STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA.
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI
DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN
KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Ai Siti Nurjamilah
NIM 1303222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
LEMBAR HAK CIPTA
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI
DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN
KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA
oleh
Ai Siti Nurjamilah
UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
©Ai Siti Nurjamilah, 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
ABSTRAK
Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “Strategi Berkomunikasi Pemasar Asuransi dengan
Nasabah dan Pemanfaatannya untuk Menyusun Bahan Pelatihan
Keterampilan Berbicara bagi Pemasar Asuransi di Kota Tasikmalaya.”
Penelitian ini dilatarbelakangi dari pemikiran bahasa adalah aspek penting
dalam kehidupan. Salah satu aktivitas yang lekat dengan penggunaan bahasa
sebagai medianya adalah kegiatan komunikasi pemasaran. Pada kenyataannya para
pemasar asuransi di kota Tasikmalaya belum mampu menggunakan bahasa secara
tepat yang mampu mempengaruhi dan meyakinkan nasabah serta kemampuan
berbicara secara sistematis dan efektif masih minim. Wujud penggunaan bahasa
terealisasi melalui tindak tutur. Oleh karena itu, peneliti berusaha memotret jenis
tindak tutur dan bentuk bahasa yang terdapat dalam tuturan pemasar asuransi di
kota Tasikmalaya.
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mendeskrifsikan jenis tindak tutur
direktif, asertif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang terdapat dalam tuturan
pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. (b)
mendeskrifsikan bentuk bahasa imperatif persuasif yang terdapat dalam tuturan
pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. Dan (c)
mendeskripsikan bahan ajar/pelatihan yang disusun berdasarkan hasil penelitian
yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemasar asuransi di kota Tasikmalaya.
Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan data kualitatif. Sampel
diambil secara purposif dengan instrumen penelitian observasi partisipan, angket,
dan simak rekam atau dokumentasi berupa video audio visual.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh simpulan
sebagai berikut: (a) jenis tindak tutur pemasar asuransi dominan menggunakan
jenis tindak tutur ilokusi asertif daripada direktif dan komisif karena pada dasarnya
pemasar asuransi selain mengharapkan nasabah membeli asuransi, pemasar juga
berusaha memberikan pengertian dan pemahaman mengenai kebermanfaatan
asuransi bagi nasabah sehingga nasabah faham dan sadar terhadap proteksi yang
diberikan asuransi sangat dibutuhkan dan bermanfaat. Selain itu, pada dasarnya
setiap orang termasuk nasabah lebih suka diajak dengan cara pemberian
pemahaman yang baik daripada diperintah. (b) bentuk bahasa yang dominan
digunakan oleh pemasar asuransi I, pemasar asuransi II, dan pemasar asuransi III
adalah bahasa yang berupa bujukan. Pada kenyataannya bujukan dan desakan
termasuk ke dalam bentuk berbicara untuk meyakinkan. (c) berdasarkan hasil
penelitian, penulis menyusun bahan pelatihan berbicara untuk pemasar asuransi.
bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara tersebut berupa modul yang
disusun sesuai dengan kebutuhan pemasar dalam meningkatkan keterampilan
berbicara. Modul tersebut terdiri atas lima bagian yaitu pembelajaran 1 mengenai
konsep dasar komunikasi, pembelajaran 2 kompetensi keterampilan berbicara,
pembelajaran 3 komunikasi verbal, pembelajaran 4 komunikasi nonverbal, dan
pembelajaran 5 dasar-dasar pemasar secara teknis.
v
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN
PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “The Communication Strategy of the Insurance
Marketing Agents to the Customers and Its Use to Arrange Speaking Skill
Training Material for the Insurance Marketing Agents in Tasikmalaya.”
The background is based on the language point of view that is an
important aspect in life. One of the activities dealing with the use of language as
the media is the marketing communication activities. In fact, the insurance
marketing agents in Tasikmalaya haven’t been able to use influential and convince
language appropriately to gain the customer’s attention and also their speaking
skill is still lack systematically and effectively. The form of language is realised
through speech acts. Hence, the researcher tries to figure the types of speech act
out and the form of language on the insurance marketing agents’ utterances in
Tasikmalaya.
This research is aimed at: (a) describing the types of speech act, such as
directive, assertive, commisive, expressive, and declarative relied on the insurance
marketing agents’ utterances dealing with marketing communication in
Tasikmalaya, (b) describing imperative-descriptive form on the agents’ utterances
in marketing communication in Tasikmalaya, (c) describing the material/training
arranged based on the result of the research that is agreed with the need of the
insurance marketing agents in Tasikmalaya.
The method of this research is descriptive with qualitative data. The
sample is gained purposively with the participant observation, questionnaire, and
recording or documentation in the form of audio-visual video as the instruments of
this research.
Based on the result of this research that has been conducted, some
conclusions are described as: (a) the insurance marketing agents use assertive
illocutionary acts dominantly than directive and commisive as basically the agents
expect not only the customers buying the insurance, but also the insight and
understanding provided about the benefit of insurance for the customers, so that
they understand and realise regarding to the benefit and the importance of
protection given by the insurance. On the other hand, basically everyone including
customers prefers being asked the appropriate insight to being instructed. (b) the
form of language use used by the insurance marketing agents dominantly I, II, and
III is the language in the form of persuasion. In fact, the persuasion and insistence
are included as the convincing language. (c) based on the result, the writer
arranged the speaking training material for the insurance marketing agents. The
form of that material/speaking skill training is a module arranged based on the
need of the marketing agents in improving speaking skill. That module consists of
five parts; the first lesson is about the basic concept of communication, speaking
skill competence as the second lesson, verbal communication for the next lesson,
non-verbal one as the fourth part, and the basics of marketing agent technically as
the last part of the lesson.
vi
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN
PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................
i
KATA PENGANTAR………………………………………………….............
ii
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………...
iii
ABSTRAK…......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI…...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL…...........................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM…....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN…..................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian…...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah Penelitian…......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian…..….................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian…......................................................................................
8
E. Definisi Operasional…...................................................................................
9
F. Struktur Organisasi Tesis…............................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Ihwal Komunikasi….......................................................................................
11
1. Pengertian Komunikasi…..........................................................................
11
2. Unsur Komunikasi….................................................................................
13
3. Fungsi Komunikasi…................................................................................
22
4. Model Komunikasi….................................................................................
26
B. Strategi Komunikasi…....................................................................................
29
viii
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Komunikasi Verbal….....................................................................................
29
1. Ragam Bahasa….......................................................................................
31
2. Bahasa Lisan…..........................................................................................
34
3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar…................................................
42
4. Berbicara sebagai Keterampilan Berkomunikasi…..................................
43
5. kedwibahasaan…......................................................................................
45
6. Bahasa dalam Transaksi Perdagangan…..................................................
48
D. Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur dalam Komunikasi…................................
49
1. Ihwal Tuturan….........................................................................................
49
2. Peristiwa Tutur….......................................................................................
51
3. Tindak Tutur…...........................................................................................
52
4. Situasi Tutur…...........................................................................................
56
E. Ihwal Asuransi…............................................................................................
57
1. Pengertian Asuransi…...............................................................................
57
2. Risiko dan Jenis Risiko Asuransi…..........................................................
58
3. Produk Asuransi…....................................................................................
58
4. Istilah- istilah dalam Asuransi…................................................................
59
F. Ihwal Modul…................................................................................................
62
1. Pengertian Modul…...................................................................................
62
2. Karakteristik Modul…...............................................................................
63
3. Komponen-komponen Modul…................................................................
64
4. Langkah Penyusunan Modul…..................................................................
66
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian….........................................................................................
67
B. Sumber Data Penelitian…...............................................................................
68
C. Teknik Pengumpulan Data…..........................................................................
68
ix
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengolahan Data….............................................................................
69
E. Alur Penelitian….............................................................................................
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data …...........................................................................................
73
B. Analisis Data…..............................................................................................
74
1. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi….....................................
74
a. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 1….............................
75
b. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 2…………………….
131
c. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 3….............................
167
2. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi……………………………...
200
a. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 1…....................................
200
b. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 2…....................................
212
c. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 3…....................................
217
C. Pembahasan Hasil Penelitian…......................................................................
224
D. Modul Pelatihan Keterampilan Berbicara Pemasar Asuransi….....................
240
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan…......................................................................................................
282
B. Implikasi…......................................................................................................
283
C. Rekomendasi…...............................................................................................
284
DAFTAR PUSTAKA ….....................................................................................
286
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan
berkomunikasi
adalah
kegiatan
bagi
manusia
untuk
mengekspresikan diri, menyampaikan informasi, ide, dan emosi, melalui simbol
kata. Dari waktu ke waktu manusia dihadapkan dengan permasalahan sosial yang
penyelesaiannya menyangkut dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan
cara yang lebih baik. Penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi dengan
memperhatikan faktor lawan bicara, situasi atau keadaan, dan topik pembicaraan
dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, maka bahasa
yang dipilih harus selaras atau sejalan dengan tujuan tadi yang hendak dicapai
serta harus membangun kegiatan komunikasi yang benar-benar terkonsep guna
pencapaian tujuan.
Berkenaan dengan komunikasi, Mulyana (2011, hlm. 72) menyatakan
bahwa,
apabila seseorang akan berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain
dengan tujuan pencapaian tertentu, maka ia harus memperhatikan unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu pengirim/
komunikator, pesan, saluran/ media, penerima/ pendengar, efek dan
feedback (umpan balik).
Kegiatan atau aktivitas masyarakat pasti akan selalu menggunakan bahasa
sebagai media untuk berkomunikasi. Salah satu di antara banyak kegiatan manusia
yaitu kegiatan pemasaran yang bersifat persuasif. Agar bahasa yang digunakan
dalam kegiatan pemasaran dapat dipahami oleh masyarakat, dalam hal ini adalah
calon
pembeli
(konsumen),
maka
tenaga
pemasar
harus
memilih
dan
menggunakan bahasa berdasarkan karakteristik partisipan yang dihadapinya,
situasinya, serta topik pembicaraannya.
Pentingnya
memperhatikan
bahasa
dalam kegiatan
pemasaran
yang
dilakukan oleh tenaga pemasar pada hakikatnya dituntut oleh setiap perusahaan
bahwa tenaga pemasar harus mampu mengajak bahkan mempengaruhi konsumen
agar mengikuti atau melakukan apa yang dikehendaki oleh tenaga pemasar
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2
tersebut. Hal ini sebenarnya menunjukan bahwa penggunaan bahasa dalam
komunikasi yang tepat akan turut menentukan berhasil atau tidaknya proses
pemasaran yang dilakukan.
Secara umum menurut Kotler dan Keller (2009, hlm. 6) dalam praktiknya
tenaga pemasar memasarkan sepuluh tipe entitas, yaitu : barang, jasa, acara,
pengalaman, orang, tempat, properti (hak kepemilikan), organisasi, informasi dan
ide. Dalam hal ini, penulis akan lebih khusus melaksanakan kajian komunikasi
yang dilakukan oleh tenaga pemasar pada bidang jasa khususnya tenaga pemasar
yang bekerja di perusahaan asuransi yang selanjutnya dikatakan sebagai agen
asuransi/pemasar asuransi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hukum online.com pada artikel yang
diterbitkan pada 13 Maret 2014, dalam perkembangannya bisnis asuransi setiap
tahunnya
mengalami
peningkatan.
Hal
ini
menggambarkan
bahwa
tingkat
kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai asuransi jiwa semakin besar.
Jumlah tertanggung selama tahun 2013 meningkat yakni dari 45,77 juta menjadi
88,13 juta orang. Berdasarkan tingkat keterpahaman masyarakat terhadap asuransi
sekarang ini, maka akan memberikan manfaat kepada seluruh pihak (pemerintah,
perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat).
Data hasil survei yang digagas oleh salah satu perusahaan asuransi bekerja
sama dengan MarkPlus Insight pada 2011, menemukan fakta bahwa tiga dari lima
orang Indonesia tidak punya persiapan jika menghadapi risiko kesehatan atau
kematian. Bukan hanya dana cadangan untuk berjaga-jaga, mereka juga tidak
melindungi dirinya dan keluarganya dengan asuransi apabila menghadapi musibah
yang tak terduga. Hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang
sudah memiliki asuransi jiwa. Hal ini menjadi perbedaan yang mencolok bila
dibandingkan dengan Negara- Negara maju dan berkembang seperti Amerika,
Eropa, dan sebagian Negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Australia
yang jika dirata-ratakan masyarakatnya hampir 80% sudah menjadi nasabah
asuransi.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Berdasarkan data di atas, peluang bisnis asuransi atau kajian tentang
asuransi cukup mempunyai peluang, dampak, dan manfaat yang besar terutama
bagi pemerintah, perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat.
Pertama bagi pemerintah, dengan menjamurnya perusahaan asuransi yang ada di
Indonesia, maka membantu peran serta pemerintah dalam rangka melindungi hak
dasar warga negaranya khususnya perlindungan jiwa. Selain itu membantu
peningkatan devisa Negara dari hasil inventasi seluruh perusahaan asuransi yang
berada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan dan mengesahkan kebijakan yakni melalui program yang
dikelola oleh BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Kedua,
bagi
perusahaan dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia belum menjadi nasabah
asuransi,
maka
suatu
peluang
bagi pelaku
bisnis
untuk
mengembangkan
bisnisnya, sehingga masyarakat yang terlindungi jiwanya semakin meningkat serta
memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, masyarakat
yang belum memiliki pekerjaan dapat bekerja di perusahaan asuransi.
Hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan asuransi menjadi mitra
pemerintah dalam membangun bangsa sehingga pengangguran dan kemiskinan
setahap demi setahap dapat dikikis atau diatasi demi mewujudkan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Ketiga, bagi pemasar asuransi menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan
untuk
mengembangkan
diri
agar
mendapatkan
penghasilan,
membantu program pemerintah, dan meningkatkan omset perusahaan asuransi.
Dan yang keempat, bagi masyarakat yakni membantu masyarakat dalam rangka
mrndapatkan manfaat perlindungan, khususnya perlindungan jiwa masyarakat.
Seluruh unsur di atas mempunyai peran penting yang tak terpisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Namun, melalui kajian ini, penulis mengambil
salah satu peran yang sangat penting yakni pemasar asuransi. Hal ini didasari
karena melalui tenaga pemasar asuransilah masyarakat/nasabah dapat memperoleh
informasi yang menyeluruh tentang asuransi. Oleh karena itu, pemasar asuransi
harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi sehingga seluruh informasi
berkenaan asuransi dapat tersampaikan kepada calon nasabah/ masyarakat dengan
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
benar dan dapat diterima oleh calon nasabah/ masyarakat, esensi dan manfaat dari
produk yang dipasarkannya tersampaikan dengan baik, sehingga cita-cita dan
tujuan seluruh pihak dapat diwujudkan.
Seorang
kemampuan
pemasar
asuransi
berkomunikasi
yang
pada
baik
dasarnya
karena
mutlak
berhubungan
harus
memiliki
dengan
dunia
kerjanya. Seorang pemasar idealnya mampu berkomunikasi dengan pola yang
tepat untuk menyampaikan produk yang ditawarkan secara gamblang dan
sistematis.
Berkaitan dengan kegiatan komunikasi, maka tidak akan terlepas dengan
keterampilan berbicara. Berbicara dalam komunikasi verbal akan sangat erat
kaitannya dengan pragmatik. Seperti kita ketahui dalam komunikasi, satu maksud
atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk
maksud
“menyuruh” orang lain,
penutur dapat mengungkapkannya dengan
kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif.
Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada
ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik, pragmatik mengkaji maksud
ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan
semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan
analisisnya berupa arti atau makna.
Kajian pragmatik
lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi
daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi
tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut.
Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada
barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.
Berbagai tindak tutur yang terjadi di masyarakat, baik tindak tutur
representatif,
direktif,
ekspresif,
komisif,
dan deklaratif,
merupakan bahan
sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis dalam hal
kegiatan komunikasi pemasaran.
Observasi awal penelitian ini dilakukan dengan cara Penyebaran angket
mengenai kebutuhan keterampilan berbicara pemasar asuransi dalam komunikasi
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pemasaran yang dilakukan di daerah Tasikmalaya, dengan pemasar asuransi yang
menjadi responden dalam observasi ini sebanyak 20 responden berasal dari
perusahaan yang berbeda. Dari perusahaan AIA 2 responden, BNI Life Insurance
2 responden,
Bumi Putera 2 responden, Takaful 2 responden, Prudential 3
responden, Generali Life Insurance 2 responden, Wahana Tata 2 responden,
Jiwasraya 2 responden, Allianz 2 responden, dan Panin Life 1 responden.
Angket yang diajukan kepada para pemasar asuransi berkaitan dengan
kebutuhan keterampilan berbicara dalam komunikasi pemasaran serta perlunya
pelatihan berbicara dalam berkomunikasi untuk mempengaruhi dan meyakinkan
calon nasabah. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak 18 pertanyaan yang
meliputi produk dan sasaran perusahaan asuransi, cara agen asuransi menjual
produk, bahasa yang mereka gunakan ketika memasarkan produk, pentingnya
keterampilan berbicara dalam berkomunikasi, kendala yang dialami mereka ketika
berkomunikasi, gestur atau bahasa tubuh mempengaruhi keberhasilan komunikasi,
serta kecukupan pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Berdasarkan 20 responden yang telah mengisi angket, sebanyak 75%
mengatakan bahwa mereka menjual produk asuransi secara langsung, artinya
sangat jelas dalam kegiatan ini kecakapan berbicara sangat penting, karena
keberhasilan penjualan produk tentunya ditunjang oleh kemampuan berbicara
untuk mempengaruhi nasabah, dan sebanyak 25% mengatakan mereka menjual
produk bisa melalui telpon maupun berhadapan langsung dengan nasabah. selain
itu, pertanyaan mengenai pentingnya keterampilan berbicara dalam memasarkan
produk dijawab sangat penting oleh para responden sebanyak 100%.
Sebanyak 75% para pemasar asuransi menggunakan bahasa Indonesia
dalam memasarkan asuransi dan sebanyak 25% pemasar asuransi menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa daerah (campuran) dengan alasan tergantung situasi
dan
kondisi
nasabah
yang
dihadapi.
Ketika
ada
pertanyaan
pentingkah
memperhatikan gestur ketika berkomunikasi dengan nasabah, maka sebanyak
100% mengatakan penting karena dengan gestur dapat lebih meyakinkan nasabah
dan mempermudah memberikan pemahaman kepada nasabah.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Ketika berkomunikasi dengan nasabah, tentunya tidak akan selamanya
bejalan dengan lancar, dan ternyata ketika pertanyaan mengenai kendala yang
dihadapi ketika menghadapi nasabah diajukan kepada para responden, sebanyak
56% mengatakan mereka menghadapi kendala berkenaan dengan kemampuannya
dalam mempengaruhi dan meyakinkan nasabah untuk membeli asuransi, dan
sebanyak 44% mengatakan kemampuan berbicara secara sistematis dan efektif
yang menjadi kendala bagi mereka. Dengan adanya beberapa kendala tersebut
maka perlu diajukan pertanyaan mengenai adanya pelatihan yang dilakukan oleh
perusahaan, dan sebanyak 93% mengatakan bahwa ada pelatihan yang diberikan
oleh perusahaan dan hanya 7% mengatakan tidak ada pelatihan yang diberikan
perusahaan.
Dengan
adanya
pelatihan
yang
diadakan
perusahaan,
maka
pertanyaan selanjutnya yang diajukan adalah sudah cukupkah pelatihan yang
diberikan oleh perusahaan untuk membekali para pemasar asuransi tersebut, dan
sebanyak 87% mengatakan bahwa pelatihan belum cukup dan perlu diadakan
pelatihan secara mendalam terutama dalam hal meyakinkan nasabah untuk tertarik
terhadap asuransi, dan sebanyak 13% mengatakan pelatihan yang diberikan
perusahaan belum cukup dan perlu diadakan pelatihan yang lebih mendalam
terutama pelatihan untuk lebih menguasai materi asuransi dan produk-produk
asuransi.
Hasil studi pendahuluan, semua pemasar asuransi menganggap bahwa
kemampuan berbicara itu penting, terutama untuk meyakinkan orang lain dalam
kegiatan komunikasi pemasaran. mereka sangat membutuhkan pelatihan berbicara
terutama yang sifatnya persuasif. berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang
baik
dan benar,
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi karena pada
kenyataannya masih banyak pemasar asuransi yang kurang bisa meyakinkan
nasabahnya sehingga banyak terjadi penolakan.
Selain
penampilan
itu,
banyak
tetapi tidak
pemasar
asuransi
yang
hanya
mengandalkan
ditopang dengan kemampuan berkomunikasi yang
berkualitas. Dalam kegiatan pemasaran, selain produk yang dipasarkan, konsep
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
komunikasilah yang pada dasarnya merupakan modal yang harus dimiliki dan
dikuasai.
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik tidaklah mudah. Banyak
orang terampil menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, namun sering kurang
terampil menyajikan gagasan secara lisan atau secara langsung.
Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin sukses
ialah keterampilan komunikasi efektif dan dapat berbicara di depan umum
atau melakukan presentasi secara efektif dengan bahasa lisan (verbal),
dengan menggunakan bahasa nonlisan (nonverbal) dan bantuan alat peraga
visual (Hidajat, 2006, hlm. 3).
Keberhasilan
pencapaian
tujuan
dalam kegiatan
komunikasi sangat
dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Pada umumnya semua individu mampu
mengemukakan gagasan, tetapi tidak semua individu mampu
membuat para
pendengar merasa tertarik terhadap apa yang dibicarakan. Dalam kegiatan
komunikasi pemasaran, seorang tenaga pemasar harus memperhatikan bahasa
yang
digunakannya,
sikap
yang
ditunjukan
dalam
menyampaikan
atau
memasarkan produk, agar nasabah dapat menyikapi ujarannya sebagai alasan
untuk
mempercayainya.
memperhatikan
tindak
Dengan demikian,
tuturnya
ketika
seorang pemasar asuransi harus
menghadapi
nasabah.
titik
tolak
keberhasilannya dalam memasarkan produk asuransi tercermin dari bahasa yang
digunakan dan bagaimana strategi berbahasa pemasar tersebut menawarkan
produk yang ditawarkan melalui pesan yang disampaikan terhadap nasabah.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Hidajat di atas, kemampuan
berkomunikasi sangat penting dikuasai oleh setiap individu baik dalam profesi
apapun. Komunikasi yang efektif dan baik adalah keahlian yang diinginkan oleh
setiap individu. Berdasarkan hasil analisis tindak tutur komunikasi pemasar
asuransi ini, peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai bahan untuk
pelatihan keterampilan berbicara dalam berkomunikasi para pemasar asuransi
dalam bentuk modul, sehingga modul tersebut dapat menjadi alternatif panduan
para pemasar asuransi dalam melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, rumusan masalah
penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi dalam
memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya?
2. Bagaimana tindak tutur atau aksi komunikasi yang digunakan pemasar
asuransi terhadap nasabah ketika memasarkan produk asuransi di daerah
tasikmalaya?
3. Bagaimana bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar
asuransi?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan
pertanyaan penelitian,
maka penelitian ini dilaksanakan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi ketika
memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya.
2. Mendeskripsikan tindakan atau aksi komunikasi yang terjadi ketika pemasar
asuransi memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah tasikmalaya.
3. Menyusun bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar
asuransi.
D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, peneliti pun sangat menginginkan hasil
penelitian ini memiliki manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi tenaga pemasar
dalam hal ini para pemasar asuransi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan
komunikasi yang tepat dalam kegiatan pemasaran. Manfaat hasil penelitian yang
diharapkan antara lain sebagai berikut ini.
1. Manfaat secara teoretis
Secara teori menggambarkan bahwa penelitian ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pada cabang ilmu yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti yakni kemampuan berbicara yang berkenaan dengan penggunaan bahasa
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
dalam komunikasi pemasaran
terutama
dalam tindak
tuturnya.
Penerapan
komunikasi yang tepat tentu mendukung pengetahuan dan teknis persiapan untuk
dapat berbicara dengan baik ketika menghadapi calon nasabah atau konsumen.
strategi komunikasi yang dihasilkan dari pengkajian diharapkan memberikan
sumbangan dalam penerapan kegiatan komunikasi dengan memperhatikan bahasa
yang digunakan oleh tenaga pemasar sehingga penelitian ini diharapkan akan
terus mengalami perkembangan dalam segi teori-teorinya dan diterapkan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran.
2.
Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan berbicara
terutama dalam hal tindak tutur seorang komunikan dalam komunikasi pemasaran.
Teknik
mengorganisasikan
ide
yang
terealisasi dalm kalimat dan strategi
pemilihan kata-kata para pemasar asuransi ketika menghadapi konsumen/calon
nasabah dalam menawarkan produk asuransi menjadi informasi baru bagi peneliti
untuk penyusunan bahan pelatihan penguasaan keterampilan berbicara dalam
berkomunikasi para tenaga pemasar yakni agen asuransi.
3.
Bagi Pemasar Asuransi
Penelitian ini dapat membantu para tenaga pemasar untuk melatih
kemampuan
berkomunikasi dan keterampilan berbicara ketika menawarkan
produk kepada konsumen/calon nasabah. Strategi penyusunan kata-kata yang
akurat yang dapat memengaruhi konsumen dapat menjadi informasi bagi pemasar
asuransi untuk mempersiapkan mekanisme dan konsep penawaran produk.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup hal berikut.
1. Strategi komunikasi pemasar asuransi yang dimaksud adalah sebuah rencana
yang disusun oleh pemasar asuransi yang meliputi cara untuk mendapatkan
sesuatu dalam hal ini adalah strategi penggunaan bahasa dalam tindak tutur
komunikasi
mempengaruhi
pemasaran
orang
untuk
lain
untuk
membangun
berpikir
kontak
dan
sosial
berprilaku
dan
untuk
seperti yang
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
diinginkan. Alat yang digunakan yaitu bahasa terutama segi tindak tutur dan
peristiwa tutur.
2. Pemasar asuransi adalah tenaga pemasar yang bertugas memprospek atau
menawarkan produk asuransi kepada nasabah.
3. Bahan pelatihan keterampilan berbicara yang dimaksud adalah bahan pelatihan
atau modul yang disusun berdasarkan hasil penelitian yakni berdasarkan
penemuan-penemuan dalam penelitian yang berkaitan dengan keterampilan
berbahasa yang harus dimiliki oleh seorang pemasar asuransi terutama dalam
menggunakan jenis tuturan dalam berkomunikasi sehingga pemasar asuransi
terampil dalam berbicara.
F. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi rincian mengenai urutan penulisan tesis dari
setiap bab dan bagian bab dalam tesis, mulai dari bab I hingga bab V.
1. Bab I, di dalam bab ini memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian (manfaat teoretis, manfaat
praktis, dan manfaat bagi peneliti).
2. Bab II, di dalam bab ini membahas beberapa teori yang dijadikan sebagai
landasan oleh peneliti di dalam melakukan penelitian. Sehubungan dengan
masalah penelitian ini,
maka peneliti menyusun landasan teori yang
berkaitan dengan ihwal komunikasi, mulai dari pengertian komunikasi,
unsur
komunikasi,
fungsi
komunikasi,
model
komunikasi,
strategi
komunikasi; teori mengenai komunikasi verbal; teori tindak tutur dan
peristiwa tutur dalam berkomunikasi; ragam bahasa dan bahasa lisan;
kedwibahasaan; dan bahasa dalam transaksi jual beli.
3. Bab III. Dalam bab ini, membahas mengenai rancangan penelitian yang
digunakan.
Dalam penelitian
ini,
penelitian
menggunakan pendekatan
kualitatif yang sifatnya deskriptif analisis. Bab III ini meliputi metode
penelitian, desain penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, teknik pengolahan data, dan alur penelitian.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
4. Bab IV. Pada bab ini membahas mengenai temuan-temuan penelitian ketika
mengobservasi langsung objek penelitian di lapangan yang dilakukan
dengan cara peliputan atau di dokumentasikan melalui audio visual.
Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, maka data yang diperoleh
dianalisis
kemudian
dideskrifsikan
dalam bentuk
pembahasan
setiap
instrument penelitian.
5. Bab V. Pada bab ini terdiri atas simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Di
dalam simpulan,
akan
membahas
hasil temuan-temuan
di lapangan
berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada bab I. selanjutnya,
di dalam implikasi dan rekomendasi, akan membahas mengenai strategi
komunikasi melalui tindak tutur pemasar dalam komunikasi pemasaran.
Saran-saran yang akan disampaikan kepada lembaga atau peneliti yang
akan melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kenyataan di lapangan yaitu
tindak tutur pemasar asuransi dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Metode ini
digunakan karena sesuai dengan acuan penelitian yang bersifat kualitatif yang
memusatkan analisis pada kualitas data. Selain itu, metode ini digunakan dengan
tujuan untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan penelitian. Oleh
karena itu, langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalahmasalah yang telah dirumuskan.
Metode penelitian deskriptif analisis merupakan suatu cara pemecahan
masalah dengan cara menggambarkan suatu objek. Objek yang akan digambarkan
terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa
sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta yang
nampak dan bersifat apa adanya.
Metode kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data yang
bersifat deskriptif, yaitu ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati. Hal
tersebut sejalan
dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 12) bahwa metode
kualitatif merupakan metode penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya,
dalam
situasi
normal
yang
tidak
dimanipulasi
keadaan
dan
kondisinya,
menekankan pada deskripsi secara alami. Selain itu, Bodgan Biklen (1982, hlm.
27-29) mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu (1) menggunakan
lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, (2) sifatnya deskriptif analitik,
(3) tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, (4) sifatnya induktif, (5)
mengutamakan makna.
Sugiyono (2010, hlm. 9) mengatakan bahwa karakteristik penelitian
kualitatif dapat dikemukakan sebagai berikut:
67
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
metode penelitian kualitatif maka kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan cara
menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti karena
kondisinya yang sangat alamiah.
B. Sumber Data Penelitian
Data
dalam penelitian ini berupa tuturan pemasar asuransi dalam
memasarkan produk kepada nasabah. Sumber data dalam penelitian ini adalah
pemasar asuransi jiwa yang ada di kota Tasikmalaya yang berjumlah 10
perusahaan asuransi, namun data yang dipilih dalam penelitian ini hanya dua
perusahaan yaitu pemasar asuransi AIA dan Prudential, hal ini dilakukan dengan
alasan bahwa berdasarkan penyebaran angket yang dilakukan kepada para
pemasar asuransi di setiap perusahaan, mereka mempunyai permasalahan yang
sama dan karakterisitik produk yang ditawarkan rlatif sama. selain itu, perusahaan
asuransi
AIA
dimasyarakat.
dibandingkan
dan
Prudential
Asuransi
dengan
dipilih
Prudential
asuransi AIA,
berdasarkan
sudah
lebih
tingkat
dikenal
di
ketenarannya
masyarakat
maka dari itu penulis ingin melihat
perbandingan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemasar asuransi AIA
dan Prudential. Dokumentasi berupa foto-foto dan video penelitian lapangan
menjadi data penunjang dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Perolehan
data
penelitian
dapat
dilakukan
dengan
beberapa teknik. Arikunto (2006, hlm. 222) berpendapat
menggunakan
teknik pengumpulan
data dapat berupa wawancara, tes, angket (kuesioner), observasi, skala
bertingkat, dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
digunakan beberapa teknik pengumpulan data.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tindak tutur dan peristiwa
tutur
yang
terjadi pada
pemasar
asuransi dalam pelaksanaan
kegiatan
komunikasi pemasaran. Teknik ini melibatkan peneliti secara langsung dalam
kegiatan pengamatan di lapangan.
2. Angket
Angket
komunikasi
digunakan
yang
untuk
dilakukan
kendala/kesulitan-kesulitan
yang
memperoleh
oleh
pemasar
dihadapi
informasi mengenai kegiatan
asuransi
ketika
berkenaan
melakukakn
dengan
komunikasi
pemasaran.
3. Dokumentasi yang berupa audio visual (video)
Teknik pengumpulan data dokumentasi yang berupa audio visual (video)
dilakukan untuk memperoleh data mengenai tindak tutur pemasar auransi dalam
kegiatan komunikasi pemasaran. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan oleh
pemasar ketika menawarkan produk kepada nasabah. berdasarkan dokumentasi
berupa audio visual tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
tindak tutur pemasar asuransi dalam memberikan informasi dan menawarkan
produk asuransi (sebagai pengirim pesan), sehingga tergambar bahasa yang
digunakan berupa tindak tutur ilokusi yang menjadi pusat kajian pragmatik baik
berupa kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif yang tidak sesuai dengan
modus kalimat tersebut demi mencapai tujuan yang dimaksud penutur dalam hal
ini pemasar asuransi sehingga dapat diamati baik verbal maupun non verbalnya.
D. Teknik Pengolahan Data
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan teori tindak tutur Searle
(1983) dan Leech (1983). Langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut. (1)
teknik
identifikasi.
Setelah
data
rekaman berbentuk
transkripsi terkumpul,
kemudian penulis mengidentifikasi objek yang akan diteliti dan menetapkan data
yang termasuk jenis tindak tutur direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif.
(2) teknik klasifikasi, yakni mengelompokkan kata berdasarkan jenis tindak tutur
direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif. (3) teknik analisis, yakni data
dianalisis
menggunakan
teori tindak
tutur Searle dan Leech.
(4) teknik
pembahasan hasil anlisis data disajikan melalui kat-kata atau rangkaian kata
(kalimat). (5) Setelah mendapatkan kesimpulan hasil penelitian, maka tahap
Kelima yang dilakukan adalah tahap membuat bahan pelatihan keterampilan
berbicara. Pada tahap ini hasil penelitian mengenai tindak tutur pemasar asuransi
dalam komunikasi pemasaran menjadi dasar untuk membuat bahan pelatihan yang
berupa
modul
keterampilan
berbicara.
Jika
modul pelatihan
keterampilan
berbicara selesai disusun, maka selanjutnya tahap uji para ahli. Pada tahap ini
bahan pelatihan yang telah disusun akan ditinjau dan dinilai oleh para
ahli
sebagai penyempurnaan bahan pelatihan.
Berikut ini penulis sajikan bentuk analisis jenis tindak tutur dan peristiwa
turur pemasar asuransi.
No
Tabel 3.1
Tabel Analisis Data Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur
Lokasi dan
Wujud Tuturan
Peristiwa/Kont
Situasi
eks Tujuan
Jenis
Data
1
(PA-1/1)
Ruang Tamu;
menawarkan
produk
asuransi
…
…
…
Baik Bapak, ide yang bagus
untuk
mmendiskusikannya
dulu dengan istri, akan
tetapi jangan lupa Bapak
tanyakan juga kepada anakanak karena program ini
sangat bermanfaat untuk
mereka kelak.
…
Jenis
Tindak
Tutur
oleh Direktif
Dituturkan
pemasar
asuransi kepada
nasabah ketika
nasabah
akan
mendiskusikan
tawaran asuransi
kepada istrinya.
…
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Makna
Tindak
Tutur
Anjuran
…
71
Keterangan:
Kode (PA-1/1): jenis data tuturan pemasar asuransi data pertama kalimat pertama.
Data (PA-1/1) dianalisis sebagai jenis tuturan direktif karena ditandai dengan
tindakan „Anjuran‟ seperti yang ditunjukkan verba “jangan lupa Bapak tanyakan
juga kepada anak-anak”.
Setelah data selesai dianalisis, maka untuk mengetahui strategi komunikasi
pemasar asuransi yang digunakan melalui tindak tutur, maka dibuat tabel
rekapitulasi data sebagai berikut.
No.
1
2
3
4
5
Jenis
Tindak Tutur
Asertif
Direktif
Ekspresif
Komisif
Deklaratif
Jumlah Tuturan
Tabel 3.2
Tabel Rekapitulasi Data
Makna
Frekuensi
Tindak Tutur
Persentase
Berdasarkan bentuk analisis yang digunakan tersebut, sebagai patokan
yang digunakan dalam menganalisis tindak tutur pemasar asuransi adalah sebagai
berikut.
No
1.
Tabel 3.3
Tabel Instrumen Jenis Tindak Tutur
Jenis
Indikator
Tindak Tutur
Deklarasi
Berpasrah
Memecat
Membabtis
Memberi nama
Mengucilkan
Menghukum
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
2.
refresentatif
3.
Ekspresif
4.
Direktif
5.
Komisif
Menamakan
Menyatakan suatu fakta
Penegasan
Mengeluh
mengklaim
Menyimpulkan
Mendeskrifsikan
pernyataan kegembiraan
pernyataan kesulitan
pernyataan kesukaan
pernyataan kebencian
pernyataan kesenangan
berterima kasih
memberi selamat
meminta maaf
menyalahkan
memuji
berbela sungkawa
Perintah
Pemesanan/memesan
Permohonan
Pemberian saran
Menasehati
Merekomendasi
Imbauan
Harapan
Berjanji
bersumpah
Ancaman
Penolakan
Ikrar
Menawarkan sesuatu
E. Alur Penelitian
Berdasarkan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maka Spradley
(dalam Sugiono, 2014, hlm. 347) mengatakan proses penelitian kualitatif ini
dimulai setelah memasuki lapangan dengan menetapkan seseorang informan yang
dipercaya
mam
DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN
KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Oleh
Ai Siti Nurjamilah
NIM 1303222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
LEMBAR HAK CIPTA
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI
DENGAN NASABAH DAN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN
KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI DI KOTA TASIKMALAYA
oleh
Ai Siti Nurjamilah
UPI Bandung, 2015
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
©Ai Siti Nurjamilah, 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.
ABSTRAK
Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “Strategi Berkomunikasi Pemasar Asuransi dengan
Nasabah dan Pemanfaatannya untuk Menyusun Bahan Pelatihan
Keterampilan Berbicara bagi Pemasar Asuransi di Kota Tasikmalaya.”
Penelitian ini dilatarbelakangi dari pemikiran bahasa adalah aspek penting
dalam kehidupan. Salah satu aktivitas yang lekat dengan penggunaan bahasa
sebagai medianya adalah kegiatan komunikasi pemasaran. Pada kenyataannya para
pemasar asuransi di kota Tasikmalaya belum mampu menggunakan bahasa secara
tepat yang mampu mempengaruhi dan meyakinkan nasabah serta kemampuan
berbicara secara sistematis dan efektif masih minim. Wujud penggunaan bahasa
terealisasi melalui tindak tutur. Oleh karena itu, peneliti berusaha memotret jenis
tindak tutur dan bentuk bahasa yang terdapat dalam tuturan pemasar asuransi di
kota Tasikmalaya.
Penelitian ini bertujuan untuk: (a) mendeskrifsikan jenis tindak tutur
direktif, asertif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang terdapat dalam tuturan
pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. (b)
mendeskrifsikan bentuk bahasa imperatif persuasif yang terdapat dalam tuturan
pemasar asuransi dalam komunikasi pemasaran di kota Tasikmalaya. Dan (c)
mendeskripsikan bahan ajar/pelatihan yang disusun berdasarkan hasil penelitian
yang disesuaikan dengan kebutuhan para pemasar asuransi di kota Tasikmalaya.
Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan data kualitatif. Sampel
diambil secara purposif dengan instrumen penelitian observasi partisipan, angket,
dan simak rekam atau dokumentasi berupa video audio visual.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh simpulan
sebagai berikut: (a) jenis tindak tutur pemasar asuransi dominan menggunakan
jenis tindak tutur ilokusi asertif daripada direktif dan komisif karena pada dasarnya
pemasar asuransi selain mengharapkan nasabah membeli asuransi, pemasar juga
berusaha memberikan pengertian dan pemahaman mengenai kebermanfaatan
asuransi bagi nasabah sehingga nasabah faham dan sadar terhadap proteksi yang
diberikan asuransi sangat dibutuhkan dan bermanfaat. Selain itu, pada dasarnya
setiap orang termasuk nasabah lebih suka diajak dengan cara pemberian
pemahaman yang baik daripada diperintah. (b) bentuk bahasa yang dominan
digunakan oleh pemasar asuransi I, pemasar asuransi II, dan pemasar asuransi III
adalah bahasa yang berupa bujukan. Pada kenyataannya bujukan dan desakan
termasuk ke dalam bentuk berbicara untuk meyakinkan. (c) berdasarkan hasil
penelitian, penulis menyusun bahan pelatihan berbicara untuk pemasar asuransi.
bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara tersebut berupa modul yang
disusun sesuai dengan kebutuhan pemasar dalam meningkatkan keterampilan
berbicara. Modul tersebut terdiri atas lima bagian yaitu pembelajaran 1 mengenai
konsep dasar komunikasi, pembelajaran 2 kompetensi keterampilan berbicara,
pembelajaran 3 komunikasi verbal, pembelajaran 4 komunikasi nonverbal, dan
pembelajaran 5 dasar-dasar pemasar secara teknis.
v
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN
PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nurjamilah, Ai Siti. 2015. “The Communication Strategy of the Insurance
Marketing Agents to the Customers and Its Use to Arrange Speaking Skill
Training Material for the Insurance Marketing Agents in Tasikmalaya.”
The background is based on the language point of view that is an
important aspect in life. One of the activities dealing with the use of language as
the media is the marketing communication activities. In fact, the insurance
marketing agents in Tasikmalaya haven’t been able to use influential and convince
language appropriately to gain the customer’s attention and also their speaking
skill is still lack systematically and effectively. The form of language is realised
through speech acts. Hence, the researcher tries to figure the types of speech act
out and the form of language on the insurance marketing agents’ utterances in
Tasikmalaya.
This research is aimed at: (a) describing the types of speech act, such as
directive, assertive, commisive, expressive, and declarative relied on the insurance
marketing agents’ utterances dealing with marketing communication in
Tasikmalaya, (b) describing imperative-descriptive form on the agents’ utterances
in marketing communication in Tasikmalaya, (c) describing the material/training
arranged based on the result of the research that is agreed with the need of the
insurance marketing agents in Tasikmalaya.
The method of this research is descriptive with qualitative data. The
sample is gained purposively with the participant observation, questionnaire, and
recording or documentation in the form of audio-visual video as the instruments of
this research.
Based on the result of this research that has been conducted, some
conclusions are described as: (a) the insurance marketing agents use assertive
illocutionary acts dominantly than directive and commisive as basically the agents
expect not only the customers buying the insurance, but also the insight and
understanding provided about the benefit of insurance for the customers, so that
they understand and realise regarding to the benefit and the importance of
protection given by the insurance. On the other hand, basically everyone including
customers prefers being asked the appropriate insight to being instructed. (b) the
form of language use used by the insurance marketing agents dominantly I, II, and
III is the language in the form of persuasion. In fact, the persuasion and insistence
are included as the convincing language. (c) based on the result, the writer
arranged the speaking training material for the insurance marketing agents. The
form of that material/speaking skill training is a module arranged based on the
need of the marketing agents in improving speaking skill. That module consists of
five parts; the first lesson is about the basic concept of communication, speaking
skill competence as the second lesson, verbal communication for the next lesson,
non-verbal one as the fourth part, and the basics of marketing agent technically as
the last part of the lesson.
vi
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN
PEMANFAATANNYA UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................
i
KATA PENGANTAR………………………………………………….............
ii
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………………...
iii
ABSTRAK…......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI…...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL…...........................................................................................
xi
DAFTAR DIAGRAM…....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN…..................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian…...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah Penelitian…......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian…..….................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian…......................................................................................
8
E. Definisi Operasional…...................................................................................
9
F. Struktur Organisasi Tesis…............................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Ihwal Komunikasi….......................................................................................
11
1. Pengertian Komunikasi…..........................................................................
11
2. Unsur Komunikasi….................................................................................
13
3. Fungsi Komunikasi…................................................................................
22
4. Model Komunikasi….................................................................................
26
B. Strategi Komunikasi…....................................................................................
29
viii
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Komunikasi Verbal….....................................................................................
29
1. Ragam Bahasa….......................................................................................
31
2. Bahasa Lisan…..........................................................................................
34
3. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar…................................................
42
4. Berbicara sebagai Keterampilan Berkomunikasi…..................................
43
5. kedwibahasaan…......................................................................................
45
6. Bahasa dalam Transaksi Perdagangan…..................................................
48
D. Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur dalam Komunikasi…................................
49
1. Ihwal Tuturan….........................................................................................
49
2. Peristiwa Tutur….......................................................................................
51
3. Tindak Tutur…...........................................................................................
52
4. Situasi Tutur…...........................................................................................
56
E. Ihwal Asuransi…............................................................................................
57
1. Pengertian Asuransi…...............................................................................
57
2. Risiko dan Jenis Risiko Asuransi…..........................................................
58
3. Produk Asuransi…....................................................................................
58
4. Istilah- istilah dalam Asuransi…................................................................
59
F. Ihwal Modul…................................................................................................
62
1. Pengertian Modul…...................................................................................
62
2. Karakteristik Modul…...............................................................................
63
3. Komponen-komponen Modul…................................................................
64
4. Langkah Penyusunan Modul…..................................................................
66
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian….........................................................................................
67
B. Sumber Data Penelitian…...............................................................................
68
C. Teknik Pengumpulan Data…..........................................................................
68
ix
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Teknik Pengolahan Data….............................................................................
69
E. Alur Penelitian….............................................................................................
72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data …...........................................................................................
73
B. Analisis Data…..............................................................................................
74
1. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi….....................................
74
a. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 1….............................
75
b. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 2…………………….
131
c. Analisis Jenis Tindak Tutur Pemasar Asuransi 3….............................
167
2. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi……………………………...
200
a. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 1…....................................
200
b. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 2…....................................
212
c. Analisis Bentuk Bahasa Pemasar Asuransi 3…....................................
217
C. Pembahasan Hasil Penelitian…......................................................................
224
D. Modul Pelatihan Keterampilan Berbicara Pemasar Asuransi….....................
240
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan…......................................................................................................
282
B. Implikasi…......................................................................................................
283
C. Rekomendasi…...............................................................................................
284
DAFTAR PUSTAKA ….....................................................................................
286
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA UNTUK
MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kegiatan
berkomunikasi
adalah
kegiatan
bagi
manusia
untuk
mengekspresikan diri, menyampaikan informasi, ide, dan emosi, melalui simbol
kata. Dari waktu ke waktu manusia dihadapkan dengan permasalahan sosial yang
penyelesaiannya menyangkut dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan
cara yang lebih baik. Penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi dengan
memperhatikan faktor lawan bicara, situasi atau keadaan, dan topik pembicaraan
dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, maka bahasa
yang dipilih harus selaras atau sejalan dengan tujuan tadi yang hendak dicapai
serta harus membangun kegiatan komunikasi yang benar-benar terkonsep guna
pencapaian tujuan.
Berkenaan dengan komunikasi, Mulyana (2011, hlm. 72) menyatakan
bahwa,
apabila seseorang akan berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain
dengan tujuan pencapaian tertentu, maka ia harus memperhatikan unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu pengirim/
komunikator, pesan, saluran/ media, penerima/ pendengar, efek dan
feedback (umpan balik).
Kegiatan atau aktivitas masyarakat pasti akan selalu menggunakan bahasa
sebagai media untuk berkomunikasi. Salah satu di antara banyak kegiatan manusia
yaitu kegiatan pemasaran yang bersifat persuasif. Agar bahasa yang digunakan
dalam kegiatan pemasaran dapat dipahami oleh masyarakat, dalam hal ini adalah
calon
pembeli
(konsumen),
maka
tenaga
pemasar
harus
memilih
dan
menggunakan bahasa berdasarkan karakteristik partisipan yang dihadapinya,
situasinya, serta topik pembicaraannya.
Pentingnya
memperhatikan
bahasa
dalam kegiatan
pemasaran
yang
dilakukan oleh tenaga pemasar pada hakikatnya dituntut oleh setiap perusahaan
bahwa tenaga pemasar harus mampu mengajak bahkan mempengaruhi konsumen
agar mengikuti atau melakukan apa yang dikehendaki oleh tenaga pemasar
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
2
tersebut. Hal ini sebenarnya menunjukan bahwa penggunaan bahasa dalam
komunikasi yang tepat akan turut menentukan berhasil atau tidaknya proses
pemasaran yang dilakukan.
Secara umum menurut Kotler dan Keller (2009, hlm. 6) dalam praktiknya
tenaga pemasar memasarkan sepuluh tipe entitas, yaitu : barang, jasa, acara,
pengalaman, orang, tempat, properti (hak kepemilikan), organisasi, informasi dan
ide. Dalam hal ini, penulis akan lebih khusus melaksanakan kajian komunikasi
yang dilakukan oleh tenaga pemasar pada bidang jasa khususnya tenaga pemasar
yang bekerja di perusahaan asuransi yang selanjutnya dikatakan sebagai agen
asuransi/pemasar asuransi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hukum online.com pada artikel yang
diterbitkan pada 13 Maret 2014, dalam perkembangannya bisnis asuransi setiap
tahunnya
mengalami
peningkatan.
Hal
ini
menggambarkan
bahwa
tingkat
kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai asuransi jiwa semakin besar.
Jumlah tertanggung selama tahun 2013 meningkat yakni dari 45,77 juta menjadi
88,13 juta orang. Berdasarkan tingkat keterpahaman masyarakat terhadap asuransi
sekarang ini, maka akan memberikan manfaat kepada seluruh pihak (pemerintah,
perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat).
Data hasil survei yang digagas oleh salah satu perusahaan asuransi bekerja
sama dengan MarkPlus Insight pada 2011, menemukan fakta bahwa tiga dari lima
orang Indonesia tidak punya persiapan jika menghadapi risiko kesehatan atau
kematian. Bukan hanya dana cadangan untuk berjaga-jaga, mereka juga tidak
melindungi dirinya dan keluarganya dengan asuransi apabila menghadapi musibah
yang tak terduga. Hanya 17,5 persen orang Indonesia di kota-kota besar yang
sudah memiliki asuransi jiwa. Hal ini menjadi perbedaan yang mencolok bila
dibandingkan dengan Negara- Negara maju dan berkembang seperti Amerika,
Eropa, dan sebagian Negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, dan Australia
yang jika dirata-ratakan masyarakatnya hampir 80% sudah menjadi nasabah
asuransi.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Berdasarkan data di atas, peluang bisnis asuransi atau kajian tentang
asuransi cukup mempunyai peluang, dampak, dan manfaat yang besar terutama
bagi pemerintah, perusahaan, tenaga pemasar (agen asuransi), dan masyarakat.
Pertama bagi pemerintah, dengan menjamurnya perusahaan asuransi yang ada di
Indonesia, maka membantu peran serta pemerintah dalam rangka melindungi hak
dasar warga negaranya khususnya perlindungan jiwa. Selain itu membantu
peningkatan devisa Negara dari hasil inventasi seluruh perusahaan asuransi yang
berada di Indonesia. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan dan mengesahkan kebijakan yakni melalui program yang
dikelola oleh BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Kedua,
bagi
perusahaan dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia belum menjadi nasabah
asuransi,
maka
suatu
peluang
bagi pelaku
bisnis
untuk
mengembangkan
bisnisnya, sehingga masyarakat yang terlindungi jiwanya semakin meningkat serta
memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, masyarakat
yang belum memiliki pekerjaan dapat bekerja di perusahaan asuransi.
Hal tersebut menggambarkan bahwa perusahaan asuransi menjadi mitra
pemerintah dalam membangun bangsa sehingga pengangguran dan kemiskinan
setahap demi setahap dapat dikikis atau diatasi demi mewujudkan kesejahteraan
bangsa Indonesia. Ketiga, bagi pemasar asuransi menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan
untuk
mengembangkan
diri
agar
mendapatkan
penghasilan,
membantu program pemerintah, dan meningkatkan omset perusahaan asuransi.
Dan yang keempat, bagi masyarakat yakni membantu masyarakat dalam rangka
mrndapatkan manfaat perlindungan, khususnya perlindungan jiwa masyarakat.
Seluruh unsur di atas mempunyai peran penting yang tak terpisahkan
antara satu dengan yang lainnya. Namun, melalui kajian ini, penulis mengambil
salah satu peran yang sangat penting yakni pemasar asuransi. Hal ini didasari
karena melalui tenaga pemasar asuransilah masyarakat/nasabah dapat memperoleh
informasi yang menyeluruh tentang asuransi. Oleh karena itu, pemasar asuransi
harus memiliki kecakapan dalam berkomunikasi sehingga seluruh informasi
berkenaan asuransi dapat tersampaikan kepada calon nasabah/ masyarakat dengan
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
benar dan dapat diterima oleh calon nasabah/ masyarakat, esensi dan manfaat dari
produk yang dipasarkannya tersampaikan dengan baik, sehingga cita-cita dan
tujuan seluruh pihak dapat diwujudkan.
Seorang
kemampuan
pemasar
asuransi
berkomunikasi
yang
pada
baik
dasarnya
karena
mutlak
berhubungan
harus
memiliki
dengan
dunia
kerjanya. Seorang pemasar idealnya mampu berkomunikasi dengan pola yang
tepat untuk menyampaikan produk yang ditawarkan secara gamblang dan
sistematis.
Berkaitan dengan kegiatan komunikasi, maka tidak akan terlepas dengan
keterampilan berbicara. Berbicara dalam komunikasi verbal akan sangat erat
kaitannya dengan pragmatik. Seperti kita ketahui dalam komunikasi, satu maksud
atau satu fungsi dapat diungkapkan dengan berbagai bentuk/struktur. Untuk
maksud
“menyuruh” orang lain,
penutur dapat mengungkapkannya dengan
kalimat imperatif, kalimat deklaratif, atau bahkan dengan kalimat interogatif.
Dengan demikian, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada
ke formalisme. Pragmatik berbeda dengan semantik, pragmatik mengkaji maksud
ujaran dengan satuan analisisnya berupa tindak tutur (speech act), sedangkan
semantik menelaah makna satuan lingual (kata atau kalimat) dengan satuan
analisisnya berupa arti atau makna.
Kajian pragmatik
lebih menitikberatkan pada ilokusi dan perlokusi
daripada lokusi sebab di dalam ilokusi terdapat daya ujaran (maksud dan fungsi
tuturan), perlokusi berarti terjadi tindakan sebagai akibat dari daya ujaran tersebut.
Sementara itu, di dalam lokusi belum terlihat adanya fungsi ujaran, yang ada
barulah makna kata/kalimat yang diujarkan.
Berbagai tindak tutur yang terjadi di masyarakat, baik tindak tutur
representatif,
direktif,
ekspresif,
komisif,
dan deklaratif,
merupakan bahan
sekaligus fenomena yang sangat menarik untuk dikaji secara pragmatis dalam hal
kegiatan komunikasi pemasaran.
Observasi awal penelitian ini dilakukan dengan cara Penyebaran angket
mengenai kebutuhan keterampilan berbicara pemasar asuransi dalam komunikasi
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pemasaran yang dilakukan di daerah Tasikmalaya, dengan pemasar asuransi yang
menjadi responden dalam observasi ini sebanyak 20 responden berasal dari
perusahaan yang berbeda. Dari perusahaan AIA 2 responden, BNI Life Insurance
2 responden,
Bumi Putera 2 responden, Takaful 2 responden, Prudential 3
responden, Generali Life Insurance 2 responden, Wahana Tata 2 responden,
Jiwasraya 2 responden, Allianz 2 responden, dan Panin Life 1 responden.
Angket yang diajukan kepada para pemasar asuransi berkaitan dengan
kebutuhan keterampilan berbicara dalam komunikasi pemasaran serta perlunya
pelatihan berbicara dalam berkomunikasi untuk mempengaruhi dan meyakinkan
calon nasabah. Jumlah pertanyaan dalam angket sebanyak 18 pertanyaan yang
meliputi produk dan sasaran perusahaan asuransi, cara agen asuransi menjual
produk, bahasa yang mereka gunakan ketika memasarkan produk, pentingnya
keterampilan berbicara dalam berkomunikasi, kendala yang dialami mereka ketika
berkomunikasi, gestur atau bahasa tubuh mempengaruhi keberhasilan komunikasi,
serta kecukupan pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Berdasarkan 20 responden yang telah mengisi angket, sebanyak 75%
mengatakan bahwa mereka menjual produk asuransi secara langsung, artinya
sangat jelas dalam kegiatan ini kecakapan berbicara sangat penting, karena
keberhasilan penjualan produk tentunya ditunjang oleh kemampuan berbicara
untuk mempengaruhi nasabah, dan sebanyak 25% mengatakan mereka menjual
produk bisa melalui telpon maupun berhadapan langsung dengan nasabah. selain
itu, pertanyaan mengenai pentingnya keterampilan berbicara dalam memasarkan
produk dijawab sangat penting oleh para responden sebanyak 100%.
Sebanyak 75% para pemasar asuransi menggunakan bahasa Indonesia
dalam memasarkan asuransi dan sebanyak 25% pemasar asuransi menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa daerah (campuran) dengan alasan tergantung situasi
dan
kondisi
nasabah
yang
dihadapi.
Ketika
ada
pertanyaan
pentingkah
memperhatikan gestur ketika berkomunikasi dengan nasabah, maka sebanyak
100% mengatakan penting karena dengan gestur dapat lebih meyakinkan nasabah
dan mempermudah memberikan pemahaman kepada nasabah.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Ketika berkomunikasi dengan nasabah, tentunya tidak akan selamanya
bejalan dengan lancar, dan ternyata ketika pertanyaan mengenai kendala yang
dihadapi ketika menghadapi nasabah diajukan kepada para responden, sebanyak
56% mengatakan mereka menghadapi kendala berkenaan dengan kemampuannya
dalam mempengaruhi dan meyakinkan nasabah untuk membeli asuransi, dan
sebanyak 44% mengatakan kemampuan berbicara secara sistematis dan efektif
yang menjadi kendala bagi mereka. Dengan adanya beberapa kendala tersebut
maka perlu diajukan pertanyaan mengenai adanya pelatihan yang dilakukan oleh
perusahaan, dan sebanyak 93% mengatakan bahwa ada pelatihan yang diberikan
oleh perusahaan dan hanya 7% mengatakan tidak ada pelatihan yang diberikan
perusahaan.
Dengan
adanya
pelatihan
yang
diadakan
perusahaan,
maka
pertanyaan selanjutnya yang diajukan adalah sudah cukupkah pelatihan yang
diberikan oleh perusahaan untuk membekali para pemasar asuransi tersebut, dan
sebanyak 87% mengatakan bahwa pelatihan belum cukup dan perlu diadakan
pelatihan secara mendalam terutama dalam hal meyakinkan nasabah untuk tertarik
terhadap asuransi, dan sebanyak 13% mengatakan pelatihan yang diberikan
perusahaan belum cukup dan perlu diadakan pelatihan yang lebih mendalam
terutama pelatihan untuk lebih menguasai materi asuransi dan produk-produk
asuransi.
Hasil studi pendahuluan, semua pemasar asuransi menganggap bahwa
kemampuan berbicara itu penting, terutama untuk meyakinkan orang lain dalam
kegiatan komunikasi pemasaran. mereka sangat membutuhkan pelatihan berbicara
terutama yang sifatnya persuasif. berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang
baik
dan benar,
disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi karena pada
kenyataannya masih banyak pemasar asuransi yang kurang bisa meyakinkan
nasabahnya sehingga banyak terjadi penolakan.
Selain
penampilan
itu,
banyak
tetapi tidak
pemasar
asuransi
yang
hanya
mengandalkan
ditopang dengan kemampuan berkomunikasi yang
berkualitas. Dalam kegiatan pemasaran, selain produk yang dipasarkan, konsep
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
komunikasilah yang pada dasarnya merupakan modal yang harus dimiliki dan
dikuasai.
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik tidaklah mudah. Banyak
orang terampil menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, namun sering kurang
terampil menyajikan gagasan secara lisan atau secara langsung.
Salah satu aspek yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin sukses
ialah keterampilan komunikasi efektif dan dapat berbicara di depan umum
atau melakukan presentasi secara efektif dengan bahasa lisan (verbal),
dengan menggunakan bahasa nonlisan (nonverbal) dan bantuan alat peraga
visual (Hidajat, 2006, hlm. 3).
Keberhasilan
pencapaian
tujuan
dalam kegiatan
komunikasi sangat
dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan. Pada umumnya semua individu mampu
mengemukakan gagasan, tetapi tidak semua individu mampu
membuat para
pendengar merasa tertarik terhadap apa yang dibicarakan. Dalam kegiatan
komunikasi pemasaran, seorang tenaga pemasar harus memperhatikan bahasa
yang
digunakannya,
sikap
yang
ditunjukan
dalam
menyampaikan
atau
memasarkan produk, agar nasabah dapat menyikapi ujarannya sebagai alasan
untuk
mempercayainya.
memperhatikan
tindak
Dengan demikian,
tuturnya
ketika
seorang pemasar asuransi harus
menghadapi
nasabah.
titik
tolak
keberhasilannya dalam memasarkan produk asuransi tercermin dari bahasa yang
digunakan dan bagaimana strategi berbahasa pemasar tersebut menawarkan
produk yang ditawarkan melalui pesan yang disampaikan terhadap nasabah.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Hidajat di atas, kemampuan
berkomunikasi sangat penting dikuasai oleh setiap individu baik dalam profesi
apapun. Komunikasi yang efektif dan baik adalah keahlian yang diinginkan oleh
setiap individu. Berdasarkan hasil analisis tindak tutur komunikasi pemasar
asuransi ini, peneliti bermaksud untuk menjadikannya sebagai bahan untuk
pelatihan keterampilan berbicara dalam berkomunikasi para pemasar asuransi
dalam bentuk modul, sehingga modul tersebut dapat menjadi alternatif panduan
para pemasar asuransi dalam melaksanakan kegiatan komunikasi pemasaran.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, rumusan masalah
penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi dalam
memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya?
2. Bagaimana tindak tutur atau aksi komunikasi yang digunakan pemasar
asuransi terhadap nasabah ketika memasarkan produk asuransi di daerah
tasikmalaya?
3. Bagaimana bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar
asuransi?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan
pertanyaan penelitian,
maka penelitian ini dilaksanakan untuk
mencapai tujuan sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan bahasa yang digunakan oleh pemasar asuransi ketika
memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah Tasikmalaya.
2. Mendeskripsikan tindakan atau aksi komunikasi yang terjadi ketika pemasar
asuransi memasarkan produk asuransi kepada nasabah di daerah tasikmalaya.
3. Menyusun bentuk bahan ajar/pelatihan keterampilan berbicara bagi pemasar
asuransi.
D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan yang ingin dicapai, peneliti pun sangat menginginkan hasil
penelitian ini memiliki manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi tenaga pemasar
dalam hal ini para pemasar asuransi yang dituntut untuk mempunyai kemampuan
komunikasi yang tepat dalam kegiatan pemasaran. Manfaat hasil penelitian yang
diharapkan antara lain sebagai berikut ini.
1. Manfaat secara teoretis
Secara teori menggambarkan bahwa penelitian ini bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pada cabang ilmu yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti yakni kemampuan berbicara yang berkenaan dengan penggunaan bahasa
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
dalam komunikasi pemasaran
terutama
dalam tindak
tuturnya.
Penerapan
komunikasi yang tepat tentu mendukung pengetahuan dan teknis persiapan untuk
dapat berbicara dengan baik ketika menghadapi calon nasabah atau konsumen.
strategi komunikasi yang dihasilkan dari pengkajian diharapkan memberikan
sumbangan dalam penerapan kegiatan komunikasi dengan memperhatikan bahasa
yang digunakan oleh tenaga pemasar sehingga penelitian ini diharapkan akan
terus mengalami perkembangan dalam segi teori-teorinya dan diterapkan dalam
kegiatan komunikasi pemasaran.
2.
Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengetahuan mengenai keterampilan berbicara
terutama dalam hal tindak tutur seorang komunikan dalam komunikasi pemasaran.
Teknik
mengorganisasikan
ide
yang
terealisasi dalm kalimat dan strategi
pemilihan kata-kata para pemasar asuransi ketika menghadapi konsumen/calon
nasabah dalam menawarkan produk asuransi menjadi informasi baru bagi peneliti
untuk penyusunan bahan pelatihan penguasaan keterampilan berbicara dalam
berkomunikasi para tenaga pemasar yakni agen asuransi.
3.
Bagi Pemasar Asuransi
Penelitian ini dapat membantu para tenaga pemasar untuk melatih
kemampuan
berkomunikasi dan keterampilan berbicara ketika menawarkan
produk kepada konsumen/calon nasabah. Strategi penyusunan kata-kata yang
akurat yang dapat memengaruhi konsumen dapat menjadi informasi bagi pemasar
asuransi untuk mempersiapkan mekanisme dan konsep penawaran produk.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini mencakup hal berikut.
1. Strategi komunikasi pemasar asuransi yang dimaksud adalah sebuah rencana
yang disusun oleh pemasar asuransi yang meliputi cara untuk mendapatkan
sesuatu dalam hal ini adalah strategi penggunaan bahasa dalam tindak tutur
komunikasi
mempengaruhi
pemasaran
orang
untuk
lain
untuk
membangun
berpikir
kontak
dan
sosial
berprilaku
dan
untuk
seperti yang
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
diinginkan. Alat yang digunakan yaitu bahasa terutama segi tindak tutur dan
peristiwa tutur.
2. Pemasar asuransi adalah tenaga pemasar yang bertugas memprospek atau
menawarkan produk asuransi kepada nasabah.
3. Bahan pelatihan keterampilan berbicara yang dimaksud adalah bahan pelatihan
atau modul yang disusun berdasarkan hasil penelitian yakni berdasarkan
penemuan-penemuan dalam penelitian yang berkaitan dengan keterampilan
berbahasa yang harus dimiliki oleh seorang pemasar asuransi terutama dalam
menggunakan jenis tuturan dalam berkomunikasi sehingga pemasar asuransi
terampil dalam berbicara.
F. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis berisi rincian mengenai urutan penulisan tesis dari
setiap bab dan bagian bab dalam tesis, mulai dari bab I hingga bab V.
1. Bab I, di dalam bab ini memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian (manfaat teoretis, manfaat
praktis, dan manfaat bagi peneliti).
2. Bab II, di dalam bab ini membahas beberapa teori yang dijadikan sebagai
landasan oleh peneliti di dalam melakukan penelitian. Sehubungan dengan
masalah penelitian ini,
maka peneliti menyusun landasan teori yang
berkaitan dengan ihwal komunikasi, mulai dari pengertian komunikasi,
unsur
komunikasi,
fungsi
komunikasi,
model
komunikasi,
strategi
komunikasi; teori mengenai komunikasi verbal; teori tindak tutur dan
peristiwa tutur dalam berkomunikasi; ragam bahasa dan bahasa lisan;
kedwibahasaan; dan bahasa dalam transaksi jual beli.
3. Bab III. Dalam bab ini, membahas mengenai rancangan penelitian yang
digunakan.
Dalam penelitian
ini,
penelitian
menggunakan pendekatan
kualitatif yang sifatnya deskriptif analisis. Bab III ini meliputi metode
penelitian, desain penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, teknik pengolahan data, dan alur penelitian.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
4. Bab IV. Pada bab ini membahas mengenai temuan-temuan penelitian ketika
mengobservasi langsung objek penelitian di lapangan yang dilakukan
dengan cara peliputan atau di dokumentasikan melalui audio visual.
Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut, maka data yang diperoleh
dianalisis
kemudian
dideskrifsikan
dalam bentuk
pembahasan
setiap
instrument penelitian.
5. Bab V. Pada bab ini terdiri atas simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Di
dalam simpulan,
akan
membahas
hasil temuan-temuan
di lapangan
berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun pada bab I. selanjutnya,
di dalam implikasi dan rekomendasi, akan membahas mengenai strategi
komunikasi melalui tindak tutur pemasar dalam komunikasi pemasaran.
Saran-saran yang akan disampaikan kepada lembaga atau peneliti yang
akan melakukan penelitian serupa dengan penelitian ini.
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis
karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kenyataan di lapangan yaitu
tindak tutur pemasar asuransi dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Metode ini
digunakan karena sesuai dengan acuan penelitian yang bersifat kualitatif yang
memusatkan analisis pada kualitas data. Selain itu, metode ini digunakan dengan
tujuan untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan penelitian. Oleh
karena itu, langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalahmasalah yang telah dirumuskan.
Metode penelitian deskriptif analisis merupakan suatu cara pemecahan
masalah dengan cara menggambarkan suatu objek. Objek yang akan digambarkan
terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa
sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta yang
nampak dan bersifat apa adanya.
Metode kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data yang
bersifat deskriptif, yaitu ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati. Hal
tersebut sejalan
dengan pendapat Arikunto (2006, hlm. 12) bahwa metode
kualitatif merupakan metode penelitian yang terjadi secara alamiah, apa adanya,
dalam
situasi
normal
yang
tidak
dimanipulasi
keadaan
dan
kondisinya,
menekankan pada deskripsi secara alami. Selain itu, Bodgan Biklen (1982, hlm.
27-29) mengemukakan karakteristik penelitian kualitatif, yaitu (1) menggunakan
lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, (2) sifatnya deskriptif analitik,
(3) tekanan penelitian ada pada proses bukan pada hasil, (4) sifatnya induktif, (5)
mengutamakan makna.
Sugiyono (2010, hlm. 9) mengatakan bahwa karakteristik penelitian
kualitatif dapat dikemukakan sebagai berikut:
67
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen),
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan proses daripada produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Berdasarkan ciri-ciri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
metode penelitian kualitatif maka kebenaran sesuatu dapat diperoleh dengan cara
menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti karena
kondisinya yang sangat alamiah.
B. Sumber Data Penelitian
Data
dalam penelitian ini berupa tuturan pemasar asuransi dalam
memasarkan produk kepada nasabah. Sumber data dalam penelitian ini adalah
pemasar asuransi jiwa yang ada di kota Tasikmalaya yang berjumlah 10
perusahaan asuransi, namun data yang dipilih dalam penelitian ini hanya dua
perusahaan yaitu pemasar asuransi AIA dan Prudential, hal ini dilakukan dengan
alasan bahwa berdasarkan penyebaran angket yang dilakukan kepada para
pemasar asuransi di setiap perusahaan, mereka mempunyai permasalahan yang
sama dan karakterisitik produk yang ditawarkan rlatif sama. selain itu, perusahaan
asuransi
AIA
dimasyarakat.
dibandingkan
dan
Prudential
Asuransi
dengan
dipilih
Prudential
asuransi AIA,
berdasarkan
sudah
lebih
tingkat
dikenal
di
ketenarannya
masyarakat
maka dari itu penulis ingin melihat
perbandingan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pemasar asuransi AIA
dan Prudential. Dokumentasi berupa foto-foto dan video penelitian lapangan
menjadi data penunjang dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Perolehan
data
penelitian
dapat
dilakukan
dengan
beberapa teknik. Arikunto (2006, hlm. 222) berpendapat
menggunakan
teknik pengumpulan
data dapat berupa wawancara, tes, angket (kuesioner), observasi, skala
bertingkat, dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
digunakan beberapa teknik pengumpulan data.
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tindak tutur dan peristiwa
tutur
yang
terjadi pada
pemasar
asuransi dalam pelaksanaan
kegiatan
komunikasi pemasaran. Teknik ini melibatkan peneliti secara langsung dalam
kegiatan pengamatan di lapangan.
2. Angket
Angket
komunikasi
digunakan
yang
untuk
dilakukan
kendala/kesulitan-kesulitan
yang
memperoleh
oleh
pemasar
dihadapi
informasi mengenai kegiatan
asuransi
ketika
berkenaan
melakukakn
dengan
komunikasi
pemasaran.
3. Dokumentasi yang berupa audio visual (video)
Teknik pengumpulan data dokumentasi yang berupa audio visual (video)
dilakukan untuk memperoleh data mengenai tindak tutur pemasar auransi dalam
kegiatan komunikasi pemasaran. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan oleh
pemasar ketika menawarkan produk kepada nasabah. berdasarkan dokumentasi
berupa audio visual tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
tindak tutur pemasar asuransi dalam memberikan informasi dan menawarkan
produk asuransi (sebagai pengirim pesan), sehingga tergambar bahasa yang
digunakan berupa tindak tutur ilokusi yang menjadi pusat kajian pragmatik baik
berupa kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif yang tidak sesuai dengan
modus kalimat tersebut demi mencapai tujuan yang dimaksud penutur dalam hal
ini pemasar asuransi sehingga dapat diamati baik verbal maupun non verbalnya.
D. Teknik Pengolahan Data
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan teori tindak tutur Searle
(1983) dan Leech (1983). Langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut. (1)
teknik
identifikasi.
Setelah
data
rekaman berbentuk
transkripsi terkumpul,
kemudian penulis mengidentifikasi objek yang akan diteliti dan menetapkan data
yang termasuk jenis tindak tutur direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif.
(2) teknik klasifikasi, yakni mengelompokkan kata berdasarkan jenis tindak tutur
direktif, komisif, asertif, ekspresif, dan deklaratif. (3) teknik analisis, yakni data
dianalisis
menggunakan
teori tindak
tutur Searle dan Leech.
(4) teknik
pembahasan hasil anlisis data disajikan melalui kat-kata atau rangkaian kata
(kalimat). (5) Setelah mendapatkan kesimpulan hasil penelitian, maka tahap
Kelima yang dilakukan adalah tahap membuat bahan pelatihan keterampilan
berbicara. Pada tahap ini hasil penelitian mengenai tindak tutur pemasar asuransi
dalam komunikasi pemasaran menjadi dasar untuk membuat bahan pelatihan yang
berupa
modul
keterampilan
berbicara.
Jika
modul pelatihan
keterampilan
berbicara selesai disusun, maka selanjutnya tahap uji para ahli. Pada tahap ini
bahan pelatihan yang telah disusun akan ditinjau dan dinilai oleh para
ahli
sebagai penyempurnaan bahan pelatihan.
Berikut ini penulis sajikan bentuk analisis jenis tindak tutur dan peristiwa
turur pemasar asuransi.
No
Tabel 3.1
Tabel Analisis Data Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur
Lokasi dan
Wujud Tuturan
Peristiwa/Kont
Situasi
eks Tujuan
Jenis
Data
1
(PA-1/1)
Ruang Tamu;
menawarkan
produk
asuransi
…
…
…
Baik Bapak, ide yang bagus
untuk
mmendiskusikannya
dulu dengan istri, akan
tetapi jangan lupa Bapak
tanyakan juga kepada anakanak karena program ini
sangat bermanfaat untuk
mereka kelak.
…
Jenis
Tindak
Tutur
oleh Direktif
Dituturkan
pemasar
asuransi kepada
nasabah ketika
nasabah
akan
mendiskusikan
tawaran asuransi
kepada istrinya.
…
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Makna
Tindak
Tutur
Anjuran
…
71
Keterangan:
Kode (PA-1/1): jenis data tuturan pemasar asuransi data pertama kalimat pertama.
Data (PA-1/1) dianalisis sebagai jenis tuturan direktif karena ditandai dengan
tindakan „Anjuran‟ seperti yang ditunjukkan verba “jangan lupa Bapak tanyakan
juga kepada anak-anak”.
Setelah data selesai dianalisis, maka untuk mengetahui strategi komunikasi
pemasar asuransi yang digunakan melalui tindak tutur, maka dibuat tabel
rekapitulasi data sebagai berikut.
No.
1
2
3
4
5
Jenis
Tindak Tutur
Asertif
Direktif
Ekspresif
Komisif
Deklaratif
Jumlah Tuturan
Tabel 3.2
Tabel Rekapitulasi Data
Makna
Frekuensi
Tindak Tutur
Persentase
Berdasarkan bentuk analisis yang digunakan tersebut, sebagai patokan
yang digunakan dalam menganalisis tindak tutur pemasar asuransi adalah sebagai
berikut.
No
1.
Tabel 3.3
Tabel Instrumen Jenis Tindak Tutur
Jenis
Indikator
Tindak Tutur
Deklarasi
Berpasrah
Memecat
Membabtis
Memberi nama
Mengucilkan
Menghukum
Ai Siti Nurjamilah, 2015
STRATEGI BERKOMUNIKASI PEMASAR ASURANSI D ENGAN NASABAH D AN PEMANFAATANNYA
UNTUK MENYUSUN BAHAN PELATIHAN KETERAMPILAN BERBICARA
BAGI PEMASAR ASURANSI D I KOTA TASIKMALAYA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
2.
refresentatif
3.
Ekspresif
4.
Direktif
5.
Komisif
Menamakan
Menyatakan suatu fakta
Penegasan
Mengeluh
mengklaim
Menyimpulkan
Mendeskrifsikan
pernyataan kegembiraan
pernyataan kesulitan
pernyataan kesukaan
pernyataan kebencian
pernyataan kesenangan
berterima kasih
memberi selamat
meminta maaf
menyalahkan
memuji
berbela sungkawa
Perintah
Pemesanan/memesan
Permohonan
Pemberian saran
Menasehati
Merekomendasi
Imbauan
Harapan
Berjanji
bersumpah
Ancaman
Penolakan
Ikrar
Menawarkan sesuatu
E. Alur Penelitian
Berdasarkan pendekatan penelitian yang bersifat kualitatif, maka Spradley
(dalam Sugiono, 2014, hlm. 347) mengatakan proses penelitian kualitatif ini
dimulai setelah memasuki lapangan dengan menetapkan seseorang informan yang
dipercaya
mam