Survey Mengenai Competenct Profile pada Dosen Top Performers di Universitas 'X' Bandung.

(1)

iii

Sesuai dengan maksud, tujuan dan kegunaan penelitian maka metodologi penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan menggunakan teknik survei, yaitu dengan menggunakan satu ciri penelitian yang merupakan sampel dosen top performers di Universitas ‘X’ Bandung. Alat ukur yang digunakan adalh kuesioner kompetensi Development Dimension International (DDI) dari Douglas W.Bray. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, diperoleh 133 item yang diterima dengan validitas yang berkisar antara 0,402 sampai dengan 0,880 dan dengan reliabilitas sebesar 0,83.

Berdasarkan pengolahan data dengan perhitungan, statistika deskriptif, diperoleh hasil kompetensi umum pada dosen top performers Universitas ‘X’ yaitu 5,74 kompetensi technical, 5,700 kompetensi adaptability, 5,63 sensitivity, enterpreneurship 5,53 dan planning and organizing 5,52. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung rata-rata skor tiap item pada tiap aspek kompetensi dari keseluruhan responden.Rata-rata skor tiap aspek kompetensi akan dibandingkan dengan nilai tertinggi tiap aspek.

Berdasarkan hasil penelitaian, maka peneliti mengajukan saran untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode wawancara, bagi dosen hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi yang belum sesuai dengan kompetensi secara keseluruhan, menjadi bahan masukan dan informasi untuk dapat merancang dan melakukan training kepada para dosen.


(2)

iv

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR BAGAN……… ix

DAFTAR TABEL………...x

DAFTAR LAMPIRAN………. xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

I.1 Latar Belakang Masalah……… 1

I.2 Identifikasi Masalaah………. 7

I.3 Maksud dan Tujuan Penelitian……….. 7

I.3.1 Maksud Penelitian………. 7

I.3.2 Tujuan Penelitian ……….. 7

I.4 Kegunaan Penelitian……….. 7

I.4.1 Kegunaan Ilmiah……… 7

I.4.2 Kegunaan Praktis………... 8

I.5 Kerangka Pemikiran……….. 9

I.6 Asumsi Penelitian………. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 19

2.1 Competency Based Human Resources Development ………... 19

2.1.1 Aspek Kompetensi………. 19

2.1.2 Kegunaan Kompetensi……….. 20


(3)

v

3.2 Variaabel Peelitian & Definisi Operasionaal………. 28

3.3 Alat Ukur………... 32

3.3.1 Kuesioner Kompetensi DDI……….. 32

3.3.2 Prosedur Pengisian………. 34

3.3.3 Sistem Penilaian………. 35

3.3.4 Uji Coba Alat Ukur……… 35

3.3.4.1 Validitas Alat Ukur……… 36

3.3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur……… …….. 38

3.4 Populasi Sasaran daan Teknik Sampling………... 39

3.4.1 Populasi Sasaran……… 39

3.4.2 Teknik Sampling……… 40

3.5 Teknik Analisis Data………. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………... 41

4.1 Hasil Penelitian……….. 41

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 75

5.2 Saran……….. 78

5.2.1 Saran Kegunaan Praktis………. 78


(4)

(5)

vii

Bagan 1 Bagan 1.1 Kerangka Pikir...17 Bagan 2 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian ………...28


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat ukur lengkap

Lampiran 2 Skoring competency Profile dosen berdasarkan item Lampiran 3 Validitas dan reliabilitas alat ukur

Lampiran 4 Key Behavior

Lampiran 5 Data kompetensi dan key behavior per fakultas


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan tertinggi dalam program pendidikan formal di Indonesia, yang mahasiswanya diharapkan dapat berhasil dalam berbagai bidang pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Usaha penyelenggaraan jasa universitas atau pendidikan tinggi ialah usaha jasa yang termasuk jasa murni (Rambat Lupioadi, 2001), yaitu kualitas pelayanan jasa dipandang sebagai hal utama yang dapat meningkatkan daya saing usaha lembaga pendidikan tinggi. Jasa pelayanan yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi dapat dikatakan berkualitas jika kelima dimensi jasa dapat diolah dengan baik. Kelima dimensi ini mencakup, penyediaan fasilitas fisik lengkap dan memadai, kinerja staf yang tanggap, keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dan kepedulian staf akan kebutuhan pelanggan serta staf pengajar yang handal.

Universitas ‘X’ di Bandung merupakan suatu lembaga pendidikan yang berdiri sejak tahun 1965, dengan visi, menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan berdaya cipta serta mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni abad ke 21 berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Sedangkan misi adalah mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana yang kondusif dan nilai hidup yang kristiani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam penyelenggaraan TRIDHARMA. Kemudian Universitas ‘X’ memiliki orientasi untuk menciptakan sarjana yang


(8)

mampu mandiri. Universitas ‘X’ merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang tetap kompetitif dan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya. Kelemahan dan kekurangan, baik dari fisik bangunan gedung, fasilitas, serta kinerja staf dan tenaga pengajar menjadi suatu permasalahan yang harus diatasi.

Berbagai usaha untuk meningkatkan kepuasan mahasiswa sebagai pengguna jasa terus dilakukan. Pembangunan gedung kuliah baru, serta penambahan berbagai fasilitas terus dilakukan guna dapat menampung jumlah mahasiswa yang semakin bertambah di setiap tahun ajaran baru. Disamping pengembangan bangunan, Universitas ‘X’ berusaha mengatasi permasalahan yang muncul dari sumber daya manusianya (SDM). Menurut sumber yang dapat dipercaya, terdapat beberapa permasalahan seputar keberadaan dosen seperti, sistem perekrutan tenaga dosen yang belum terstandarisasi seringkali kurang mampu memunculkan dosen dengan kinerja yang superior. Dalam rangka peningkatan kualitas dari dosen sering dibuat suatu training. Training yang dilaksanakan seringkali kurang tepat sasaran sehingga kurang berdampak secara langsung kepada dosen dan seringkali pelatihan yang diikuti tidak memberikan skill yang dapat meningkatkan performa dari dosen yang bersangkutan (Spencer

& Spencer, hal 305)

Permasalahan seputar tenaga pengajar tersebut tidak terlepas dari peningkatan jumlah mahasiswa setiap tahun ajaran. Dilihat dari data antara tahun 2003- 2005, peningkatan tersebut terjadi di beberapa fakultas seperti Fakultas Kedokteran, Teknik Informatika, Psikologi, Ekonomi Akuntansi dan Manajemen.


(9)

Peningkatan jumlah mahasiswa di Universitas “X” tersebut tidak sebanding dengan peningkatan tenaga pengajar sehingga mengharuskan tenaga pengajar untuk mengerahkan kemampuan sehingga kualitas pengajaran tetap terjaga dengan baik.

Berbagai harapan dan keinginan muncul dari mahasiswa, dosen ataupun orang-orang yang berada di lingkungan Universitas “X” terhadap keberadaan dosen. Dari pihak mahasiswa menginginkan tenaga pengajar yang berwawasan luas, bersikap bersahabat, tidak kaku dalam perannya sebagai dosen, dapat memotivasi mahasiswa, menyediakan waktu untuk bertukar pikiran, berpikir kritis, menguasai bidangnya, mau mendengar, memahami, merespon keinginan mahasiswa dalam belajar. Dipihak tenaga pengajar sendiri merasa perlu memberikan pengajaran yang sesuai kurikulum, melakukan bimbingan kepribadian, memiliki keahlian dalam menulis, membaca, problem solving yang sistematis, self confidence, memberi saran kreatif, mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung mahasiswa dalam belajar, membantu, mengarahkan dan memacu kelancaran studi dari mahasiswa, mendisain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum.

Pihak universitas mengharapkan tenaga pengajar memiliki dua kualifikasi yaitu aspek administratif dan aspek proses belajar. Kualifikasi aspek administratif adalah seorang dosen dapat melayani secara aktif, cepat, proaktif dan akurat terhadap kebutuhan mahasiswanya. Sedangkan dari aspek proses belajar, seorang dosen dapat mendisain suatu sistem pembelajaran untuk mencapai visi dan misi Universitas ‘X’. Berbagai harapan dan permasalahan pada keberadaan dosen di


(10)

Universitas “X” menuntut setiap dosen memiliki kriteria tertentu yang dapat menjaga dan meningkatkan kualitas pengajaran serta mencapai visi, misi universitas. Permasalahan sumber daya manusia (SDM) yang dihadapi Universitas “X” sesungguhnya adalah masalah yang dihadapi oleh sebahagian besar manajemen SDM pada dunia pendidikan tinggi. Competency Based Human Resources Management (CBHRM) merupakan metode yang dapat diaplikasikan dalam suatu universitas untuk mengatasi permasalahan tersebut.

CBHRM merupakan sebuah jargon baru dalam sumber daya manusia yang telah seringkali diperbincangkan. CBHRM menghasilkan suatu produk yang disebut competency profile. CBHRM sebenarnya bukanlah “produk baru” dalam sistem sumber daya manusia, namun sistem ini tidak banyak dikenal apalagi diimplementasikan. Menurut Organisasi Industri Psikologi Amerika (Mitrani,

Palziel, & Fitt, 1992) gerakan tentang kompetensi telah dimulai pada tahun 1960

dan awal 1970. Dalam tiga puluh tahun terakhir, pendekatan dengan sistem kompetensi menjadi petunjuk untuk diagnosis, penyusunan dan peningkatan berbagai aspek dalam manajemen SDM. Saat ini istilah CBHRM kembali muncul ke permukaan dan menjadi banyak dipergunakan dalam manajemen SDM.

CBHRM sendiri memberi fokus terhadap beberapa aspek yaitu, rekrutmen dan seleksi, penempatan dan rencana suksesi, pengembangan karir, kompensasi untuk kompetensi dan manajemen kerja. Pengaplikasian kompetensi pada universitas diharapkan dapat memperoleh dosen dengan kinerja yang terbaik atau menghasilkan dosen top performers dalam seleksi tenaga pengajar. Dosen dengan kategori top performers diharapkan dapat menjalankan perannya dengan baik


(11)

sesuai visi,misi serta orientasi pengajaran yang diberikan oleh universitas, dapat mengatasi berbagai tantangan yang muncul, dan dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Begitupula dengan training bagi dosen difokuskan kepada kompetensi yang akan menghasilkan kinerja yang maksimal dalam setiap pekerjaan. Peningkatan karir dosen dilakukan dengan membandingkan kompetensi pada dosen dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh universitas untuk jenjang karir yang lebih tinggi, misalnya dosen memiliki kompetensi leadership, enterpreneurial insight, organizational vision. Kemudian untuk kompensasi didasarkan karakteristik dosen yaitu keahlian dan kompetensi yang dimilikinya seperti, job motivation, technical knowledge.

Beberapa Universitas sudah mulai mengaplikasikan CBHRM dalam institusinya. Murdoch University, Australia sudah menerapkan suatu competency profile bagi para dosen pengajarnya. Latar belakang disusunnya kompetensi pada universitas ini adalah untuk memfasilitasi tujuan universitas dalam belajar dan mengajar, sebagai tanggapan dari permintaan komite universitas yang menginginkan kriteria pengajaran yang spesifik. Kemudian tujuan dari kompetensi tersebut adalah untuk menyatakan harapan universitas secara eksplisit terhadap belajar dan mengajar, memfasilitasi perkembangan tenaga pengajar. Adanya kompetensi pada Murdoch University menjadi pedoman dalam pengangkatan dan promosi dosen, sehingga saat ini dosen pengajar serta rekrutmen dosen sesuai dengan tuntutan universitas serta dapat memberikan kualitas pengajaran yang terbaik. Begitupula dengan pengembangan


(12)

para dosennya yang disesuaikan dengan kebutuhan universitas

(www.murdochuniversity.com).

Berbagai permasalahan seputar manajemen SDM khususnya dosen pada suatu universitas dapat diatasi dengan pengaplikasian CBHRM. Development Dimension International (DDI) merupakan organisasi pencetus penggunaan kompetensi yang sudah banyak mengaplikasikan sistem CBHRM dalam berbagai level pekerjaan. Kemampuan dalam menyusun dan melaksanakan penelitian (analysis), kemampuan menulis dan menyusun proposal (written communication), kemampuan berkomunikasi (oral communication, oral presentation). Kompetensi seperti oral communication, written communication, analysis, technical knowledge dan initiative merupakan kompetensi dari DDI yang minimal dimiliki oleh seorang dosen yang juga dipersyaratkan oleh universitas “X”, sebagai keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh dosen atau calon dosen. Kemudian kompetensi seperti organizational vision, tolerance for stress, job motivation adalah contoh kompetensi yang disusun oleh DDI yang menjadi prasyarat dari beberapa universitas untuk mendapatkan dosen yang menghasilkan kinerja yang ideal atau dosen dengan kategori top performers.

Melihat permasalahan dan harapan seputar dosen pada Universitas “X” dan berbagai fungsi dari penyusunan competency profile yang dapat menghasilkan kinerja terbaik dari dosen serta keinginan dari pihak Universitas “X” untuk menyusun competency profile dosen, maka peneliti tertarik untuk melakukan survei mengenai competency profile pada dosen top performers Universitas “X” di Bandung.


(13)

1.2. Identifikasi Masalah

Masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah seperti apakah competency profile pada dosen top performers Universitas ‘X’ di kota Bandung.

1.3. Maksud & Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai competency profile pada dosen top performers Universitas “X” di Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun competency profile pada dosen top performers di Universitas “X”, Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoretis :

ƒ Penelitian ini dapat memperkaya ilmu psikologi industri dan organisasi mengenai competency profile dosen.

ƒ Hasil penelitian juga dapat berguna bagi peneliti lain sebagai bahan pendukung untuk melanjutkan atau mengadakan penelitian dengan topik yang sama mengenai competency.

1.4.2 Kegunaan Praktis

ƒ Memberikan landasan bagi dosen di Universitas”X” Bandung untuk bekerja sesuai dengan competencyprofile yang sudah ditetapkan


(14)

ƒ Memberikan informasi bagi pimpinan atau pihak yang berwenang untuk melakukan recruitment, training, sistem kompensasi, penempatan dan pengembangan karir bagi dosen yang disesuaikan dengan competency profile.

ƒ Hasil penelitian juga berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Universitas “X”, untuk memperbaiki, mempertahankan atau meningkatkan kualitas pengajaran para dosennya.

ƒ Memberikan informasi kepada profesi psikolog ataupun profesi lain khususnya psikologi industri dan organisasi mengenai manfaat CBHRM dalam organisasi atau perusahaan.

1.5. Kerangka Pemikiran

Competency is an underlying characteristic of people an individual that is causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation (Spencer and Spencer, 1993). Underlying characteristic’s mengandung makna kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Kata “causally related” berarti kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja, dan kata “criterion-referenced” mengandung makna bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Kompetensi harus sejalan dengan visi, nilai-nilai dan


(15)

strategi organisasi, relevan dengan keseluruhan pekerjaan, dapat diobservasi serta memprediksi performance kerja yang diharapkan dalam pekerjaan mereka.

Karakteristik kompetensi terdiri dari lima aspek yaitu motives, traits, self concept, knowledge dan skill. Motives adalah keinginan yang secara konsisten mendorong seseorang untuk bertindak. Motives mendorong, mengarahkan dan memilih perilaku individu untuk menghadapi serangkaian goals. Motives dapat memprediksi apa yang akan dilakukan dosen dalam pekerjaan jangka panjang tanpa adanya pengawasan dari atasan. Traits adalah karakteristik fisik dan secara konsisten memberi tanggapan terhadap suatu situasi. Contohnya, memberi tanggapan terhadap keluhan mahasiswa. Self concept adalah sikap, values atau self image seseorang, misalnya seorang dosen yang memiliki value menjadi tenaga pengajar tetapi tidak menyukai untuk berinteraksi dengan mahasiswa maka dosen tersebut dapat gagal dalam profesinya. Knowledge adalah informasi yang diperoleh seseorang secara spesifik dalam suatu area. Knowledge memprediksi dengan baik apa yang dapat dilakukan seseorang bukan apa yang akan dia lakukan. Kemudian skill adalah kemampuan untuk menampilkan tugas secara fisik atau mental. Skill terdiri dari analytic thinking dan conceptual thinking. Analytic thinking yaitu mengolah data, menjelasakan sebab akibat, mengorganisir data dan rencana. Conceptual thinking yaitu memahami bentuk-bentuk dalam data yang kompleks (Spencer & Spencer, hal 10-11).

Menurut The Iceberg Model (Spencer & Spencer, 1993) kompetensi knowledge dan skill adalah kompetensi yang cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan sebagai salah satu karakteristik yang dimiliki


(16)

manusia. Kompetensi skill dan knowledge lebih mudah untuk dikembangkan. Training adalah jalan yang paling efektif untuk mengembangkan kompetensi ini. Sedangkan self concept, traits dan motives adalah kompetensi yang lebih tersembunyi (hidden), dalam (deeper) dan berada pada titik sentral kepribadian seseorang serta lebih sulit untuk dikembangkan.

Kompetensi selalu terdiri dari karakteristik pribadi yaitu, motives, trait dan self concept yang mendorong pemakaian knowledge dan skill dalam perilaku yang nantinya dapat memprediksi performa kerja individu. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki motivasi berprestasi, didalam dirinya dia selalu berusaha melakukan pekerjaan dengan baik, berkompetisi dengan standar tinggi yang telah ditentukan. Kemudian motivasi berprestasi tersebut ditampilkan dengan perilaku bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan serta meminta feedback pekerjaan. Hasilnya dalam performa kerjanya dosen tersebut memberikan inovasi di tempat dia bekerja dengan kualitas pekerjaan yang baik atau dikatakan sebagai dosen dengan kategori top performers.Top performers merupakan performa kerja terbaik yang ditampilkan oleh individu dan menjadi suatu kriteria yang dipersyaratkan dalam menyusun competency profile (Spencer & Spencer, hal.15)

Keberadaan top performers dalam suatu organisasi menjadi blue print dalam meningkatkan performa kerja, pengembangan serta seleksi individu.

(Spencer & Spencer, hal.15). Penentuan kriteria dari top performers dapat

dilakukan melalui penilaian yang dilakukan oleh atasan, rekan kerja, bawahan dan pengguna jasa. Untuk organisasi yang bergerak di bidang pelayanan jasa seperti universitas, penentuan kriteria top performers dapat dilakukan melalui pendapat


(17)

serta hasil yang diperoleh dari pengguna jasa yaitu mahasiswa. (Spencer &

Spencer, hal.96). Begitupula dengan keberadaan dosen top performers di

universitas ‘X’ dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan competency profile untuk mencapai kinerja yang optimal sesuai dengan visi, misi, strategi, orientasi, tugas dan tanggung jawab dosen.

Universitas “X” di Bandung adalah suatu institusi pendidikan yang berdiri pada 11 September 1965. Universitas ini terdiri dari enam fakultas yaitu fakultas kedokteran, psikologi, teknik yang memiliki jurusan industri, sipil dan elektro, kemudian fakultas sastra yang terdiri dari sastra Inggris, Jepang serta program diploma bahasa Cina dan Inggris. Orientasi pendidikannya adalah menciptakan sarjana yang mampu mandiri. Ini berarti, alumni Universitas ‘X’ diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Salah satu strategi yang dilakukan untuk tetap dapat bertahan dan bersaing dengan universitas swasta lainnya adalah seperti pemberian mata kuliah yang tidak ditawarkan pada fakultas yang sama di universitas lain, membuka fakultas lain untuk memperluas pangsa pasar seperti Sistem Informasi, Desain Interior, dan Desain Komunikasi Visual mulai tahun 2005. Memberikan berbagai fasilitas yang menguntungkan mahasiswa dan karyawannya seperti: beasiswa, perpustakaan, koperasi, Badan Pelayanan Kerohanian (BPK), Koordinatorat Mata Kuliah Umum, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Pusat Pelayanan Kesehatan, Klinik Psikologi, Bank, Kantor Pos, Pusat Pengembangan Dan Konseling Mahasiswa, Pusat Karir Mahasiswa, Pelatihan Bahasa, WiFi Campus, Kerjasama Dalam dan Luar Negeri.


(18)

Keberadaan fasilitas yang terus dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta kepuasan dari mahasiswa universitas ‘X’ sebagai pengguna jasa. Selain berbagai fasilitas tersebut keberadaan seorang dosen sebagai tenaga pengajar memiliki arti penting. Dosen memiliki peran untuk dapat mentransferkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa serta mempersiapkan mahasiswa menjadi individu yang aktif serta berkualitas dalam kehidupan selanjutnya (Roberto T.Borromeo, hal. 7). Sebagai seorang tenaga pengajar dosen dituntut untuk mampu menjadi pendamping mahasiswa dalam belajar, sebagai model dalam problem solving, serta sebagai teman dimana mahasiswa dapat datang dengan segala masalah mereka (George C. Thompson, hal. 342)

Didalam hubungan organisasionalnya seorang dosen memiliki atasan yaitu dekan, pembantu dekan, kepala jurusan serta sekretaris jurusan. Universitas ‘X’ juga telah menetapkan sejumlah tanggung jawab, kewajiban, wewenang serta tugas-tugas terhadap profesi seorang dosen. Tanggung jawab seorang dosen di Universitas ‘X’ yaitu melaksanakan TRIDHARMA perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat; untuk pendidikan, tanggung jawab pada kelancaran proses belajar mengajar yang mencakup mempersiapkan materi pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan melaksanakan evaluasi terhadap proses belajar mahasiswa; untuk penelitian, tanggung jawab pada pelaksanaan penelitian sesuai bidang keilmuannya dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara integritas dan originalitas; untuk pengabdian, tanggung jawab pada pelaksanaan. Kegiatan pengabdian sesuai bidang keilmuannya, yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar.


(19)

Seorang dosen memiliki wewenang dalam hal menentukan penilaian terhadap hasil kerja mahasiswa dengan objektifitas, mengatur materi dalam proses belajar mengajar, selama masih dalam rambu-rambu Satuan Acara Perkuliahan (SAP) atau Garis Besar Pelaksanaan Perkuliahan (GBPP) yang ditentukan oleh Jurusan/ Fakultasnya. Selain wewenang dan tanggung jawab yang diberikan, seorang dosen dihadapkan pada beberapa tugas yang telah ditetapkan yaitu tugas rutin harian, rutin semesteran, rutin tahunan, serta insidentil.

Tugas rutin harian terdiri dari mempersiapkan materi pengajaran/materi kuliah, menandatangani kehadiran/absensi, memberikan kuliah sesuai jadwal yang telah ditetapkan, serta menyerahkan berita acara yang sudah diisi dan menyimpannya pada map yang sudah disediakan. Tugas rutin semesteran terdiri dari: mempersiapkan materi kuliah pada setiap awal semester, mempersiapkan soal UTS/UAS dan memeriksa berkas ujian, berpartisipasi dalam pengawasan evaluasi mahasiswa (UTS dan UAS), memeriksa tugas yang dibuat mahasiswa minimal satu pada setiap semester, menyerahkan nilai setiap selesai evaluasi kepada Kepala TU/Dekan dan melaporkan kinerja kepada Kajur atau Dekan selama satu semester yang telah berjalan. Tugas rutin tahunan berupa melaksanakan program pengabdian ilmiah pada masyarakat dan melaksanakan penelitian sesuai dengan proposal yang telah disetujui oleh Dekan Fakultas. Tugas rutin insidentil berupa menghadiri seminar, lokakarya, workshop sesuai bidang pengajaran, mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri., menghadiri rapat fakultas/ universitas atau organisasi profesi, memberikan konsultasi pada


(20)

mahasiswa yang mengalami masalah dan memberikan pelatihan–pelatihan baik di intern maupun ekstern yang terkait dengan bidang pengabdian pada masyarakat.

Berbagai tugas, tanggung jawab yang diberikan oleh Universitas ‘X’ kepada dosen bukanlah suatu tugas yang mudah. Disamping itu berbagai tantangan yang muncul dari dalam Universitas ‘X’ ataupun dari luar harus dapat diatasi sehingga kualitas hasil pengajaran tetap maksimal. Sebagai seorang dosen tugas dan tanggung jawab terhadap Universitas menjadi hal utama. Disamping itu hubungan serta kepuasan dari mahasiswa sebagai pengguna jasa tidak kalah pentingnya mengingat dosen menjadi sosok individu yang paling dekat serta selalu berinteraksi langsung dengan mahasiswa. Hal tersebut mengakibatkan tuntutan untuk menjadi tenaga pengajar di Universitas ‘X’ menjadi lebih meningkat.

Dengan meningkatnya tuntutan terhadap keberadaan seorang dosen serta dilihat dari perkembangan Universitas ‘X’ dan peningkatan jumlah mahasiswa tiap tahunnya serta visi dan misi yang ada, diharapkan dosen yang ada di Universitas ‘X’ memiliki suatu competency profile untuk dapat mengatasi tuntutan dan tantangan yang ada. Keberadaan competency profile dapat membantu dalam rekrutmen dan seleksi dimana individu yang akan dipilih menjadi dosen di Universitas ‘X’ akan mampu mengatasi tuntutan yang ada. Begitupula dengan sistem kompensasi akan disesuaikan dengan kompetensi yang ada pada diri individu, bukan berdasarkan senioritas seperti biasanya dilakukan pada kebanyakan institusi lainnya. Peningkatan dan pengembangan karir dosen diharapkan dapat lebih baik lagi, karena telah mempersyaratkan kompetensi pada


(21)

jenjang karir tertentu, sehingga hanya dosen dengan kompetensi yang sesuai dengan persyaratan yang akan meningkat karirnya.

Sebagai seorang calon dosen dan dosen di Universitas ‘X’ dituntut untuk memiliki keterampilan dasar yaitu kemampuan dalam menyusun proposal dan menulis (written communication), menyampaikan materi pelajaran (oral presentation), kemampuan melaksanakan penelitian (analysis), serta kemampuan berkomunikasi (oral communication, oral presentation). Keterampilan dasar yang dipersyaratkan tersebut disebut sebagai core competency ataupun kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dosen.

Penyusunan competency profile pada dosen di Universitas ‘X’ berdasarkan pada general competency yang telah disusun oleh Development Dimension International (DDI). DDI adalah pencetus dalam penggunaan kompetensi dan masih memimpin dalam merancang sistem pengembangan serta pelatihan seputar kompetensi. DDI menyusun berbagai competency profiling dari berbagai jenis serta level pekerjaan yang dijadikan sebagai landasan dalam seleksi, promosi, pengembangan, training, serta rencana suksesi suatu perusahaan atau organisasi (www.ddiworld.com). DDI merancang 24 kompetensi, yaitu Leadership, Analysis, Customer Service Orientation, Planning and Organizing, Oral Communication, Enterpreneurial Insight, Control, Organizational Vision, Decisiveness, Delegation, Judgement, Initiative, Developing Organizational Talent, Adaptibility, Oral Presentation, Written Communication, Negotiation, Tolerance for Stress, Ability to Learn, Impact, Sensitivity, Job Motivation, Technical/ Professional Knowledge. Berdasarkan 24 general competency tersebut


(22)

akan disusun menjadi competency profile bagi dosen Universitas ‘X’ yang disesuaikan dengan visi, misi, strategi, orientasi, nilai-nilai Universitas ‘X’ serta tanggung jawab, wewenang, dan tugas dari dosen. Dalam penetapan competency profile dibutuhkan persetujuan dari pihak manajemen puncak yaitu individu atau kelompok yang mengetahui dengan pasti visi, misi, nilai-nilai di universitas serta tanggung jawab, tugas serta wewenang seorang dosen (Spencer & Spencer, hal.

107).

Penyusunan competency profile pada dosen top performers di Universitas ‘X’ diharapkan akan dapat membawa suatu perubahan. Perubahan didalam suatu institusi pendidikan selalu didasarkan untuk menerima hal baru yang dapat meningkatkan efektivitas serta efisiensi dari suatu institusi (Hurst, 1983). Perubahan pada universitas adalah untuk menyediakan pelayanan serta kualitas yang lebih baik lagi bagi para mahasiswa (De Jesus, 1989). Perubahan dalam hal ini adalah penetapan sistem competency profile pada dosen. Perubahan ini bukan suatu hal yang mudah untuk dapat langsung dilaksanakan dan diterima oleh setiap dosen. Dalam hal ini pihak manajemen Universitas ‘X’ harus terus menerus memantau serta menyesuaikan competency profile yang telah ditetapkan sesuai dengan tuntutan di masa yang akan datang, sehingga kualitas pengajaran serta hasil yang didapat dari mahasiswa sebagai pengguna jasa dapat terus terjaga dan dapat mendorong tercapainya visi, serta misi Universitas ‘X’.


(23)

Dosen Top performers Competency dosen Universitas “ X ”

- Visi - Misi - Strategi - Nilai - Orientasi

- Tanggung jawab dosen - Tugas, wewenang dosen

Bagan 1.5. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian di atas peneliti menarik asumsi sebagai berikut :

1. Dosen dengan top performers Universitas ‘X’ mengetahui visi, misi, nilai, strategi dan orientasi dari Universitas ‘X’, mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik serta senantiasa menampilkan performa kerja yang terbaik.

24 general competency

- Leadership

- Analysis

- Customer Service

Orientation

- Planning & Organizing

- Oral Communication

- Control

- Organizational Vision

- Sales Ability/persuasiveness - Decisiveness - Delegation - Initiative - Developing Organizational talent - Adaptability

- Oral presentation

- Written Communication

- Tolerance for stress

- Ability to laern

- Impact

- Sensitivity

- Job motivation

- Technical - Enterpreneurship - Negotiation - Judgement Competency Profile Dosen Top Performers Konfirmasi


(24)

2. Dosen top performers dapat menampilkan performa kerja terbaiknya sehingga menjadi landasan dalam menyusun competency dosen di Universitas ‘X’

3. Development Dimension International memiliki 24 general competency yang dapat dipergunakan sebagai landasan dalam penyusunan competency profile dosen top performers di Universitas ‘X’.


(25)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan terhadap Dosen Top Performers di Universitas ‘X’, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Sesuai dengan visi misi universitas, tugas dan tanggung jawab setiap dosen serta berdasarkan data yang diperoleh, maka dosen top performers memiliki kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/professional knowledge, adaptability, sensitivity, enterpreneurship, planning and organizing.

2. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik jurusan Teknik Sipil, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/professional knowledge (5,91), planning and organizing (5,22), initiative (5,22), enterpreneurship (5,22), analysis (5,16). 3. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas

Ekonomi jurusan Akuntansi, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, sensitivity (5,93), analysis (5,33), technical/ professional knowledge (5,25), sales ability/persuasiveness (5,16), enterpreneurial insight (5,16).


(26)

76

4. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, impact (6,25), adaptability (6,14), sensitivity (6,12), sales ability/persuasiveness (6,00), initiative (6,00).

5. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, sales ability/persuasiveness (6,00), written communication (5,50), sensitivity (5,37), initiative (5,41), analysis (5,25).

6. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Kedokteran, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/proffesional knowledege (5,83), sensitivity (5,70), adaptability (5,61), ability to learn (5,66), adaptability (5,61).

7. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik Informatika, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan, adaptability (6,92), technical/proffesional knowledge (6,75), ability to learn (6,50), planning and organizing (6,33), development organizational talent (6,28).

8. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Manajemen, kompetensi yang sangat


(27)

77

sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, adaptability (6,14), enterpreneurship (6,06), technical/proffesional knowledge (5,90), initiative (5,70), control (5,55).

9. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Sastra, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/proffesional knowledge (5,95), enterpreneurship (5,94), sensitivity (5,62), adaptability (5,47), ability to learn (5,27).

10.Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri , kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, adaptabilty (6,14), sensitivity (5,81), planning and organizing (5,58), technical and proffesional knowledge (5,57), analysis (5,16).

11.Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Psikologi, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah abilty to learn (6,11), adaptability (6,00), sensitivity (5,75), analysis (5,61), planning and organizing (5,50).


(28)

78

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti perlu mengajukan beberapa saran, yaitu:

5.2.1. Bagi Kegunaan Praktis

1. Bagi universitas dan masing-masing fakultas dapat merancang dan membuat suatu kegiatan training yang dilakukan secara berkala bagi aspek kompetensi organizational vision, job motivation, leadership, oral communication, customer service, oral presentation, judgement, decisiveness, negotiation, tolerance for stress dan delegation yang dibutuhkan dimana aspek tersebut belum dapat ditampilkan secara optimal oleh dosen top performers Universitas ‘X’.

2. Disarankan bagi pimpinan atau pihak yang berwenang untuk melakukan recruitment, training, sistem kompensasi, penempatan dan pengembangan karir bagi dosen yang disesuaikan dengan competency profile Universitas ‘X’.

3. Disarankan bagi profesi psikolog untuk lebih aktif memberikan informasi mengenai manfaat Competency Based Human Resource Management (CBHRM) untuk memperbaiki, mempertahankan atau meningkatkan kualitas pengajaran para dosennya.


(29)

79

5.2.2. Bagi Penelitian Lanjutan

1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai competency profile pada dosen di Universitas ‘X’ maupun Universitas lainnya dengan menambahkan metode wawancara agar dapat lebih dalam menggali profil kompetensi yang sesuai.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai profil kompetensi kepada dosen di tiap masing-masing fakultas secara tersendiri, untuk mendapatkan profil kompetensi yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing fakultas.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai competency profile kepada staf dan pegawai di Universitas ‘X’ sehingga mendapatkan kompetensi yang sesuai untuk dapat meningkatkan kualitas dari Universitas ‘X’ tersebut.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat satu kendala bahwa masing-masing fakultas tidak memiliki batasan-batasan dari kriteria dosen top performers serta Universitas ‘X’ belum memiliki tugas dan tanggung jawab yang disusun secara baku.


(30)

Quezon City: Phoenix Publishing House, Inc

Gage & Berliner., 1984. Educational Psycology. USA: Etienne Bertrand Weill/The Image Bank

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo

Sitepu, SK. Nirwana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung: Unit Pelayanan Statistika, Jurusan Statistik, FMIPA Universitas Padjajaran Bandung.

Spencer Lyle., 1993. Competence At Work., Canada; John Wiley & Sons, Inc

Surya Dharma., 2003. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Umum

Thompson George., 1970. Educational Psychology Instruction Behavioral Change., USA: Meredith Corporation


(31)

(1)

4. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, impact (6,25), adaptability (6,14), sensitivity (6,12), sales ability/persuasiveness (6,00), initiative (6,00).

5. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik jurusan Teknik Elektro, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, sales ability/persuasiveness (6,00), written communication (5,50), sensitivity (5,37), initiative (5,41), analysis (5,25).

6. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Kedokteran, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/proffesional knowledege (5,83), sensitivity (5,70), adaptability (5,61), ability to learn (5,66), adaptability (5,61).

7. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik Informatika, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan, adaptability (6,92), technical/proffesional knowledge (6,75), ability to learn (6,50),


(2)

77

sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, adaptability (6,14), enterpreneurship (6,06), technical/proffesional knowledge (5,90), initiative (5,70), control (5,55).

9. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Sastra, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, technical/proffesional knowledge (5,95), enterpreneurship (5,94), sensitivity (5,62), adaptability (5,47), ability to learn (5,27).

10. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri , kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah, adaptabilty (6,14), sensitivity (5,81), planning and organizing (5,58), technical and proffesional knowledge (5,57), analysis (5,16).

11. Berdasarkan data yang diperoleh, dosen top performers Fakultas Psikologi, kompetensi yang sangat sering, sering dan sangat penting ditampilkan dalam pekerjaan adalah abilty to learn (6,11), adaptability (6,00), sensitivity (5,75), analysis (5,61), planning and organizing (5,50).


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti perlu mengajukan beberapa saran, yaitu:

5.2.1. Bagi Kegunaan Praktis

1. Bagi universitas dan masing-masing fakultas dapat merancang dan membuat suatu kegiatan training yang dilakukan secara berkala bagi aspek kompetensi organizational vision, job motivation, leadership, oral communication, customer service, oral presentation, judgement, decisiveness, negotiation, tolerance for stress dan delegation yang dibutuhkan dimana aspek tersebut belum dapat ditampilkan secara optimal oleh dosen top performers Universitas ‘X’.

2. Disarankan bagi pimpinan atau pihak yang berwenang untuk melakukan recruitment, training, sistem kompensasi, penempatan dan pengembangan karir bagi dosen yang disesuaikan dengan competency profile Universitas ‘X’.

3. Disarankan bagi profesi psikolog untuk lebih aktif memberikan informasi mengenai manfaat Competency Based Human Resource Management (CBHRM) untuk memperbaiki, mempertahankan atau


(4)

79 5.2.2. Bagi Penelitian Lanjutan

1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai competency profile pada dosen di Universitas ‘X’ maupun Universitas lainnya dengan menambahkan metode wawancara agar dapat lebih dalam menggali profil kompetensi yang sesuai.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai profil kompetensi kepada dosen di tiap masing-masing fakultas secara tersendiri, untuk mendapatkan profil kompetensi yang sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing fakultas.

3. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai competency profile kepada staf dan pegawai di Universitas ‘X’ sehingga mendapatkan kompetensi yang sesuai untuk dapat meningkatkan kualitas dari Universitas ‘X’ tersebut.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat satu kendala bahwa masing-masing fakultas tidak memiliki batasan-batasan dari kriteria dosen top performers serta Universitas ‘X’ belum memiliki tugas dan tanggung jawab yang disusun secara baku.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Borromeo T. Roberto., 1993. Strategies for effective School Management. Quezon City: Phoenix Publishing House, Inc

Gage & Berliner., 1984. Educational Psycology. USA: Etienne Bertrand Weill/The Image Bank

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo

Sitepu, SK. Nirwana. 1995. Analisis Korelasi. Bandung: Unit Pelayanan Statistika, Jurusan Statistik, FMIPA Universitas Padjajaran Bandung.

Spencer Lyle., 1993. Competence At Work., Canada; John Wiley & Sons, Inc

Surya Dharma., 2003. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Umum

Thompson George., 1970. Educational Psychology Instruction Behavioral Change., USA: Meredith Corporation


(6)

DAFTAR RUJUKAN

http:// www.murdochuniversity.com http:// www.ddiworld.com