KONTRIBUSI USAHA BUDIDAYA TAMBAK TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP PEKERJA TAMBAK DI KECAMATAN GUNUNGJATI KABUPATEN CIREBON.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Tambak ... 10
B. Faktor Fisik yang Mendukung Usaha Budidaya Tambak ... 11
C. Faktor Non Fisik yang Mendukung Usaha Budidaya Tambak ... 15
D. Konsep Tugas Pokok dan Fungsi ... 17
E. Pembagian Tugas ... 19
F. Definisi Konsumsi ... 20
G. Pola Konsumsi ... 20
H. Kebutuhan Manusia ... 23
I. Upaya Manusia Memenuhi Kebutuhan ... 24
J. Kesejahteraan ... 25
K. Perikanan Dalam Pembelajaran Geografi ... 31
L. Penelitian Yang Relevan ... 33
M. Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 37
(2)
B. Metode Penelitian... 37
C. Desain Penelitian ... 38
D. Pendekatan Penelitian ... 39
E. Populasi dan Sampel ... 39
1. Populasi ... 39
2. Sampel ... 40
F. Variabel Penelitian ... 41
1. Variabel Bebas ... 41
2. Variabel Terikat... 41
G. Definisi Operasional... 42
1. Kontribusi ... 42
2. Usaha Budidaya Tambak ... 42
3. Kebutuhan Hidup ... 44
4. Pekerja Tambak ... 44
5. Kecamatan Gunungjati ... 44
H. Instrumen Penelitian... 46
I. Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Wawancara ... 46
2. Observasi Lapangan ... 47
3. Studi Dokumentasi ... 47
4. Studi Kepustakaan ... 47
J. Alat dan Bahan Pengumpulan Data ... 47
1. Alat Penelitian ... 47
2. Bahan Penelitian ... 48
K. Teknik Pengolahan Data ... 48
1. Tahap Persiapan ... 48
2. Editing ... 48
3. Coding ... 48
4. Tabulasi Data... 49
5. Interpretasi Data ... 49
L. Teknis Analisis Data ... 49
(3)
2. Analisis Statistik ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 52
1. Letak, Jarak, dan Luas Lokasi Penelitian ... 52
2. Cuaca dan Iklim ... 53
3. Geomorfologi dan Geologi... 57
4. Kondisi Tanah ... 58
5. Kondisi Penggunaan Lahan ... 59
6. Hidrologi ... 61
B. Kondisi Sosial Daerah penelitian ... 62
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 62
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 65
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 68
5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 69
C. Hasil Penelitian ... 70
1. Karakteristik Usaha Budidaya Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 70
2. Pembagian Tugas Pekerja Tambak ... 79
3. Karakteristik Pekerja Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 81
4. Pola Konsumsi Rumah Tangga Pekerja Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 106
5. Analisis Kontribusi Usaha Budidaya Tambak Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup Pekerja Tambak... 124
6. Upaya Keluarga Pekerja Tambak Untuk Meningkatkan Tingkat Pendapatan ... 136
D. Pembahasan ... 137
E. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pembelajaran Geografi ... 145
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 148
A. Kesimpulan ... 148
B. Saran ... 150
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Nilai Produksi Ikan Air Tawar dan Ikan Air Payau Menurut
Jenis Ikan di Kabupaten Cirebon Pada Triwulan II Tahun 2014... 3
1.2 Usaha Budidaya Air Payau (Tambak) di Kecamatan Gunungjati Tahun 2013 ... 4
3.1 Sampel Pekerja Tambak ... 41
3.2 Variabel Penelitian... 42
3.3 Kriteria Penilaian Persentase ... 50
3.4 Tabel Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 51
4.1 Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman ... 54
4.2 Data Curah Hujan Daerah Penelitian Tahun 2005 – 2014 ... 56
4.3 Rata-Rata Curah Hujan Daerah Penelitian Tahun 2005 – 2014 ... 56
4.4 Pola Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunungjati ... 60
4.5 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Kecamatan Gunungjati ... 65
4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Kecamatan Gunungjati ... 66
4.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Gunungjati ... 67
4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Gunungjati ... 68
4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Gunungjati ... 69
4.10 Luas Lahan Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 71
4.11 Status Kepemilikan Lahan Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 72
4.12 Tabulasi Silang Luas Lahan dengan Status Kepemilikan Lahan Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 73
4.13 Sistem Budidaya Tambak ... 74
4.14 Jumlah Tenaga Kerja... 75
4.15 Sistem Upah Tenaga Kerja... 76
4.16 Kelompok-Kelompok Usaha Budidaya Tambak di Kecamatan Gunungjati ... 77
(5)
4.17 Komoditas Usaha Budidaya Tambak ... 78
4.18 Pekerja Tambak Berdasarkan Jenis Kelamin ... 81
4.19 Pekerja Tambak Berdasarkan Umur ... 81
4.20 Pekerja Tambak Berdasarkan Tempat Tinggal ... 82
4.21 Tabulasi Silang Tingkat Umur dengan Status Tempat Tinggal ... 83
4.22 Tingkat Pendidikan Formal Pekerja Tambak ... 84
4.23 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Formal dengan Tingkat Umur ... 85
4.24 Pendidikan Non Formal Pekerja Tambak ... 86
4.25 Pengalaman Kerja Pekerja Tambak ... 87
4.26 Tabulasi Silang Tingkat Umur dengan Pengalaman Kerja ... 88
4.27 Pendapatan Pokok Pekerja Tambak ... 89
4.28 Pendapatan Bonus Pekerja Tambak ... 90
4.29 Tabulasi Silang Luas Lahan Tambak dengan Pendapatan Pokok Pekerja Tambak ... 90
4.30 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Pendapatan Pokok Pekerja Tambak ... 91
4.31 Jumlah Anggota Keluarga Pekerja Tambak ... 92
4.32 Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerja Tambak ... 93
4.33 Tabulasi Silang Tingkat Umur dengan Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerja Tambak ... 94
4.34 Tabulasi Silang Pendapatan Pokok dengan Jumlah Tanggungan Keluarga Pekerja Tambak... 95
4.35 Tingkat Pendidikan Anak Pekerja Tambak... 96
4.36 Kepemilikan Sarana Informasi dan Elektronik ... 97
4.37 Kepemilikan Sarana Transportasi ... 99
4.38 Luas Tanah Rumah Pekerja Tambak ... 99
4.39 Luas Rumah Pekerja Tambak ... 100
4.40 Status Tanah Rumah Pekerja Tambak ... 101
4.41 Status Tempat Tinggal Pekerja Tambak ... 102
4.42 Kondisi Tempat Tinggal Pekerja Tambak ... 103
4.43 Penggunaan Fasilitas Kesehatan ... 104
(6)
4.45 Pola Pendapatan Pekerja Tambak
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 107 4.46 Sumber Pendapatan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Pekerja Tambak Per Bulan Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 108 4.47 Biaya Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pangan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 109 4.48 Biaya Pengeluaran Untuk Kebutuhan Non Pangan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 110 4.49 Biaya Pengeluaran Untuk Tabungan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 111 4.50 Pola Konsumsi Untuk Pangan, Non Pangan, dan Tabungan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 112 4.51 Pola Konsumsi Pangan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 113 4.52 Pola Konsumsi Non Pangan
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 115 4.53 Pola Pendapatan Pekerja Tambak
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 116 4.54 Sumber Pendapatan dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Pekerja Tambak Per Bulan Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 117 4.55 Biaya Pengeluaran Untuk Kebutuhan Pangan
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 117 4.56 Biaya Pengeluaran Untuk Kebutuhan Non Pangan
Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 119 4.57 Biaya Pengeluaran Untuk Tabungan
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 120 4.58 Pola Konsumsi Untuk Pangan, Non Pangan, dan Tabungan
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 121 4.59 Pola Konsumsi Pangan
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 122 4.60 Pola Konsumsi Non Pangan
(7)
4.61 Koefisien Determinasi ... 125
4.62 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 125
4.63 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 126
4.64 Koefisien Determinasi ... 127
4.65 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 127
4.66 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 128
4.67 Koefisien Determinasi ... 129
4.68 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 129
4.69 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 130
4.70 Koefisien Determinasi ... 131
4.71 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 131
4.72 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 132
4.73 Koefisien Determinasi ... 133
4.74 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 133
4.75 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 134
4.76 Koefisien Determinasi ... 135
4.77 Uji Signifikansi Simultan (F) ... 135
4.78 Signifikansi Parameter Individual (Uji T)... 136
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Kerangka Pemikiran ... 36
3.1 Peta Sampel Wilayah Penelitian ... 45
4.1 Peta Administratif Kecamatan Gunungjati ... 55
4.2 Penggunaan Lahan di Kecamatan Gunungjati ... 61
4.3 Peta Jenis Tanah Kecamatan Gunungjati ... 63
4.4 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Gunungjati ... 64
4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 68
4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 70
4.7 Luas Lahan Pada Petani Tambak ... 71
4.8 Status Kepemilikan Lahan Petani Tambak ... 72
4.9 Jumlah Tenaga Kerja ... 75
4.10 Kelompok Usaha Budidaya Tambak ... 77
4.11 Jenis Komoditas Pada Usaha Budidaya Tambak... 78
4.12 Pekerja Tambak Berdasarkan Umur ... 82
4.13 Pekerja Tambak Berdasarkan Tempat Tinggal... 83
4.14 Tingkat Pendidikan Formal Pekerja Tambak ... 85
4.15 Pengalaman Kerja Pekerja Tambak ... 87
4.16 Jumlah Anggota Keluarga Pekerja Tambak ... 92
4.17 Jumlah Beban Tanggungan Keluarga Pekerja Tambak ... 93
4.18 Tingkat Pendidikan Anak Pekerja Tambak ... 96
4.19 Kepemilikan Sarana Informasi dan Elektronik... 98
4.20 Luas Tanah Rumah yang Dimiliki Pekerja Tambak... 100
4.21 Luas Rumah yang Dimiliki Pekerja Tambak... 101
4.22 Status Tanah Rumah yang Ditempati Pekerja Tambak ... 102
4.23 Status Tempat Tinggal Pekerja Tambak ... 103
4.24 Penggunaan Fasilitas Kesehatan ... 104
4.25 Keluhan Penyakit Pekerja Tambak ... 105
4.26 Pola Konsumsi Untuk Kebutuhan Pangan, Non Pangan, dan Tabungan Pada Pendapatan Rp.500.000 - Rp.1.000.000 ... 112
(9)
4.27 Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pekerja Tambak
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 114 4.28 Pola Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Pekerja Tambak
Pada Pendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 ... 115 4.29 Pola Konsumsi Untuk Kebutuhan Pangan, Non Pangan, dan Tabungan Pada Pendapatan Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 ... 121 4.30 Pola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pekerja Tambak
Pada Pendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 ... 122 4.31 Pola Konsumsi Non Pangan Rumah Tangga Pekerja Tambak
(10)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara kepulauan Indonesia memiliki jumlah pulau 13.466 buah pulau (BIG, 2012), serta memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer (Dahuri, dkk., 2008, hlm. 1). Berdasarkan fakta fisik yang ada tersebut menjadikan wilayah perairan Indonesia sebagai sumberdaya yang dapat menghidupi masyarakat yang bermukim disekitarnya.
Wilayah pesisir dan lautan Indonesia yang sangat luas itu memiliki kekayaan dan keanekaragaman Sumberdaya Alam (SDA). Kekayaan sumberdaya alam yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan tersebut meliputi: sumber daya perikanan (plankton, benthos, ikan, moluska, dan mamalia laut), rumput laut, padang lamun, hutan mangrove, dan terumbu karang (Dahuri, dkk., 2008, hlm. 11). Keberadaan sumberdaya alam kedua wilayah tersebut diharapkan dapat menjadi modal bagi pembangunan bangsa Indonesia di masa depan, serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam rangka meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan pada wilayah pesisir yaitu sumberdaya perikanan. Sumberdaya perikanan ini dibagi ke dalam dua sektor yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Untuk sektor perikanan tangkap produksinya diperoleh dari hasil laut dengan cara melakukan penangkapan langsung di laut lepas. Sedangkan sektor perikanan budidaya merupakan kolam ditepi pantai yang berair payau (hasil campuran air asin dari laut dan air tawar dari sungai) yang hasil produksinya diperoleh dari pemeliharaan atau pembudidayaan ikan atau udang di dalam tambak.
Berdasarkan kondisi tersebut, memicu masyarakat untuk memulai usaha baru dalam kegiatan perikanan yaitu usaha dalam budidaya air payau (tambak). Di Indonesia terdapat usaha budidaya air payau (tambak) yang menyebar di setiap daerah yang berada di pesisir laut. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya potensi
(11)
sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta sarana dan prasarana yang berbeda-beda pada setiap daerahnya.
Keberhasilan pengembangan usaha perikanan darat, terutama budidaya tambak ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya yaitu faktor fisik dan faktor non fisik. Faktor fisik yang mendukung usaha budidaya perikanan diantaranya iklim, kondisi tanah, dan kondisi air. Sedangkan faktor non fisik yang mendukung usaha perikanan diantaranya tenaga kerja, penyediaan benih, pemasaran, modal, hasil produksi, dan gangguan penyakit (Kordi, 2009, hlm. 11).
Kabupaten Cirebon merupakan daerah yang berada di jalur utara Jawa Barat dengan panjang garis pantai ± 54 km dengan luas wilayah perairan pesisir sebesar 399,6 km2 atau 39.960 Ha (Sumber: RPJMD Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2019, Bab II, hlm. 1). Kondisi fisik pesisir Kabupaten Cirebon mempunyai potensi untuk sumberdaya perikanan. Potensi sumberdaya perikanan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis diantaranya perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada perikanan tangkap Kabupaten Cirebon memiliki potensi ikan yang beraneka ragam serta mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Di Kabupaten Cirebon perikanan budidaya terbagi menjadi dua yaitu: budidaya ikan dalam tambak dan kolam. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon luas lahan yang dipergunakan untuk perikanan budidaya air payau (tambak) 7.500 Ha dan sebesar 784 Ha untuk areal tambak air tawar (kolam). Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang memiliki kontribusi pangan terutama dalam hal produksi hasil budidaya air payau (tambak) dan budidaya air tawar (kolam) untuk wilayah provinsi Jawa Barat ataupun wilayah di luar Jawa Barat.
Potensi perikanan budidaya dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menjelaskan nilai produksi ikan air tawar dan ikan air payau menurut jenis ikan (dalam ribuan rupiah). Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa jumlah nilai produksi ikan air tawar (kolam) lebih kecil dari jumlah nilai produksi ikan air payau (tambak), yaitu nilai produksi ikan air tawar (kolam) sebesar 135.177.558 rupiah dan nilai produksi ikan air payau (tambak) sebesar 666.296.222 rupiah.
(12)
Tabel 1.1
Nilai Produksi Ikan Air Tawar dan Ikan Air Payau Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Cirebon Pada Triwulan II Tahun 2014
No.
Nilai Produksi Ikan Air Tawar Nilai Produksi Ikan Air Payau Jenis Ikan Nilai Produksi
(Ribuan Rupiah) Jenis Ikan
Nilai Produksi (Ribuan Rupiah)
1. Mas 7.835.980 Mujair 7.104.376
2. Tawes 2.734.723 Bandeng 99.139.580
3. Mujair 13.682.320 Belanak 3.366.579
4. Nilem 5.461.442 Udang Windu 86.921.330
5. Gurami 12.768.128 Udang Vaname 460.835.889
6. Sepat Siam 292.775 Udang Api-Api 0 7. Tambakan 2.174.129 Kerang Darah 8.909.736 8. Nila 30.664.735 Ikan Lainnya 0
9. Lele 56.143.182 Rumput Laut 18.732
10. Bawal 86.737 Kakap 0
11. Patin 3.333.406 Kepiting 0
JUMLAH 135.177.558 JUMLAH 666.296.222
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon
Kecamatan Gunungjati merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir Laut Jawa. Daerah ini mempunyai potensi untuk perikanan budidaya air payau (tambak). Hal ini dikarenakan perikanan budidaya air payau (tambak) hanya dapat dilakukan pada daerah yang didukung kemudahan dalam memperoleh air laut sebagai sarana hidup ikan maupun udang. Dalam kegiatan budidaya perikanan, pengaruh utama yang perlu diperhatikan antara lain adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan sekitar lokasi budidaya dan pengaruh kegiatan budidaya terhadap lingkungan. (Dahuri, dkk., 2008, hlm. 220). Berdasarkan data yang diperoleh dari BP3K (Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) Kecamatan Gunungjati, luas areal budidaya air payau (tambak) di Kecamatan Gunungjati sebesar 205,7 Ha. Usaha budidaya tambak ini tersebar di beberapa desa diantaranya yaitu: Desa Mertasinga, Desa Grogol, Desa Wanakaya, Desa Jatimerta, dan Desa Pasindangan. Adapun jumlah petani tambak sebanyak 162 orang yang terbagi kedalam 8 kelompok. Selain itu terdapat 184 pekerja tambak. Komoditas jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan bandeng dan jenis udang yang dibudidayakan adalah udang vaname dan udang windu. Untuk lebih
(13)
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2 mengenai usaha budidaya air payau (tambak) di Kecamatan Gunungjati Pada Tahun 2013.
Tabel 1.2
Usaha Budidaya Air Payau (Tambak) di Kecamatan Gunungjati Pada Tahun 2013
No. Kecamatan Desa Jumlah Kelompok Jumlah Petani Tambak (Orang) Jumlah Pekerja Tambak Luas Lahan (Ha) Produksi (ton) 1. Gunungjati
Mertasinga 1 20 25 18,7 13,55
2. Grogol 1 26 28 60 32,50
3. Wanakaya 2 37 45 21 8,785
4. Jatimerta 3 53 56 43 10,197
5. Pasindangan 1 26 30 63 10,455
Jumlah 8 162 184 205,7 75,487
Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kecamatan Gunungjati Pelaku usaha budidaya tambak yang ada di Kecamatan Gunungjati dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu pemilik tambak dan pekerja tambak. Namun yang akan menjadi fokus bahasan penulis pada penelitian ini adalah pekerja tambak. Sebagai salah satu pelaku dalam usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, pekerja tambak mengerjakan tugas sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing. Hal ini dikarenakan kemampuan pekerja tambak yang tidak mungkin menyeleseikan semua tugas dalam waktu yang bersamaan.
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat sudah dipastikan akan memberi kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini yaitu kesejahteraan pekerja tambak. Pendapatan yang diperoleh akan memberi kesejahteraan bagi pekerja tambak dan keluarganya. Namun tidak semua pekerja tambak merasa dapat hidup sejahtera dengan bekerja menjadi pekerja tambak. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha budidaya tambak tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup rumah tangganya. Sehingga pekerja tambak beserta keluarga harus dapat mengatur pendapatan dengan baik. Selain itu usaha budidaya tambak juga dapat menjadi salah satu lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat dan masyarakat dari daerah lain. Hal ini dikarenakan dalam usaha budidaya tambak banyak menyerap tenaga kerja. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat ataupun masyarakat daerah lain, serta usaha budidaya tambak juga dapat menjaga kelestarian lingkungan
(14)
sekitar pesisir laut. Hal ini dapat terlihat dari adanya rasa gotong royong antara pemilik tambak dan pekerja tambak dalam menanam pohon mangrove di sekitar pesisir serta bersama-sama melakukan kegiatan mengumpulkan sampah yang ada disekitar pesisir.
Pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja menjadi pekerja tambak ataupun pendapatan yang diperoleh dari usaha lainnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga, diantaranya kebutuhan pangan dan kebutuhan non pangan. Hal ini dikarenakan semua pengeluaran rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan selalu berdasar kepada pendapatan. Menurut Badan Pusat Statistik (2009) (dalam Hidayah, 2012, hlm. 38) bahwa besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang biasanya akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang tinggi, sebaliknya tingkat pendapatan yang rendah akan diikuti dengan tingkat konsumsi yang rendah pula. Salah satu faktor penyebab terhadap besar kecilnya pengeluaran rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga.
Pemenuhan kebutuhan hidup yang dilakukan oleh pekerja tambak sederhana. Arti kata sederhana disini adalah lebih memilih kebutuhan yang benar-benar menjadi prioritas utama oleh anggota keluarga seperti: kebutuhan sandang, kebutuhan sembako/kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan, dan rumah tempat tinggal. Sedangkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh digunakan untuk tabungan masa depan. Dengan kondisi keuangan yang dimiliki tidak besar maka keluarga pekerja tambak dalam mengatur alokasi pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup harus dilakukan secara cermat agar pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan yang diterima.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa Kecamatan Gunungjati merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Cirebon yang mempunyai potensi untuk perikanan budidaya air payau (tambak). Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai usaha budidaya tambak dan menghubungkannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak, sehingga penulis mengambil judul “Kontribusi Usaha Budidaya Tambak Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Pekerja Tambak di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon”.
(15)
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah penelitian dengan menentukan batasan permasalahannya sehingga terjadi pemfokuskan terhadap teori dan variabel serta kaitan antar variabel yang akan diteliti. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Gunungjati merupakan salah satu daerah di Kabupaten Cirebon yang mempunyai potensi untuk perikanan budidaya, salah satu diantaranya yaitu perikanan budidaya air payau (tambak). Berdasarkan kondisi tersebut memicu masyarakat untuk memulai usaha dalam kegiatan perikanan yaitu usaha budidaya air payau (tambak). Adapun komoditas jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan bandeng dan jenis udang yang dibudidayakan adalah udang vaname dan udang windu. Namun usaha budidaya tambak di daerah tersebut belum dapat dioptimalkan dengan baik, hal ini terlihat masih rendahnya produksi ikan ataupun udang pada saat panen per tahunnya.
2. Sebagai salah satu pelaku dalam usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, pekerja tambak tersebut mengerjakan tugas sesuai dengan pembagian tugasnya masing-masing, serta mereka bekerja untuk mendapatkan upah atau gaji dari pekerjaannya tersebut. Namun pendapatan yang diperoleh pekerja tambak tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Sehingga tidak semua pekerja tambak merasa dapat hidup sejahtera dengan bekerja menjadi pekerja tambak.
3. Pendapatan yang diperoleh pekerja tambak digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Pemenuhan kebutuhan tersebut diantaranya kebutuhan pangan, kebutuhan non pangan, dan tabungan. Tinggi rendahnya tingkat konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat pendapatan yang diperoleh. Tingkat pendapatan pekerja tambak yang rendah tersebut akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang rendah pula. Sehingga pemenuhan kebutuhan hidup yang dilakukan oleh pekerja tambak adalah sederhana.
(16)
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diajukan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon?
2. Bagaimana pembagian tugas pekerja tambak pada usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon?
3. Bagaimana pola konsumsi rumah tangga pekeja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon?
4. Berapa besar kontribusi usaha budidaya tambak dalam pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon?
5. Upaya apa yang dilakukan oleh keluarga pekerja tambak dalam meningkatkan tingkat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengidentifikasi pembagian tugas pekerja tambak pada usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
3. Untuk mengidentifikasi pola konsumsi rumah tangga pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.
4. Untuk menganalisis kontribusi usaha budidaya tambak dalam pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
5. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh keluarga pekerja tambak dalam meningkatkan tingkat pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
E. Manfaat Penelitian
Adapun di dalam penelitian ini manfaat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
(17)
1. Diperolehnya data dan informasi mengenai usaha budidaya tambak dan kehidupan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. 2. Sebagai saran dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah atau instansi
terkait mengenai kontribusi yang diberikan usaha budidaya tambak terhadap kehidupan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang usaha budidaya
tambak dan kehidupan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati.
4. Sebagai data acuan untuk peneliti lanjutan terutama yang berkaitan dalam kegiatan perikanan budidaya, dalam hal ini perikanan air payau (tambak). Serta yang berkaitan dengan kehidupan pekerja dalam suatu usaha, dalam hal ini yaitu kehidupan pekerja tambak.
F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penulis dalam mengangkat latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan berbagai kajian teori yang terkait dengan permasalahan yang diambil, meliputi pengertian mengenai tambak, faktor fisik dan faktor non fisik yang mendukung usaha budidaya tambak, konsep tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI), pembagian tugas, definisi konsumsi, pola konsumsi, kebutuhan manusia, upaya manusia memenuhi kebutuhan, kesejahteraan, perikanan dalam pembelajaran geografi, dan penelitian yang relevan.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan atau proses yang ditempuh dalam penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut bab ini meliputi beberapa penjelasan mengenai lokasi penelitian, metode penelitian, desain penelitian, pendekatan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
(18)
teknik pengumpulan data, alat dan bahan pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan karakteristik usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, pembagian tugas pekerja tambak pada usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati, karakteristik pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, pola konsumsi rumah tangga pekerja tambak, kontribusi usaha budidaya tambak dalam pemenuhan kebutuhan hidup terhadap (biaya kebutuhan pangan, biaya kebutuhan non pangan, dan tabungan pekerja tambak), dan upaya keluarga pekerja tambak untuk meningkatkan tingkat pendapatan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan saran yang diberikan dari hasil penelitian.
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon yang berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kecamatan Gunungjati terletak di 06°38’30” LS – 06°42’00” LS dan diantara
108°30’00” BT –108°34’00 BT.
Secara administratif Kecamatan Gunungjati berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut :
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Plered
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Suranenggala
Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Cirebon
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengahtani
Kecamatan Gunungjati merupakan salah satu kecamatan dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon. Kecamatan Gunungjati memiliki luas keseluruhan sebesar 20,55 km2 atau 2.055 Ha. Secara umum Kecamatan Gunungjati terdiri dari 64 Dusun, 299 Rukun Tetangga (RT), 85 Rukun Warga (RW). Selain itu Kecamatan Gunungjati juga terdiri dari lima belas (15) wilayah desa, diantaranya yaitu: Desa Adidarma, Pasindangan, Jadimulya, Klayan, Jatimerta, Astana, Kalisapu, Wanakaya, Grogol, Babadan, Buyut, Mayung, Sambeng, Sirnabaya, dan Mertasinga.
B. Metode Penelitian
Menurut Surakhmad (1982, hlm. 131) mengemukakan bahwa “metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Sedangkan menurut Wirartha (2006, hlm. 27) mengemukakan bahwa “penelitian merupakan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya”.
Menurut Arikunto (2006, hlm. 26) mengemukakan bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
(20)
deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan dan pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis (Tika, 2005, hlm. 4). Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan menjelaskan kondisi daerah penelitian kemudian dianalisis berdasarkan data primer dan data sekunder. Adapun menurut Koentjaraningrat (1994, hlm. 30) menyatakan bahwa “penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan antara suatu gejala dengan objek lain dalam masyarakat”.
Penggunaan metode penelitian deskriptif ini diharapkan akan memberikan pemaparan yang jelas mengenai kontribusi usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati yang ada atau terjadi saat ini, kemudian memberikan interpretasi dan analisis terhadap fakta atau masalah yang terjadi di lapangan.
C. Desain Penelitian
Menurut Umar (2008, hlm. 6) mengemukakan bahwa “desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil risetnya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset”. Dalam hal ini, desain penelitian digunakan menjadi suatu strategi dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis data secara terstruktur dan sistematis agar memudahkan dalam melakukan penelitian dilapangan serta memperoleh data sesuai untuk menghubungkan antar variabel tertentu yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain korelasional kuantitatif yang sejalan dengan pendapat Silalahi (2009, hlm. 151) menyatakan bahwa “desain korelasional kuantitatif berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua variabel atau lebih variabel dalam menguji atau menemukan hubungan (relations) atau antar hubungan-antar hubungan yang ada dihubungan-antara mereka di dalam suatu lingkungan tertentu”.
(21)
D. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian lingkungan. Pendekatan lingkungan dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Menurut Uli (2006, hlm. 8) mengemukakan bahwa “pendekatan kelingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi dan interdependensi yang terjadi pada lingkungan. Lingkungan geografi memiliki pengertian yang sama dengan lingkungan pada umumnya. Pendekatan lingkungan dilakukan dengan berpusat pada interelasi kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya yang membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan ekosistem”.
Penggunaan pendekatan penelitian kelingkungan ini karena relevan dengan tujuan dari penelitian yang akan menggambarkan atau mendeskripsikan mengenai pemanfaatan sumberdaya alam, salah satu diantaranya yaitu pemanfaatan sumberdaya perikanan. Sumberdaya perikanan pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada penelitian ini penulis akan membahas mengenai perikanan budidaya air payau (tambak) serta kontribusinya dalam pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam pengumpulan data dan menganalisis data, langkah yang penting adalah menetukan populasi, karena populasi merupakan sumber data yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian.
Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati yang berjumlah 184 orang.
(22)
2. Sampel
Sugiyono (2012, hlm. 62) mengemukakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili). Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel secara rambang proporsional (proportional random sampling). Menurut Suryabrata (2006, hlm. 37) mengemukakan bahwa “sampel rambang proporsional adalah sampel-sampel yang sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang yang diambil dari kelompok-kelompok yang tersedia”.
Untuk menentukan jumlah dari besarnya sampel setiap kelompok dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2008, hlm.65) sebagai berikut :
Keterangan :
n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Diketahui jumlah populasi pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati sebesar N = 184 orangdan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar 10% dan memiliki tingkat akurasi sebesar 90%. Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk pekerja tambak sebagai berikut:
(23)
Tabel 3.1 Sampel Pekerja Tambak
No. Kecamatan Desa
Kelompok Usaha Budidaya Tambak Air Payau Jumlah Pekerja Tambak Jumlah Sampel 1. Gunungjati
Mertasinga Gemah Ripah 25
= 9
2. Grogol Mina Kelola Madani 28
= 10 3.
Wanakaya Mina Bunga Hati 30
= 10
Bandeng Jaya 15
= 5
4.
Jatimerta Mina Jaya Pekik 28
= 10
Mina Jati Waluya 20
= 7
Mina Kertayasa Jaya 8
= 3
5. Pasindangan Mina Sentosa 30
= 11
Jumlah 184 65
Sumber : Hasil Olahan, 2015
F. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 3) mengemukakan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Sesuai dengan permasalahan, variabel yang terdapat dalam penelitian terdiri dari variabel bebas, variabel antara, dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Variabel X)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah karakteristik usaha budidaya tambak yang terdiri dari luas lahan, status kepemilikan lahan, sistem pengelolaan tambak, pembagian tugas pekerja, jumlah tenaga kerja, sistem upah tenaga kerja, kelompok usaha budidaya tambak, jenis komoditas, dan pendapatan.
2. Variabel Terikat (Variabel Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati.
(24)
Untuk mengetahui lebih jelasnya variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
1. Karakteristik Usaha Budidaya Tambak a. Luas Lahan
b. Status Kepemilikan Lahan
c. Sistem Pengelolaan Tambak
d. Pembagian Tugas e. Tenaga Kerja
f. Sistem Upah Tenaga Kerja
g. Kelompok Usaha Budidaya Tambak h. Jenis Komoditas i. Pendapatan
Pemenuhan Kebutuhan Hidup Pekerja Tambak
Sumber : Hasil Olahan, 2015
G. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun (1987, hlm. 46) mengemukakan bahwa “definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel”. Dengan kata lain definisi operasional berisi tentang indikator-indikator yang akan digunakan untuk mengukur variabel.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengertian judul penelitian, maka penulis mendefinisikannya sebagai berikut :
1. Kontribusi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berbagai peranan atau sumbangan yang diberikan oleh usaha budidaya tambak terhadap pemenuhan kebutuhan hidup pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon.
2. Menurut Depdikbud (1995, hlm. 150) budidaya adalah usaha yang bermanfaat dan dapat memberikan hasil. Sedangkan pengertian tambak adalah kolam di tepi laut yang diberi pematang untuk memelihara ikan, terutama ikan bandeng dan udang (Depdikbud, 1995, hlm. 997). Bila
(25)
didefinisikan budidaya tambak adalah salah satu usaha yang bermanfaat dan dapat memberikan hasil dengan cara membudidayakan ikan atau udang di kolam di tepi laut yang berair payau (campuran air asin dan air tawar dari sungai). Usaha budidaya tambak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakteristik usaha budidaya tambak yang terdiri dari luas lahan, status kepemilikan lahan, sistem pengelolaan tambak, pembagian tugas, tenaga kerja, sistem upah tenaga kerja, kelompok usaha budidaya tambak, jenis komoditas, pendapatan.
a. Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dimiliki petani tambak di Kecamatan Gunungjati.
b. Kepemilikan lahan yang dimaksud adalah status kepemilikan lahan yang dimiliki petani tambak di Kecamatan Gunungjati, terdiri dari lahan milik pribadi, lahan tanah negara, dan lahan sewa pada perorangan.
c. Sistem pengelolaan tambak yang dimaksud adalah sistem budidaya tambak yang diterapkan oleh para petambak di Kecamatan Gunungjati, terdiri dari sistem budidaya tambak tradisional atau semi-intensif dan sistem budidaya tambak intensif.
d. Pembagian tugas yang dimaksud adalah pembagian tugas berdasarkan pada peran yang dimiliki masing-masing pekerja tambak. Peran-peran pekerja tersebut diantaranya sebagai pekerja tambak, teknisi, dan pengelola tambak. e. Tenaga kerja yang dimaksud adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk mengolah lahan tambak di Kecamatan Gunungjati.
f. Sistem upah tenaga kerja yang dimaksud adalah sistem pengupahan yang diberikan kepada pekerja tambak, adapun sistem pengupahan pekerja tambak diberikan setiap bulan.
g. Kelompok usaha budidaya tambak yang dimaksud adalah kelompok usaha budidaya tambak yang menaungi petani tambak dan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, terdiri dari Mina Grage, Gemah Ripah, Bandeng Jaya, Mina Caruban, Mina Kertayasa II, Mina Kertayasa Jaya, dan Mina Sentosa.
(26)
h. Jenis komoditas yang dimaksud adalah jenis ikan dan udang yang dibudidayakan petani tambak di Kecamatan Gunungjati, terdiri dari ikan bandeng dan udang vaname.
3. Dalam skripsi (Andri, 2000, hlm. 6) menuliskan bahwa “kebutuhan hidup masyarakat yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan dalam hidup oleh setiap anggota masyarakat, dalam hal ini manusia untuk dapat hidup bermasyarakat secara layak”. Parameter kebutuhan hidup masyarakat yang diukur dalam penelitian ini diantaranya kebutuhan pangan, kebutuhan non pangan, dan tabungan.
a. Kebutuhan pangan adalah sumber makanan bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer. Kebutuhan pangan diukur berdasarkan besarnya biaya pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan, diantaranya adalah beras, lauk pauk, makanan ringan, minyak goreng, gula, kopi dan teh, dan lain sebagainya.
b. Kebutuhan non pangan diukur berdasarkan besarnya biaya pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi biaya listrik, biaya air/PAM, biaya telepon, biaya transportasi, biaya pendidikan anak, biaya kesehatan, gas elpiji, dan lain sebagainya.
c. Tabungan diukur berdasarkan besarnya jumlah uang yang dapat disisihkan atau disimpan dari pendapatan yang diperoleh pekerja tambak pada setiap bulannya.
4. Pekerja tambak yang dimaksud adalah mereka yang bekerja sebagai pekerja tambak, teknisi, dan pengelola dalam suatu usaha budidaya tambak. Mereka bekerja untuk mendapatkan upah atau gaji untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
5. Kecamatan Gunungjati adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang berada di pesisir Laut Jawa. Adapun lokasi tersebut secara geografis
terletak pada 06°38’30” LS – 06°42’00” LS dan 108°30’00” BT –108°34’00
(27)
(28)
H. Instrumen Penelitian
Menurut Bagong, dkk. (2007, hlm. 59) mengemukakan bahwa “instrumen adalah perangkat untuk menggali data dari responden sebagai sumber data terpenting dalam suatu penelitian dengan metode survei”. Instrumen untuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara yaitu pedoman bagi pewawancara untuk memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden yang dapat memberikan informasi yang diperlukan. Peneliti melakukan wawancara dengan pekerja tambak yang ada di lima desa di Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon diantaranya mengenai karakteristik usaha budidaya tambak (luas lahan, status kepemilikan lahan, status pengelolaan tambak, pembagian tugas pekerja tambak, jumlah tenaga kerja, sistem pengupahan pekerja, kelompok usaha budidaya tambak, dan jenis komoditas), karakteristik pekerja tambak (nama pekerja tambak, usia pekerja tambak, alamat pekerja tambak, riwayat pendidikan formal dan informal pekerja tambak, jumlah keluarga, jumlah tanggungan keluarga pekerja tambak, pendidikan anak pekerja tambak, kepemilikan fasilitas hidup pekerja tambak, dan kesehatan), dan pola konsumsi rumah tangga pekerja tambak (konsumsi pangan dan konsumsi non pangan).
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengeumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Riduwan (2011, hlm. 56) mengemukakan bahwa “wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”. Teknik ini digunakan untuk membantu dan melengkapi data yang tidak dapat diungkap melalui teknik observasi, data ini diperoleh dengan cara komunikasi langsung dengan masyarakat di Kecamatan Gunungjati yang berprofesi sebagai pekerja tambak sebagai sumber data primer. Wawancara ini harus berpedoman pada instrumen yang telah disiapkan baik itu dalam bentuk ceklist ataupun kuisioner.
(29)
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2011, hlm. 57). Observasi lapangan bertujuan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Adapun objek yang diamati adalah usaha budidaya tambak dan kehidupan pekerja tambak.
3. Studi Dokumentasi
Menurut Riduwan (2011, hlm. 58) mengemukakan bahwa “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, mengenai masalah yang diteliti dari berbagai lembaga/instansi pemerintah yang memuat informasi seperti peta untuk menganalisis keadaan di lokasi penelitian, data mengenai jumlah penduduk, ataupun data lain yang ada dalam monografi.
4. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data-data tambahan atau informasi dari berbagai sumber yang valid. Studi literatur dilakukan untuk membantu penulis dalam membangun pemahaman, terhadap objek penelitian yang sedang diteliti. Studi literatur dapat dilakukan dari buku-buku sumber, maupun hasil-hasil penelitian peneliti lain, baik berupa jurnal, skripsi, thesis maupun disertasi.
J. Alat dan Bahan Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pedoman wawancara
b. Alat Tulis
c. Kamera Sony DSC-WX80 d. Laptop Acer Aspire 4738 e. Software Mapinfo 10.5 f. Software SPSS versi 16
(30)
2. Bahan Penelitian
a. Peta RBI Cirebon Lembar 1309-231 Skala 1 : 25.000 Tahun 1999
b. Peta Wilayah Jenis Tanah Kabupaten Cirebon Skala 1 : 70.000 Tahun 2007 c. Data mengenai perikanan budidaya dan perikanan tangkap dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon dan BP3K Kecamatan Gunungjati.
d. Sumber atau buku-buku yang relevan, data monografi Kecamatan Gunungjati dan Kabupaten Cirebon dari BPS, PUSAIR, BMKG yang digunakan sebagai bahan informasi sekunder penelitian.
K. Teknik Pengolahan Data
Pengelolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu.
Pengolahan data meliputi kegiatan berikut:
1. Tahap Persiapan
Langkah ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan data yang telah didapatkan di lapangan untuk diolah lebih lanjut. Pengecekan kembali data merupakan langkah awal dalam tahap persiapan. Setelah dilakukan pengecekan ulan, selanjutnya menyusun data-data dengan rapih sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memilih data yang akan digunakan.
2. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan lain dari editing yaitu untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada administratif di lapangan serta bersifat evaluasi dan korelasi.
3. Coding
Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka/huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
(31)
4. Tabulasi Data
Tabulasi data merupakan langkah yang dilakukan setelah tahap editing dan coding. Tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan data dan analisis data ke dalam bentuk tabel dengan kategori yang telah ditentukan.
5. Interpretasi Data
Langkah ini dilakukan dalam rangka mendeskripsikan data yang telah diperoleh yang telah melalui beberap tahap seperti editing, coding untuk pada akhirnya ditabulasikan serta di analisis memberikan gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden yang dijadikan sampel penelitian.
L. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan interpretasi data hasil penelitian yang dilakukan secara sistematis yang kemudian akan menghasilkan suatu kesimpulan. Setelah data terkumpul dan tersusun, selanjutnya dilakukan analisis dan pengolahan data statistik melalui bantuan Software Microsoft Office Excel 2007 dan Software SPSS 16.
Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang dimaksudkan mendeskripsikan gejala yang nampak di lokasi penelitian serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari mengolah, menginterpretasikan data, dan informasi lain dengan data yang dianalisis yang berasal dari literatur dan hasil observasi di lapangan.
Menurut Tika (2005, hlm. 116) menyatakan bahwa “analisis data secara deskriptif penting untuk menjelaskan data yang bersifat kualitatif, baik dalam geografi sosial maupun geografi fisik”.
2. Analisis Statistik
Analisis statistik adalah analisis kuantitatif mengenai kumpulan fakta yang didapat guna mengungkapkan suatu persoalan dalam bentuk jumlah kode dengan menggunakan formula statistik yaitu :
(32)
a. Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternatif jawaban, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis persentase adalah:
p nf x 100 Keterangan :
p = Presentase
f = Frekuensi setiap kategori jawaban n = Jumlah seluruh responden
100% = Bilangan konstanta
Kriteria persentase yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Persentase
Sumber : Arikunto (dalam Rinawati, 2011, hlm. 47)
b. Analisis Regresi Linear Sederhana
Untuk mengetahui hubungan satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Pada penelitian ini digunakan prosedur analisis statistik regresi linear sederhana dengan rumus :
y = a + bX Keterangan :
y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi a = Harga y bila x = 0 (harga konstan)
b = Koefisien regresi. Bila nilai b positif (+) = naik, sedangkan bila nilai b negatif (-) = turun
X = subjek pada variabel independen
Persentase (%) Keterangan
0 Tidak Ada
1 - 24 Sebagian Kecil
25 - 49 Kurang dari setengahnya
50 Setengahnya
51 - 74 Lebih dari setengahnya
75 - 99 Sebagian besar
(33)
Untuk mengetahui harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut : a = ( )
b =
Untuk menghitung korelasi antar variabel dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
T
hitung
√
Menurut Sugiyono untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada tabel pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Tabel Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Sumber : Sugiyono (2012, hlm. 231)
c. Analisis Tabulasi Silang
Menurut Tika (2005, hlm. 74) mengemukakan bahwa “tabel analisis (talk tabel) adalah tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisis dan dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan”. Jenis analisis tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel silang. Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut setiap kesatuan data dalam setiap kategori menjadi dua subsekwen. Pemecahan kesatuan data menjadi subkesatuan tergantung pada tujuan serta pemecahan masalah yang diinginkan dalam penelitian. Analisis tabel silang (crosstabulation) merupakan salah satu analisis korelasional yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
(34)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang tercantum dalam beberapa point di bawah ini, yaitu: 1. Karakteristik usaha budidaya tambak diantaranya lahan, sistem pengelolaan,
tenaga kerja, sistem upah, kelompok usaha, dan jenis komoditas. Luas lahan yang diolah pemilik tambak untuk usaha budidaya tambak rata-rata seluas 0,3 Ha – 40 Ha. Status kepemilikan lahan yang digunakan pemilik tambak untuk usaha budidaya tambak sebagian besar adalah sewa. Adapun sistem budidaya tambak yang digunakan pada usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati ini adalah secara tradisional dan secara intensif. Tenaga kerja dalam usaha budidaya tambak sebagian besar berasal dari sekitar daerah penelitian. Adapun sistem upah pekerja yang diberikan oleh pemilik tambak adalah bulanan. Pada usaha budidaya tambak di Kecamatan Gunungjati pada umunya pekerja tambak bergabung dengan kelompok-kelompok usaha tambak yang ada di Kecamatan Gunungjati.
2. Pembagian tugas pekerja tambak berdasarkan pada peran yang dimiliki masing-masing pekerja tambak. Peran-peran pekerja tersebut diantaranya sebagai pekerja tambak, teknisi, dan pengelola tambak. 1) pekerja tambak memiliki 3 tugas pekerjaan utama. Tugas utama pekerja tambak yaitu memberi makan, membersihkan kolam dari kotoran (sampah), dan memanen hasil tambak pada saat ikan ataupun udang sudah berumur 3 – 4 bulan. 2) teknisi memiliki 4 tugas pekerjaan utama. Tugas utama teknisi yaitu memompa air, pemasangan kincir, memperbaiki peralatan yang rusak dan membuang air dari kolam tambak dengan menggunakan pompa air. 3) pengelola memiliki tugas utama. Tugas utama pengelola yaitu mengawasi pekerja tambak dan teknisi dalam bekerja.
3. Pekerja tambak yang berpendapatan Rp.500.000 - Rp.1.000.000 lebih dari setengahnya (54,08%) pendapatan bersumber dari pendapatan pokok tambak, sedangkan kurang dari setengahnya (45,92%) pendapatan bersumber dari
(35)
bonus dan pendapatan non tambak. Adapun kurang dari setengahnya (41,99%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi pangan, kemudian kurang dari setengahnya (46,48%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi non pangan, dan sebagian kecil (11,53%) sisa dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan. Pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.500.000 - Rp.1.000.000 mereka dikategorikan ke dalam masyarakat yang miskin sekali, hal ini dikarenakan besarnya pendapatan per kapita dalam satu tahun lebih rendah dari nilai tukar beras 180kg/orang/tahun. Sedangkan pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 lebih dari setengahnya (62,17%) pendapatan bersumber dari pendapatan pokok tambak, sedangkan kurang dari setengahnya (37,83%) pendapatan bersumber dari bonus dan pendapatan non tambak. Adapun kurang dari setengahnya (34,74%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi pangan, kemudian lebih dari setengahnya (50,46%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi non pangan, dan sebagian kecil (14,80%) sisa dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan. Pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 mereka dikategorikan ke dalam masyarakat yang miskin sekali, hal ini dikarenakan besarnya pendapatan per kapita dalam satu tahun lebih rendah dari nilai tukar beras 180kg/orang/tahun.
4. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 diketahui bahwa kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,462 dan dikategorikan sedang. Adapun kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan non pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,643 dan dikategorikan kuat. Serta dapat kontribusi pendapatan terhadap tabungan pekerja tambak terdapat kontribusi yang tidak signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,058 dan dikategorikan sangat rendah. Sedangkan pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 diketahui bahwa kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang tidak signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,310 dan dikategorikan
(36)
rendah. Kemudian kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan non pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,930 dan dikategorikan sangat kuat. Sedangkan kontribusi pendapatan terhadap tabungan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,357 dan dikategorikan rendah. 5. Salah satu upaya yang dilakukan keluarga pekerja tambak untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraannya yaitu dengan melakukan pekerjaan lain. Adapun pekerjaan lain yang dilakukan keluarga pekerja tambak untuk meningkatkan tingkat pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga diantaranya yaitu dengan berdagang dan menjadi buruh. Hasil yang didapatkan dari pekerjaan lain yang dilakukan keluarga pekerja tambak tersebut dapat membantu meningkatkan tingkat pendapatan keluarga.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon, dapat memberikan arahan dan perhatian yang lebih serius terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, dalam hal ini yaitu masalah kehidupan pekerja tambak dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.
2. Bagi Pekerja Tambak di Kecamatan Gunungjati agar lebih meningkatkan tingkat kemampuan atau keahlian dalam dirinya agar mereka tidak hanya bekerja menjadi pekerja tambak, namun dapat menjalankan pekerjaan yang lebih baik dan menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti lebih jauh tentang kehidupan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya semoga penelitian ini menjadi rujukan.
(37)
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, Anwas. (1982). Ilmu Usaha Tani. Bandung: Alumni.
Alfinita, S. Rivani. (2012). Analisis “Job Description” Pada Subag Umum & Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. (Tesis). ISIPOL, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Andri, Widia. (2000). Produktivitas Lahan Sawah Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Petani Di Kecamatan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu. Skripsi, FPIPS, UPI.
Badan Informasi Geospasial (BIG). (2012). Hasil Survei Geografi dan Toponimi Indonesia. Bogor: Badan Informasi Geospasial.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. (2014). Kecamatan Gunungjati Dalam Angka 2014. Cirebon: BPS.
Bagong, dkk. (2007). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. Dahuri, Rokhim, dkk. (2008). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradya Paramita.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. (2014). Data Potensi Budidaya 2013. Cirebon: Dinas Kelautan dan Perikanan.
Eva, Rosmalia. (2011). Studi Tentang Budidaya Tambak Bandeng Dalam Kaitannya Dengan Kondisi Sosial-Ekonomi Petambak di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang-Banten. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Gilarso, (1993). Pengantar Ilmu Ekonomi (Bagian Mikro Jilid 1). Yogyakarta: Kanisius.
Hardjowigeno, W. Sarwono. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: CV Akademika Pressindo.
Hidayah, Miftakhul. (2012). Pola Konsumsi Rumah Tangga Pekerja Tambang Batu Kapur Di Desa Sidorejo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. (Skripsi). FE, Universitas Negeri Yogyakarta.
Idel, Antoni dan Setyo Wibowo. (1996). Budidaya Tambak Bandeng Modern. Surabaya: Gitamedia Press.
(38)
Koentjaraningrat. (1994). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kordi, M. Ghufran. (2009). Sukses Memproduksi Bandeng Super Untuk Umpan, Ekspor dan Indukan. Yogyakarta: Lily Publisher.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2007). Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Mankiw, N. Gregory. (2007). Principle of Economics Pengantar Ekonomi Makro.
Jakarta: Salemba Empat.
Mudjiman, Ahmad. (1983). Budidaya Bandeng di Tambak. Jakarta: Penebar Swadaya.
Murtidjo, Bambang Agus. (1989). Tambak Air Payau, Budidaya Udang dan Bandeng. Yogyakarta: Kanisius.
Nurhikmawati, Kiki. (2013). Kontribusi Usaha Pembibitan Tanaman Keras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Pemerintah Kabupaten Cirebon. (2014). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cirebon (RPJMD) Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2019. Cirebon: Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Rafi’I, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
Restiyani, Tika. (2010). Pola Konsumsi Rumah Tangga Pekerja Pembuat Lanting di Desa Lemah Dhuwur Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. (Skripsi). FISE, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rinawati. (2011). Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
S, Alam. (2007). Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis. S, Riduwan. (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang. (1981). Peranan Staf Dalam Managemen. Jakarta: Gunung Agung.
Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Singarimbun, Masri. (1987). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S.
(39)
Soesono, Slamet. (1983). Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: PT. Gramedia.
Solih, Iskak. (1983). Manajemen Rumah Tangga. Bandung: Aksara.
Sudradjat, Achmad. (2011). Panen Bandeng 50 Hari. Jakarta: Penebar Swadaya. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumaatmadja, Nursid. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Suryabrata, Sumadi. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Susenas. (2011). Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. Jakarta: BPS.
Suyanto, S. Rachmatun dan Enny Purbani Takarina. (2009). Panduan Budi Daya Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tiatun. (2011). Pengelolaan Budidaya Tambak Pada Lahan Pesisir Di Desa Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Tika, M Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tim Karya Tani Mandiri. (2010). Pedoman Budidaya Ikan Bandeng. Bandung: Nuansa Aulia.
Tisnasomantri, Akub. (1999). Geomorfologi Umum (Konsep Dasar dan Morfologi Fluvial) Jilid I. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Tjasyono, Bayong. (2004). Klimatologi. Bandung: ITB.
Uli, Marah dan Asep Mulyadi. (2006). Geografi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Umar, H. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi ke-2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(40)
Utoyo, Bambang. (2009). Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wirartha, I Made. (2006). Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Yasin, Mohammad dan Sri Ethicawati. (2007). Ekonomi Pelajaran IPS Terpadu Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Geneca Exact.
JURNAL
Indrareni, Anindita dan Anita Ratnasari. (2013). Pengaruh Pergerakan Pekerja Commuter Terhadap Pola Konsumsi di Kecamatan Kaliwungu. Jurnal Teknik PWK UNDIP. Vol.2 No.4 Tahun 2013 Halaman 927-937.
INTERNET:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi. [online]. Tersedia: www.e-dukasi.net. (20 Juni 2015).
(1)
bonus dan pendapatan non tambak. Adapun kurang dari setengahnya (41,99%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi pangan, kemudian kurang dari setengahnya (46,48%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi non pangan, dan sebagian kecil (11,53%) sisa dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan. Pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.500.000 - Rp.1.000.000 mereka dikategorikan ke dalam masyarakat yang miskin sekali, hal ini dikarenakan besarnya pendapatan per kapita dalam satu tahun lebih rendah dari nilai tukar beras 180kg/orang/tahun. Sedangkan pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 lebih dari setengahnya (62,17%) pendapatan bersumber dari pendapatan pokok tambak, sedangkan kurang dari setengahnya (37,83%) pendapatan bersumber dari bonus dan pendapatan non tambak. Adapun kurang dari setengahnya (34,74%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi pangan, kemudian lebih dari setengahnya (50,46%) pendapatan dialokasikan untuk konsumsi non pangan, dan sebagian kecil (14,80%) sisa dari pendapatan dialokasikan untuk tabungan. Pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 mereka dikategorikan ke dalam masyarakat yang miskin sekali, hal ini dikarenakan besarnya pendapatan per kapita dalam satu tahun lebih rendah dari nilai tukar beras 180kg/orang/tahun.
4. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.500.000 – Rp.1.000.000 diketahui bahwa kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,462 dan dikategorikan sedang. Adapun kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan non pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,643 dan dikategorikan kuat. Serta dapat kontribusi pendapatan terhadap tabungan pekerja tambak terdapat kontribusi yang tidak signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,058 dan dikategorikan sangat rendah. Sedangkan pada pekerja tambak yang berpendapatan Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 diketahui bahwa kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang tidak signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,310 dan dikategorikan
(2)
rendah. Kemudian kontribusi pendapatan terhadap biaya kebutuhan non pangan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,930 dan dikategorikan sangat kuat. Sedangkan kontribusi pendapatan terhadap tabungan pekerja tambak terdapat kontribusi yang signifikan, dengan nilai korelasi sebesar 0,357 dan dikategorikan rendah. 5. Salah satu upaya yang dilakukan keluarga pekerja tambak untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraannya yaitu dengan melakukan pekerjaan lain. Adapun pekerjaan lain yang dilakukan keluarga pekerja tambak untuk meningkatkan tingkat pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga diantaranya yaitu dengan berdagang dan menjadi buruh. Hasil yang didapatkan dari pekerjaan lain yang dilakukan keluarga pekerja tambak tersebut dapat membantu meningkatkan tingkat pendapatan keluarga.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah Kabupaten Cirebon, dapat memberikan arahan dan perhatian yang lebih serius terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati, dalam hal ini yaitu masalah kehidupan pekerja tambak dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.
2. Bagi Pekerja Tambak di Kecamatan Gunungjati agar lebih meningkatkan tingkat kemampuan atau keahlian dalam dirinya agar mereka tidak hanya bekerja menjadi pekerja tambak, namun dapat menjalankan pekerjaan yang lebih baik dan menguntungkan bagi dirinya dan keluarganya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, agar meneliti lebih jauh tentang kehidupan pekerja tambak di Kecamatan Gunungjati dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya semoga penelitian ini menjadi rujukan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, Anwas. (1982). Ilmu Usaha Tani. Bandung: Alumni.
Alfinita, S. Rivani. (2012). Analisis “Job Description” Pada Subag Umum &
Kepegawaian Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. (Tesis).
ISIPOL, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Andri, Widia. (2000). Produktivitas Lahan Sawah Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Hidup Petani Di Kecamatan Gabus Wetan Kabupaten Indramayu.
Skripsi, FPIPS, UPI.
Badan Informasi Geospasial (BIG). (2012). Hasil Survei Geografi dan Toponimi
Indonesia. Bogor: Badan Informasi Geospasial.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. (2014). Kecamatan Gunungjati Dalam
Angka 2014. Cirebon: BPS.
Bagong, dkk. (2007). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. Dahuri, Rokhim, dkk. (2008). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Jakarta: PT. Pradya Paramita.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon. (2014). Data Potensi
Budidaya 2013. Cirebon: Dinas Kelautan dan Perikanan.
Eva, Rosmalia. (2011). Studi Tentang Budidaya Tambak Bandeng Dalam
Kaitannya Dengan Kondisi Sosial-Ekonomi Petambak di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang-Banten. (Skripsi).
FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Gilarso, (1993). Pengantar Ilmu Ekonomi (Bagian Mikro Jilid 1). Yogyakarta: Kanisius.
Hardjowigeno, W. Sarwono. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: CV Akademika Pressindo.
Hidayah, Miftakhul. (2012). Pola Konsumsi Rumah Tangga Pekerja Tambang
Batu Kapur Di Desa Sidorejo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. (Skripsi). FE, Universitas Negeri Yogyakarta.
Idel, Antoni dan Setyo Wibowo. (1996). Budidaya Tambak Bandeng Modern. Surabaya: Gitamedia Press.
(4)
Koentjaraningrat. (1994). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kordi, M. Ghufran. (2009). Sukses Memproduksi Bandeng Super Untuk Umpan,
Ekspor dan Indukan. Yogyakarta: Lily Publisher.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. (2007).
Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Mankiw, N. Gregory. (2007). Principle of Economics Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.
Mudjiman, Ahmad. (1983). Budidaya Bandeng di Tambak. Jakarta: Penebar Swadaya.
Murtidjo, Bambang Agus. (1989). Tambak Air Payau, Budidaya Udang dan Bandeng. Yogyakarta: Kanisius.
Nurhikmawati, Kiki. (2013). Kontribusi Usaha Pembibitan Tanaman Keras
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Pemerintah Kabupaten Cirebon. (2014). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Cirebon (RPJMD) Kabupaten Cirebon Tahun 2014-2019. Cirebon: Pemerintah Kabupaten Cirebon.
Rafi’I, Suryatna. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
Restiyani, Tika. (2010). Pola Konsumsi Rumah Tangga Pekerja Pembuat Lanting
di Desa Lemah Dhuwur Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
(Skripsi). FISE, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Rinawati. (2011). Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Kecamatan
Losari Kabupaten Cirebon. (Skripsi). FPIPS, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
S, Alam. (2007). Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis. S, Riduwan. (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Siagian, Sondang. (1981). Peranan Staf Dalam Managemen. Jakarta: Gunung Agung.
Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Singarimbun, Masri. (1987). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S.
(5)
Soesono, Slamet. (1983). Budidaya Ikan dan Udang Dalam Tambak. Jakarta: PT. Gramedia.
Solih, Iskak. (1983). Manajemen Rumah Tangga. Bandung: Aksara.
Sudradjat, Achmad. (2011). Panen Bandeng 50 Hari. Jakarta: Penebar Swadaya. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumaatmadja, Nursid. (1997). Metodologi Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Suryabrata, Sumadi. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Susenas. (2011). Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. Jakarta: BPS.
Suyanto, S. Rachmatun dan Enny Purbani Takarina. (2009). Panduan Budi Daya
Udang Windu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tiatun. (2011). Pengelolaan Budidaya Tambak Pada Lahan Pesisir Di Desa
Pabean Ilir Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu. (Skripsi).
FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Tika, M Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tim Karya Tani Mandiri. (2010). Pedoman Budidaya Ikan Bandeng. Bandung: Nuansa Aulia.
Tisnasomantri, Akub. (1999). Geomorfologi Umum (Konsep Dasar dan Morfologi
Fluvial) Jilid I. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.
Tjasyono, Bayong. (2004). Klimatologi. Bandung: ITB.
Uli, Marah dan Asep Mulyadi. (2006). Geografi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis.
Umar, H. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi ke-2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
(6)
Utoyo, Bambang. (2009). Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas XI
SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Wirartha, I Made. (2006). Metodelogi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Yasin, Mohammad dan Sri Ethicawati. (2007). Ekonomi Pelajaran IPS Terpadu
Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Geneca Exact.
JURNAL
Indrareni, Anindita dan Anita Ratnasari. (2013). Pengaruh Pergerakan Pekerja
Commuter Terhadap Pola Konsumsi di Kecamatan Kaliwungu. Jurnal
Teknik PWK UNDIP. Vol.2 No.4 Tahun 2013 Halaman 927-937. INTERNET:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2015). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pola Konsumsi. [online]. Tersedia: www.e-dukasi.net.