PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN
IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh :
Putri Nuraini Wulandari 1101819
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN
IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung)
Oleh : Putri Nuraini W
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Putri Nuraini W 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis
(3)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN Putri Nuraini W
(1101819)
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN
IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I
Dr. Erlina Wiyanarti, M.Pd NIP.19620718 198601 2 001
PEMBIMBING II
Yeni Kurniawati Sumantri, M.Pd NIP. 19770602 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dr.Nana Supriatna,M.Ed NIP.19611014 198601 1 001
(4)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skripsi ini diuji pada :
Hari/Tanggal : Kamis/ 27 Agustus 2014
Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung
Panitia ujian terdiri atas :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001
3. Penguji :
3.1 Prof. Dr. Sapriya, M.Ed.
NIP. 19630820 198803 1 001
3.2 Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Si NIP. 19630820 199803 1 001
3.3 Drs. Faqih Samlawi, MA.
(5)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung)
Oleh: Putri Nuraini W
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan peneliti pada saat observasi awal di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan permasalahan yaitu peserta didik kurang memiliki kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS. Hal ini ditunjukan dengan beberapa indikator permasalahan diantaranya kurang aktifnya peserta didik saat pembelajaran di kelas. Ketika siswa bertanya, pertanyaan yang diajukan hanya sebatas pada tataran ingatan, siswa juga belum mampu menjawab pertanyaan dari guru menggunakan analisisnya sendiri, mereka hanya terpaku kepada buku teks. Alternatif pemecahan masalah yang menjadi pilihan peneliti yaitu dengan menerapkan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting, dimana guru memberikan serangkaian pertanyaan untuk membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis Mc. Taggart yang dilakukan dalam 4 siklus. Peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung melalui metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting dapat dikatakan berhasil. Berhasilnya penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan kuantitas dan kualitas keterampilan berpikir kritis peserta didik yang ditunjukkan melalui perkembangan aspek-aspek atau beberapa indikator keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan data hasil penelitian, seluruh aspek dari keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan mengalami peningkatan dari siklus pertama hingga siklus keempat. Dari kualitas cukup, baik, hingga sangat baik. Indikator keterampilan berpikir kritis yang masuk ke dalam kategori sangat baik adalah indikator merumuskan pertanyaan, aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, menjawab pertanyaan dengan menggunakan kalimat sendiri, jawaban yang diberikan diperkuat dengan argumen yang jelas, dan kalimat yang digunakan dapat di mengerti. Kesimpulannya bahwa metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Kata Kunci: Keterampilan Berpikir Kritis, Metode Tanya Jawab Teknik Probing-Prompting, Pembelajaran IPS
(6)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
CRITICAL THINKING SKILLS IMPROVEMENT THROUGH THE
IMPLEMENTATION OF ENGINEERING PROBING-PROMPTING IN LEARNING IPS
(Classroom Action Research in Class VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung) By:
Putri Nuraini W
ABSTRACT
This research is motivated by the problems the researcher founf at the time of preliminary observations in class VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung. Based on the observations, the researcher found problems that the students lack the critical thinking skills in social studies subject (IPS). This is proven by several indicators of problems including the inactivity of learners when learning in the classroom. When students ask questions merely at the level of memory, students are also not able to answer questions from the teacher using their own analysis, they simply followed the textbook. Alternative solutions of the problem chosen by the researcher is to apply the method of question and answer with the probing-prompting technique, where the teacher gives a series of questions to arouse students' critical thinking skills. Reviewing the problems to be studied with regard to the learning process, the researcher chose a Class Action Research (PTK) with Kemmis Mc Taggart models done in four cycles. Improving the critical thinking skills of students in class VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung through the question and answer method by prompting probing- technique was successful. The accomplishment of this study can be seen
from the quantity and quality improvements of students’ critical thinking skill which
is shown through the development of the aspects or several indicators of critical thinking skills. Based on the research findings, all aspects of developed critical thinking skills encounter the improvement from the first cycle to the fourth cycle, from the quality of fair, good, to excellent. Critical thinking skill indicators in the excellent category are the indicators of formulating the questions, being active in
answering teacher’s questions, answering the questions by using their own words,
giving the answers which are reinforced by the clear arguments and using the understandable sentences. Therefore, it can be concluded that using the question-answer session method through probing-prompting technique can improve students’ critical thinking skill.
Keywords: Critical Thinking Skills, Methods FAQ-Prompting Probing Technique, Learning IPS
(7)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Struktur Organisasi……... BAB II KAJIAN PUSTAKA... A. Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing-Prompting... 1. Metode Tanya Jawab...
a. Pengertian Metode Tanya Jawab... b. Tujuan Metode Tanya Jawab... c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab... 2. Teknik Probing-Prompting... 3. Metode Tanya Jawab Teknik Probing-Prompting dalam
Pembelajaran IPS... B. Keterampilan Berpikir Kritis...
1. Pengertian Keterampilan Berpikir Kritis... 2. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis…... 3. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis………...
i ii iii iv v vi x xii 1 1 7 7 8 8 10 10 10 10 16 18 19
25 26 26 30 33
(8)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran IPS... C. Teknik Probing-Prompting Sebagai Salah Satu Pengembangan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran IPS... D. Penelitian Terdahulu... BAB III METODE PENELITIAN... A. Desain Penelitian...
1. Metode Penelitian... 2. Desain Penelitian... B. Lokasi dan Subjek Penelitian... C. Verifikasi Data... D. Instrumen Penelitian... E. Teknik Pengumpulan Data... F. Teknik Analisis Data... 1. Analisis Data Kualitatif... 2. Analisis Data Kuantitatif... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Deskripsi Subjek Penelitian... 1. Profil Sekolah... 2. Profil Guru... 3. Profil Siswa... B. Deskripsi Pra Penelitian... 1. Kondisi Awal Pembelajaran IPS Pra Penelitian... a. Deskripsi Hasil Observasi... b. Deskripsi Hasil Wawancara... 2. Rencana Tindakan... C. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus I... 1. Perencanaan Siklus I... 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 3. Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Pelaksanaan
35 38 39 41 41 41 43 46 47 50 56 57 57 59 60 60 60 62 64 66 66 66 68 69 70 70 71
(9)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siklus I... a. Deskirpsi Lembar Aktivitas Guru... b. Deskripsi Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada
Pelaksanaan Siklus I... 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus I... D. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus II...
1. Perencanaan Siklus II... 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 3. Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Pelaksanaan
Siklus II... a. Deskirpsi Lembar Aktivitas Guru... b. Deskripsi Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada
Pelaksanaan Siklus II... 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus II... E. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus III... 1. Perencanaan Siklus III... 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 3. Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Pelaksanaan Siklus III... a. Deskirpsi Lembar Aktivitas Guru... b. Deskripsi Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada
Pelaksanaan Siklus III... 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus III... F. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus IV... 1. Perencanaan Siklus IV... 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus IV... 3. Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada Pelaksanaan
Siklus IV... a. Deskirpsi Lembar Aktivitas Guru... b. Deskripsi Hasil Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis pada
78 80
83 88 90 90 91
97 98
101 107 108 108 109
114 115
117 123 124 124 125
129 130
(10)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan Siklus IV... 4. Refleksi Pelaksanaan Siklus IV... G. Pembahasan Hasil Pengolahan Data Penelitian…... 1. Pembahasan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Data Observasi Aktivitas Guru... 2. Pembahasan Hasil Siklus PTK Berdasarkan Data Observasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... 3. Pembahasan Hasil Wawancara... H. Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Metode Tanya Jawab
dengan Teknik Probing-Prompting ... I. Refleksi Diterapikannya Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing-Prompting untuk Meningkatkan Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS... J. Analisis Hasil Penelitian... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
132 135 135
136
138 143
149
151 153 162 162 165 167
(11)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis...……… Tabel 3.1 Indikator Berpikir Kritis Sesuai Kebutuhan Penelitian..……… Tabel 3.2 Rubrik Observasi Penerapan Teknik Probing-Prompting...………… Tabel 3.3 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis...……… Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis... Tabel 4.1 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru SMP Negeri 1 Bandung...……… Tabel 4.2 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang
Pendidikan (Keahlian)
Tabel 4.3 Jumlah Siswa Pada Setiap Jenjang Tahun Ajaran 2014/2015 Semester Genap…...……… Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas VIII-4...……… Tabel 4.5 Lembar Aktivitas Guru Siklus I...… Tabel 4.6 Kriteria Interval Nilai...………..……… Tabel 4.7 Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I...……. Tabel 4.8 Lembar Aktivitas Guru Siklus II...……….……… Tabel 4.9 Kriteria Nilai Interval...…….……… Tabel 4.10 Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus II ...…... Tabel 4.11 Lembar Aktivitas Guru Siklus III………..………... Tabel 4.12 Kriteria Nilai Interval... Tabel 4.13 Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus III... Tabel 4.14 Lembar Aktivitas Guru Siklus IV... Tabel 4.15 Kriteria Nilai Interval... Tabel 4.16 Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus IV... Tabel 4.17 Hasil Persentasi Aktivitas Guru Pada Setiap Siklus... Tabel 4.18 Konversi Rata-rata (Persentase)...
31 49 52 53 53
62
63
64 65 81 83 84 98 101 102 115 117 118 131 132 133 136 137
(12)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.19 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... Tabel 4.20 Hasil Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Setiap Siklus... Tabel 4.21 Kategori Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa...
139
139 140
(13)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahapan Teknik Probing-Prompting...……… Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan MC. Tagart.……… Gambar 3.2 Klasifikasi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin...…… Gambar 4.1 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Siklus I dan II... Gambar 4.2 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Pada Siklus I, II, dan III Gambar 4.3 Persentase Aktivitas Guru dalam Penerapan Metode Tanya Jawab
dengan Teknik Probing-Prompting………...……… Gambar 4.4 Perbandingan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I, II,
III, dan IV...……… 22 44 46 106 123
138
(14)
1
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu, baik potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi kepedulian utama dalam perancangan tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3, tentang sisdiknas yang mengemukakan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional adalah:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut bisa dilakukan melalui lembaga pendidikan yang dikenal dengan sekolah. Salah satu mata pelajaran yang dikembangkan di sekolah adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Soemantri (2001, hlm. 92) “pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan atau adaptasi disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”. Sedangkan menurut Sapriya (2014, hlm. 12) “pendidikan IPS erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah”. Pendidikan IPS sangat berkaitan dengan masyarakat, sehingga sangat penting diajarkan kepada siswa agar siswa mampu beradaptasi dan berpartisipasi sebagai salah satu bagian dari masyarakat.
Tujuan pendidikan IPS yang dikemukakan oleh Sapriya (2014, hlm. 201), yaitu:
(15)
2
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Pada tujuan pembelajaran IPS di atas, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan berpikir kritis seperti yang tercantum pada poin kedua yaitu “memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalan kehidupan sosial”. Pentingnya keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS di maksudkan agar pembelajaran tidak hanya sebatas pengetahuan di dalam kelas saja, namun lebih daripada itu siswa dapat memilah informasi dari berbagai sumber, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang masalah-masalah yang terjadi di sekitar mereka dan mempelajarinya secara mendalam sehingga pembelajaran IPS akan lebih bermakna.
Menurut Johnson (2010, hlm. 185) keterampilan berpikir kritis sebagai berikut: Berpikir kritis merupakan suatu proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.
Sedangkan Gleser (dalam Fisher, 2009, hlm. 3) mendefinisikan keterampilan berpikir kritis sebagai berikut:
(1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
(16)
3
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi, keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan seseorang dalam memilah dan menganalisis informasi yang diperoleh kemudian menginterpretasikannya atas dasar ilmiah dalam rangka menemukan pengetahuan yang valid. Siswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis yang merupakan salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi, karena keterampilan berpikir kritis tidak hanya membantu siswa dalam proses pembelajaran namun juga dapat membantu siswa untuk menyikapi permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari terutama di dalam kehidupan bermasyarakat.
Keterampilan berpikir kritis sesuai dengan tujuan pendidikan IPS belum dapat peneliti temukan selama pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung. Berikut ini adalah gambaran proses pembelajaran di kelas tersebut:
1. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, hanya beberapa orang siswa yang mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan oleh siswa hanya sebatas pada tataran ingatan yang jawabannya dapat diperoleh di buku teks.
2. Siswa belum mampu memberikan penjelasan dengan kalimatnya sendiri, kebanyakan mereka hanya membacanya dari buku teks.
3. Siswa belum mampu membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan oleh guru. 4. Ketika siswa diberi suatu permasalahan dan diminta mengemukakan pendapatnya, siswa belum mampu memberikan argumen yang tepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
5. Diskusi yang dilakukan di kelas juga belum berjalan dengan baik karena saat satu siswa melakukan presentasi, siswa lainnya tidak ada yang menanggapi, menyanggah atau memberi pertanyaan pada jawaban yang diberikan oleh temannya.
Upaya untuk menanggulangi kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran agar dapat melatih dan mengembangkan keterampilan berpikirnya sehingga pembelajaran IPS di kelas dapat lebih bermakna. “Prinsip dasar dari semua pengajaran efektif adalah menggunakan pertanyaan (questioning) dalam ruang kelas”
(17)
4
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Jacobsen, dkk. 2009, hlm. 172). Pertanyaan yang dilakukan di kelas bukan hanya pertanyaan yang berasal dari satu arah melainkan adanya proses interaksi antara guru dan murid yaitu proses tanya jawab. Metode tanya jawab dapat mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan lebih menekankan pada pengoptimalan kemampuan siswa secara individual seperti yang diungkapkan oleh Hakim (2012, hlm.6) “ketika guru dan siswa bertanya jawab siswa akan berpikir, ketika proses berpikir itulah maka pengetahuan siswa akan bertambah”.
Metode tanya jawab dapat menjadi metode yang sangat baik jika penggunaannya dilakukan dengan tepat. Metode ini dapat digunakan untuk menjawab materi yang dirasa belum dipahami oleh siswa dan mengukur sejauh mana pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Sejalan dengan pendapat Supriatna, dkk (2009, hlm. 127) yang menyatakan bahwa:
Salah satu alasan guru menggunakan metode tanya-jawab adalah karena dapat membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan siswa terhadap isi permasalahan yang sedang dibicarakan, sehingga mendorong minat untuk berprestasi dalam proses belajar mengajar. Selain itu dengan metode tanya-jawab akan membangkitkan motivasi siswa karena ketika guru memberikan pertanyaan dengan penuh semangat maka siswa akan terpicu untuk mencari jawaban.
Berdasarkan pendapat di atas diperoleh pemahaman bahwa metode tanya jawab dapat memotivasi dan mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Metode tanya jawab juga dapat digunakan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga dapat mendorong minat siswa untuk belajar. Selain itu dapat mengukur sejauh mana siswa menyimak materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, bisa terdapat tiga kemungkinan yaitu siswa menjawab dengan salah, benar atau diam. Pada umumnya saat siswa menjawab salah atau diam kemudian guru berpindah kepada siswa lainnya agar proses diskusi berjalan dengan lancar, hal semacam itu akan membuat siswa kecil hati dan secara psikologis merasa terusir dari diskusi.
(18)
5
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini peneliti memilih teknik probing-prompting sebagai salah satu teknik dari metode tanya jawab. Teknik probing-prompting merupakan pembelajaran dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang bersifat menuntun dan menggali sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru dan melibatkan siswa pada proses pembelajaran karena jika siswa tidak mampu menjawab, guru akan memberikan pertanyaan–pertanyaan berikutnya sampai siswa mampu menjawab pertanyaan awal yang diajukan oleh guru, sejalan dengan pendapat Suherman (2002, hlm. 190) yang mengemukakan teknik probing-prompting adalah sebagai berikut.
Prompting dan probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa. Probing question adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut dari siswa yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut dari siswa yang bermaksud mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta lebih beralasan. Prompting question merupakan pertanyaan yang bermaksud untuk menuntun siswa agar ia dapat menemukan jawaban yang lebih benar.
Selain lancarnya kegiatan diskusi, pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-prompting mampu menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa karena pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang bersifat menggali dan menuntun. Jadi, siswa dituntut untuk berpikir dan aktif dalam proses pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Jacobsen, dkk (2009, hlm. 184) “probing merupakan teknik mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan siswa untuk mendukung atau mempertahankan secara intelektual pandangan dan pendapat yang dinyatakan dengan sederhana”. Sedangkan “prompting merupakan teknik mengajukan pertanyaan yang melibatkan isyarat-isyarat atau petunjuk-petunjuk yang digunakan untuk membantu siswa menjawab dengan benar” (Jacobsen, dkk, 2009, hlm. 182).
Pembelajaran dengan teknik probing dapat dilakukan dengan cara mengarahkan siswa untuk mengumpulkan informasi melalu penggunaan video, peta, foto, koran, maupun media lainnya. Lalu siswa diajak menggali pengetahuannya sendiri melalui pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari media-media tersebut. Melalui teknik ini,
(19)
6
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dengan pengumpulan informasi dan memahami dan menganalisis informasi yang mereka dapatkan dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, diperoleh pemahaman bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-prompting akan menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa, karena pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tingkat tinggi yang bersifat menuntun dan menggali. Selain itu, dengan menggunakan teknik probing-prompting seluruh siswa akan terlibat di dalam pembelajaran, tidak ada siswa yang akan merasa terusir karena tidak mampu menjawab.
Penelitian yang dilakukan oleh Titin Sobariah (2011) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam Pembelajaran dengan Teknik Probing-Prompting” terbukti bahwa teknik probing-prompting mampu meningkatkan kemampuan penalaran siswa, hal ini dapat terlihat dari peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah diterapkannya teknik probing-prompting. Selain itu, teknik probing-prompting juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis yang telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Endang Jubaedah (2012) yang berjudul “Penerapan Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing-Prompting untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah”, peningkatan keterampilan berpikir kritis terlihat setelah diterapkannya teknik probing-prompting.
Permasalahan yang muncul di kelas yaitu berupa kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa, berdasarkan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian guna memperbaiki permasalahan yang terjadi di kelas dengan metode tanya jawab teknik probing-prompting. Maka, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul
“Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Teknik Penerapan
Probing-Prompting dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung).
(20)
7
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas secara garis besar adalah bagaimana penerapan teknik probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dikembangkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana guru merencanakan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung?
2. Bagaimana guru melaksanakan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung?
3. Bagaimana guru mengatasi kendala dalam penerapan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung?
4. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan cara guru merencanakan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung.
(21)
8
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mendeskripsikan cara guru melaksanakan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung.
3. Mendeskripsikan cara guru mengatasi kendala dalam penerapan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung.
4. Mendeskripsikan bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkannya teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini, yakni: a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa untuk kemampuan bepikir tingkat tinggi siswa.
2) Membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam belajar. b. Bagi Guru
1) Membantu guru dalam penerapan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
2) Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi para guru dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir siswa.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Hasil penelitian akan tersusun dengan sistematika sebagai berikut.
BAB I, merupakan pendahuluan yang terdiri dari beberapa subbab, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.
(22)
9
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II, merupakan kajian pustaka yang berisi penjabaran teori-teori menenai konsep yang berkaitan dengan tema yang diangkat untuk menganalisis permasalahan dalam penulisan hasil penelitian dan menjadikannya sebagai kerangka berfikir.
BAB III, merupakan metodologi penelitian yang terdiri dari beberapa subbab, yaitu lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, verifikasi konsep, instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasannya.
BAB V, merupakan bab terakhir yang berisi kumpulan hasil pembahasan dan saran-saran atau rekomendasi.
(23)
41
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan berdasarkan dengan pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Selain itu, metode disesuaikan dengan permasalahan yang ada di kelas VIII-4 SMPN 1 Bandung agar masalah yang terdapat di kelas tersebut dapat terselesaikan dan tercapainya tujuan dari peelitian ini. Penggunaan metode yang tepat juga digunakan oleh penulis sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian ini.
A. Desain Penelitian 1. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas, menurut Mulyasa (2011, hlm. 34) penelitian tindakan
kelas dapat diartikan sebagai “upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran
atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran”. Menurut
pendapat di atas, dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah salah satu cara guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Pendapat lain tentang pengertian tindakan kelas dikemukakan oleh Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2012, hlm. 11) yaitu sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantive, suatu tindakan yang dilakukan alam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Menurut Kunandar (2008, hlm. 59) penelitian tindakan kelas memliliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut.
(24)
42
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri pendidik bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkatan lain pendidik merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya.
2) PTK dilakukan oleh pendidik sendiri. Permasalahan yang terjadi di kelas tentu akan lebih dipahami oleh pendidik itu sendiri. Sehingga, treatment dapat disesuaikan dengan permasalahan, kultur dan budaya kelas.
3) Penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden. PTK dilakukan tidak hanya dengan merefleksi hasil dari siswa, akan tetapi melihat juga bagaimana pendidik cara pendidik melakukan treatment.
4) Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku pendidik dan siswa dalam melakukan interaksi
5) Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Treatment dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Ini juga yang membedakan penelitian eksperimen dengan PTK.
Penelitian tindakan kelas memudahkan guru dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi didalam pembelajaran. Karena guru berpartisipasi langsung dalam peneliatan ini. Dalam mengatasi permasalahan di kelas, guru tidak bisa mengatasinya hanya dengan satu tindakan, namun harus bertahap dengan beberapa tindakan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, metode penelitian tindakan kelas sangat cocok digunakan pada penelitian ini karena peneliti bertujuan untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam kelas terutama pada keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS.
(25)
43
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah model Kemmis dan Taggart. Alasan peneliti memilih model Kemmis dan Mc Taggart dalam penelitian ini adalah karena model ini dinilai cukup efektif oleh peneliti, di dalam satu siklus terdapat rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Melalui empat kegiatan tersebut maka jika satu tindakan telah dilakukan peneliti bisa langsung mengamati dan melakukan refleksi untuk melihat hasil dari tindakan. Kegiatan observasi dan refleksi tersebut bertujuan agar peneliti dapat memperbaiki kekurangan yang ada agar tidak terjadi pada siklus selanjutnya.
Kegiatan rencana, tindakan, observasi dan refleksi terus dilakukan hingga siklus selesai dilakukan dan masalah yang terdapat di kelas telah dapat diperbaiki. Berikut adalah visualisasi model penelitian Kemmis dan Mc. Tagart
(26)
44
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc. Tagart
Diadopsi dari Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 66)
Rencana Awal
Tindakan Observasi
Refleksi
Siklus I
Tindakan Observasi
Refleksi
Siklus II
Rencana yang direvisi
(27)
45
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan prosedur penelitan di atas, peneliti mengembangkannya sebagai berikut:
a. Dilakukannya observasi pra-penelitan untuk mengetahui apa saja permasalahan yang terjadi dikelas sebagai acuan dilaksanakannya dalam menyusun perencanaan.
b. Peneliti menyusun plan (rencana) berdasarkan dari hasil yang telah di dapat dari pra-penelitian. Plan (rencana) kegiatan untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilakuakan di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung. Peneliti dan guru mitra menyusun silabus dan RRP , menentukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan teknik probing-prompting sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta menyusul alat pengumpul data untuk mempermudah peneliti dalam melihat hasil dari tindakan yang telah dilakukan dan mengolah data.
c. Selanjutnya dilakukan tahap act (tindakan) yaitu penerapan teknik probing-prompting di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung berdasarkan rencana yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dan guru mitra. Tindakan akan berlangsung sampai keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik probing-prompting sampai pada titik jenuh (stabil)
d. Pada tahap observe (pengamatan) dilakukan kegiatan mengamati, melihat dan mendokumentasikan (mencatat dan merekam) proses, hasil, pengaruh dan masalah yang muncul pada saat penerapan teknik probing-prompting di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung. Hasil yang telah dicatat dan didokumentasikan akan dioleh dan menjadi dasar refleksi untuk keberhasilan tindakan yang telah dilakukan dan menjadi perbaikan dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.
(28)
46
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Tahap terakhir adalah reflect (refleksi) di mana pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Bertujuan untuk melihat hasil dari pelaksanaan tindakan serta mengetahui kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk selanjutnya diperbaiki pada rencana pembelajaran pada tahap berikutnya.
Adapun jumlah siklus yang dilaksanakan tidak dapat ditentukan, tergantung pada tingkat ketercapain penerapan teknik probing-prompting. Penelitian ini akan diakhiri, apabila keterampilan berpikir kritis di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung berada pada titik jenuh (stabil) dan dimungkinkan tidak akan mengalami peningkatan kembali atau sudah tidak lagi ditemukan permasalahan dalam melakasanakan teknik probing-prompting.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Bandung berlokasi di Jalan Ksatriaan No. 12. SMP Negeri 1 Bandung menggunakan kurikulum 2006 akibat adanya pergantian kembali dari kurikulum 2013 ke kurikulum 2006. Guru mitra peneliti adalah guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang mengajar di kelas VIII-1 sampai VIII-6 SMP Negeri 1 Bandung, yaitu Ibu Dra. Yuhelmi.
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kelas VIII-4 SMP Negeri, yang berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
Gambar 3.2 Klasifikasi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Subjek penelitan
Laki-laki Perempuan
(29)
47
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan peneliti memilih kelas VIII-4 sebagai subjek penelitian karena berdasarkan hasil observasi pra-penelitian di kelas tersebut masih kurangnya keterampilan berpikir kritis sehingga pembelajaran dikelas masih terlihat menarik karena siswa hanya terpaku pada tataran materi sehingga pertanyaan dan jawaban yang diajukan oleh siswa hanya terpaku pada buku teks.
C. Verifikasi Konsep
Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka dibawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan menjelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
1. Teknik Probing-prompting
Teknik probing-prompting adalah salah satu teknik dari metode tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan dengan teknik probing-prompting merupakan pertanyaan yang bersifat menggali dan menuntun sehingga terjadi proses berpikir dan guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman siswa. Menurut Marno
dan Idris (dalam Jacobsen, dkk, 2009, hlm. 121) “teknik probing-prompting merupakan suatu teknik pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari”. Dengan penggunaan teknik probing-prompting diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
Adapun tahapan dalam teknik probing prompting menurut Sudarti (2008, hlm. 14) adalah sebagai berikut.
Tahap I, menghadapkan siswa pada situasi baru, misalnya dengan memerhatikan gambar, merujuk pada permasalahan, atau situasi lainnya yang mengandung teka-teki.
(30)
48
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap II, menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa merumuskan jawabannya.
Tahap III, mengajukan pertanyaan sesuai dengan tujuan pembelajaran kepada seluruh siswa.
Tahap IV, menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan siswa merumuskan jawabannya.
Tahap V, meminta salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tahap VI, dari respon pertama siswa itu, apabila jawabannya relevan dan benar,
mintalah tanggapan dari siswa lain untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa, terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung, dan berilah pujian atau jawaban yang benar. Namun, apabila jawabannya tidak relevan, maka ajukanlah beberapa pertanyaan susulan yang berhubungan dengan respon pertama tersebut dimulai dari pertanyaan yang bersifat observasional, lalu diajukan dengan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi sampai siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang diajukan pada langkah ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat aktif dalam satu kegiatan probing-prompting.
Tahap VII, mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa tujuan pembelajaran tersebut benar-benar dipahami oleh seluruh siswa.
2. Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang untuk memilah informasi, menganalisis ide dan mampu menjelaskan informasi tersebut dengan pemahamannya sendiri. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Johnson
(31)
49
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2010, hlm. 185) mengemukakan “kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain”. Berpikir kritis juga dapat mendorong siswa untuk menghasilkan ide baru.
Indikator berpikir kritis menurut Ennis (1996, hlm. 4-9) dibagi ke dalam lima kelompok besar, yaitu (1) memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3) menyimpulkan, (4) memberikan penjelasan lanjut, dan (5) mengatur strategi dan taktik.
Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Berpikir Kritis Sesuai Kebutuhan Penelitian No Kelompok Indikator Sub-Indikator
1 Memberikan penjelasan sederhana
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban. Menganalisis
argumen
Mengidentifikasi kesimpulan Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan sederhana
Menyebutkan contoh 2 Membangun
keterampilan dasar
Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan kesesuaian sumber Kemampuan untuk memberikan alasan 3 Memberikan
pertimbangan lanjut
Mengidentifikasikan istilah dan
pertimbangan suatu
Membuat bentuk definisi dengan kalimat sendiri
(32)
50
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
definisi Diolah oleh peneliti tahun 2015
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibutuhkan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan disesuaikan dengan data yang akan dikumpulkan sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian. Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah teknik probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Adapun instrumen yang akan digunakan adalah:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS dengan penerapan teknik probing-prompting. Melalui lembar observasi peneliti dapat memperoleh informasi gambaran pembelajaran yang berlangsung seperti suaana kelas, pola interaksi, aktivitas siswa, kejadian lain yang dianggap penting dan melihat perubahan yang terjadi pada proses penelitan. Dalam penelitian ini lembar observasi yang digunakan yang digunakan berupa:
a. Fieldnotes
Fieldnotes adalah catatan lapangan. Menurut Suparno (2008, hlm. 46)
“saat melakukan penelitian di lapangan, sebaiknya peneliti membawa buku
catatan untuk menulis dan mencatat semua hal yang dilihat dalam
pengamatan”. Dalam catatan lapangan ditulis apa saja yang terjadi saat penelitian berlangsung
(33)
51
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Ceklis adalah suatu daftar atau tabel yang berisi hal-hal yang hendak diamati dengan kolom-kolom yang akan digunakan untuk mengecek apakah sesuatu terjadi atau tidak terjadi” (Suparno, 2008, hlm. 48). Dalam penelitian ini lembar cek digunakan untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh guru saat pembelajaran berlangsung dan keterampilan berpikir kritis siswa di dalam kelas, berikut dijelaskan secara rinci::
1) Lembar Observasi Aktivitas Guru
Lembar observasi ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana penerapan teknik probing-prompting yang dilakukan oleh guru, untuk menilai apakah langkah-langkah yang dilakukan sudah sesuai atau tidak. Selain itu, lembar observasi ini dapat berguna sebagai saran refleksi bagi guru untuk dapat mengetahui hal-hal apa yang harus diperbaiki pada tindakan selanjutnya. Berikut adalah rubrik dari lembar observasi aktivitas guru.
Tabel 3. 2
Rubrik Lembar Observasi Penerapan Teknik Probing-Prompting
NO INDIKATOR Skor
3 2 1
1 Memberikan pertanyaan kepada siswa
Pertanyaan yang diajukan dapat
dimengerti oleh siswa
Pertanyaan yang diajukan kurang dapat dimengerti oleh siswa
Pertanyaan yang diajukan tidak dapat dimengerti oleh siswa
2 Memberikan waktu (1-5) menit untuk merumuskan jawaban
Guru
memberikan waktu kepada siswa untuk merumuskan jawaban (1-5 menit)
Guru
memberikan waktu kepada siswa untuk merumuskan jawaban namun kurang dari satu
Guru tidak
memberikan waktu kepada siswa untuk merumuskan jawaban
(34)
52
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menit 3 Meminta siswa
lainnya untuk menanggapi
pernyataan yang telah dikemukakan oleh temannya dan melengkapinya (prompting)
Guru meminta siswa lain untuk
menanggapi pernyataan yang telah dikemukakan oleh temannya dan
melengkapinya dengan suara lantang dan jelas
Guru meminta siswa lain untuk menanggapi pernyataan yang telah
dikemukakan oleh temannya dan
melengkapinya dengan suara yang kurang lantang dan jelas
Guru tidak
meminta siswa
lain untuk
menanggapi pernyataan yang telah
dikemukakan oleh temannya dan melengkapinya
4 Jika siswa belum mampu menjawab, Guru mengajukan beberapa pertanyaan susulan yang berhubungan dengan jawaban siswa pertama kepada temannya, sampai siswa dapat menjawab permasalahan awal (probing question) Guru mengajukan beberapa pertanyaan susulan hingga siswa mampu menjawab pertanyaan sebelumnya Guru mengajukan beberapa pertanyaan susulan namun siswa tetap belum mampu menjawabnya
Guru tidak
mengajukan beberapa pertanyaan susulan
5 Guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa Guru memberikan penguatan terhadap seluruh jawaban siswa Guru memberikan penguatan terhadap beberapa jawaban siswa
Guru tidak
memberikan penguatan
terhadap jawaban siswa
2) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Pada lembar observasi ini, akan diketahui bagaimana perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa. Indikator yang digunakan oleh peneliti dikembangkan dibawah bimbingan dosen pembimbing dari indikator yang
(35)
53
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikemukakan oleh Ennis. Indikator yang diambil, disesuaikan oleh jenjang kemampuan siswa, yaitu:
Tabel 3.3
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
No Indikator Berpikir Kritis
1 Merumuskan pertanyaan
2 Memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh temannya 3 Aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
4 Menjawab pertanyaan dari guru dengan menggunakan kalimat sendiri 5 Jawaban yang diberikan diperukat dengan argumen yang jelas
6 Membuat definisi
7 Kalimat yang digunakan dapat di mengerti
8 Mampu memberikan contoh permasalahan nyata yang terjadi 9 Menarik kesimpulan dari materi yang sudah dibahas
Pengisian standar ketercapaian nilai merajuk pada rubrik yang dibuat oleh peneliti yaitu:
Tabel 3.4
Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis No Indikator
Berpikir Kritis
4 3 2 1
1 Merumuskan pertanyaan
Siswa mampu membuat pertanyaan yang bersifat
Siswa mampu membuat pertanyaan yang
Siswa mampu membuat pertanyaan yang bersifat
Siswa mampu membuat pertanyaan yang
(36)
54
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sintesis dan evaluasi
bersifat analisis dan aplikasi
pemahaman bersifat pengetahua n
2 Memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh temannya Siswa mampu memberikan tanggapan pada jawaban yang diajukan oleh temannya dengan logis dan sumber yang relevan Siswa mampu memberikan tanggapan pada jawaban yang diajukan oleh temannya dengan logis namun sumbernya tidak relevan Siswa mampu memberikan tanggapan pada jawaban yang diajukan oleh temannya namun tanggapan tidak logis Siswa tidak mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan oleh temannya
3 Aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Seluruh pertanyaan dari guru mampu dijawab oleh siswa Dua pertanyaan dari guru mampu dijawab oleh siswa Salah satu perrtanyaan dari guru mampu dijawab oleh siswa Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 4 Menjawab
pertanyaan dari guru menggunakan kalimat sendiri Siswa mampu menjawab pertanyaan menggunaka n kalimat sendiri dengan kalimat yang dapat dimengerti dan ejaan yang baik dan benar Siswa mampu menjawab pertanyaan menggunak an kalimat sendiri dengan kalimat yang dapat dimengerti Siswa mampu menjawab pertanyaan menggunaka n kalimat sendiri namun kalimat yang gunakan belum dapat dimengerti Siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dengan menggunak an kalimat sendiri
5 Jawaban yang diberikan Siswa mampu Siswa mampu Siswa memberikan Siswa tidak mampu
(37)
55
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperukat dengan argumen yang jelas memberikan jawaban dengan argumen yang logis dan sumber yang tepat memberikan jawaban dengan argumen logis namun belum menggunak an sumber jawaban yang namun belum disertai dengan argumen yang logis dan sumber yang dapat dipercaya menyangga h jawaban yang dikemukaka n oleh temannya
6 Membuat definisi Siswa mampu membuat definisi dari suatu konsep dengan menggunaka n pendapat sendiri dengan jelas dan tepat Siswa mampu membuat definisi dari suatu konsep dengan menggunak an pendapat sendiri Siswa mampu membuat definsi dari suatu konsep namun belum tepat Siswa tidak mampu membuat definisi dari suatu konseo
7 Kalimat yang digunakan dapat di mengerti Siswa mengungkap kan seluruh jawaban dengan kalimat yang dapat di mengerti Siswa mengungka pkan lebih dari satu jawaban dengan kalimat yang dapat di mengerti Siswa mengungkap kan salah satu jawaban dengan kalimat yang dapat di mengerti Siswa tidak mampu mengungka pkan jawaban dengan kalimat yang dapat di mengerti 8 Mampu
memberikan contoh permasalahan nyata yang terjadi
Siswa mampu memunculka n lebih dari satu
permasalahan baik dalam lingkup yang dekat
maupun jauh yang relevan dengan materi yang
Siswa mampu memunculk an satu permasalaha
n baik
dalam lingkup yang dekat maupun jauh yang relevan dengan Siswa mampu memnculkan permasalahan baik dalam lingkup dekat maupun jauh namun tidak relevan dengan materi yang sedang
Siswa tidak mampu memberikan contoh permasalaha
n yang
(38)
56
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedang dibahas
materi yang sedang dibahas
dibahas
9 Menarik kesimpulan dari materi yang sudah dibahas Siswa mampu membuat kesimpulan dengan sangat relevan Siswa mampu membuat kesimpulan yang sudah cukup relevan Siswa mampu membuat kesimpulan namun kesimpulan yang dibuat kurang relevan Siswa belum mampu membuat kesimpulan
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanakan tindakan. Dibutuhkan agar peneliti mengetahui bagaimana pendapat dan pandangan guru mitra dan siswa mengenai bagaimana penerapan teknik probing-prompting yang dilaksanakan di kelas pada pembelajaran IPS. Wawancara juga dilakukan agar guru dapat melakukan refleksi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memotret bagaimana proses pembelajaran berlangsung secara visual. Dokumentasi dapat berupa foto atau video yang mereka proses belajar mengajar di dalam kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto, S. dkk, 2010, hlm. 127). Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas berpikir kritis siswa dan implementasi teknik probing-prompting. Observasi yang
(39)
57
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, yaitu dimana pengamat turut berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari kelompok yang sedang diamati untuk membantu pencatatan pengamatan pada proses pembelajaran.
2. Wawancara
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 117) “wawancara
adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”. Penggunaan teknik pengumpulan data wawancara dilakukan setelah pelaksanaan tindakan selesai. Wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa dan guru tentang teknik yang digunakan di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Hopkins (2011, hlm. 210) merupakan
“dokumen-dokumen yang menyangkut kurikulum atau bidang pendidkan lain dapat memberikan rasionalisasi dan tujuan observasi dengan cara-cara yang menarik”. Studi dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini berupa silabus, rencana pembelajaran, buku teks serta foto-foto dan video yang merekam proses pembelajaran.
F. Teknik Analisis Data 1. Data Kualitatif
Adapun proses pengolahan data dan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
a) Reduksi data
Reduksi data diperlukan agar memudahkan peneliti menganalisis data karena data yang diperoleh peneliti dari lapangan tentu akan sangat banyak dan tidak beraturan. Dalam tahap ini data yang diperoleh dari lapangan direduksi, dirangkum, dipilih dan difokuskan kepada aspek-aspek yang
(40)
58
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penting dan ingin dicapai. Menurut Kunanadar (2008, hlm. 101) “reduksi
data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan
lapangan”.
b) Validasi Data
Suatu data dikatakan valid jika data tersebut sudah bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk meningkatkan validitas data dapat dilakukan dengan kegiatan:
1) Member Check
Pada tahap ini, peneliti memeriksa kembali keterangan atau informasi yang didapatkan selama proses observasi dan wawancara dari narasasumber. Menurut Suparno (2008, hlm. 48) “Ceklis adalah suatu daftar atau tabel yang berisi hal-hal yang hendak diamati dengan kolom-kolom yang akan digunakan untuk
mengecek apakah sesuatu terjadi atau tidak terjadi”.
2) Expert Opinion
Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan terhadap penemuan-penemuan yang didapatkan peneliti pakar ahli yaitu dosen pembimbing. Setelah mendapatkan saran dan diberikan arahan oleh pakar (pembimbing) selanjutnya peneliti akan melakukan perbaikan, modifikasi, atau perubahan berdasarkan opini pakar (pembimbing) tersebut. Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja,
2012, hlm. 171) “pakar atau pembimbing Anda akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian Anda, dan memberikan arahan atau judgements terhadapa masalah-masalah penelitian yang Anda
(41)
59
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dibuat untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian yang berkaitan dengan judul yaitu penerapan teknik probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Data Kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif adalah untuk mengolah data yang berupa angka-angka yang didapatkan dalam penelitian. Melalui data kuantitatif dapat mengetahui seberapa besar keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa sebelum penelitian dan perubahan keterampilam berpikir kritis setelah penelitian tindakan kelas dilakukan. Menurut Komalasari (2013, hlm. 156) memberikan cara penghitungan dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu
Skor Presentase= jumlah skor total subjek x 100 Jumlah skor maksimal
Rata-rata presentase= Jumlah skor persen Jumlah total persen
(42)
162
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan simpulan dan saran hasil penelitian secara keseluruhan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara selama penelitian berlangsung. Adapun simpulan dan saran adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Peningkatan keterampilan berpikir kritis peserta didik dengan menggunakan metode tanya jawab teknik probing-prompting di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Perencanaan penelitian dengan metode tanya jawab teknik probing-prompting dilakukan oleh peneliti melalui langkah-langkah berikut ini; langkah pertama, peneliti melakukan pemetaan materi pembelajaran yang merujuk pada program tahunan dan program semester. Langkah kedua, peneliti mengembangkan silabus khusus untuk pelaksanaan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting. Langkah ketiga, peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan format indikator dan tujuan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Selanjutnya peneliti membuat rancangan kegiatan belajar mengajar dan format penilaian berupa catatan lapangan, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar wawancara untuk guru dan siswa. Langkah keenam, penelti merancang media pembelajaran yang digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran serta evaluasi berupa non-test dan refleksi.
(43)
163
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung dengan metode tanya jawab teknik probing-prompting berjalan dengan lancar. Pada pembelajaran IPS dengan metode tanya jawab teknik probing-prompting peneliti memberikan serangkaian pertanyaan yang sifat menggali dan menuntun sehingga keterampilan berpikir kritis siswa meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus pertama materi yang dibahas dalam pelaksanaan siklus adalah sistem perekonomian di Indonesia. Pada siklus kedua, materi yang dibahas adalah pelaku-pelaku ekonomi di Indonesia. Sedangkan pada siklus ketiga, peneliti membahas materi pajak dalam perkonomian nasional. Pada siklus keempat materi yang dipelajari adalah tentang ketenagakerjaan. Guru memanfaatkan media gambar, video dan internet guna menunjang proses pembelajaran. Selama tindakan dilaksanakan, peneliti juga melakukan observasi dengan mengacu kepada instrumen penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Peneliti juga mendokumentasikan setiap kejadian yang berlangsung pada proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan catatan lapangan dan pedoman observasi untuk mengetahui indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang muncul pada proses pembelajaran
3. Ada beberapa kendala yang dialami peneliti saat melakukan penelitian, diantaranya ; (1) metode yang digunakan guru masih terasa asing untuk siswa sehingga siswa membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan metode yang digunakan. (2) saat siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting, masalah yang muncul adalah suasana kelas menjadi ricuh dan tidak kondusif. (3) siswa malas mencari dan membaca berbagai informasi mengenai materi yang sedang dibahas sebelum pembelajaran. (4) pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru terkadang tidak dimengerti oleh siswa, hal tersebut membuat siswa tidak mampu menjawab pertanyaan dari guru.
(44)
164
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Upaya untuk mengatasi kendala yang muncul di dalam pembelajaran antara lain; (1) guru harus terlebih dahulu memperkenalkan metode yang akan digunakan sehingga siswa tidak akan lagi merasa canggung saat prose pembelajaran berlangsung. (2) guru harus mampu mengkondisikan dan membagi fokus kepada seluruh siswa di kelas sehingga tidak ada lagi siswa yang mengobrol saat proses pembelajaran. (3) guru harus lebih memaksa siswa agar mau membaca sebelum proses pembelajaran, sehingga proses tanya jawab saat pembelajaran akan berjalan dengan lancar, (4) pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali (probing) dan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya membimbing (prompting) harus dipersiapkan dengan sangat baik agar siswa dapat langsung memahami dan menjawab pertanyaan guru dengan benar 4. Keterampilan berpikir kritis siswa saat diterapkannya metode tanya jawab
teknik probing-prompting mengalami perubahan dan peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil observasi. Pada siklus pertama, rata-rata peroleh hasil keterampilan berpikir kritis siswa yang termasuk ke dalam kategori cukup. Selanjutnya pada siklus kedua keterampilan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan yaitu mendapatkan predikat baik. Peningkatan yang terjadi pada siklus pertama dan kedua terlihat cukup signifikan. Pada siklus ketiga keterampilan berpikir kritis siswa kembali mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tergolong ke dalam kategori sangat baik. Selanjutnya pada siklus keempat keterampilan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan dan tergolong pada kategori sangat baik. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara yang menunjukkan respon positif terhadap penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
(45)
165
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanya jawab dengan teknik probing-prompting terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam menerapkan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain sebagai berikut:
Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan peneliti mengenai penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa ini dapat dijadikan salah satu pilihan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik terutama dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu mendukung melalui penyediaan fasilitas penunjang agar guru dapat terus melakukan inovasi pembelajaran dalam rangka mengingkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi guru, penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dijadikan salah satu solusi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran di kelas. Melalui metode pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator dalam mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi yang benar. Namun sebaiknya guru harus benar-benar memahami karakteristik kelas yang akan diteliti.
Bagi siswa, peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, peserta didik dapat memiliki keterampilan berpikir kritis sehingga dapat di dalam pembelajaran siswa dapat menganalisis, menjawab pertanyaan dari guru dengan baik, merumuskan pertanyaan tingkat tinggi dan tidak mudah percaya terhadap hal-hal yang belum terbukti kebenarannya
(46)
166
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri bagi peneliti. Hasil penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai pengembangan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa atau penelitian dengan fokus yang berbeda.
(1)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
tanya jawab dengan teknik probing-prompting terbukti mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPS.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam menerapkan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain sebagai berikut:
Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan peneliti mengenai penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa ini dapat dijadikan salah satu pilihan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik terutama dalam pembelajaran IPS. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu mendukung melalui penyediaan fasilitas penunjang agar guru dapat terus melakukan inovasi pembelajaran dalam rangka mengingkatkan kualitas pembelajaran.
Bagi guru, penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dijadikan salah satu solusi dalam menghadapi permasalahan pembelajaran di kelas. Melalui metode pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator dalam mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi yang benar. Namun sebaiknya guru harus benar-benar memahami karakteristik kelas yang akan diteliti.
Bagi siswa, peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, peserta didik dapat memiliki keterampilan berpikir kritis sehingga dapat di dalam pembelajaran siswa dapat menganalisis, menjawab pertanyaan dari guru dengan baik, merumuskan pertanyaan tingkat tinggi dan tidak mudah percaya terhadap hal-hal yang belum terbukti kebenarannya
(2)
Bagi peneliti, penelitian ini menjadi inspirasi tersendiri bagi peneliti. Hasil penelitian ini bukan merupakan hasil penelitian yang sempurna, sehingga perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai pengembangan metode tanya jawab dengan teknik probing-prompting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa atau penelitian dengan fokus yang berbeda.
(3)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
_______. (2005). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun
2003. Jakarta: Sinar Grafika
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Tindakan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Beyer, B, K. (1995). Critical Thinking Bloomington, IN: Phi Delta Kappa Educational Foundation
Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Maha Satya
Effendi, R, dkk. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Ennis, R. D, H dkl. (1996). Critical Thinking. USA: The New York Times Company Fieldman, D. (2010). Berpikir Kritis Strategi untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta:
PT Indeks.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Hopkins, D. (2011). Panduan Guru PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hassubuan dan Moedjiono. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosakarya
Jacobsen. (2009). Methods for Teaching (Metode-metode pengajaran). Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Jensen, E. (2011). Pembelajaran Berbasis Otak Paradigma Pengajaran Baru. Jakarta: Indeks
Johnson. (2010). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Belajar Mengajar
Mengasyikan dan bermakna. Bandung: Mizan Learning Center
(4)
Kochar, S.K. (2008). Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: PT Grasindo
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Marno & Idris. (2012). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nasution. (2003). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara
Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sapriya. et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung : CV Yasindo Multi Aspek Sapriya. (2014). Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soemantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sudirman dkk. (1992). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Suherman, E. (2002). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-FPMIPA
Suparno, Paul. (2008). Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta: Grasindo
Supriatna, Nana. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Pers
Supriatna, Nana. Dkk. (2009). Pendidikan IPS di SD Bandung. UPI Press Suryabrata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wiriaatmadja, Rochiati. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
(5)
Putri Nuraini Wulandari, 2015
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS
Sumber Skripsi dan Tesis
Rusmana, Afriyati. (2014). Pemanfaatan Tayangan Berita di Televisi untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritsis Siswa dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII C SMP Negeri 19 Bandung). Skripsi
Jurusan Pendidikan IPS. Bumi Siliwangi: Tidak Diterbitkan.
Hakim, I. (2012). Penerapan Metode Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas IV SDN Cikareo I Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang Tahun Ajaran 2011-2012). Skirpsi PGSD. Bumi
Siliwangi: Tidak Diterbitkan.
Harmanto. (2001). Kemampuan Guru Dalam Mengajukan Pertanyaan Dasar dan
Lanjut pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Kalicari 04 Kota Madya Semarang).
Thesis Pascasarjana. Jurusan PIPS. Bumi Siliwangi: Tidak diterbitkan.
Jubaedah, E. (2012). Penerapan Metode Tanya Jawab dengan Teknik
Probing-Prompting untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 14 Bandung). Skripsi Jurusan Sejarah. Bumi Siliwangi: Tidak
Diterbitkan
Kuraesin, Evi. (2014). Penerapan Metode Inkuiri Dalam Pembelajaran IPS untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Tema Potensi Pertanian (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas Viii E Di Smp Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS. Bumi Siliwangi:
Tidak Diterbitkan.
Sobariah, Titin. (2011). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam
Pembelajaran dengan Teknik Probing-Prompting. Skripsi pada jurusan
Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Sudarti, T. (2008). Perbandingan Kemampuan Penalaran Adaptif Siswa SMP antara
yang Memperoleh Pembelajaran Matematika melalui Teknik Probing dengan Metode Ekspositori. Skripsi pada jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA
UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Suhendar, Agus. (2012). Penerapan Teknik Pembelajaran Probing-Prompting dalam
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMA. Skripsi pada
jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan Sumber Online
(6)
Cahyani, Nur. (2010). Keefektifan Penerapan Teknik Probing Prompting [Online]. Tersedia di http://digilib.uinsby.ac.id/8246/. Diakses 9 Februari 2015