswa mengikuti pelajaran di sekolah. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan proses belajar yang penting. Menyiapkan perlengkapan belajar dan datang ke sekolah tepat waktu merupakan awal yang baik sebelum mengikuti pelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa memiliki kewajiban untuk mendengarkan dan memerhatikan dengan baik dan penuh konsentrasi, mencatat hal-hal yang tidak jelas untuk ditanyakan kepada guru, kemudian merangkum pokok-pokok materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga aktif menyampaikan pendapat, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan guru, dan mencocokkan atau menyamakan materi pelajaran dengan teman yang lain agar tidak terjadi kesalahan penafsiran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan belajar yang baik.

Kebiasaan belajar tidak hanya di sekolah tetapi juga dapat dilihat dari bagaimana siswa belajar di rumah. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar, yaitu memiliki jadwal belajar sendiri. Bukan lamanya belajar tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas. Selain itu, mempelajari kembali catatan hasil pelajaran di sekolah, membuat rangkuman, dan merumuskan pertanyaan sendiri dari catatan yang dibuat lalu menjawabnya, dan mengerjakan tugas.


(48)

Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan kejenuhan sehingga perlu adanya variasi belajar, seperti belajar bersama dengan teman kelompok. Belajar kelompok akan memudahkan dalam memecahkan persoalan terkait materi pelajaran secara bersama. Setiap orang memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan. Belajar kelompok yaitu mengajak teman berdiskusi, memiliki jadwal belajar bersama teman, menentukan permasalahan materi yang akan dibahas, membahas materi satu per satu hingga tuntas, bertanya kepada guru saat menemui kesulitan, kesimpulan hasil diskusi dicatat untuk dipelajari.

Setiap kegiatan belajar tidak akan terlepas dari buku karena merupakan sumber ilmu yang diperlukan siswa. Kebiasaan membaca buku harus membudaya pada siswa agar lebih memahami materi pelajaran dan dapat mengetahui terlebih dahulu sebelum materi pelajaran tersebut dijelaskan oleh guru. Cara mempelajari buku pelajaran yaitu menentukan materi yang ingin dipelajari, membaca keseluruhan, membuat catatan penting, menandai pada hal-hal penting, menggabungkan catatan yang dibuat dengan catatan yang sudah ada, dan membuat pertanyaan-pertanyaan dari buku tersebut. Mempelajari buku akan memudahkan dalam menyelesaikan masalah terkait materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

Siswa yang memiliki kebiasaan membaca atau mempelajari buku pelajaran tentu akan lebih mudah dalam menjawab soal saat ujian. Sebagian besar siswa memiliki kebiasaan belajar pada saat menjelang ujian. Hal tersebut menandakan dalam diri siswa belum tertanam kebiasaan belajar yang baik. Belajar pada saat


(49)

menjelang ujian akan memberikan hasil yang tidak optimal karena siswa akan ragu-ragu dan tidak memiliki kepercayaan diri dalam menjawab soal ujian. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang teratur dan menghindari belajar saat menjelang ujian agar memperoleh hasil yang optimal. Selain itu, memperkuat kepercayaan diri dengan tidak menyontek jawaban teman, membaca setiap pertanyaan dengan teliti sambil mengingat jawabannya, mendahulukan menjawab pertanyaan yang lebih mudah, dan memeriksa kembali jawaban sebelum diserahkan.

Petunjuk dalam proses belajar tersebut perlu dilakukan secara rutin sehingga membentuk kebiasaan belajar pada diri siswa. Hal tersebut karena cara-cara belajar yang baik dan dilakukan secara-cara berulang-ulang, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti pelajaran tergantung dari kebiasaan belajar yang teratur. Seseorang memiliki kebiasaan belajar yang salah menyebabkan ia malas belajar dan berakibat pada prestasi belajar yang diperoleh tidak optimal. Belajar dalam tempo dan kadar belajar yang berat menjelang ujian, kurang membantu dalam keberhasilan belajar. Kebiasaan belajar harus dimulai sejak dini kepada siswa dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya.

2.1.3 Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan tentang pengertian lingkungan sekolah dan unsur-unsur lingkungan sekolah. Uraian selengkapnya sebagai berikut.


(50)

2.1.3.1Pengertian Lingkungan Sekolah

Manusia dalam kehidupannya pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar. Lingkungan secara langsung maupun tidak langsung dapat memengaruhi tingkah laku manusia. Dalyono (2009) dalam Karwati dan Priansa (2014: 267) menyatakan “lingkungan sebenarnya mencakup segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial kultural”. Munib, dkk. (2012: 72) menyatakan lingkungan diartikan sebagai semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala perilakunya yang dapat memengaruhi kelangsungan kehidupan manusia dan kesejahteraan makhluk hidup lain yang ada di sekitarnya. Manusia dan lingkungan terjadi hubungan timbal balik dan saling memengaruhi satu sama lain. Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) yang dikutip dalam Purwanto (2014: 27) menyatakan “lingkungan ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu memengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita, kecuali gen-gen”. “Lingkungan pendidikan diartikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan” (Munib, dkk. 2012: 72). Salah satu lingkungan pendidikan adalah lingkungan sekolah.

Sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Siswoyo (2011: 110) menyatakan “sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mengembangkan dan meneruskan pendidikan anak menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan bertingkah laku baik”. Tu‟u (2004: 1) menyatakan “sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, di mana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu


(51)

pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik”. Tu‟u (2004: 18) menyatakan nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin, dan ilmu pengetahuan.

Karwati dan Priansa (2014: 267-8) mengemukakan lingkungan sekolah yang kondusif sangat mendukung bagi kenyamanan dan kelangsungan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Lingkungan sekolah dikatakan efektif apabila mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa untuk tumbuh dan berkembang dalam proses pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah adalah semua kondisi yang ada di sekolah yang dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah, terutama guru dan siswa sebagai ujung tombak proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan definisi lingkungan sekolah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka membantu mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa serta dapat memengaruhi tingkah laku warga sekolah terutama guru dan siswa.

2.1.3.2Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Proses belajar mengajar memerlukan lingkungan yang mendukung siswa dan guru agar dapat berkonsentrasi dalam belajar. Slameto (2013: 64-9)


(52)

menyatakan faktor sekolah yang memengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, dan keadaan gedung/ruang kelas.

Metode mengajar guru dapat memengaruhi belajar siswa. Mengajar merupakan kegiatan membimbing agar peserta didik mengalami proses belajar. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa siswa untuk belajar dengan efektif (Karwati dan Priansa 2014: 88). Untuk itu, guru mengajar harus efektif agar siswa memperoleh prestasi belajar yang efektif pula. Syarat mengajar yang efektif adalah guru mampu menggunakan variasi metode pada saat mengajar sehingga mampu menarik perhatian siswa dan suasana kelas menjadi lebih hidup. Mengajar dengan metode ceramah saja membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, dan pasif dalam pembelajaran. Guru juga harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin dan mampu menjelaskan materi tersebut dengan jelas. Selain itu, guru harus memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar sehingga akan mantap saat di depan kelas. Metode mengajar guru yang kurang baik akan memengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik, seperti guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga akan berdampak pada keberhasilan belajar siswa. Metode mengajar harus diusahakan tepat dan efektif mungkin.

Kurikulum juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Kurikulum dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa dengan menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum merupakan pedoman bagi guru


(53)

dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Apabila kurikulum kurang baik, maka akan berpengaruh kurang baik pula terhadap belajar siswa. Kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat dan minat akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar. Hal ini dapat memengaruhi prestasi belajar menjadi tidak maksimal. Kurikulum yang baik dan seimbang adalah kurikulum yang sesuai dengan kemampuan siswa, mampu mengembangkan segala segi kepribadian siswa, dan sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Proses belajar mengajar terjadi karena adanya relasi atau interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. “Interaksi adalah suatu hubungan atau kegiatan timbal balik antara individu yang satu dengan yang lain, yang di dalamnya ada proses saling memengaruhi, mengubah, dan memperbaiki” (Karwati dan Priansa 2014: 273). Interaksi belajar mengajar terjadi karena ada komunikasi antara siswa dengan guru dan siswa dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya relasi yang baik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa yang menyukai gurunya juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya. Guru yang kurang berinteraksi secara akrab dengan siswa menyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar. Siswa akan merasa jauh dari guru dan tidak mau berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar. Guru sebagai pendidik harus memiliki sikap dan kepribadian yang baik dan dapat dijadikan teladan bagi siswa. Guru akan disegani oleh siswa yang akan membuat relasi guru dengan siswa menjadi akrab.


(54)

Relasi antara siswa dan siswa juga penting. Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak akan dapat melihat di dalam kelas ada grup yang saling bersaing tidak sehat, jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Siswa yang memiliki sifat dan tingkah laku yang kurang menyenangkan teman-temannya, akan mengalami rasa rendah diri dan tekanan batin sehingga akan diasingkan dari kelompoknya. Siswa akan malas untuk masuk sekolah karena mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-temannya. Akibatnya, proses belajarnya akan terganggu. Menciptakan relasi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sangatlah penting sehingga akan memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.

Faktor disiplin sekolah juga memengaruhi belajar siswa. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain. Kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya. Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Sekolah yang kurang disiplin, seperti banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas sekolah, sering datang terlambat, tidak menaati tata tertib sekolah maupun kelas, dan sebagainya akan berpengaruh negatif pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, agar siswa disiplin haruslah guru dan seluruh staf sekolah disiplin pula.

Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang menyediakan alat pelajaran yang lengkap dan


(55)

tepat meliputi buku-buku sumber belajar, laboratorium, dan media akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan lebih giat lagi. Purwanto (2014: 105) menyatakan “sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari gurunya, kecakapan guru menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah belajar anak”. Alat pelajaran yang kurang lengkap akan menghambat proses belajar mengajar karena guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran. Siswa juga kesulitan dalam menerima pelajaran dari gurunya. Sekolah perlu mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sehingga mendukung kegiatan belajar mengajar.

Keadaan gedung juga memengaruhi proses belajar mengajar. Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas. Jika keadaan gedung memadai, maka proses belajar berjalan efektif. Begitu pula sebaliknya, keadaan gedung yang kurang memadai membuat aktivitas belajar siswa menjadi kurang efektif. Slameto (2013: 76) menyatakan untuk dapat belajar dengan efektif, maka diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya: ruang belajar harus bersih, tidak ada bau-bauan yang dapat mengganggu konsentrasi pikiran; ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata; cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan sebagainya. Apabila komponen tersebut belum terpenuhi, maka akan memengaruhi kelancaran proses belajar mengajar siswa sehingga berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.


(56)

Aunurrahman (2014: 195-6) menyatakan “keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media atau alat bantu belajar merupakan komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan belajar siswa”. Aunurrahman (2014: 195-6) mengatakan “ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya motivasi untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik”.

Karwati dan Priansa (2014: 278) mengemukakan lingkungan sekitar sekolah sangat menentukan kenyamanan siswa, misalnya lingkungan sekolah yang dekat dengan pabrik yang bising dan berpolusi udara, berada di pinggir jalan raya yang padat dan berisik, berdekatan dengan tempat pembuangan sampah atau sungai yang tercemar sampah menimbulkan ketidaknyamanan siswa dalam belajar. Hal itu akan sangat mengganggu proses pembelajaran siswa sehingga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu, lingkungan sekitar sekolah juga dapat memengaruhi konsentrasi belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan tentang lingkungan sekolah tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah sangat besar peranannya dalam menentukan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Apabila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif, hubungan dan komunikasi setiap


(57)

orang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang yang cukup memadai, siswa tertib disiplin, maka kondisi kondusif tersebut akan memberikan kenyamanan dan kelancaran proses pembelajaran. Keadaan ini diharapkan membuat prestasi belajar siswa lebih optimal.

2.1.4 Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Kebiasaan belajar merupakan faktor yang memengaruhi siswa dalam pencapaian prestasi belajarnya. Kebiasaan belajar bukan merupakan bakat alamiah atau pembawaan lahir yang dimiliki siswa sejak kecil. Kebiasaan belajar terdapat kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Dalam proses keberhasilan dalam menguasai materi pelajaran tergantung pada kebiasaan belajar yang dilakukan siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Sudjana (2014: 173) “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Siswa dikatakan memiliki kebiasaan belajar yang baik apabila ia mampu memilih cara-cara belajar yang baik dan diterapkan dalam kegiatan belajarnya sehari-hari. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan akan mudah memahami dan menguasai materi pelajaran, baik yang disampaikan oleh guru di sekolah maupun yang dipelajari sendiri dari buku pelajaran. Berbeda dengan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik, ia akan mengalami kesulitan dalam menguasai dan memahami materi pelajaran. Hal itu akan menghambat kemajuan dan kesuksesan belajarnya di sekolah sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh. Dengan kata lain, semakin baik kebiasaan belajar yang dilakukan siswa, maka akan semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.


(58)

2.1.5 Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar

Lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Prestasi belajar di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh bagaimana siswa dapat memahami pelajaran di sekolah, tetapi juga kondisi lingkungan sekolahnya yang mendukung. Slameto (2013: 72) menyatakan “lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya”. Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam proses belajar siswa. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah perlu menyediakan segala kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan. Kebutuhan tersebut adalah terciptanya lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan belajar siswa sehingga membantu siswa untuk mencapai prestasi yang optimal.

Lingkungan sekolah yang mendukung akan memberikan kenyamanan bagi siswa sehingga dapat belajar dengan optimal yang pada akhirnya dapat mencapai prestasi yang baik. Sejalan dengan pendapat Karwati dan Priansa (2014: 267) “siswa yang nyaman akan memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga dalam dirinya akan tumbuh kesadaran untuk belajar dengan baik, yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik”. Lingkungan sekolah yang kurang mendukung kegiatan belajar siswa membuat siswa kurang nyaman untuk belajar sehingga pencapaian prestasi belajar kurang maksimal. Dengan kata lain semakin baik lingkungan sekolah, maka semakin baik pula prestasi belajar yang diperoleh siswa di sekolah.


(59)

2.1.6 Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah terhadap Prestasi Belajar

Kebiasaan belajar yang baik menjadi hal yang penting dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Siswa dikatakan memiliki kebiasaan belajar yang baik apabila ia mampu memilih cara-cara belajar yang baik kemudian ia terapkan dalam kesehariannya sehingga akan tercipta suasana belajar yang benar-benar mendukung untuk belajar. Hal tersebut akan mendorong kelancaran proses belajar siswa. Proses belajar akan lebih optimal apabila ditunjang dengan lingkungan sekolah yang kondusif. Sumantri (2015: 415) menyatakan “suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila suasana kelas dan lingkungan sekitarnya mendukung terlaksananya proses belajar siswa sehingga akan menghantarkan siswa pada prestasi belajar yang optimal”.

Slameto (2013: 28) menyatakan “proses belajar perlu adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan”. Selain dari dalam diri siswa perlu menerapkan kebiasaan belajar yang baik, sekolah sebagai tempat belajar siswa juga harus menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Apabila lingkungan sekolah siswa mendukung, maka kegiatan belajar akan berlangsung dengan lancar. Dengan adanya kebiasaan belajar yang baik, kemudian didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif, akan diperoleh prestasi belajar yang optimal. Dapat dikatakan bahwa semakin baik kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah, akan semakin baik pula prestasi belajarnya.

2.2

Kajian Empiris

Kajian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu kajian tentang hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan beberapa peneliti. Berikut uraiannya.


(1)

SURAT TANDA SUDAH MELAKSANAKAN PENELITIAN SD NEGERI DUKUH TENGAH 03


(2)

SURAT TANDA SUDAH MELAKSANAKAN PENELITIAN SD NEGERI DUKUH TENGAH 04


(3)

SURAT TANDA SUDAH MELAKSANAKAN PENELITIAN SD NEGERI WANASARI


(4)

Lampiran 29

DOKUMENTASI UJI COBA ANGKET DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Pelaksanaan Uji Coba Angket di SD Negeri Margasari 01

Pelaksanaan Uji Coba Angket di SD Negeri Margasari 03

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Margasari 04

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Margasari 05


(5)

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Margasari 06

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Margasari 07

Pelaksanaan Uji Coba Angket di SD Negeri Dukuh Tengah 01

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Dukuh Tengah 02


(6)

Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Dukuh Tengah 03

Pelaksanaan Uji Coba Angket di SD Negeri Dukuh Tengah 04


Dokumen yang terkait

Kebiasaan Menonton Televisi, Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 101791 Patumbak.

1 62 79

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas V SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bekasi

0 5 91

PENGARUH KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN III KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

2 59 166

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DIDAERAH BINAAN I KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

12 121 210

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI DAERAH BINAAN II KECAMATAN AJIBARANG BANYUMAS

0 13 211

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SE DAERAH BINAAN II KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

4 62 173

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 04 Alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar

0 2 11

PENGARUH PERHATIAN ORANGTUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI DAERAH BINAAN I KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG

0 0 75

PENGARUH PERAN GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SEKOLAH BINAAN ECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

0 0 72

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TINGGARJAYA

0 0 15