Pengaruh Pola Komunikasi Keluarga, Parental Yeilding dan Perilaku Orang Tua terhadap Compulsive Buying.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perilaku pembelian yang kompulsif adalah perilaku pembelian yang tidak terkontrol yang merupakan respon atas kejadian atau perasaan yang negatif, tujuan utamanya adalah mencari kesenangan pada proses pembelian bukan pada produk. Terdapat faktor ekstrinsik. Berkenaan dengan hal ini, maka penelitian . Berkenaan dengan hal ini, maka peneliti mencoba untuk membahas variabel yang digunakanoleh peneliti dalam penelitian ini yakni variabel Pola Komunikasi keluarga,parental yielding, dan Perilaku pembelian compulsive buying. Responden yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah siswa-siswi sekolah menengah utama BPK 1 Penabur Bandung. Dalam penelitian ini menunjukan hasil bahwa variabel pola komunikasi keluarga tidak ada pengaruh terhadap pembelian yang kompulsif,sedangkan parental yielding dan perilaku pembelian orang tua memiliki pengaruh yang fositif terhadap pembelian kompulsif

Kata kunci : Pengaruh komunikasi keluarga, parental yielding dan Perilaku pembelian keluarga terhadap kompulsif.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN………ii

SURAT PENGANTAR KEASLIAN SKRIPSI……….iii

KATA PENGANTAR………iv

DAFTAR ISI ……….v

DAFTAR GAMBAR……….vi

DAFTAR TABEL………..vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar belakang penelitian………..1

1.2Rumusan Masalah……….3

1.3Tujuan Penelitian………..3

1.4Manfaat Penelitian………...4

1.5Batasan Penelitian………...…..4

1.6Sistematika Penelitian………...4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perilaku pembelian yang kompulsif(Compulsif buying)………....6

2.2. Pengaruh keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif……….9

2.3 Pengembangan Hipotesis 2.3.1.Pola komunikasi keluarga

………...

11


(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.3. Perilaku Pembelian Orangtua………14

2.4. Hipotesis Penelitian……….. 15

2.4.1 Pola Komunikasi Keluarga(Berorientasi pada Konsep dan Sosial)…15 2.4.2 Parental Yielding………...15

2.4.3 Perilaku Pembelian Orangtua………..15

2.5. Model Penelitian………16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian………....17

3.2. Populasi dan Sampel………....18

3.3. Teknik Pengambilan Sampel……….……..18

3.4 .Metode Pengumpulan Data……….19

3.5. Definisi Operasisasi Variabel………..19

3.5.1. Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep ………20

3.5.2. Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial………20

3.5.3. Parental Yielding……….21

3.5.4 Perilaku Pembelian Orangtua………...21

3.5.5 Perilaku Pembelian Yang Kompulsif ………..21

3.6 Uji Validitas ………...25

3.7 Reliabilitas ……….34


(4)

Universitas Kristen Maranatha BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pembahasan ………..37

4.2 Hasil Pengujian Regresi………..38

4.3 Pengujian Hipotesis………39

4.3.1 Pengujian hipotesis Pola Komunikasi keluarga(Orientasi Konsep)....42

4.3.2 Pengujian Hipotesis Pola Komunikasi Keluarga (Orientasi Sosial)…43 4.3.3 Pengujian Hipotesis Parental Yielding………44

4.3.4 Pengujian Hipotesis Perilaku Pembelian Orangtua………45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………46

5.2 Impilikasi Manajerial……….47

5.3 Keterbatasan Penelitian……….48


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.5 Model Penelitian………...16


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

. Skala Co pulsi e Bu i g………. . KMo a d Barlett,s Test……… 3.3 Anti- i age Matri es………. . Rotated o po e t Matri A al………. . KMO a d Barlett,s Test Akhir……….. 3.6 Anti-i age Matri es Akhir……… 3.7 Rotated Component Matri Akhir………..

. Hasil Pe gujia Relia ilitas……….. . Karakteristik Respo de Berdasarka Je is Kela i ……… 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………. . Karakteristik Respo de Berdasarka Ua g Saku Per ula ……….……….

. Model Su ar ……….

. A o a……….


(7)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dalam jaman seperti sekarang kebutuhan berbelanja sangat penting.banyal hal yang menyebabkan seseorang harus belanja.Dari untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sehari-hari.

Namun disamping itu terdapat suatu perilaku konsumen untuk membeli barang itu berulang-ulang akan suatu produk atau barang yang sebenarnya tidak diperlukan hal ini dikarena konsumen tersebut merasa bahwa dengan berbelanja mereka bisa mengurangi atau melupakan peristiwa yang tidak menyenang yang sedang mereka alami,perilaku ini lah yang disebut sebagai perilaku pembelian yang kompulsif(compulsive buying),

Menurut hasil studi di amerika perilaku pembelian kompulsif ini pertama kali dilakukan pada tahun 1915,dan sampai saat ini perilaku pembelian yang kompulsif masih terus berkembang dimasyarakat. Perilaku pembelian yang kompulsif(compulsive buying) merupakan perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang sebagai suatu akibat dari peristiwa yang tidak menyenangkan(Faber dan O’ Guinn 1989). Karena perilaku kompulsif yang menyebabkan keasyikan berbelanja memberikan dampak negatif bagi para penderitanya, meskipun ada dampak positifnya dari perilaku pembelian kompulsifnya namun itu hanya bersifat sementara,saat mereka belanja, pembeli


(8)

2 Universitas Kristen Maranatha

kompulsif dapat melaporkan merasa sangat bersemangat, bahagia, dan kuat. Namun emosi ini sering diikuti dengan tekanan atau rasa bersalah. Mereka dapat kembali melakukan pembelian kemudian mereka menyimpannya di dalam lemari

atau loteng, dan tidak pernah digunakan.

Satu survei memperkirakan 2% sampai 8% (John M. Kuzma, MD,2006) bagi dewasa memenuhi kriteria gangguan belanja kompulsif, dan berbasis masyarakat dan klinik survei menunjukkan bahwa 86% hingga 95% gangguan compulsive buyer adalah remaja wanita(lembaga survei sugges, 2006). perbedaan jenis kelamin yang dilaporkan mungkin artifactual; wanita mudah mengakui bahwa mereka menikmati berbelanja, sedangkan laki-laki lebih sulit untuk berkumpul.

Perilaku terjadi sepanjang tahun tetapi mungkin terjadi sekitar hari-hari libur atau hari ulang tahun. Contohnya pembelian pakaian, sepatu, kosmetik,perhiasan dan membeli barang-barang yang terkenal bagi wanita, meskipun laki-laki dengan gangguan ini mungkin berfokus pada elektronik, peralatan olahraga, atau aksesori mobil. Ketika tidak aktif membeli, pasien tetap sibuk dengan belanja, meneliti pesanan pos katalog atau iklan surat kabar dan berkhayal tentang pembelian berikutnya.

Dampak negatif pada dari perilaku pembelian ini bisa mengakibatkan seseorang mengalami kebangkrutan, hutang dimana-mana,bisa juga mengakibat keretakan dalam rumah tangga dan juga menderita dihari tuanya (Gwin et al., 2005; Benson, 2000; Dittmar, 2004 dalam Dittmar 2005)

Q Guinn dan Faber(1989) mengungkapkan bahwa yang menjadi motivasi utama terjadi nya pembelian kompulsif adalah pencarian terhadap manfaat psikologis dari proses pembelian tersebut,bukan produk yang mereka beli.hal ini


(9)

3 Universitas Kristen Maranatha

terjadi karena ada nya dorongan hati atau keinginan yang kuat untuk melakukan pembelian(misalnya hati gelisah, dengan berbelanja atau menghabis waktu membeli barang-barang dianggap mampu membantu seseorang keluar dari masalahnya.

Faktor keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan perilaku pembelian yang kompulsif,yaitu dengan Pola komunikasi keluarga dan parental yielding dan perilaku orang tua dapat mempengaruhi timbulnya pembelian kompulsif.

Pertama pola komunikasi keluarga berorientasi dimana orang tau sangat menghargai pendapat anak-anak mereka dan mendorong anak-anak mereka untuk memperhatikan berbagai alternative yang ada sebelum mereka mengambil suatu keputusan.Pola komunikasi keluarga berorientasi sosial,orang tua cenderung mendorong agar anak-anaknya untuk dapat sedikit menghargai pendapat orang lain sehingga pembelian yang dilakukan oleh anak didasarkan pada persepsi orang lain.Kedua,Parential yielding, orang tua tipe ini memberikan kebebasan pada anaknya dan selalu memberikan apapun yang menjadi permintaan anaknya untuk mengganti waktu yang hilang bersama anak-anaknya karena kesibukannya atau rasa ketidak nyaman akibat dari ada nya kekacauan dalam keluarga.Ketiga,perilaku pembelian orang tua,orangtua tipe ini sering kali menggunakan uang atau hadiah sebagai indikasi penghargaan akan sesuatu sebagai ganti rugi rasa saying orang tua pada anaknya..

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh pola komunikasi keluarga,Parental yielding,dan Perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying”.


(10)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah diatas :

1. Bagaimana pola komunikasi keluarga terhadap compulsive buying? 2 . Bagaimana parential yielding terhadap compulsive buying?

3 . Bagaimana perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah diatas :

1. Untuk mengetahui pola komunikasi keluarga terhadap compulsive buying

2. Untuk mengetahui parential yielding terhadap compulsive buying

3. Untuk mengetahui perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri,dan untuk umum yaitu:

1. Memberikan kontribusi yang fositif dengan memberikan bukti yang akurat sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian bagi kalangan akademis maupun praktisi mengenai pengaruh Pola komunikasi keluarga,Parental yielding,dan Perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying

2. Memberikan pengetahuan yang lebih lanjut mendalam terhadap para konsumen yang sampai sekarang ini masih memiliki hasrat berbelanja


(11)

5 Universitas Kristen Maranatha

yang tinggi agar lebih memperhatikanbahwa perilaku pembelian yang kompulsif banyak memberikan dampak negatif

1.5 Batas Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Pola komunikasi keluarga,Parental yielding,dan Perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying.

Sebagai responden penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama BPK 1 Penabur bandung dikarenakan membantu untuk penelitian ini mendapat hasil yang sangat akurat dan mudah mendapatkan imformasi dan data

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini,sistematika penulisannya adalah:

Bab I : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan penelitian, Sistemati penelitian

Bab II : Perilaku pembelian yang kompulsif(compulsive buying), Pola komunikasi keluarga, Pariental yielding, Perilaku pembelian orang tua.

Bab III : Desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode

Pengumpulan data,definisi operasional variable,uji validitas dan reabilitas,

metode analisis data.

Bab IV : Hasil penelitian dan Pembahasan Bab V : Kesimpulan dan Saran


(12)

41 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunikasi keluarga(orientasi konsen dan sosial),parental yielding dan perilaku pembelian orangtua pada perilaku pembelian yang kompulsif. Perilaku kompulsif menjadi topik bahasan yang menarik baik saat ini maupun beberapa tahunyang lalu. Perilaku yang kompulsif atau shopolic telah direalisasikan kedalam bentuk majalah ataupun cerita yang membahas bagaimana perilaku wanita dan pria dalam berbelanja.kita sadari bahwa kita berada didalam lingkungan masyarakat yang hidup berdasarkan kekayaan mereka, masyarakat yang suka membelanjakan uang mereka untuk menunjukan seberapa kekayaan yang mereka miliki atau untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, kegiatan berbelanja mereka memang biasa mereka lakukan untuk membuang stress mereka sehingga pada akhirnya mereka melampiaskan rasa ketidakpuasan atau ketidak senangan mereka atas suatu kondisi tertentu dengan pergi berbelanja Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya? Terkadang mereka memaksakan diri menghutang untuk berbelanja yang dianggap sebagi perilaku untuk memuaskan diri mereka sendiri dan mengagap sebagai hobi. Mereka tidak akan berhenti berbelanja menganggap bahwa dengan berbelanja mereka menemukan kenikmatan untuk diri sendiri.


(13)

42 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan pada hasil analisis yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam membentuk perilaku pembelian yang kompulsif tidaklah secara signifikan didukung. Hal ini didasarkan pada nilai R Square (R2) yang kecil. Akan tetapi, hasil penelitian ini mendukung temuan pada penelitian Gwin et al.(2004) menemukan bahwa keluarga memegang peranan penting, dalam hal ini orangtua dalam pembentukan karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang nanti dapat merakibat anak memiliki sifat yang negative. Penelitian terdahulu mengindifikasikan bahwa lingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan dapat mengarahkan pada perilaku pembelian yang kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan(Gwin et al.,2004).

5.2 Implikasi Manajerial

Penderita gangguan obsesif kopulsif dapat ditandai dengan kebiasaan melakukan sesuatu secara berulang. Pikiran yang berulang akan sulit ditepis, inilah yang disebut obsesi. Bila pikiran yang berulang diwujudkan dalam bentuk tindakan yang sebenarnya tidak perlu, inilah yang disebut dengan kompulsif. Pada perusahaan, perilaku pembelian yang kompulsif merupakan tema penelitian yang penting untuk mendalami perilaku pembelian konsumen. Bagi pemasar hasil penelitian ini dapat melengkapi informasi yang terkait dengan perilaku pembelian yang kompulsif. Penelitian ini dapat membantu pemasar untuk memasarkan produk secara spesifik pada konsumen yang memiliki perilaku komfulsif. Produk-produk fashion dapat menjadi andalan bagi para pemasar untuk menarik konsumen yang kompulsif namun perlu diperhatikan perilaku ini bukanlah perilaku yang fositif sehingga pemasar perlu memperhatikan kondisi psikologis dari konsumen dalam memasarkan produknya.


(14)

43 Universitas Kristen Maranatha

Menurut Dittmar(2005),kasus perilaku pembelian yang kompulsif banya ditemukan pada produk-produk fashion. Menurut Gwin et al(2004) menyatakan bahwa sisi sosiologikal,perilaku pembelian yang kompulsif dapat muncul di televise,yang salah satu adalah iklan. Sehingga mengakibatkan konsumen terus-menerus melakukan pembelian secara kompulsif(Dittmar,2005). Pemasar diharapkan tidak hanya memasarkan produk berdasarkan nilai ekstrinsik saja seperti nilai-nilai materialism,gengsi,kekayaan dan sebagainya, namun pemasar diharapkan memasarkan produk yang memiliki nilai intrinsic, yang menawarkan nilai-nilai yang berguna bagi konsumen.

5.3 Keterbatasan Penelitian,

Keterbatasan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan responden siswa dan siswi SMU BPK 1 Penabur Bandung

2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan penejelasan tentang tidak signifikasinnya pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan pada asumsi dari peneliti bahwa sebagian besar responden yang tidak tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut tersebut merupakan keterbatasan dalam penelitian.

5.4 Saran

Saran untuk penelitian mendatang:

1. Sebaiknya responden lebih bervariasi sehingga variabel penelitian dapat dijelaskan lebih baik lagi.


(15)

44 Universitas Kristen Maranatha

2. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying dalam kalangan mahasiswa perlu mempertimbangkan apakah mereka tinggal bersama orangtua atau tidak,karena faktor yang mempengaruhi keluarga


(16)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip; (2000); Marketing Management; The Millenium Edition; International Edition; Prentice Hall; New Jersey.

Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 1; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 2; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1991); Principle of Marketing; 5 Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.

Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1996); Principle of Marketing; 7 Edition; alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Drs, terjemahan resmi bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip, Bloom, P. N; (1994); Marketing Profesional Service; First Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.

Tjitono, Fandy, “Manajemen Jasa”, edisi 2, Penerbit ANDI, Yogyakarta,1998. Zeithmal, Valerie A., Mary Jo Bitner; (2000); Service Marketing; 2 Edition;

McGraw-Hill International Edition; USA.

Zeithmal, Leonard L. Berry and Parasurahman; (1990); Delivering Quality Service-Balancing Customer Perceptions and Expections; Collier Mac Millan Publishers; London.


(1)

5 Universitas Kristen Maranatha

yang tinggi agar lebih memperhatikanbahwa perilaku pembelian yang kompulsif banyak memberikan dampak negatif

1.5 Batas Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Pola komunikasi keluarga,Parental

yielding,dan Perilaku pembelian orang tua terhadap compulsive buying.

Sebagai responden penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama BPK 1 Penabur bandung dikarenakan membantu untuk penelitian ini mendapat hasil yang sangat akurat dan mudah mendapatkan imformasi dan data

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini,sistematika penulisannya adalah:

Bab I : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Batasan penelitian, Sistemati penelitian

Bab II : Perilaku pembelian yang kompulsif(compulsive buying), Pola komunikasi keluarga, Pariental yielding, Perilaku pembelian orang tua.

Bab III : Desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode

Pengumpulan data,definisi operasional variable,uji validitas dan reabilitas,

metode analisis data.

Bab IV : Hasil penelitian dan Pembahasan Bab V : Kesimpulan dan Saran


(2)

41 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunikasi keluarga(orientasi konsen dan sosial),parental yielding dan perilaku pembelian orangtua pada perilaku pembelian yang kompulsif. Perilaku kompulsif menjadi topik bahasan yang menarik baik saat ini maupun beberapa tahunyang lalu. Perilaku yang kompulsif atau shopolic telah direalisasikan kedalam bentuk majalah ataupun cerita yang membahas bagaimana perilaku wanita dan pria dalam berbelanja.kita sadari bahwa kita berada didalam lingkungan masyarakat yang hidup berdasarkan kekayaan mereka, masyarakat yang suka membelanjakan uang mereka untuk menunjukan seberapa kekayaan yang mereka miliki atau untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, kegiatan berbelanja mereka memang biasa mereka lakukan untuk membuang stress mereka sehingga pada akhirnya mereka melampiaskan rasa ketidakpuasan atau ketidak senangan mereka atas suatu kondisi tertentu dengan pergi berbelanja Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya? Terkadang mereka memaksakan diri menghutang untuk berbelanja yang dianggap sebagi perilaku untuk memuaskan diri mereka sendiri dan mengagap sebagai hobi. Mereka tidak akan berhenti berbelanja menganggap bahwa dengan berbelanja mereka menemukan kenikmatan untuk diri sendiri.


(3)

42 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan pada hasil analisis yang diperoleh bahwa peran keluarga dalam membentuk perilaku pembelian yang kompulsif tidaklah secara signifikan didukung. Hal ini didasarkan pada nilai R Square (R2) yang kecil. Akan tetapi, hasil penelitian ini mendukung temuan pada penelitian Gwin et al.(2004) menemukan bahwa keluarga memegang peranan penting, dalam hal ini orangtua dalam pembentukan karakter anak. Adanya ketidakpastian dan masalah dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan anak, yang nanti dapat merakibat anak memiliki sifat yang negative. Penelitian terdahulu mengindifikasikan bahwa lingkungan keluarga dimana seseorang dibesarkan dapat mengarahkan pada perilaku pembelian yang kompulsif sebagai salah satu cara untuk mendapatkan kepuasan(Gwin et al.,2004). 5.2 Implikasi Manajerial

Penderita gangguan obsesif kopulsif dapat ditandai dengan kebiasaan melakukan sesuatu secara berulang. Pikiran yang berulang akan sulit ditepis, inilah yang disebut obsesi. Bila pikiran yang berulang diwujudkan dalam bentuk tindakan yang sebenarnya tidak perlu, inilah yang disebut dengan kompulsif. Pada perusahaan, perilaku pembelian yang kompulsif merupakan tema penelitian yang penting untuk mendalami perilaku pembelian konsumen. Bagi pemasar hasil penelitian ini dapat melengkapi informasi yang terkait dengan perilaku pembelian yang kompulsif. Penelitian ini dapat membantu pemasar untuk memasarkan produk secara spesifik pada konsumen yang memiliki perilaku komfulsif. Produk-produk fashion dapat menjadi andalan bagi para pemasar untuk menarik konsumen yang kompulsif namun perlu diperhatikan perilaku ini bukanlah perilaku yang fositif sehingga pemasar perlu memperhatikan kondisi psikologis dari konsumen dalam memasarkan produknya.


(4)

43 Universitas Kristen Maranatha

Menurut Dittmar(2005),kasus perilaku pembelian yang kompulsif banya ditemukan pada produk-produk fashion. Menurut Gwin et al(2004) menyatakan bahwa sisi sosiologikal,perilaku pembelian yang kompulsif dapat muncul di televise,yang salah satu adalah iklan. Sehingga mengakibatkan konsumen terus-menerus melakukan pembelian secara kompulsif(Dittmar,2005). Pemasar diharapkan tidak hanya memasarkan produk berdasarkan nilai ekstrinsik saja seperti nilai-nilai materialism,gengsi,kekayaan dan sebagainya, namun pemasar diharapkan memasarkan produk yang memiliki nilai intrinsic, yang menawarkan nilai-nilai yang berguna bagi konsumen.

5.3 Keterbatasan Penelitian,

Keterbatasan penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan responden siswa dan siswi SMU BPK 1 Penabur Bandung

2. Penelitian ini tidak mempertimbangkan penejelasan tentang tidak signifikasinnya pengaruh keluarga pada compulsive buying. Didasarkan pada asumsi dari peneliti bahwa sebagian besar responden yang tidak tinggal bersama keluarga, sehingga asumsi tersebut tersebut merupakan keterbatasan dalam penelitian.

5.4 Saran

Saran untuk penelitian mendatang:

1. Sebaiknya responden lebih bervariasi sehingga variabel penelitian dapat dijelaskan lebih baik lagi.


(5)

44 Universitas Kristen Maranatha

2. Penelitian tentang pengaruh faktor keluarga terhadap compulsive buying dalam kalangan mahasiswa perlu mempertimbangkan apakah mereka tinggal bersama orangtua atau tidak,karena faktor yang mempengaruhi keluarga


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip; (2000); Marketing Management; The Millenium Edition; International Edition; Prentice Hall; New Jersey.

Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 1; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip; (1997); Marketing Management; 9e edisi bahasa Indonesia Jilid 2; alih bahasa oleh Hendra Teguh, SE, Ak, dan Ronny Rusli, SE, Ak, terjemahan resmi Bahasa Inggris oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1991); Principle of Marketing; 5 Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.

Kotler, Philip, Gary Armstrong; (1996); Principle of Marketing; 7 Edition; alih bahasa oleh Alexander Sindoro, Drs, terjemahan resmi bahasa Inggris yang diterbitkan oleh Prentice Hall Inc.

Kotler, Philip, Bloom, P. N; (1994); Marketing Profesional Service; First Edition; Englewood Cliff; Prentice Hall; New Jersey.

Tjitono, Fandy, “Manajemen Jasa”, edisi 2, Penerbit ANDI, Yogyakarta,1998.

Zeithmal, Valerie A., Mary Jo Bitner; (2000); Service Marketing; 2 Edition; McGraw-Hill International Edition; USA.

Zeithmal, Leonard L. Berry and Parasurahman; (1990); Delivering Quality Service-Balancing Customer Perceptions and Expections; Collier Mac Millan Publishers; London.