Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran matematika materi bilangan bulat kelas VI Sekolah Dasar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Faida Dwi Nur Rizqi, 2015. Miskonsepsi Yang Terjadi Pada Pembelajaran
Matematika Materi Bilangan Bulat Kelas VI Sekolah Dasar. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis miskonsepsi yang
terjadi pada pelajaran matematika materi bilangan bulat kelas VI SDN Adisucipto 2
Yogyakarta dan mengetahui faktor penyebab miskonsepsi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian dikumpulkan dengan cara tes tertulis dan wawancara. Tes
tertulis bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam
mengerjakan soal uraian materi bilangan bulat. Tes tertulis diberikan kepada 30 siswa
kemudian dipilih lima subjek (N7, N9, N18, N25, N26) dengan kriteria tertentu.
Wawancara dilakukan terhadap lima subjek terpilih yang bertujuan untuk mengetahui

jenis miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi. Data hasil tes tertulis dan
wawancara dibandingkan dengan teknik triangulasi berguna menentukan data valid
terkait miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas VI beserta faktor penyebabnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lima subjek terpilih mengalami
miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran Matematika materi bilangan bulat.
Miskonsepsi ini dikelompokan dalam teoritik dan klasifikasional. Miskonsepsi
teoritik yang terjadi yaitu kesalahan menjelaskan fakta terkait bilangan bulat.
Miskonsepsi klasifikasional yaitu kesalahan dalam mengklasifikasikan bilangan ke
dalam bilangan bulat. Faktor penyebab miskonsepsi secara umum adalah sumber
belajar siswa yang berpatokan pada buku paket saja tanpa mencari sumber yang lain,
metode mengajar guru saat melakukan proses pembelajaran pada materi bilangan
bulat, siswa yang kurang paham dengan konsep materi bilangan bulat.
Kata Kunci: pembelajaran matematika, miskonsepsi, teoritik, klasifikasional.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Faida Dwi Nur Rizqi, 2015. Misconceptions in Integer Learning in Mathematics
Class of Sixth Graders of Elementary School. Thesis. Elemetary School
Departement. Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma
University. Yogyakarta.
The aim of this research was to describe the kinds of misconceptions happened in
integer learning in mathematics class of sixth graders of SDN Adisucipto 2
Yogyakarta and to determine their causes. The method used in the research was
descriptive-qualitative research.
The data was collected through written test and interview. The written test was
used to know misconceptions experienced by the students in doing their task about
integer material. The written test was given to 30 students. Then, five out of them
were chosen (N7, N9, N18, N25, and N26) with specific criterion. The interview was
used to the five selected subjects to know the kinds of misconceptions and their
causes. The results of the written test and interview were compared using
triangulation technique to determine the valid data related to misconceptions
happened to sixth graders students along with their causes.

The result of research showed that the five chosen subjects experienced some
misconceptions in integer learning in mathematics class. This misconceptions were
grouped into theoritical and classification. Theoretical misconceptions referred to the
mistakes on explaining the facts about integer. Classification misconceptions referred
to mistakes of number classification into integer. Factors causing misconceptions are
the source of the learning which was relied only on the text books without searching
for other sources, the teachers’ method used in integer learning process, and the
students that do not really understand the concept of integer material.

Keywords: mathematics learning, misconceptions, theoretical, classification.

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MISKONSEPSI YANG TERJADI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BILANGAN BULAT KELAS VI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
Faida Dwi Nur Rizqi
NIM: 111134205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MISKONSEPSI YANG TERJADI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BILANGAN BULAT KELAS VI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
Faida Dwi Nur Rizqi
NIM: 111134205

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
j Kalahkan kemalasan dengan SEMANGAT
Kalahkan kebencian dengan KASIH SAYANG
Kalahkan kesombongan dengan RENDAH HATI

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan. Maka, apabila

kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguhsungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu
berharap”.
(Terjemahan Q. S. Al-Insyirah: 6-8)

Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
j Allah swt yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah, dan anugerahNya
untukku, serta selalu membukakan pintu maaf bagiku.

j Kedua orang tuaku yaitu bapak Yuwono dan ibu Endrawati yang tiada
henti selalu menyayangi, mendoakan, mendukung, dan menyemangati
untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
j Kakakku Prapto Widodo dan Adikku Ichlasul Amal yang memberikan
motivasi kepadaku.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi, yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Maret 2015
Penulis

Faida Dwi Nur Rizqi

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Faida Dwi Nur Rizqi

NIM

: 111131205

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: MISKONSEPSI
YANG TERJADI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
BILANGAN BULAT KELAS VI SEKOLAH DASAR beserta perangkat yang
diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 27 Maret 2015
Yang menyatakan

Faida Dwi Nur Rizqi

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Faida Dwi Nur Rizqi, 2015. Miskonsepsi Yang Terjadi Pada Pembelajaran
Matematika Materi Bilangan Bulat Kelas VI Sekolah Dasar. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis miskonsepsi yang
terjadi pada pelajaran matematika materi bilangan bulat kelas VI SDN Adisucipto 2
Yogyakarta dan mengetahui faktor penyebab miskonsepsi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Data penelitian dikumpulkan dengan cara tes tertulis dan wawancara. Tes
tertulis bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami oleh siswa dalam
mengerjakan soal uraian materi bilangan bulat. Tes tertulis diberikan kepada 30 siswa
kemudian dipilih lima subjek (N7, N9, N18, N25, N26) dengan kriteria tertentu.
Wawancara dilakukan terhadap lima subjek terpilih yang bertujuan untuk mengetahui
jenis miskonsepsi dan faktor penyebab miskonsepsi. Data hasil tes tertulis dan
wawancara dibandingkan dengan teknik triangulasi berguna menentukan data valid
terkait miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas VI beserta faktor penyebabnya.
Hasil penelitian menunjukan bahwa lima subjek terpilih mengalami
miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran Matematika materi bilangan bulat.
Miskonsepsi ini dikelompokan dalam teoritik dan klasifikasional. Miskonsepsi
teoritik yang terjadi yaitu kesalahan menjelaskan fakta terkait bilangan bulat.
Miskonsepsi klasifikasional yaitu kesalahan dalam mengklasifikasikan bilangan ke
dalam bilangan bulat. Faktor penyebab miskonsepsi secara umum adalah sumber
belajar siswa yang berpatokan pada buku paket saja tanpa mencari sumber yang lain,
metode mengajar guru saat melakukan proses pembelajaran pada materi bilangan
bulat, siswa yang kurang paham dengan konsep materi bilangan bulat.
Kata Kunci: pembelajaran matematika, miskonsepsi, teoritik, klasifikasional.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Faida Dwi Nur Rizqi, 2015. Misconceptions in Integer Learning in Mathematics
Class of Sixth Graders of Elementary School. Thesis. Elemetary School
Departement. Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma
University. Yogyakarta.
The aim of this research was to describe the kinds of misconceptions happened in
integer learning in mathematics class of sixth graders of SDN Adisucipto 2
Yogyakarta and to determine their causes. The method used in the research was
descriptive-qualitative research.
The data was collected through written test and interview. The written test was
used to know misconceptions experienced by the students in doing their task about
integer material. The written test was given to 30 students. Then, five out of them
were chosen (N7, N9, N18, N25, and N26) with specific criterion. The interview was
used to the five selected subjects to know the kinds of misconceptions and their
causes. The results of the written test and interview were compared using
triangulation technique to determine the valid data related to misconceptions
happened to sixth graders students along with their causes.
The result of research showed that the five chosen subjects experienced some
misconceptions in integer learning in mathematics class. This misconceptions were
grouped into theoritical and classification. Theoretical misconceptions referred to the
mistakes on explaining the facts about integer. Classification misconceptions referred
to mistakes of number classification into integer. Factors causing misconceptions are
the source of the learning which was relied only on the text books without searching
for other sources, the teachers’ method used in integer learning process, and the
students that do not really understand the concept of integer material.

Keywords: mathematics learning, misconceptions, theoretical, classification.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
yang berjudul MISKONSEPSI YANG TERJADI PADA PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT KELAS VI
DASAR ini

SEKOLAH

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari dan merasakan bahwa ada banyak dukungan, bantuan, dan
bimbingan dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Anugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi
PGSD Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd., Wakil Ketua Program Studi PGSD
Universitas Sanata Dharma.
4. Dra. Haniek Sri Pratini. M.Pd. dan Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd.,
dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang telah bersedia
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan selama proses penelitian dan
penulisan skripsi hingga selesai.
5. Sutiyono, S.Pd kepala sekolah SDN Adisucipto 2 Yogyakarta yang telah
memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.
6. Tri Winarti, S.Pd guru kelas VI SDN Adisucipto 2 Yogyakarta yang telah
bersedia memberikan bantuan dalam proses penelitian.
7. Siswa kelas VI SDN Adisucipto 2 Yogyakarta yang telah bersedia untuk
membentu penulis dalam proses penelitian.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8. Bapak dan ibu guru serta karyawan/ karyawati SDN Adisucipto 2 Yogyakarta
yang telah memberikan bantuan sehingga proses penelitian ini berlangsung
dengan lancar.
9. Kedua Orangtuaku Bapak Yuwono dan Ibu Endrawati yang telah memberikan
semangat, motivasi, bimbingan, arahan, dan doa yang tidak pernah putus
kepada penulis.
10. Prapto Widodo (kakak) dan Ichlasul Amal (adik) yang selalu memberikan
semangat kepada penulis.
11. Teman-teman payung (Marta, Fitri, Hanifa, Novi, Alan, Lilyk, Henu) yang
telah bersedia bekerjasama dengan penulis serta memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
12. Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas E yang selalu
memberikan semangat, dukungan, dan kerjasama selama berproses dalam
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, semangat, dukungan, dan bantuan kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Yogyakarta, 27 Maret 2015
Penulis

Faida Dwi Nur Rizqi

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ..xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Batasan Masalah Penelitian ...........................................................................5
C. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................................6
D. Batasan Pengertian .......................................................................................6
E.Tujuan Penelitian ............................................................................................7

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman
F. Manfaat Penelitian .........................................................................................7
BAB II. KAJIAN TEORI.........................................................................................9
A. Landasan Teori ..............................................................................................9
1. Konsep ....................................................................................................9
2. Konsepsi .................................................................................................16
3. Miskonsepsi ............................................................................................16
4. Pembelajaran Matematika ......................................................................25
5. Kesalahan Dalam Matematika ...............................................................27
6. Bilangan .................................................................................................29
7. Bilangan Bulat ........................................................................................30
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................36
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................38
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………….…… 40
A. Jenis Penelitian ...........................................................................................40
B. Setting Penelitian........................................................................................40
C. Desain Penelitian ........................................................................................42
D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................44
E. Instrumen Penelitian ...................................................................................45
F. Kredibilitas Dan Transferabilitas ................................................................51
G. Teknik Analisis Data ..................................................................................52
BAB IV. HASIL PENELITIAN……………………….........................................55
A. Deskripsi Hasil Survei Lokasi Penelitian...................................................55

x ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman
B. Deskripsi Hasil Penentuan Subyek Penelitian…………………........…... 56
C. Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................................57
1. Pelaksanaan Penelitian …………………………………..……………..57
2. Data Hasil Uji Instrumen Tes ……………………………..…………...58
3. Analisis Data Penelitian …………………………………………….....59
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………………………………………….....99
BAB V. PENUTUP.............................................................................................. 102
A. Kesimpulan ..............................................................................................102
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................103
C. Saran .........................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................104
LAMPIRAN .......................................................................................................... [1]

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay) …………………….…...46
Tabel 3.2 Kriteria Kecakapan Akademik ..............................................................48
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara .............................................................................50
Tabel 4.1 Daftar Subjek Terwawancara ................................................................57
Tabel 4.2 Daftar Pelaksanaan Wawancara .............................................................57
Tabel 4.3 Nilai Akhir Siswa ...................................................................................58
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara Subjek
N7 Indikator Membaca Garis Bilangan Pada Operasi Hitung
Penjumlahan..……….…………………………………………………62
Tabel 4.5 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara Subjek
N7 Indikator Membaca Garis Bilangan Pada Operasi Hitung
Pengurangan…………………………………………………………...64
Tabel 4.6 Triangulasi Teknik Hasil data Tes Tertulis dan Data Wawancara
Untuk subjek N7 Indikator Menggambar Garis Bilangan Bulat Pada
Operasi Hitung Penjumlahan…..……………………………………..67
Tabel 4.7 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Hasil Wawancara
Untuk Subjek N9 Indikator Mengerjakan Operasi Hitung Campuran
Pada Bilangan Bulat ………………………………………………...70

x iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Halaman
Tabel 4.8 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis dan Data Wawancara
Untuk Subjek N9 Indikator Melakukan Pentaksiran Pada Bilangan
Bulat …………………………………………………………………..72
Tabel 4.9 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara
Untuk Subjek N18 Indikator Menyebutkan Bilangan Bulat Negatif
Dua Angka ……………………………………………………………76
Tabel 4.10 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara
Untuk Subjek N18 Indikator Membaca Garis Bilangan Pada Operasi
Hitung Penjumlahan ………………………………………………..78
Tabel 4.11 Triangulasi Teknik Indikator Mengerjakan Operasi Hitung
Campuran Pada Bilangan Bulat …………………………………....81
Tabel 4.12 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara
Untuk Subjek N18 Indikator Menggambar Garis Bilangan Bulat
Pada Operasi Hitung Penjumlahan ………………………………...84
Tabel 4.13 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara
Untuk Subjek N25 Indikator Mengerjakan Operasi Hitung
Penjumlahan Pada Bilangan Bulat ………………………………...86
Tabel 4.14 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Wawancara
Untuk Subjek N25 Indikator Mengerjakan Operasi Hitung
Pengurangan Pada Bilangan Bulat ………………………………...88

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 4.15 Triangulasi Teknik Hasil Tes Tulis Dan Wawancara Untuk
Subjek N25 Indikator Menyelesaikan Operasi Hitung Menggunakan
Sifat Komulatif. ……………………………………………………..91
Tabel 4.16 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Tertulis Dan Hasil
Wawancara Untuk Subjek N26 Indikator Menyebutkan Bilangan
Bulat Negatif Dua Angka ……………………………………………95
Tabel 4.17 Triangulasi Teknik Hasil Data Tes Terrulis Dan Hasil
Wawancara Untuk Subjek N26 Indikator Menyelesaikan Operasi
Hitung Menggunakan Sifat Assosiatif………………………………97

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Macam-Macam Bilangan Bulat …………………………………. 32
Gambar 2.2 Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat
Positif

………………………………………………………….. 32

Gambar 2.3 Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Negatif ……………………………………………………………. 33
Gambar 2.4 Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat
Negatif …………………………………………………………….. 33
Gambar 2.5 Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Positif ……………………………………………………………....33
Gambar 2.6 Pengurangan Bilangan Bulat Positif dengan Bilangan Bulat
Positif …………………………….………………………………..34
Gambar 2.7 Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Negatif ……………………………………………..……………. 34
Gambar 2.8 Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Bilangan Bulat
Positif …………...……………………………………………….. 34
Gambar 2.9 Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat Contoh 1……....35
Gambar 2. 10 Operasi Hitung Campuran Pada Bilangan Bulat Contoh 2 …....35

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Transkip Wawancara Siswa.............................................................. [2]
Lampiran 2. Validitas Instrumen Tes Tertulis Wawancara ................................ [19]
Lampiran 3.Validitas Instrumen Wawancara ...................................................... [25]
Lampiran 4. Instrumen Tes Tertulis .................................................................... [27]
Lampiran 5. Hasil Jawaban Siswa ...................................................................... [32]
Lampiran 6. Data Hasil Uji Empiris ................................................................... [57]
Lampiran 7. Surat ijin sebelum dan sesudah penelitian ...................................... [65]

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya (Tirtaharahardja dan Sulo,
2008: 01). Hal tersebut mengarahkan manusia untuk mendapatkan pendidikan
setinggi-tingginya. Manusia mendapatkan pendidikan formal dari tingkat
dasar. Pendidikan dasar ini yang menentukan landasan untuk menentukan
hasil

pendidikan

serta

kegiatan

pembelajaran

selanjutnya.

Kegiatan

pembelajaran di sekolah akan membawa siswa berkembang dan menuju
keadaan yang lebih baik.
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan (Djamarah, 2005: 1).
Guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang peranan
penting dalam pendidikan. Guru Sekolah Dasar (SD) merupakan profesi yang
sangat penting karena sebagai peletak dasar pendidikan formal, untuk itu
sebagai guru sekolah dasar harus mempunyai kompetensi yang kompleks.
Tanggung jawab guru bukan hanya memberikan pengajaran dan pendidikan,
tetapi guru juga pro-aktif untuk membantu menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan peserta didik (Janawi, 2012: 129).
Guru yang memiliki kompetensi tinggi akan mampu mendorong siswa
menanamkan konsep yang menjadi dasar pengetahuan siswa dalam mengikuti
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

pembelajaran di sekolah. Pembelajaran yang dilaksanakan bertujuan agar
siswa

dapat

menggunakan

konsep-konsep

yang

dimilikinya

untuk

memecahkan segala permasalahan konsep-konsep yang ada. Hal ini bertujuan
agar siswa dapat mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran memiliki
perbedaan satu sama yang lain. Hal ini mendasari manusia yang menjalani
pendidikan formal. Konsep adalah abstraksi dari kejadian atau hal-hal yang
memiliki ciri-ciri yang sama atau merupakan ide tentang sesuatu di dalam
pikiran (Mertodihardjo dan Mulyono, 1980: 5). Hal tersebut membuat siswa
harus memahami sebuah konsep karena akan membantu dalam ide pikirannya.
Pendidikan formal pada umumnya tidak terlepas dari pelajaran
Matematika karena Matematika penting untuk mempelajari ilmu lain.
Matematika menjadikan manusia perhatian khusus memasuki suatu jenjang
pendidikan. Pelajaran Matematika terdapat konsep ilmu penting dalam
penerapannya untuk membantu dalam menyelesaikan masalah kehidupan
sehari-hari.

Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh

semua siswa dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia (Depdikbud, 2006: 153). Ini membuktikan bahwa Matematika itu
mengembangkan diri secara terus-menerus serta memecahkan masalah yang
dijumpai sepanjang hidupnya. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Matematika dalam mempelajarinya harus mempunyai konsep
dasar yang kuat agar proses pembelajaran di jenjang kelas berikutnya menjadi
lebih mudah dan tidak meninggalkan kesan buruk terhadap pelajaran
Matematika. Matematika identik dengan soal penalaran sehingga siswa harus
banyak berlatih soal untuk memperkuat pemahaman dan penlarannya.
Menurut

Depdikbud (2006: 154) mata pelajaran Matematika

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yang pertama adalah
memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah. Pemahaman konsep dalam penerapannya
kepada siswa sangatlah penting karena konsep yang pertama siswa bawa
biasanya akan dibawa dan selalu diingatnya sepanjang hidupnya sehingga
konsep yang ditanamkan pada siswa sangatlah penting. Konsep yang
diperoleh akan menuntun menuju materi pada pembelajaran yang lainnya.
Siswa akan menggunakan konsep yang sudah diperolehnya dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupannya. Kemampuan
siswa dalam mempelajari konsep-konsep pembelajaran tidak sama satu sama
lainnya. Hal tersebut menyebabkan siswa memiliki perbedaan persepsi dalam
menyelesaikan permasalahan pelajaran Matematika yang ditemui.
Pembelajaran Matematika tidak pernah terlepas dari operasi hitung
bilangan. Bilangan adalah aspek pertama yang harus dikuasai para siswa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Mempelajari bilangan sangatlah penting dan berguna karena erat kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai. Siswa akan diajarkan
operasi hitung bilangan bulat pada sekolah dasar. Siswa pada sekolah dasar
masih sering ditemukan belum menguasai konsep-konsep yang ada pada
bilangan

bulat

yang

mengakibatkan

siswa

mengalami

miskonsepsi.

Miskonsepsi adalah konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah
(Suparno, 2005: 2). Konsep-konsep yang salah itu peneliti temukan di SD
Negeri Adisucipto 2. Hasil tersebut didapatkan melalui wawancara dengan
seorang guru kelas VI SD Negeri Adisucipto 2 pada tanggal 7 Mei 2014. Guru
tersebut mengatakan bahwa masih ada beberapa siswa yang mengalami salah
konsep dalam menangkap pelajaran Matematika materi bilangan bulat. Siswa
yang mengalami miskonsepsi seperti itu sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan materi yang siswa dapatkan. Hal ini juga diperkuat dengan
wawancara dengan beberapa siswa pada tanggal 12 Agustus 2014 yang
menyatakan bahwa materi pelajaran Matematika yang masih mengalami
kesulitan adalah bilangan bulat. Peneliti mencoba mengajukan pernyataan -55 jawabannya adalah 0. Walapun pertanyan hanya spontan namun sudah
menggambarkan bahwa siswa miskonsepsi dalam operasi bilangan bulat.
Berdasarkan hal tersebut miskonsepsi merupakan kondisi yang harus
ditangani karena menghambat pengetahuan siswa terhadap pelajaran terutama
pelajaran Matematika materi bilangan bulat. Seringkali guru kurang
memperhatikan kesalahan konsep atau miskonsepsi yang terjadi pada

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

siswanya sehingga kesalahan konsep yang dilakukan siswa keberlanjutan. Hal
tersebut perlunya mengetahui jenis miskonsepsi yang dialami siswa serta
perlunya mengetahui faktor-faktor penyebab miskonsepi pada pelajaran
Matematika materi bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas, perlunya mengetahui jenis miskonsepsi
yang dialami siswa serta perlunya mengetahui faktor-faktor penyebab
miskonsepai pada siswa sekolah dasar pelajaran Matematika materi bilangan
bulat sangat menarik untuk diteliti. Hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai acuan perbaikan pembelajaran Matematika materi bilangan bulat
selanjutnya. Penelitian ini akan dilakukan di kelas VI SDN Adisucipto 2 yang
berjumlah 33 siswa sebagai assesmen awal peneliti dalam menditeksi
miskonsepsi yang dialami siswa. Siswa kelas VI yang berjumlah 33 tersebut
kemudian akan dipilih beberapa siswa untuk menjadi subjek yang sebenarnya
untuk diteliti.

B. Batasan Masalah Penelitian
Peneliti membatasi pada miskonsepsi dalam pembelajaran Matematika
materi bilangan bulat kelas VI SD N Adisicipto 2 Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitiaan ini adalah :
1. Apa sajakah

jenis miskonsepsi

yang

terjadi

pada

pembelajaran

Matematika materi bilangan bulat kelas VI SDN Adisucipto 2
Yogyakarta?
2. Apa sajakah faktor penyebab miskonsepi yang terjadi pada siswa kelas VI
pembelajaran Matematika pada materi bilangan bulat SDN Adisucipto 2
Yogyakarta?

D. Batasan Pengertian
1. Konsep adalah ide abstrak yang distimulus yaitu objek-objek yang
memberikan arti. Untuk memecahkan masalah harus mengetahui konsepkonsep yang diperolehnya kemudian memberikan arti dan pengalaman.
2. Konsepsi adalah pentafsiran seseorang terhadap suatu obyek yang
diamatinya yang sering muncul saat sebelum pembelajaran.
3. Miskonsepsi adalah salah konsep yang mereka bawa atau kekacauan
konsep dan konsep-konsep yang tidak benar.
4. Pembelajaran Matematika adalah proses belajar mengajar yang dibangun
oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa serta
meningkatkan pengetahuan baru terhadap materi Matematika

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

5. Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan asli, nol, dan
lawan dari bilangan asli.

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang berusaha dipecahkan melalui penelitian
Kualitatif ini, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk:
1. Mendeskripsikan

jenis miskonsepsi

yang

terjadi

pada

pelajaran

Matematika materi bilangan bulat kelas VI SDN Adisucipto 2 Yogyakarta.
2. Mengetahui penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas VI
pelajaran Matematika pada materi bilangan bulat SD N Adisucipto 2
Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi guru
Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan atau
wawasan mengenai miskonsepsi serta faktor yang mempengaruhi siswa
terutama pada pelajaran Matematika materi bilangan bulat.
b. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang penelitian
yang diteliti yang dapat ditularkan kepada guru Sekolah Dasar atau
mahasiswa PGSD.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

2. Manfaat teoritis
Dapat menambah khasanah pengetahuan bidang pendidikan dasar
terutama pada miskonsepsi yang terjadi pada siswa SD terutama pada
pelajaran Matematika bilangan bulat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Konsep
a. Pengertian konsep
Konsep adalah suatu abstraksi mental yang mewakili satu kelas
stimulus. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi
untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah,
seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturanaturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar,
2002: 62).
Konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciriciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Menyatakan
suatu konsep dengan menyebut “nama” (Hamalik, 2005: 162). Konsep
adalah abstraksi dari kejadian atau hal-hal yang memiliki ciri-ciri yang
sama

atau

merupakan

ide

tentang

sesuatu

di

dalam

pikiran

(Mertodihardjo, dan Mulyono, 1980: 5).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep adalah ide abstrak yang distimulus yaitu objek-objek yang
memberikan arti. Untuk memecahkan masalah harus mengetahui konsepkonsep yang diperolehnya kemudian memberikan arti dan pengalaman.
9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

Belajar konsep akan bisa menghubungkan banyak konsep dan bisa
memberikan arti dalam menghubungkan dengan konsep-konsep lainnya.

b. Macam-macam konsep
Berdasarkan bentuknya konsep dapat dibedakan menjadi 3
jenis menurut Amien (Salirawati, 2010: 13), yaitu:
1) Konsep klasifikasional, mencangkup bentuk konsep yang didasarkan atas
klasifikasi fakta-fakta kedalam bagan yang terogranisir.
2) Konsep korelasional, mencangkup kejadian-kejadian khusus yang saling
berhubungan, atau observasi-observasi yang terdiri dari atas dugaan terutama
berbentuk formulasi prinsip-prinsip umum.
3) Konsep teoritik, mencangkup bentuk konsep yang mempermudah kita dalam
mempelajari

fakta-fakta

atau

kejadian-kejadian

dalam

sistem

yang

terorganisir.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk
konsep terbagi menjadi 3 yaitu: pertama konsep klasifikasional
adalah bentuk konsep didasarkan klasifikasi dalam penelitian ini
missal mengklasifikasikan bilangan yang termaksuk bilangan bulat.
Kedua konsep korelasional adalah konsep yang saling berhubungan.
Ketiga konsep teoritik adalah konsep yang telah terogranisir untuk
mempermudah mempelajari fakta-fakta dalam penelitian ini misal

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

pengertian bilangan bulat, sifat operasi hitung, menyebutkan
bilangan bulat, dan sebagainya.

c. Ciri-ciri konsep
Hamalik (2005:162-163) menyatakan ciri-ciri konsep sebagai
berikut.
1) Atribut konsep adalah sifat yang membedakan antara konsep satu
dengan konsep yang lainnya.
2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu
atribut.
3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan
konsep lainnya.
4) Kedominan atribut, menunjukan pada kenyataan bahwa beberapa
atribut lebih dominan (obvious) dari pada yang lainnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
konsep adalah atribut konsep yaitu sifat yang membedakan antara
konsep, atribut nilai-nilai yaitu variasi yang ada pada atribut, jumlah
atribut banyaknya atribut konsep yang bermacam-macam konsep satu
dengan yang lain, kedominan atribut yaitu kenyataan kedominan
atribut dari pada yang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Hamalik (2005: 164-166) menyatakan juga kegunaan konsep
sebagai berikut.
1) Konsep-konsep

mengurangi

kerumitan

lingkungan.

Karena

lingkungan sangat kompleks dan rumit dengan konsep bisa
mengurangi kerumitan yang ada pada lingkungan.
2) Konsep-konsep membantu untuk mengidentifikasi objek-objek
yang ada disekitar. Objek-objek di sekitar yang banyak
memudahkan mengenali ciri-ciri dan nama objek yang identifikasi.
3) Konsep membantu untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih
luas, dan lebih maju. dengan konsep bisa mempelajari yang baru
tidak hanya konstan.
4) Konsep

mengarahkan

kegiatan

instrumental.

Konsep

bisa

menentukan tindakan-tindakan selanjutnya yang bisa dilakukan.
Misalnya kegiatan memecahkan masalah yang dihadapinya.
5) Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran. Konsep dapat
menjadi dasar pengetahuan untuk meningkatkan proses pengajaran
berikutnya.
6) Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda
dalam kelas yang sama. Setiap kelas yang selalu mempelajari
banyak hal dengan konsep kita bisa membedakan konsep-konsep
yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan
konsep adalah konsep mengurangi kerumitan lingkungan dengan
konsep bisa mengurangi kerumitan lingkungan yang kompleks pada
siswa, konsep membantu siswa mengenal objek di sekitar, konsep
membantu siswa mempelajari sesuatu yang baru tidak hanya konstan,
konsep mengajarkan siswa bisa berfikir tindakan untuk memecahkan
masalah, konsep bisa sebagai dasar siswa bisa mempelajari konsep
selanjutnya yang akan dipelajari, konsep bisa membantu siswa
mempelajari konsep yang berbeda dalam waktu bersamaan.

d. Kriteria pemahaman konsep
Budi (1992: 114) menyatakan untuk dapat memutuskan apakah
sesorang (siswa, mahasiswa) memahami konsep atau tidak, diperlukan
kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukan pemahaman
tersebut. Beberapa indikator yang menunjukan pemahaman seseorang
akan suatu konsep antara lain:
1) Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
menggunakan kalimat sendiri. Siswa

dapat menjelaskan

pengertian suatu konsep dengan kalimat bahasanya sendiri
sehingga siswa paham akan suatu konsep tersebut.
2) Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan dengan orang
lain. Siswa yang paham akan suatu konsep siswa bisa menjelaskan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

kepada orang lain makna konsep yang dipahami dengan bahasa
dan kalimatnya sendiri.
3) Dapat menganalisis hubungan antar konsep dalam suatu hukum.
Siswa yang paham makna suatu konsep akan bisa menghubungkan
konsep tersebut dalam suatu hukum yang saling bersangkutan.
4) Dapat menerangkan konsep untuk:
a) Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus.
Dengan memahami konsep siswa akan dengan mudah
menjelaskan gejala-gejala alam khusus yang terjadi.
b) Untuk memecahkan masalah baik secata teoritis maupun
praktis. Siswa akan bisa memecahkan masalah yang dihadapi
secara teoritis maupun praktis dengan memahami konsep.
c) Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi. Siswa akan
bisa memprediksi kemingkinan atau tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
5) Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat.
Siswa bisa mempelajari konsep-konsep lain yang berkaitan dengan
cepat yang saling bersangkutan.
6) Dapat membedakan konsep yang satu dengan yang lain saling
berkaitan. Konsep yang telah dipahami siswa yang didapat dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

waktu bersamaan akan bisa saling membedakan untuk saling
dikaitkan dengan konsep-konsep lainnya.
7) Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang
salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang
ada dalam suatu pokok bahasan. Makna konsep yang sudah sangat
dipahami akan membuat siswa bisa membedakan konsepsi yang
benar dan yang salah kemudian membuat peta konsep agar siswa
lebih mudah memahaminya dalam satu pokok bahasan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa 7 indikator
yang dapat menunjukan pemahaman seseorang terhadap konsep.
Pertama siswa dapat menjelaskan pengertian konsep dengan bahanya
sendiri. Kedua siswa bisa menjelaskan suatu konsep kepada orang lain
dengan bahasanya sendiri. Ketiga siswa bisa menghubungkan suatu
konsep dengan hokum yang berlaku. Keempat siswa menjelaskan
gejala-gejala yang terjadi, siswa bisa memecahkan masalah secara
teoritis, siswa akan memungkinkan tindakan yang akan dilakukan
dalam memecahkan masalah. Kelima siswa bisa dengan cepat
mempelajari konsep-konsep yang saling bersangkutan. Keenam siswa
bisa saling membedakan dan mengkaitkan antara konsep satu dengan
yang lain. Ketujuh siswa bisa memhami konsep yang benar dan yang
salah kemudian membuat peta konsep agar lebih mudah lagi dalam
memahaminya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

2. Konsepsi
Tafsiran konsep oleh seorang disebut konsepsi (Berg, 1991: 8).
Contoh konsepsi bola, bola dapat ditafsirkan oleh seorang anak sebagai
suatu benda kecil, bulat, dan menggelinding. Konsepsi dapat berbeda
dengan konsepsi fisikawan terhadap konsep tertentu (Berg, 1991: 10 ).
Konsepsi fisikawan pada umumnya akan lebih canggih, lebih komplek,
lebih rumit melibatkan lebih banyak hubungan antar konsep dari pada
konsepsi siswa. Konsepsi siswa sama dengan konsepsi fisikawan yang
disederhanakan tidaklah dikatakan salah, tetapi jika konsepsi siswa
bertentangan dengan konsepsi fisikawan

maka dikatakan siswa

mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

konsepsi

adalah pentafsiran seseorang terhadap suatu obyek yang diamatinya yang
sering muncul saat sebelum pembelajaran.

3. Miskonsepsi
Miskonsepsi adalah konsep awal yang mereka bawa terkadang tidak
sesuai atau bertentangan dengan konsep yang diterima para ahli atau
konsep awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah ( Suparno, 2005: 2).
Miskonsepsi adalah menyangkut kesalahan siswa dalam pemahaman
hubungan antar konsep (Berg, 1991: 10). Miskonsepsi adalah suatu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

interpretasi yang salah akan suatu konsep dan hubungan yang tidak benar
antara konsep-konsep (Tyas, 2013: 12).
Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
miskonsepsi adalah salah konsep yang mereka bawa atau kekacauan
konsep dan konsep-konsep yang tidak benar.
a. Penyebab Miskonsepsi
Secara garis besar penyebab miskonsepsi dapat diringkas
dalam lima kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks, konteks, dan
metode mengajar (Suparno, 2005: 29).
1) Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokan dalam
beberapa hal, antara lain:
a) Prakonsepsi atau konsep awal siswa, banyak siswa sudah
mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu
bahann sebelum siswa mengikuti pelajaran formal di bawah
bimbingan guru. Konsep awal ini sering mengandung
miskonsepsi. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh orangtua,
teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa.
b) Pemikiran asosiatif siswa, asosiasi siswa terhadap istilah
sehari-hari kadang-kadang juga membuat miskonsepsi.
c) Pemikiran humanistik, siswa kerap kali memandang semua
benda dari pandangan manusiawi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

d) Reasoning yang tidak lengkap atau salah, miskonsepsi juga
dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran siswa yang
tidak lengkap atau salah.
e) Intiusi yang salah, intusi atau perasaan siswa yang dapat
menyebabkan miskonsepsi.
f) Tahap perkembangan kognitif siswa, perkembangan kognitif
siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang digeluti dapat
menjadi penyebab adanya miskonsepsi siswa. Siswa yang
masih dalam tahap operasional kongkrit bila mempelajari
bahan yang abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti
tantang konsep bahan tersebut.
g) Kemampuan siswa, siswa yang kurang berbakat kurang
mampu dalam mempelajari materi sering mengalami kesulitan
menangkap konsep dalam proses belajar.
h) Minat belajar, siswa yang berminat cenderung mengalami
rendah terjadi miskonsepsi dari pada yang tidak minat.
2) Guru atau pengajar
Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang
dibawa oleh guru yaitu tidak menguasai bahan, tidak

kompeten,

bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak membiarkan siswa
mengungkapkan gagasan atau ide, realisasi guru-siswa tidak baik.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

3) Buku teks
Buku teks juga dapat menyebarkan miskonsepsi karena
bahasanya sulit atau penjelasannya tidak benar, miskonsepsi tetap
diteruskan.
4) Konteks adalah situasi atau kondisi suatu keadaan yang terjadi.
a) Pengalaman siswa
Pengalaman siswa yang mereka temukan dan ketahui sesuai
dengan kejadian yang dilihatnya, pengalaman di rumah, sekolah,
atau lingkungan bermainnya yang sudah ditanam di diri siswa.
b) Bahasa sehari-hari
Bahasa siswa yang digunakan sehari-hari terkadang salah
arti dengan yang dimaksudkan sehingga terjadi simpang siur dan
salah paham.
c) Teman lain
Teman

sering

kali

menjadi

teman

belajar

yang

menyenangkan. Teman mengajarkan yang dipahaminya kemudian
mengajarkan kepada lainnya. Jika salah konsep yang diajarkan
maka juga akan terjadi salah konsep yang berurutan.
d) Keyakinan dan ajaran agama
Siswa yang mempunyai keyakinan dan ajaran agama
masing-masing sehingga terkadang mempunyai keyakinan dan
ajaran yang berbeda dengan yang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

e) Metode mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih
yang menekankan satu segi saja dari konsep bahan yang digeluti,
meskipun membantu siswa menangkap bahan, tetapi sering
mempunyai dampak buruk, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa.
Selain pendapat Suparno, Budi (1992: 115) menyatakan ada
empat sumber yang mungkin menyebkan terjadinya miskonsepsi
adalah:
1) Guru (dosen)
Guru yang memegang peranan penting dalam proses belajar
siswa dalam memahami suatu konsep ilmu sehingga miskonsepsi bisa
terjadi karena dibawa oleh guru dalam proses mengajarnya,
komperensi yang dimilikinya.
2) Proses belajar mengajar
Aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu
pada kemampuan diri belajar memberikan kemudahan bagaimana cara
menemukan

sesuatu

(bukan

memberi

sesuatu)

berdas