Studi Deskriptif Mengenai Gaya Kepribadian pada Dosen Universitas "X".

(1)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepribadian Dosen Universitas “X”. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus yang berjumlah 37 orang.

Teori yang digunakan adalah teori Personality Self-Potrait dari John M. Oldham M.D dan Lois B, Morris (1988). Alat ukur yang digunakan merupakan alat ukur yang dibuat oleh John M, Oldham.M.D dan Lois B, Morris yang terdiri dari 104 item. Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Rank Spearman dan uji realibilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach diperoleh validitas berkisar antara 0,301 – 0,674 dan reliabilitas sebesar 0,736. Hasil dari validitas terbuang 22 item, sehingga hanya 82 item yang dipakai. Pengolahan data menggunakan teknik analisis deskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa 22% Dosen Universitas “X” memiliki Gaya Kepribadian Leisurely, lalu Devoted yaitu 19%, Counscientious 14%, serta 11% untuk Adventurous, 8% untuk Self- Sacrificing, 5% untuk Self – Confident, Sensitive, Mercurial, dan Dramatic, serta 3% untuk Idiosyncratic dan Aggressive. Sedangkan untuk Gaya Kepribadian Vigilant dan Solitary tidak ditemukan dalam penilitian kepribadian Dosen di Universitas “X” ini. Dosen dengan gaya kepribadian Leisurely memiliki tanggung jawab yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya tetapi tidak ingin melebihi dari apa yang dituntutkan kepadanya sedangkan Counscientious adalah pribadi yang pekerja keras, perfeksionis dalam melakukan semua tugas-tugasnya. Terakhir Devoted adalah mereka yang loyal akan perusahaan, atasan dan dalam bekerja akan melakukan pekerjaannya dengan baik.

Peneliti mengajukan saran dalam penelitian lanjutan untuk mencari tiga gaya kepribadian yang dominn dan meneliti fakultas lain sehingga jumlah responden lebih banyak dan hasil penelitian pun lebih akurat. Adapun saran yang dapat diberikan bagi lembaga adalah hasil penelitian dapat digunakan bagi divisi SDM ( BSDPI) dalam menjalankan perekrutan dosen, dan mengembangkan interaksi antar dosen yang memiliki gaya kepribadian yang berbeda


(2)

iii

Universitas Kristen Maranatha

Abstrak

This study was conducted to determine the personality style of University Professor "X". The design used in this study is a descriptive research design. In this study using census technique that amounts to 37 people.

The theory used is the theory of Personality Self-Portrait of John M. Oldham, MD and Lois B, Morris (1988). Measuring instrument used is a measure created by John M, Oldham.MD and Lois B, Morris consisting of 104 items. Based on test results using the Spearman Rank validity and reliability test using Cronbach alpha reliability coefficient formula obtained validity ranged from 0.301 to 0.674 and a reliability of 0.736. The results of the validity wasted 22 items, so only 82 items were used. Processing data using descriptive analysis techniques are presented in the form of frequency distributions and cross-tabulations.

From the results of this study showed that 22% University Professor "X" has a Leisurely personality style, then devoted 19%, Counscientious 14%, and 11% for the Adventurous, 8% for Self-sacrificing, 5% for Self - Confident, Sensitive, Mercurial and Dramatic, and 3% for Idiosyncratic and Aggressive. As for the Personality Style Solitary Vigilant and personality not found in penilitian Lecturer at the University "X" is. Lecturers with Leisurely personality style has a good responsibility in carrying out his duties but did not want to exceed what is enforceable him while Counscientious personal hardworking, a perfectionist in doing all his duties. Dedicated last are those who are loyal to the company, the boss and the work will do the job well.

Researchers propose suggestions for further research looking dominn three personality styles and researching other faculties so that more number of respondents and the research results were more accurate. As for the advice that can be given to the institution is the result of research can be used for the HR department (BSDPI) in running recruiting faculty, and develop interaction among faculty that has a different personality styles


(3)

vi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

ABTRAKSI... ii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah... 10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.3.1 Maksud Penelitian... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian... 11

1.4Kegunaan Penelitian... 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis... 11

1.4.2 Kegunaan Praktis... 11

1.5Kerangka Pemikiran... 12

1.5.1 Bagan Kerangka Pemikiran... 18


(4)

vii

Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN TEORI... 20

2.1 Teori Humanistik... 20

2.2 Teori Kepribadian... 21

2.3 Gaya Kepribadian... 21

2.3.1 6 Fungsi utama... 21

2.3.2 13 Gaya Kepribadian... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 46

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian... 46

3.2 Bagan Rancangan Penelitian... 46

3.3 Variabel Penelitian... 47

3.3.1 Definisi Konseptual... 47

3.3.2 Definisi Operasional... 47

3.4 Alat Ukur... 50

3.4 1 Prosedur Pengisian ... 54

3.4.2 Sistem Penilaian... 54

3.4.3 Data Penunjang... 55


(5)

viii

Universitas Kristen Maranatha

3.5.1 Validitas Alat Ukur... 55

3.5.2 Reabilitas Alat Ukur... 56

3.6 Populasi Sasaran dan Teknik Sampling... 58

3.6.1 Populasi Sasaran... 58

3.6.2 Teknik Penarikan Sampel... 58

3.7 Teknik Analisis Data... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 60

4.1 Hasil Penelitian... 61

4.1.1 Gambaran Responden... 61

4.1.2 Hasil Pengukuran Variabel... 61

4.1.2.1 Persentase gaya kepribadian dosen... 61

4.1.3 Tabulasi Silang Demografis... 63

4.1.4 Tabulasi Silang dengan faktor penunjang... 66

4.2 Pembahasan... 67

4.2.1 Gambaran Gaya Kepribadian dosen “X”... 67

4.2.2 Gambaran Interaksi antar gaya kepribadian... 80


(6)

ix

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 91

5.1 Kesimpulan... 91 5.2 Saran...

5.2.1 Saran Teoritis... 92 5.2.2 Saran Praktis... 92 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR RUJUKAN...


(7)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Enam Area

Kehidupan...23

Tabel 3.1 Distribusi Item Gaya Kepribadian... 50

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gaya Kepribadian Dosen “X”... 62

Tabel 4.2 Tabulasi Silang Gaya Kepribadian dengan data demografis... 63

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Gaya Kepribadian dengan faktor pendukung... 66


(8)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

3.1 Bagan Rancangan Penelitian... 46


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Universitas terdiri dari atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik atau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan lain-lain. Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu Universitas negeri dan Universitas Swasta. Universitas Negeri adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah dan universitas swasta adalah perguruan tinggi yang diselenggarakan olehpihak swasta. (http://id.wikipedia.org/wiki/universitas).

Universitas “X” merupakan salah satu universitas swasta yang berada di kota Bandung yang berdiri pada 11 September 1965, yang terdiri dari Fakultas kedokteran, Fakultas psikologi, dan Fakultas teknik jurusan sipil. Tapi dengan berkembangnya pendidikan, saat ini Universitas “X” pun memperbanyak fakultasnya yang terdiri dari fakultas ekonomi, fakultas sastra, fakultas teknologi informasi, fakultas seni rupa dan desain, serta fakultas hukum.

Universitas “X” memiliki misi, yaitu mengembangkan cendekiawan yang handal, suasana yang kondusif, dan nilai-nilai hidup yang Kristiani sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan senia dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi “X”. Sedangkan visinya yaitu Universitas “X” menjadi Perguruan Tinggi yang mandiri dan berdaya cipta, serta


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha mampu mengisi dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni abad ke-21 berdasarkan kasih dan keteladanan Yesus Kristus. Untuk mewujudkan visi misinya maka dengan ini Universitas “X” menetapkan tiga nilai hidup Kristiani sebagai dasar untuk semua aktivitasnya dalam bidang pendidikan. Ketiga nilai tersebut adalah nilai integritas (Integrity) yaitu nilai dalam ranah menjadi diri sendiri (Value of Being). Integritas adalah sebuah kualitas diri yang mendorong seseorang untuk menjadi jujur, hidup bermoral dan dapat diandalkan/dipercaya, dimana kata-kata dan perbuatannya merupakan suatu keutuhan/bersesuaian (tidak kontradiksi) kapan saja dan sewaktu bersama siapa saja.

Nilai Kedua adalah nilai kepedulian (Care) yaitu nilai dalam ranah ber relasi (Value of Relating). Kepedulian adalah sebuah keseriusan hati dan tindakan yang lahir dari kasih yang mendalam dalam rangka memelihara relasi yang berkesinambungan dan mencegah terjadinya kerusakan relasi tersebut. Terkahir nilai keprimaan (Excellence) yaitu nilai dalam ranah berkarya (Value of Working). Keprimaan adalah sebuah kualitas diri untuk mencapai hasil terbaik dan berbeda (exceptional good/distinguished) melalui ketekunan, sikap yang autentik, dan standar yang dinamis)

Sekarang ini data dari Badan Pendidikan Universitas “X” memiliki delapan fakultas yang memiliki akreditasi A atau B, dan delapan fakultas ini mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Semua ini dapat terjadi karena di dalam fakultas di Universitas “X” terdapat bagian unit kerja dengan tanggung jawab yang besar dalam memberikan pendidikan ataupun pengajaran yang


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha dituntut harus mampu menghasilkan mahasiswa yang baik dan berkualitas dalam pendidikannya. Unit kerja tersebut biasa dikenal dengan dosen atau pengajar di jenjang perguruan tinggi. Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara Perguruan Tinggi dengan tugas utama mengajar pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Sedangkan Jabatan Fungsional Dosen sebagai pejabat fungsional yang mengajar pada perguruan tinggi. (SK Mendiknas No: 36 Tahun 2001). Semua bahan materi pendidikan akan tersalurkan dan menghasilkan mahasiswa yang berkualitas apabila dosen memiliki kompetensi yang tinggi dalam pengajaran ataupun penyaluran materi kepada mahasiswanya.

Dosen merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu universitas. Dosen mendapatkan tugas mencapai kelulusan mahasiswanya sehingga dapat lulus tepat waktu dan memberikan pelayanan dengan cara mengajar dan membagikan ilmu kepada konsumennya yaitu mahasiswa. Jika dosen tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, maka akan berdampak negatif terhadap fakultas dan universitasnya. Misalnya, jika dosen tidak mampu meluluskan mahasiswa yang berkompetensi tinggi dalam dunia kerja dan tidak mampu mengangkat fakultas menjadi fakultas dengan standar yang tinggi, maka calon mahasiswa pun tidak akan tertarik untuk bergabung dengan fakultas di universitas tersebut, sehingga fakultas tersebut akan kehilangan mahasiswa. Untuk terciptanya universitas yang berkualitas baik menurut SK Mendiknas No: 36 Tahun 2001 diperlukan peran dari para dosen sebagai salah satu faktor penting dalam mengembangkan fakultas. Sehingga tidak sembarang


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha dosen bisa masuk dan mengajar di Universitas “X” Dosen di Universitas “X” dituntut memiliki kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya. Jenis-jenis kompetensi tersebut adalah kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Kompetensi pribadi berhubungan bagaimana dosen dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian yang sebagai model atau panutan (yang harus ditiru). Sebagai seorang model, dosen harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di fakultas adalah mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang dosen misalnya sopan santun dan tata krama dan, bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.

Kompetensi profesional berhubungan dengan kompetensi atau kemampuan dosen yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas . Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Sehingga tingkat keprofesionalan seorang dosen dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran, pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar, kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya, kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran, kemampuan merancang dan memanfaatkan


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha berbagai media dan sumber belajar, kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, kemampuan dalam menyusun program pembelajaran, kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan, dan kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.

Kompetensi ketiga ini berhubungan dengan kemampuan dosen sebagai anggota masyarakat dan sebagai mahluk sosial, meliputi kemampuan kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan, kemampuan mengerjakan penelitian untuk kepentingan masyarakat, dan kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.

Dosen memiliki tugas-tugas dalam menjalankan pekerjaannya yang disebut dengan prinsip TRIDARMA. Tridarma adalah salah satu dasar tanggung jawabn dosen yang harus dikembangkan stimultan dan bersama-sama, serta harus disadari betul oleh seluruh dosen agar tercipta dosen yang mengenal tugasnya dengan baik. Prinsip-prinsip tridarma adalah pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat. Pengajaran adalah meneruskan pengetahuan yang dimilikinya sesuai dengan ilmu yang telah dikembangkan oleh ahlinya kepada mahasiswa.

Penelitian adalah memiliki peranan penting dalam memajukan pengetahuan melalui penelitian. penelitain tidak semata-mata hanya untuk hal


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh masyarakat pada saat itu saja,akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengan kata lain penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja,tetapi juga sekaligus melaksanakn penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang. Pengabdian adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagi hasil dari berbagai penelitian.Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersiafat konkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat nonprofit(Tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

Menurut Oldham dan Morris seorang dosen agar dapat bertahan dalam pekerjaannya, dosen harus memiliki loyalitas yang tinggi terhadap fakultasnya maupun pekerjaannya karena banyak dosen di yang harus mengurangi pekerjaan di luar mengajar dan kebersamaannya dengan keluarga berkurang hanya untuk mengajar, membimbing, dan membantu mahasiswa dalam penyelesaian pendidikan strata satunya. Dosen Universitas “X” merupakan wakil dari fakultasnya, sehingga kerja keras dan waktu kerja lebih banyak dibutuhkan untuk


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha mencapaian prestasi mahasiswa dan menaikan standard pada fakultasnya sendiri. Dalam perjalanan dosen pun pasti mengalami kegagalan ataupun kejenuhan, namun mereka harus tetap mengajar, menyalurkan ilmu yang mereka miliki dan tetap percaya diri mampu menaikan standard fakultas sehingga konsumen (calon mahasiswa) akan masuk dan percaya kepada Universitas “X”.

Dalam menjalankan setiap tugas secara kompeten setiap dosen akan memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam menghadapi tekanan dalam proses mengajar dan perilaku tersebut akan tidak sejalan dengan standard dosen dalam mengajar. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa setiap dosen memiliki gaya kepribadian yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tampak dari cara dosen berespon, bertindak dan berperilaku di suatu lingkungan yang sama. Perilaku mereka itu juga akan mencerminkan bagaimana cara para dosen bekerja yang nantinya akan mempengaruhi pencapaian prestasi pada pekerjaan mereka.

Menurut Oldham dan Morris (1988), ada tiga belas gaya kepribadian yang mempunyai tipe karakteristik yang berbeda-beda. Gaya kepribadian adalah pengaturan dari semua atribut-atribut, pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, sikap-sikap, perilaku –perilaku, dan mekanisme dalam menyelesaikan suatu masalahan. Hal tersebut merupakan pola yang unik dari fungsi psikologis tentang bagaimana cara setiap berpikir, merasa, dan berperilaku, hal tersebutlah yang akan membentuk anda seperti adanya anda sekarang. Setiap individu dapat memiliki beberapa gaya kepribadian dari ketiga belas gaya kepribadian tersebut yang satu sama lainnya akan berdinamika sehingga terbentuk individu-individu yang unik. Ketiga belas gaya kepribadian tersebut bersifat normal dan universal. Tidak ada


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha yang salah satu pun dari ketiga belas gaya kepribadian tersebut, dan tidak ada yang tidak normal apabila ada gaya kepribadian yang lebih mendominasi dalam diri individu. Kepribadian hanyalah manifestasi dari perbadaan yang kaya di antara semua orang. Berikut ini adalah ketiga belas gaya kepribadian yang mungkin dimiliki oleh suatu individu menurut Oldham dan Morris : Solitary (penyendiri), Adventurous (pengelana), Vigilant (pencuriga), Mercurial (suasana hati), Dramatic (pencari perhatian), Idiosyncratic (memiliki dunia sendiri), Sensitive (peka), Devoted (setia kawan), Self-Confident (percaya diri), Conscientious (pekerja keras), Aggressive (pemenang), Leisurely (lamban), dan Self-Sacrificing (rela berkorban)

Seorang dosen harus memiliki karakter pekerja keras, percaya diri, mudah bersosialisasi, mampu mengalihkan dan mendapat perhatian dari mahasiswa, setia terhadap atasan dan loyal terhadap Universitas “X”. keseluruhan karakteristik tersebut diperkirakan akan cocok dengan pekerjaan sebagai dosen untuk dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik. Pekerja keras digolongkan menjadi Conscientious (pekerja keras) dengan dosen selalu ingin bekerja dengan benar dan perfeksionis, dengan anggapan dalam pikirannya bahwa bekerja keras merupakan kewajibannya, seperti datang di setiap jam perkuliahan, menyediakan waktu untuk melakukan bimbingan dengan mahasiswa yang membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan masalah pendidikannya, membaca kembali materi-materi yang akan dibawakan dalam perkuliahan.

Gaya kepribadian yang kedua percaya diri digolongkan menjadi Self-Confident dengan gaya kepribadian ini dosen yakin bahwa dirinya mampu untuk


(17)

9

Universitas Kristen Maranatha mencapai tujuan fakultas, seperti percaya diri ketika harus menjelaskan materi di depan kelas dengan tetap yakin bahwa bahan yang akan diberikannya pada hari itu telah dikuasainya. Gaya kepribadian selanjutnya setia kepada atasan dan loyal digolongkan menjadi Devoted dengan setia dalam menjalankan pekerjaan dan berkomitmen tinggi , serta mengutamakan keharmonisan suatu kebersamaan dari pada kompetisi. Seperti, tetap berkomitmen bekerja di fakultas psikologi universitas “X” dengan sebaik-baiknya, menjujung tinggi kebersamaan antar dosen sehingga mendapatkan tambahan materi.

Menurut survey awal yang dilakukan kepada 16 dosen dari 8 fakultas yang ada di Universitas “X” didapatkan bahwa setiap dosen memiliki karakter yang berbeda-beda. Menurut mereka ada dosen yang mudah diajak bekerja sama saat menjalankan pekerjaannya, ada juga yang sulit dan cenderung bekerja sesuai dengan keinginan mereka sendiri dengan pemikiran dan prinsip yang mereka yakini. Banyak pula dosen yang dikeluhkan oleh mahasiswa, dengan masalah seperti : cara mengajar yang monoton hanya dengan membaca slide ataupun menerangkan hanya dengan membaca buku, ada pula dosen yang sering datang terlambat sehingga waktu mengajar melewati batas waktu seharusnya. Dosen yang susah ditemui karena kesibukan lainnya di luar kampus, ataupun dosen yang terkesan sangat pintar sehingga materi yang diberikan tidak mampu diserap oleh mahasiswa dengan maksimal. Sedangkan dosen yang disukai oleh murid seperti : ketika menerangkan “rame” sehingga kelas tidak bosan, dosen yang memberikan nilai bagus dalam uts ataupun uas, dosen yang menerangkan materi dengan cara yang mudah, dll.


(18)

10

Universitas Kristen Maranatha Untuk mendapatkan gaya kepribadian dosen Universitas “X”, 16 dosen dari 8 fakultas ini diberikan kuisioner dan terlihat hasil dengan gaya kepribadian yang berbeda-beda, yaitu : HD (Conscientious), MA (self –Confident), CS (Idiosyncratic), DD (Devoted), FA (Vigilant), SA (Mercurial), JF (Devoted), AR (Vigilant), TD (Conscientious), LK (Self-Sacrifiting), FL (Counsientious), GR (Dramatic), FN (Dramatic), PW (Aggressive), HL (Self –Sacrificing), AB (Solitary)

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gaya kepribadian pada dosen universitas “X” di kota Bandung agar dapat menggambarkan gaya kepribadian mereka.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan fakta diatas maka hal yang akan diteliti oleh penulis adalah mengenai gambaran gaya kepribadian pada dosen Universitas “X”.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran gaya kepribadian pada dosen Universitas “X”.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gaya kepribadian pada dosen Universitas “X”, lalu melihat indikasi hubungan antara data penunjang dengan gaya kepribadian.


(19)

11

Universitas Kristen Maranatha 1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Menambah pengetahuan mengenai teori gaya kepribadian di bidang ilmu Psikologi, khusunya dalam Psikologi Klinis serta Psikologi Pendidikan

2. Sebagai informasi tambahan atau referensi untuk penelitian-penelitian lainnya yang berminat membahas mengenai gaya kepribadian pada Dosen di Universitas “X”.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi pada dosen Universitas “X” mengenai gaya kepribadian mereka.

2. Memberikan pengetahuan dan informasi yang berguna mengenai gaya kepribadian dosen kepada pihak atasan yaitu Rektor ataupun Dekan setiap fakultas di Universitas “X”, dan bidang pengembangan SDM (BSDPI) dalam perekrutan dosen baru sehingga setiap dosen ditempatkan dalam jabatan yang sesuai.

3. Membantu para dosen untuk mengenal gaya kerpribadian teman sekerjanya, sehingga dapat membangun suatu relasi yang baik.

1.5Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya setiap individu itu memiliki gaya kepribadian yang berbeda-beda, begitupula yang terjadi pada dosen Universitas “X”. Pada setiap dosen memiliki gaya kepribadian yang berbeda-beda sehingga mempunyai


(20)

12

Universitas Kristen Maranatha keunikan masing-masing. Menurut Oldham dan Morris (1988), ada tiga belas gaya mempunyai tipe karaketeristik yang berbeda. Setiap dosen Universitas “X” memiliki salah satu kepribadian yang dominan dari ketigabelas gaya kepribadian tersebut.

Gaya Kepribadian seorang dosen dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi temprament yang diturunkan secara biologis. Temperamen yaitu disposisi reaktif seseorang ataupun cepat lambatnya seseorang mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah lingkungan dan pengalaman hidup, seperti : pola asuh orang tua, kebiasaan keluarga, peristiwa-peristiwa hidup, kebudayaan dan pergaulan, yang pada akhirnya membentuk “Gaya kepribadian”. Dosen akan memiliki gaya kepribadian yang berbeda apabila dibesarkan dengan perlakuan yang berbeda pula. Semua faktor itulah yang pada akhirnya membentuk gaya kepribadian dosen.

Gaya kepribadian adalah seseuatu yang mengatur diri dan menggerakan jalan hidup seseorang. Hal tersebut mencerminkan semua atribut-atribut, pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan, sikap atau perilaku dan mekanisme dalam menghadapi semua masalah dalam berbagai dimensi di kehidupan. Menurut Oldham dan Morris, seorang dosen dapat menghadapi masalahnya karena dalam kehidupan memiliki enam dimensi kunci, yaitu : Self adalah cara dosen mengenal dirinya sendiri, kepercayaan diri, dan penilaian terhadap diri,


(21)

13

Universitas Kristen Maranatha berfikir, dan merasakan akan dirinya sendiri, serta menempatkan dirinya dalam berbagai bidang dan menempatkan diri akan penilaian orang lain.

Work adalah cara dosen menyelesaikan tugas, mengambil atau memberikan perintah, membuat keputusan, merencanakan, mengatasi masalah internal dan eksternal, mengambil atau memberikan kritikan, mengikuti aturan, bertanggung jawab dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Relationship adalah cara dosen yang merasakan besarnya peran orang lain bagi dirinya dan bagaimana mengatur kehidupannya. Emotion adalah cara dosen mengatur intensitas mood dan emosi, dalam keadaan senang, sedih, perasaan terhadap seksual, marah,rasa cepat marah , takut, khawatir, serta peka terhadap pujian dan kritikan. Self – control adalah cara dosen mengontrol dorongan, spontanitas yang tinggi, menerima segala resiko dari perbuatannya, mempunyai kemampuan perencanaan, disiplin terhadap diri sendiri, mentoleransi frustasi yang datang, dan kemampuan untuk berhenti dan berfikir sebelum bertindak. Real word adalah cara dosen menghadapi kenyataan hidup yang ada di dalam kehidupannya.

Dengan 6 dimensi kunci ini akan membentuk gaya kepribadian dan berpengaruh pada setiap tingkah laku individu. Gaya kepribadian tersebut oleh Oldham dan Morris diklasifikasikan menjadi 13 gaya kepribadian. Counsientious style adalah individu yang memiliki prinsip moral yang kuat. Mereka pekerja keras dan mampu berfikir secara mandiri, mereka menyukai tugas dan akan mengerjakannya secara detail dan sebaik mungkin.


(22)

14

Universitas Kristen Maranatha Self – Confident adalah individu yang mampu menjadi pusat perhatian, memiliki harga diri dan rasa hormat yang tinggi pada dirinya. Mereka memiliki kenyakinan yang kuat dan sensirif terhadap kritik, mereka juga merupakan pemimpin yang baik. Dosen dengan kepribadian ini akan mengajar dengan baik, akan menyelesaikan tugas menilai ujian mahasiswa dengan baik dan cepat, akan membimbing mahasiswa dengan baik dan cepat sehingga banyak mahasiswa yang lulus dibawah bimbingannya. Semua itu untuk mewujudkan ambisinya agar dapat berprestasi dan dihargai oleh atasan.

Devoted adalah individu yang loyal atau setia terhadap hubungan dalam kehidupannya, mereka lebih senang bersama-sama dengan orang lain dari pada sendiri, mereka orang yang akan menjadi pengikut dari pada menjadi pemimpin dan mengikuti semua job description . Dosen yang memiliki kepribadian ini ketika memberi pengajaran di kelas, akan mematuhi prosedur isi pengajaran yang sudah didiskusikan oleh staff lainnya sehingga ilmu yang diajarkan tidak keluar dari konteks bahan pembelajaran.

Dramatic adalah individu yang spontan, mampu mengubah suasana menjadi lebih menyenangkan, dan berimajinasi tinggi. Mereka mampu menjadi pusat perhatian dan mencari kesempatan agar semua mata tertuju padanya. Dosen yang memiliki gaya kepribadian ini akan mudah dalam mengajar, dengan cara memberi variasi dalam cara mengajar sehingga mahasiswa tidak bosan dan tetap fokus pada pelajaran yang diajarkan.

Vigilant adalah individu yang memiliki kewaspadaan yang tinggi dan sangat berhati-hati dalam setiap tindakannya. Mereka dapat berkomunikasi


(23)

15

Universitas Kristen Maranatha dengan baik dan menjadi pendengar yang baik. Dosen dengan gaya kepribadian ini ketika merencanakan bahan perkuliahan dengan dosen lain mereka akan merencanakan dengan sangat detail apa yang akan mereka ajarkan. Mereka tidak ingin ada kesalahan dalam melakukan pekerjaannya.

Sensitive adalah individu yang senang menyendiri, dan senang dengan kegiatan yang rutin dan berulang. Mereka sangat sensitif atau peka terhadap kritikan dan sangat peduli dengan apa yang orang lain pikirkan mengenai dirinya. Dosen dengan kepribadian ini akan senang melakukan pekerjaan yang rutin seperti setiap hari mengajar, menilai tugas-tugas mahasiswa, memberikan bimbingan. Tetatpi untuk hal yang diluar tugasnya seperti menjadi penanggung jawab PKL mereka merasa tidak nyaman dan takut mendapatkan kritikan dari dosen lain mengenai pekerjaan mereka sebagai penanggung jawab itu.

Leisurely adalah individu yang bertanggung jawab atas kewajibannya, mereka tidak segan untuk menolak pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawabnya. Dosen dengan gaya kepribadian ini akan menggerutu jika dekan ataupun atasan mereka menyuruh mereka mengerjakan pekerjaan dosen lainnya yang ijin atau sakit. Seperti menggantikan mengajar kelas lain ketika dosen lainnya tidak masuk.

Adventurous adalah individu yang menyukai tantangan dan melakukann tindakan yang tidak direncanakan atau pertimbangan tertentu. Mereka aktif, mandiri, mencari pengalaman yang bervariasi dan tidak suka dipengaruhi oleh orang lain ataupun norma-norma di masyarakat. Dosen dengan gaya


(24)

16

Universitas Kristen Maranatha kepribadian ini mereka akan menunda pekerjaannya sebagai dosen dengan hobinya di luar, mereka akan banyak tidak masuk atau ijin dan meminta dosen lainnya untuk menggantikannya dalam mengajar.

Idiosyncratic adalah individu yang apa adanya dalam menunjukkan dirinya. Terkadang mereka terlihat sebagai seseorang yang bertingkah laku aneh atau seperti orang yang jenius. Mereka pribadi yang terarah dan mandiri, sehingga tidak membutuhkan teman yang banyak. Dosen dengan gaya kepribadian ini senang sendiri memahami semua materi yang dipelajarinya dan dalam mengajar akan mengajar sesuai dengan dirinya tanpa mempedulikan bagaimana cara mengajar yang efektif agar murid-muridnya menangkap pelajarannya.

Solitary adalah individu yang mandiri dan tidak membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk menikmati pengalaman mereka atau untuk menjalani hidup. Mereka percaya diri dalam melakukan setiap tindakannya dan sangat menikmati kesendirian mereka. Dosen dengan gaya kepribadian ini akan cenderung bekerja dengan caranya sendiri sesuai dengan prosedur yang ada, namun kesulitan untuk menjalin relasi yang baik dengan dosen lainnya.

Mercurial adalah individu yang aktif secara emosi dan reaktif. Mereka memiliki kelebihan dalam memberikan inisiatif dan mengarahkan orang lain untuk bertindak aktif. Mereka cenderung melibatkan suasana hati dalam segala hal yang dikerjakannya dan dalam hubungan sosial mereka selalu menjalin relasi secara mendalam dengan orang lain. Dosen dengan gaya kepribadian ini cenderung bekerja dengan suasana hatinya, merekja bisa


(25)

17

Universitas Kristen Maranatha sangat semangat, namun bisa juga tidak semangat. Sehingga terlihat tidak profesional dalam pekerjaannya.

Self – sacrificting adalah individu yang murah hati dan senang untuk memberikan bantuan untuk orang lain. Mereka bukan orang yang memiliki ambisius yang tinggi dan jiwa berkompetensi dengan orang lain. Mereka cenderung mengalah, sabar, dan menerima kelemahan orang lain. Dosen dengan gaya kepribadian ini mereka sering mengorbankan dirinya demi dosen lain sehingga terlihat kurang bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Agrressive adalah individu yang kuat dan berkuasa dibandingkan dengan orang lain yang berkepribadian lain. Mereka dapat melakukan tanggung jawab yang besar tanpa takut akan kegagalan. Mereka akan menggunakan kuasa dan kekuasaan dengan mudah dan senang dalam berkompetisi dengan orang lain. Dosen dengan gaya kepribadian ini memiliki tekad yang kuat menjadi yang terbaik dalam setiap pekerjaannya dan mempunyai hasrat kuat untuk menjadi pemimpin bagi orang lain di lingkungan yang sama.

Dari ketigabelas gaya kepribadian diatas akan dilihat gaya kepribadian mana yang lebih dominan. Maka gaya kepribadian yang paling dominan itu kan mewakili gaya kepribadian individu atau dosen yang diteliti.


(26)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6Asumsi Penelitian

 Dosen Universitas “X” memiliki salah satu kepribadian yang dominan dari ketigabelas gaya kepribadian yaitu Conscientious, Vigilant, Solitary, Idiosyncratic, Adventurous, Mercurial, Dramatic, Self Confident, Sensitive,Devoted, Leisury, Self- sacrificing, dan Aggressive  Gaya kepribadian Dosen Universitas “X” dapat ditampilkan dalam 6

dimensi yaitu : self, relationship, work, emotion, self – control, dan real world

 Gaya kepribadian Dosen “X” dipengaruhi oleh faktor internal yaitu : temperament

 Gaya kepribadian Dosen “X” dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu : pola asuh orang tua, kebiasaan keluarga, peristiwa-peristiwa hidup atau pengalaman, kebudayaan dan pergaulan


(27)

91 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dosen Universitas “X” memiliki tiga Gaya Kepribadian yang paling

dominan. Yaitu : Leisurely, Devoted, dan Counscientious

2. Terdapat indikasi keterkaitan antara gaya kepribadian dengan faktor-faktor pendukung

 Indikasi hubungan antara Gaya Kepribadian Leisurely dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Suku Bangsa, Hal-hal yang diingat dalam keluarga, Aturan Signifikan dalam keluarga, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Pengalaman kerja yang menyenangkan, Tinggal bersama pada saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan relasi dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya kepribadian Devoted dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Suku Bangsa, Hal yang diingat dalam keluarga, Pengalaman hidup yang menyenangkan, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma,


(28)

92

Universitas Kristen Maranatha Pentingnya rekan kerja serta Hubungan relasi dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya kepribadian Counscientious dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Fakultas, Suku Bangsa,Hal yang diingat dalam keluarga, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Pengalaman kerja yang menyenangkan, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya Kepribadian Adventurous dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis Kelamin, Usia, Fakultas, Suku Bangsa, Ciri khas keluarga, Hal yang diingat dalam keluarga, Aturan yang signifikan, pengalaman hidup yang menyenangkan, pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, pengalaman kerja yang menyenangkan dan tidak, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan dengan rekan kerja

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu


(29)

93

Universitas Kristen Maranatha 5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini hanya melihat dan meninjau satu gaya kepribadian yang dominan saja, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau tiga gaya kepribadian yang dominan setiap individu sehingga dapat terlihat variasi gaya kepribadian.

2. Penelitian ini hanya mendapatkan dosen di fakultas Psikologi, Hukum, FSRD, dan Sastra, sehingga tidak mencakup keseluruhan Dosen

Universitas “X”, disarankan agar penelitian selanjutnya bisa meneliti

fakultas lain dengan jumlah yang lebih banyak

3. Bagi penelitian selanjutnya mengenai gaya kepribadian pada dosen, disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai keterikatan antara gaya kepribadian dengan kebiasaan keluarga, pengalaman hidup, kebudayaan serta pergaulan.

5.2.2 Saran Praktis

1. Hasil Penelitian dapat menjadi masukan bagi devisi SDM Universitas

“X” dalam hal merekrut dosen, disesuaikan dengan gaya kepribadian yang cocok dengan pekerjaan dosen.

2. Hasil Penelitian dapat membantu pemimpin fakultas atau dekan untuk melakukan pembinaan kepada para dosen

3. Hasil Penelitian juga membantu sebagai rujukan interaksi antar gaya kepribadian dosen dalam berkerja.


(30)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Mayuni, Dr Ilza. 2005. Optimalisasi Kinerja Dosen. Jakarta : PT Gramedia

Oldham, John M., and Louis B Morris. 1988. The New Personality Self-Potrait : Why, You Think, Work, Love, and Act the Way You Do. Rev. Ed. New York: Bantam

Santrock, John.W. 2002. Life Span Development, 8th Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparamatik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia

Singarimbun, Masri dan Effendi. 1989. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta Suryabrata, Sumandi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo


(31)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

http://www.maranatha.edu/about-us/visi-dan-misi

Katana,Sonia. 2011. Study Deskriptif Mengenai Gaya Kepribadian pada Marketing Staff Bank “X”di Kota Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.


(1)

18

Universitas Kristen Maranatha

1.6Asumsi Penelitian

 Dosen Universitas “X” memiliki salah satu kepribadian yang dominan dari ketigabelas gaya kepribadian yaitu Conscientious, Vigilant, Solitary, Idiosyncratic, Adventurous, Mercurial, Dramatic, Self Confident, Sensitive,Devoted, Leisury, Self- sacrificing, dan Aggressive  Gaya kepribadian Dosen Universitas “X” dapat ditampilkan dalam 6

dimensi yaitu : self, relationship, work, emotion, self – control, dan real world

 Gaya kepribadian Dosen “X” dipengaruhi oleh faktor internal yaitu : temperament

 Gaya kepribadian Dosen “X” dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu : pola asuh orang tua, kebiasaan keluarga, peristiwa-peristiwa hidup atau pengalaman, kebudayaan dan pergaulan


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dosen Universitas “X” memiliki tiga Gaya Kepribadian yang paling dominan. Yaitu : Leisurely, Devoted, dan Counscientious

2. Terdapat indikasi keterkaitan antara gaya kepribadian dengan faktor-faktor pendukung

 Indikasi hubungan antara Gaya Kepribadian Leisurely dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Suku Bangsa, Hal-hal yang diingat dalam keluarga, Aturan Signifikan dalam keluarga, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Pengalaman kerja yang menyenangkan, Tinggal bersama pada saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan relasi dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya kepribadian Devoted dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Suku Bangsa, Hal yang diingat dalam keluarga, Pengalaman hidup yang menyenangkan, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma,


(3)

92

Universitas Kristen Maranatha

Pentingnya rekan kerja serta Hubungan relasi dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya kepribadian Counscientious dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis kelamin, Usia, Fakultas, Suku Bangsa,Hal yang diingat dalam keluarga, Pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, Pengalaman kerja yang menyenangkan, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan dengan rekan kerja

 Indikasi Hubungan antara Gaya Kepribadian Adventurous dengan faktor-faktor penunjang meliputi : Jenis Kelamin, Usia, Fakultas, Suku Bangsa, Ciri khas keluarga, Hal yang diingat dalam keluarga, Aturan yang signifikan, pengalaman hidup yang menyenangkan, pengalaman hidup yang tidak menyenangkan, pengalaman kerja yang menyenangkan dan tidak, Tinggal bersama saat ini, Penerapan norma, Pentingnya rekan kerja serta Hubungan dengan rekan kerja

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu


(4)

93

5.2.1 Saran Teoritis

1. Penelitian ini hanya melihat dan meninjau satu gaya kepribadian yang dominan saja, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau tiga gaya kepribadian yang dominan setiap individu sehingga dapat terlihat variasi gaya kepribadian.

2. Penelitian ini hanya mendapatkan dosen di fakultas Psikologi, Hukum, FSRD, dan Sastra, sehingga tidak mencakup keseluruhan Dosen Universitas “X”, disarankan agar penelitian selanjutnya bisa meneliti fakultas lain dengan jumlah yang lebih banyak

3. Bagi penelitian selanjutnya mengenai gaya kepribadian pada dosen, disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai keterikatan antara gaya kepribadian dengan kebiasaan keluarga, pengalaman hidup, kebudayaan serta pergaulan.

5.2.2 Saran Praktis

1. Hasil Penelitian dapat menjadi masukan bagi devisi SDM Universitas “X” dalam hal merekrut dosen, disesuaikan dengan gaya kepribadian yang cocok dengan pekerjaan dosen.

2. Hasil Penelitian dapat membantu pemimpin fakultas atau dekan untuk melakukan pembinaan kepada para dosen


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo

Mayuni, Dr Ilza. 2005. Optimalisasi Kinerja Dosen. Jakarta : PT Gramedia

Oldham, John M., and Louis B Morris. 1988. The New Personality Self-Potrait : Why, You Think, Work, Love, and Act the Way You Do. Rev. Ed. New York: Bantam

Santrock, John.W. 2002. Life Span Development, 8th Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparamatik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT Gramedia

Singarimbun, Masri dan Effendi. 1989. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta

Suryabrata, Sumandi. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


(6)

DAFTAR RUJUKAN

http://www.maranatha.edu/about-us/visi-dan-misi

Katana,Sonia. 2011. Study Deskriptif Mengenai Gaya Kepribadian pada Marketing Staff Bank “X”di Kota Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.