Analisis Finansial Usaha Tambak Silvofishery dan Non Silvofishery serta Kontribusi Usaha Tambak terhadap Pendapatan Rumah Tangga

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Hutan mangrove adalah salah satu ekosistem hutan tropika yang tumbuh di
sepanjang pantai atau muara sungai, yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Ekosistem mangrove merupakan hutan yang mampu hidup dan beradaptasi pada
lingkungan pesisir yang ekstrim, tetapi keberadaan hutan mangrove sangat rentan
terhadap perubahan lingkungan. Faktor perubahan lingkungan tersebut adalah
adanya tekanan ekologis yang berasal dari alam dan manusia. Bentuk tekanan
ekologis yang berasal dari manusia berkaitan dengan pemanfaatan mangrove
seperti konversi lahan menjadi pemukiman, pertambakan, pariwisata, serta
penebangan hutan mangrove secara besar-besaran. Hutan mangrove telah
mengalami degradasi atau penurunan luas hingga mencapai 200.000 Ha per tahun
(LPP Mangrove Indonesia, 2004).
Ekosistem hutan mangrove adalah formasi khas daerah tropika dan sedikit
subtropika, terdapat di pantai rendah dan tenang, berlumpur, sedikit berpasir, serta
mendapat pengaruh pasang surut air laut (Kusmana dkk., 2003). Mangrove
merupakan tempat hidup yang cocok bagi beberapa jenis ikan, udang, kepiting,
serta berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, pertambakan (ikan,
udang, kepiting, dan garam), dan dapat pula dikembangkan menjadi daerah wisata
(ecotourism).

Sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia, kerusakan yang terjadi
pada kawasan mangrove di Indonesia terus meningkat. Menurut Anwar (2006),
kondisi hutan mangrove di Indonesia terus mengalami kerusakan dan
pengurangan luas dengan kecepatan kerusakan mencapai 530.000 ha/tahun.

Universitas Sumatera Utara

Kerusakan terhadap ekosistem mangrove tidak hanya menyebabkan terjadinya
pengurangan terhadap luas kawasan mangrove yang ada, tetapi juga berdampak
pada menurunnya kualitas hutan mangrove yang ada. Mengingat pentingnya
keberadaan kawasan hutan mangrove ini mendorong munculnya suatu pemikiran
tentang bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mereboisasi kawasan
tersebut. Di satu sisi usaha pelestarian usaha kawasan mangrove ini dirasa sangat
perlu untuk diutamakan. Namun di sisi lain, kepentingan masyarakat yang
membutuhkan mata pencaharian untuk dapat bertahan hidup juga tidak dapat
diabaikan

begitu

saja.


Sehubungan

dengan

dua

hal

tersebut,

maka

dikembangkanlah suatu pola reboisasi kawasan hutan mangrove yang melibatkan
masyarakat, yang dikenal dengan sebutan Pengelolaan Hutan Berbasis
Masyarakat (PHBM) dalam bentuk tambak silvofishery.
Pola yang dikembangkan ini tentunya tidak seutuhnya memberikan
dampak yang positif saja, oleh karena itu dalam kegiatan konversi hutan
mangrove terutama untuk lahan tambak ini hendaknya terlebih dahulu dihitung
besarnya nilai manfaat dan kerugiannya secara keseluruhan, baik bagi masyarakat

maupun bagi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan
untuk menganalisis secara finansial pemanfaatan kawasan hutan mangrove untuk
alternatif penggunaannya sebagai lahan tambak, sehingga dapat diketahui apakah
pelaksanaan pola pengelolaan tambak silvofishery ini menguntungkan atau tidak.

Perumusan Masalah
Hutan mangrove mempunyai peranan penting dalam pembangunan
nasional, khususnya pada sektor ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup. Ikan,
udang, bahkan kepiting merupakan beberapa biota yang dibudidayakan di daerah

Universitas Sumatera Utara

sekitar kawasan hutan mangrove di daerah Hamparan Perak melalui suatu pola
pengusahaan sistem pertambakan yang berwawasan lingkungan. Salah satu desa
yang terdapat di daerah ini adalah adalah Desa Paluh Manan, dimana sebagian
besar

masyarakat

yang


tinggal

di

desa

ini

bekerja

sebagai

petani

tambak/penggarap. Keberadaan dari tambak-tambak ini sejak dahulu telah
menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat yang memanfaatkannya
secara ekonomi. Hutan mangrove di daerah ini ditanam dan dijaga secara swadaya
oleh para petani tambak/penggarap setempat untuk melindungi area pertambakan
mereka dari erosi.

Tambak yang terdapat di daerah Hamparan Perak, khususnya di Desa
Paluh Manan sejauh ini sudah mulai dikelola secara semi intensif. Hasil yang
diperoleh dari setiap kali panennya cukup besar dan bahkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Melalui usaha pengelolaan
tambak ini, masyarakat tentunya menginginkan dampak positif yang seluasluasnya, dan menekan dampak negatif sekecil-kecilnya.Untuk mendukung hal ini
tentunya diperlukan suatu masukan bagi pihak yang berkepentingan, seperti
bagaimana alternatif pola pemanfaatan sumberdaya yang terbaik yang dapat
dilakukan di lokasi penelitian, serta beberapa nilai ekonomi-finansial yang dapat
dihasilkan dari kegiatan pengelolaan tambak yang selama ini dilakukan
masyarakat.
Pengusahaan tambak dengan sistem silvofishery maupun non silvofishery
dapat memberikan penghasilan baik dalam jangkan panjang maupun jangka
pendek, namun belum diketahui secara pasti bentuk usaha tambak apa yang dapat
memberikan

keuntungan

yang

lebih


baik

bagi

masyarakat

yang

Universitas Sumatera Utara

mengusahakannya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan
keajian lebih lanjut mengenai kelayakan finansial dari pola pengusahaan tampak
silvofishery dan non silvofishery yang ada untuk mengetahui sistem tambak yang
memberikan keuntungan yang lebih baik bagi masyarakatnya dantingkat
sensitivitas dari usaha tambak tersebut apabila terjadi perubahan biaya dan
manfaatnya untk mengetahui ketidakpastian dalam pengembangan usaha di masa
yang akan datang serta besarnya kontribusi yang dapat diberikan terhadap
pendapatan total masyarakat petani tambak/penggarap.


Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1.

Melakukan pengkajian terhadap analisis finansial usaha tambak silvofishery
dan non silvofishery.

2.

Menganalisis besarnya kontribusi yang dapat diberikan dari kegiatan
pengusahaan tambaksilvofishery dan non silvofishery terhadap pendapatan
total rumah tangga masyarakat petani tambak/penggarap.

Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang besarnya kontribusi yang dapat diberikan melalui suatu pola
pengelolaan tambak silvofishery yang berwawasan lingkungan dan tambak non
silvofishery sehingga dapat berguna sebagai masukan, baik bagi pihak petani
tambak/penggarap sendiri, pengusaha maupun instansi-instansi terkait dalam
rangka pengembangan pola pengelolaan ini sesuai dengan prospek ekonomi dan

konsep ekologi untuk ke depannya.Di samping itu, hasil dari penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

diharapkan juga dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang
terkait maupun investor asing yang berminat untuk menanamkan modalnya dalam
pengembangan usaha tani tambakdi daerah Hamparan Perak pada umumnya, dan
di Desa Paluh Manan pada khususnya.

Universitas Sumatera Utara