PENGARUH PROFITABILITAS DAN NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PT. INTANWIJAYA INTERNATIONAL TBK.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GRAFIK xi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...11

1.2.1 Identifikasi Masalah ...11

1.2.2 Batasan Masalah ... 12

1.2.3 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...13

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 13

1.3.2 Kegunaan penelitian ...14

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...15

2.1.1 Kinerja Keuangan ...15

2.1.2 Laporan Keuangan ...16

2.1.1.1 Definisi Laporan Keuangan ...16


(2)

2.1.3.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan ...17

2.1.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan ...18

2.1.4 Analisis Rasio ...19

2.1.4.1 Definisi Analisis Rasio ...19

2.1.5 Profitabilitas ... 22

2.1.5.1 Definisi Profitabilitas ... 22

2.1.5.2 Rasio Profitabilitas ... 24

2.1.6 Nilai Pasar ... 32

2.1.6.1 Definisi Nilai Pasar ... 32

2.1.6.2 Rasio Pasar ... 33

2.1.7 Saham ... 39

2.1.7.1 Definisi Saham ... 39

2.1.7.2 Analisa Saham ... 39

2.1.7.3 Jenis Saham ... 42

2.1.7.4 Return Saham ... 44

2.2 Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham ...46

2.2.1 Hubungan Earning Per Share (EPS) dengan Return Saham ...46

2.2.2. Hubungan Price Earning Ratio (PER) dengan Return Saham ... 47

2.3 Hasil Penelitian Terdahulu ... 50

2.4 Kerangka Pemikiran ...51

2.5 Paradigma Penelitian ...53


(3)

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ...55

3.2 Metode dan Desain Penelitian ...55

3.2.1 Metode Penelitian ...55

3.2.2 Desain Penelitian ...56

3.2.3 Operasional Variabel ...58

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...59

3.3.1 Sumber Data ...59

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ...59

3.4 Populasi dan Sampel ...60

3.4.1 Populasi ...60

3.4.2 Sampel ...60

3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ...61

3.5.1 Rancangan Analisis Data ...61

3.5.2 Analisis Deskriptif ...62

3.5.3 Analisis Statistik ...62

3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik...62

3.5.3.2 Analisi Regresi ...64

3.5.3.3 Analisis Korelasi ...64


(4)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ...70

4.1.1 Gambaran Umum PT. Intanwijaya International, Tbk ...70

4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti ... 71

4.1.2.1 Perkembangan Profitabilitas Perusahaan ...74

4.1.2.2 Perkembangan Nilai Pasar ...76

4.1.2.3 Perkembangan Return Saham ...79

4.1.3 Statistik Deskriptif ...82

4.1.4 Analisis Statistik ...84

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik ...84

4.1.4.2 Analisis Regresi Simultan ...91

4.1.4.3 Analisis Koefisien Korelasi Parsial ...91

4.1.4.4 Analisis Koefisien Determinasi ...93

4.1.4.5 Uji Hipotesis ...94

4.1.4.6 Uji Statistik F ...94

4.1.4.7 Uji Statistik t ...95

4.2 Pembahasan ...97

4.3 Pengaruh Profitabilitas dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham ...101

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...104


(5)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan pembeli dan penjual. Dalam hal ini, pasar modal memiliki fungsi ekonomi yaitu memfasilitasi untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki dana lebih dan pihak yang membutuhkan dana.

Pasar modal mempunyai peran yang penting, baik dari sisi permintaan modal oleh perusahaan yang disebut emiten. Dan dari sisi penawaran oleh pemilik modal, yaitu masyarakat yang disebut sebagai investor. Dan keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan sehingga pasar modal dapat terus berkembang. Salah satu instrumen pasar modal yang dikenal masyarakat adalah saham.

Bagi emiten, pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat yang sangat bermanfaat. Bagi pemodal (investor), sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen, dan sebagai pemegang obligasi investor memperoleh bunga setiap tahunnya (Agus Sartono 2001 : 39). Bagi investor, pasar modal akan menjadi wahana alternatif investasi yang menjanjikan keuntungan dan sekaligus menyebar resiko. Maka dari itu seorang investor harus menganalisa perusahaan yang akan dijadikan sebagai lahan investasi.


(6)

Perusahaan yang telah menerbitkan sahamnya di pasar modal disebut dengan perusahaan terbuka (Go Public). Perusahaan yang sudah go public terdiri dari berbagai macam jenis perusahaan yang dibagi berdasarkan bidang usahanya kedalam sektor-sektor tertentu. Salah satunya adalah sektor industri dasar dan kimia.

Investasi adalah salah satu bagian dari fungsi pasar modal. Dalam pasar modal, untuk mendapatkan dana sebuah perusahaan tidak perlu menyediakan agunan sebagaimana yang di syaratkan pada investasi di bank. Selain itu, investasi dalam saham di pasar modal memungkinkan untuk memperoleh hasil yang besar.

Perkembangan sektor industri kimia nasional sangat terpengaruhi oleh krisis finansial yang terjadi dari tahun 2000 hingga saat ini yang harus banyak berhenti dan mengalami kesulitan keuangan yang cukup parah dan perlu restrukturisasi. Namun di tahun 2010 sebagai awal kebangkitan industri, pasalnya program Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pemerintah membuat program yang berupaya untuk mendorong kembali pembangunan industri. Contohnya, seperti revitalisasi pabrik semen, revitalisasi pabrik pupuk dan seterusnya. Kondisi ini menunjukkan nafas yang sama untuk meningkatkan pembangunan industri kimia.

Krisis global yang sedang terjadi saat ini memberikan suatu dorongan bagi seluruh industri yang ada di Indonesia dan perusahaan untuk tetap berdiri dan terus berproduksi dalam menghadapi persaingan. Agar tetap bisa berjalan dan terus mendapatkan income sehingga perusahaannya tidak sampai gulung tikar.


(7)

Begitu juga dengan peningkatan kualitas dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Industri di Indonesia saat ini cukup stabil, dan masih terus bisa berkembang dan mampu menarik minat para investor untuk menanamkan dananya di perusahaan tersebut. Salah satu contoh industri dasar dan kimia yang telah menorehkan prestasi yang baik di Indonesia adalah PT. Chandra Asri Pertochemical, Tbk dan menjadi salah satu industri petrokimia terbesar di Indonesia yang telah menorehkan pendapatan usaha di tahun 2011 sebesar US $2,2 miliar setara dengan (Rp 19,8 triliun), naik 22% dari 2010 sebesar US$1,8 miliar (Rp 16,2 triliun).

Naiknya pertumbuhan laba perusahaan bahan baku plastik ini dipicu oleh tingkat penjualan yang tinggi. Dan makin banyak juga para investor yang tertarik untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Karena perusahaan tersebut mempunyai prospek yang sangat bagus.

Namun berbeda dengan PT. Intanwijaya International, Tbk yang mengalami penurunan. Mulai dari tingkat pendapatan yang menjadikan harga saham dan nilai perusahaan tersebut menurun. Perusahaan yang memproduksi Urea, Phenol, Melamine, lem kayu, dan resin, setelah di terpa krisis global ini menjadi goyah. Penjualan di tahun 2008 volumenya mengalami penurunan sebesar 22%. Ditambah dengan harga saham yang terus turun menjadikan perusahaan ini makin melemah. Tabel di bawah ini menunjukkan laju pertumbuhan perusahaan di sector industri dasar dan kimia dari tahun 2009 sampai tahun 2011.


(8)

Tabel 1.1 Harga Saham sektor industri dasar dan kimia Periode tahun 2009 sampai 2011

No Kode Emiten

Harga Saham

2009 2010 2011

1 BRPT 1.330 1.170 770

2 BUDI 220 220 240

3 DPNS 460 430 710

4 EKAD 33 255 280

5 ETWA 205 230 430

6 INCI 196 245 210

7 SOBI 1.640 3.350 2.275

8 SRSN 67 60 54

9 TPIA 2.200 3.425 2600

10 UNIC 2.400 1.830 2000

Data diolah kembali. Sumber Idx.com

Dari data di atas dapat terlihat kode emiten TPIA atau PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Harga sahamnya mencapai 2.600 menjadi nilai saham teringgi diantara emiten lainnya. Lalu kode emiten SRSN atau PT. Indoacidatama, Tbk menjadi nilai harga saham terendah yaitu 54.

Para pelaku investor tentu sangat tertarik melakukan investasi pada industri atau perusahaan yang dapat memberikan return (keuntungan) saham yang tinggi. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah investasi saham. Namun banyak hal yang perlu diperhatikan, dipertimbangkan, dan dianalisis bagi investor untuk melakukan investasi.

Berikut ini adalah data perusahaan dari sektor industri dasar dan kimia yaitu PT. Intanwijaya International Tbk, dalam bentuk tabel harga saham dan


(9)

Tabel 1.2 Harga Saham dan Return Saham

PT. Intanwijaya International Tbk, Periode 2009 – 2011

No Periode Harga Saham return saham

1 2009 186 -0,173

2 2010 245 0,114

3 2011 210 0,024

Data diolah kembali. Sumber : idx.co.id

Jika kita lihat dari data tabel 1.1 mengenai pergerakan saham terjadi penurunan pada return saham hingga mencapai point negatif. Hal ini disebabkan oleh harga saham di tahun sebelumnya mengalami penurunan. Di tahun 2009 mendapati nilai -0,173. Dan di tahun 2010 jatuh pada 0,114. Namun di akhir tahun 2011 return saham jatuh di nilai 0,024.

Gambar 1.1 Return Saham PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011

(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)

Apabila kondisi ini terus berlanjut, kemungkinan akan berdampak buruk dan berkurangnya kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut. Karena setiap investor mengharapkan keuntungan dari perusahaan. Investor juga tertarik terhadap return positif dan tinggi karena akan meningkatkan kesejahteraan investor. Apabila kepercayaan investor berkurang makan investor akan menarik

-0,2 -0,15 -0,1 -0,05 0 0,05 0,1 0,15

2009 2010 2011

return saham


(10)

dana dari perusahaan, dan akan berdampak pada pendapatan perusahaan yang berkurang.

Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas

investasi yang dilakukannya (James C. Van Horne 2005 : 144). Return yang digunakan dalam penelitian ini merupakan selisih antara harga pasar sekarang dengan harga pasar sebelumnya.

Menurut Tendellin (2001:232), “Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama dalam analisis fundamental yaitu: earning per share (EPS) dan price earning ratio (PER) perusahaan”.

Menurut James C. Van Horne (2005 : 144)

“Para investor saham biasanya tertarik dengan pendapatan saat ini dan pendapatan yang diharapkan di masa depan serta stabilitas pendapatan-pendapatan tersebut dalam garis tren. Jadi, para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas. Mereka juga akan tertarik dengan kondisi keuangan perusahaan yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen dan menghindari kebangkrutan”. Menurut Sartono (1996 : 106 ), “PER dapat diartikan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.”

PER dipergunakan oleh berbagai pihak atau investor untuk membeli saham. Investor akan membeli saham perusahaan dengan PER yang bernilai positif bagi investor. PER berguna untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya. Harga saham yang dipakai untuk menghitung PER adalah harga saat ini.


(11)

Karena seorang investor hanya tertarik terhadap saham yang memiliki

return positif dan tinggi karena hal tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan

investor. Sebelum investor melakukan investasi maka dilakukan analisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukurnya sehingga kinerja keuangan perusahaan berkaitan dengan return saham perusahaan dapat diketahui (Husnan, 2003 :44).

Menurut Fogler dan Kritzman (1994 : 51);

“Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return saham ialah : Return Market (IHSG), dividen yield, perubahan earning per share, price earning ratio, debt to equity ratio, dan harga saham.”

Berikut ini adalah data tabel Earning Per Share (EPS), Price Earning

Ratio (PER), Return Saham PT. Intanwijaya International Tbk. Periode 2009

sampai 2011.

Tabel 1.3

Earning Per Share, Price Earning Ratio, Dan Return Saham PT. Intanwijaya International Tbk,

Periode 2009 sampai 2011

No Periode EPS (Rp) PER Return Saham

1 2009 -20 -9,33 -0,173

2 2010 -23 -2,14 0,114

3 2011 -23 -2,21 0,024

(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)

Dari data tabel 1.2 dapat kita lihat PT. Intanwijaya International Tbk, yang mengalami penurunan angka pada Earning Per Share (EPS), dan Price

Earning Ratio (PER), dan Return Saham nya juga ikut turun drasis. Jika return


(12)

berminat kepada perusahaan yang memiliki nilai return saham yang bernilai kecil atau tidak menguntungkan.

Gambar 1.2 Earning Per Share PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011

(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)

Grafik Earning Per Share (EPS) yang terjadi dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami penurunan bahkan hingga di bawah nilai minus (negatif). Di tahun 2009 nilai EPS PT. Intanwijaya International Tbk jatuh pada -20. Kemudian tahun 2010 menurun di nilai -23. Hingga akhir tahun 2011 EPS tetap menurun di angka -23. Menurunnya nilai EPS ini disebabkan oleh tingginya jumlah piutang perusahaan yang terjadi. Dan hal tersebut menjadikan aliran kas perusahaan tidak lancar. Kebangkrutan yang terjadi pada perusahaan complementer yang terjadi membuat PT. Intanwijaya International, Tbk diharuskan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

-24 -23 -22 -21 -20 -19 -18

2009 2010 2011

Earning Per Share


(13)

Gambar 1.3 Price Earning Ratio PT. Intanwijaya International, Tbk Periode Tahun 2009 – Tahun 2011

(sumber : Laporan keuangan yang diolah kembali)

Dari grafik 1.4 mengenai Price Earning Ratio dimana ratio ini juga mengalami angka penurunan yang stabil dan tajam. Di tahun 2009 nilainya menurun hingga -9,33 dan naik di angka -2,14 di tahun 2010. Namun kembali merosot di akhir tahun 2011 menjadi -2,21. Terjadinya penurunan nilai PER pada PT. Intanwijaya International, Tbk disebabkan oleh tingkat pertumbuhan laba yang kurang baik karena pada periode beberapa tahun terakhir perusahaan tersebut mengalami ketimpangan dalam kinerja keuangan.

”Price Earning Ratio menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima” (Harahap 2002 : 87). PER yang tinggi menunjukkan prestasi suatu perusahaan sangat baik di masa depan sehigga digunakan para investor untuk menanamkan modalnya. Jadi PER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan PT. Intanwijaya International, Tbk.

-10 -8 -6 -4 -2 0

2009 2010 2011

Price Earning Ratio

Price Earning …


(14)

Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau memaksimumkan nilai saham perusahaan (Agus Sartono 2010 : 69).

Jika di tinjau dari segi kompensasi, return saham merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung resiko dari investasi yang dilakukannya. Harapan investor untuk memperoleh return saham yang maksimal tersebut diwujudkan dengan mengadakan analisis dan upaya tindakan yang berkaitan dengan keputusan investasi dalam sahamnya.

Bagi para investor, sebelum melakukan investasi, terlebih dahulu harus mengetahui informasi-informasi mengenai saham dan tentunya mengetahui informasi laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan go public yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya. Setiap investor dapat memilih berbagai investasi yang ada, dimana setiap jenis investasi memiliki karakteristik tersendiri dalam hal tingkat pengembaliannya (return) dan resiko. Bagi para investor sendiri syarat utama yang di inginkan adalah bersedia menyalurkan dananya dengan perasaan aman akan investasi dan return yang akan diperoleh dari investasi tersebut.

Melalui penggunaan analisis rasio keuangan dan kinerja perusahaan maka peneliti akan menggunakan Earning Per Share (EPS), dan Price Earning

Ratio (PER) sebagai objek penelitiannya.

Penelitian tentang hubungan atau pengaruh rasio keuangan terhadap

return saham, sudah pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu contoh penelitian


(15)

Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh paling

dominan terhadap return saham.

Dari paparan latar belakang dan permasalahan yang sudah dijelaskan, peneliti ingin melihat lebih lanjut mengenai pengaruh faktor fundamental terutama terkait dengan laporan keuangan perusahaan dalam bentuk informasi akuntansi keuangan. Dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar Terhadap Return Saham Pada PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari sebuah artikel yang di publikasikan melalui media internet Duniaindustri.com (April 2011) – Nilai penjualan pupuk di Indonesia diperkirakan mencapai RP 13,47 Triliun. Angka tersebut berasal dari perhitungan duniaindustri.com dari jumlah produksi pupuk di 2011 dikalikan harga eceran tertinggi pupuk. Kebutuhan pupuk di Indonesia terus meningkat sejalan dengan permintaan dari sektor perkebunan, dan hasil bumi lainnya yang menjadi komoditas agrobisnis perkebunan atau pertanian di Indonesia yang semakin meningkat akan permintaan.

Industri dasar dan kimia merupakan suatu industri sangat penting. Karena Indonesia sebagai negara komplementer dalam memproduksi hasil buminya untuk dapat diperdagangkan dalam dan luar negeri. Industri di Indonesia ini di anggap cukup baik jika dinilai dari profitabilitas yang di hasilkan perusahaan tersebut.


(16)

Namun beberapa kondisi yang terjadi yang dapat merugikan perusahaan dan kemakmuran para pemegang sahamnya, apabila terjadi penurunan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Bila kondisi ini terus terjadi maka investor lokal maupun asing jadi enggan untuk menanamkan dananya. Hal ini dapat merugikan perusahaan bahkan dapat mengalami ketidakstabilan ekonomi negara.

Jika dilihat dari faktor-faktor atau indikator yang terdapat dalam aspek profitabilitas dan nilai pasar yang terjadi pada perusahaan PT. Intanwijaya International, Tbk mengalami penurunan. Ditambah lagi dengan harga saham yang relatif tidak stabil dan bahkan mengalami penurunan sehingga return saham pun ikut terus menurun, hal ini dapat merugikan perusahaan berikut para pemegang saham. Karena seorang investor mengharapkan keuntungan yang setimpal atau bahkan lebih dari pengorbanan yang sudah mereka lakukan.

Penelitian ini membatasi masalah yang diteliti dan terfokus pada pengaruh faktor profitabilitas dengan indikator Earning Per Share (EPS) dan Rasio Pasar dengan indikator Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada PT. Intanwijaya International, Tbk.

1.2.2 Batasan Masalah

Agar penulisan lebih terorganisir dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan penulis, maka masalah ini harus dibatasi dengan jelas. Batasan masalah ini adalah sebagai berikut.

a. indikator dari Profitabilitas yang di analisis adalah Earning Per Share. b. Indikator dari Nilai Pasar yang dianalisis adalah Price Earning Ratio.


(17)

c. Pengaruh Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Return saham.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran profitabilitas pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk ?

2. Bagaimana gambaran Rasio Pasar pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk ?

3. Bagaimana hasil profitabilitas dan nilai pasar terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional.

2. Untuk mengetahui gambaran rasio pasar pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.

3. Untuk mengetahui hasil dari profitabilitas dan rasio pasar terhadap


(18)

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan teoritis yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk pengembangan kajian akademis. Penelitian ini memberi sumbangan ilmiah bagi ilmu pengetahuan yaitu : menambah pengetahuan mengenai teori Earning Per Share, dan Price Earning Ratio serta menambah pengetahuan mengenai teori return saham.

2. Kegunaan empiris (praktis) yaitu dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi pihak pengawas dan manajemen pada perusahaan yang terdaftar di BEI dalam mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan pencapaian kinerja keuangan khususnya tingkat return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional yang terdaft di BEI.


(19)

BAB 3

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio

Return saham pada laporan keuangan PT. Intanwijaya Internasional,Tbk. Earning Per Share, dan Price Earning Ratio merupakan variabel independent atau

variabel bebas yang akan di teliti di penelitian ini. Sementara Return Saham pada PT. Intanwijaya Internasional,Tbk merupakan variabel dependent atau terikat. Sedangkan objek yang diteliti adalah PT. Intanwijaya Internasional,Tbk periode 2006 – 2011.

Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis bagaimana pengaruh Earning Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Return saham pada PT. Intanwijaya Internasional,Tbk periode 2006 – 2011.

3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2009 : 1) metode “merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Demikian juga yang dimaksud dengan metode penelitian adalah juga suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian.”

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif.


(20)

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi rasio keuangan EPS, dan PER serta perkembangan return saham pada PT. Intanwijaya Internasional tbk.

Penelitian verifikatif diterangkan oleh Arikunto (2006:8) bahwa, “Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil hipotesis”.

Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana dalam penelitiean ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Earning Per Share, Price Earning Ratio, terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan serangkaian kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu yang membutuhkan penjelasan dan jawaban. Desain penelitian ini dilakukan guna mengumpulkan, mengukur dan melakukan analisis data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian serta membantu dalam memudahkan pelaksanaan penelitian.

Suharsimi Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan, yang akan dilaksanakan”.


(21)

Desain riset, yaitu : 1. Riset deskriptif

Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu

2. Riset Kausal

Riset kausal yaitu desain riset yang digunakan untuk menguji hubungan sebab akibat.

Adapun tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan memilih masalah yang akan diteliti

2. Merumuskan masalah penelitian 3. Membuat dan menetapkan hipotesis

4. Memilih pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian 5. Mengumpulkan data

6. Menyajikan data deskriptif dan menganalisis data yang telah terkumpul dengan analisis statistik untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel.

7. Melakukan pembahasan

8. Menarik kesimpulan dan menyusun hasil keseluruhan penelitian dalam laporan penelitian.


(22)

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel dilakukan untuk membatasi agar pembahasan tidak terlalu meluas. Ada tiga variabel dalam penelitian ini yaitu, Earning Per Share (X1), Price Earning Ratio (X2) sebagai variabel independent (variabel bebas) dan

return saham (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Variabel-variabel tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam suatu model yang dapat menjelaskan pengaruh pengaruh dari Earning Per Share, dan Price Earning Ratio, terhadap return saham yang terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

PROFITABILITAS

Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui

semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,

jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut

juga Operating Ratio. (Harahap 2008 : 304)

EPS= ℎ

ℎ �

Rasio

NILAI PASAR

Saniman Widodo (2007 : 31), Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi

di pasr bursa pada saat tertentu yang ditentukan

oleh pelaku pasar, yaitu oleh permintaan dan penawaran saham yang

bersangkutan di pasar bursa.

PER=� � � ℎ

� ℎ


(23)

Return Saham

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati

oleh permodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya. (Ang, 1997).

Rit = (P −P −1) P −1

Rasio

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Arikunto, 2010:172). Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan adalah:

a. Data PT. Intanwijaya Internasional tbk, berupa laporan keuangan periode 2004 – 2011.

b. Indikator kinerja pasar dari sub sektor Kimia di Indonesia.

c. Data dan peristiwa yang berkaitan dengan penelitian dari surat kabar, majalah, internet, maupun hasil-hasil penelitian lainnya.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik memperoleh informasi dari penelitian terdahulu, menelusuri literatur yang ada, kemudian menelaah nya secara tekun.


(24)

b. Dokumentasi

Merupakan upaya untuk melengkapi data dalam rangka analisa masalah yang sedang diteliti dengan mencari informasi dari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti meliputi pengumpulan data melalui laporan, naskah, serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan laporan keuangan.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. Intanwijaya International, Tbk periode 2004 hingga periode tahun 2011.

3.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan PT. Intanwijaya Internasional tbk yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia 2004 hingga 2011 dalam periode per tahun. Mengenai Earning Per Share dan Price


(25)

Pertimbangan dalam mengambil sampel ini adalah data-data keuangan yang berasal dari laporan keuangan yang merupakan data-data keuangan yang paling baru (aktual) dan terdapat dalam laporan keuangan publikasi saham sub sector kimia di Indonesia.

3.5 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.5.1 Rancangan Analisis Data

Data yang berupa laporan keuangan kemudian dihitung dengan kinerja keuangan yang diukur dari beberapa rasio sebelum diuji segala asumsi dan hipotesisnya.

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian berikut adalah:

1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh kedalam tabel dan menyajikannya dalam bentuk grafik.

2. Analisis deskripsi terhadap EPS, dan PER, pada perusahaan yang diteliti dengan terlebih dahulu menghitung rasio keuangan dari EPS, dan PER. 3. Analisis deskripsi terhadap return saham perusahaan saat penutupan akhir

kuartal.

4. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh EPS, dan PER, terhadap


(26)

3.5.2 Analisis Deskriptif

Adapun analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran tentang kondisi ketiga variabel penelitian baik dalam bentuk grafik , tabel maupun deskriptif, adalah

a. Earning Per Share, rumusnya:

EPS= ℎ

ℎ ℎ �

b. Price Earning Ratio, rumusnya :

PER=� � � � ℎ

��

c. Return Saham, rumusnya:

Rit =

(P −P −1) P −1

3.5.3 Analisis Statistik

Analisis statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana dan penghitungan koefisien determinasi. Regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui pengaruh EPS dan PER terhadap return saham.

3.5.3.1 Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk


(27)

jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

b) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation

factor (VIF).

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. d) Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson (DW test), dimana angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah dl, du, dl, dan


(28)

3.5.3.2 Analisis Regresi

Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik (technique) untuk membangun persamaan garis lurus dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan atau prediksi. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dua variabel X dan satu variabel Y. Maka regresi yang di gunakan adalah regresi berganda:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = return saham

X1 = Earning Per Share (EPS) X2 = Price Earning Ratio (PER)

a = Interest

b = Koefisien arah regresi

3.5.3.3Analisis Korelasi

Analisis korelasi adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Apakah memiliki derajat hubungan yang kuat, sedang atau lemah.

Adapun analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi parsial. Koefisien korelasi parsial adalah koefisien korelasi untuk mengukur ke eratan hubungan dari dua variabel, sedangkan variabel lainnya dianggap konstan (tidak memberikan pengaruh) pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel. Koefisien korelasi parsial dirumuskan dengan:

 Koefisien Korelasi parsial antara Y dan X1 apabila X2 konstan 1.2

1− ( 1. 12)


(29)

 Koefisien Korelasi Parsial antara Y dan X2 apabila X1 konstanta 12

2− ( 1. 12)

1− 21 1− 212

Keterangan :

1 = Koefisien korelasi antara Y dan X1

2 = Koefisien korelasi antara Y dan X2 12 = Koefisien korelasi antara X1 dan X2

Nilai koefisien korelasi r berkisar -1 hingga 1 yang berkriteria pemanfaatannya sebagai berikut :

a. r > 0 : terjadi hubungan positif yaitu makin besar nilai X maka besar pula nilai variabel Y.

b. r < 0 : terjadi hubungan negatif yaitu makin kecil nilai variabel X maka besar pula nilai variabel Y atau sebaliknya.

1. Koefisien Korelasi Berganda

Koefisien korelasi berganda adalah koefisien korelasi untuk mengukur keeratan hubungan antara tiga variabel atau lebih. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

�1.2 = �

1 2 +

�22− 2 �1 �2 �12 1− 122

Keterangan :

�1.2 = Koefisien korelasi linier berganda tiga variabel �1 = Koefisien korelasi variabel Y dan X1


(30)

�12 = Koefisien korelasi variabel X1 dan X2

Nilai koefisien korelasi 1.2 akan berkisar -1 hingga 1 yang berkriteria pemanfaatannya sebagai berikut:

a. Jika 1 2 > 0 : terjadi hubungan positif, yaitu makin besar nilai variabel X secara bersama-sama maka besar pula nilai variabel Y.

b. Jika 1 2 < 0 : terjadi hubungan negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X secara bersama-sama makanakan besar variabel Y, atau sebaliknya.

Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat Lemah

0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Kuat

0,81 – 1,00 Sangat Kuat


(31)

2. Koefisien Determinasi atau Koefisien Penentu (KP)

Dalam Iqbal Hasan (2009 : 44) analisis koefisien determinasi (KD) atau koefisien penentu (KP) adalah angka atau indeks yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan sebuah variabel (variabel bebas) atau lebih terhadap variasi (naik/turunnya) variabel lain (variabel terikat).

Nilai koefisien penentu berada antara 0 sampai 1 (0 < KP < 1 )

 Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

 Jika nilai koefisien penentu (KP) = 1, berarti variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen.

 Jika nilai koefisien penentu (KP) berada di antara 0 dan 1 maka besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel independen adalah sesuai dengan nilai KP atau KD itu sendiri, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Koefisien penentu dapat diperoleh dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi (KK) atau seperti pada rumus di bawah ini :

KP = (KK)2 x 100%

(Hasan, 2009 : 63)

Keterangan:

KP = Koefisien Penentu KK = Koefisien korelasi (r)


(32)

3.5.4 Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut : Uji signifikansi variabel independen (X1) terhadap variabel dependen (Y)

baik secara bersama-sama (simultan) maupun parsial (individual) dilakukan dengan uji statistik F (F-test) dan Uji Statistik t (t-test).

a. Uji Simultan (Uji F-statistik)

Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

F

hitung

=

2/( 1 )

(1− 2)/( − )

 Jika Fhitung > Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di tolak dan Ha diterima atau dikatakan signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) = hipotesis diterima

 Jika Fhitung < Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di diterima dan Ha tolak maka dikatakan tidak signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis ditolak


(33)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Adapun rumusnya sebagai berikut:

ℎ � = −

2 1− 2

(Hasan, 2009 :87) Keterangan :

ℎ � = Nilai t

r = Koefisien Korelasi n = banyaknya data

 Jika

t

hitung > ttabel maka Ho di tolak dan Ha diterima atau dikatakan signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) = hipotesis diterima.

 Jika thitung < ttabel maka Ho di diterima dan Ha tolak maka dikatakan tidak signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis ditolak.


(34)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan gambaran Profitabilitas, Nilai Pasar, dan hasil pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk. Penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per Share (EPS) pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu mencapai 86 point atau naik sekitar 39% dari kuartal I. Tahun 2006 terjadi penurunan drastis dari kuartal II -83 point atau sebesar 0,83%. Kemudian di kuartal III terjadi peningkatan sebesar 2% menjadi -17 dan berlanjut di akhir kuartal IV sebesar 5% jatuh pada nilai -12. Tahun 2007 terjadi peningkatan kinerja keuangan di kuartal III pada nilai -4 naik sebesar 16%, kemudian pada kuartal IV EPS berada pada point 21 yang meningkat sebesar 25%dari kuartal sebelumnya. Fluktuasi peningkatan EPS berlanjut hingga tahun 2009 kuartal II pada point 71 sebesar 43% . Pada kuartal III di tahun yang sama terjadi penurunan drastis pada 16 sebesar -55% dari kuartal sebelumnya. Tahun 2011 kuartal II terjadi pemulihan namun masih berada pada nilai minus, EPS pada kuartal II bernilai -22 sedangkan kuartal memiliki nilai EPS sebesar -23,31 yang artinya meningkat sebesar 1,31%. Pada kuartal III berada di point -16,5 yang meningkat 5,5%. Namun terjadi


(35)

penurunan pada kuartal IV pada point -23 sebesar -6,5% yang disebabkan belum stabilnya keuangan perusahaan dan masih banyaknya piutang usaha yang belum tergantikan.

2. Nilai Pasar yang menggunakan indikator alat ukur Price Earning Ratio (PER) mengalami tren menurun diawal periode tahun 2004 hingga kuartal ke III tahun 2007 yang berada dibawah 10%. Pada awal tahun 2004 perolehan PER sebesar 6,24 di kuartal I, kemudian menurun di kuartal II menjadi 3,68 dan kembali mengalami peningkatan di kuartal III jatuh pada 4,32. Pada kuartal IV terjadi peningkatan di point 5,47 yang naik sebesar 1,15%. Ditinjau pada periode tahun 2007 kuartal III terjadi penurunan tertinggi di angka -29,19, tetapi mengalami peningkatan dan kemajuan perusahaan pada kuartal IV tahun 2007 yang jatuh pada nilai 41,99% dari angka PER sebelumnya. Tahun 2008 PER mengalami perkembangan yang fluktuatif, dimulai dari kuartal I, nilai PER berada pada point 10,3 yang menurun dari kuartal sebelumnya sebesar -0,025% namun masih terlihat baik karena berada di atas point 10. Kuartal II PER kembali meningkat menjadi 15,91. Lalu pada akhir periode tahun 2008 kuartal IV PER berada pada nilai tertinggi yaitu berada pada nilai 69. Awal tahun 2009 hingga akhir 2011 mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2009 kuartal I PER jatuh pada nilai 4,56. Kemudian akhir periode tahun 2011 kuartal IV menurun drastic hingga -2,21 yang mana disebabkan oleh dampak krisis global yang berimbas pada perekonomian di Indonesia.


(36)

3. Hasil profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per

Share (EPS) terhadap return saham mengalami peningkatan dan

penurunan yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai EPS yang mengalami puncak tertinggi pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu mencapai point 86 atau naik sekitar 39%. Sedangkan nilai terendah jatuh pada tahun 2011 kuartal I yang jatuh hingga -23,31 atau turun -0,31%. Hal yang sama juga terjadi pada nilai pasar yang menggunakan indikator alat ukur Price Earning Ratio (PER) mengalami nilai tertinggi pada tahun 2008 yaitu menacapai nilai 69 atau 62,09%. Sedangkan nilai terendah terjadi pada awal tahun 2009 hingga akhir 2011. Pada tahun 2009 kuartal I nilai PER jatuh pada nilai 4,56 kemudian di akhir periode tahun 2011 kuartal menurun drastis hingga -2,21. Hal ini lebih disebabkan oleh dampak krisis global yang berimbas terhadap perekonomian di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh ukuran perusahaan dengan indikator Profitabilitas (EPS) dan Nilai Pasar (PER) terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya International, Tbk, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya investor harus mampu menganalisis laporan keuangan kemudian mampu meramalkan perusahaan yang akan dia jadikan lahan investasi, agar tidak mengalami kerugian dikarenakan return yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang para


(37)

investor harapkan. Dari hasil penelitian ini, diharapkan agar para investor juga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, contohnya Earning Per Share dan Price

Earning Ratio yang dapat mempengaruhi tingkat return yang akan mereka

terima. Dan membandingkan harga saham, memperhitungkan atau meramalkan keuntungan atau return di masa yang akan datang. Agar para investor tidak mengalami kerugian.

2. Bagi perusahaan, diharapkan agar dapat lebih memperhatikan dan mampu mengatasi faktor-faktor yang dapat membuat profitabilitas tidak mengalami penurunan serta mampu meningkatkan nilai perusahaan melalui nilai pasar. Jika nilai perusahaan tinggi, maka hal tersebut dapat membuat harga saham di pasar modal tinggi karena tingkat permintaan yang meningkat dari para investor. Karena jika para investor banyak menanamkan modalnya di perusahaan, maka aliran kas dan modal pun lancar, sehingga kinerja perusahaan pun akan semakin meningkat dan dapat terus berkembang untuk meningkatkan jumlah produksi. Dan kemakmuran para pemegang saham pun terpenuhi.

3. Apabila akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tema sejenis, sebaiknya menambah variabel yang akan diteliti seperti return Market (IHSG), dividen yield, debt to equity ratio, dan harga saham.


(1)

3.5.4 Uji Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Uji signifikansi variabel independen (X1) terhadap variabel dependen (Y)

baik secara bersama-sama (simultan) maupun parsial (individual) dilakukan dengan uji statistik F (F-test) dan Uji Statistik t (t-test).

a. Uji Simultan (Uji F-statistik)

Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :

F

hitung

=

2/( 1 )

(1− 2)/( − )

 Jika Fhitung > Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di tolak dan Ha diterima

atau dikatakan signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) = hipotesis diterima

 Jika Fhitung < Ftabel (A, k-1, n-k) maka Ho di diterima dan Ha tolak

maka dikatakan tidak signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis ditolak


(2)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Adapun rumusnya sebagai berikut:

ℎ � = −

2

1− 2

(Hasan, 2009 :87) Keterangan :

ℎ � = Nilai t

r = Koefisien Korelasi

n = banyaknya data

 Jika

t

hitung > ttabel maka Ho di tolak dan Ha diterima atau dikatakan

signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel independen (Y) = hipotesis diterima.

 Jika thitung < ttabel maka Ho di diterima dan Ha tolak maka dikatakan tidak

signifikan, artinya secara bersama-sama variabel bebas (X1 dan X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen (Y) = hipotesis ditolak.


(3)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan gambaran Profitabilitas, Nilai Pasar, dan hasil pengaruh Profitabilitas dan Nilai Pasar terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya Internasional, Tbk. Penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per Share

(EPS) pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu mencapai 86 point atau naik sekitar 39% dari kuartal I. Tahun 2006 terjadi penurunan drastis dari kuartal II -83 point atau sebesar 0,83%. Kemudian di kuartal III terjadi peningkatan sebesar 2% menjadi -17 dan berlanjut di akhir kuartal IV sebesar 5% jatuh pada nilai -12. Tahun 2007 terjadi peningkatan kinerja keuangan di kuartal III pada nilai -4 naik sebesar 16%, kemudian pada kuartal IV EPS berada pada point 21 yang meningkat sebesar 25%dari kuartal sebelumnya. Fluktuasi peningkatan EPS berlanjut hingga tahun 2009 kuartal II pada point 71 sebesar 43% . Pada kuartal III di tahun yang sama terjadi penurunan drastis pada 16 sebesar -55% dari kuartal sebelumnya. Tahun 2011 kuartal II terjadi pemulihan namun masih berada pada nilai minus, EPS pada kuartal II bernilai -22 sedangkan kuartal


(4)

penurunan pada kuartal IV pada point -23 sebesar -6,5% yang disebabkan belum stabilnya keuangan perusahaan dan masih banyaknya piutang usaha yang belum tergantikan.

2. Nilai Pasar yang menggunakan indikator alat ukur Price Earning Ratio

(PER) mengalami tren menurun diawal periode tahun 2004 hingga kuartal ke III tahun 2007 yang berada dibawah 10%. Pada awal tahun 2004 perolehan PER sebesar 6,24 di kuartal I, kemudian menurun di kuartal II menjadi 3,68 dan kembali mengalami peningkatan di kuartal III jatuh pada 4,32. Pada kuartal IV terjadi peningkatan di point 5,47 yang naik sebesar 1,15%. Ditinjau pada periode tahun 2007 kuartal III terjadi penurunan tertinggi di angka -29,19, tetapi mengalami peningkatan dan kemajuan perusahaan pada kuartal IV tahun 2007 yang jatuh pada nilai 41,99% dari angka PER sebelumnya. Tahun 2008 PER mengalami perkembangan yang fluktuatif, dimulai dari kuartal I, nilai PER berada pada point 10,3 yang menurun dari kuartal sebelumnya sebesar -0,025% namun masih terlihat baik karena berada di atas point 10. Kuartal II PER kembali meningkat menjadi 15,91. Lalu pada akhir periode tahun 2008 kuartal IV PER berada pada nilai tertinggi yaitu berada pada nilai 69. Awal tahun 2009 hingga akhir 2011 mengalami penurunan drastis. Pada tahun 2009 kuartal I PER jatuh pada nilai 4,56. Kemudian akhir periode tahun 2011 kuartal IV menurun drastic hingga -2,21 yang mana disebabkan oleh dampak krisis global yang berimbas pada perekonomian di Indonesia.


(5)

3. Hasil profitabilitas yang menggunakan indikator alat ukur Earning Per Share (EPS) terhadap return saham mengalami peningkatan dan penurunan yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai EPS yang mengalami puncak tertinggi pada tahun 2004 kuartal II dan III yaitu mencapai point 86 atau naik sekitar 39%. Sedangkan nilai terendah jatuh pada tahun 2011 kuartal I yang jatuh hingga -23,31 atau turun -0,31%. Hal yang sama juga terjadi pada nilai pasar yang menggunakan indikator alat ukur Price Earning Ratio (PER) mengalami nilai tertinggi pada tahun 2008 yaitu menacapai nilai 69 atau 62,09%. Sedangkan nilai terendah terjadi pada awal tahun 2009 hingga akhir 2011. Pada tahun 2009 kuartal I nilai PER jatuh pada nilai 4,56 kemudian di akhir periode tahun 2011 kuartal menurun drastis hingga -2,21. Hal ini lebih disebabkan oleh dampak krisis global yang berimbas terhadap perekonomian di Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh ukuran perusahaan dengan indikator Profitabilitas (EPS) dan Nilai Pasar (PER) terhadap return saham pada perusahaan PT. Intanwijaya International, Tbk, maka penulis memberikan saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, sebaiknya investor harus mampu

menganalisis laporan keuangan kemudian mampu meramalkan perusahaan yang akan dia jadikan lahan investasi, agar tidak mengalami kerugian


(6)

investor harapkan. Dari hasil penelitian ini, diharapkan agar para investor juga dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, contohnya Earning Per Share dan Price Earning Ratio yang dapat mempengaruhi tingkat return yang akan mereka terima. Dan membandingkan harga saham, memperhitungkan atau meramalkan keuntungan atau return di masa yang akan datang. Agar para investor tidak mengalami kerugian.

2. Bagi perusahaan, diharapkan agar dapat lebih memperhatikan dan mampu

mengatasi faktor-faktor yang dapat membuat profitabilitas tidak mengalami penurunan serta mampu meningkatkan nilai perusahaan melalui nilai pasar. Jika nilai perusahaan tinggi, maka hal tersebut dapat membuat harga saham di pasar modal tinggi karena tingkat permintaan yang meningkat dari para investor. Karena jika para investor banyak menanamkan modalnya di perusahaan, maka aliran kas dan modal pun lancar, sehingga kinerja perusahaan pun akan semakin meningkat dan dapat terus berkembang untuk meningkatkan jumlah produksi. Dan kemakmuran para pemegang saham pun terpenuhi.

3. Apabila akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan tema sejenis,

sebaiknya menambah variabel yang akan diteliti seperti return Market (IHSG), dividen yield, debt to equity ratio, dan harga saham.