Analisis cakupan sinyal jaringan wlan (wireless local area network) kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (studi kasus: gedung Fakultas Sains Dan Teknologi).

(1)

ABSTRAK

Wireless merupakan teknologi tanpa kabel yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media penghubungnya. Teknologi wireless yang berkembang sangat membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.

Universitas Sanata Dharma (USD) Kampus III Paingan memiliki teknologi wireless berupa access point yang tersebar di area kampus untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi. Kenyataan di lapangan masih terdapat tempat yang sulit terjangkau oleh sinyal WiFi (Wireless Fidelity) sehingga akses internet dengan kecepatan tinggi tidak dapat tercapai.

Dalam tugas akhir ini, penelitian dilakukan untuk mengetahui cakupan sinyal WiFi di Kampus III USD. Penelitian menggunakan sebuah laptop yang dapat terhubung dengan access point untuk mengambil data di setiap ruangan. Pengambilan data ini menggunakan software Vistumbler: dBm

Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa cakupan sinyal tidak menjangkau secara penuh, di ruangan yang lokasinya dekat dengan access point cenderung kuat, sedangkan ruangan yang lokasinya jauh dari access point cenderung melemah.


(2)

ABSTRACT

Wireless is a wireless technology that uses electromagnetic waves as the connecting medium. The evolve of Wireless technology is helping people who have high mobility.

Sanata Dharma (USD) Campus III Paingan have wireless technology in the form of access points which spread across the campus area to allow users to get information. Reality on the ground is some place is still difficult to reach by WiFi signal (Wireless Fidelity) so that high speed internet access can’t be achieved.

In this thesis, the research was conducted to determine the WiFi signal coverage in Campus III USD. The study used a laptop that can connect to the access point to retrieve data in any room. This data retrieval using software Vistumbler: dBm

Based on the results from this study that the signal coverage does not extend fully, in a room which is located close to the access point tends to be strong, while the rooms are located far from the access point tends to weaken


(3)

i

ANALISIS CAKUPAN SINYAL JARINGAN WLAN (WIRELESS LOCAL AREA NETWORK)

KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (STUDI KASUS: GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun Oleh: Yustinus Arif Wicaksana

085314071

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

WLAN (WIRELESS LOCAL AREA NETWORK) NETWORK COVERAGE ANALYSIS OF CAMPUS III

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA (CASE STUDY: FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

BUILDING)

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering

Created By:

Yustinus Arif Wicaksana 085314071

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2015


(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS CAKUPAN SINYAL JARINGAN WLAN (WIRELESS LOCAL AREA NETWORK)

KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (STUDI KASUS: GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI)

Oleh:

Yustinus Arif Wicaksana NIM: 085314071

Telah disetujui Oleh:

Pembimbing


(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS CAKUPAN SINYAL JARINGAN WLAN (WIRELESS LOCAL AREA NETWORK)

KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA (STUDI KASUS: GEDUNG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI)

Dipersiapkan dan ditulis oleh Yustinus Arif Wicaksana

NIM: 085314071

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Desember 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. ... Sekretaris B. Herry Suharto, S.T., M.T. ... Anggota Iwan Binanto, S.Si., M.Cs. ...

Yogyakarta,

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan,


(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat karya milik orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Desember 2015 Penulis


(8)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Yustinus Arif Wicaksana

NIM : 085314071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Analisis Cakupan Sinyal Jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Studi Kasus: Gedung Fakultas Sains dan Teknologi)”

Bersama perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 20 Desember 2015 Penulis


(9)

vii


(10)

viii


(11)

ix ABSTRAK

Wireless merupakan teknologi tanpa kabel yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media penghubungnya. Teknologi wireless yang berkembang sangat membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.

Universitas Sanata Dharma (USD) Kampus III Paingan memiliki teknologi wireless berupa access point yang tersebar di area kampus untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi. Kenyataan di lapangan masih terdapat tempat yang sulit terjangkau oleh sinyal WiFi (Wireless Fidelity) sehingga akses internet dengan kecepatan tinggi tidak dapat tercapai.

Dalam tugas akhir ini, penelitian dilakukan untuk mengetahui cakupan sinyal WiFi di Kampus III USD. Penelitian menggunakan sebuah laptop yang dapat terhubung dengan access point untuk mengambil data di setiap ruangan. Pengambilan data ini menggunakan software Vistumbler: dBm

Berdasarkan hasil dari penelitian ini bahwa cakupan sinyal tidak menjangkau secara penuh, di ruangan yang lokasinya dekat dengan access point cenderung kuat, sedangkan ruangan yang lokasinya jauh dari access point cenderung melemah.


(12)

x ABSTRACT

Wireless is a wireless technology that uses electromagnetic waves as the connecting medium. The evolve of Wireless technology is helping people who have high mobility.

Sanata Dharma (USD) Campus III Paingan have wireless technology in the form of access points which spread across the campus area to allow users to get information. Reality on the ground is some place is still difficult to reach by WiFi signal (Wireless Fidelity) so that high speed internet access can’t be achieved.

In this thesis, the research was conducted to determine the WiFi signal coverage in Campus III USD. The study used a laptop that can connect to the access point to retrieve data in any room. This data retrieval using software Vistumbler: dBm

Based on the results from this study that the signal coverage does not extend fully, in a room which is located close to the access point tends to be strong, while the rooms are located far from the access point tends to weaken


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa atas segala karunia, rahmat dan bimbingan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Analisis Cakupan Sinyal Jaringan WLAN (Wireless Local Area Network) Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (Studi Kasus: Gedung Fakultas Sains dan Teknologi)”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah Bapa yang Maha Kuasa, yang telah menjawab doa, menuntunku dan mencurahkan rahmat dengan perantaraan Bunda Maria dan Yesus Kristus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.

3. Ibu Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Iwan Binanto, M.Cs. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dalam proses pengerjaan skripsi ini

5. Bapak Drs. Haris Sriwindono, M.Kom dan bapak B. Herry Suharto, S.T., M.T. selaku panitia penguji yang telah memberikan banyak saran dalam penyempurnaan skripsi ini.


(14)

xii

6. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku Kepala BAPSI yang telah memberikan data yang diperlukan untuk penelitian ini.

7. Kedua orangtua dan kakak yang senantiasa memberikan dukungan dalam bentuk doa, materi, semangat, inspirasi, cinta, dan kasih sayang yang tulus selama ini.

8. Mas Rusdanang Ali Basuni selaku laboran yang selalu memberikan “informasi tambahan” dalam proses pengerjaan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat “SOB”, yaitu Hellan “Gendhut”, Hendro, Aji, Awis “Karjo”, Thomas “Jampess”, Ady “Kiting”, Victor “Krebo”, Agus, Edward “Item”, Andy “Pakdhe”, dan Dias “Hugo” atas persahabatan dan persaudaraannya.

10. Teman-teman seperjuangan TI angkatan 2008 (Frisca, Lia, Bogi, Apin, Richard, Catur, Suci, Ina, dan Mahesa; serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu) yang telah berbagi cerita hidup selama menimba ilmu di Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk kisah manis getir yang telah kita lalui bersama.

11. Teman-teman dari Komunitas Gowes NANO-NANO yang selalu memberi semangat dan masukan yang positif.

12. Teman-teman “Clan COC Jawara Dunia” atas keceriaan dan semangatnya


(15)

xiii

13. Untuk pihak-pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Akhir kata, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga meminta maaf kepada semua pihak bila ada kesalahan atau hal-hal yang kurang berkenan. Tuhan memberkati. Amin

Yogyakarta, 20 Desember 2015 Penulis


(16)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR TABEL ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Batasan Masalah ... 2

1.5. Metodologi Penelitian ... 3

1.6. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Jaringan Komputer ... 5

2.2. Jenis-jenis Jaringan Komputer ... 5


(17)

xv

2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN) ... 6

2.2.3 Wide Area Network (WAN) ... 7

2.3. Interconnected Network ... 8

2.4. Wireless Local Area Network (WLAN) ... 8

2.5. Standart 802.11a/b/g/n ... 9

2.5.1 Protokol 802.11a ... 10

2.5.2 Protokol 802.11b ... 10

2.5.3 Protokol 802.11g ... 11

2.5.4 Protokol 802.11n ... 11

2.6 Karakteristik Wireless LAN ... 13

2.6.1 Receiver Sensitivity ... 13

2.6.2 EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) ... 13

2.6.3 Free Path Loss ... 14

2.6.4 Absorption (Penyerapan/ Peredaman Sinyal) ... 14

2.6.5 Pemantulan Sinyal ... 15

2.6.6 Pemecahan Sinyal ... 15

2.6.7 Pembelokan Sinyal ... 16

2.6.8 Line of Sight (LOS) ... 16

2.7 Pertimbangan dalam Merancang Wireless LAN ... 16

2.7.1 RF Design Issues ... 17

2.7.2 WLAN Site Qualification ... 18

2.7.3 Capacity and Coverage ... 19

2.7.4 Existing Network Issues ... 20

2.8 Site Survey ... 19

2.9 Antena Wireless ... 21

2.9.1 Antena Sectoral WaveGuide ... 21


(18)

xvi

2.10 Polarisasi Antena ... 23

2.11 Parameter Performa Jaringan ... 24

2.11.1 Signal Strength ... 24

2.11.2 Data Rate ... 25

2.11.3 Decibel (dB) ... 26

2.12 Alat Pengukuran ... 26

2.12.1 Vistumbler ... 27

2.12.2 Wifi Analyzer ... 28

BAB III METODE PENGAMBILAN DATA ... 29

3.1. Identifikasi Perangkat ... 29

3.2. Spesifikasi Alat ... 29

3.2.1 Hardware ... 29

3.2.1.1 HP 1000-1103TX ... 29

3.2.1.2 Adapter Atheros AR9845 802.11b/g/n WiFi ... 31

3.2.2 Software ... 32

3.3. Site Survey ... 32

3.4. Diagram Alir Penelitian ... 32

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ... 34

4.1. Skenario Penelitian ... 34

4.2. Hasil Pencatatan Cakupan Sinyal dan Analisis ... 35

4.2.1 Lantai 2 ... 35

4.2.2 Lantai 3 ... 38

4.2.3 Lantai 4 ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Kesimpulan... 46


(19)

xvii

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN ... 49


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Local Area Network (LAN) ... 6

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN) ... 9

Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN) ... 9

Gambar 2.4 Wireless LAN ... 10

Gambar 2.5 Pembagian alokasi channel WiFi ... 14

Gambar 2.6 Antena Sectoral WaveGuide 180º ... 19

Gambar 2.7 Pola radiasi Antena Sectoral ... 31

Gambar 2.8 Antena Patch ... 31

Gambar 2.9 Pola radiasi antena Patch ... 32

Gambar 2.10 Kategori kekuatan sinyal ... 32

Gambar 2.11 Screenshot Vistumbler ... 33

Gambar 2.12 Screenshot Wifi Analyzer ... 33

Gambar 3.1 Screenshot spesifikasi HP 1000-1103TX ... 34

Gambar 3.2 Screenshot Adapter Atheros AR9485 802.11b/g/n WiFi ... 34

Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian ... 35

Gambar 4.1 Langkah Penelitian ... 36

Gambar 4.2 Access Point lantai 2 ... 36

Gambar 4.3 Capture sinyal dari access point lain ... 36


(21)

xix

Gambar 4.5 Access Point lantai 3 ... 36

Gambar 4.6 Capture sinyal dari access point lain ... 36

Gambar 4.8 Access Point lantai 4 ... 36

Gambar 4.9 Capture sinyal dari access point lain ... 36


(22)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Protokol 802.11a ... 53 Tabel 2.2 Protokol 802.11b ... 55 Tabel 2.3 Protokol 802.11g ... 56 Tabel 2.4 Protokol 802.11n ... 57 Tabel 2.5 WiFi Channel ... 59 Tabel 2.6 Tabel jenis-jenis material beserta tingkat redamannya ... 60 Tabel 4.1 Rata-rata Kekuatan Sinyal Gedung Perkuliahan FST USD ... 61


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan yang besar akan internet membuat manusia terus berinovasi melahirkan teknologi yang lebih mudah dan praktis. Dalam mengakses internet, yang dulunya menggunakan kabel kini telah berkembang menjadi nirkabel atau wireless. Wireless merupakan teknologi tanpa kabel yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai media penghubungnya. Hotspot adalah satu standar Wireless Netwoking tanpa kabel, hanya dengan komponen yang sesuai dapat terkoneksi ke jaringan (Priyambodo, 2005). Wi-Fi merupakan merek dagang wireless LAN yang diperkenalkan dan distandardisasi oleh Wi-Fi Alliance (Mulyanta, 2008).

Kini teknologi wireless yang berkembang sangat membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Sebagai salah satu universitas swasta terkemuka di Indonesia, Universitas Sanata Dharma (USD) Kampus III Paingan sadar akan kebutuhan teknologi wireless tersebut, dimana teknologi ini sangat menunjang kebutuhan mahasiswa, dosen, dan pegawai untuk mendapatkan informasi sehingga dengan adanya fasilitas tersebut mempermudah mobilitas akses internet. Dengan tersebarnya Access Point di lingkup Kampus III, seharusnya pengguna dapat mengakses internet dari titik manapun, namun ternyata di lapangan masih ada tempat atau lingkup di Kampus III ini yang sulit atau tidak terjangkau oleh sinyal WiFi (Wireless


(24)

2 Fidelity) dari titik Access Point yang telah disebar sehingga masih banyak pengguna yang kesulitan mendapatkan akses internet secara penuh.

Penelitian ini akan mengalisis dan memetakan kembali jaringan WiFi yang digunakan Kampus III dengan mengambil studi kasus di Gedung Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Analisis berkaitan dengan sinyal WiFi di berbagai titik di gedung tersebut, dan membuat denah jangkauan sinyal WiFi dari setiap Access Point yang ada di Gedung FST. Hasil dari analisis ini diharapkan memberikan data yang dapat menjadi acuan untuk perbaikan jaringan WiFi di Kampus III ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana mengetahui cakupan sinyal WiFi di Kampus III USD?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui jangkauan sinyal WiFi di Kampus III USD

1.4 Batasan Masalah

Penelitian dirancang dengan batasan sebagai berikut:

1. Pengambilan data difokuskan pada Gedung atau ruang perkuliahan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Kampus III USD

2. Penelitian cakupan sinyal WiFi dari berbagai titik sesuai dengan tersebarnya Access Point di gedung FST USD


(25)

3 3. Sinyal yang diteliti adalah Wireless LAN 802.11g yang bekerja pada

frekuensi 2.4 GHz

4. Tidak membahas karakteristik antena wireless 1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur:

a. Teori Wireless LAN (WLAN) b. Teori sinyal

c. Teori parameter peforma jaringan

2. Mencari, mengumpulkan, dan memvalidasi data mengenai jaringan dan perangkat (spesifikasi) WiFi Kampus III USD

3. Melakukan analisis topologi jaringan, infrastruktur yang digunakan, dan membuat denah persebaran Access Point

4. Analisis kekuatan sinyal WiFi dari berbagai titik di lingkungan kampus 5. Evaluasi

6. Kesimpulan

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.


(26)

4 BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul/rumusan masalah di tugas akhir.

BAB III METODE PENGAMBILAN DATA

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan metode dalam pengambilan data.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atas analisis dan saran berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan.


(27)

5 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sekumpulan dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan saling terhubung melalui sebuah teknologi dimana komputer-komputer tersebut dapat bertukar informasi, (Tanenbaum, 2003).

2.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer

Jaringan komputer berdasarkan ruang lingkup dan jangkauan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

2.2.1 Local Area Network (LAN)

LAN adalah jaringan komputer yang dibangun pada area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran di sebuah gedung. Umumnya jangkauan luas tidak lebih dari sekitar 1 km2. Singkatnya, LAN merupakan jaringan yang menghubungkan beberapa komputer dalam suatu area lokal. LAN dibedakan dari jenis jaringan lain oleh tiga karakteristik yaitu, teknologi transmisi, ukuran, dan topologi (Tanenbaum, 2003)


(28)

6 Gambar 2.1 Local Area Network (LAN)

2.2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

MAN adalah suatu jaringan yang berjarak antara satu perangkat dengan perangkat lainnya relatif lebih jauh dari pada LAN dan jarak batas dalam satu kota. Pembangunan jenis jaringan komputer ini merupakan pilihan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa perbankan, supermarket, perguruan tinggi dan lain sebagainya yang memiliki banyak kantor cabang dalam satu kota (Tanenbaum, 2003).


(29)

7 Gambar 2.2 Metropolitan Area Network (MAN)

2.2.3 Wide Area Network (WAN)

Jaringan WAN adalah jaringan komputer yang mencakup area geografis sangat besar, seperti antarkota, antarnegara, atau antarbenua. Jaringan WAN umumnya terhubung melaluli satelit. Jaringan WAN dapat menghubungkan dua buah LAN atau MAN yang dipisahkan oleh jarak yang jauh.


(30)

8 Gambar 2.3 Wide Area Network (WAN)

2.3 Interconnected Network

Interconnected Network (Internet) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan banyak komputer dan jaringan – jaringan komputer di seluruh dunia. Dengan adanya TCP/IP, jaringan – jaringan komputer dapat berkomunikasi tanpa secara bebas tanpa adanya kendala perbedaan jenis platform atau hardware.

2.4 Wireless Local Area Network (WLAN)

Wireless LAN atau lebih dikenal dengan WiFi (Wireless Fidelity) merupakan teknologi komunikasi atau proses pengiriman data dengan menggunakan frekuensi radio sebagai media perantaranya. Proses komunikasi


(31)

9 tanpa kabel ini dimulai dengan munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti, walkie talkie, remote control, cordless phone dan perangkat radio lainnya. Jangkauan akses dari WLAN dapat mencapai 500-1000 meter. Dengan adanya keinginan untuk menjadikan komputer sebagai barang mobile dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada, maka dikembanganlah teknologi wireless untuk jaringan komputer.

Gambar 2.4 Wireless LAN 2.5 Standard 802.11a/b/g/n

Pada tahun 1997 IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) membuat standar komunikasi data untuk Wireless LAN yang diberi kode 802.11, dimana perangkat wireless dapat bekerja pada frekuensi 2.4 GHz, dengan kemampuan data ratenya sebesar 1 Mbps dan 2 Mbps. Wireless LAN sekarang ini ada empat variasi dari 802.11, yaitu 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n (Kurnia, 2010)


(32)

10 2.5.1 Protokol 802.11a

Protokol ini dikeluarkan pada tahun 1999, dan bekerja dalam frekuensi 5 GHz. Kemampuan data ratenya mencapai 54 Mbps, namun gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a sulit menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio juga relatif pendek yang hanya mencapai kurang lebih 30 meter. Tabel 2.1 Protokol 802.11a

Dirilis Frekuensi Data Rate (Max)

Jangkauan (Indoor)

Jangkauan (Outdoor) 1999 5 GHz 54 Mbps 35 Meter 120 Meter

2.5.2 Protokol 802.11b

Protokol ini dikeluarkan pada bulan Juli tahun 1999 di waktu yang hampir bersamaan dengan 802.11a. 802.11b bekerja dalam frekuensi 2.4 (range 2.4-2.497 GHz), dan memiliki kemampuan data rate maximum 11 Mbps. Lebar pita menjadi 11 channel (Channel 1-11). Penggunaan frekuensi 2.4 GHz pada 802.11b ini ternyata memiliki kelemahan, yaitu dapat terinterfensi dengan peralatan-peralatan yang tersebar dengan gelombang radio, seperti bluetooth, microwave dan cordless phone.


(33)

11 Tabel 2.2 Protokol 802.11b

Dirilis Frekuensi Data Rate (Max)

Jangkauan (Indoor)

Jangkauan (Outdoor) 1999 2.4 GHz 11 Mbps 38 Meter 140 Meter

2.5.3 Protokol 802.11g

Merupakan generasi ketiga dalam standarisasi wireless yang dicetuskan oleh IEEE pada bulan Juni tahun 2003. Spesifikasi dari 802.11g ini merupakan gabungan dari 802.11b dan 802.11a. Protokol ini bekerja pada frekuensi 2.4 GHz (sama dengan 802.11b), dengan kecepatan data rate mencapai 54 Mbps, dan jarak jangkau yang lebih jauh dari 802.11b. Dari sisi hardware, 802.11b kompatibel dengan 802.11g, sehingga jika dipertukarkan dapat berjalan dengan baik.

Tabel 2.3 Protokol 802.11g Dirilis Frekuensi Data Rate

(Max)

Jangkauan (Indoor)

Jangkauan (Outdoor) 2003 2.4 GHz 54 Mbps 38 Meter 140 Meter

2.5.4 Protokol 802.11n

Data rate pada 802.11n dapat mencapai 248 Mbps dan bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. 802.11n juga bersifat kompatibel, yang artinya perangkat ini dapat menjalankan input sesuai perangkat keluaran


(34)

12 terdahulu, dimana WiFi Adapter 802.11n tetap dapat berkomunikasi dengan 802.11g namun data rate maksimalnya menyesuaikan 802.11g. Tabel 2.4 Protokol 802.11n

Dirilis Frekuensi Data Rate (Max)

Jangkauan (Indoor)

Jangkauan (Outdoor) 2009 2.4 GHz 248 Mbps 70 Meter 250 Meter

Penggunaan frekuensi WiFi tidak perlu untuk mendapatkan ijin dari pemerintah atau pengatur lokal. Channel yang dipakai oleh negara Amerika dan Indonesia saat ini ada 11 Channel yang beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Tabelnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.5 WiFi Channel

Channel Frequency (Ghz) Range Channel Range

1 2.412 2.401 - 2.423 1 - 3

2 2.417 2.406 - 2.428 1 - 4

3 2.422 2.411 - 2.433 1 - 5

4 2.427 2.416 - 2.438 2 - 6

5 2.432 2.421 - 2.443 3 - 7

6 2.437 2.426 - 2.448 4 - 8

7 2.442 2.431 - 2.453 5 - 9

8 2.447 2.436 - 2.458 6 - 10

9 2.452 2.441 - 2.463 7 -11

10 2.457 2.446 - 2.468 8 - 11


(35)

13 Gambar 2.5 Pembagian alokasi channel WiFi

2.6 Karakteriktik Wireless LAN

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dan kehandalan jaringan Wireless LAN. Beberapa faktor tersebut antara lain:

2.6.1 Receiver Sensitivity

Sensitivitas perangkat penerima (receiver sensitivity) merupakan kepekaan suatu perangkat pada sisi penerima yang dijadikan ukuran threshold. Receiver sensitivity menunjukkan besarnya sensitivitas penerima sebagai tolak ukur penerimaan sinyal yang ditransmisikan merupakan sensitivitas standar 802.11a/b/g/n (Manurung, 2013).

2.6.2 EIRP (Effective Isotropic Radiated Power)

EIRP (Effective Isotropic Radiated Power) adalah total energi yang dikeluarkan oleh sebuah access point dan antena. Saat sebuah access point mengirim energinya ke antena untuk dipancarkan, sebuah kabel mungkin ada diantaranya. Beberapa pengukuran besar energi tersebut akan terjadi di dalam kabel.


(36)

14 Untuk mengimbangi hal tersebut, sebuah antena menambahkan power/gain, dengan demikian power bertambah. Jumlah penambahan power tersebuttergantung tipe antena yang digunakan. EIRP inilah yang digunakan untuk memperkirakan area layanan sebuah wireless (Manurung, 2013)

2.6.3 Free Path Loss

Free Path Loss adalah suatu kondisi dimana sebuah sinyal akan semakin mengecil atau menghilang ketika menjauhi sumbernya. Sinyal tersebut akan berkurang ketika diakses menjauhi sumber (Access Point), namun pancaran sinyal tersebut tetap ada (tidak berhenti).

2.6.4 Absorption (Penyerapan/ Peredaman Sinyal)

Seperti yang diketahui, semakin besar Amplitudo gelombang (power) semakin jauh sinyal dapat memancar. Ini dikatakan baik karena dapat menghemat access point dan dapat menjangkau lebih luas. Dengan mengurangi besar amplitudo (power) suatu sinyal, maka jarak jangkauan sinyal tersebut akan berkurang. Faktor yang mempengaruhi transmisi wireless dengan mengurangi amplitudo (power) disebut Absorption (penyerapan sinyal). Efek dari penyerapan adalah panas. Masalah yang dihadapi ketika sinyal diserap seluruhnya adalah sinyal berhenti. Namun efek ini tidak mempengaruhi/ mengubah panjang gelombang dan frekuensi dari sinyal tersebut (Ridha, 2010).


(37)

15 2.6.5 Pemantulan Sinyal

Sinyal RF bisa memantul bila menemui cermin/kaca. Biasanya banyak terjadi pada ruangan kantor yang disekat. Pemantulan pun tergantung dari frekuensi sinyalnya. Ada beberapa frekuensi yang tidak terpengaruh sebanyak frekuensi yang lainnya dan salah satu effect dari pemantulan sinyal ini adalah terjadinya multipath.

Multipath adalah suatu bentuk gangguan atau interferensi yang muncul ketika sinyal memiliki lebih dari satu jalur pada saat di transmisikan. Karakteristiknya adalah penerima kemungkinan menerima sinyal yang sama beberapa kali dari arah yang berbeda. Ini tergantung dari panjang gelombang dan posisi penerima. Karakteristik lainnya adalah multipath dapat menyebabkan sinyal = nol, artinya saling membatalkan, atau dikenal dengan istilah Out Of Phase Signal (Ridha, 2010).

2.6.6 Pemecahan Sinyal

Isu dari pemecahan sinyal terjadi saat sinyal dikirim dalam banyak arah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa objek yang dapat memantulkan sinyal, seperti partikel debu di air dan udara. Ilustrasi nya adalah menyinari lampu ke pecahan kaca. Cahaya akan dipantulkan ke berbagai arah dan menyebar. Dalam skala besarnya adalah bayangan saat cuaca hujan. Hujan yang besar mempunyai kemampuan


(38)

16 memantulkan cahaya. Oleh karena itu saat hujan, sinyal wireless dapat terganggu (Ridha, 2010).

2.6.7 Pembelokan Sinyal

Pembelokan sinyal dapat terjadi ketika sinyal melalui benda atau sesuatu yang memiliki massa yang berbeda. Namun, tidak semua sinyal dibelokkan, ada sebagian yang dipantulkan kembali tergantung dari massa benda tersebut.

2.6.8 Line of Sight (LOS)

Line of Sight artinya suatu kondisi di mana pemancar dapat dilihat secara jelas tanpa halangan sebuah penerima. Walaupun terjadi kondisi LOS, belum tentu tidak ada gangguan pada jalur tersebut. Dalam hal ini yang harus diperhitungkan adalah penyerapan sinyal, pemantulan sinyal, dan pemecahan sinyal. Bahkan dalam jarak yang lebih jauh (Ridha, 2010).

2.7 Pertimbangan dalam Merancang Wireless LAN

Jaringan wireless, termasuk IEEE 802.11x wireless local area network (WLAN), mempunyai batasan dan permasalahan performansi yang harus dipertimbangkan dalam perencanaannya. Batasan dan permasalahannya meliputi batasan yang sering terjadi, maupun yang jarang terjadi, jika tidak diikuti dalam proses perencanaannya, maka dapat menyebabkan gangguan maupun kegagalan.


(39)

17 Permasalahan yang harus dipertimbangan dalam perancanaan tersebut dikategorikan sebagai berikut:

1. RF Design Issues (permasalahan desain RF)

2. WLAN Site Qualification (pembatasan tempat WLAN) 3. Capacity and Coverage (kapasitas dan cakupan)

4. Existing network issues (permasalahan jaringan yang ada) 2.7.1 RF Design Issues

Cara bekerja Wireless LAN dengan mentransmisikan gelombang RF (Radio Frequency). Transmisi gelombang yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitarnya menyebabkan terjadinya permasalahan sehingga penempatan Access Point haruslah tepat.

Beberapa alat yang beroperasi di frekuensi 2.4 GHz dapat mempengaruhi perfomansi dari WLAN. Alat-alat yang mempengaruhi tersebut contohnya adalah bluetooth, telepon cordless, komunikasi dengan gelombang radio, dan alat pemantau kesehatan.

Jarak merupakan salah satu contoh permasalahan dari besar kecilnya gelombang RF yang diterima user. Semakin jauh posisi user dengan Access Point, maka kekuatan sinyal juga akan berkurang.

Kotak logam di terminologi RF merupakan benda yang terbuat dari logam maupun magnet yang menghambat atau menahan sinyal RF yang ditransmisikan, contohnya adalah AC, kotak besi (brankas), dan partisi besi.


(40)

18 Furnitur juga berpengaruh terhadap pancaran sinyal RF, contohnya tembok, tanaman di dalam ruangan, dan kotak pemadam kebakaran. Furnitur yang berbeda-beda menyebabkan level interfensi yang berbeda pula (Price, 2007).

2.7.2 WLAN Site Qualification

Rancangan jaringan wireless yang baik selalu memperhitungkan jumlah user dan bandwith yang akan dialokasikan. Aturan secara umum untuk mendesain jaringan WLAN ini adalah 20 user dalam satu Access Point. Jumlah yang kurang dari atau sama dengan 20 user adalah sebuah kondisi yang ideal, namun dengan berbagai catatan yaitu antara Access Point dengan user harus di dalam kondisi Line of Sight; jika di dalam ruangan, maka tidak boleh ada furnitur, besi, maupun benda padat lain yang sifatnya memantulkan sinyal. Situasi belakangan ini, banyak Access Point yang dipasang di banyak ruangan yang terdapat furnitur, kotak besi, lampu, sehingga sinyal yang dipancarkan oleh sebuah Access Point lemah. Hal ini sering disebut dengan redaman. Berikut ini adalah tabel redaman dalam Degree of Attenuation yang disusun oleh Common Materials.

Tabel 2.6 Tabel jenis-jenis material beserta tingkat redamannya (Sumber: Price, R., (2007), Enterprice, J. (2014))

Halangan Tingkat

Redaman Contoh

Ruang terbuka Tidak Cafetaria, halaman

Kayu Rendah Dinding bagian dalam partisi ruang


(41)

19

Plester Rendah Dinding bagian dalam (plester lama

lebih rendah daripada plester baru)

Bahan Sintetis Rendah Penyekat ruangan

Blok Sinder Rendah Dinding bagian dalam, dinding

bagian luar

Asbes Rendah Langit-langit/eternit

Kaca Rendah Kaca jendela

Logam pada kaca Sedang Pintu, jendela, kaca film

Tubuh manusia Sedang Orang yang sedang berkumpul

Air Sedang Kelembaban kayu, akuariaum, bahan organik

Batu bata Sedang Dinding bagian dalam, dinding

bagian luar, lantai

Marmer Sedang Dinding bagian dalam, dinding

bagian luar, lantai

Keramik Tinggi Lantai keramik, eternit, lantai

Kertas Tinggi Gulungan atau tumpukan kertas

Beton Tinggi Lantai, dinding bagian luar, pilar

Kaca antipeluru Tinggi Jendela, pintu

Bahan yang

mengandung perak

Sangat

tinggi Cermin

Logam Sangat

tinggi

Meja, partisi kantor, beton bertulang, poros lift, mengisi kabinet, sistem sprinkler, ventilator

2.7.3 Capacity and Coverage

Untuk memperluas cakupan area Wireless LAN, maka Access Point harus ditempatkan di tengah atau lokasi dimana mendukung cakupan area yang paling luas. Di dalam area yang luas, yang menjangkau sampai 100 meter, maka hal yang harus dilakukan adalah menambah Access Point lebih dari satu, dengan catatan Access Point tersebut harus


(42)

20 di set dalam channel yang berbeda agar tidak terjadi overlapping yang mengakibatkan crosstalk (Price, 2007).

2.7.4 Existing network issues

Permasalahan ketika memperluas jaringan WLAN dengan menambahkan perangkat WLAN adalah permasalahan yang sama ketika merancang jaringan WLAN yang baru. Merancang jaringan WLAN harus mempetimbangkan beberapa faktor yaitu desain, kapasitas, topologi, dan tempat, karena akan sangat mempengaruhi dalam perencanaan pemasangan Access Point ini (Price, R., 2007).

2.8 Site Survey

Site survey merupakan salah satu langkah terpenting dalam menganalisis jaringan WLAN. Di dalamnya meliputi persiapan, perencanaan, dan pemasangan jaringan WLAN yang baru.

Intinya, WLAN Site Survey adalah sebuah langkah persiapan untuk memasang jaringan WLAN. Site Survey ini dapat menentukan cakupan wilayah bagaimana sinyal dari Access Point menyebar dan kuantitas yang disebabkan oleh interfensi gelombang elektromagnetik dan interfensi yang lain. Alasan utama mengapa perlu dilakukannya Site Survey adalah untuk menentukan tipe antena yang akan digunakan. Selain itu gelombang radio dari Access Point ini tidak dapat menjangkau dengan pola radiasi yang sama. Adanya dinding, pintu, manusia, dan beberapa material lainnya dapat menyebabkan pola radiasi gelombang tidak tetap dan tidak dapat diprediksi.


(43)

21 Jadi, langkah Site Survey haruslah dilakukan sebelum pemasangan jaringan WLAN.

2.9 Antena Wireless

Antena merupakan salah satu perangkat penting dalam komunikasi yang menggunakan sinyal. Antena mempunyai dua fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, kemudian memancarkannya. Kemudian fungsi yang kedua adalah untuk menerima sinyal pancaran elektromagnetik dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Bentuk antena secara umum mengikuti pola penyebaran, frekuensi, dan gain (karakter antena yang terkait dengan kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan sinyal dari arah tertentu).

2.9.1 Antena Sectoral WaveGuide

Antena Sectoral mempunyai pola radiasi vertikal dan dirancang untuk digunakan pada base station (BTS) tempat Access Point berada. Antena Sectoral hanya memberikan servis pada wilayah/sektor yang terbatas (45-180º). Keuntungan yang diperoleh dengan membatasi wilayah servis tersebut adalah antena sektoral mempunyai gain antara 10-19 dBi (Purbo, O.W., 2003)

Pola radiasi yang horisontal umumnya memancar ke arah mana antena ini diarahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya. Pada bagian belakang antenna, radiasi sinyal nol atau tidak ada sama sekali.


(44)

22 Gambar 2.6 Antena Sectoral WaveGuide 180 º

Gambar 2.7 Pola radiasi Antena Sectoral

2.9.2 Patch Antenna

Patch antenna adalah antena yang umum digunakan di dalam ruangan. Antena ini menghasilkan radiasi yang lebar dan jauh ke arah depan namun hampir tidak ada radiasi di belakangnya, sehingga jika posisi user di belakang antena maka tidak akan mendapatkan frekuensi yang cukup (S’to, 2014).


(45)

23 Gambar 2.8 Antena Patch

Gambar 2.9 Pola radiasi antena Patch

2.10 Polarisasi Antena

Polarisasi adalah arah orientasi dari medan elektromagnetik gelombang radio dibandingkan dengan permukaan bumi. Ada tiga jenis polarisasi, yaitu horisontal, vertikal, dan sirkular. Posisi atau polarisasi ini berpengaruh pada bentuk pola dari penyebaran sinyal yang dipancarkan. Posisi vertikal menyebabkan polarisasi penyebaran signal atau gelombang yang dipancarkan menjadi lebih rapat atau sempit dengan daya jangkauan yang lebih jauh. Posisi horizontal menyebabkan polarisasi penyebaran


(46)

24 signal atau gelombang yang dipancarkan menjadi lebih lebar dengan daya jangkauan yang lebih pendek dibandingkan dengan posisi vertikal. Jika dua titik atau lokasi yang akan dihubungkan menggunakan wireless posisi antennanya berbeda, satu vertikal dan satunya horizontal maka kemungkinan besar pasti tidak akan terkoneksi. Hal ini disebabkan oleh posisi keduanya berbeda sehingga menyebabkan power loss yang besar. Penggunaan posisi vertikal adalah untuk koneksi jarak jauh dan sudut LOS yang kecil. Penggunaan posisi horizontal adalah untuk koneksi jarak dekat

dengan sudut LOS yang besar.

Kelebihan posisi vertikal adalah jangkauan yang jauh tetapi kekurangannya beamnya sangat kecil sehingga saat pointing harus benar-benar pas dan butuh kesabaran yang tinggi. Kelebihanan posisi horisontal adalah beamnya besar sehingga tidak susah untuk pointing tetapi kekurangannya adalah mudah terkena interfensi dan jarak jangkauannya kurang jauh.

Polarisasi dapat diubah dengan mengubah posisi antena, namun hanya beberapa antena saja yang dapat diubah polarisasinya.

2.11 Parameter Performa Jaringan 2.11.1 Signal Strength

Semakin kuat sinyal maka semakin baik dan handal konektivitasnya. Satuan kekuatan sinyal WiFi ditunjukkan dengan satuan dBm. Rentang kuat sinyal WiFi di antara lebih dari -51 dBm


(47)

25 sampai kurang dari -113 dBm. Sinyal yang nilainya mendekati angka positif maka semakin kuat sinyal tersebut.

Pengkategorian kuat sinyal adalah sebagai berikut:

Gambar 2.10 Kategori kekuatan sinyal (Sumber: Hiller, C., (2012), Vyctoria, (2014))

2.11.2 Data Rate

Data rate merupakan kecepatan (rate) data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Data rate ini merupakan


(48)

26 data digital yang dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam waktu yang ditentukan.

2.11.3 Decibel (dB)

Decibel atau disingkat dengan dB adalah satuan perbedaan antara kekuatan daya pancar signal. Asal mula dB diambil dari nama Alexander Graham Bell (dimana huruf "B" merupakan huruf besar). Satuan dB ini digunakan untuk menunjukkan efek dari sebuah perangkat terhadap kekuatan/daya pancar sinyal.

Decibel milliWatt (dBm) merupakan satuan kekuatan sinyal atau daya pancar. Nilai 0 dbm didefinisikan sebagai 1 mW (milliWatt) beban daya pancar, contoh sebuah antena ataupun radio.

Satuan dBi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan sinyal (gain) untuk antena. Huruf i adalah singkatan dari isotropic. Isotropic merupakan penguatan dari sebuah antena terhadap suatu antena standard imaginari (isotropic antenna). Karena merupakan imaginari, maka antena standar ini hanya ada secara teori dan digunakan untuk pengukuran. (Vyctoria, 2014). 2.12 Alat Pengukuran

Dalam penelitian tugas akhir ini akan menggunakan 2 jenis software. Software yang pertama adalah Vistumbler yang digunakan untuk memantau dan mengetahui kuat sinyal dan channel wireless, nantinya hasil ditampilkan dalam bentuk grafik garis. Software yang kedua adalah Wifi Analyzer yang digunakan untuk mengukur kecepatan transfer data dalam jaringan.


(49)

27 2.12.1 Vistumbler

Vistumbler merupakan salah satu software yang tidak asing lagi bagi pengguna yang berhubungan langsung dengan wireless. Vistumbler menampilkan kekuatan sinyal (live scanning) berupa grafik. Selain itu Vistumbler juga mampu memberikan tampilan informasi yang detail tentang channel yang digunakan, MAC Address dari access point, SSID, presentase sinyal, sinyal tertinggi (High RSSI), RSSI (Receive Signal Stregth Indication), Authentication, Encryption, Network Type, fungsi GPS, dan Manufacturer.


(50)

28 2.12.2 Wifi Analyzer

Wifi Analyzer merupakan sebuah software yang digunakan untuk menganalisis pancaran sinyal WiFi. Software ini dikembangkan oleh Kevin Yuan Corp yang digunakan untuk platform Android.


(51)

29 BAB III

METODE PENGAMBILAN DATA

3.1 Identifikasi Perangkat

Identifikasi perangkat yang akan diteliti merupakan langkah awal yang digunakan penulis untuk mempermudah dalam pengambilan data. Penelitian ini untuk mengetahui kualitas sinyal WiFi di Kampus III (studi kasus: Gedung Fakultas Sains dan Teknologi), Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman pada bulan Oktober 2015.

3.2 Spesifikasi Alat

Pengujian dilakukan terhadap kualitas jaringan wireless. Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat sebagai berikut:

3.2.1 Hardware

3.2.1.1 HP 1000-1103TX

Perangkat laptop ini akan digunakan sebagai perangkat menangkap sinyal melaui wireless Network Interface Card yang sudah included di dalam laptop. Laptop ini memiliki spesifikasi sebagai berikut.


(52)

30 Gambar 3.1 Screenshot spesifikasi HP 1000-1103TX


(53)

31 3.2.1.2 Adapter Atheros AR9485 802.11b/g/n WiFi

Adapter ini telah terpasang pada laptop yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat ini dibuat oleh perusahaan perangkat keras HP (Hewlett-Packard) dengan spesifikasi sebagai berikut:

General

Device Type Network adapter

Interface (Bus) Type PCI Express Half Mini Card

Approximate Width 1.2 in

Approximate Depth 1.1 in

Approximate Height 0.2 in

Approximate Weight 0.2 oz

Networking

Connectivity Technology Wireless

Data Link Protocol IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE 802.11n

Spread Spectrum Method OFDM

Data Transfer Rate 300 Mbps

Line Coding Format DBPSK, DQPSK, CCK, 64 QAM, BPSK,

QPSK, 16 QAM, OFDM

Frequency Band 2.4 GHz

Compliant Standards IEEE 802.11b, IEEE 802.11g, IEEE 802.1x,

Wi-Fi CERTIFIED, IEEE 802.11n

Expansion / Connectivity

Compatible Slots 1 x PCI Express Mini Card

Miscellaneous

Encryption Algorithm AES, 128-bit WEP, 64-bit WEP, TLS, PEAP,

TTLS, WPA, WPA2

Compliant Standards ACPI

Pricing Type CTO

Environmental Parameters

Min Operating Temperature 14 °F

Max Operating Temperature 149 °F

Humidity Range Operating 10 - 90% (non-condensing)


(54)

32 3.2.1 Software

1. Windows 7 yang digunakan sebagai client

2. Vistumbler dan Wifi Analyzer sebagai network tools yang digunakan untuk memantau sinyal WiFi

3.3 Site Survey

Untuk melakukan site survey ini langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan lokasi access point yang akan diamati. Dalam studi kasus ini menggunakan access point dari lantai 2 sampai dengan lantai 4 gedung FST. Pengamatan dan penelitian dilakukan dengan menggunakan software Vistumbler yang mengacu pada skenario yang sudah dibuat sebelumnya yaitu dengan melakukan pengamatan sinyal WiFi untuk mengetahui area cakupan dari sinyal tersebut dan dibuat peta yang menghasilkan site survey.

3.4 Diagram Alir Penelitian

Pada penelitian WiFi ini dibutuhkan perencanaan yang tepat agar hasil yang didapat sesuai dengan harapan. Berikut ini merupakan diagram alir pengujian:


(55)

33 Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian

Pengamatan nantinya dilakukan sebanyak jumlah Access Point yang tersebar di lingkup kampus yang difokuskan pada gedung Fakultas Sains dan Teknologi. Setelah mendapatkan data pengamatan, data akan dianalisis dan di rata-rata setiap Access Pointnya.

Mulai

Identifikasi perangkat yang akan diteliti

Pengamatan coverage berdasarkan kekuatan sinyal

Mencatat nilai dB dan pemetaan range berdasarkan

pengamatan

Analisis Data

Selesai Hasil


(56)

34 BAB IV

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

4.1 Skenario Penelitian

Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 skenario. Gambarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Langkah Penelitian Keterangan:

Penelitian ini menggunakan sebuah laptop untuk dapat terhubung dengan Access Point. Proses pengambilan data di setiap ruangan (R1 sampai dengan R6) dilakukan dengan menempatkan laptop pada sudut-sudut tertentu (diwakili dengan 8 penjuru arah mata angin) secara bergantian. Di setiap

R1

R2

R3

R4

R5


(57)

35 sudut pencatatan kekuatan sinyal dilakukan sampai sinyal terlihat stabil. Setelah stabil kemudian posisi berpindah ke sudut yang lain. Setelah 1 ruangan terwakili kemudian berpindah ke ruangan berikutnya.

Jika seluruh ruangan dari lantai 2 sampai dengan lantai 4 sudah terpenuhi, maka langkah berikutnya adalah pengambillan data di sekitar ruangan atau di luar ruangan untuk mengamati sejauh mana sinyal yang dipancarkan tercapai. Pengamatan dan pengambilan data sinyal ini menggunakan software Vistumbler.

4.2 Hasil Pencatatan Cakupan Sinyal dan Analisis

Berdasarkan pengamatan, dengan jumlah Access Point sebanyak 3 buah di lantai 2, 3, dan 4, dengan spesifikasi yang ada (terlampir) diperoleh hasil sebagai berikut:

4.2.1 Lantai 2

Pengamatan di lantai 2, access point yang diteliti dengan SSID Wifi.USD yang berada di tengah-tengah selasar lantai 2. Antena yang digunakan adalah Sectoral WaveGuide 180º 17 dBi.

Di sekitar area lantai 2, tercatat kondisi sebagai berikut (foto access point, antena, dan scanning area wifi):


(58)

36 Gambar 4.2 Access Point lantai 2


(59)

37 -90 -88 -80 -76 -67 -79 -90 -85 -75 -66 -81 -90 -86 -75 -67 -81 -87 -83 -82 -72 -72 -80 -88 -82 -73 -73 -82 -89 -81 -75 -67 -81 -85 -86 -80 -62 -75 -77 -87 -81 -60 -75 -85 -87 -81 -62 -69 -86 -82 -82 -75 -64 -65 -57 -55 -87 -90 -89 -89 -50 -57 -62 -70 -77 -79 -76 -77 -78 -84 -87 -85 -83 -86

-84 -85 -85

-83 -84 -86

-83 -84 -85

-84

Gambar 4.4 Hasil pengukuran lantai 2

Di lantai 2 ini (gambar 4.3), pancaran sinyal didominasi oleh warna kuning atau kategori fair (cukup). Pancaran di setiap ruangan tidak

K204 K205 K206 K207 K208 K209 SSID: Wifi.USD


(60)

38 dapat diterima secara penuh. Di ruang perkuliahan lantai 2, hanya 2 ruangan saja yang terjangkau dengan sinyal kategori good atau bagus, yaitu di K206 dan K207 dengan rata-rata sinyal di kedua ruangan -70 dBm. Di ruang K205 dan K208 yang letaknya sedikit lebih jauh dari access point mendapatkan sinyal dengan kategori fair atau cukup dengan rata-rata -81 dBm. Ruang K204 dan ruang K209 yang letaknya paling jauh dari access point, sebagian besar ruang K204 mendapat sinyal dengan kategori poor yang rata-ratanya -87 dBm, sedangkan di ruang K209 kategori sinyal masih termasuk dalam kategori fair dengan rata-rata -84 dBm.

4.2.2 Lantai 3

Pengamatan di lantai 3, access point yang diteliti dengan SSID Wifi.USD yang berada di tengah-tengah selasar lantai 3. Antena yang digunakan adalah Sectoral WaveGuide 180º 17 dBi.

Di sekitar area lantai 3, tercatat kondisi sebagai berikut (foto access point, antena, dan scanning area wifi):


(61)

39 Gambar 4.5 Access Point lantai 3


(62)

40 -92 -82 -78 -64 -71 -87 -88 -78 -64 -70 -86 -82 -78 -64 -67 -79 -87 -81 -77 -61 -75 -84 -82 -78 -60 -70 -84 -81 -77 -61 -67 -75 -85 -80 -75 -62 -77 -84 -82 -78 -62 -72 -85 -87 -75 -64 -65 -86 -82 -82 -75 -72 -64 -65 -57 -87 -90 -89 -89 -50 -62 -62 -70 -77 -79 -76 -77 -78 -84 -87 -85 -86 -86

-86 -85 -86

-84 -87 -90

-90 -90 -95

-84

Gambar 4.7 Hasil pengukuran lantai 3

Di ruang perkuliahan lantai 3, hanya 2 ruangan saja yang terjangkau dengan sinyal dengan rata-rata kategori good, yaitu di K312 dan K313 dengan rata-rata sinyal di kedua ruangan -62 dBm dan -70

K310 K311 K312 K313 K314 K315 SSID: Wifi.USD


(63)

41 dBm. Di ruang K311 dan K314 yang letaknya sedikit lebih jauh dari access point mendapatkan sinyal dengan kategori fair atau cukup dengan rata-rata -77 dBm dan -83 dBm. Ruang K310 dan ruang K315 yang letaknya paling jauh dari access point, sebagian besar ruang K310 masih mendapat sinyal dengan kategori fair yang rata-ratanya -82 dBm, sedangkan di ruang K315 kategori sinyal masih termasuk dalam kategori poor dengan rata-rata -88 dBm.

4.2.3 Lantai 4

Pengamatan di lantai 4, access point yang diteliti dengan SSID Wifi.USD yang berada di tengah-tengah selasar lantai 4. Antena yang digunakan adalah Patch Antena 2.4 GHz 12 dBi.

Di sekitar area lantai 4, tercatat kondisi sebagai berikut (foto access point, antena, dan scanning area wifi):


(64)

42 Gambar 4.9 Capture sinyal dari access point lain

Hasil pencatatan nilai dBm di ruang perkuliahan lantai 4, sinyal dengan kategori excellent berada di ruang K414 dengan sinyal rata-rata -53 dBm. Sinyal dengan kategori good diterima di ruang K415 dengan sinyal rata-rata -70 dBm. Sinyal dengan kategori fair sebagian besar diterima di tiga ruang, yaitu K412, K413, dan K416. Ketiga ruangan ini memiliki rata-rata sinyal -82 dBm, -81 dBm, dan -82 dBm. Sinyal dengan kategori poor hanya diterima di satu ruangan yaitu K417 dengan rata-rata -89 dBm.


(65)

43 -92 -85 -85 -57 -67 -82 -82 -82 -54 -66 -81 -81 -81 -52 -68 -82 -87 -81 -81 -54 -65 -80 -82 -82 -54 -63 -82 -86 -81 -55 -64 -81 -85 -80 -80 -50 -62 -84 -82 -81 -53 -64 -82 -83 -81 -54 -65 -84 -80 -75 -72 -61 -65 -57 -55 -87 -90 -89 -89 -50 -58 -62 -70 -73 -79 -76 -77 -76 -87 -87 -85 -83 -84

-89 -85 -86

-90 -89 -93

-91 -88 -98

Gambar 4.10 Hasil pengukuran lantai 4 K412 K413 K414 K415 K416 K417 SSID: Wifi.USD


(66)

44 Berdasarkan penelitian dengan menggunakan aplikasi Vistumbler tersebut dan dengan mencatat kekuatan sinyalnya, maka didapatkan hasil bahwa secara keseluruhan cakupan sinyal yang difokuskan pada gedung perkuliahan FST ini belum menjangkau secara penuh atau full access.

Hasil yang didapatkan dari tabel di bawah ini rata-rata sinyal di lantai 2 sebesar 79 dBm, lantai 3 sebesar 77 dBm, dan lantai 4 sebesar -75 dBm. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tidak optimalnya sinyal tersebut.

Tabel 4.1. Rata-rata Kekuatan Sinyal Gedung Perkuliahan FST USD

Lantai Ruang/ Kekuatan Sinyal (dBm) Rata-rata

(dBm) Lantai

2

K204 K205 K206 K207 K208 K209

-79 -87 -82 -70 -70 -81 -84

Lantai 3

K310 K311 K312 K313 K314 K315

-77 -82 -77 -62 -70 -83 -88

Lantai 4

K412 K413 K414 K415 K416 K417

-75 -82 -81 -53 -64 -82 -89

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan sinyal tidak dapat dijangkau secara penuh antara lain:


(67)

45 1. Di setiap ruangan terdapat beberapa furnitur dan benda-benda yang memiliki tingkat hambatan mulai dari kategori rendah sampai tinggi, seperti kayu, tembok, kaca, logam, keramik, dan beton. Beberapa furnitur dan benda-benda tersebut memiliki karakteriktik menghambat dan menyerap pancaran sinyal, sehingga sinyal tidak dapat masuk ke ruangan karena diserap dan dipantulkan.

2. Hasil pengamatan di setiap ruangan, terdapat beberapa sinyal wireless LAN lain yang mempunyai channel yang sama, sehingga terjadi crosstalk.

3. Di ruangan yang jaraknya paling jauh dengan access point rata-rata sinyal diatas -80 dBm. Penyebabnya karena sinyal yang merambat semakin jauh dari access point maka semakin melemah walaupun dalam kondisi Line Of Sight (LOS).


(68)

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari pengukuran dan analisis dapat disimpulkan bahwa cakupan sinyal tidak menjangkau secara penuh, karena di ruangan yang lokasinya dekat dengan access point cenderung kuat (rata-rata excellent dan good), sedangkan ruangan yang lokasinya jauh dari access point cenderung melemah (fair dan poor).

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal – hal dibawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut adalah:

1. Disarankan pemasangan access point lebih memperhatikan kondisi ruangan.

2. Perlu pengujian lebih lanjut mengenai tingkat redaman yang mempengaruhi kekuatan sinyal.


(69)

47

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Hantoro, Gunadi. 2009. “Wifi Jaringan Komputer Tanpa Kabel”. Informatika, Bandung

Enterprise, Jubilee. 2014. “Trik Membuat Jaringan Komputer dan Wifi”. PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Fields, D., 2009, “20 Myths of Wi-Fi Interference”, [online], (http://www.cisco.com/c/en/us/products/collateral/wireless/spectrum-expert-wi-fi/prod_white_paper0900aecd807395a9.html, diakses tanggal 2 November 2015)

Forouzan, B.A. 2001. “Data Communications and Networking 2nd

Edition”. The McGraw-Hill Companies, United States

Forouzan, B.A. 2007. “Data Communications and Networking 4th

Edition”. The McGraw-Hill Companies, United States

Gunawan, I.K.A.R., 2015, “Analisis Coverage Wireless Fidelity Pusat

Pemerintahan Kabupaten Badung”, [pdf],

(https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1004405053-3-BAB%20II.pdf, diakses pada 30 Oktober 2015)

Hamila, R. 2007. “Blind Estimation of Large Frequency Offset in Wireless

OFDM Systems”.IEEE Transactions on Vehicular Technology

Hillier, C. 2012. “NETSHELTER CX WIFI TEST”. Schneider Electric, United States

Koruse, J & Keith Ross. 2000. “Computer Networking: A Top Down

Approach Featuring the Internet”. Addison Wesley

Liao, G., Ahmed Saleh, & Aqib Haque., “Characteristics of WiFi, [pdf], (http://www2.ensc.sfu.ca/~ljilja/ENSC427/Spring10/Projects/team13/ 427finalreport.pdf, diakses pada 30 Oktober 2015)

Manurung, D.G. & Naemah Mubakarah., 2013, “Analisis Coverage Area Wireless Local Area Network (WLAN) 802.11b dengan menggunakan

Simulator Radio Mobile”, [pdf],

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=58564&val=411 7, diakses tanggal 30 Oktober 2015


(70)

48 McNeil, P., “Wireless Network Applications Overview Choosing the Right

WiFi Antenna for your Application”, [pdf], (http://www.L-com.com, diakses pada 30 Oktober 2015)

Mulyanta, E.S. 2005. “Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer”. Andi, Yogyakarta

Poltak, Tommi. 2006. “Tuntunan Praktis Menguasai Jaringan Komputer”. Ardana Media

Price, R. 2007. “Fundamentals of Wireless Networking”. The McGraw-Hill Companies, United States

Priyambodo, Kuntoro & Dodi Heriadi. 2005. “Jaringan Wi-Fi: Teori dan

Implementasi”. Thc Mandiri, Yogyakarta

Purbo, O.W. 2003. “Infrastruktur Wireless Internet Kecepatan 11

-22Mbps”. Andi, Yogyakarta

S’to. 2014. “Wireless Kung Fu: Networking & Hacking”. Ed. 2015. Jasakom

Sofana, Iwan. 2015. “Membangun Jaringan Komputer”. Informatika, Bandung

Stalling, William. 2004. “Komunikasi dan Jaringan Nirkabel”. Erlangga, Jakarta

Stalling, William. 2004. “Wireless Communications and Networks 2nd

Edition”. Prentice Hall

Tanenbaum, A.S. 2003. “Jaringan Komputer. Jilid 1”. Prenhallindo, Jakarta

Vyctoria. 2014. “Tips & Trik Jaringan Wireless”. PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Wagito. 2007. “Jaringan Komputer, Teori dan Implementasi Berbasis


(71)

49 LAMPIRAN

Kondisi ruangan yang diteliti


(72)

50 Perangkat Access Point

Gambar 2 Hardware Access Point Gambar 1 Spesifikasi Access Point


(73)

51 Gambar 3 PC Module di Access Point


(74)

(75)

(1)

48 McNeil, P., “Wireless Network Applications Overview Choosing the Right WiFi Antenna for your Application”, [pdf], (http://www.L-com.com, diakses pada 30 Oktober 2015)

Mulyanta, E.S. 2005. “Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer”. Andi, Yogyakarta

Poltak, Tommi. 2006. “Tuntunan Praktis Menguasai Jaringan Komputer”. Ardana Media

Price, R. 2007. “Fundamentals of Wireless Networking”. The McGraw-Hill Companies, United States

Priyambodo, Kuntoro & Dodi Heriadi. 2005. “Jaringan Wi-Fi: Teori dan Implementasi”. Thc Mandiri, Yogyakarta

Purbo, O.W. 2003. “Infrastruktur Wireless Internet Kecepatan 11 -22Mbps”. Andi, Yogyakarta

S’to. 2014. “Wireless Kung Fu: Networking & Hacking”. Ed. 2015. Jasakom

Sofana, Iwan. 2015. “Membangun Jaringan Komputer”. Informatika, Bandung

Stalling, William. 2004. “Komunikasi dan Jaringan Nirkabel”. Erlangga, Jakarta

Stalling, William. 2004. “Wireless Communications and Networks 2nd Edition”. Prentice Hall

Tanenbaum, A.S. 2003. “Jaringan Komputer. Jilid 1”. Prenhallindo, Jakarta

Vyctoria. 2014. “Tips & Trik Jaringan Wireless”. PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Wagito. 2007. “Jaringan Komputer, Teori dan Implementasi Berbasis Linux”. Gava Media, Yogyakarta


(2)

49 LAMPIRAN

Kondisi ruangan yang diteliti


(3)

50 Perangkat Access Point

Gambar 2 Hardware Access Point


(4)

51

Gambar 3 PC Module di Access Point


(5)

(6)