Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT

MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD Anna Juta Aprihida

Universitas Sanata Dharma 2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 di kelas III SD. Wawancara guru menyatakan bahwa 22 dari jumlah 27 peserta didik belum mencapai nilai KKM. Berdasar kuesioner yang dibagikan pada 27 peserta didik kelas III SD, 77.8% atau 17 peserta didik menyatakan sulit memahami perkalian bilangan bulat dan 74.1% atau 20 peserta didik menyatakan sulit memahami pembagian bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk kelas III SD; dan mendeskripsikan kualitas dari prototipe tersebut.

Pengembangan prototipe dalam penelitian ini menggunakan 6 langkah pengembangan dari Borg dan Gall yang telah dimodifikasi meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk. Validasi dilakukan oleh 3 validator dan mendapat skor rata-rata 3.7 yang masuk dalam kategori sangat baik sehingga prototipe layak untuk diujicobakan.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti kepada 15 peserta didik kelas III SD N Tegalrejo 2. Materi yang diujicobakan adalah perkalian bilangan bulat menggunakan media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Dari hasil refleksi, 100% peserta didik menyatakan menjadi tahu tentang konsep perkalian. Dari hasil evaluasi soal perkalian, 53.3% peserta didik mendapat nilai 100 dan 46.7% peserta didik mendapat nilai 80.

Kata kunci: Rancangan Pembelajaran, Matematika, Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat, Komik


(2)

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING DESIGN IN MULTIPLICATION AND DIVISION OF INTEGERS MATERIALS THROUGH

COMICS MEDIA FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Anna Juta Aprihida

Sanata Dharma University 2017

This research was conducted because of the potentials and problems related to thematic learning of Mathematics and Indonesian Language at the Curriculum 2013 in the third grade of elementary school. The teacher’s interview stated that 22 out of 27 students had not reached the KKM score. Based on the questionnaires which distributed to 27 students of elementary school, 77.8% or 17 students difficult to understand the multiplication of integer and 74.1% or 20 students difficult to understand the division of integers. This research is a research and development (R & D) which aimed to develop Prototype of Mathematics Thematic Material Design Multiplication and Division of Integer through Comic Media for third grade of elementary school; and describes the quality of the prototype.

The prototype development in this study used 6 modified development steps from Borg and Gall including: (1) Potentials and Problems, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Product Validation, (5) Design Revision, (6) Product Test. Validation is done by 3 validation experts and got an average score of 3.7 that include into very good category so that prototype is proper to be tested.

A limited trial conducted by researcher to 15 students of the third grade of Tegalrejo 2 elementary school. The material tested is multiplication of integers using the comic media "Learning the Concept of Multiplication through Subtropical Climate Period". From the results of reflection, 100% of students claimed to know about the concept of multiplication. From the evaluation of multiplication, 53.3% of students got score 100 and 46.7% of the students got score 80.


(3)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI

MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Anna Juta Aprihida

NIM: 131134179

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017


(4)

(5)

(6)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada saya dalam segala hal

 Kedua orang tua saya, Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu Listyorini yang selalu memberi saya semangat untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi

 Sahabat seperjuangan saya dari masa putih abu-abu Anastasia Herlinawati dan Yustina Mira Andika yang selalu mendukung

 Saudara perempuan saya Septri Anggreani Timaria, Erwindha Mahanani dan Rosaliana Wahyu Setyani Dewi yang sudah memberi semangat dan mendengar keluh kesah saya

 Kakak laki-laki saya, Yeremia Indra Ismara yang selalu memberikan perhatian, dukungan dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir

 Teman-teman seperjuangan payung “Matematika Berbasis

Seni” yang selalu berjuang bersama untuk menyelesaikan

skripsi

 Almamater Universitas Sanata Dharma

 Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu


(7)

MOTTO

The whole purpose of education is to turn mirrors into windows

(Sydney J. Harris)

“Try not become man of success, but rather become a man value”

(Albert Einstein)

“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world”


(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Maret 2017 Peneliti


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anna Juta Aprihida

Nomor Mahasiswa :131134179

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD”, beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Maret 2017 Yang menyatakan


(10)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KOMIK UNTUK KELAS III SD

Anna Juta Aprihida Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini dilakukan karena adanya potensi dan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran tematik Matematika dan Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 di kelas III SD. Wawancara guru menyatakan bahwa 22 dari jumlah 27 peserta didik belum mencapai nilai KKM. Berdasar kuesioner yang dibagikan pada 27 peserta didik kelas III SD, 77.8% atau 17 peserta didik menyatakan sulit memahami perkalian bilangan bulat dan 74.1% atau 20 peserta didik menyatakan sulit memahami pembagian bilangan bulat. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk kelas III SD; dan mendeskripsikan kualitas dari prototipe tersebut.

Pengembangan prototipe dalam penelitian ini menggunakan 6 langkah pengembangan dari Borg dan Gall yang telah dimodifikasi meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain Produk, (4) Validasi produk, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk. Validasi dilakukan oleh 3 validator dan mendapat skor rata-rata 3.7 yang masuk dalam kategori sangat baik sehingga prototipe layak untuk diujicobakan.

Uji coba terbatas dilakukan peneliti kepada 15 peserta didik kelas III SD N Tegalrejo 2. Materi yang diujicobakan adalah perkalian bilangan bulat menggunakan media komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis”. Dari hasil refleksi, 100% peserta didik menyatakan menjadi tahu tentang konsep perkalian. Dari hasil evaluasi soal perkalian, 53.3% peserta didik mendapat nilai 100 dan 46.7% peserta didik mendapat nilai 80.

Kata kunci: Rancangan Pembelajaran, Matematika, Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat, Komik


(11)

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING DESIGN IN MULTIPLICATION AND DIVISION OF INTEGERS MATERIALS THROUGH COMICS MEDIA FOR THE THIRD GRADE OF ELEMENTARY

SCHOOL Anna Juta Aprihida Sanata Dharma University

2017

This research was conducted because of the potentials and problems related to thematic learning of Mathematics and Indonesian Language at the Curriculum 2013 in the third grade of elementary school. The teacher’s interview stated that 22 out of 27 students had not reached the KKM score. Based on the questionnaires which distributed to 27 students of elementary school, 77.8% or 17 students difficult to understand the multiplication of integer and 74.1% or 20 students difficult to understand the division of integers. This research is a research and development (R & D) which aimed to develop Prototype of Mathematics Thematic Material Design Multiplication and Division of Integer through Comic Media for third grade of elementary school; and describes the quality of the prototype.

The prototype development in this study used 6 modified development steps from Borg and Gall including: (1) Potentials and Problems, (2) Data Collection, (3) Product Design, (4) Product Validation, (5) Design Revision, (6) Product Test. Validation is done by 3 validation experts and got an average score of 3.7 that include into very good category so that prototype is proper to be tested.

A limited trial conducted by researcher to 15 students of the third grade of Tegalrejo 2 elementary school. The material tested is multiplication of integers using the comic media "Learning the Concept of Multiplication through Subtropical Climate Period". From the results of reflection, 100% of students claimed to know about the concept of multiplication. From the evaluation of multiplication, 53.3% of students got score 100 and 46.7% of the students got score 80.


(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin kepada peneliti sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat serta menjadi validator bagi penyusunan skripsi ini

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd., dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini


(13)

6. Drs. Sukawit, kepala sekolah dan Ibu Widyastuti, S.Pd., guru pamong di SD N Tegalrejo 2 yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD N Tegalrejo 2

7. Ibu Sri Endarwati, S.Pd., guru kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas III dan menjadi validator serta narasumber pada penelitian ini

8. Bapak Muchammad Bayu Tejo Sampurno, S.Pd., M.A., validator yang telah memberikan pengarahan dan semangat

9. Peserta didik kelas III SD N Tegalrejo 2 yang telah bersedia membantu selama proses penelitian berlangsung

10.Kedua orang tua tercinta Bapak Martinus Sumarjo dan Ibu Listyorini yang selalu memberikan dukungan serta semangat dalam bentuk apapun sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

11.Seluruh teman dan sahabat serta Teman-teman payung R&D matematika berbasis seni di Universitas Sanata Dharma yang telah mendukung dan memberi semangat dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini

12.Almamater Universitas Sanata Dharma

13.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga skripsi ini berguna bagi para pembaca, baik dalam isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ini ada beberapa kesalahan baik dalam penyajian ataupun isi. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Peneliti


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

G. Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 ... 10


(15)

b. Pengertian Model Pembelajaran tematik ... 12

c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik ... 14

2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran ... 16

a. Pengertian Rancangan Pembelajaran ... 16

b. Komponen Rancangan Pembelajaran ... 18

3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Verbal-Linguistik ... 21

a. Pengertian kecerdasan Matematika Logis ... 21

b. Pengertian Kecerdasan Verbal-Linguistik ... 22

4. Tinjauan tentang Matematika ... 23

a. Pengertian Matematika ... 23

b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar ... 26

c. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 27

d. Perkalian ... 27

e. Pembagian ... 28

f. Bilangan bulat ... 29

5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim ... 30

a. Proses Terjadinya Perubahan Musim ... 30

b. Musim pada Iklim Tropis ... 31

c. Musim pada Iklim Subtropis ... 32

d. Perilaku Hewan yang Dapat Menunjukkan Perubahan Cuaca ... 33

6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa ... 34

a. Pengertian Seni Rupa ... 34

b. Pendidikan Seni Rupa di SD ... 36

c. Pengertian Komik ... 40

d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran ... 42

e. Kelebihan Gambar sebagai Visualisasi Seni Rupa dalam Komik ... 44

7. Tinjauan tentang Belajar ... 47

a. Pengertian Belajar ... 47

b. Prinsip-Prinsip Belajar ... 49


(16)

d. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar ... 56

e. Gaya Belajar Tipe Visual ... 59

8. Tinjauan tentang Media ... 60

a. Pengertian Media sebagai Media Pembelajaran ... 60

b. Fungsi Media Pembelajaran ... 62

9. Tinjauan tentang Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas Bawah ... 64

10.Tugas Perkembangan Masa Anak ... 67

a. Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial... 67

b. Tugas Perkembangan Belajar ... 68

B. Penelitian Yang Relevan ... 68

C. Kerangka Berpikir ... 73

D. Pertanyaan Penelitian ... 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 75

A. Jenis Penelitian ... 75

B. Setting Penelitian ... 80

C. Prosedur Pengembangan ... 81

D. Teknik Pengumpulan Data ... 89

E. Instrumen Penelitian ... 91

F. Teknik analisis Data ... 99

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 103

A. Hasil Penelitian ... 103

1. Langkah-langkah Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran ... 103

2. Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran ... 116

B. Pembahasan ... 118

C. Kelebihan dan Kekurangan ... 122

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 125

A. Kesimpulan ... 125

B. Keterbatasan Penelitian ... 126

C. Saran ... 126


(17)

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara tidak terstruktur ... 92

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner pra penelitian ... 93

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen refleksi ... 95

Tabel 3.4 Kisi-kisi soal tes ... 96

Tabel 3.5 Rubrik penilaian produk oleh validator ... 98

Tabel 3.6 Klasifikasi kelayakan skor skala empat ... 100

Tabel 4.1 Rekapitulasi kuesioner pra penelitian ... 105

Tabel 4.2 Hasil validasi prototipe berupa skor nilai ... 111

Tabel 4.3 Saran validator mengenai prototipe ... 113

Tabel 4.4 Hasil rekapitulasi refleksi pembelajaran menggunakan komik matematika “Belajar Konsep Perkalian melalui Iklim Subtropis” ... 117


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema penelitian yang relevan ... 71

Gambar 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan (Research and Delelopment) (R&D) ... 77

Gambar 3.2 Prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III SD ... 82

Gambar 4.1 Sketsa awal cover komik bagian 1, 2 dan 3 ... 107

Gambar 4.2 Cover dan pengenalan tokoh ... 108

Gambar 4.3 Komik “Belajar Bilangan Bulat melalui Perubahan Iklim Tropis” ... 109

Gambar 4.4 Komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Perubahan Iklim Subtropis” . 110 Gambar 4.5 Komik “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan” ... 110

Gambar 4.6 Revisi cover komik ... 114


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 132

Lampiran 2 Surat Selesai Melakukan Penelitian ... 133

Lampiran 3 Kuesioner Pra Penelitian ... 134

Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Pra Penelitian ... 136

Lampiran 5 Persentase Perhitungan Kuesioner Pra Penelitian ... 137

Lampiran 6 Validasi Prototipe Oleh Validator ... 141

Lampiran 7 Hasil Lembar Kerja Peserta Didik ... 156

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Lembar Kerja Peserta Didik ... 158

Lampiran 9 Hasil Refleksi Peserta Didik ... 159

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik ... 160

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N tegalrejo 2... 161

Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe ... 162


(21)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk.

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan kemampuan soft skills (kemampuan bersosialisasi, sikap) dan hard skills (kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan) yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran pada kurikulum ini pun lebih bersifat tematik integratif dalam semua pelajaran. Pembelajaran tematik integratif adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Fadlillah, 2014: 52).

Pembelajaran tematik di kelas III Sekolah Dasar pada tema 3: Perubahan di Alam, subtema 3: Perubahan Musim, pembelajaran 1, 3 dan 5, menginterintegrasikan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Materi pada Matematika adalah perkalian dan pembagian bilangan bulat, materi pada Bahasa Indonesia adalah mengenai perubahan musim dan materi SBdP adalah tentang bernyanyi lagu daerah.

Peneliti akan fokus pada integrasi mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan KD Bahasa Indonesia pada pembelajaran adalah


(22)

tentang membaca teks bacaan perubahan musim. Maka, agar dapat menarik minat peserta didik untuk membaca, peneliti mengembangkan buku bergambar yang mendukung materi tentang perubahan musim. Gambar yang peneliti kembangkan berbentuk komik. Komik adalah sebuah media yang dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata, dimana pengilustrasiannya dibatasi oleh imajinasi pengarangnya (Smith, 2006: 2). Komik juga dikaitkan dengan pelajaran Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Sehingga, proses belajar akan lebih menyenangkan.

Penelitian ini didukung dengan adanya penelitian sebelumnya yaitu pembelajaran tematik dengan menggunakan media komik. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang persuasif. Belajar melalui komik menjadikan peserta didik lebih semangat dan tidak jenuh untuk mengikuti pelajaran, sehingga kegiatan belajar akan lebih menyenangkan.

Peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika melalui media komik berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner. Pada bulan September 2016, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur kepada 4 guru kelas III di empat SD yang berbeda yaitu SD N Tegalrejo 2, SD Kanisius Kotabaru, SD Sarikarya dan SD Kintelan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, empat guru menyatakan bahwa materi perkalian dan pembagian masih menjadi kesulitan belajar oleh peserta didik. Salah satu guru kelas III di SD Negeri Tegalrejo 2 mengatakan bahwa kelas III yang berjumlah 27 peserta didik, beberapa sudah mampu memahami bagaimana konsep


(23)

perkalian dan pembagian, tetapi masih ada yang belum paham dan kurang teliti dalam mengalikan ataupun membagi. Sekitar 5 peserta didik dari jumlah peserta didik di kelas III sudah mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), namun 22 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran matematika di kelas III ini adalah 65. Guru juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran jarang menggunakan media karena guru merasa lebih mudah mengajarkan materi perkalian dan pembagian secara lisan dengan memberikan contoh di papan tulis.

Pada bulan Oktober, peneliti membagikan kuesioner pra penelitian kepada peserta didik kelas III di SD N Tegalrejo 2 dengan jumlah 27 peserta didik. Dari kuesioner pra penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan data bahwa: (1) 77,8% atau 21 peserta didik menyatakan masih kesulitan belajar materi perkalian bilangan bulat, (2)74,1% atau 20 peserta didik masih kesulitan belajar materi pembagian bilangan bulat dan (3) 88,9% atau 24 peserta didik tertarik untuk belajar perkalian dan pembagian. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelajaran Matematika pada materi perkalian dan pembagian masih menjadi kesulitan belajar bagi sebagian peserta didik. Namun, peserta didik memiliki ketertarikan untuk belajar mengenai materi tersebut.

Oleh karena itu, peneliti sebagai calon guru SD tertarik untuk mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika berupa media komik dengan judul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. Prototipe rancangan


(24)

pembelajaran ini, dikembangkan berdasarkan pada Kurikulum 2013 dengan mengkolaborasikan dua mata pelajaran sebagai materi yaitu pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran berupa komik sebagai media, dengan alasan karena komik termasuk dalam hasil karya seni rupa dan pelajaran seni telah diafirmasi menjadi bagian dari mata pelajaran yang diajarkan pada peserta didik dalam Kurikulum 2013. Peneliti memilih komik sebagai media pembelajaran karena komik mempunyai keunggulan salah satunya adalah karakter belajar visualnya yang baik melalui kombinasi teks cerita singkat dan gambar. Sehingga peserta didik akan tertarik belajar dengan memahami gambar.

B. Pembatasan Masalah

Peneliti melakukan pembatasan masalah pada penelitian ini yang meliputi: 1. Prototipe rancangan pembelajaran dikembangkan berdasarkan Kurikulum

2013 dengan mengintegrasikan dua mata pelajaran yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia.

2. Prototipe rancangan pembelajaran dibuat berdasarkan pada tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim khususnya pembelajaran 1, 3 dan 5.

3. Materi pada prototipe rancangan pembelajaran berpusat pada pengadaan media belajar Matematika untuk menjawab kesulitan peserta didik terhadap belajar perkalian dan pembagian bilangan bulat.


(25)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pengembangan “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?

2. Bagaimana kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, dapat dibuat tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah prosedur pengembangan “Prototipe

Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”. 2. Mendeskripsikan kualitas “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Matematika merupakan pelajaran dengan dasar mengolah bilangan sebagai kegiatan berhitung yang sangat berguna dan berperan penting karena dapat mempertajam cara berpikir logis peserta didik. Oleh karena itu,


(26)

matematika yang dipadukan dengan unsur seni rupa menjadikan kolaborasi yang sangat bermanfaat yaitu dapat meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan. Selain itu, peserta didik akan merasa senang dan tertarik untuk belajar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengembangkan kreativitas dengan menciptakan media pembelajaran berupa komik Matematika untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika.

b. Bagi Peserta didik

Peserta didik dapat memanfaatkan media komik untuk mempelajari Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat.

c. Bagi Guru

Guru mendapatkan contoh media pembelajaran Matematika berupa komik yang di dalamnya terdapat unsur edukasi.

F. Definsi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. Prototipe adalah sebuah model draf yang dirancang sebagai fasilitas atau media yang dapat digunakan untuk meningkatkan stimulus seseorang. 2. Rancangan Pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan

sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.


(27)

3. Tematik adalah sebuah model pembelajaran yang mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan mengkaitkan materi ke dalam suatu tema sehingga pelajaran akan lebih efektif.

4. Matematika adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk, susunan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung dan mengolah bilangan.

5. Perkalian adalah sebuah penjumlahan berulang dengan menambahkan bilangan di belakang tanda × sebanyak bilangan di depan tanda ×.

6. Pembagian adalah pengurangan berulang yaitu dengan mengurangkan bilangan yang akan dibagi dengan bilangan sebagai pembagi.

7. Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan bilangan positif), nol dan bilangan positif.

8. Media adalah suatu alat yang disertai dengan metode dan tehnik yang digunakan dalam proses atau kegiatan belajar mengajar, agar dapat menyampaikan informasi secara efektif.

9. Komik adalah salah satu hasil karya seni yang di dalamnya terdapat gambar dan dialog percakapan yang berisi suatu pristiwa serta terdapat unsur persuasif.

G. Spesifikasi Produk

1. Prototipe rancangan pembelajaran berupa komik Matematika terdiri dari cover berjudul “Belajar dari Perubahan Musim: Prototipe Rancangan


(28)

Pembelajaran Tematik Matematika Materi Bilangan Bulat, Perkalian dan Pembagian melalui Media Komik untuk Kelas III SD”.

2. Dalam prototipe rancangan pembelajaran tersebut, terdapat kata pengantar yang bertujuan untuk merangkum tujuan pembuatan komik dan ungkapan syukur, pendahuluan, daftar isi, keterangan simbol, isi prototipe yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian 1 adalah teori dan bagian 2 adalah komik dan bagian 3 adalah contoh RPP pembelajaran 3. Di bagian akhir prototipe terdapat kepustakaan dan biografi penulis.

3. Bagian 1, berisikan teori tentang definisi bilangan bulat, perkalian, pembagian dan teori perubahan musim.

4. Bagian 2 berupa komik terbagi menjadi 3 bagian yaitu Komik pembelajaran 1 “Belajar Bilangan Bulat melalui Periode Iklim Tropis”, Komik pembelajaran 2 “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” dan Komik pembelajaran 3 “Belajar Konsep Pembagian melalui Tingkah Laku Hewan”.

5. Bagian 3 adalah berupa contoh RPP Pembelajaran 3.

6. Komik tersebut mencakup pengetahuan dari dua mata pelajaran yang telah dikolaborasi yaitu materi perubahan musim untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan materi perkalian dan pembagian bilangan bulat untuk mata pelajaran Matematika. Kedua materi tersebut, menjadi pokok bahasan dalam pembelajaran di Kurikulum 2013 dan dipelajari pada tema 3 perubahan di alam, subtema 3 perubahan musim. Pada pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat materi perubahan musim yang dipelajari dengan cara


(29)

membaca teks bacaan beserta pemahaman pada gambar komik, sedangkan pada pelajaran Matematika lebih ditekankan pada konsep perkalian dan pembagian bilangan bulat.

7. Prototipe rancangan pembelajaran dicetak dengan ukuran kertas A5. 8. Cover prototipe rancangan pembelajaran dicetak menggunakan jenis

kertas ivory.

9. Isi prototipe berupa kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, teori, RPP, daftar pustaka dan tentang penulis menggunakan jenis kertas HVS, sedangkan untuk halaman pengenalan tokoh dan komik dicetak menggunakan jenis kertas art paper.

10. Prototipe rancangan pembelajaran pada bagian komik diisi dengan frame gambar berwarna dan menggunakan font Comic Sans Ms.

11. Gambar yang ada pada prototipe rancangan pembelajaran merupakan gambar ilustrasi karya peneliti.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian teoritis, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Kajian teoritis pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang mendukung penelitian yaitu belajar, model pembelajaran tematik, kecerdasan visual-spasial dan matematika logis dalam kecerdasan majemuk, rancangan pembelajaran, media pembelajaran, karakteristik peserta didik SD, komik, matematika, perubahan musim dan minat.

1. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Tematik pada Kurikulum 2013 a. Kompetensi sebagai Pendidikan Karakter

Pembelajaran tematik didesain dengan pendekatan belajar yang ilmiah, dimana salah satu harapannya adalah agar peserta didik dapat belajar dari lingkungannya yaitu dengan mencari tahu dan mengolah pengetahuan itu sendiri sehingga peserta didik akan mempunyai pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna tersebut harus selalu diarahkan pada kompetensi yang menjadi acuan untuk mengembangkan karakter peserta didik. Kompetensi dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu sikap keagamaan (spiritual), sikap sosial, pengetahuan (kognitif) dan penerapan pengetahuan (psikomotorik) (Majid, 2014: 27). Keberhasilan


(31)

pengembangan empat kemampuan tersebut, juga mampu mendorong keberhasilan pengembangan karakter dalam pembelajaran tematik.

Kurniawan (2014: 199) mengatakan pentingnya penilaian yang dilakukan harus memperhatikan beberapa aspek seperti, aspek pemikiran, aspek keterampilan dan juga aspek sikap agar mengetahui perubahan hasil belajar peserta didik. Aspek pemikiran berkaitan dengan kemampuan kognitif atau kemampuan berpikir. Aspek keterampilan berkaitan dengan kemampuan motorik tubuh atau kemampuan yang bersifat jasmaniah, sedangkan aspek sikap berkaitan dengan kualitas dan perubahan yang berkaitan dengan afeksi peserta didik.

Pembelajaran karakter dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar pada setiap materi pelajaran yang aktif dengan mengembangkan kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, konatif, afektif dan psikomotor. Akbar (2016: 63) mengatakan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif agar pembelajaran karakter dapat dioptimalkan, perlu memperhatikan tujuan kegiatan pembelajaran, pengalaman belajar sendiri oleh peserta didik, penggunaan model pembelajaran aktif yang berorientasi pada pendidikan karakter, pembelajaran yang bermakna, pencakupan seluruh kecakapan hidup peserta didik, sumber atau media pembelajaran konkret, penialaian yang autentik dan penggunaan prinsip Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Prinsip PAKEM ditujukan agar pembelajaran oleh peserta didik menjadi kreatif, invensi dan inovasi serta suasana pembelajaran menyenangkan.


(32)

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa melalui penilaian empat kompetensi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, kognitif dan psikomotorik merupakan penilaian autentik yang berguna untuk pembentukan karakter. Empat kompetensi tersebut menjadi acuan membentuk suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik secara optimal. Sehingga prototipe rancangan pembelajaran yang dikembangkan dapat membentuk karakter peserta didik.

b. Pengertian Model Pembelajaran Tematik

Pembelajaran Tematik adalah salah satu model yang ada di dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction). Pembelajaran tematik ini adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan autentik baik secara individual ataupun kelompok.

Model pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik dan melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada setiap peserta didik secara menyeluruh (Rusman, 2013: 254). Fokus perhatian dalam pembelajaran tematik bertumpu pada proses yang akan ditempuh oleh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran yang searah dengan bentuk keterampilan yang harus dikembangkan. Pada dasarnya, pembelajaran tematik ini adalah belajar dengan mengkolaborasikan dua atau lebih mata pelajaran dengan memperhatikan


(33)

keterkaitan isi dari mata pelajaran tersebut. Setiap pembelajaran akan di rangkum ke dalam sebuah tema. Tujuan dari tema tersebut, bukan hanya untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, tetapi juga menguasai keterkaitan konsep-konsep dari mata pelajaran lainnya.

Majid (2014: 80) mengungkapkan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga peserta didik dapat belajar melalui pengalaman yang bermakna. Bermakna berarti bahwa dalam pembelajaran tematik, setiap peserta didik akan mudah memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan konsep pada setiap mata pelajaran yang berbeda. Pengalaman belajar dapat berpengaruh serta dapat meningkatkan kualitas lulusan peserta didik. Usaha dalam mengingkatkan kualitas lulusan, dimulai dari diterapkannya pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014: 86).

Kurniawan (2014: 95) mengungkapkan bahwa tematik merupakan salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu, yaitu model webbed atau disebut model terjala. Model webbed, pada intinya menekankan pola pengorganisasian materi yang terintergrasi dipadukan oleh tema. Tema dikembangkan dari mata pelajaran yang disesuaikan


(34)

dengan kompetensi dasar dan standar isi dari masing-masing mata pelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah salah satu model pembelajaran dengan mengkolaborasikan beberapa mata pelajaran dengan menghubungkan materi atau topik yang satu dengan yang lain sehingga pembelajaran akan menjadi lebih efektif.

Pembelajaran tematik Bahasa Indonesia memilih KD 3.1 Menggali informasi dari teks laporan informatif hasil observasi tentang perubahan wujud benda, sumber energi, perubahan energi, energi alternatif, perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Pelajaran Matematika mengambil KD 3.5 Menyederhanakan kesamaan dua ekspresi dengan menggunakan penambahan / pengurangan bilangan sampai dua angka.

c. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik

Pendekatan scientific disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang diterapkan pada pembelajaran dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah (Majid, 2014: 70). Pendekatan ilmiah digunakan agar dapat mengembangkan aktivitas belajar peserta didik,


(35)

yaitu kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta. Tujuh kegiatan belajar tersebut adalah aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk meningkatkan rasa ingin tahu pada peserta didik.

Pendekatan belajar ilmiah dimaksudkan bahwa segala bentuk informasi bisa berasal dari mana saja dan kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan ilmiah ini, diyakini dapat menjadi titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik (Majid dan Chaerul, 2014: 196). Ranah sikap ini, menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’ atau adanya hubungan sebab akibat. Ranah keterampilan, menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu ‘bagaimana’, atau proses terjadinya sesuatu, sedangkan ranah pengetahuan, menggamit transformasi substansi materi ajar agar peserta didik mengetahui tentang ‘apa’. Pencapaian tiga ranah tersebut, harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai atau sikap yang non-ilmiah. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi pribadi yang baik (soft skills) dan pribadi yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari seluruh peserta didik yang berdasar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.


(36)

Pendekatan ilmiah (scientific approach) memiliki relevansi yang kuat dengan penilaian autentik dalam pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian autentik mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, termasuk dalam rangkaian kegiatan mengobservasi, menanya, menalar, mencoba ataupun membangun jejaring (Kurniasih, 2014: 48). Penilaian autentik ini, mempunyai kecenderungan yang fokus pada tugas kompleks atau kontekstual yang memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pernyataan tersebut menjadikan penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan yang memungkinkan peserta didik untuk aktif memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui kegiatan pembelajaran seperti mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan mencipta.

2. Tinjauan tentang Rancangan Pembelajaran a. Pengertian Rancangan Pembelajaran

Strategi adalah sebuah rencana atau metode atau desain aktivitas, sedangkan strategi pembelajaran diartikan sebagai rancangan, cara atau beberapa kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan secara khusus (Kadir dan Hanun, 2014: 118). Setiap strategi yang


(37)

digunakan berawal dari asumsi bahwa dengan strategi pembelajaran tertentu, proses belajar mengajar akan lebih bergairah (aktif) lebih kreatif dan menyenangkan. Rancangan pelaksanaan pembelajaran tematik, pada dasarnya harus memperhatikan faktor yang meliputi:

1. Waktu. Waktu yang tersedia menjadikan guru lebih leluasa dalam merancang pembelajaran tematik sehingga setiap jaringan topik akan mendapat porsi yang seimbang.

2. Urutan kegiatan pembelajaran. Sistematika dan proses pembelajaran sangat penting untuk diperhatikan seperti mempelajari bahan materi mulai dari yang mudah ke yang sulit atau sebaliknya, ataupun memilih strategi belajar mulai dari global ke khusus dan lain sebagainya (Kadir dan Hanun, 2014: 125).

Rancangan pembelajaran dimaksudkan sebagai sebuah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus atau disebut RPP (Majid, 2014: 226). Prinsip pengembangan RPP meliputi:

1. Memperhatikan perbedaan setiap individu. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP.


(38)

Fadlillah (2014: 144) rancangan pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat dibutuhkan karena merupakan seperangkat rencana atau skenario dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam merancang sebuah kegiatan pembelajaran, seorang pendidikan perlu memperhatikan secara cermat baik materi, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar, maupun metode pembelajaran yang akan digunakan sehingga secara detail kegiatan pembelajaran sudah tersusun rapi dalam RPP.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa rancangan pembelajaran adalah sebuah rencana yang disusun dengan sistematis berdasarkan kebutuhan guna menyampaikan materi pada peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Komponen Rancangan Pembelajaran

Dalam menyusun sebuah rancangan atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) komponen yang perlu diperhatikan meliputi:

1. Identitas Sekolah

Keterangan data yang berkaitan dengan sekolah seperti nama sekolah.

2. Tema atau Subtema

Judul yang digunakan sebagai tema besar yang berisi keterkaitan antar mata pelajaran.

3. Kelas atau Semester


(39)

4. Mata Pelajaran

Keterangan mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari. 5. Alokasi Waktu

Beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu ditentukan berdasar keluasan materi yang diajarkan.

6. Kompetensi Inti (KI)

Tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Kelulusan (SKL). Kompetensi berfungsi sebagai unsur pengorganisasi kompetensi dasar yang meliputi empat kelompok, yaitu sikap keagamaan (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan atau keterampilan (KI 4).

7. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi Dasar adalah konten yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti .

8. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kegiatan yang mengacu pada kompetensi dasar yang akan dicapai.


(40)

9. Tujuan Pembelajaran

Sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya berhubungan dengan kompetensi inti atau kompetensi dasar yang ingin dicapai.

10.Materi Pembelajaran

Suatu tema atau pokok bahasan yang akan dipelajari. 11.Metode Pembelajaran

Cara atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi tertentu dalam kegiatan pembelajaran.

12.Media, Alat dan Sumber Pembelajaran

Media dan alat merupakan sarana pembantu dalam kegiatan belajar.

13.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran (Pendahuluan, Inti, Penutup)

Rencana kegiatan yang dilakukan saat pembelajaran yang dimulai saat membuka pelajaran sampai menutup pelajaran. 14.Penilaian Hasil Pembelajaran

Pengukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau ketercapaian peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat berupa penilaian tertulis, observasi atau bentuk lainnya yang relevan (Akbar, 2016: 40).


(41)

3. Tinjauan tentang Kecerdasan Matematika Logis dan Kecerdasan Verbal-Linguistik

a. Pengertian tentang Kecerdasan Matematika Logis

Kecerdasan Matematika logis disebut sebagai kecerdasan logika Matematika. Kecerdasan matematik ini meliputi keterampilan berhitung, berpikir secara logis atau masuk akal serta keterampilan pemecah masalah (Ula, 2013: 89). Intelegensi logis Matematika termasuk kepekaan pada pola logika, abstraksi prinsip sebab akibat, kategorisasi dan perhitungan, manipulasi angka, kuantitas dan operasi Matematika (Ula, 2013: 90). Peserta didik yang memiliki inteligensi Matematika logis yang baik biasanya memiliki nilai matematika yang baik dibandingkan beberapa temannya yang lain. Selain itu, pola pikir dan cara berbicaranya logis raisonal atau masuk akal. Ciri-ciri peserta didik yang mempunyai intelegensi matematis logis memiliki kemampuan yang mumpuni dalam penalaran, pengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik dan bahkan biasanya, pandangan hidupnya bersifat rasional (Gadner dalam Ula, 2013: 90).

Yaumi dan Nurdin (2013: 14) mengatakan bahwa kecerdasan Matematika adalah kemampuan yang berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam


(42)

memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau dapat memanipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.

Kezar (dalam Naumi dan Nurdin, 2013: 14) berpendapat bahwa kecerdasan Matematika logis merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek-objek atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara terkontrol dan teratur. Seseorang yang memiliki gaya belajar tipe Matematika logis sangat menyukai bermain dengan bilangan dan menghitung, suka diatur, baik dalam problem solving, mengenal pola-pola, menyukai permainan Matematika, suka melakukan percobaan dengan cara yang logis, sangat teratur dalam tulis tangan dan tertarik pada pernyataan logis (Naumi dan Nurdin, 2013: 15).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan matematika logis adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami sesuatu melalui suatu pola, simbol dan tertarik pada sesuatu yang menggunakan bilangan sebagai perhitungan dan memiliki keterampilan berhitung.

b. Kecerdasan Verbal-Linguistik

Yaumi dan Nurdin (2013: 13) berpendapat bahwa kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa asing, untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami orang lain. Kemampuan ini berhubungan dengan penguasaan bahasa. Seseorang yang memiliki


(43)

kemampuan ini, akan lebih senang bercerita, menulis dan mempunyai memori yang lebih baik untuk mengingat nama, tempat dan lainnya. Seseorang dengan kecerdasan ini juga akan lebih suka berbicara dan memiliki kosa kata yang sangat baik.

Kecerdasan verbal-linguistik diartikan juga sebagai kemampuan dalam menggunakan dan mengolah kata-kata dengan efektif, baik secara lisan maupun tertulis (Ula, 2013: 88). Seseorang yang menonjol dalam intelegensi linguistik memiliki kemampuan seperti mengerti urutan dan arti kata, mampu berkomunikasi dan merasakan sesuatu melalui bahasa, dapat menjelaskan, bercerita, mengajar dan berdebat, mudah mengingat atau menghafal, mampu menulis dan mahir dalam perbendaharaan kata.

Jasmine (2007: 17) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan verbal-linguistik dapat berbicara atau bertutur kata dengan baik. Orang yang memiliki kecerdasan ini, juga memiliki keterampilan auditori (berkaitan dengan pendengaran) yang sangat tinggi dan juga belajar melalui pendengaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan verbal-linguistik adalah sebuah kemampuan dalam mengolah kata-kata atau bertutur kata baik dalam bentuk lisan ataupun tertulis. 4. Tinjauan tentang Matematika

a. Pengertian Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah dikenalkan pada peserta didik sejak dini terlebih pada jenjang pendidikan Sekolah


(44)

Dasar. Matematika dasar yang diajarkan pada peserta didik usia dini adalah mengenal bilangan. Ini adalah tahapan yang paling utama bagi peserta didik untuk perkembangan pembelajaran Matematika selanjutnya. Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan kemampuan mengolah angka atau berhitung pada peserta didik.

Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena perhitungannya yang bersifat matematis dan pasti.

Reys (dalam Runtukahu, 2014: 30) beranggapan bahwa Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Haryono (2014: 6) mengemukakan bahwa Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang digunakan sebagai pengetahuan dalam proses belajar proses belajar.

Definisi Matematika yang begitu beragam dan luas membuat pengertian Matematika masih terkesan abstrak. Karena banyaknya ilmu-ilmu terapan matematika yang kian berkembang, Matematika kurang dapat didefinisikan menjadi satu kesatuan yang pasti. Seorang ahli Matematika, Bishop (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 29) mengelompokkan kegiatan Matematika secara umum menjadi enam


(45)

kegiatan yaitu menghitung, menempatkan (locating), mengukur, mendesain, bermain dan menjelaskan. Kegiatan-kegiatan tersebutlah yang menjadi dasar bagaimana Matematika itu diterapkan dalam pembelajaran.

Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu secara ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai komunikasi, merekam pengetahuan, menunjukkan struktur, menjelaskan, mengingatkan kembali dan sebagai pengertian (Runtukahu dan Selpius, 2014: 32). Kalimat Matematika dapat diungkapkan secara lisan maupun tertulis. Matematika yang dituliskan melalui simbol sebagai ringkasan dari penjelasan secara lisan. Itulah sebabnya simbol digunakan sebagai penunjuk verbal. Simbol yang dipahami secara tertulis, mampu mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, peserta didik mampu mengingat pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah dipelajarinya selama ini. Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni. Matematika memiliki karakteristik keindahan, keteraturan dan keterurutan (Reys dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika tidak hanya diterapkan pada keterampilan matematiknya saja, tetapi harus juga dikembangkan pada keteraturan dan keindahannya. Matematika yang banyak menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk geometri lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam penulisan ini akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan tertata, maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan


(46)

yang kurang rapi dapat membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa yang dibaca tidak begitu jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan dalam membuat simbol Matematika agar dapat dinikmati dari segi keindahannya.

Dari pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah sebuah bidang tentang logika mengenai bentuk, susunan dan konsep-konsep yang berhubungan dengan kegiatan berhitung dan mengolah bilangan. Fungsi Matematika bertujuan sebagai pengungkapan bahasa simbol yang digunakan untuk mengkomunikasikan konsep-konsep dalam bidang Matematika.

b. Kajian Matematika di Sekolah Dasar

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di Sekolah Dasar. Matematika memiliki fungsi tersendiri bagi orang yang memperlajarinya. Ebbut dan Straker (dalam Marsigit, 2012: 2-5), menyampaikan pedoman kepada guru Matematika untuk mendukung peserta didik belajar Matematika. Pedoman tersebut, berdasarkan pada hakikat Matematika yaitu:

1. Matematika adalah kegiatan penelusuran pola dan hubungan. 2. Matematika adalah kreativitas yang memerlukan imajinasi,

intuisi dan penemuan.

3. Matematika adalah kegiatan problem solving. 4. Matematika merupakan alat berkomunikasi.


(47)

c. Tujuan Pelajaran Matematika di SD

Matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung, menumbuhkan kemampuan peserta didik yang dapat dialihgunakan dan membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat serta disiplin (Hudojo, 2003: 123).

d. Perkalian

Perkalian dipelajari oleh peserta didik SD pada kelas III. Pada awal belajar perkalian ini, perlu adanya penanaman konsep yang benar agar peserta didik dapat mengerti tentang dasar perkalian. Perkalian disimbolkan dengan tanda silang (×) yang dibaca kali. Perkalian adalah penjumlahan berulang (Amin dan Zaini, 2006: 34). Penjumlahan berulang ini dimaksudkan dengan menjumlah ulang bilangan yang kedua sebanyak bilangan pertama. Contohnya: terdapat 3 keranjang buah dan masing-masing keranjang berisikan mangga 2 buah. Maka dapat dituliskan dalam kalimat matematinya, 3 × 2. 3 adalah jumlah keranjang dan 2 adalah banyaknya buah dalam keranjang. Untuk menyelesaikannya, maka dijabarkan 3 × 2 = 2 + 2 + 2 = 6. 2 yang dijumlahkan sebanyak 3 kali merupakan penjumlahan berulang yang dimaksudkan dalam perkalian.

Endah (2014: 53) menyatakan perkalian adalah menjumlahkan suatu bilangan pertama secara berulang sebanyak bilangan kedua. Contoh: terdapat perkalian 2 × 1, maka yang dimaksud sebagai bilangan pertama adalah angka 2 dan bilangan kedua adalah 1. Kalimat


(48)

matematikanya adalah 2 × 1 = 1 + 1 = 2. Penjumlahan berulang 1 sebanyak dua kali merupakan konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang.

Purnomo (2014: 217) juga mengungkapkan pendapat yang sama mengenai pengertian perkalian sebagai penjumlahan berulang. Penjumlahan berulang ini adalah menjumlahkan bilangan di belakang tanda × (kali) sebanyak bilangan yang ada di depan tanda × (kali). Semisal 4 × 2, maka angka 2 akan dijumlahkan sebanyak 4 kali yang ditulis 4 × 2 = 2 + 2 + 2 +2 sehingga hasilnya adalah 8.

Dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan sebuah penjumlahan berulang dengan rumus A × B maka B dijumlahkan sebanyak A.

e. Pembagian

Jika ada perkalian, tentu saja ada pembagian. Pembagian disimbolkan dengan titik dua (:). Pembagian ini dikatakan sebagai kebalikan dari perkalian. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang, maka pembagian adalah pengurangan berulang (Purnomo: 2014: 220). Contoh, 4 : 2, maka 4 akan dikurangi 2 sebanyak dua kali hingga hasilnya habis atau nol. Dituliskan 4 : 2 = 2 yang didapat dari hasil pengurangan 4 – 2 – 2 = 0.

Konsep pembagian sebagai pengurangan berulang juga dinyatakan oleh Amin dan Zaini (2006: 46), dimana pengurangan yang dimaksud adalah mengurangi bilangan di depan tanda bagi (:) oleh bilangan


(49)

dibelakang tanda bagi (:) sampai hasilnya nol. Contoh: 12 : 4, maka 12 akan dikurangi 4 sampai hasilnya nol. Ditulis 12 : 4 = 3 yaitu 12 – 4 – 4 – 4 = 0, 12 dikurangi 4 secara berulang sebanyak tiga kali, sehingga didapatkan hasil bahwa 12 : 4 = 3.

Endah (2014: 53) menambahkan bahwa pembagian merupakan sebuah bilangan yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Maksudnya adalah semisal terdapat 4 buah permen yang akan dibagikan pada dua orang peserta didik. Maka, 4 permen tersebut akan dibagikan sama rata ke dua orang peserta didik dengan membagikan satu persatu hingga permen terbagi habis dan sama rata. Sehingga masing-masing peserta didik akan mendapat permen sejumlah 2 yang sama rata.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah pengurangan berulang yaitu dengan mengurangkan bilangan yang akan dibagi dengan bilangan sebagai pembagi.

f. Bilangan Bulat

Bilangan digunakan untuk menyatakan jumlah. Bilangan ini terbagi menjadi beberapa bagian salah satunya adalah bilangan Bulat. Bilangan bulat adalah bilangan yang digunakan untuk menghitung sesuatu yang utuh (Surya, 2015: 1). Bilangan bulat di bagi menjadi 3 bagian yaitu bilangan positif (1, 2, 3, 4,…), bilangan negatif (1, 2, 3, -4,…), dan nol (0). Bilangan positif berada di sebelah kanan nol, sedangkan bilangan negatif berada di sebelah kiri nol.


(50)

Supriadi (2013: 100) mengungkapkan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dan nol. Bilangan positif mempunyai tanda “+” sedangkan bilangan negatif mempunyai tanda “-“.

Bilangan bulat negatif, nol dan bilangan asli disebut bilangan bulat (integers) (Purnomo, 2014: 32). Contoh bilangan bulat adalah 4, 3, 2, -1, 0, -1, 2, 3, 4.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan negatif (lawan bilangan positif), nol dan bilangan positif.

5. Tinjauan tentang Materi Perubahan Musim a. Proses Terjadinya Perubahan Musim

Perubahan musim terjadi ketika perputaran bumi mengelilingi matahari dengan kemiringan sekitarnya 23,5˚ terhadap garis vertikal (Woodward, 2006: 18). Bumi selalu bergerak seperti itu, akibatnya pada bulan Juni, Kutub Utara mendekati matahari dan pada bulan Desember menjauhi matahari. Artinya, bahwa pada bulan Juni belahan bumi Utara menerima panas lebih banyak daripada belahan bumi Selatan. Kemudian setelah enam bulan akan bergantian.

Musim adalah salah satu pembagian utama tahun berdasarkan bentuk iklim yang luas. Perubahan musim terjadi ketika bumi mengelilingi matahari dan bumi berputar miring pada porosnya (Erminawati, 2008: 38).


(51)

Posisi kemiringan bumi dan gaya putar bumi menyebabkan variasi musim (Howel, 2003: 66). Dipadukan dengan variasi orbit bumi, iklim panas dan dingin bumi mencapai keseimbangan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan musim merupakan perubahan alami karena posisi kemiringan bumi dan revolusi bumi atau disebut sebagai gerakan bumi mengelilingi matahari.

b. Musim pada Iklim Tropis

Tropis merupakan salah satu iklim yang terletak di Garis Balik Utara 23˚ 27˚ LU dan Garis Balik Selatan terletak pada 23˚ 27˚ LS (Howel, 2003: 25). Karakteristiknya adalah berupa terjadinya dua musim yaitu musim kemarau atau panas dan musim hujan. Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi sebaliknya yaitu pada bulan Oktober sampai bulan April. Terhitung, setiap musim pada iklim tropis terjadi setiap 6 bulan dalam setahun.

Daerah beriklim tropis memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Lama waktu siang dan malam sama yakni 12 jam (Kusuma, 2015: 89). Tumbuhan yang hidup di wilayah beriklim tropis sangat beragam. Diantaranya adalah buah buahan seperti nanas, pepaya, mangga, pisang, dan rambutan. Hewan seperti orang utan, badak bercula satu dan macan tutul banyak terdapat di wilayah ini. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah tropis antara lain Singapura, Malaysia, dan Hongkong.


(52)

Musim hujan di daerah iklim tropis merupakan daerah yang mendapat intensitas sinar matahari maksimal bergeser dari arah Utara ke Selatan sepanjang tahun (Woodward, 2006: 19). Hal ini menyebabkan terjadinya badai tropis di Utara dan Selatan serta menimbulkan musim hujan dan musim kemarau.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa musim pada iklim tropis meliputi musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai Oktober.

c. Musim pada Iklim Subtropis

Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin (Kusuma, 2015: 89). Makhluk hidup yang terdapat di daerah subtropis antara lain bambu, bunga sakura, hewan panda dan rakun. Negara-negara yang termasuk dalam wilayah subtropis antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan sebagian wilayah Cina.

Jenis musim pada iklim subtropis, dibagi menjadi 4 musim dan masing-masing terjadi selama 3 bulan (Erminawati, 2008: 40). 4 musim tersebut adalah yang pertama musim dingin atau musim salju, di mana suhu sangat dingin pada musim ini. Musim ini berlangsung selama bulan Desember sampai Maret pada belahan Utara bumi. Kedua, musim gugur dimana pepohonan mulai menggugurkan daun terjadi pada bulan September sampai Desember. Ketiga adalah musim semi dimana musim


(53)

ini menjadi peralihan dari musim dingin ke panas dan terjadi pada bulan Maret hingga Juni. Musim keempat adalah musim panas yang terjadi pada bulan Juni sampai September.

Iklim subtropis bersuhu tidak terlalu panas atau dingin dan mengalami empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin atau salju (Howel, 2003: 27). Iklim ini disebut juga sebagai iklim sedang yang berarti udara dapat terasa hangat, sejuk atau dingin.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa iklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim panas, musim gugur, musim semi dan musim dingin yang berlangsung dengan periode masing-masing 3 bulan.

d. Perilaku Hewan yang dapat menunjukkan Perubahan Cuaca

Perubahan musim tidak hanya dapat dirasakan oleh manusia, tetapi segala makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut termasuk hewan. Hewan memiliki insting dan kepekaan tersendiri terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Beberapa hewan pun dapat merasakan perubahan cuaca yang akan atau sedang terjadi. Salah satu contoh hewan yang peka terhadap perubahan cuaca adalah sapi perah. Sapi perah sangat peka terhadap perubahan iklim mikro terutama suhu dan kelembaban udara (Yani, 2007: 19). Ketika sapi sedang terlihat gelisah dengan menggoyangkan ekornya, bisa jadi kalau itu salah satu tanda akan adanya perubahan cuaca seperti mendung atau hujan.


(54)

Hewan lain yang dapat menunjukkan perubahan cuaca adalah kodok atau katak. Ketika musim hujan berlangsung, tanah dan udara menjadi lebih lembab. Begitu pula dengan kodok yang peka terhadap perubahan tersebut. Kodok akan keluar dari sarangnya dan mulai mengeluarkan suara. Suara kodok yang nyaring dan keras, menandakan bahwa perubahan cuaca sedang terjadi yaitu dari musim kemarau ke musim hujan. Katak adalah hewan amfibi yang merupakan hewan eksotermal yang seluruh aspek kehidupannya sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan termasuk cuaca dan iklim (Corn dalam Rahman, 2009: 2).

Ternyata, burung juga dapat menunjukkan kepekaannya terhadap perubahan cuaca. Fanggidae (2014: 30) menyatakan bahwa penanda musim hujan akan ditandai dengan suara burung Toltiu yang keras sambil berterbangan dengan ketinggian yang rendah.

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan ada beberapa hewan yang peka terhadap perubahan cuaca. Hal itu dapat dilihat melalui tingkah laku yang ditunjukkan oleh hewan tersebut.

6. Tinjauan tentang Komik sebagai Hasil Karya Seni Rupa a. Pengertian Seni Rupa

Seni dipandang menjadi salah satu unsur keindahan yang dapat disalurkan ke dalam berbagai macam bentuk seperti, seni tari yaitu tarian, seni musik yaitu terciptanya alunan nada, seni rupa yang berupa lukisan dan lain sebagainya. Seni rupa merupakan segala kegiatan manusia untuk


(55)

mengkomunikasikan pengalaman batinnya pada orang lain melalui penggunaan indera yaitu indera raba (Herawati dan Iriaji, 1999: 3). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa banyak sekali hasil karya seni rupa manusia yang dapat dinikmati melalui penglihatan dan indera peraba.

Seni juga diartikan sebagai aktivitas yang penciptaannya memerlukan koordinasi mata dan tangan karena seni rupa dapat dilihat, diraba dan juga dirasakan (Kamaril, 1999: 1.20). Dengan menggunakan koordinasi mata dan tangan, maka keterampilan dasar yang diperoleh peserta didik adalah latihan motorik halus. Dalam konsepnya, seni memiliki berbagai macam aspek atau sering disebut sebagai matra substansial seni (Kamaril, 1999: 1.21). Matra terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, matra pengetahuan, matra apresiasi, matra keterampilan dan matra kreativitas. Bidang seni kreativitas dan keterampilan berpadu bersama dalam suatu karya. Seperti dikatakan bahwa seni rupa memadukan gerak mata dan tangan, akan sama dengan keterampilan mengolah tubuh hingga mampu menciptakan gerakan-gerakan yang indah. Itu adalah hal yang yang diolah dalam matra keterampilan. Kemampuan keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan senso-motorik seseorang.

Dalam berkarya, kegiatan seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan peserta didik akan nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen,


(56)

berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya peserta didik-peserta didik berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan dan mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasan masing-masing. Apabila peserta didik berhasil berkarya, dengan spontan ia akan menunjukkan perasaan senangnya dengan berteriak dan bergerak. Demikian sesuai yang disampaikan Muharam dan Sundaryati (1992: 4) bahwa seni rupa adalah rasa keindahan, rasa keharuan yang melengkapi kesejahteraan hidup yang dinyatakan melalui pikiran menjadi bentuk yang dapat disalurkan dan dimiliki oleh setiap orang. Ketika seseorang meluapkan rasa emosionalnya pada sebuah bidang gambar untuk menggambarkan isi hati atau pemikirannya, disitulah fungsi seni rupa sebagai penghilang tekanan jiwa akibat kegagalan ataupun ketidakpuasan seseorang. Sehingga, seni dikatakan menjadi sebuah wadah yang baik karena hasil karya yang terbentuk juga dapat dinikmati melalui panca indera.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni rupa merupakan sebuah hasil karya seni yang dibuat oleh manusia menggunakan inderanya untuk menggambarkan pemikiran, ungkapan perasaan melalui sebuah gambar.

b. Pendidikan Seni Rupa di SD

Pendidikan seni rupa sudah lama diterapkan di sekolah. Pendidikan seni rupa saat ini tidak hanya dilakukan agar peserta didik


(57)

mampu membuat hasil karya seni, namun lebih ditujukan agar peserta didik dapat lebih kreatif. Maka dari itu, seni rupa menjadi salah satu pendidikan yang diajarkan di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar atau SD merupakan jenjang pendidikan dasar yang akan ditempuh oleh peserta didik di awal usia ketika menginjak 6 atau 7 tahun. SD menjadi tempat bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan juga talenta yang dimilikinya. Tidak hanya itu, Sekolah Dasar juga diharapkan mampu membentuk perilaku peserta didik menjadi lebih baik dengan cara berpikir dan menyelesaikan masalah sehingga terbentuklah pribadi peserta didik. Pendidikan sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang peserta didik.

Metode-metode dalam pendidikan pun kian berkembang, salah satunya adanya metode pendidikan seni seperti, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain sebagainya. Pendidikan melalui seni, bertujuan untuk mengusahakan pendidikan peserta didik seutuhnya dengan seni sebagai wahana. Tabrani (2014: 6) mengatakan pendidikan melalui seni rupa mempersiapkan peserta didik untuk menghayati, membuat dan menangkap pesan rupa baik melalui imajinasinya sendiri maupun melalui karya gambarnya.

Pendidikan seni rupa peserta didik penting bukan hanya untuk pembinaan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang seimbang, tetapi juga karena setiap peserta didik memiliki kesenangan untuk menggambar meskipun tidak memiliki bakat tersebut. Tabrani


(58)

(2014: 6) mencantumkan sebuah skema perkembangan bahasa seni rupa gambar peserta didik dan hasilnya menyatakan bahwa peserta didik usia 2 sampai sekitar 13 tahun mempunyai perkembangan tahap menggambar yang makin kompleks. Dikatakan, apabila pembinaan bahasa rupa gambar pada peserta didik ini berhasil, peserta didik yang berbakat menggambar akan menjadi calon senirupawan bahkan yang tidak memiliki bakat pun akan tetap suka menggambar dan tidak takut untuk melukiskan sebuah gambar sedangkan jika pembinaan gagal, peserta didik tidak suka menggambar bahkan menyatakan dirinya tidak bisa menggambar.

Menurut Herawati dan Iriaji (1999: 9), konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan kepekaan emosi. Jika dilihat, konsep tersebut menempatkan seni sebagai sarana dalam pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pernyataan tersebut mengacu pada pengertian seni adalah sebagai suatu materi, alat atau media ataupun metode yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut (Herawati dan Iriaji, 1999: 10). Jika konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar ini dapat berjalan dengan baik, tidak hanya dapat menyeimbangkan kemampuan berpikir dan berkarya, namun dapat berfungsi sebagai media ekspresif. Ekspresif tersebut dapat dituangkan dalam sebuah gambar sebagai perwujudan ekspresi perasaan peserta didik. Ketika peserta didik tidak dapat mengungkapkan


(59)

perasaannya, peserta didik dapat menggunakan gambar sebagai media komunikasi yang cukup efektif.

Kamaril (1999: 1.41) juga mengungkapkan tentang tujuan pendidikan seni di Sekolah Dasar adalah mengembangkan keterampilan berkarya serta menumbuh kembangkan cita rasa keindahan dan kemampuan menghargai seni. Selain itu, pendidikan seni juga memiliki manfaat yaitu, mengolah keterampilan berpikir peserta didik. Keterampilan berpikir tersebut meliputi berpikir kreatif, inovatif dan kritis yang diolah melalui cara belajar yang seimbang.

Konsep dasar pendidikan seni di SD diajukan oleh pakar pendidikan seni bernama Herbert Read dan Lowenfeld serta Brittain, konsep tersebut adalah Education Through Arts atau dalam bahasa Indonesia pendidikan melalui seni (Tabrani, 2014: 8). Konsep ini diterapkan karena melalui pendidikan seni kemampuan-kemampuan peserta didik untuk belajar dapat dikembangkan yang meliputi fisik, cerap (perspektual), pikir, emosional, cipta dan estetika. Dengan demikian, munculnya seni selalu mengikuti perkembangan fisik peserta didik yang disertai bertambahnya kemampuan peserta didik dalam menerima masukan, mengolah kesadaran, mencurahkan perasaan, kemampuan mencipta, kemampuan peserta didik mengolah kesadaran sosial dan mengolah kepekaan perasaan akan nilai-nilai keindahan (Tabrani, 2014: 9). Kemampuan dasar fisik yang dapat diolah melalui aktivitas seni adalah motorik kasar dan halus, serta koordinasi dari berbagai motorik


(60)

kasar dan halus tersebut dengan indera-indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan juga perabaan.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan seni di SD berorientasi pada perkembangan kemampuan peserta didik serta kebutuhan-kebutuhannya. Kemampuan dan kebutuhan tersebut diolah melalui kemahirannya berpikir kritis, kreatif dan inovatif dalam pendidikan seni.

c. Pengertian Komik

Saat ini komik sebagai sebuah bacaan sudah dikenal dengan baik oleh masyarakat terutama kalangan pecinta komik. Komik dapat ditemukan di toko-toko buku, minimarket maupun di tempat perbelanjaan lainnya. Komik memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya yaitu menikmati perjalanan sebuah cerita dengan ilustrasi gambar yang mendukung. Sehingga pembaca komik makin tertarik dan ingin terus menerus membaca.

Komik adalah suatu bentuk-bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca (Sudjana dan Rivai, 2010: 64). Seperti yang dituturkan oleh ahli tersebut, komik tentu terdiri dari gambar dan cerita, serta terdapat tokoh dan alur ceritanya yang ingin menyampaikan maksud dan tujuan secara runtut. Pemilihan karakter selalu disesuaikan dengan pembaca dan berdasar konteks cerita yang ingin dibuat.


(61)

Menurut Santyasa (2007: 14), komik adalah suatu bentuk sajian cerita dengan seri bergambar yang lucu. Cerita dalam komik biasanya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dikemas secara menarik dan menampilkan tokoh atau karakter yang memiliki perwatakan tertentu. Sajian yang dikemas ke dalam sebuah komik, lebih diperkuat pada gambar yang menceritakan sesuatu. Sehingga komik tidak membutuhkan banyak tulisan untuk menjelaskan alur cerita.

Smith (2006: 2) juga menyatakan pengertian komik yang merupakan sebuah media yang dapat menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata, dimana pengilustrasiannya dibatasi oleh imajinasi pengarangnya. Seorang pencipta komik, terlebih dahulu akan membuat sebuah ilustrasi cerita yang ingin dikembangkan dalam komik dengan berdasar pada sebuah tema. Ilustrasi tersebut banyak diambil dari peristiwa nyata atau imajinasi yang dialami oleh pengarang. Pengilustrasian tersebut penting dalam menarik minat pembaca. Pengilustrasian yang tepat dan sesuai dengan usia perkembangan seseorang, dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk lebih mengetahuinya.

Dapat disimpulkan dari ketiga definisi komik menurut para ahli, bahwa pengertian komik adalah sebuah bentuk karya seni berupa cerita bergambar yang berisi suatu peristiwa-peristiwa yang digunakan sebagai hiburan bagi pembaca.


(62)

d. Kelebihan Komik sebagai Media Pembelajaran

Perkembangan media belajar sudah semakin berkembang karena kemajuan teknologi. Begitu pula dengan perkembangan dunia di bidang seni dan pendidikan. Saat ini, keduanya sudah dapat dipadukan untuk menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik, salah satunya adalah komik. Komik saat ini tidak hanya berfungsi sebagai buku bacaan saja, namun komik dapat dijadikan sebagai suatu media yang dapat dipergunakan untuk proses belajar. Menurut Waluyanto (2005: 51) komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pada konteks ini, pembelajaran merujuk pada sebuah proses komunikasi yang terjalin antara si pembaca yang adalah peserta didik dan penggunaan komik sebagai sumber belajar. Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Komik memiliki beberapa keunggulan yang dapat meningkatkan mutu penggunaannya sebagai sarana belajar.

Menurut pendapat Smith (2006: 6), diketahui bahwa komik memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Komik merupakan media yang tepat bagi peserta didik dengan karakter belajar visual yang baik dan memiliki kemampuan fokus rendah, terlebih melalui kombinasi teks dan ilustrasi.


(63)

2. Komik mampu mendukung perkembangan imajinasi peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik tidak hanya terfokus dengan belajar menghafal (rote learning).

3. Penggunaan ilustrasi dalam komik dapat meningkatkan kemampuan analisis peserta didik terhadap suatu literatur dan menemukan informasi yang terdapat di dalamnya.

4. Mengarahkan peserta didik untuk belajar mandiri dengan membaca dan memahami informasi yang ada didalam komik.

Selain itu, komik adalah salah satu wujud penyajian materi pembelajaran yang dapat menampilkan permasalahan-permasalahan yang relevan dengan peristiwa atau kejadian nyata di kehidupan sehari-hari, kelebihan inilah yang membuat komik semakin mudah dipahami oleh peserta didik Sekolah Dasar (Smith, 2006: 7). Hal ini tentunya dapat membantu guru dalam menyampaikan konsep-konsep yang abstrak ke dalam bentuk yang lebih konkret berupa gambar dan menarik bagi peserta didik.

Komik menurut Gene (dalam Wurianto, 2009), memiliki lima kelebihan jika digunakan dalam pembelajaran yaitu :

1. Komik dapat memotivasi peserta didik selama proses belajar mengajar.

2. Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.


(1)

(2)

Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Refleksi Peserta Didik

No. Pernyataan Jawaban Persentase Ya Tidak Ya Tidak 1 Peserta didik yang menyatakan semakin

tahu tentang konsep perkalian 15 0 100% 0%

2 Peserta didik yang menyatakan dapat

mengerjakan soal perkalian dengan baik 15 0 15% 0% 3 Peserta didik yang menyatakan semakin

semangat belajar matematika 15 0 100% 0%

4 Peserta didik yang menyatakan semakin fokus belajar dengan menggunakan komik

13 2 87% 13%

5 Peserta didik yang menyatakan mudah memahami konsep perkalian

menggunakan komik

13 2 87% 13%

6 Peserta didik yang menyatakan minatnya untuk rajin membaca buku dan belajar semakin bertambah

14 1 93% 7%

7 Peserta didik yang menyatakan komik “Belajar Konsep Perkalian melalui Periode Iklim Subtropis” sangat membantu kegiatan belajar

14 1 93% 7%

8 Peserta didik yang menyatakan belajar menggunakan Komik Pintar Matematika menjadi semakin menarik dan

menyenangkan


(3)

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas III SD N Tegalrejo 2

Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah terdapat materi pada pelajaran matematika yang masih sulit dipahami oleh peserta didik?

Ya. Materi perkalian dan pembagian masih sulit untuk dipahami peserta didik.

2. Berapa jumlah peserta didik yang mencapai dan tidak mencapai KKM ?

Dari 27 peserta didik, hanya 5 peserta didik yang mencapai KKM. Lainnya di bawah KKM.

3. Berapa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika?

Untuk matematika nilai KKMnya 65.

4. Apakah guru menggunakan media saat mengajarkan matematika?

Terkadang kalau memungkinkan menggunakan media.

5. Apakah saat mengajarkan materi perkalian dan pembagian dilakukan dengan menggunakan media?

Tidak. Karena menurut saya lebih mudah dikatakan secara langsung. Jadi mengajar dengan memberi contoh di papan tulis.

6. Apakah ibu pernah menggunakan komik sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran matematika?

Belum pernah. Karena jarang menemukan komik tentang pembelajaran. Kalaupun ada komik yang berkaitan dengan pembelajaran apalagi pelajaran matematika materi perkalian atau pembagian ataupun materi lainnya, mungkin akan saya gunakan sebagai contoh, sebagai sumber belajar. ya untuk variasi mengajar juga ya.


(4)

Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Prototipe

(Kegiatan diawali dengan berdoa) (Peneliti menjelaskan proses pembelajaran)


(5)

Lampiran 13 Curriculum Vitae

Curriculum Vitae

Anna Juta Aprihida, Lahir di Dili, Timor Leste, 1 April 1995. Menamatkan pendidikan di SD Pangudi Luhur Sedayu (2007), SMP Negeri 1 Sedayu (2010), SMA Pangudi Luhur Sedayu (2013) dan mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta: Universitas Sanata Dharma dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada tahun 2013.

Peneliti selama kuliah S1 di PGSD USD, ikut andil dalam kegiatan yang diselenggarakan pihak Universitas seperti Kursus Mahir Dasar (KMD) kepramukaan, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahapeserta didik (PPKM 1 dan 2), English Club, kegiatan bimbingan belajar dan Program Pengenalan Lingkungan (Probaling 1 dan 2). Penulis juga ikut serta dalam beberapa perlombaan di luar maupun di dalam lingkup universitas. Seperti juara 3 lomba menggambar 2013, juara 1 membuat poster manual 2014, juara 1 lomba mading 3D tahun 2015 dan lainnya. Penulis juga gemar melakukan kegiatan seni terlebih seni rupa.


(6)

LAMPIRAN II


Dokumen yang terkait

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik.

0 0 151

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar.

0 0 141

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 7 179

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut kelas IV sekolah dasar dengan menggunakan tarian.

0 1 137

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar.

0 1 112

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat melalui media komik untuk kelas III sekolah dasar

0 0 182

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi perkalian dan pembagian bilangan bulat kelas III SD melalui media komik

0 0 149

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

0 2 139

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut dengan menggunakan tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 8 177

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi sudut melalui tarian untuk kelas IV sekolah dasar

0 0 110